Tanaman: Bawang merah

  • Harga Emas Cetak Rekor Berkali-kali Akhiri Tren Deflasi RI

    Harga Emas Cetak Rekor Berkali-kali Akhiri Tren Deflasi RI

    Jakarta

    Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,08% sepanjang Oktober 2024. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, komponen penyumbang inflasi terbesar pada Oktober berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94% dan memberikan andil inflasi sebesar 0, 06%.

    “Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06%.” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/11/2024).

    Kenaikan harga emas pada komoditas pasar internasional sepanjang Oktober disebut ikut tercermin pada pasar dalam negeri. Diketahui sepanjang Oktober, harga emas berkali-kali mencetak rekor tertinggi.

    Selanjutnya, komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi secara dominan disumbang oleh harga nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng.

    “Komoditas lain yang memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras dengan inflasi 0,04% bawang merah ambil inflasi 0,03%, tomat nasi dan lauk andil inflasi sebesar 0,02%, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin, dan telur ayam ras memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01%.” jelas Amalia.

    Inflasi yang tercatat pada Oktober mengakhiri tren deflasi Indonesia pada lima bulan terakhir. Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sisanya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65%. Sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar 1,05%.

    Lihat Video: Analisa Harga Emas

    (eds/eds)

  • Kadin gelar Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor

    Kadin gelar Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kelurahan Cibinong, Kamis.

    Ketua Kadin Kabupaten Bogor Sintha Dec Checawaty mengungkapkan, Kadin selalu terlibat dalam pengendalian laju inflasi daerah dalam tiga tahun terakhir. Kadin pun telah membentuk Pokja Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

    “Kegiatan GPM ini bukti nyata Kadin hadir berkolaborasi untuk mengendalikan inflasi melalui GPM. Dan rutin memonitoring harga di pasaran untuk bersama-sama mengintervensi jika ada kenaikan harga di pasaran,” ungkap Sintha.

    Sintha melanjutkan, GPM akan terus dilaksanakan dengan harapan inflasi di Kabupaten Bogor terkendali, sehingga tidak ada gejolak-gejolak yang tidak diinginkan.

    “Selain itu, dengan GPM diharapkann masyarakat Kabupaten Bogor dapat mengakses kebutuhan pangan pokoknya dengan harga yang terjangkau,” jelas Sintha.

    Menurut dia, dalam GPM kali ini, disediakan beras SPHP sebanyak 2 ton, beras medium ada 1 ton, minyak goreng ada 600 liter, gula pasir ada 100 kilogram, telur ayam ada 200 kilogram, daging sapi ada 20 kilogram, daging ayam 50 kilogram, bawang merah 30 kilogram, bawang putih 20 kilogram, cabe merah keriting 25 kilogram dan cabe rawit merah 25 kilogram.

    Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Bambam Setia Aji pun mengapresiasi Kadin yang telah memfasilitasi GPM di Kelurahan Cibinong.

    “Terima kasih kepada Kadin Kabupaten Bogor yang sudah memfasilitasi GPM ini, mudah-mudahan GPM ini bisa lanjut terus dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor,” jelas Bambam.

    Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Zaenal Ashari mengatakan, GPM ini hampir setiap minggu dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Bogor secara bergilir.

    “GPM tidak hanya terpusat di Kecamatan Cibinong tapi juga di kecamatan lainnya seperti Tamansari, Ciseeng dan lainnya, karena masyarakat sangat membutuhkan. Tujuannya menstabilkan harga terutama harga bahan pokok untuk menekan laju inflasi di Kabupaten Bogor,” kata Zaenal.

    Zainal menambahkan, untuk menekan laju inflasi berbagai upaya kita lakukan, tidak hanya GPM, tapi juga ada operasi pasar, gerakan tanam cabai dan komoditas lainnya di pekarangan rumah dan lainnya.

    Baca juga: Pangan murah bisa jadi strategi kendalikan inflasi

    Baca juga: Kadin: PP 28/2024 sangat ancam keberlangsungan IHT Jatim

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Harga pangan Selasa pagi, bawang merah naik menjadi Rp30.940 per kg

    Harga pangan Selasa pagi, bawang merah naik menjadi Rp30.940 per kg

    Arsip foto – Bawang merah dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (21/8/2024). ANTARA/Harianto.

    Harga pangan Selasa pagi, bawang merah naik menjadi Rp30.940 per kg
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 29 Oktober 2024 – 12:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif pada Selasa pagi, diantaranya bawang merah naik menjadi Rp30.940 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, untuk harga beras premium di tingkat pedagang eceran, naik 0,52 persen atau Rp80 menjadi Rp15.540 per kg.

    Sedangkan harga beras medium stabil di harga Rp13.530 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.550 per kg. Sedangkan komoditas bawang merah naik di angka 1,61 persen atau Rp490 menjadi Rp30.940 per kg; lalu bawang putih bonggol juga naik 0,88 persen atau Rp350 menjadi Rp40.350 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting turun 2,17 persen atau Rp650 menjadi Rp29.360 per kg; begitu juga cabai rawit merah turun 2,01 persen atau Rp850 menjadi Rp41.510 per kg. Begitu pula, harga daging sapi murni turun 0,19 persen atau Rp260 menjadi Rp134.400 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 0,55 persen atau Rp200 menjadi Rp36.350 per kg; sedangkan telur ayam ras naik 1,72 persen atau Rp490 menjadi Rp29.050 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 1,03 persen atau Rp110 menjadi Rp10.560 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp18.020 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,82 persen atau Rp150 menjadi Rp18.350 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 0,72 persen atau Rp120 menjadi Rp16.480 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 1,78 persen atau Rp180 menjadi Rp9.960 per kg; tepung terigu non curah juga turun 0,99 persen atau Rp130 menjadi Rp12.980 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 3,85 persen atau Rp230 menjadi Rp6.200 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.460 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 3,69 persen atau Rp1.380 menjadi Rp38.790 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 1,59 persen atau Rp500 menjadi Rp31.850 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 1,14 persen atau Rp380 menjadi Rp32.850 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit turun Rp2.550 menjadi Rp39.400 per kg

    Harga cabai rawit turun Rp2.550 menjadi Rp39.400 per kg

    Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (21/8/2024). ANTARA/Harianto.

    Harga cabai rawit turun Rp2.550 menjadi Rp39.400 per kg
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Rabu, 30 Oktober 2024 – 10:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif per Rabu (30/10/2024) pagi, cabai rawit merah turun Rp2.550 menjadi Rp39.400 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,06 persen atau Rp10 menjadi Rp15.450 per kg.

    Begitu pun beras medium turun 0,96 persen atau Rp130 menjadi Rp13.400 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik tipis 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp12.560 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik di angka 1,70 persen atau Rp520 menjadi Rp31.040 per kg; sedangkan bawang putih bonggol turun 0,05 persen atau Rp20 menjadi Rp40.090 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting turun 1,82 persen atau Rp540 menjadi Rp29.190 per kg; begitu juga cabai rawit merah turun 6,08 persen atau Rp2.550 menjadi Rp39.400 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni ikut turun 0,98 persen atau Rp1.320 menjadi Rp133.380 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,71 persen atau Rp260 menjadi Rp36.900 per kg; begitu juga telur ayam ras naik 4,25 persen atau Rp1.210 menjadi Rp29.650 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,31 persen atau Rp140 menjadi Rp10.800 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 1,34 persen atau Rp240 menjadi Rp18.180 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 2,52 persen atau Rp460 menjadi Rp18.710 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 1,08 persen atau Rp180 menjadi Rp16.460 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah naik 0,79 persen atau Rp80 menjadi Rp10.190 per kg; sedangkan tepung terigu non curah turun 0,31 persen atau Rp40 menjadi Rp13.030 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 2 persen atau Rp120 menjadi Rp6.110 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 1,13 persen atau Rp130 menjadi Rp11.370 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik hingga 7,43 persen atau Rp2.780 menjadi Rp40.190 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 7,90 persen atau Rp2.490 menjadi Rp34.010 per kg; ikan bandeng juga naik 1,86 persen atau Rp620 menjadi Rp33.880 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga pangan 28 Oktober, cabai rawit jadi Rp41.480 per kg

    Harga pangan 28 Oktober, cabai rawit jadi Rp41.480 per kg

    Arsip Foto – Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA/Harianto.

    Harga pangan 28 Oktober, cabai rawit jadi Rp41.480 per kg
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Senin, 28 Oktober 2024 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif per Senin pagi, 28 Oktober 2024, cabai rawit merah turun menjadi Rp41.480 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,13 persen atau Rp20 menjadi Rp15.460 per kg.

    Sedangkan harga beras medium turun 0,74 persen atau Rp100 menjadi Rp13.450 per kg; lalu beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog naik 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.570 per kg. Sedangkan komoditas bawang merah naik di angka 0,96 persen atau Rp290 menjadi Rp30.380 per kg; berbeda dengan bawang putih bonggol turun 0,17 persen atau Rp70 menjadi Rp40.000 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting turun hingga 4,01 persen atau Rp1.210 menjadi Rp28.970 per kg; begitu juga cabai rawit merah turun 2,81 persen atau Rp1.200 menjadi Rp41.480 per kg. Begitu pula, harga daging sapi murni turun 0,67 persen atau Rp910 menjadi Rp133.960 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 0,44 persen atau Rp160 menjadi Rp36.270 per kg; sama halnya dengan telur ayam ras turun 0,67 persen atau Rp190 menjadi Rp28.250 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,75 persen atau Rp80 menjadi Rp10.740 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 0,45 persen atau Rp80 menjadi Rp17.990 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,38 persen atau Rp70 menjadi Rp18.120 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 1,21 persen atau Rp200 menjadi Rp16.370 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 1,58 persen atau Rp160 menjadi Rp9.970 per kg; tepung terigu noncurah juga turun 1,07 persen atau Rp140 menjadi Rp12.930 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 1,85 persen atau Rp110 menjadi Rp6.050 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 1,30 persen atau Rp150 menjadi Rp11.400 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 2,16 persen atau Rp810 menjadi Rp38.230 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,99 persen atau Rp310 menjadi Rp30.900 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 1,22 persen atau Rp400 menjadi Rp32.500 per kg.

    Sumber : Antara

  • Cek fakta, Suswono sebut 98 persen pangan Jakarta dipasok dari luar kawasan

    Cek fakta, Suswono sebut 98 persen pangan Jakarta dipasok dari luar kawasan

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut satu Suswono membuka pemaparan debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2024 dengan pernyataan bahwa 98 persen pangan di Jakarta saat ini dipasok dari luar daerah tersebut.

    “Sebanyak 98 persen pangan Jakarta dipasok dari luar Jakarta. Maka, ketahanan pangan Jakarta sungguh sangat-sangat rawan,” kata Suswono dalam debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2024 di Ancol, Jakarta, Minggu.

    Menghadapi tantangan penyediaan pangan itu, ia dan Ridwan Kamil, rekan satu timnya dalam kontestasi pemilihan kepala daerah Jakarta 2024, bertekad memenuhi kebutuhan pangan warga Jakarta jika menang dalam Pilkada.

    Namun, benarkah 98 persen pangan Jakarta dipasok dari luar kawasan?

    Penjelasan:
    Laporan Ketahanan Pangan Jakarta 2024 menerangkan bahwa hampir 98 persen bahan pangan Jakarta memang berasal dari luar DKI.

    Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Ibu Kota, Pemprov DKI Jakarta menjalin kerja sama dengan 36 kabupaten/kota produsen penyedia pangan di sembilan provinsi.

    Kerja sama ini dilakukan untuk memenuhi enam komoditas pangan strategis, layaknya beras, daging sapi, telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah.

    Mengutip laman Pemprov DKI Jakarta, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) juga bersinergi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan Provinsi DKI Jakarta, seperti PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya, dan Perumda Pasar Jaya, untuk menyediakan dan mendistribusikan bahan pangan kepada masyarakat.

    Selain mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, Pemprov DKI Jakarta turut mengajak masyarakat untuk mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming), dengan menanam bibit tanaman yang cepat panen, seperti cabai dan terong yang bisa dipanen setiap tiga bulan.

    Klaim: Sebanyak 98 persen pangan Jakarta dipasok dari luar kawasan
    Rating: Fakta

    Baca juga: Soal sistem zonasi sekolah, Suswono: sudah tepat 

    Baca juga: RIDO akan berikan cuti yang seluas-luasnya bagi ibu menyusui 

    Baca juga: RIDO akan gelar festival untuk mempromosikan Pasar Tanah Abang

     

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2024

  • Dirujak Netizen karena Buat Inovasi Bikin Padi jadi Beras, Ini Profil Calon Bupati Nganjuk Ita Triwibawati

    Dirujak Netizen karena Buat Inovasi Bikin Padi jadi Beras, Ini Profil Calon Bupati Nganjuk Ita Triwibawati

    FAJAR.CO.ID, NGANJUK — Calon Bupati Nganjuk, Ita Triwibawati, menjadi pusat perhatian publik setelah mengemukakan ide inovatif dalam debat Pilkada Jakarta 2024.

    Dalam debat tersebut, calon bupati nomor urut 2 ini mengusulkan konsep “padi menjadi beras” dan “bawang merah menjadi bawang goreng” sebagai upaya meningkatkan nilai produk lokal.

    Namun, ide ini menuai kontroversi. Banyak pihak menganggap usulan Ita sebagai gagasan yang terlalu sederhana untuk disebut sebagai inovasi.

    Bahkan, di media sosial, sejumlah netizen menyindir bahwa selama ini mereka “mengira makanan sehari-hari adalah gabah”.

    Profil Ita Triwibawati

    Lalu, siapa sebenarnya Ita Triwibawati? Ia adalah calon Bupati Nganjuk dari Jawa Timur yang lahir pada 1 Januari 1970. Sebelum mencalonkan diri dalam Pilkada 2024, Ita sudah cukup berpengalaman di bidang pemerintahan sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang sejak 2014.

    Ia juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Timur lewat Partai NasDem, namun belum berhasil meraih kursi di DPR.

    Selain itu, Ita adalah istri dari Taufiqurrahman, mantan Bupati Nganjuk yang tersandung kasus terkait perekrutan, promosi, dan mutasi ASN di Kabupaten Nganjuk.

    Di Pilkada kali ini, Ita dipasangkan dengan Zuli Rantauwati dan mendapat dukungan dari Partai Golkar.

    Ita dan Zuli berkomitmen untuk membawa perubahan positif di Nganjuk melalui inovasi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (bs-zak/fajar)

  • Harga Pangan Berfluktuasi, Kenaikan Bawang Merah hingga Penurunan Beras di Pasaran

    Harga Pangan Berfluktuasi, Kenaikan Bawang Merah hingga Penurunan Beras di Pasaran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya fluktuasi harga pada sejumlah komoditas pangan per Sabtu (26/10) pagi. Berdasarkan data Panel Harga Bapanas pada pukul 09.00 WIB, harga bawang merah mengalami kenaikan tipis sebesar 2,58 persen menjadi Rp30.620 per kilogram (kg), sementara beberapa komoditas lainnya juga mengalami perubahan.

    Untuk beras, harga beras premium naik sebesar 0,26 persen atau Rp40, menjadi Rp15.490 per kg. Di sisi lain, beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.540 per kg, begitu pula stabilitas pasokan beras dan harga pangan (SPHP) Bulog yang mengalami penurunan serupa sebesar Rp20 menjadi Rp12.520 per kg.

    Harga bawang merah dan bawang putih bonggol menunjukkan kenaikan. Bawang merah naik sebesar 2,58 persen atau Rp770 menjadi Rp30.620 per kg, dan bawang putih bonggol naik 1,59 persen atau Rp640 menjadi Rp40.790 per kg.

    Komoditas cabai merah keriting dan cabai rawit merah mengalami penurunan harga. Cabai merah keriting turun 2,29 persen atau Rp690 menjadi Rp29.820 per kg, sedangkan cabai rawit merah turun 2,26 persen atau Rp980 menjadi Rp42.410 per kg.

    Daging sapi murni tercatat mengalami kenaikan harga sebesar 0,59 persen atau Rp800 menjadi Rp135.440 per kg. Daging ayam ras dan telur ayam ras juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp20 menjadi Rp36.500 per kg dan Rp160 menjadi Rp28.640 per kg.

    Harga komoditas lain yang terpantau fluktuatif adalah kedelai biji kering impor yang turun 0,56 persen atau Rp60 menjadi Rp10.770 per kg, sementara gula konsumsi naik 0,45 persen atau Rp80 menjadi Rp18.030 per kg. Minyak goreng kemasan sederhana tercatat naik 0,49 persen atau Rp90 menjadi Rp18.310 per kg, namun minyak goreng curah turun sebesar Rp140 menjadi Rp16.480 per kg.

  • Kemendagri imbau pemda antisipasi inflasi di sejumlah kabupaten/kota

    Kemendagri imbau pemda antisipasi inflasi di sejumlah kabupaten/kota

    “Kami mohon perhatiannya untuk mengecek kembali lagi di lapangan, kita jangan sampai kendur ya,”Jakarta (ANTARA) – Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir mengimbau pemerintah daerah (Pemda) untuk segera mengantisipasi lonjakan inflasi di sejumlah kabupaten/kota.

    Dia menyoroti kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang signifikan di beberapa daerah.

    “Kami mohon perhatiannya untuk mengecek kembali lagi di lapangan, kita jangan sampai kendur ya,” kata Tomsi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Beberapa komoditas yang menjadi perhatian khusus dalam rapat tersebut yaitu minyak goreng dan bawang merah, yang terus mengalami kenaikan harga di sejumlah daerah. Tomsi meminta Pemda segera mengecek penyebab kenaikan tersebut.

    “Kita (harus) mengantisipasi agar harga-harga ini tidak meningkat,” tambahnya.

    Selain itu, harga bawang putih dan gula pasir juga menjadi perhatian dalam rapat ini, meskipun masih dalam batas toleransi. Tomsi menegaskan pentingnya pengawasan lebih ketat untuk menjaga stabilitas harga.

    Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini melaporkan dari 90 kota yang dipantau, 69 di antaranya mengalami inflasi dan 21 kota tercatat deflasi. Adapun inflasi tahunan pada September 2024 sebesar 1,84 persen.

    Sebagai informasi, Rakor ini dihadiri secara langsung oleh Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy, serta Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

    Selain itu, hadir secara daring Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag); Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan); Direktur Pertimbangan Hukum Kejaksaan Agung; Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri; Badan Urusan Logistik (Bulog); perwakilan Tentara Nasional Indonesia (TNI); kepala daerah; serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2024

  • Menjaga ketahanan pangan melalui urban farming di Kabupaten Bekasi

    Menjaga ketahanan pangan melalui urban farming di Kabupaten Bekasi

    Kabupaten Bekasi (ANTARA) –

    Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan alat pertahanan yang menjalankan tugas berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2024.

     

    Sebagai upaya melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, prajurit TNI juga bertekad mengambil peran dalam mencegah segala potensi persoalan negara yang terjadi di berbagai sektor kehidupan, termasuk perekonomian dengan menjaga kedaulatan pangan.

     

    Salah satu program yang kini sedang gencar dijalankan di antaranya adalah menginisiasi sekaligus mendorong masyarakat untuk mengembangkan urban farming, yakni aktivitas pertanian perkotaan sebagai wujud menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti penting pertanian lokal.

     

    Urban farming merupakan kegiatan bercocok tanam atau memelihara hewan ternak di wilayah perkotaan untuk menghasilkan bahan pangan atau kebutuhan lain yang dapat dilakukan di lahan terbatas seperti pekarangan, halaman sekolah, pinggir jalan maupun lahan tidur.

     

    Kegiatan pertanian perkotaan ini dinilai mampu menjadi solusi mengatasi beragam masalah seperti distribusi pangan yang tidak seimbang, penurunan kualitas lingkungan, kemiskinan perkotaan, ancaman krisis pangan hingga perubahan iklim.

     

    Urban farming juga dapat memberikan berbagai manfaat seperti meningkatkan ketahanan pangan perkotaan, keberagaman pangan, mendorong masyarakat perkotaan untuk lebih adaptif terhadap ketersediaan pangan, meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga bahkan berkontribusi terhadap kualitas lingkungan.

     

    Badan otoritas pangan dunia FAO mendefinisikan pertanian urban sebagai sebuah industri yang memproduksi, memproses dan memasarkan produk serta bahan bakar nabati, terutama untuk menanggapi permintaan harian konsumen di wilayah perkotaan.

     

    Pertanian perkotaan menerapkan metode produksi intensif dengan memanfaatkan serta mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman hingga hewan ternak. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk TNI melalui program penanaman komoditas pangan secara berkelanjutan.

     

     

    Komandan Korem 051/Wkt Brigjen TNI Riyanto terjun ke lapangan membantu petani lokal mempersiapkan lahan sebelum proses tanam bawang merah di lahan pertanian urban Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (23/7/2024). (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).

     

    Contohnya, aktivitas pertanian urban di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang turut dijalankan TNI Angkatan Darat dari jajaran Korem 051/Wijayakarta (Wkt) sebagai bakti prajurit menjaga kedaulatan pangan wilayah itu.

     

    Program inisiasi Pangdam Jaya tersebut diimplementasikan Korem 051/Wkt melalui aktivitas pertanian di wilayah Kabupaten Bekasi dengan memproduksi bawang merah berkualitas tinggi secara berkelanjutan.

     

    Kegiatan yang sudah berlangsung selama setahun itu terpusat pada tiga lokasi seluas 34,5 hektare mencakup 13,5 hektare di Wanajaya, 17,5 hektare di Sukatani dan 3,5 hektare di kawasan Metland Cibitung.

     

    Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan metode ramah lingkungan, lahan ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan lokal melainkan juga memastikan pasokan bawang merah yang konsisten serta berkualitas bagi konsumen.

     

    Bawang merah dipilih sebagai komoditas utama program pertanian urban karena berperan sebagai salah satu penyumbang inflasi terbesar.

     

    Siklus produksi bawang merah di lahan pertanian urban berkelanjutan ini mencakup pembukaan lahan hingga penjualan yang dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh kepada konsumen tentang proses dan manfaat dari program.

     

    Secara rinci siklus dimaksud meliputi persiapan awal lahan untuk penanaman, pengolahan tanah dan penambahan pupuk organik, proses penanaman bibit bawang secara berbaris serta perawatan rutin meliputi penyiraman dan penyiangan. Dilanjutkan kegiatan pemanenan bawang setelah masa tanam selesai, pembersihan serta pengelompokan bawang, pengemasan bawang untuk distribusi hingga pengangkutan dan penjualan bawang ke pasar.

     

    Sejumlah aktivitas dijalankan oleh prajurit bersama petani lokal seperti olah lahan menggunakan cultivator, layanan lahan, penyemprotan cairan pelindung tanaman dan tambahan nutrisi, hingga pembuatan bendungan.

     

    Penggunaan cultivator sebagai alat untuk mengolah lahan menjadi bagian penting dalam kegiatan perbaikan atau servis lahan di lahan urban farming Kabupaten Bekasi.

     

    Melalui kegiatan ini, masyarakat terlibat langsung dalam proses bercocok tanam, mulai dari persiapan lahan hingga perawatan tanaman. Layanan lahan juga memungkinkan individu untuk bertani meskipun mereka tidak memiliki lahan sendiri.

     

    Para petani binaan Korem 051/Wkt juga melakukan penyemprotan Sumo Golma dan Growt guna melindungi tanaman dari hama dan penyakit, serta memberikan nutrisi tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman.

     

    Tidak hanya itu, pembangunan bendungan juga dilakukan untuk mendukung irigasi sekaligus menjaga ketersediaan air bagi tanaman. Dengan memanfaatkan sumber daya air yang ada, pembuatan bendungan bertujuan menjaga keberlanjutan pertanian lokal. Kemudian, kegiatan penaburan zat kimia berupa dolomit dan fosfat dengan tujuan memperbaiki kualitas tanah sekaligus meningkatkan hasil pertanian.

     

    Dolomit digunakan karena mengandung magnesium dan kalsium yang penting bagi pertumbuhan tanaman sedangkan fosfat mengandung fosfor yang esensial untuk perkembangan akar serta produksi buah berkualitas.

     

    Budi daya bawang merah yang dikembangkan di lahan pertanian perkotaan ini berjenis varian Brebes Super yang dipilih dari sumber terpercaya dan telah melewati proses pemeriksaan kualitas ketat.

     

    Dengan ketersediaan bibit seberat 149 ton per tahun untuk tiga kali panen, aktivitas bercocok tanam ini mampu menghasilkan produksi berkapasitas 36,75 ton per bulan atau 588 ton per tahun.

     

    Proses penjualan komoditas ini juga menyesuaikan permintaan konsumen. Biasanya hasil panen bawang ini dikemas dalam ukuran satu dan lima kilogram dengan harga jual yang sangat kompetitif mengacu pengelompokan varian yang dihasilkan.

     

    Varian tersebut mencakup Grade A atau Super Cross Onion dan Super Cross Lite Onion untuk bawang kupas. Grade B yakni Super Fine Onion dan Super Fine Lite Onion untuk bawang kupas, serta Grade C atau dikenal dengan istilah Gross Fine Onion untuk bawang oplosan dan Gross Fine Lite Onion untuk bawang kupas oplosan.

     

    Bawang merah yang diproduksi jajaran Korem 051/Wkt memiliki sejumlah keunggulan antara lain jaminan kontinuitas produksi sepanjang tahun dengan sistem rotasi tanam dan pemeliharaan lahan yang berkelanjutan. Kualitas terjamin karena menggunakan pupuk organik, bibit diambil dari petani yang terjamin keandalannya, serta menawarkan harga kompetitif sesuai dengan pasar serta pengiriman tepat waktu melalui layanan efisien.

     

    Aktivitas pertanian urban ini juga mendapatkan respons positif dari warga sekitar lahan mengingat banyak dari mereka yang sudah dilibatkan sejak masa tanam hingga panen raya.

     

    Sinergi yang terjalin antara petani lokal dengan prajurit TNI ini sekaligus menjadi contoh positif dalam upaya mencapai ketahanan pangan secara berkelanjutan sehingga dapat membantu pemerintah daerah mencukupi kebutuhan pangan tanpa harus mendatangkan dari wilayah penghasil seperti Brebes.

     

    Menteri Pertanian  Andi Amran Sulaiman saat panen raya bawang merah di Desa Wanajaya, Bekasai,  mengatakan ada 107 juta penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian dan melalui kerja bersama, negara dapat terhindar dari krisis pangan dunia sekaligus memperkuat ketahanan pangan.

     

    Kerja nyata para prajurit TNI dalam menyokong sektor pertanian patut mendapatkan apresiasi terlebih skema pemanfaatan lahan tidur yang disulap menjadi lahan produktif ini dinilai mampu membantu menjaga kestabilan nilai inflasi.

     

    Upaya TNI ini juga merupakan bagian dari antisipasi serta mitigasi potensi bencana pangan. Komoditas bawang merah dinilai menjadi salah satu bahan pokok  selain beras dan cabai yang berpengaruh terhadap laju inflasi. Campur tangan pemerintah, dalam hal ini peran badan urusan logistik, untuk mengambil hasil panen sangat penting, agar petani tidak rugi. 

     

    Kabupaten Bekasi seperti Brebes yang merupakan penghasil bawang merah. Lahan urban farming ini bahkan memiliki potensi menjadi sentra bawang merah terbesar tanah air karena mampu panen hingga empat sampai lima kali dalam setahun.

     

    Dengan pendekatan yang tepat, potensi pertanian di Kabupaten Bekasi dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, regional hingga nasional, sekaligus memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat sekitar.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2024