Tanaman: Bawang merah

  • Mendag pastikan stok minyak goreng aman jelang Natal dan tahun baru

    Mendag pastikan stok minyak goreng aman jelang Natal dan tahun baru

    Kita koordinasi terus ya

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa persediaan minyak goreng masih aman tercukupi menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Diketahui pada Minggu (10/11), harga minyak goreng kemasan sederhana turun 0,05 persen atau Rp10 menjadi Rp18.280 per kg; begitu pun minyak goreng curah turun 0,12 persen atau Rp20 menjadi Rp16.740 per kg.

    “Sementara pasokan masih aman ya. Mungkin karena kebutuhan meningkat, tapi pasokan tetap aman,” kata Budi saat acara “UMKM Gathering Indogrosir se-Jabodetabek” yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu.

    Budi mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawasan juga koordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) untuk tetap memastikan stok minyak goreng tercukupi.

    Pihaknya juga berkomitmen menjaga harga minyak goreng agar tetap stabil sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat menjelang akhir tahun.

    “Kita koordinasi terus ya. Kan juga harga-harga stabil, relatif stabil, tapi kita tidak diam, kita bergerak dengan daerah-daerah, melalui Satgas Pangan, dengan pemerintah daerah, dinas, dengan distributor dan para stakeholder untuk mengamankan Nataru,” ujarnya.

    Adapun Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif hari ini. Bawang putih naik tipis Rp440 menjadi Rp40.810 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 10.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,19 persen atau Rp30 menjadi Rp15.460 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.480 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.570 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik 2,14 persen atau Rp750 menjadi Rp35.780 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 1,09 persen atau Rp440 menjadi Rp40.810 per kg.

    Sedangkan harga komoditas cabai merah keriting turun 0,04 persen atau Rp10 menjadi Rp28.150 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 0,74 persen atau Rp290 menjadi Rp39.740 per kg.

    Berikutnya, harga daging sapi murni naik 0,08 persen atau Rp110 menjadi Rp134.880 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 0,53 persen atau Rp190 menjadi Rp35.920 per kg; lalu telur ayam ras naik 0,49 persen atau Rp140 menjadi Rp28.510 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,14 persen atau Rp120 menjadi Rp10.690 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp18.000 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 1,68 persen atau Rp170 menjadi Rp9.960 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 1,14 persen atau Rp150 menjadi Rp12.970 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 2,03 persen atau Rp120 menjadi Rp6,020 per kg; harga garam halus beryodium juga naik 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.570 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 0,46 persen atau Rp170 menjadi Rp36.850 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 1,78 persen atau Rp550 menjadi Rp30.270 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 1,57 persen atau Rp520 menjadi Rp32.520 per kg.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Harga Pangan Hari Ini 10 November: Harga Beras Turun, Cabai Naik

    Harga Pangan Hari Ini 10 November: Harga Beras Turun, Cabai Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara rata-rata nasional mengalami penurunan harga. Komoditas itu diantaranya beras, cabai merah keriting, daging, dan telur ayam.

    Melansir data Panel Harga Bapanas, Minggu (10/11/2024), pukul 09.05 WIB, harga beras premium turun 0,32% dari hari sebelumnya, menjadi Rp15.380 per kilogram dan harga beras SPHP turun tipis 0,08% menjadi Rp12.540 per kilogram. Harga beras medium masih berada di level Rp13.500 per kilogram.

    Selanjutnya, harga cabai merah keriting pagi ini dipatok Rp27.710 per kilogram atau turun 1,60%, daging sapi murni turun 0,50% menjadi Rp134.100 per kilogram.

    Penurunan harga juga terjadi pada produk unggas. Bapanas melaporkan, harga daging ayam turun 1% menjadi Rp35.750.034 kilogram dan telur ayam ras turun 0,14% menjadi Rp28.330 per kilogram.

    Harga minyak goreng kemasan sederhana turun 0,33% menjadi Rp18.230 per liter dan minyak goreng curah turun 0,36% menjadi Rp16.700 per liter. Tepung terigu kemasan turun signifikan 2,13% menjadi Rp12.840 per kilogram.

    Harga garam halus beryodium tidak mengalami perubahan harga atau stabil di level Rp11.840 per kilogram.

    Berbagai jenis ikan juga mengalami penurunan harga pagi ini. Tercatat harga ikan tongkol di tingkat pedagang eceran turun 1,23% menjadi Rp30.440 per kilogram dan ikan bandeng turun 1,33% menjadi Rp32.600 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas pangan pagi ini tercatat naik. Harga ikan kembung naik signifikan 3,35% menjadi Rp37.910 per kilogram, dan jagung di tingkat peternak naik sebesar 0,34% menjadi Rp5.920 per kilogram.

    Kemudian, Bapanas merekam harga gula konsumsi naik tipis 0,06% menjadi Rp17.940 per kilogram dan cabai rawit merah naik sebesar 1,42% menjadi Rp40.010 per kilogram.

    Berbagai jenis bawang turut terkerek. Bapanas melaporkan, harga bawang putih bonggol naik 1,34% menjadi Rp40.910 per kilogram dan bawang merah naik 1,66% menjadi Rp35.610 per kilogram. Harga kedelai impor pagi ini naik signifikan 0,76% menjadi Rp10.650 per kilogram.

  • Harga pangan Sabtu pagi, bawang merah jadi Rp35.790 per kg

    Harga pangan Sabtu pagi, bawang merah jadi Rp35.790 per kg

    lustrasi – Pedagang melayani pembeli bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Rahmad/rwa

    Harga pangan Sabtu pagi, bawang merah jadi Rp35.790 per kg
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 09 November 2024 – 11:29 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif per Sabtu (9/11) pagi, bawang merah naik Rp1.150 menjadi Rp35.790 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,32 persen atau Rp50 menjadi Rp15.500 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 0,22 persen atau Rp30 menjadi Rp13.530 per kg; lalu beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog juga naik 0,40 persen atau Rp50 menjadi Rp12.600 per kg. Berikutnya komoditas bawang merah naik 3,32 persen atau Rp1.150 menjadi Rp35.790 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 1,29 persen atau Rp520 menjadi Rp40.790 per kg.

    Sedangkan harga komoditas cabai merah keriting turun 2,16 persen atau Rp610 menjadi Rp27.610 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 2,45 persen atau Rp970 menjadi Rp40.560 per kg. Berikutnya, harga daging sapi murni turun 0,79 persen atau Rp1.060 menjadi Rp133.520 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,91 persen atau Rp330 menjadi Rp36.410 per kg; lalu telur ayam ras naik 2,14 persen atau Rp610 menjadi Rp29.070 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,85 persen atau Rp90 menjadi Rp10.670 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp17.900 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,82 persen atau Rp150 menjadi Rp18.430 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,19 persen atau Rp200 menjadi Rp16.600 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 2,47 persen atau Rp250 menjadi Rp9.870 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 0,61 persen atau Rp80 menjadi Rp13.030 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak turun 1,67 persen atau Rp100 menjadi Rp5.900 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.280 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau turun 1,06 persen atau Rp390 menjadi Rp36.370 per kg; begitu pun ikan tongkol turun 3,51 persen atau Rp1.090 menjadi Rp29.920 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 6,18 persen atau Rp2.050 menjadi Rp31.100 per kg.

    Sumber : Antara

  • Pemkot Semarang Panen Dua Varietas Bawang Merah Hasil Kolaborasi Dengan BRIN

    Pemkot Semarang Panen Dua Varietas Bawang Merah Hasil Kolaborasi Dengan BRIN

    Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor pertanian sekaligus menjamin kesejahteraan para petani. 

    Mbak Ita juga mengajak perusahaan agar mengarahkan program CSR-nya untuk mendukung pengembangan sektor pertanian.

    “Kami juga akan mengeluarkan Peraturan Wali kota yang saat ini sedang dikaji untuk memberikam bea siswa kepada anak-anak petani sehingga bapak ibunya ini bisa lebih konsentrasi menghasilkan produk-produk pertanian,” lanjut Mbak Ita.

    Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala BRIN, Amarullah Octavian menyampaikan bahwa Smart Farming yang saat ini baru dimulai dari sistem pengairan ke depannya juga akan diterapkan pada aspek lainnya. 

    Menurutnya, penerapan pertanian dengan teknologi canggih dapat menjadi daya tarik untuk meningkatkan minat generasi muda agar mau berkecimpung di sektor pertanian sehingga terjadi regenerasi petani.

    “Ya hasil riset sekarang kita coba untuk diterapkan di kerja sama dengan Pemkot Semarang. Jadi misalnya tadi lahan satu hektar, nanti bisa kita coba untuk tingkatkan bisa setara dengan 5 hektar, 10 hektar. Yang penting itu bagaimana teknologi yang diterapkan,” tegas Amarullah.

  • Harga pangan di Jumat, daging sapi turun menjadi Rp132.490 per kg

    Harga pangan di Jumat, daging sapi turun menjadi Rp132.490 per kg

    Pembeli membayar daging sapi kepada penjual di PD Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta, Minggu (27/2/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

    Harga pangan di Jumat, daging sapi turun menjadi Rp132.490 per kg
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 08 November 2024 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik per Jumat (8/11) pagi, seperti beras, bawang, namun daging sapi murni turun menjadi Rp132.490 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,26 persen atau Rp40 menjadi Rp15.490 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 0,07 persen atau Rp10 menjadi Rp13.510 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.510 per kg. Berikutnya komoditas bawang merah naik 1,93 persen atau Rp660 menjadi Rp34.880 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 0,42 persen atau Rp170 menjadi Rp40.510 per kg.

    Sedangkan harga komoditas cabai merah keriting turun 5,10 persen atau Rp1.430 menjadi Rp26.620 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 3,08 persen atau Rp1.220 menjadi Rp38.360 per kg. Berikutnya, harga daging sapi murni turun 1,71 persen atau Rp2.310 menjadi Rp132.490 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 2,68 persen atau Rp970 menjadi Rp37.100 per kg; lalu telur ayam ras naik 3,56 persen atau Rp1.010 menjadi Rp29.390 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,47 persen atau Rp50 menjadi Rp10.640 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 0,89 persen atau Rp160 menjadi Rp18.100 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 1,21 persen atau Rp220 menjadi Rp18.470 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,07 persen atau Rp180 menjadi Rp16.620 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 0,39 persen atau Rp40 menjadi Rp10.090 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 0,91 persen atau Rp120 menjadi Rp13.000 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 2,99 persen atau Rp180 menjadi Rp6.200 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 0,95 persen atau Rp110 menjadi Rp11.640 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 4,97 persen atau Rp1.830 menjadi Rp38.680 per kg; begitu pun ikan tongkol naik 1,42 persen atau Rp440 menjadi Rp31.410 per kg; lalu ikan bandeng juga naik 1,21 persen atau Rp400 menjadi Rp33.430 per kg.

    Sumber : Antara

  • Catat, Ini Syarat Petani yang Bisa Dapat Subsidi Pupuk dari Pemerintah

    Catat, Ini Syarat Petani yang Bisa Dapat Subsidi Pupuk dari Pemerintah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi para petani untuk mendaftarkan dirinya menjadi penerima pupuk subsidi 2025. Pendaftaran dibuka hingga 15 November 2024. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa subsidi pupuk tepat sasaran dan dapat mewujudkan swasembada pangan nasional.

    Petani, melalui penyuluh pertanian lapangan, dapat mendaftarkan dirinya ke dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, pembaruan data e-RDKK ini bisa dilakukan setiap empat bulan sekali. Petani yang berhak menerima pupuk subsidi, adalah yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan padi, jagung, dan kedelai, serta subsektor tanaman hortikultura cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan tebu rakyat, kakao, dan kopi.

    Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian dalam acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan kembali menegaskan terkait mekanisme penebusan pupuk.

    “Nanti menggunakan KTP sudah bisa ambil pupuk dan itu bebas, tidak dihalangi, kecuali untuk perusahaan itu tidak boleh. Ini untuk petani Indonesia dan sudah ditambah (alokasi pupuk subsidi) 100%. (dengan) KTP cukup dan itu arahan Bapak Presiden. (dengan) KTP bisa ambil pupuk dan itu berlaku (untuk ambil pupuk),” ungkap Mentan, Jumat (8/11/2024).

    “Program pendaftaran dan pembaharuan data e-RDKK sangat penting buat petani, karena dengan terdaftar di e-RDKK, petani sangat mudah untuk akses mendapatkan pupuk subsidi. Sehingga jika sudah terdaftar, maka petani akan tenang dalam melakukan budidaya tanamannya sehingga diharapkan hasilnya akan memuaskan. Itu semua bisa memperkuat niat pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan,” ujar M. Yadi Sofyan Noor, Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional.

    Subsidi pupuk yang disalurkan mencakup beberapa jenis, antara lain Urea, NPK, NPK Formula Khusus Kakao, dan Organik. Setiap jenis pupuk memiliki peran penting dalam menutrisi tanaman dan meningkatkan hasil panen. Kuota pupuk yang diberikan pada setiap petani akan disesuaikan dengan kebutuhan lahan yang dimiliki.

    Sementara itu, Otong Wiranta, Pengamat Pertanian sekaligus Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat juga menyatakan hal senada bahwa skema penebusan pupuk bersubsidi sebenarnya sudah dipermudah melalui Permentan terbaru. Pemerintah memberikan kemudahan dengan cukup membawa KTP untuk proses penebusan pupuk di kios. Bahkan, jika petani tidak bisa datang langsung, penebusan dapat diwakilkan oleh keluarga atau anggota poktan dengan surat kuasa. Hal ini sangat bermanfaat bagi petani lansia atau yang mengalami kendala transportasi.

    “Penebusan hanya dengan KTP ini sangat memudahkan petani dalam memperoleh pupuk subsidi. Walaupun banyak petani yang masih mengeluh ribetnya dalam transaksi, tapi itu semua mungkin karena awalnya saja. Setelah terbiasa, petani akan dimudahkan. Yang penting syarat utamanya hanya KTP dan tentu terdaftar di e-RDKK,” ungkap Otong.

    Syarat-syarat Penerima Pupuk Subsidi

    Mengikuti skema yang ada, petani cukup mendatangi penyuluh di wilayah kecamatan masing-masing untuk proses pendaftaran e-RDKK. Sesuai Permentan Nomor 1 tahun 2024, berikut adalah syarat-syarat agar bisa menjadi penerima pupuk subsidi:

    1. Memiliki usaha tani di sembilan komoditas yang telah ditentukan
    Sembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.

    2. Memiliki lahan produktif maksimal 2 hektar
    Program ini ditujukan bagi petani kecil yang memang membutuhkan bantuan pupuk untuk meningkatkan hasil panen. Petani dengan luas lahan lebih dari 2 hektar tidak masuk dalam kategori penerima subsidi.

    3. Tergabung dalam kelompok tani
    Petani yang berhak untuk menebus pupuk subsidi adalah mereka yang sudah resmi tercatat dan bergabung dalam kelompok tani (poktan) di wilayah masing-masing. Selain itu, data petani juga harus tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan).

    Otong berharap agar petani lebih bisa mengerti untuk mau mendaftar atau memperbarui e-RDKK sampai benar-benar yakin namanya sudah terdaftar. Sehingga pada saatnya, petani gampang mengakses pupuk subsidi.

    Lebih lanjut, Yadi mengatakan Petani menganggap sepele untuk daftar ulang, tapi nanti saatnya perlu pupuk, ribut karena tidak terdaftar. Petani masih menganggap bahwa mereka otomatis harus mendapatkan pupuk saat bercocok tanam.

    Untuk itu perlunya sosialisasi sampai ke tingkat petani. Masih banyak juga petani yang kurang aktif dalam berkelompok tani sehingga terlewat tidak terdata. Jika diperlukan, untuk pendaftaran update e-RDKK ini ada petugas khusus yang menanganinya, yang keliling ke setiap kelompok untuk selalu mengingatkan pentingnya pendaftaran atau update e-RDKK sehingga petani yakin dapat pupuk. Yang pada akhirnya dapat membantu pemerintah dalam ketahanan pangan serta pada akhirnya juga dapat meningkatkan kesejahteraan para petaninya.

    (ayh/ayh)

  • Harga Pangan Hari Ini: Telur Ayam Naik

    Harga Pangan Hari Ini: Telur Ayam Naik

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat pada hari ini harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik. Salah satunya harga telur ayam ras yang naik menjadi Rp28.700 per kilogram (kg).
     
    Melansir Antara, Kamis, 7 November 2024, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,78 persen atau Rp120 menjadi Rp15.600 per kg.
     
    Begitu pun beras medium naik 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.550 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.580 per kg.
    Berikutnya komoditas bawang merah naik 0,35 persen atau Rp120 menjadi Rp34.140 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 0,15 persen atau Rp60 menjadi Rp40.430 per kg.
     

    Harga cabai merah keriting naik
    Kemudian harga komoditas cabai merah keriting naik 0,98 persen atau Rp280 menjadi Rp28.820 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 0,10 persen atau Rp40 menjadi Rp39.610 per kg.
     
    Berikutnya, harga daging sapi murni naik 0,03 persen atau Rp40 menjadi Rp134.780 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 0,63 persen atau Rp230 menjadi Rp36.090 per kg; lalu telur ayam ras naik 0,46 persen atau Rp130 menjadi Rp28.700 per kg.
     
    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,66 persen atau Rp70 menjadi Rp10.680 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,17 persen atau Rp30 menjadi Rp17.960 per kg.
     
    Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,11 persen atau Rp20 menjadi Rp18.290 per kg; begitu pun minyak goreng curah turun 1,13 persen atau Rp190 menjadi Rp16.580 per kg.
     
    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 1,67 persen atau Rp170 menjadi Rp10.000 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 0,46 persen atau Rp60 menjadi Rp13.090 per kg.
     
    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 4,86 persen atau Rp290 menjadi Rp6.260 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 0,17 persen atau Rp20 menjadi Rp11.610 per kg.
     
    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 1,59 persen atau Rp590 menjadi Rp37.680 per kg; begitu pun ikan tongkol naik 0,48 persen atau Rp150 menjadi Rp31.210 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,77 persen atau Rp920 menjadi Rp32.330 per kg.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Cek Gerakan Pangan Murah, Pj. Wali Kota pastikan ketersediaan sembako

    Cek Gerakan Pangan Murah, Pj. Wali Kota pastikan ketersediaan sembako

    Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.

    Cek Gerakan Pangan Murah, Pj. Wali Kota pastikan ketersediaan sembako
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Kamis, 07 November 2024 – 15:35 WIB

    Elshinta.com – Pj. Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono mengecek secara langsung pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan (Dislatan) Kota Tegal bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal di Jalan Sumbodro, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Rabu (6/11/2024).

    Pj. Wali Kota Tegal menyampaikan bahwa bahan pokok di Kota Tegal secara umum cukup. Menurutnya sekarang tinggal bagaimana Pemerintah Kota Tegal selalu mengontrol agar harga kebutuhan bahan pokok masyarakat tidak sampai  mendorong terjadinya inflasi.

    Giat Gerakan Pangan Murah tersebut menurutnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota bekerja sama dengan berbagai pihak, Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Kelautan dan Perikanan , Pertanian dan Pangan (DKP3), yang berkaitan dengan ketahanan pangan.

    Ia berharap giat tersebut bisa mewujudkan keterjangkauan harga dan merupakan upaya untuk menjamin dengan diintervensi oleh pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. 

    “Alhamdulillah, dari berbagai titik yang sudah ada, serapan pembeliannya juga lebih banyak, dan kita akan dorong terus supaya kecukupan pangan di masing-masing rumah tangga bisa terjamin,” ujar Pj. Wali Kota Tegal seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Kamis (7/11).

    Terkait dengan inflasi dan ketersediaan bahan pangan, sejauh ini, pihaknya akan terus mempertahankan keadaan ini, jangan sampai menimbulkan gejolak harga yang tentunya akan memberatkan masyarakat.

    Agus menyebut Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Tegal menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah dalam beberapa hari ini. Sejak bulan Oktober 2024 telah diselenggarakan GPM sebanyak lima kali.

    Sedangkan Produk pangan yang disediakan dalam GPM berupa 200 paket berisi lima kilogram beras, satu kilogram gula pasir, dan satu liter minyak goreng seharga Rp89.000 per paket dijual Rp80.000 per paket. Kemudian telur Rp25.000 per kilogram dijual Rp 24.000 perkilogram, ayam Rp33.000 perkilogram dijual Rp32.000 perkilogram.

    Tak hanya itu, bawang putih Rp36.000 per kilogram dijual Rp32.000 perkilogram, bawang merah Rp24.000 perkilogram, cabai merah Rp20.000 perkilogram, dan cabai rawit Rp40.000 perkilogram yang dijual per seperempat kilogram. GPM melibatkan kelompok tani untuk menyediakan produk pangan bagi masyarakat.

    Seorang ibu pembeli paket di Gerakan Pangan Murah, Anti (36) asal Jalan Werkudoro Kecamatan Tegal Timur menyampaikan  sebagai ibu-ibu ia merasa lebih terbantu membeli di GPM. Karena ada paket-paket sembako kebutuhan sehari-hari dengan harganya lebih murah. Ia berharap pemerintah bisa menjaga kesetabilan harga, jangan sampai ada komoditas yang harganya naik tinggi sehingga susah dijangkau warga.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Harga Komoditi Pangan Naik Serentak di Pasar Kota Bandung

    Harga Komoditi Pangan Naik Serentak di Pasar Kota Bandung

    JABAR EKSPRES – Harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) naik serentak di pasar Kota Bandung. Hal ini berkenaan dengan musim hujan yang telah tiba di sebagian wilayah Jawa Barat.

    Adapun terkait komidi yang mengalami kenaikan yakni bawang putih, bawang merah, cabai merah, telur, hingga daging ayam.

    Salah satu pedagang pasar Induk Gedebage, Uswandi (41) menyebut, kenaikan telah terjadi terhitung pada Senin (4/11). Bahkan sampai saat ini terdapat beberapa komoditi yang terus mengalami lonjakan harga.

    BACA JUGA: Damkar Cimahi Buka Suara Soal Dugaan Penyebaran Stiker Paslon di Pilkada Cimahi

    “Cabe merah naik terus, dari Rp 50.000 sekarang per kilo Rp 60.000. Bawang merah sekarang sudah Rp 45.000 per kilo, Bawang putih juga sama per kilonya Rp 45.000 perkilo,” katanya

    Meskipun harga komiditi tersebut mengalami kenaikan, stok bahan pangan ini masih aman pasar di pasar Induk Gedebage, Kota Bandung.

    Tak hanya itu, daging ayam ras dan telur pun mengalami lonjakan harga di Pasar Induk, Gedebage. Bahkan daging ayam kini dibandrol Rp 45.000 perkilo. Menurutnya salah satu pedagang, Zaenal (35) menyebut, kenaikan berkenaan dengan kualitas daging ayam yang dijual.

    BACA JUGA: Najwa Shihab: Kesuksesan Selalu Berkat Dukungan Orang Lain

    “Perkilo Rp 45.000, (kenapa naik) karena kualitasnya sih, kang. Yang sebelumnya dari segi ukuran kecil, belum lagi ada kenaikan di suplayernya,” katanya

    Terakhir untuk bahan pangan telur, kenaikannya hanya terjadi sebesar Rp 1.000, dari yang sebelumnya Rp28.000 per kilo kini menjadi Rp 29.000 per kilo.

    “Naik Rp1.000 perkilo, katanya sih karena biaya produksinya nambah, jadi harganya ikut naik,” tutup Zaenal.

    BACA JUGA: Janji Rudy Susmanto, Bangun Balai Khusus PSK dan Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bogor

    Hingga berita ini tayang, Jabar Ekspres tengah menunggu alasan pihak DKPP Kota Bandung soal alasan dibalik naiknya harga pangan di Kota Kembang. (Dam)

  • Bapanas Bantah Harga Pangan RI Paling Tinggi di Asia, Ini Faktanya

    Bapanas Bantah Harga Pangan RI Paling Tinggi di Asia, Ini Faktanya

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah harga pangan di Indonesia paling mahal dibandingkan di kawasan Asia Tenggara lainnya.

    Hal ini merespons pernyataan dari salah satu anggota DPR Komisi IV yang menyebut masyarakat Indonesia harus merogoh kocek senilai US$4,47 miliar atau Rp69.000 setiap hari untuk mendapatkan pangan bergizi.

    “Kalau harga pangan kita dibilang paling tinggi [di Asia], sebenarnya tidak juga, Pak,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV di DPR, Rabu (6/11/2024).

    Arief membuktikan bahwa dirinya sendiri sudah melakukan pengecekan dengan berkunjung ke beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, hingga Korea. Pada kunjungan itu, Arief mengaku harga pangan yang dijajakan di etalase ritel negara tetangga lebih mahal dibandingkan di Indonesia.

    “Harga di rak [ritel] itu semua kalau kita konversi lebih tinggi dari kita. Jadi saya sampai foto satu-satu untuk menunjukkan bahwa harga pangan kita sebetulnya tidak terlalu mahal,” ungkapnya.

    Kondisi harga pangan di ritel Malaysia per 10 Oktober 2024, misalnya, harga beras premium dibanderol 19,59–23,99 ringgit Malaysia per 5 kilogram (kg). Harganya setara dengan Rp14.104–Rp17.272 per kg jika dikonversikan ke mata uang Indonesia.

    Sementara itu, harga telur ayam di Malaysia adalah 7,8–8,5 ringgit Malaysia per 10 butir, atau sekitar Rp28.080–30.600 per 10 butir.

    Namun, Arief menyadari bahwa harga gula yang dijual di Malaysia lebih murah dibandingkan di Tanah Air. Ini lantaran gula konsumsi yang digunakan Indonesia adalah gula kristal putih. Di Malaysia, harga gula adalah senilai 5,25–5,75 ringgit Malaysia per kg, atau sekitar Rp18.900–20.700 per kg.

    “Kalau gula memang mereka sedikit lebih sedikit murah karena mereka menggunakan refined sugar. Gula konsumsi kita gula kristal putih, kita tidak menggunakan gula rafinasi, tapi gula rafinasi unutk industri,” terangnya.

    Masih di Malaysia, harga minyak goreng sawit dipatok 13,30–17,6 ringgit Malaysia per 2 kg, atau sekitar Rp19.152–25.344 per liter.

    Kemudian, bawang putih (kating) 7,7 ringgit malaysia per 0,5 kg, atau sekitar Rp55.440 per kg. Bawang merah (india) 4,5 ringgit Malaysia per 350 gram, atau sekitar Rp46.285 per kg, Sedangkan cabai merah kriting adalah 2,6 ringgit malaysia per 100 gram atau Rp93.000 per kg.

    “Saya bandingkan sendiri dan saya lihat sendiri angkanya, kecuali daging. Nanti kita cerita soal daging. Soal efisiensi, soal produksi. Sebetulnya daging ayam kendalanya ada di pakannya,” terangnya.

    Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Riyono menyebut bahwa dalam laporan FAO, harga pangan bergizi Indonesia tertinggi di antara Asia Tenggara.

    “Untuk mendapatkan pangan bergizi masyarakat kita harus mengeluarkan US$ 4,47 atau Rp 69.000 per hari,” tuturnya.

    Sementara itu, kata dia, angka yang terjadi di negara tetangga lebih rendah dibandingkan Indonesia, seperti pengeluaran makan di Thailand US$4,3, Filipina US$4,1, dan Malaysia US$3,5.

    Di sisi lain, dia melanjutkan bahwa ada 183 juta penduduk Indonesia yang tidak bsia mengakses pangan bergizi.