Tanaman: Bawang merah

  • Bapanas: Harga cabai rawit Rp45.558/kg, bawang merah Rp38.036/kg

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp45.558/kg, bawang merah Rp38.036/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah turun menjadi Rp45.558 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp46.221 per kg, sedangkan bawang merah Rp38.036 per kg, harga yang sama di hari sebelumnya.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 10.10 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp16.133 per kg naik dari sebelumnya Rp15.941 per kg.

    Kemudian beras medium turun menjadi Rp13.975 per kg naik dari sebelumnya Rp13.817 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.486 per kg turun dari sebelumnya Rp12.531 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.557 per kg turun dari sebelumnya Rp6.657 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.690 per kg turun dari sebelumnya Rp10.694 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.122 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.148 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp57.911per kg turun dari sebelumnya Rp58.292 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp48.999 per kg turun dari sebelumnya Rp50.301 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.568 per kg turun dari sebelumnya Rp134.931 per kg, daging ayam ras Rp38.709 per kg naik dari sebelumnya Rp38.123 per kg, lalu telur ayam ras Rp30.216 per kg naik dari sebelumnya Rp29.996 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp18.134 per kg naik dari sebelumnya Rp18.045 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp21.128 per liter naik dari sebelumnya Rp20.885 per liter; minyak goreng curah Rp17.377 per liter turun dari sebelumnya Rp17.496 per liter; Minyakita Rp17.400 per liter turun dari sebelumnya Rp17.457 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.933 per kg naik dari sebelumnya Rp9.755 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp13.106 per kg turun dari sebelumnya Rp12.983 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.559 per kg naik dari sebelumnya Rp41.310 per kg; ikan tongkol Rp35.420 per kg naik dari sebelumnya Rp34.216 per kg; ikan bandeng Rp36.039 per kg naik dari sebelumnya Rp34.460 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.538 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp11.615 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp104.464 per kg turun dari sebelumnya Rp104.955 kg, daging kerbau segar lokal Rp140.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp142.826 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas: Harga cabai rawit Rp44.267/kg, bawang merah Rp37.403/kg

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp44.267/kg, bawang merah Rp37.403/kg

    harga beras di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium Rp15.868 per kg turun dari sebelumnya Rp15.974 per kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah turun menjadi Rp44.267 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp46.136 per kg, begitu pun bawang merah turun menjadi Rp37.403 dari sebelumnya Rp38.004 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 10.10 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp15.868 per kg turun dari sebelumnya Rp15.974 per kg.

    Kemudian beras medium turun menjadi Rp13.702 per kg turun dari sebelumnya Rp13.831 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.466 per kg turun dari sebelumnya Rp12.536 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.998 per kg naik dari sebelumnya Rp6.685 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.643 per kg turun dari sebelumnya Rp10.713 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp36.430 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.188 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp54.557 per kg turun dari sebelumnya Rp57.424 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp47.682 per kg turun dari sebelumnya Rp49.585 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.826 per kg turun dari sebelumnya Rp134.910 per kg, daging ayam ras Rp37.788 per kg turun dari sebelumnya Rp38.098 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.944 per kg turun dari sebelumnya Rp29.951 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.943 per kg turun dari sebelumnya Rp18.046 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.870 per liter turun dari sebelumnya Rp20.928 per liter; minyak goreng curah Rp17.393 per liter turun dari sebelumnya Rp17.512 per liter; Minyakita Rp17.235 per liter turun dari sebelumnya Rp17.456 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.687 per kg turun dari sebelumnya Rp9.762 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.785 per kg turun dari sebelumnya Rp132.977 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp40.949 per kg turun dari sebelumnya Rp41.596 per kg; ikan tongkol Rp33.803 per kg turun dari sebelumnya Rp34.430 per kg; ikan bandeng Rp33.342 per kg turun dari sebelumnya Rp35.020 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.390 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp11.603 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp101.836 per kg turun dari sebelumnya Rp105.397 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.762 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.531 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kemendag libatkan bulog distribusi barang ke Koperasi Merah Putih

    Kemendag libatkan bulog distribusi barang ke Koperasi Merah Putih

    Masuknya pasokan bahan pokok ke koperasi di berbagai daerah, termasuk kelurahan dan desa, dapat membantu distribusi bahan pokok ke masyarakat

    Nganjuk (ANTARA) – Kementerian Perdagangan melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam pendistribusian barangnya ke Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP).

    “Kami akan bantu distribusinya, termasuk Minyakkita melalui Bulog dan ID Food. Pasokan akan disalurkan ke koperasi, khususnya Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sehingga pasokan akan lebih terjamin. Kami berharap, ini bisa mendorong agar harga bahan pokok di masyarakat lebih terjangkau,” kata Menteri Perdagangan Budi Santoso saat mengunjungi Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat.

    Dalam kesempatan itu, Mendag mengecek harga bahan pokok yang dijual di toko bahan pokok tersebut dan ketersediaan pasokan, terutama beras dan minyak goreng di KKMP Sukomoro. Koperasi tersebut memiliki Toko Sembako Sukomoro.

    Mendag juga mengungkapkan, harga bahan pokok yang dijual di koperasi tersebut juga stabil serta pasokan cukup.

    “Kami sudah cek, koperasi ini menjual bahan pokok dengan harga stabil. Masuknya pasokan bahan pokok ke koperasi di berbagai daerah, termasuk kelurahan dan desa, dapat membantu distribusi bahan pokok ke masyarakat,” ujarnya.

    Selain beras dan minyak goreng, produk bahan pokok yang tersedia di KKMP Sukomoro, Nganjuk tersebut ada juga gula, telur, bawang putih, bawang merah, tepung, mi instan, bumbu masak, dan kecap. Selain itu, di koperasi tersebut juga menyediakan elpiji dan pupuk.

    Ketua KKMP Sukomoro Nganjuk Riadi mengatakan bahwa KKMP Sukomoro hadir untuk menyejahterakan masyarakat dengan menyediakan harga bahan pokok yang murah, termasuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog dan Minyakkita.

    “KKMP Sukomoro memotong rantai distribusi yang mana produk langsung didapatkan dari produsen ke konsumen,” katanya.

    “Dengan adanya koperasi, masyarakat bisa belanja dekat dari rumah. Jadi bisa lebih mempermudah masyarakat sekitar,” ujarnya.

    Di koperasi tersebut, fokus utama penyediaan kebutuhan pokok masyarakat melalui dukungan dan kerja sama strategis bersama Perum Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

    Selain penyediaan kebutuhan pokok, KKMP Sukomoro juga akan meningkatkan perannya sebagai fasilitator pemasaran produk masyarakat sekitar, yaitu komoditas bawang merah segar dan produk olahan bawang goreng, serta membantu fasilitasi kemitraan pemasaran produk shuttlecock dengan pelaku usaha besar yang berorientasi ekspor.

    KKMP Sukomoro memiliki anggota sebanyak 150 orang yang berasal dari unsur RT, RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), kader PKK, Karang Taruna, serta perwakilan masyarakat umum.

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendag sebut pasokan bahan pokok aman dan harga stabil 

    Mendag sebut pasokan bahan pokok aman dan harga stabil 

    Nganjuk (ANTARA) – Menteri Perdagangan Budi Santoso meninjau langsung harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok di Pasar Wage, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    “Hari ini kami sudah mengecek pasokan dan harga bapok di Pasar Wage. Pasokannya semua ada dan harganya stabil. Kita juga terus menjaga daya beli masyarakat agar pasarnya tetap tumbuh,” kata Mendag Budi Santoso saat di Nganjuk, Jumat.

    Hasil pantauan menunjukkan, harga sejumlah komoditas bahan pokok dijual di bawah harga acuan dan harga eceran tertinggi (HET). Komoditas tersebut, yaitu beras medium Rp13.000 per kilogram, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog Rp12.000 per kilogram, telur ayam ras Rp28.000/kg, daging ayam ras Rp35.000/kg, dan gula pasir Rp16.000–17.000/kg.

    Kemudian, cabai keriting dijual dengan harga Rp42.000/kg, cabai rawit merah Rp33.000/kg, cabai merah besar Rp42.000/kg, bawang merah Rp26.000/kg, bawang putih kating Rp34.000/kg, dan bawang putih honan Rp28.000/kg.

    Selain itu, terpantau Minyakkita dijual dengan harga Rp15.700 per liter, minyak goreng premium Rp21.000/liter, beras premium Rp16.000–16.500/kg, daging sapi Rp120.000/kg, serta tepung terigu Rp12.000/kg.

    Sementara itu, pedagang ayam di Pasar Wage, Nganjuk Winarko mengatakan tentang pasokan ayam tersedia dan harganya saat ini sudah turun.

    “Stoknya aman. Harganya kemarin Rp38.000/kg, sekarang Rp35.000,”kata dia.

    Pihaknya juga menegaskan untuk memastikan kesediaan pasokan dan stabilitas bahan pokok terus terjaga, Kemendag secara aktif berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Koordinasi dilakukan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

    Sementara itu pedagang cabai, Suparmi, mengungkapkan penurunan harga cabai merah.

    ”Harga cabai merah besar Rp42.000/kg—Rp43.000/kg. Ini sudah turun, kemarin sampai Rp50.000/kg,” ujar dia.

    Ia juga berharap agar harga bahan pokok dapat terus stabil sehingga terjangkau masyarakat.

    Pasar Wage yang terletak di Kabupaten Nganjuk tersebut menjadi salah satu pusat niaga Kabupaten Nganjuk. Pasar seluas 7.709 meter persegi ini berdiri sejak 1973 dan dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nganjuk.

    Pasar ini juga telah mendapat predikat Pasar Tertib Ukur. Kini, Pasar Wage mampu menampung sekitar 830 pedagang.

    Hadir dalam kunjungan tersebut, yaitu Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur Iwan Setiawan, Kepala Disperindag Kabupaten Nganjuk Sri Handayani, Pemimpin Perum Bulog Cabang Kediri Harisun dan tamu undangan lainnya.

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas: Harga cabai rawit Rp43.991/kg, bawang merah Rp37.259/kg

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp43.991/kg, bawang merah Rp37.259/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah secara nasional turun menjadi Rp43.991 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp46.235 per kg, begitu pun bawang merah turun menjadi Rp37.259 dari sebelumnya Rp38.243 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 09.30 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran, beras premium di harga Rp15.851 per kg turun dari sebelumnya Rp15.980 per kg.

    Kemudian beras medium turun menjadi Rp13.697 per kg turun dari sebelumnya Rp13.854 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.530 per kg turun dari sebelumnya Rp12.540 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.398 per kg turun dari sebelumnya Rp6.644 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.495 per kg turun dari sebelumnya Rp10.713 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp36.264 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.066 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp55.652 per kg turun dari sebelumnya Rp57.697 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp46.568 per kg turun dari sebelumnya Rp49.990 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.397 per kg turun dari sebelumnya Rp134.851 per kg, daging ayam ras Rp37.861 per kg turun dari sebelumnya Rp38.377 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.919 per kg turun dari sebelumnya Rp29.998 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.923 per kg turun dari sebelumnya Rp18.048 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hore! Harga Beras Mulai Turun, Cek Daftar Harga Pangan Hari Ini 3 Oktober

    Hore! Harga Beras Mulai Turun, Cek Daftar Harga Pangan Hari Ini 3 Oktober

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan mulai mulai mengalami penurunan pada hari ini, Jumat (3/10/2025). Penurunan harga terjadi pada komoditas beras, cabai, hingga telur.

    Melansir panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 8.00 WIB, harga beras premium tercatat mengalami penurunan 1,70% menjadi Rp15.708 per kilogram (Kg).

    Sementara itu, harga beras medium turun 1,43% menjadi Rp13.656 per kg dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Ikut turun tipis 0,58% menjadi Rp12.467 per kg.

    Harga Jagung pakan ternak turun cukup signifikan 7,99% menjadi Rp6.113 per kg. Diikuti harga kedelai biji kering yang juga turun 4,27% menjadi Rp10.256 per kg.

    Bawang merah turun 5,63% menjadi Rp36.089 per kg. Sedangkan, bawang putih bonggol juga dalam tren turun harga 3,66% menjadi Rp35.711 per kg.

    Sementara itu, harga cabai merah keriting turun 6,64% menjadi Rp53.864 per kg, cabai merah besar turun 10,08% menjadi Rp44.953 per kg dan cabai rawit merah turun 11,98% menjadi Rp40.694 per kg.

    Harga gula konsumsi turun 0,27% ke level Rp18.000 per liter serta garam turun 1,26% menjadi Rp11.411 per kg, sedangkan, harga minyak goreng kemasan turun 2,84% menjadi Rp20.322 per liter, dan minyak goreng curah turun 1,26% menjadi Rp17.385 per liter. 

    Tepung terigu kemasan Ikut turun 3,02% menjadi Rp12.569 per kg dan tepung terigu curah turun 4,34% menjadi Rp9.323 per kg.

    Harga komoditas pangan sumber protein seperti telur ayam turun 0,92% ke angka Rp29.722 per kg. Bersamaan dengan Hal itu, daging ayam ras juga turun 1,33% menjadi Rp37.868 per kg.

    Kemudian, harga  daging sapi turun 1,31% menjadi Rp133.088 per kg. Meski demikian, harga rata-rata nasional daging kerbau beku (impor) naik 0,94% menjadi Rp106.725 per kg dan daging kerbau segar (lokal) naik 6,63% menjadi Rp150.000 per kg.

    Terakhir, harga ikan bandeng turun 2,15% menjadi Rp34.302 per kg. Sementara ikan tongkol naik 0,50% ke angka Rp34.651 per kg dan ikan kembung naik 6,13% menjadi Rp44.130 per kg. 

  • Cabai Merah hingga Beras Dorong Inflasi Harga Bergejolak Tembus 6,44% YoY

    Cabai Merah hingga Beras Dorong Inflasi Harga Bergejolak Tembus 6,44% YoY

    Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi harga bergejolak (volatile goods) menjadi komponen inflasi tertinggi pada September 2025 yakni sebesar 6,44% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Kenaikan harga cabai merah, bawang merah, daging ayam ras serta beras turut berkontribusi dalam meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK). 

    Adapun inflasi tahunan September 2025 sebesar 2,65% (yoy), sedangkan 0,21% secara bulanan atau month-to-month (mtm). Terdapat tiga komponen inflasi untuk tahunan yakni berdasarkan harga diatur pemerintah 1,10% (yoy), inflasi inti 2,19% (yoy), serta harga bergejolak 6,44% (yoy).

    Secara terperinci, inflasi berdasarkan komponen harga bergejolak yang mencapai hingga 6,44% (yoy) memiliki andil sebesar 1,03%. Inflasi harga bergejolak menyentuh level tertinggi sejak Juni 2024.

    “Komoditas yang dominan memiliki andil terhadap inflasi adalah cabai merah, bawang merah, beras dan ayam daging ras,” jelas Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah pada konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/10/2025). 

    Komponen lain yang juga mengalami inflasi secara tahunan yakni inflasi inti sebesar 2,19% (yoy) dengan andil terbesar yaitu 1,41%. Komoditas yang menyumbang inflasi inti adalah emas dan perhiasan, minyak goreng, hingga kopi bubuk.

    Selanjutnya, komponen inflasi harga diatur pemerintah tercatat sebesar 1,10% (yoy) dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,21%. Komoditas yang dominan adalah tarif air minum PAM di 13 wilayah, sigaret kretek mesin (SKM) serta bahan bakar rumah tangga. 

    Mengenai inflasi harga bergejolak yang melesat hingga 6,44% (yoy), Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memandang bahwa cabai merah dan daging ayam ras memiliki peran yang paling signifikan mendorong inflasi komponen harga bergejolak tersebut.  

    Sementara itu, kendati memiliki bobot besar pada keranjang IHK, beras justru tidak menjadi penyumbang utama pada kelompok inflasi tersebut. 

    “Hal ini karena meskipun harga beras masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, secara bulanan justru beras mengalami deflasi sehingga berperan sebagai peredam inflasi pada bulan tersebut,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (1/10/2025). 

    Artinya, lanjut Yusuf, meskipun beras tetap berkontribusi, justru komoditas yang secara historis lebih bergejolak seperti cabai dan ayam lebih menentukan kenaikan inflasi tahunan kali ini.

    Adapun bawang merah justru tercatat menekan inflasi di periode bulanan. Oleh sebab itu, Yusuf menilai gambaran yang lebih utuh menunjukkan bahwa beras bukan komoditas paling dominan dalam mendorong inflasi volatile food pada September 2025. 

    Berbeda dengan inflasi tahunan, harga komoditas beras justru menjadi peredam inflasi bulanan September 2025 sebesar 0,21% month-to-month (mtm). Pada bulan lalu, harga beras secara bulanan justru mengalami deflasi 0,13% pada September 2025 dari harga pada Agustus 2025. Andilnya juga sebesar 0,01%. 

    “Deflasi [beras] secara bulanan di September adalah deflasi kedua di 2025, sebelumnya terjadi deflasi untuk beras di April 2025,” jelas Habibullah. 

  • Inflasi tahunan Jakarta pada September 2025 lebih terkendali

    Inflasi tahunan Jakarta pada September 2025 lebih terkendali

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta melaporkan inflasi Jakarta secara tahunan pada September 2025 dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar 2,40 persen, atau lebih terkendali dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 2,65 persen.

    “Inflasi tahunan berada pada level 2,40 persen, masih relatif lebih terkendali karena target 2,5 plus minus 1, tentunya ini berada pada posisi yang baik. Jakarta juga berada masih lebih terkendali dibandingkan (inflasi) nasional di 2,65 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Rabu.

    Dia merinci dari 11 kelompok pengeluaran, yang memberikan andil inflasi tertinggi, yakni makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,85 persen, diikuti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,71 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,59 persen.

    Selain itu, terdapat dua kelompok yang mengalami deflasi, yaitu transportasi dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

    “Untuk transportasi dengan andil 0,17 persen, dan 0,02 persen untuk kelompok informasi, komunikasi serta jasa keuangan,” ujar Hasanudin.

    Sementara itu, komoditas penyumbang utama inflasi tahunan, yakni tarif air minum PAM (0,63 persen), emas perhiasan (0,46 persen), daging ayam ras (0,20 persen), beras (0,10 persen), dan bawang merah (0,10 persen).

    Di sisi lain, komoditas utama penyumbang deflasi, antara lain tarif angkutan udara (0,12 persen), bensin (0,08 persen), tarif kereta api (0,02 persen), telepon seluler (0,02 persen), dan sabun cair atau cuci piring (0,02 persen).

    Secara bulanan, inflasi yang dialami Jakarta pada September 2025 sebesar 0,13 persen dibandingkan Agustus 2025. Penyumbang utama inflasi itu, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,06 persen.

    Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok makanan tersebut adalah daging ayam ras, cabai merah, dan beras.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan Indonesia 27 September: Beras Premium Turun, Daging Sapi dan Ikan Naik

    Harga Pangan Indonesia 27 September: Beras Premium Turun, Daging Sapi dan Ikan Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama di Tanah Air mengalami pergerakan beragam pada Sabtu (27/9/2025).

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.55 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,85% menjadi Rp15.899 per kilogram dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    Harga beras medium turun lebih dalam, yakni 1,28% ke Rp13.711 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog naik tipis 0,08% ke Rp12.547 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas lainnya mengalami penurunan. Jagung peternak turun 2,16% ke Rp6.521 per kilogram, kedelai biji kering impor turun 0,64% menjadi Rp10.637 per kilogram, dan bawang merah turun 0,28% ke Rp39.044 per kilogram. Bawang putih bonggol turun 0,91% ke Rp36.964 per kilogram.

    Harga cabai pun turun serentak. Cabai merah keriting turun 3,84% ke Rp57.790 per kilogram, cabai merah besar turun 4,43% ke Rp48.987 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 0,23% menjadi Rp47.145 per kilogram.

    Adapun, harga daging ayam ras turun 0,71% ke Rp38.270 per kilogram, sementara telur ayam ras turun 0,56% menjadi Rp29.926 per kilogram. Gula konsumsi turun 0,54% ke Rp17.996 per kilogram, garam konsumsi turun 0,30% ke Rp11.572 per kilogram, tepung terigu curah turun 0,86% ke Rp9.731, dan tepung terigu kemasan lebih murah 2,48% ke Rp12.716.

    Untuk minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 1,60% dan 0,88% menjadi Rp20.651 dan Rp17.483 per liter. Sementara itu, Minyakita juga turun 0,64% menjadi Rp17.389 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 2,18% ke Rp137.941 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 3,48% ke Rp101.836 per kilogram. Ikan bandeng ikut turun 2,65% menjadi Rp34.467 per kilogram.

    Sebaliknya, beberapa komoditas mencatat kenaikan harga. Daging sapi murni naik 0,22% menjadi Rp135.282 per kg, ikan kembung naik 1,30% ke Rp42.114 per kilogram, sementara ikan tongkol naik 1,09% ke Rp34.933 per kilogram.

  • Prabowo Mau RI Jadi Lumbung Pangan Dunia, Begini Fakta-Kondisi Terbaru

    Prabowo Mau RI Jadi Lumbung Pangan Dunia, Begini Fakta-Kondisi Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menjabarkan pernyataan Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa lalu, 23 September 2025 waktu setempat.

    Prabowo berpidato selama sekitar 19 menit, mengusung tema “Seruan Indonesia untuk Harapan”. Pidato itu menekankan solidaritas, keadilan global, hingga solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. Peran dan kesiapan Indonesia menjaga perdamaian dunia.

    Tak hanya itu, Prabowo juga memaparkan harapan dan target-target Indonesia, terkait pembangunan, menghadapi tantangan global termasuk perubahan iklim. Serta, ketidakamanan pangan, energi, dan air, di tengah pertambahan populasi dunia.

    Indonesia, kata Prabowo, mengambil langkah, salah satunya dengan membangun rantai pasok pangan, memacu peningkatan produksi pangan, dan akan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    Lalu bagaimana sebenarnya kondisi pangan di Indonesia saat ini?

    Arief mengatakan, saat ini kondisi pangan di Indonesia sudah memadai alias mencukupi. Dan, tidak hanya untuk beras, tapi pangan pokok lainnya juga sudah tercukupi dari produksi dalam negeri.

    “Bapanas tentu jelas mendukung visi Presiden Prabowo tersebut. Dan sebenernya Indonesia itu kan juga sudah sufficient (mencukupi) di beberapa pangan strategis selain beras. Seperti telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah. Itu kan kita sebenarnya sudah sufficient juga. Visi Indonesia jadi lumbung pangan dunia memang cita-cita Bapak Presiden, makanya kita harus swasembada pangan,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).

    “Adapun tingkat ketercukupan telah Bapanas susun dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang konsisten diperbarui setiap bulannya. Berdasarkan data per 2 September, beberapa pangan pokok antara lain telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah tercatat tidak membutuhkan pasokan impor,” bebernya.

    Dia pun memaparkan kondisi ketercukupan pangan pokok saat ini.

    Produksi dalam negeri tahun 2025 diprediksi dapat mencapai 6,5 juta ton dengan kebutuhan konsumsi setahun di angka 6,2 juta ton. Namun belum ada realisasi ekspor.

    Produksi daging ayam selama setahun 4,2 juta ton dan telah melebihi kebutuhan setahun yang 3,8 juta ton.

    cabai besar dan cabai rawit

    Produksi setahunnya masing-masing dapat berada hingga 1,4 juta ton dan 1,6 juta ton. Sementara kebutuhan setahun berada di kisaran 876.000 sampai 958.000 ton.

    Tercatat telah diekspor 128 ton pada semester pertama tahun 2025 ini. Di semester kedua direncanakan ekspor sejumlah 5 ribu ton.

    Hal ini karena produksi setahun bawang merah dapat mencapai 1,3 juta ton dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri di 1,1 juta ton.

    “Untuk beras, itu proyeksi sampai Oktober, produksinya 31 juta ton. Kemudian November dan Desember anggap produksinya misalnya 1,5 sampai 1,8 juta ton. Artinya kita masih ada surplus sekitar hampir 3 juta ton. Itu proyeksi kita,” kata Arief.

    “Mudah-mudahan tidak ada hal yang tiba-tiba, seperti disaster atau hama penyakit atau hujan yang berlebih,” sambungnya.

    Arief mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data produksi beras Januari-Oktober tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 31,04 juta ton.

    Di mana, proyeksi produksi beras tahun 2025 dengan 31,04 juta ton terdiri dari angka tetap untuk produksi Januari sampai April yang berada di 14 juta ton. Lalu angka sementara untuk produksi Mei sampai Juni yang 7,92 juta ton. Terakhir merupakan angka potensi untuk produksi Juli-Oktober dengan angka 9,11 juta ton.

    Kata dia, proyeksi ini bahkan telah melebihi total produksi beras selama tahun 2024 yang berada di angka 30,62 juta ton. Dan, telah mulai mendekati produksi setahun di 2023 yang 31,1 juta ton.

    Foto: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ungkap posisi pangan nasional per September 2025. (Dok. Bapanas)
    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ungkap posisi pangan nasional per September 2025. (Dok. Bapanas)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]