Tanaman: Bawang merah

  • 5 Kuliner Khas NTT Selain Sei Daging

    5 Kuliner Khas NTT Selain Sei Daging

    Liputan6.com, NTT – Salah satu kuliner khas Nusa Tenggara Timur (NTT) yang paling populer adalah se’i daging. Namun, ada banyak kuliner NTT lainnya yang tak kalah menggoda.

    Kekayaan kuliner di NTT menjadi salah satu daya tarik pariwisata selain keindahan alam dan ragam budayanya. Mengutip dari berbagai sumber, berikut ragam kuliner khas NTT selain sei daging:

    1. Ikan Kuah Belimbing

    Ikan kuah belimbing adalah olahan seafood yang umumnya dibuat dari ikan tongkol atau ikan tenggiri. Kuliner ini menawarkan sensasi rasa segar yang berasal dari belimbing wuluh.

    Selain dengan belimbing wuluh, kuliner ini juga dibuat dengan tambahan bumbu lainnya, seperti kunyit, merica, garam, gula pasir, jahe, bawang merah, bawang putih, cabe keriting, belimbing wuluh, daun bawang, daun jeruk purut, dan serai. Adapun rasa ikan memberikan rasa gurih yang menggugah selera.

    2. Karmanaci

    Karmanaci adalah semur khas NTT. Kuliner ini banyak ditemukan di Kupang dan Makassar.

    Hal yang membedakan semur biasa dengan karmanaci adalah bumbunya. Semur umumnya menggunakan kemiri dan merica sebagai penambah rasa, sedangkan karmanaci menggunakan jintan.

    Karmanaci berisi daging sapi cincang yang ditumis bersama aneka bumbu, seperti ketumbar sangrai, jintan putih sangrai, bawang putih, bawang merah, ketumbar, lada, gula, dan air asam. Sebelum ditumis, daging biasanya direbus dengan gula, garam, kecap manis, kecap asin, jahe, dan lada terlebih dulu.

    3. Lawar Ikan

    Lawar ikan adalah kuliner dengan ikan mentah khas NTT. Sajian ini biasanya menggunakan ikan teri segar atau ikan laut lainnya.

    Sebelum diolah, ikan dibersihkan bagian kepala dan isi perutnya. Selanjutnya, ikan direndam dalam campuran cuka dan jeruk nipis untuk membunuh bakteri sekaligus membuat ikan menjadi ‘matang’.

    Jika warna ikan telah berubah menjadi putih susu, maka ikan sudah siap dikonsumsi. Selanjutnya, ikan segar dicampur dengan potongan cabe rawit, tomat, bawang merah, daun bawang, dan ketumbar atau kemangi.

     

  • Uta Dada, Hidangan Khas Palu Menggugah Selera

    Uta Dada, Hidangan Khas Palu Menggugah Selera

    Liputan6.com, Jakarta – Uta Dada adalah salah satu makanan khas yang sangat terkenal dari Palu, Sulawesi Tengah. Hidangan ini memiliki cita rasa yang unik dan kaya, yang merupakan perpaduan sempurna antara tradisi kuliner lokal dan penggunaan bahan-bahan segar yang melimpah di daerah tersebut.

    Dirangkum dari berbagai sumber, nama Uta Dada sendiri dalam bahasa Kaili suku asli Palu berarti masakan dari dada. Mengacu pada penggunaan daging ayam, khususnya bagian dada, sebagai bahan utamanya.

    Namun, yang membuat hidangan ini istimewa bukan hanya bahan dasarnya, tetapi juga cara pengolahannya yang kaya akan rempah-rempah dan santan kental. Proses pembuatan Uta Dada dimulai dengan memasak potongan ayam yang telah dibumbui dengan berbagai rempah seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, dan cabai.

    Ayam kemudian dimasak perlahan dalam santan, yang memberikan rasa gurih dan tekstur kental pada masakan ini. Salah satu elemen penting dalam Uta Dada adalah penggunaan daun kemangi, yang memberikan aroma khas dan menyegarkan.

    Selain itu, beberapa versi masakan ini juga menambahkan jeruk nipis atau daun jeruk untuk memberikan sentuhan rasa asam yang seimbang dengan gurihnya santan.

    Uta Dada biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, menjadikannya hidangan utama yang sempurna untuk makan siang atau malam. Banyak masyarakat Palu yang menghidangkannya pada acara-acara khusus, seperti pesta pernikahan, syukuran, atau upacara adat.

    Kehadirannya tidak hanya sebagai sajian kuliner, tetapi juga simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap tradisi leluhur.

  • Jejak Rasa Kolonial, Inilah 7 Kue Indonesia Warisan Belanda yang Menggoyang Lidah

    Jejak Rasa Kolonial, Inilah 7 Kue Indonesia Warisan Belanda yang Menggoyang Lidah

    Liputan6.com, Yogyakarta – Dalam perjalanan sejarah kuliner Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masa kolonial Belanda meninggalkan jejak yang kuat dalam dunia kuliner nusantara. Salah satu warisan terindah adalah deretan kue-kue lezat yang kini dianggap sebagai makanan tradisional Indonesia, namun sebenarnya memiliki akar sejarah dari tanah Belanda.

    Perpaduan selera antara cita rasa Eropa dan kekayaan bahan lokal telah melahirkan karya kuliner yang menakjubkan. Mengutip dari berbagai sumber, mari kita telusuri kisah di balik tujuh kue legendaris ini, yang telah melewati perjalanan panjang dari dapur kolonial hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia.

    1. Dadar Gulung

    Siapa sangka kue gulung hijau nan menggoda ini berasal dari pannekoek Belanda? Dadar gulung dengan balutan hijau pandan dan isian kelapa parut bercampur gula merah ini adalah metamorfosis sempurna dari kue tipis Eropa. Warna hijaunya yang memesona berasal dari daun pandan asli Indonesia, sementara teknik pembuatan lipatannya mengadaptasi resep asli Belanda.

    Setiap gigitan dadar gulung adalah perjalanan rasa yang memadukan kelembutan krep dengan kemanisan gula merah dan gurihnya kelapa parut. Kue ini bukan sekadar makanan, melainkan sebuah narasi kuliner tentang pertemuan dua budaya.

    2. Risoles

    Risoles, atau risole, adalah bukti nyata bagaimana kolonialisme mengubah lanskap kuliner. Pastry ala Eropa ini diubah total dengan kreativitas cook Indonesia menjadi camilan yang tak terlupakan. Isian daging cincang, sayuran, atau ragam bahan lokal lainnya membuat risoles jauh berbeda dari versi asli Belanda.

    Dilumuri tepung roti renyah dan digoreng hingga keemasan, risoles adalah perpaduan teknik memasak Eropa dengan cita rasa nusantara. Setiap gigitan adalah sejarah yang dapat dikonsumsi.

    3. Perkedel: Transformasi Frikadel Kolonial

    Frikadel klasik Belanda telah mengalami transformasi total menjadi perkedel Indonesia. Dari sekadar bola daging, kini perkedel hadir dalam berbagai varian – kentang, jagung, hingga udang. Bumbu-bumbu lokal seperti bawang merah, daun bawang, dan rempah nusantara telah mengubah frikadel menjak hidangan yang jauh lebih kompleks.

     

  • Kunker ke Manado, Mendag Budi Santoso Pastikan Indonesia Timur Siap Sambut Nataru

    Kunker ke Manado, Mendag Budi Santoso Pastikan Indonesia Timur Siap Sambut Nataru

    Kunker ke Manado, Mendag Budi Santoso Pastikan Indonesia Timur Siap Sambut Nataru
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    — Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menggelar kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Jumat, (13/12/2024). 
    Dalam kunjungan kerja itu, Budi turun langsung ke lapangan untuk memastikan kesiapan kawasan Indonesia Timur dalam menyambut Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). 
    Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Pasar Bersehati di Kota Manado. Ia menegaskan, harga barang kebutuhan pokok (bapok) di Manado, Sulut secara umum stabil. 
    Budi pun mengapresiasi distributor dan pedagang yang turut menjaga stabilitas harga bapok. 
    Dia berharap, masyarakat Manado dapat merayakan Nataru dengan tenang tanpa gejolak harga. 
    “Kami ke Pasar Bersehati Manado untuk meninjau harga bapok. Secara umum, harga bapok stabil. Terima kasih kepada para distributor dan pedagang di pasar yang telah mendukung terbentuknya  suasana pasar yang kondusif,” ujarnya dalam siaran pers. 
    Namun demikian, Budi menyoroti bawang merah yang harganya sedikit naik. Ia  menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan distributor untuk menurunkan harga bawang merah sesuai harga acuan.
    Dia menyebutkan, kenaikan harga bawang merah diakibatkan pasokan berkurang dan cuaca sedang kurang bagus sehingga pengiriman tertunda. 
    “Kami sedang berkoordinasi dengan distributor. Selain itu, sebentar lagi akan ada panen raya sehingga bawang merah bisa segera didistribusikan ke daerah,” jelasnya. 
    Berdasarkan pantauan, beras medium dijual dengan harga Rp 13.500 per kilogram (kg), beras premium Rp 14.500 per kg, beras medium Bulog Rp 12.500 per kg, gula pasir Rp18.000 per kg, minyak goreng curah Rp 18.000 per liter, MINYAKITA Rp 15.700 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 22.000 per liter. 
    Kemudian, daging sapi Rp 125.000 per kg, daging ayam ras Rp 38.000 per kg, telur ayam ras Rp 30.000 per kg, bawang merah Rp 48.000 per kg, tepung terigu Rp 11.000 per kg, cabai merah keriting Rp 33.000 per kg, cabai rawit merah Rp 35.000 per kg, serta bawang putih honan Rp 46.000 per kg. 
    “Jadi, secara umum, harga beras, telur, daging ayam, daging sapi, gula pasir, dan berbagai komoditas lainnya masih normal sesuai harga acuan,” jelasnya.
    Turut mendampingi Budi dalam kunjungan kerja itu, yaitu Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang.
    Lebih lanjut, Budi juga mengunjungi gudang distributor minyak goreng CV Cahaya Nabati.  
    Kunjungan itu untuk memastikan keamanan pasokan minyak goreng merek MINYAKITA agar harga di Manado tetap terjaga dengan baik. 
    “Persediaan MINYAKITA kondisinya aman dan pasokan terus berjalan. Permintaan dari pengecer juga berjalan lancar dan mendapat pasokan setiap hari. Kami bersama dinas terkait terus memantau ketersediaan bapok jelang Nataru,” katanya. 
    CV Cahaya Nabati merupakan salah satu penyalur MINYAKITA yang berstatus sebagai distributor kedua (D2) dalam program Minyak Goreng Rakyat (MGR). 
    Perusahaan itu mendapatkan jumlah pasokan MINYAKITA terbanyak di Sulut, khususnya di Kota Manado. 
    Dalam kunjungan kerja kali ini, Budi juga menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Lapangan Tikala Sparta, Manado. 
    Budi menyampaikan, GPM akan memperkuat program penyediaan pangan berkualitas yang terjangkau bagi seluruh masyarakat. 
    “Setelah dari Pasar Bersehati untuk memantau harga bapok secara langsung, saat ini kami bersama Badan Pangan Nasional (BPN) menyelenggarakan GPM,” ujarnya. 
    Dia menyebutkan, kegiatan kali ini bertujuan membantu masyarakat di Manado untuk memperlancar perayaan Nataru.
    Budi mengatakan, GPM merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat dalam mempersiapkan Nataru. 
    “Saudara saudara kita di Manado dapat merayakan Nataru dengan tenang tanpa ada gejolak harga,” tambahnya. 
    Pada GPM di Manado, minyak goreng dijual dengan harga Rp 11.500 per liter, gula pasir Rp 11.900 per kg, beras premium Rp 46.000 per 5 kg, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp 58.000 per 5 kg, dan telur Rp 28.000 per kg. 
    Selain itu, GPM juga menjual beberapa komoditas pertanian, seperti bawang merah dengan harga Rp 44.000 per kg, bawang Putih Rp 38.000 per kg, serta tomat Rp 8.000 per kg.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga Sayur Melonjak Jelang Nataru, Penjualan di Pasar Tangsel Menurun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Desember 2024

    Harga Sayur Melonjak Jelang Nataru, Penjualan di Pasar Tangsel Menurun Megapolitan 13 Desember 2024

    Harga Sayur Melonjak Jelang Nataru, Penjualan di Pasar Tangsel Menurun
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Melonjaknya harga sayuran di sejumlah pasar tradisional di Tangerang Selatan (Tangsel) jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 menyebabkan turunnya penjualan. 
    Ayi (50), pedagang sayur di Pasar Ceger, Tangsel, misalnya, mengatakan bahwa sejak harga sayuran naik, konsumen lebih banyak membeli dalam jumlah sedikit. 
    “Karena harganya naik, jadi mereka beli sebutuhnya saja, enggak sampai kiloan,” ujar Ayi, Jumat (13/12/2024).
    Ayi bilang, cabai merah menjadi salah satu komoditas yang penjualannya menurun sejak harganya naik.
    “Cabai sekarang agak berkurang minatnya, karena harganya naik, jadi kalau beli cuma Rp 5.000, Rp 10.000,” kata dia.
    Kondisi demikian juga dirasakan oleh Eti (53). Eti menyebut, kenaikan harga sayur sepekan belakangan membuat dia kesusahan untuk menjual dagangan. 
    “Kalau harganya murah, cepat habis. Tapi kalau mahal begini, ya pelanggan lebih banyak beli sedikit-sedikit saja. Jadinya susah buat kami menjual,” kata Eti yang juga berjualan di Pasar Ceger.
    Eti mengatakan, masih ada beberapa pelanggan yang membeli dagangannya dalam jumlah besar, namun hanya segelintir. 
    “Masih ada yang langganan tapi jarang. Saya juga enggak tahu kenapa. Mungkin mereka mikir harganya juga, harga sayuran sekarang naik mulu, apalagi jelang tahun baru gini,” jelas dia.
    Eti pun berharap harga sayuran dapat kembali stabil agar daya beli masyarakat tidak terus turun.
    “Semoga nanti setelah Nataru, harganya normal lagi, jadinya pelanggan mau beli banyak,” ucap Eti.
    Sebelumnya diberitakan, harga cabai dan sayuran di sejumlah pasar tradisional di Kota Tangerang Selatan melonjak jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
    Pedagang sayur di Pasar Ciputat dan Pasar Ceger Tangsel mengungkapkan, lonjakan harga terjadi sejak satu minggu terakhir.
    Pedagang sayur di Pasar Ciputat, Mina (50) menyebutkan, cabai merah keriting kini dijual seharga Rp 60.000 per kilogram (kg), naik dari harga sebelumnya Rp 40.000 per kg.
    “Cabai rawit merah juga naik, dari Rp 40.000 jadi Rp 50.000 per kilogram. Bawang merah juga naik dari Rp 35.000 ke Rp 45.000 per kilogram,” kata Mina saat ditemui Kompas.com, Jumat (13/12/2024).
    Pedagang sayur di Pasar Ceger, Eti (53) juga menyebut, harga cabai melonjak hampir dua kali lipat.
    “Cabai keriting merah sekarang Rp 60.000 per kilogram. Cabai rawit hijau naik dua kali lipat, dari Rp 35.000 jadi Rp 60.000 per kilogram,” kata Eti.
    Menurut Eti, kenaikan ini juga berdampak terhadap harga sayuran lainnya, seperti tomat, sawi hijau, dan kacang panjang.
    “Tomat merah dari Rp 10.000 naik jadi Rp 20.000 per kilogram, sawi hijau dari Rp 10.000 jadi Rp 20.000, kacang panjang dari Rp 25.000 naik ke Rp 35.000 per kilogram,” katanya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga bawang merah menjadi Rp40.560 per kg pada Jumat

    Harga bawang merah menjadi Rp40.560 per kg pada Jumat

    Dokumentasi – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat mengunjungi gudang dan cold storage bawang merah CV Surabaya Perkasa Sejahtera di Brebes, Jawa Tengah. ANTARA/HO-Badan Pangan Nasional

    Harga bawang merah menjadi Rp40.560 per kg pada Jumat
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 13 Desember 2024 – 11:54 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif per Jumat (13/12) pagi, daging sapi, gula konsumsi, dan minyak goreng turun sedangkan bawang merah naik menjadi Rp40.560 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,39 persen atau Rp60 menjadi Rp15.460 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,67 persen atau Rp90 menjadi Rp13.370 per kg; sementara beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.540 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik 1,48 persen atau Rp590 menjadi Rp40.560 per kg; lalu bawang putih bonggol juga naik 0,85 persen atau Rp360 menjadi Rp42.610 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,87 persen atau Rp600 menjadi Rp32.760 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 0,20 persen atau Rp80 menjadi Rp39.770 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 1,32 persen atau Rp1.780 menjadi Rp133.170 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,66 persen atau Rp240 menjadi Rp36.830 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 1,47 persen atau Rp430 menjadi Rp29.770 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,48 atau Rp50 menjadi Rp10.490 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,28 persen atau Rp50 menjadi Rp17.930 per kg.

    Minyak goreng kemasan sederhana turun 0,16 persen atau Rp30 menjadi Rp18.660 per kg; begitu pula minyak goreng curah turun 1,10 persen atau Rp190 menjadi Rp17.150 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 0,59 persen atau Rp60 menjadi Rp10.060 per kg; tepung terigu non curah juga turun 0,76 persen atau Rp230 menjadi Rp12.870 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak naik 2,63 persen atau Rp160 menjadi Rp6.240 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 1,21 persen atau Rp140 menjadi Rp11.470 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau turun 0,43 persen atau Rp160 menjadi Rp37.470 per kg; ikan tongkol juga turun 1,11 persen atau Rp350 menjadi Rp31.220 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 0,93 persen atau Rp310 menjadi Rp33.190 per kg.

    Sumber : Antara

  • Prabowo Tetapkan 9,5 Juta Ton Pupuk Subsidi di 2025, Stok Siap Disalurkan ke Petani  – Halaman all

    Prabowo Tetapkan 9,5 Juta Ton Pupuk Subsidi di 2025, Stok Siap Disalurkan ke Petani  – Halaman all

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan siap mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) yang membuat distribusi pupuk bersubsidi menjadi lebih sederhana, dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik. 

    Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono di kantor Pupuk Indonesia, di Jakarta, Rabu (11/12/2024). 

    Terkait hal ini Pemerintah hari ini resmi menetapkan alokasi pupuk subsidi untuk petani sebanyak 9,5 juta ton di tahun 2025. 

    Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Ri No 644/kPTS/SR.310/M.11/2024 tentang Penetapan Alokasi dan Harga eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun 2025. 

    Dalam dokumen keputusan menteri yang ditandatangani Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman disebutkan, alokasi pupuk subsidi terbagi menjadi 3 jenis yakni Urea sebesar 4,6 juta, NPK sebanyak 4,2 juta ton dan NPK untuk Kakao sebesar 147 ribu ton dan organik sebesar 500 ribu ton. 

    Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2025.

    “Pagi ini kita berdiskusi dengan Wakil Menteri Pertanian untuk memastikan implementasi (Perpres baru),” kata Rahmad.

    “Kita tidak berbicara konsep, karena konsep sudah disepakati, sudah disederhanakan. Arahan-arahan dari Pak Wamentan akan kami sesuaikan dengan prosedur di Pupuk Indonesia seperti penerapan sistem Informasi Teknologi dan business process,” lanjut Rahmad. 

    PT Pupuk Indonesia (Persero) siap menyalurkan pupuk bersubsidi dengan tepat jumlah dan tepat waktu pada musim tanam perdana tahun 2025. 

    “Nanti akan masuk bulan Januari, Pupuk Indonesia sudah siapkan stoknya. Insya Allah mulai 1 Januari 2025 pupuk bersubsidi para petani sudah tersedia, dan bisa disalurkan,” beber Rahmad di hadapan Wamentan. 

    Wamentan menjelaskan, distribusi pupuk bersubsidi kepada petani tadinya melibatkan belasan Kementerian. Selain itu ada 145 aturan yang harus dijalankan. Mekanisme inilah yang disederhanakan untuk penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2025. 

    “Aturannya sedang kita susun dengan rapi, kemudian kita ajukan kepada Presiden. Insya Allah Presiden secara prinsip sudah setuju, tinggal urusan teknis saja yang perlu kita harmonisasi karena aturan yang kita buat itu akan dilaksanakan oleh kawan-kawan Pupuk Indonesia,” ujarnya. 

    “Tahun depan kita realisasikan, dan memang tidak bisa langsung break. Secara bertahap bisa kita realisasikan,” kata Wamentan. 

    Ia menambahkan, meskipun regulasi disederhanakan, proses penyaluran pupuk bersubsidi tetap memperhatikan kaidah-kaidah atau tata kelola yang baik, karena anggaran pupuk bersubsidi berasal dari APBN yang pertanggungjawabannya harus benar dan rapi. 

    “Yang bagus kita pertahankan mekanismenya. Semua kita bikin simpel. Simpel tapi tidak ngawur. Simpel pertanggungjawabannya juga harus prima, karena ini menyangkut anggaran negara, uang rakyat. Subsidi harus diterima oleh petani yang memang membutuhkan subsidi itu,” tegas Wamentan kembali. 

    Dia berharap upaya ini didukung oleh seluruh stakeholder pertanian, baik Pupuk Indonesia maupun petani. Sehingga penyederhanaan ini berdampak besar bagi percepatan swasembada pangan nasional. 

    “Kami minta petani percaya, proses ini menjadi komitmen prioritas. Karena ini bagian dari keinginan Bapak Presiden Prabowo Subianto, bagaimana mekanisme penyaluran pupuk itu sederhana, ringkas, tepat sasaran, (pupuk bersubsidi) sampai pada saat dibutuhkan.”

    “Dengan mekanisme yang benar ini Insya Allah produktivitas akan naik, swasembada pangan bisa kita raih secepat mungkin,” kata Wamentan.

    Keputusan Menteri Pertanian tentang Penetapan Alokasi dan Harga eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun 2025 juga menetapkan harga eceran tertinggi (HET) baru pupuk bersubsidi di tahun 2025.

    Yakni pupuk urea sebesar Rp 2.250/kg, pupuk NPK sebesar Rp 2.300/kg, pupuk NPK untuk Kakao sebesar Rp 3.300/kg, dan pupuk organik Rp 800/kg. 

    Pupuk subsidi ini ditujukan bagi petani yang melakukan usaha tani di subsektor tanaman pangan berupa padi, jagung dan kedelai serta tanaman hortikultura yang meliputi cabai, bawang merah dan bawang putih, dan atau perkebunan yag meliputi tebu rakyat, kakao, dan kopi. 

    Adapun luasan lahan sawah petani yang dapat alokasi pupuk subsidi maksimal 2 hektar (ha), termasuk di dalamnya petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

    Sumber: Kontan

  • Pasar Induk Pare Pasok 60 Persen Kebutuhan Cabai Jabodetabek – Halaman all

    Pasar Induk Pare Pasok 60 Persen Kebutuhan Cabai Jabodetabek – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Wilayah DKI Jakarta kota-kota sekitarnya di Jabodetabek saat ini menjadi pasar terbesar yang menyerap panenan cabai rawit petani di Pulau Jawa. 

    Setiap harinya, Jawa Timur memasok 80 hingga 110 ton cabai rawit ke wilayah Jabotabek. Pasokan puluhan ton cabai untuk Jabodetabek setiap harinya dipasok dari Pasar Induk Sayur dan Buah Pare di Kabupaten Kediri.

    Pasokan cabai di Pasar Induk Pare berasal dari berbagai daerah seperti Banyuwangi, Blitar, Probolinggo, Nganjuk, Jombang, dan lain lain termasuk dari petani cabai dari Kediri sendiri. 

    “Saat panen raya pasar ini suplai 60 persen kebutuhan cabai di Jabodetabek,” ungkap Suyono, Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri saat ditemui Kamis, 13 Desember 2024.

    Selama ini kita pasokan cabai ke Jabodetabek pembongkarannya dilakukan di Pasar Induk Kramatdjati, sampai Pasar Tanah Tinggi Tangerang.

    “Pasokan cabai dari Jawa Timur ke Jabodetabek antara 80 sampai 100 ton per hari. Sementara kebutuhan cabai untuk wilayah Kediri saja 8 sampai 10 ton per hari, sementara ke daerah lain di Jawa Timur 110 ton per hari dari sini,” ujarnya.

    “Kita sudah bekerja sama dengan salah satu Pemprov Papua dan sudah bikin MoU (nota kesepahaman) untuk pengiriman cabai ke sana. Tapi proses pengiriman selama ini ada kendala transportasi,” kata Suyono. 

    “Kalau kita kirim lewat kargo laut butuh seminggu. Sementara kalau menggunakan kargo udara yang lebih cepat biayanya Rp72 ribu per kilogram dengan transit di Makassar,” bebernya.

    Petani Cabai Kediri Butuh Dukungan Penerbangan

    Selain ke Jabodetabek, cabai di Pasar Induk Pare juga memasok kebutuhan daerah lain seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Papua. 

    Cabai dari Pasar Induk Pare juga memasok kebutuhan cabai di Batam dan Kepri dan selama ini dikirim via udara.

    “Kami sebenarnya berharap ada pesawat yang bisa suplay ke Kota Kota besar seperti Jakarta, Makassar, Batam hingga Papua, minimal sehari 2 kali sehingga dapat mendistribusikan hasil panen seperti cabe, bawang merah, bawang putih yang ada di Pasar Induk Pare, Kediri tepat waktu ” kata Suyono.

    Melalui Pasar Induk Pare ini asosiasinya juga berusaha mencegah terjadi over suplai maupun kekurangan pasokan.

    “Kebutuhan cabai setiap daerah beragam. Tapi apapun kebutuhannya dan jenis cabainya, kita siap memasok,” kata dia.

    Suyono mengatakan wilayah Kabupaten Kediri dan daerah lain di Jawa Timur saat ini sedang memasuki panen raya meski di tengah gangguan musim hujan dengan curah hujan cukup tinggi.

    Hal itu menyebabkan harga cabai sedikit turun dan proses pematangan cabai di pohon menjadi sedikit lama dari 5-6 hari sekali bisa dipanen menjadi 10 hari sekali.

    Gerbang masuk Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri. (Tribunnews/Choirul Arifin)

    Varietas cabai yang dipasok dari petani melalui Pasar Induk Pare sangat beragam seperti untuk jenis cabai rawit merah antara lain Ori 212, Asmoro 043, Bhaskara, lokal Kediri, lokal Nganjuk dan lokal Jombang.

    Sementara untuk jenis cabai besar ada varietas Gada MK dan Imola. Sementara, untuk jenis cabai merah keriting varietas Boos Tavi dan Sibad.

    Sugik, Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri mengatakan, Pasar Induk Pare merupakan tradisional terbesar di Kabupaten Kediri dari total 17 pasar tradisional yang ada di wilayah ini.

    Transaksi cabai di Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri.

    Hevin Switerson, Kepala UPT Pasar Pemkab Kediri mengatakan, pedagang resmi yang bergabung di Pasar Induk Pare mencapai 450 pedagang, tidak termasuk pedagang musiman.

    Pasar induk ini sudah beroperasi sejak belasan tahun lalu pembangunannya didanai Pemkab Kediri sendiri.

    Lamiran, Koordinator Pasar Induk Pare menambahkan, selain pedagang besar dan grosiran, mereka yang banyak mengambil komoditas sayur mayur dari pasar ini adalah pengusaha restoran dan rumah makan termasuk usaha catering dari berbagai kota.

    “Yang beli ke sini dengan membawa kendaraan sendiri banyak dari luar kota bahkan dari luar provinsi seperti Solo, Madiun, Surabaya,” ujarnya.

     

  • Bimtek Peningkatan Kualitas Produk, Diskop UKM Jatim Sebar Alat Penunjang Usaha di 4 Kabupaten

    Bimtek Peningkatan Kualitas Produk, Diskop UKM Jatim Sebar Alat Penunjang Usaha di 4 Kabupaten

    Surabaya (beritajatim.com) – Sepanjang 2024, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim menggelar Bimtek Peningkatan Kualitas Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di empat daerah, yakni Kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Malang.

    Selain menggelar Bimtek, juga dilakukan penyerahan alat penunjang usaha untuk peserta di lima daerah yang dimaksud.

    Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim Endy Alim Abdi Nusa, kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Produk bagi UKM ini sebagai wujud program kerja Dinas koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur yang melibatkan para pelaku usaha agar dapat mengembangkan jati diri, networking, dan kemampuan dalam menjalankan usahanya.

    “Selain itu, juga agar dapat mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan di sekitarnya,” terang Endy, Selasa (11/12/2024).

    Melalui kegiatan tersebut, dia berharap dapat mendorong para pelaku usaha untuk maju dan berkembang serta mampu mempertahankan eksistensi dalam kompetisi persaingan usaha yang semakin ketat.

    “Semuanya ingin menciptakan produk yang berkualitas, berpartisipasi, dan berkarya di dalam membangun perekonomian nasional,” jelasnya.

    Di era ini untuk menyosong Indonesia emas, skill dan pengetahuan para pelaku usaha harus ditingkatkan dalam rangka menunjang daya saing.

    Oleh karena itu dengan dilaksanakannya kegiatan ini kami berharap akan akan memberikan dan menambah pengetahuan, keterampilan dan inspirasi para pelaku UKM dalam menjalankan usahanya.

    Di Kabupaten Ngawi dan Magetan, Diskop dan UKM Jatim menyalurkan 5 unit mesin giling adonan bakso kepada Kelompok pedagang Cilok Gemarang Ngawi yang diketuai Diki Arso Bagasworo.

    Selanjutnya untuk Gabungan Pedagang Bakso Kota Ngawi yang diketuai Elokfaizatun Nisa, Paguyuban PKL Alun – Alun Magetan yang diketuai Supandi, Kelompok Sido Makmur Magetan yang diketuai Supriyanto, dan Kelompok Berkah Makmur yang diketuai Aning Wulandari.

    Diskop dan UKM Provinsi Jatim juga menyalurkan alat pembuatan olahan bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

    Untuk Kelompok Melati Kecamatan Ngronggot yang diketua Umi Hanik mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok Anggrek Kecamatan Pace Nganjuk yang diketua Rinning Andriani mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok Teratai Kecamatan Ganungkidul  Nganjuk yang diketua Dhodiek Aresta mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit  Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok Dahlia Kecamatan Rejoso Nganjuk yang diketuai Suparti mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok pembuatan olahan Kopi mendapat mesin spray dryer sebanyak 3 unit antara lain Koperasi Produsen serba usaha buah Ketakasi Kabupaten Jember, Koperasi Produsen Kopi Wonosalam Jombang dan Koperasi Brawijaya Agroventura  Jawa Timur di Kabupaten Malang. (tok/ian)

  • Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis

    Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis

    Ilustrasi – Pedagang menimbang daging sapi yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

    Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 12 Desember 2024 – 11:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas fluktuatif per Kamis (12/12) pagi.

    Untuk bawang putih, cabai keriting merah naik, sedangkan daging sapi murni turun menjadi Rp131.190 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 2,15 persen atau Rp330 menjadi Rp15.710 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.500 per kg.

    Komoditas bawang merah turun 0,50 persen atau Rp200 menjadi Rp39.780 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 1,47 persen atau Rp620 menjadi Rp42.820 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,18 persen atau Rp370 menjadi Rp31.850 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 0,81 persen atau Rp320 menjadi Rp39.020 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 2,84 persen atau Rp3.830 menjadi Rp131.190 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 2,92 persen atau Rp1.070 menjadi Rp37.690 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 1,37 persen atau Rp400 menjadi Rp29.590 per kg.

    Harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,15 atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 2,01 persen atau Rp360 menjadi Rp18.300 per kg.

    Minyak goreng kemasan sederhana naik 2,52 persen atau Rp470 menjadi Rp19.090 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,73 persen atau Rp300 menjadi Rp17.070 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 0,89 persen atau Rp90 menjadi Rp10.050 per kg; tepung terigu non curah juga turun 0,76 persen atau Rp100 menjadi Rp12.990 per kg.

    Harga jagung di tingkat peternak naik 3,94 persen atau Rp240 menjadi Rp6.330 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.820 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 5,73 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.670 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp31.610 per kg; lalu ikan bandeng naik 0,21 persen atau Rp70 menjadi Rp33.620 per kg. Daging sapi yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

    Sumber : Antara