Tanaman: Bawang merah

  • Daging Sapi Naik Dekati Tahun Baru

    Daging Sapi Naik Dekati Tahun Baru

    Jakarta: Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif. Bawang putih mengalami penurunan harga, sedangkan daging sapi kembali naik.
     
    Melansir Antara, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,26 persen atau Rp40 menjadi Rp15.390 per kg.
     
    Begitu pun beras medium turun 0,67 persen atau Rp90 menjadi Rp13.380 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog stabil di harga Rp12.430 per kg.
     
    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 1,68 persen atau Rp690 menjadi Rp40.480 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 0,68 persen atau Rp290 menjadi Rp42.580 per kg.
    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 4,78 persen atau Rp2.080 menjadi Rp41.420 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 1,74 persen atau Rp920 menjadi Rp53.800 per kg.
     

    Harga daging naik
    Selanjutnya harga daging sapi murni naik 0,86 persen atau Rp1.160 menjadi Rp135.970 per kg; begitu pun daging ayam ras naik 0,21 persen atau Rp80 menjadi Rp37.900 per kg; sedangkan telur ayam ras turun 2,61 persen atau Rp820 menjadi Rp30.580 per kg.
     
    Sementara itu, kedelai biji kering (impor) terpantau turun 1,05 atau Rp110 menjadi Rp10.370 per kg; lalu gula konsumsi stabil di harga Rp18.010 per kg.
     
    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana turun 0,48 persen atau Rp90 menjadi Rp18.810 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 1,99 persen atau Rp350 menjadi Rp17.240 per kg.
     
    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 3,56 persen atau Rp360 menjadi Rp9.750 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 2,08 persen atau Rp270 menjadi Rp12.710 per kg.
     
    Berbeda dengan harga jagung di tingkat peternak naik 1,14 persen atau Rp70 menjadi Rp6.200 per kg; begitu pula harga garam halus beryodium naik 1,61 persen atau Rp180 menjadi Rp11.380 per kg.
     
    Selanjutnya, untuk harga ikan kembung terpantau naik hingga 5,95 persen atau Rp2.180 menjadi Rp38.790 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 4,65 persen atau Rp1.550 menjadi Rp31.770 per kg; begitu pun dengan ikan bandeng juga turun 3,41 persen atau Rp1.160 menjadi Rp32.840 per kg.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Daftar Harga Bahan Makanan yang Naik Tinggi Jelang Pergantian Tahun

    Daftar Harga Bahan Makanan yang Naik Tinggi Jelang Pergantian Tahun

    Jakarta

    Harga berbagai Bahan Pokok Penting (Bapokting) mengalami kenaikan menjelang akhir tahun 2024. Harga telur kini tembus Rp 31.000/Kg dari harga normalnya Rp 27.000/Kg. Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam, cabai, bawang merah, bawang putih, telur hingga minyak goreng.

    Kenaikan harga tersebut terjadi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2024). Dari kunjungan detikcom ke lokasi, sejumlah pedagang bilang harga telur akan terus alami kenaikan hingga akhir tahun yang mencapai Rp 33.000/Kg.

    Salah satu pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Silto mengatakan harga telur Rp 31.000/kg merupakan harga yang sudah naik dalam sepekan terakhir.

    “Sekarang masih Rp 31.000/Kg. Ini termasuk mahal, karena biasanya Rp 27.000/Kg. Kenaikan sudah berlangsung selama semingguan,” katanya saat ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Silto mengatakan harga telur akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun. Ia menyebutkan harga telur bisa mencapai Rp 33.000.

    Kenaikan harga telur ini, kata Silto merupakan hal yang sudah biasa ketika mendekati hari-hari besar di Indonesia, seperti tahun baru, Imlek dan Lebaran.

    “Biasa tahun baru satu tahun sekali naik, sama kalau bulan-bulan besar itu naik juga. Paling sampai akhir tahun bisa Rp 33.000/Kg. Tahun kemarin juga soalnya bisa sampai Rp 33.000/Kg,” katanya.

    Kemudian, harga cabai di Pasar Kebayoran Lama sudah alami kenaikan Rp 20.000/Kg hingga Rp 30.000/Kg.

    Pedagang sayuran, Tarmidi mengatakan saat ini cabai rawit ijo yang ia jual Rp 90.000/Kg dari harga sebelumnya Rp 70.000/Kg. Sementara cabai keriting merah Rp 70.000/kg dari harga normal Rp 50.000/Kg. Untuk cabai rawit merah dibanderol harga Rp 80.000/Kg. Adapun kenaikan ini baru terjadi 3 hari belakangan.

    “Cabai rawit normal itu paling Rp 50.000-60.000/Kg. Sekarang sudah Rp 80.000 sampai Rp 90.000/Kg. Ini kemungkinan naik lagi pasti sampe Rp 100.000/Kg paling tinggi,” katanya.

    Tarmidi mengungkap, komoditas bawang juga mengalami kenaikan. Bawang merah yang biasanya ia jual Rp 35.000/Kg, kini harganya sudah Rp 45.000/Kg. Untuk bawang putih harga normal Rp 45.000/Kg, kini menjadi Rp 50.000/kg.

    Senada, Dewo pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama mengatakan bahwa harga cabai dan bawang merah saat ini mengalami kenaikan harga. Ia mengatakan kenaikan harga ini lantaran mendekati tahun baru dan itu dianggap hal yang biasa.

    Ia menjual cabai rawit merah dengan harga Rp 80.000/Kg dari harga sebelumnya Rp 60.000/kg, cabai keriting merah di harga Rp 60.000/Kg dari harga normal Rp 50.000/Kg.

    Untuk bawang merah, ia menjual dengan harga Rp 45.000/Kg dari sebelumnya Rp 35.000/Kg. Untuk bawang putih ia menjual dengan harga Rp 50.000/Kg, dari harga normal Rp 45.000/kg.

    “Untuk 3 hari ini kenaikannya sekitar Rp 20.000an. Biasa mau tahun baru pasti harga pada naik,” katanya.

    Kenaikan juga terjadi pada harga ayam. Sri Asih pedagang ayam di Pasar Kebayoran Lama mengatakan harga ayam potong sudah mengalami kenaikan harga sejak seminggu lalu.

    Harga ayam potong yang biasa digunakan untuk pecel lele, ia juga dengan harga Rp 30.000/Kg. Padahal harga normal yang biasa ia jual Rp 27.000/Kg.

    “Ayam naik kurang lebih seminggu ini. Perkilonya ukuran buat ayam pecel Rp 30.000/Kg dari Rp 27.000/kg,” katanya.

    Sementara untuk daging ayam filet per kilogram dikenakan harga Rp 50.000/kg dari harga sebelumnya hanya Rp 45.000/kg. Ia pun mengatakan bahwa harga ayam akan mengalami kenaikan hingga tutup tahun.

    “Kalo sampai akhir tahun mungkin naik lagi sekitar Rp2.000 sampai Rp 5.000. Tapi saya pengennya sih nggak naik. Biar penjualan stabil,” katanya.

    Sementara itu, pedagang sembako bernama Imelda mengatakan saat ini yang paling dirasakan kenaikan harga pada barang yang ia jajakan ialah minyak goreng. Untuk MinyaKita saat ini ia menjual dengan harga Rp 18.000/liter, dari harga sebelumnya Rp 16.000/liter. Padahal harga Harga Eceran Tertinggi (HET) berada di Rp 15.700 per liter.

    “MinyaKita sekarang Rp 18.000/liter. Ini naiknya udah lama dari Rp 16.000/liter,” katanya.

    Selain harganya yang mahal, Imelda juga mengatakan bahwa stok MinyaKita juga tidak banyak, bahkan tidak ada dalam beberapa waktu lalu. Menurutnya hal ini juga yang menyebabkan harga MinyaKita mahal.

    “MinyaKita itu stok nggak ada. Kalau mau beli produk minyaKita itu hari ‘kawinan’. Jadi kita harus beli barang lainnya juga. Itu dapet harga biasa. Kalo cuma beli minyaKita pasti mahal,” katanya.

    Ia juga mengatakan harga minyak kemasan lainnya dan minyak curah pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga minyak pun variatif. Misalnya minyak kemasan merek Sedaap ukuran 1 liter kini dibanderol Rp 20.000 dari harga sebelumnya Rp 18.000. Untuk minyak curah per liternya kena harga Rp 23.000 dari harga sebelumnya Rp 19.000.

    “Minyak sih yang naik banget. Yang lain masih stabil. Minyak per dusnya kalau minyak kemasan naiknya Rp 20.000 per dus,” katanya.

    (kil/kil)

  • Waktunya Belanja, Hari Ini Harga Pangan Turun

    Waktunya Belanja, Hari Ini Harga Pangan Turun

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Kamis mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas turun, seperti bawang merah dan telur ayam.
     
    Melansir Antara, Kamis, 26 Desember 2024, menurut data dari Panel Harga Bapanas pada pukul 08.00 WIB, harga di tingkat pedagang eceran secara nasional untuk beras premium turun 2.22 persen atau Rp340 menjadi Rp14.970 per kg.
     
    Begitu pun beras medium turun 1,57 persen atau Rp210 menjadi Rp13.180 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 3,02 persen atau Rp340 menjadi Rp10.900 per kg.
    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 6,99 persen atau Rp2.860 menjadi Rp38.050 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 4,73 persen atau Rp2.000 menjadi Rp40.310 per kg.
     
    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 5,27 persen atau Rp2.270 menjadi Rp40.830 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 1,26 persen atau Rp650 menjadi Rp50.900 per kg.
     
    Sementara itu, untuk harga daging sapi murni juga turun 3,76 persen atau Rp5.050 menjadi Rp129.360 per kg; begitu pun daging ayam ras turun 0,37 persen atau Rp140 menjadi Rp37.650 per kg; sedangkan telur ayam ras naik 5,44 persen atau Rp1.670 menjadi Rp32.380 per kg.
     
    Sedangkan untuk harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 2,30 atau Rp240 menjadi Rp10.180 per kg; lalu gula konsumsi juga turun 1,84 persen atau Rp330 menjadi Rp17.590 per kg.
     

    Harga minyak turun
    Untuk harga minyak goreng kemasan sederhana juga tercatat turun 1,55 persen atau Rp290 menjadi Rp18.390 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 3,88 persen atau Rp680 menjadi Rp16.480 per kg.
     
    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 3,38 persen atau Rp340 menjadi Rp9.720 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 2,11 persen atau Rp270 menjadi Rp12.520 per kg.
     
    Berbeda dengan harga jagung di tingkat peternak naik 2,99 persen atau Rp180 menjadi Rp6.210 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 3,02 persen atau Rp340 menjadi Rp10.900 per kg.
     
    Kemudian untuk harga ikan kembung terpantau naik hingga 13,30 persen atau Rp4.930 menjadi Rp42.000 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 9,56 persen atau Rp3.120 menjadi Rp35.750 per kg; begitu pun dengan ikan bandeng naik 10,67 persen atau Rp3.570 menjadi Rp37.040 per kg.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Libur Nataru, Harga Cabai Tembus Rp 90.000 Per Kg

    Libur Nataru, Harga Cabai Tembus Rp 90.000 Per Kg

    Jakarta Barat, Beritasatu.com – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) membuat harga cabai di pasar tradisional mengalami kenaikan cukup signifikan. Cabai rawit merah saat ini sudah tembus di angka Rp 90.000 per kilogram (kg).

    Pedagang sayur mayur di pasar Tomang Barat, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Ida Rahayu, mengatakan, kenaikan harga rawit merah terjadi sejak tiga hari belakangan.

    “Kenaikan dari tiga hari yang lalu, sekarang menjadi Rp 90.000 per kg,” kata Ida Rahayu kepada awak media, Kamis (26/12/2024).

    Sebelumnya, harga cabai rawit merah masih di angka Rp 50.000 per kg. Bahkan, sebulan lalu, harga cabai rawit merah masih di kisaran Rp 40.000 per kg.

    Tak hanya cabai rawit merah saja, kenaikan juga terjadi pada jenis cabai lain, yaitu cabai rawit hijau yang saat ini Rp 70.000 per kg. Cabai merah keriting tembus Rp 80.000 per kg.

    Jenis cabai lain seperti cabai hijau besar saat ini tembus Rp 40.000 per kg, kemudian cabai hijau keriting Rp 50.000 per kg hanya mengalami sedikit mengalami kenaikan.

    Sementara, untuk harga bawang masih stabil yakni bawang merah Rp 50.000 per kg, bawang putih jenis kating Rp 55.000 per kg dan untuk bawang putih jenis banci Rp 50.000 per kg.

    Ida Rahayu berujar, kenaikan harga pada komoditas cabai saat musim penghujan dan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah biasa terjadi. Bahkan terjadi setiap tahun.

    “Salah satu penyebabnya cuaca, petani gagal panen. Apalagi musim hujan,” ucapnya.

    Partini (42), salah satu konsumen mengaku, tidak kaget dengan adanya kenaikan harga cabai. Pasalnya, kenaikan harga cabai terjadi saat musim hujan tiba.

    “Paling hanya mengurangi jumlah pembelian, yang tadinya beli sekilo jadi setengah kilo. Ya, tinggal disesuaikan dengan harga, kan saya pedagang sayur juga. Jadi sesuaikan sama harga yang ada,” ujar Partini selaku konsumen terkait harga cabai yang mengalami peningkatan.

  • Harga pangan Kamis, bawang merah Rp38.050/kg, telur ayam Rp32.380/kg

    Harga pangan Kamis, bawang merah Rp38.050/kg, telur ayam Rp32.380/kg

    Ilustrasi – Pedagang menunjukkan bawang merah di Pasar Senen, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom/pri.

    Harga pangan Kamis, bawang merah Rp38.050/kg, telur ayam Rp32.380/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 26 Desember 2024 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Kamis mencatat, harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas turun, bawang merah di harga Rp38.050 per kilogram (kg), dan telur ayam ras di harga Rp32.380 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas per 26 Desember 2024 pukul 08.00 WIB, harga di tingkat pedagang eceran secara nasional untuk beras premium turun 2.22 persen atau Rp340 menjadi Rp14.970 per kg.

    Begitu pun beras medium turun 1,57 persen atau Rp210 menjadi Rp13.180 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 3,02 persen atau Rp340 menjadi Rp10.900 per kg. Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 6,99 persen atau Rp2.860 menjadi Rp38.050 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 4,73 persen atau Rp2.000 menjadi Rp40.310 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 5,27 persen atau Rp2.270 menjadi Rp40.830 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 1,26 persen atau Rp650 menjadi Rp50.900 per kg. Selanjutnya harga daging sapi murni juga turun 3,76 persen atau Rp5.050 menjadi Rp129.360 per kg; begitu pun daging ayam ras turun 0,37 persen atau Rp140 menjadi Rp37.650 per kg; sedangkan telur ayam ras naik 5,44 persen atau Rp1.670 menjadi Rp32.380 per kg.

    Sementara itu, kedelai biji kering (impor) terpantau turun 2,30 atau Rp240 menjadi Rp10.180 per kg; lalu gula konsumsi juga turun 1,84 persen atau Rp330 menjadi Rp17.590 per kg. Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana turun 1,55 persen atau Rp290 menjadi Rp18.390 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 3,88 persen atau Rp680 menjadi Rp16.480 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 3,38 persen atau Rp340 menjadi Rp9.720 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 2,11 persen atau Rp270 menjadi Rp12.520 per kg. Berbeda dengan harga jagung di tingkat peternak naik 2,99 persen atau Rp180 menjadi Rp6.210 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 3,02 persen atau Rp340 menjadi Rp10.900 per kg.

    Selanjutnya, untuk harga ikan kembung terpantau naik hingga 13,30 persen atau Rp4.930 menjadi Rp42.000 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 9,56 persen atau Rp3.120 menjadi Rp35.750 per kg; begitu pun dengan ikan bandeng naik 10,67 persen atau Rp3.570 menjadi Rp37.040 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Hari Ini (26/12): Cabai Makin Pedas, Telur, Ayam, Ikan Kompak Naik

    Harga Pangan Hari Ini (26/12): Cabai Makin Pedas, Telur, Ayam, Ikan Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Pascaperayaan Natal 2024, harga pangan seperti cabai, ikan, daging ayam ras, hingga telur ayam secara rata-rata nasional di pedagang eceran merangkak naik pada hari ini, Kamis (26/12/2024).

    Berdasarkan data yang tersaji dari laman resmi Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada pukul 07.48 WIB, harga pangan yang bersumber dari protein hewani kompak melambung tajam secara nasional.

    Harga ikan kembung di tingkat pedagang eceran tembus Rp42.400 per kilogram secara rata-rata nasional. Harganya naik 14,38% atau sebesar Rp5.330.

    Begitu pula dengan harga ikan bandeng yang naik 5,86% atau sebesar Rp1.960, sehingga harga rata-ratanya dipatok Rp35.430 per kilogram. Rata-rata harga ikan tongkol juga merangkak tajam 12,75% atau sebesar Rp4.160 menjadi Rp36.790 per kilogram.

    Selain itu, rata-rata harga daging ayam di pedagang eceran juga naik 1,56% atau sebesar Rp590 menjadi Rp38.380 per kilogram.

    Sama seperti daging ayam ras, harga telur ayam ras juga naik. Secara nasional, harga rata-ratanya tembus menjadi Rp32.340 per kilogram, melonjak 5,31% atau Rp1.630.

    Komoditas lainnya, seperti cabai merah keriting naik 5,08% atau sebesar Rp2.190. Harga rata-rata cabai merah keriting dibanderol Rp45.290 per kilogram. Sementara itu, harga rata-rata cabai rawit merah turun tipis 1,01% atau Rp520 menjadi Rp51.030 per kilogram.

    Di sisi lain, harga beras di tingkat pedagang eceran terpantau turun pada pagi hari ini. Misalnya saja, harga beras premium yang turun tipis 0,65% atau Rp100 menjadi Rp15.210 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata beras medium menjadi Rp13.090 per kilogram, meski hanya turun 2,24% atau Rp300.

    Namun, harga beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog terpantau sedikit merangkak 0,24% atau Rp30. Alhasil, rata-rata harga beras SPHP Bulog dibanderol Rp12.450 per kilogram.

    Lebih lanjut, Panel Bapanas menunjukkan, harga bawang merah turun 7,21% atau Rp2.950 menjadi Rp37.960 per kilogram. Sama halnya dengan harga bawang putih bonggol yang turun 4,14% menjadi Rp40.560 per kilogram.

    Secara rata-rata nasional, harga minyak goreng kemasan sederhana turun Rp420 menjadi Rp18.260 per. Harga rata-rata minyak goreng curah juga turun 2,74% menjadi Rp17.040 per liter.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering impor turun tipis 1,06% atau Rp110 menjadi Rp10.310 per kilogram. Untuk jagung pakan di tingkat peternak harganya merangkak 2,99% atau Rp180 menjadi Rp6.210 per kilogram. 

    Untuk harga rata-rata tepung terigu curah terpantau turun 2,68% dan dibanderol menjadi Rp9.790 per kilogram di tingkat pedagang eceran. Harga rata-rata tepung terigu kemasan (non-curah) juga melanjutkan tren penurunan sebesar 2,19% menjadi Rp12.510 per kilogram.

    Kemudian, gula konsumsi di pedagang eceran turun tipis 0,95% atau Rp170 menjadi Rp17.750 per kilogram. Harga rata-rata garam halus beryodium juga turun menjadi Rp11.180 per kilogram.

    Lalu, daging sapi murni terpantau turun 5,23% atau sebesar Rp7.030. Dengan demikian, harga daging sapi murni secara nasional tembus Rp127.380 per kilogram pada pagi ini.

  • 5 Fakta PPN Naik Jadi 12 Persen

    5 Fakta PPN Naik Jadi 12 Persen

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah bersikukuh menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025.

    Dalihnya adalah kenaikan ini menjadi amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

    Kenaikan PPN itu memantik reaksi keras dari sejumlah kalangan.

    Meski sudah menjadi amanat undang-undang, mereka memandang bahwa kenaikan ini berpotensi mencekik masyarakat yang sekarang ini tengah tercekik daya belinya.

    Berikut lima fakta PPN naik ke 12 persen mulai 2025:

    1. Diinisiasi di Era Jokowi dan Berlaku 1 Januari 2025

    RUU HPP merupakan RUU usul inisiatif pemerintah yang saat itu dipimpin Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Awalnya, RUU itu bernama RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

    Jokowi kemudian mengirimkan Surat Presiden (Surpres) Nomor R-21/Pres/05/2021 ke DPR pada 5 Mei 2021 untuk membahas RUU KUP. Kemudian, Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor PW/08529/DPR RI/VI/2021 diteken pada 22 Juni 2021.

    DPR RI kemudian membentuk panitia kerja (panja) untuk membahas RUU itu. Secara resmi, RUU KUP mulai dibahas pada 28 Juni 2021. Dalam pembahasan, RUU berubah nama jadi RUU HPP.

    Pembahasan RUU memakan waktu sekitar tiga bulan hingga disahkan di tingkat I pada 29 September 2021. Delapan fraksi partai di DPR menyetujui RUU HPP segera disahkan dalam rapat paripurna.

    Kedelapan fraksi itu yakni PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, NasDem, PKB, dan PPP. Hanya PKS yang menolak.

    Hingga kemudian pada 29 Oktober 2021, Jokowi menerbitkan UU HPP. Dalam beleid itu, disebutkan bahwa PPN dinaikkan secara bertahap, yakni 11 persen pada 1 April 2022 dan 12 persen pada 1 Januari 2025.

    Pemerintahan Jokowi mengklaim bahwa UU HPP dirancang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Oleh karenanya, diperlukan strategi konsolidasi fiskal yang fokus pada perbaikan defisit anggaran dan peningkatan rasio pajak.

    2. Berlaku ke Semua Barang yang Selama Ini Dikenakan PPN

    Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan tarif PPN 12 persen yang mulai berlaku tahun depan tak hanya dikenakan terhadap barang mewah.

    Padahal, semula kenaikan PPN itu disebut-sebut oleh pemerintah bersifat selektif dan hanya menyasar barang dan jasa kategori mewah atau premium.

    “Kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen berlaku untuk seluruh barang dan jasa yang selama ini dikenakan tarif 11 persen,” ujar Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu Dwi Astuti dalam keterangan resmi, Sabtu (21/12).

    Artinya, kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berlaku untuk barang dan jasa yang biasa dibeli masyarakat, mulai dari sabun mandi, makanan siap saji di restoran, pulsa telepon, tiket konser, hingga layanan video streaming seperti Netflix.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    3. Petisi Penolakan Warga

    Masyarakat ramai-ramai menandatangani petisi berisi penolakan terhadap kenaikan PPN ini. Petisi yang berjudul “Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN!” ini sudah tayang di situs change.org sejak 19 November 2024 silam.

    Per Senin (23/12) pagi ini, sudah ada 171.532 orang yang menandatangani petisi untuk menolak kenaikan PPN 12 persen ini. Inisiator petisi menargetkan 200 ribu tanda tangan untuk petisi tersebut.

    Pembuat petisi menganggap kenaikan PPN menjadi 12 persen menyulitkan rakyat. Ia mengingatkan daya beli masyarakat sedang terpuruk.

    Petisi online tersebut pun diantar ke Istana Kepresidenan Jakarta oleh sejumlah massa dari beberapa elemen masyarakat. Mereka melakukan aksi tolak kenaikan PPN 12 persen pada Kamis (19/12).

    4. Ada Barang yang Dikecualikan

    Pemerintah menegaskan tak semua barang dan jasa kena kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen. Beberapa di antaranya malah digratiskan PPN-nya oleh pemerintah.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merinci bahwa bahan kebutuhan pokok yang mendapatkan fasilitas bebas PPN telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2020.

    Barang dan jasa yang termasuk di antaranya adalah beras, daging (ayam ras, sapi), ikan (bandeng, cakalang, tongkol, tuna, kembung/banyar/gembolo/aso-aso), telur ayam ras, sayur-sayuran, buah-buahan, susu, garam, gula konsumsi, minyak goreng (tertentu), cabai (hijau, merah, rawit), dan bawang merah.

    Kemudian jenis jasa yang mendapatkan fasilitas bebas PPN sesuai dengan PP Nomor 49 Tahun 2024 yaitu jasa pendidikan, jasa pelayanan kesehatan medis, jasa pelayanan sosial, jasa angkutan umum, jasa keuangan, dan jasa persewaan rumah susun sederhana.

    Namun, pemerintah juga menetapkan bahwa barang-barang strategis tertentu masih dikenai PPN sebesar 11 persen, dengan 1 persen sisanya ditanggung pemerintah. Barang tersebut mencakup Minyakita, tepung terigu, dan gula industri.

    [Gambas:Photo CNN]

    5. Guyuran Insentif Buat Kompensasi

    Guna meredam dampak kenaikan PPN ini, pemerintah menyiapkan enam paket kebijakan ekonomi berupa insentif hingga diskon pajak sebagai stimulus.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kebijakan stimulus ini didesain untuk merespons guncangan ekonomi yang dialami dalam negeri, salah satunya terkait pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah hingga bawah.

    Adapun paket stimulus ekonomi tersebut diberikan kepada enam sektor produktif, seperti sektor rumah tangga yang mendapatkan bantuan pangan hingga diskon listrik 50 persen.

    Selanjutnya, sektor pekerja akan mendapatkan kemudahan akses jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) bagi mereka yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Lalu, sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diberikan perpanjangan periode pemanfaatan pajak penghasilan (PPh) final 0,5 persen dari omzet hingga 2025. Berikutnya, industri padat karya, di mana pekerja dengan gaji di bawah Rp10 juta diberikan insentif PPh Pasal 21 DTP.

    Lebih lanjut, sektor mobil listrik dan hybrid diberikan insentif, hingga sektor perumahan diberikan PPN DTP pembelian rumah.

  • Harga cabai rawit merah menjadi Rp50.620/kg pada hari Natal

    Harga cabai rawit merah menjadi Rp50.620/kg pada hari Natal

    Ilustrasi – Pedagang memilah cabai di Pasar Kramat Jati, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.

    Harga cabai rawit merah menjadi Rp50.620/kg pada hari Natal
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 25 Desember 2024 – 11:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum turun, yaitu cabai rawit merah menjadi Rp50.620 per kilogram per 25 Desember 2024.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pada Rabu pukul 08.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,45 persen atau Rp70 menjadi Rp15.350 per kg.

    Begitu pun beras medium turun 2,23 persen atau Rp300 menjadi Rp13.170 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,40 persen atau Rp50 menjadi Rp12.550 per kg.

    Selanjutnya Komoditas bawang merah terpantau turun 0,64 persen atau Rp264 menjadi Rp40.470 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 0,52 persen atau Rp220 menjadi Rp42.400 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 0,07 persen atau Rp30 menjadi Rp42.430 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 2,33 persen atau Rp1.210 menjadi Rp50.720 per kg.

    Selanjutnya harga daging sapi murni juga turun 3,15 persen atau Rp4.270 menjadi Rp131.130 per kg; begitu pun daging ayam ras turun 1,60 persen atau Rp600 menjadi Rp36.920 per kg; telur ayam ras juga ikut turun 1,62 persen atau Rp500 menjadi Rp30.330 per kg.

    Sementara itu, kedelai biji kering (impor) terpantau naik 2,41 atau Rp250 menjadi Rp10.630 per kg; berbeda dengan gula konsumsi yang turun 0,83 persen atau Rp150 menjadi Rp17.850 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana turun 0,43 persen atau Rp80 menjadi Rp18.670 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 1,82 persen atau Rp320 menjadi Rp17.300 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 1,38 persen atau Rp140 menjadi Rp9.980 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 0,69 persen atau Rp90 menjadi Rp13.010 per kg.

    Berbeda dengan harga jagung di tingkat peternak naik hingga 8,25 persen atau Rp500 menjadi Rp6.560 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 4,77 persen atau Rp550 menjadi Rp10.990 per kg.

    Selanjutnya, untuk harga ikan kembung terpantau naik 6,95 persen atau Rp2.690 menjadi Rp41.370 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 4,08 persen atau Rp1.320 menjadi Rp33.670 per kg; berbeda dengan ikan bandeng yang turun 2,27 persen atau Rp770 menjadi Rp33.160 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Hari Ini 25 Desember: Telur, Beras, hingga Bawang Turun

    Harga Pangan Hari Ini 25 Desember: Telur, Beras, hingga Bawang Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga pangan sebagian besar mengalami penurunan secara rata-rata nasional saat perayaan Hari Raya Natal 2024. Komoditas pangan yang turun harganya yaitu beras, bawang, cabai, hingga telur ayam.

    Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (25/12/2024) pukul 07.41 WIB, harga beras premium mengalami penurunan sebesar 0,71% menjadi Rp15.310 per kilogram.

    Tidak hanya itu, harga beras medium turun 2,08% menjadi Rp13.190 per kilogram dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan, harga beras SPHP naik 0,24% menjadi Rp12.530 per kilogram.

    Komoditas pangan yang harga nya juga turun yaitu bawang putih bonggol turun 4,74% menjadi Rp40.600 per kilogram, sedangkan bawang merah turun 1,27% dengan harga Rp41.920 per kilogram.

    Di sisi lain, kedelai biji kering impor naik harganya 1,16% menjadi Rp10.500 per kilogram dan harga jagung tingkat peternak naik 8,09% menjadi Rp6.550 per kilogram. 

    Adapun, harga cabai merah keriting mengalami kenaikan 1,27% menjadi Rp41.920 per kilogram dan harga cabai rawit merah turun 6,47% menjadi Rp48.570 per kilogram.

    Di samping itu, harga telur ayam ras turun 4,05% menjadi Rp29.580 per kilogram. Sementara, harga daging ayam ras turun 0,21% menjadi Rp37.440 per kilogram. 

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 3,38% menjadi sebesar Rp130.830 per kilogram. Di sisi lain, harga gula konsumsi turun 1,94% menjadi Rp17.650 per kilogram. 

    Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka Rp18.600 per liter atau naik 0,80% dari hari sebelumnya.

    Di sisi lain, harga tepung terigu curah turun 2,67% menjadi Rp9.850 per kilogram. Sedangkan, minyak goreng curah turun 1,65% menjadi Rp17.330 per liter.

    Berbagai jenis ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng memiliki harga bervariasi. Harga ikan kembung hari ini yaitu Rp42.180 per kilogram atau turun 9,05% dari hari sebelumnya. 

    Sementara itu, harga ikan tongkol naik 2,75% menjadi Rp33.240 per kilogram dan ikan bandeng turun 1,33% menjadi Rp33.480 per kilogram. 

  • Harga daging sapi Rp128.730 per kg, telur ayam Rp32.110 per kg

    Harga daging sapi Rp128.730 per kg, telur ayam Rp32.110 per kg

    Ilustrasi – Pedagang daging sapi melayani pembeli di kios daging Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

    Harga daging sapi Rp128.730 per kg, telur ayam Rp32.110 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 24 Desember 2024 – 10:19 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Selasa mencatat, harga daging sapi murni turun menjadi Rp128.730 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras naik menjadi Rp32.110 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 07.20 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, untuk beras premium naik 0,71 persen atau Rp110 menjadi Rp15.520 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.470 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 1,28 persen atau Rp160 menjadi Rp12.650 per kg.

    Selanjutnya Komoditas bawang merah terpantau turun 1,60 persen atau Rp650 menjadi Rp39.990 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 1,95 persen atau Rp830 menjadi Rp43.340 per kg.

    Sementara itu, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,70 persen atau Rp690 menjadi Rp41.350 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 4,83 persen atau Rp2.430 menjadi Rp47.920 per kg.

    Harga daging sapi murni juga naik 0,87 persen atau Rp6.590 menjadi Rp128.730 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 9,50 persen atau Rp3.540 menjadi Rp40.800 per kg; lalu telur ayam ras juga naik 4,63 persen atau Rp1.420 menjadi Rp32.110 per kg.

    Kedelai biji kering (impor) terpantau naik 5,11 atau Rp530 menjadi Rp10.910 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 1,39 persen atau Rp250 menjadi Rp18.250 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 3,09 persen atau Rp580 menjadi Rp19.350 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 6,62 persen atau Rp1.160 menjadi Rp16.350 per kg.

    Komoditas tepung terigu curah naik 2,88 persen atau Rp290 menjadi Rp10.370 per kg; begitu pula terigu non curah juga naik 2,37 persen atau Rp310 menjadi Rp13.390 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak naik hingga 15,04 persen atau Rp910 menjadi Rp6.960 per kg; harga garam halus beryodium juga naik 6,50 persen atau Rp750 menjadi Rp12.290 per kg.

    Selanjutnya, untuk harga ikan kembung terpantau turun 15,80 persen atau Rp6.090 menjadi Rp32.450 per kg; ikan tongkol juga turun 6,33 persen atau Rp2.050 menjadi Rp30.310 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 2,68 persen atau Rp910 menjadi Rp33.000 per kg.

    Sumber : Antara