Tanaman: Bawang merah

  • Harga Pangan Hari Ini, 12 Januari 2025: Beras, Cabai, dan Telur Turun Harga

    Harga Pangan Hari Ini, 12 Januari 2025: Beras, Cabai, dan Telur Turun Harga

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mayoritas harga pangan rata-rata nasional pada hari ini, Minggu (12/1/2025) mengalami penurunan. Hal itu sebagaimana terjadi pada beras, cabai, telur, hingga minyak goreng.

    Mengutip panel harga rata-rata nasional Bapanas pada pukul 09.48 WIB, beras medium turun 0,96% menjadi Rp13.450 per kg dan beras SPHP turun 0,24% menjadi Rp12.470 per kg. Sedangkan, harga beras premium stagnan di harpa Rp15.530 per kg.

    Bawang merah juga turun 2,61% menjadi Rp38.810 per kg, bawang putih bonggol turun 0,80% ke level Rp42.200, cabai merah keriting turun 6,23% menjadi Rp47.450 dan cabai rawit merah turun 0,65% menjadi Rp73.160 per kg.

    Selanjutnya produk unggas seperti daging ayam ras juga turun 0,51% menjadi Rp37.360 per kg. Diikuti telur ayam ras yang turun 0,43% menjadi Rp30.010 per kg.

    Di sisi lain, komoditas pangan sumber protein seperti daging sapi murni juga turun 0,04% menjadi Rp134.830 per kg dan ikan bandeng turun 1,51% menjadi Rp31.990 per kg.

    Kemudian, gula konsumsi juga pagi ini mengalami penurunan 0,39% menjadi Rp17.900 per kg, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,10% menjadi Rp19.230 per liter dan minyak goreng curah turun 1,20% menjadi Rp17.220 per liter.

    Tepung terigu (curah) juga susut 2,24% ke level Rp9.600 per kg, tepung terigu kemasan (non-curah) turun 2,75% menjadi Rp12.400 per kg, dan garam halus beryodium turun 0,27% menjadi Rp11.140 per kg.

    Adapun, jagung pakan peternak menjadi komoditas yang paling besar mengalami lonjakan pada hari ini. Posisinya naik 2,86% menjadi Rp6.470 per kg. Diikuti kedelai biji kering naik 1,83% menjadi Rp10.580 per kg.

    Terakhir, ada ikan kembung naik 2,55% menjadi Rp40.460 per kg dan ikan tongkol naik 1,09% menjadi Rp32.530 per kg.

  • Sambal Colo Colo, Kuliner Ambon Dengan Cita Rasa Pedas Segar

    Sambal Colo Colo, Kuliner Ambon Dengan Cita Rasa Pedas Segar

    Keunikan lain dari Sambal Colo-Colo terletak pada cara penyajiannya. Tidak seperti sambal lain yang biasanya diulek atau dihaluskan, semua bahan pada Sambal Colo-Colo dibiarkan dalam potongan-potongan kecil.

    Hal ini tidak hanya memberikan tampilan visual yang menarik, tetapi juga memungkinkan setiap bahan untuk tetap mempertahankan tekstur dan rasa aslinya.

    Sambal ini biasanya disajikan dalam mangkuk kecil, dengan bahan-bahan yang tampak berwarna-warni merah dari cabai dan tomat, putih dari bawang merah, dan hijau dari daun kemangi. Warna-warna ini memberikan kesan segar yang menggoda mata sekaligus menambah kelezatan hidangan secara keseluruhan.

    Sambal Colo-Colo juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Ambon yang akrab dengan kekayaan laut dan hasil bumi sekitarnya. Penggunaan bahan-bahan segar yang mudah ditemukan di wilayah Maluku menjadi simbol dari kesederhanaan yang penuh rasa.

    Sambal ini juga menjadi bukti bagaimana masyarakat setempat mampu memanfaatkan hasil bumi yang melimpah untuk menciptakan kuliner yang tidak hanya enak, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi.

    Dalam setiap suapan ikan bakar yang dicocol dengan Sambal Colo-Colo, tersimpan cerita tentang tradisi, kebersamaan, dan rasa syukur masyarakat Maluku terhadap alam.

    Kini, Sambal Colo-Colo telah menjadi salah satu ikon kuliner Maluku yang mulai dikenal luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Ambon tertarik untuk mencicipi sambal ini sebagai bagian dari pengalaman kuliner mereka.

    Dengan rasanya yang unik dan autentik, Sambal Colo-Colo membuktikan bahwa kuliner tradisional Indonesia memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan makanan internasional. Sambal ini bukan hanya sekadar pelengkap makanan, tetapi juga sebuah perayaan akan keberagaman rasa dan budaya Nusantara.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Sejak RI Stop Impor Beras – Halaman all

    Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Sejak RI Stop Impor Beras – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah RI mengklaim harga beras dunia mengalami penurunan usai Indonesian menghentikan impor beras pada tahun ini.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga beras dunia turun dari 640 dolar Amerika Serikat (AS) per metrik ton menjadi sekitar 400 dolar AS metrik ton.

    “Ternyata kebijakan kita turut memicu harga beras di pasar dunia turun,” kata Arief saat Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Banten, dikutip dari siaran pers pada Sabtu (11/1/2025).

    “Beras dari beberapa negara turun mulai dari 640 dolar AS per metrik ton, turun lagi ke 590 dolar AS sampai 490 dolar AS. Hari ini sudah dekat-dekat di 400-an dolar AS. Jadi luar biasa kebijakan kita hari ini,” jelasnya.

    Berdasarkan data perkembangan harga beras putih 5 persen (Free on Board) dari beberapa negara yang dihimpun Bapanas, rata-rata harga beras dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berada di rentang harga 622 sampai 655 dolar AS per metrik ton.

    Kemudian, per 19 Desember 2024 yang merupakan momen setelah pengumuman stop impor beras Indonesia, harga mulai menurun di rentang 455 sampai 514 dolar AS per metrik ton.

    Di bulan ini, India sudah mulai membuka keran ekspornya. Tren harga beras putih pun semakin menurun pada 8 Januari 2025 menjadi rentang 430 sampai 490 dolar AS per metrik ton.

    Sementara itu, menurut data The FAO All Rice Price Index (FARPI), indeks di Desember 2024 menurun 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 119,2 poin.

    Namun dilihat secara setahun penuh, rata-rata indeks FARPI di 2024 masih lebih tinggi 0,8 persen dibandingkan 2023.

    “Harga beras di dunia turun, namun harga petani kita disesuaikan lebih baik lagi, menjelang panen raya tahun ini. Sekali lagi terima kasih kebijakan kepada petani Indonesia,” ujar Arief.

    Target Produksi

    Sebagaimana diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan, produksi beras untuk konsumsi dalam negeri akan mencapai 32 juta ton di 2025.

    Zulhas bilang, di tahun 2025 Indonesia akan menutup impor beras sebab produksinya diyakini akan jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan dalam negeri sebesar 31 juta ton.

    Namun, impor beras yang akan disetop adalah beras konsumsi. Beras basmati yang biasanya digunakan di restoran masih akan didatangkan dari luar negeri.

    “Itu beras yang dimakan biasanya kalau ke restoran Jepang itu masih dikit-dikit impornya masih ada. Biasanya beras basmati. Kita tidak bisa bikin, itu ada (impor tahun depan, red), tapi sedikit,” katanya ketika memberi sambutan dalam acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

    Jadi, beras basmati tidak akan disetop impornya karena menurut Zulhas jika itu juga ikut dihentikan, Indonesia akan dikenakan sanksi.

    Selain itu, beras basmati juga digunakan untuk nasi biryani. Jika impor ini disetop, Zulhas mengatakan Indonesia bisa “dimarahi” India dan Pakistan.

    “Kalau nanti restoran-restoran (yang menyediakan nasi) biryani dan sebagainya perlu beras basmati, kalau kita tidak kasih itu nanti Pakistan, India, Bangladesh bisa marah sama kita.”

    “(Impor tetap dilakukan) tapi volumenya kecil,” ujar pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu. 

    Bisa Hemat Devisa

    Indonesia diproyeksikan mampu menghemat devisa hingga puluhan triliun usai menghentikan impor beras, gula, garam dan jagung.

    Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, penghentian impor empat komoditas tersebut membuat Indonesia bisa menghemat devisa hingga 5,2 miliar dolar SS atau sekitar Rp 84,1 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.188/dolar AS.

    “Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan,” kata Budi dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Surabaya, Jawa Timur, dikutip dari siaran pers pada Rabu (8/1/2025).

    Berdasarkan catatannya, selama 2020–2024, Indonesia mengimpor beras, gula, garam, dan jagung dalam nilai yang cukup besar.

    Meskipun begitu, pada periode tersebut, tren impor gula dan garam cenderung turun.

    Dalam rangka mencapai target swasembada pangan pada 2027, Budi menyoroti sejumlah komoditas yang sudah diekspor.

    Misalnya, minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen.

    Sementara itu, di Jawa Timur sendiri, CPO menempati posisi pertama ekspor produk pangan. 

    Setelah CPO, ada ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam yang sudah diekspor. 

    “Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan. Sehingga, kalau komoditas yang lain juga akan swasembada, saya pikir itu bisa kita lakukan,” ujar Budi.

    Guna mendukung penyimpanan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok), Kemendag mempersiapkan gudang-gudang program Sistem Resi Gudang (SRG) agar dapat digunakan sebagai penyimpanan komoditas pertanian.

    Terdapat enam gudang SRG aktif, 17 flat, dan satu silo SRG pada posisi idle (belum beroperasi) di Jawa Timur. Kapasitas total gudang SRG idle di wilayah Jawa Timur sendiri mencapai 25.900 ton.

     

     

     

  • Disdag Mataram gelar pasar murah tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg

    Disdag Mataram gelar pasar murah tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg

    Aktivitas pedagang cabai di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

    Disdag Mataram gelar pasar murah tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 11 Januari 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat merencanakan kegiatan pasar murah untuk menekan harga cabai menjadi Rp60.000 dari saat ini sekitar Rp90.000 per kilogram sekaligus sebagai upaya pengendalian laju inflasi.

    Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Sabtu, mengatakan pasar murah dilaksanakan pada 12-19 Januari 2025.

    “Pasar murah kami jadwalkan mulai besok pagi (Minggu 12/1) di CFD (car free day) Jalan Udayana, dan berlanjut sampai tanggal 19 Januari di enam kecamatan se-Kota Mataram,” katanya.

    Menurut dia, dalam kegiatan pasar murah tersebut pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Dinas Perdagangan Provinsi NTB, dan Bagian Ekonomi Setda Kota Mataram.

    Komoditas yang akan dijual pada pasar murah tersebut merupakan komoditas yang saat ini mengalami gejolak harga akibat cuaca ekstrem, seperti cabai rawit, telur dan bawang merah.

    Tiga jenis komoditas itu, saat ini mengalami kenaikan harga signifikan terutama cabai rawit yang mencapai Rp90.000 per kilogram dari harga normal Rp28.000-Rp30.000 per kilogram.

    Begitu juga dengan bawang merah saat ini kembali naik dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp42.000 per kilogram, dan telur juga naik menjadi Rp58.000-Rp60.000 per tray (satu tray isi 30 butir) dengan ukuran besar, biasanya Rp54.000-Rp55.000 per tray.

    “Terkait dengan itulah, pasar murah kami laksanakan untuk menekan harga tersebut agar tidak terus naik,” katanya.

    Dalam kegiatan pasar murah, sambungnya, distributor yang akan dilibatkan hanya dari distributor binaan BI, sehingga harga jual bisa di bawah harga pasar.

    Untuk cabai rawit, dalam pasar murah masyarakat bisa membeli dengan harga Rp60.000 per kilogram, begitu juga dengan harga bawang dan telur akan dijual di bawah harga pasar.

    Selama kegiatan pasar murah masyarakat dibolehkan untuk membeli komoditas yang dijual tanpa ada batasan maksimal sebab pasar murah memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “InsyaAllah untuk kegiatan pasar murah besok pagi, distributor akan menyiapkan cabai sebanyak 100 kilogram,” katanya.

    Sedangkan untuk telur dan bawang sejauh ini belum ada kepastian berapa yang akan disiapkan termasuk harga jual, yang jelas di bawah harga pasar.

    Lebih jauh Sri mengatakan setelah pelaksanaan pasar murah di Udayana, kegiatan dilanjutkan di enam kecamatan se-Kota Mataram, dengan jatah sehari satu kecamatan dua lokasi.

    “Total pasar murah yang akan kami laksanakan sebanyak 14 kali. Semoga kegiatan ini bisa optimal menekan inflasi,” katanya lagi.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit merah turun jadi Rp70.730 per kg

    Harga cabai rawit merah turun jadi Rp70.730 per kg

    Ilustrasi – Pedagang mengambil cabai rawit merah untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

    Harga cabai rawit merah turun jadi Rp70.730 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 11 Januari 2025 – 12:03 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum turun, cabai rawit merah Rp70.730 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp37.800 per kg, pada Sabtu pagi.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, pukul 09.20 WIB secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,58 persen atau Rp90 menjadi Rp15.400 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 1,62 persen atau Rp220 menjadi Rp13.360 per kg; begitu pun beras program stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,48 persen atau Rp60 menjadi Rp12.440 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 5,92 persen atau Rp2.380 menjadi Rp37.800 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 0,05 persen atau Rp20 menjadi Rp42.440 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 8,83 persen atau Rp4.530 menjadi Rp46.760 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 3,86 persen atau Rp2.840 menjadi Rp70.730 per kg.

    Sementara itu harga daging sapi murni naik 0,27 persen atau Rp360 menjadi Rp135.270 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 1,61 persen atau Rp600 menjadi Rp36.760 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 1,55 persen atau Rp470 menjadi Rp29.900 per kg.

    Sementara itu, komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,48 persen atau Rp50 menjadi Rp10.370 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,89 persen atau Rp160 menjadi Rp17.830 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 0,52 persen atau Rp100 menjadi Rp19.420 per kg; berbeda dengan minyak goreng curah turun 1,54 persen atau Rp270 menjadi Rp17.230 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 1,43 persen atau Rp140 menjadi Rp9.630 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,21 persen atau Rp410 menjadi Rp12.370 per kg.

    Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 5,48 persen atau Rp290 menjadi Rp6.040 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,46 persen atau Rp280 menjadi Rp11.110 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 3,53 persen atau Rp1.390 menjadi Rp40.760 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 1,51 persen atau Rp490 menjadi Rp33.010 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 5,32 persen atau Rp1.760 menjadi Rp31.310 per kg.

    Sumber : Antara

  • 8 Makanan Super yang Menyehatkan, Bisa Bikin Panjang Umur?

    8 Makanan Super yang Menyehatkan, Bisa Bikin Panjang Umur?

    Jakarta

    Siapa yang tidak ingin hidup sehat dan berumur panjang? Selain menjalani healthy lifestyle dan menjaga kesehatan mental, yang dikonsumsi sehari-hari memegang peran penting dalam menentukan kualitas hidup.

    Beberapa makanan masuk dalam kategori makanan super atau superfood kaya akan nutrisi dan rendah kalori. Makanan-makanan ini membantu tubuh tetap sehat dan mencegah berbagai penyakit.

    Sehingga, makanan super tersebut bisa menjadi upaya kita mendapat umur yang panjang. Lantas, apa saja makanan super yang bisa membuat panjang umur tersebut?

    Makanan Sehat yang Bisa Bikin Panjang Umur

    Berbagai bahan pangan dapat memberi manfaat atau justru bahaya bagi kesehatan tubuh. Mengutip Denver Health Medical Plan dan AARP, berikut
    makanan super yang bisa jadi upaya agar panjang umur:

    1. Buah Beri

    Buah-buahan yang kaya akan antioksidan seperti buah beri sangat baik untuk kesehatan jantung. Sebuah studi melibatkan partisipan yang mengkonsumsi blueberry atau stroberi setiap hari dalam beberapa minggu.

    Hasilnya, ada perbaikan tekanan darah, tanda-tanda stres oksidatif, kolesterol total, dan kolesterol LDL. Tak hanya itu, buah beri memiliki khasiat antikanker dan makanan yang sangat baik untuk otak.

    2. Buah Delima

    Delma mengandung fitokimia bernama punicalagin yang berkhasiat sebagai antikanker, pelindung jantung, hingga menyehatkan otak. Khasiat ini dibuktikan dalam riset terhadap pasien dengan arteri karotis parah.

    Pasien tersebut minum satu ons jus delima setiap hari selama satu tahun. Hasilnya, pasien mengalami penurunan plak aterosklerotik sebanyak 30 persen.

    3. Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan yang padat nutrisi efektif mencegah diabetes dan membantu menurunkan berat badan. Berbagai jenis kacang cenderung dicerna tubuh secara perlahan, sehingga awet kenyang dan mengendalikan peningkatan kadar gula dalam tubuh usai makan.

    Kandungan lain dalam kacang-kacangan adalah serat yang membantu menurunkan kolesterol. Tak hanya itu, kacang-kacangan mengandung pati resisten yang diubah oleh bakteri usus menjadi asam lemak rantai pendek membantu mencegah dari kanker usus besar. Contoh kacang-kacangan adalah kacang merah, kacang hitam, lentil, dan kacang polong.

    4. Bawang Bombay

    Sayuran famili allium seperti bawang bombay bermanfaat bagi sistem kardiovaskular dan imun, memiliki efek anti-diabetes, serta anti-kanker. Peningkatan konsumsi sayuran allium dikaitkan dengan risiko kanker lambung dan prostat yang lebih rendah.

    Bawang bombay juga mengandung konsentrasi tinggi antioksidan flavonoid yang meningkatkan kesehatan, yang memiliki efek anti-inflamasi yang berkontribusi pada pencegahan kanker. Selain bawang bombay, kamu juga bisa mencoba daun bawang, kucai, bawang merah, dan bawang putih.

    5. Tomat

    Tomat mengandung banyak nutrisi yang meningkatkan kesehatan seperti likopen, vitamin C dan E, beta-karoten, antioksidan flavonoid, dan masih banyak lagi. Likopen melindungi tubuh dari kanker prostat, kerusakan kulit akibat sinar UV, dan penyakit kardiovaskular.

    6. Biji-bijian

    Sama seperti kacang-kacangan, biji-bijian mengandung lemak, mineral, dan antioksidan yang sehat. Biji-bijian juga mengandung lebih banyak protein dan kaya akan mineral.

    Jenis biji rami dan chia kaya akan lemak omega-3. Biji ram, chia, dan wijen juga kaya akan lignan, sebuah fitoestrogen yang melawan kanker payudara. Biji-bijian sebaiknya dimakan mentah atau dipanggang sebentar , untuk mendapat manfaat nutrisi yang maksimal.

    7. Sayuran Hijau

    Sayuran hijau mentah mengandung kurang dari 100 kalori, sehingga menjadikannya makanan ideal untuk mengendalikan berat badan. Selain itu, sayuran berdaun hijau yang dikonsumsi mentah membantu menurunkan risiko serangan jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker.

    Jenis sayuran ini juga kaya folat, lutein, zeaxanthin, dan karotenoid yang melindungi mata dari kerusakan. Beberapa jenis sayuran hijau yang mudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari adalah kangkung, sawi hijau, bayam, atau selada.

    8. Minyak Zaitun

    Minyak zaitun mengandung polifenol, jenis antioksidan kuat yang mencegah berbagai penyakit karena usia. Misal alzheimer, kanker, parkinson, sampai penyakit kardiovaskular. Jenis minyak ini juga mengandung lemak tak jenuh yang bisa menyehatkan jantung.

    (elk/row)

  • Petani Cabai Buka-bukaan Penyebab Harga Cabai Mahal, 70 Persen karena Hujan – Halaman all

    Petani Cabai Buka-bukaan Penyebab Harga Cabai Mahal, 70 Persen karena Hujan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Petani cabai mengungkap hujan menjadi alasan harga cabai melonjak pada awal tahun ini.

    Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo menjelaksan, hujan menyebabkan banjir, sehingga tanaman cabai akan tergenang.

    “Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat,” katanya dikutip dari siaran pers Badan Pangan Nasional pada Sabtu (11/1/2025).

    “Kalau di wilayah Jawa tengah itu bisa sampai 70 persen kegagalan karena hujan,” lanjutnya.

    Selain itu, kata Tunov, produktivitas turun karena rontok bunga akibat hujan.

    “Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50 persen,” ujarnya.

    Kemudian, petani cabai banyak yang mengganti tanam cabai dengan komoditas tanaman lain.

    Ia juga mengutarakan transisi sentra panen cabai juga turut mempengaruhi pasokan.

    Katanya, saat Jawa Timur selesai panen akan beralih ke masa panen di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ini kerap terjadi di awal, tengah, dan akhir setiap tahunnya.

    Terakhir, terjadinya hujan dari pagi dinilai sangat berpengaruh. 

    Misalnya mereka di Jawa Tengah, hujan dari pagi menyebabkan tidak ada yang panen, keesokan harinya di Jakarta stok cabai pasti akan kosong di pasar.

    “Makanya ini yang menyebabkan fluktuasi tinggi. Kalau besok cuacanya mendukung, petani akan serempak panen, maka harga akan terkoreksi lumayan tajam,” ucap Tunov.

    Guna mengantisipasi itu, Tunov mengatakan Kementerian Pertanian telah mengimbau untuk segera dilakukan penggantian terhadap tanaman yang rusak.

    Hal itu agar pada Februari dan Maret hingga Idulfitri nanti stok cabai dapat tercukupi.

    Harga Cabai Tembus Rp130 Ribu Per Kg

    Harga cabai di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan hingga menembus Rp120 ribu per kilo gram (kg)

    Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg. Sedangkan untuk cabai merah kriting naik jadi Rp75 ribu per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

    Mahalnya harga cabai membuat pembelian senilai Rp5.000, hanya dapat 5 atau 8 cabai tergantung dari timbangan ukuran ons.

    Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

    Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025.

    “Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram,” kata Umar.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi.

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” katanya.

    Kemudian, harga cabai di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur juga semakin pedas.

    Dari sejumlah pedagang di Pasar Besar Kota Malang mengatakan harga semua jenis cabai mengalami kenaikan.

    Harga cabai rawit merah menyentuh harga Rp 110 ribu per kg.

    Pedagang menyebut jika kenaikan harga cabai dikarenakan musim hujan dan petani banyak yang gagal panen.

    “Kalau kata petani karena musim hujan dan banyak yang gagal panen. Naiknya juga sejak libur natal kemarin,” terang Suhema pedagang cabai Pasar Besar Kota Malang dikutip dari TribunJatim, Rabu (8/1/2024).

    Suhema menambahkan meski harga cabai naik, pelanggannya tetap membeli karena kebutuhan.

    “Tetap membeli mereka, karena langganan juga dan kebutuhan,” tambahnya.

    Tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan.

    “Bawang merah juga naik dari Rp 30 ribu sekarang Rp 50 ribu per kilogram,” jelas Suhema.

    Selain Suhema, salah satu pedagang cabai yang lain yakni Ashari mengatakan jika dirinya tidak berani mengambil banyak stok.

    “Tidak berani ambil banyak, biasanya 10 kilogram sekarang cuma ambil 7 kilogram. Soalnya cabai umurnya satu hari kalau lama nanti takut busuk,” jelas Ashari.

    Ashari menambahkan jika pembeli tetap membeli dagangannya meski tidak banyak.

    “Tetap ada yang beli cuma mereka mengurangi. Biasanya yang beli 1 kilogram sekarang tidak sampai 1 kilo,” tambahnya. 

  • Tren Harga Cabai di Awal 2025 Disebut Mirip Seperti 2024, Diprediksi Turun Mulai Bulan Depan – Halaman all

    Tren Harga Cabai di Awal 2025 Disebut Mirip Seperti 2024, Diprediksi Turun Mulai Bulan Depan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi harga cabai akan turun pada Februari mendatang.

    Menurut Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa, kenaikan harga cabai pada awal tahun ini sama seperti yang terjadi pada 2024.

    “Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita,” katanya saat rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai, dikutip dari siaran pers pada Jumat (10/1/2025).

    “Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas,” lanjutnya.

    Ketut mengatakan, sebelum kenaikan pada saat ini, harga cabai sempat mengalami depresiasi.

    Ia menyebut harga cabai merah keriting di tingkat produsen di 2024 mulai menurun sejak September. Oktober kembali turun, lalu November harganya Rp 14.000 per kilo di petani.

    “Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih,” ujar Ketut.

    Adapun guna mengatasi mahalnya harga cabai pada awal tahun ini, Bapanas tengah memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga.

    Daerah dengan harga cabai tinggi itu akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

    Ketut yakin FDP dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret mendatang.

    Untuk diketahui, sepanjang 2024, pemerintah bersama pemangku kepentingan pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya mencapai 750 ribu kilogram (kg).

    FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg, cabai merah keriting 38,7 ribu kg, dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.

    Harga Cabai Tembus Rp130 Ribu Per Kg

    Harga cabai di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan hingga menembus Rp120 ribu per kilo gram (kg)

    Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg. Sedangkan untuk cabai merah kriting naik jadi Rp75 ribu per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

    Mahalnya harga cabai membuat pembelian senilai Rp5.000, hanya dapat 5 atau 8 cabai tergantung dari timbangan ukuran ons.

    Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

    Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025.

    “Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram,” kata Umar.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi.

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” katanya.

    Kemudian, harga cabai di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur juga semakin pedas.

    Dari sejumlah pedagang di Pasar Besar Kota Malang mengatakan harga semua jenis cabai mengalami kenaikan.

    Harga cabai rawit merah menyentuh harga Rp 110 ribu per kg.

    Pedagang menyebut jika kenaikan harga cabai dikarenakan musim hujan dan petani banyak yang gagal panen.

    “Kalau kata petani karena musim hujan dan banyak yang gagal panen. Naiknya juga sejak libur natal kemarin,” terang Suhema pedagang cabai Pasar Besar Kota Malang dikutip dari TribunJatim, Rabu (8/1/2024).

    Suhema menambahkan meski harga cabai naik, pelanggannya tetap membeli karena kebutuhan.

    “Tetap membeli mereka, karena langganan juga dan kebutuhan,” tambahnya.

    Tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan.

    “Bawang merah juga naik dari Rp 30 ribu sekarang Rp 50 ribu per kilogram,” jelas Suhema.

    Selain Suhema, salah satu pedagang cabai yang lain yakni Ashari mengatakan jika dirinya tidak berani mengambil banyak stok.

    “Tidak berani ambil banyak, biasanya 10 kilogram sekarang cuma ambil 7 kilogram. Soalnya cabai umurnya satu hari kalau lama nanti takut busuk,” jelas Ashari.

    Ashari menambahkan jika pembeli tetap membeli dagangannya meski tidak banyak.

    “Tetap ada yang beli cuma mereka mengurangi. Biasanya yang beli 1 kilogram sekarang tidak sampai 1 kilo,” tambahnya. 

  • Petani di Lombok Keluhkan Harga Pupuk Mahal hingga Bikin Mentan Amran Geram, Begini Penjelasan Kios – Halaman all

    Petani di Lombok Keluhkan Harga Pupuk Mahal hingga Bikin Mentan Amran Geram, Begini Penjelasan Kios – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,- Keluhan petani di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait mahalnya harga pupuk yaitu Rp 300 ribu per kuintal atau Rp 150 ribu per zak, menjadi perhatian khusus Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. 

    Amran bahkan akan melakukan pemutusan izin kerja sama distributor di wilayah tersebut, jika kejadian yang disampaikan petani benar adanya yakni menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

    Keluhan ini disampaikan salah satu anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ secara langsung kepada Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lombok Tengah, NTB pada Senin (6/1/2025). 

    Pada saat itu, petani menyampaikan bahwa dirinya menebus pupuk bersubsidi Rp 300.000 per kuintal atau Rp 150.000 per zak. 

    Diketahui, proses penebusan pupuk subsidi tersebut berlangsung di Kios UD Elvin yang memiliki wilayah tanggung jawab atau pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi di Desa Pengembur, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. 

    Menanggapi hal tersebut, penanggung jawab kios UD Elvin, Natasya memastikan bahwa informasi yang disampaikan anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ tersebut tidak tepat. 

    ”Saya ingin mengklarifikasi perihal berita yang mencuat terkait dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di bawah wilayah tanggung jawab saya,” kata Natasya dikutip Sabtu (11/1/2025).

    Ia menjelaskan, penebusan pupuk bersubsidi yang dilakukan salah satu anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ sebesar Rp 300.000 per kuintal dikarenakan atas kesepakatan antara petani dengan ketua kelompok tani, serta pembayarannya dilakukan secara kredit atau utang. 

    Biasanya, pupuk subsidi yang telah ditebus ini dibayarkan setelah panen atau dikenal dengan istilah yarnen. 

    ”Bahwa petani yang bernama Cahyadi Atmaja yang masuk kedalam Kelompok Tani Remaja Tani memang benar menebus pupuk subsidi dengan harga Rp 300 ribu per kuintal tetapi pembayarannya tidak cash atau berutang dan hal ini merupakan atas kesepakatan untuk jatah urea 587 kg yang sudah ditebus semua, sedangkan jatah NPK 675 kg dan yang ditebus hanya 475 kg selama tahun 2024 dan untuk tahun 2025 belum ada penebusan belum ada penebusan sama sekali,” tegasnya. 

    Menurutnya, penebusan pupuk bersubsidi saat di kios sudah sesuai harga eceran tertinggi. 

    Namun adanya selisih harga seperti yang dikeluhkan salah satu anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ ini terdapat selisih harga yang berasal dari kesepakatan antara anggota dengan ketua kelompok tani, selisih harga ini biasanya terdapat beberapa komponen seperti biaya ongkos kirim. 

    Sementara itu, Wakil Direktur CV Fortuna, Ferdinan mengatakan bahwa pihaknya selaku distributor pupuk bersubsidi di Lombok Tengah telah memanggil seluruh kios binaan. 

    Sebagai distributor, CV Fortuna siap memberikan teguran keras (surat peringatan) terhadap kios yang menjual pupuk dengan harga  tinggi atau tidak sesuai HET, dan siap memberhentikan kios yang tidak dapat melakukan fungsi pengecer dalam melayani petani/kelompok tani. 

    ”Apabila dikemudian hari ditemukan pengecer yang menjual diatas HET, maka akan dikenakan sanksi  (diberhentikan). Kami telah memberikan surat peringatan pertama kepada UD Elvin atas dugaan menjual pupuk Urea bersubsidi diatas HET. Jika kejadian serupa terulang, kami tidak segan memutus kerja sama kios,” kata Ferdinan.

    Sebelumnya, Mentan Amran mengancam para distributor pupuk bersubsidi yang menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

    “Nanti kami cek. Kalau benar di atas HET sudah pasti ditindaki. Kami akan cek alamatnya, orangnya siapa, itu aku evaluasi, dan bisa dicabut izinnya,” kata Amran di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Menurut dia, petani adalah ujung tombak bangsa. Mereka tidak boleh dizalimi.

    “Petani itu ujung tombak kita. Masa mau dizalimi dengan menaikkan harga (pupuk). Gak boleh lagi,” ujar Amran.

    Per 1 Januari 2025, Kementerian Pertanian telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar Rp 2.250 per kilogram (kg) untuk pupuk urea.

    Lalu, HET pupuk NPK sebesar Rp 2.300 per kg, pupuk NPK untuk kakao Rp 3.300 per kg, serta pupuk organik Rp 800 per kg.

    Melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, pemerintah menetapkan alokasi pupuk subsidi untuk tahun 2025 sebesar 9,5 juta ton.

    Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.

    Distribusi pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

    Ada beberapa subsektor, yaitu petani tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi).

    Selain itu, ketentuan lainnya memiliki luas lahan maksimal 2 hektar, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.

  • Harga pangan Jumat turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kg

    Harga pangan Jumat turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kg

    Arsip foto – Komoditas cabai rawit merah. ANTARA/Harianto

    Harga pangan Jumat turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 10 Januari 2025 – 10:55 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan pada Jumat pagi secara umum mayoritas turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kilogram (kg), bawang merah Rp36.500 per kg, hingga daging sapi murni Rp128.370 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, pukul 08.16 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional untuk beras premium, turun 4,01 persen atau Rp620 menjadi Rp14.860 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 4,58 persen atau Rp620 menjadi Rp12.930 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 1,52 persen atau Rp190 menjadi Rp12.310 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 9,65 persen atau Rp3.900 menjadi Rp36.500 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 2,46 persen atau Rp1.050 menjadi Rp41.560 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 19 persen atau Rp9.780 menjadi Rp41.690 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 10,16 persen atau Rp7.540 menjadi Rp66.690 per kg.

    Selanjutnya harga daging sapi murni turun 4,54 persen atau Rp6.110 menjadi Rp128.370 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 4,45 persen atau Rp1.670 menjadi Rp37.860 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 2,52 persen atau Rp770 menjadi Rp29.820 per kg.

    Sementara itu, Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 3,19 persen atau Rp330 menjadi Rp10.660 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 0,44 persen atau Rp80 menjadi Rp18.120 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 0,83 persen atau Rp160 menjadi Rp19.480 per kg; berbeda dengan minyak goreng curah turun 5,11 persen atau Rp890 menjadi Rp16.510 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 4,18 persen atau Rp410 menjadi Rp9.400 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 6,63 persen atau Rp850 menjadi Rp11.980 per kg.

    Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 7,31 persen atau Rp460 menjadi Rp5.830 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun di level 11,71 persen atau Rp1.330 menjadi Rp10.030 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 6,66 persen atau Rp2.560 menjadi Rp40.970 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 4,62 persen atau Rp1.480 menjadi Rp33.500 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 6,84 persen atau Rp2.260 menjadi Rp30.780 per kg.

    Sumber : Antara