Tanaman: Bawang merah

  • Harga Pangan Hari Ini 8 November: Beras dan Telur Turun, Gula Naik

    Harga Pangan Hari Ini 8 November: Beras dan Telur Turun, Gula Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga rata-rata nasional komoditas pangan di Indonesia terpantau bervariasi pada hari ini, Sabtu (8/11/2025) dibandingkan hari sebelumnya.

    Berdasarkan aplikasi panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.00 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 1,25% menjadi Rp15.377 per kilogram dibandingkan kemarin.

    Harga beras medium turun 1,57% ke Rp13.353 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun tipis 0,55% ke Rp12.416 per kilogram.

    Komoditas lainnya seperti jagung peternak turun 5,03% ke Rp6.477 per kilogram, serta kedelai biji kering impor turun 0,08% menjadi Rp10.692 per kilogram. Sementara itu, harga bawang merah turun 2,17% ke Rp38.455 per kilogram, sedangkan bawang putih bonggol juga lebih murah 1,58% ke Rp36.262 per kilogram.

    Harga cabai serempak turun. Cabai merah keriting turun 3% ke Rp51.017 per kilogram, cabai merah besar turun 2,8% ke Rp49.526 per kilogram, dan cabai rawit merah turun 7,97% menjadi Rp34.973 per kilogram.

    Adapun, harga daging sapi murni turun 0,02% menjadi Rp135.010 per kilogram. Harga daging ayam ras turun 2,91% ke Rp35.909 per kilogram, sementara telur ayam ras turun 1,84% menjadi Rp29.820 per kilogram.

    Lebih lanjut, gula konsumsi terpantau naik tipis 0,28% ke Rp18.018 per kilogram, garam konsumsi turun 0,09% ke Rp11.493 per kilogram, tepung terigu curah turun 2,33% ke Rp9.495, dan tepung terigu kemasan turun 1,38% ke Rp12.760.

    Terkait minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 1,44% dan turun 1,33% menjadi Rp20.623 dan Rp17.247 per liter. Sementara itu, MinyaKita turun 1,43% menjadi Rp17.187 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 2,09% ke Rp138.529 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 5,42% ke Rp99.129 per kilogram.

    Sementara itu, harga komoditas ikan juga bergerak beragam. Ikan kembung turun 2% ke Rp43.301 per kilogram, ikan tongkol turun 0,76% ke Rp34.493 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun 6,6% menjadi Rp32.946 per kilogram.

  • IFH Mojokerto Oktober 2025 Naik 0,46 Persen, Emas Jadi Faktor Dominan

    IFH Mojokerto Oktober 2025 Naik 0,46 Persen, Emas Jadi Faktor Dominan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Indeks Fluktuasi Harga (IFH) Kabupaten Mojokerto pada Oktober 2025 tercatat naik 0,46 persen, menandakan kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar. Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Mojokerto, tiga kelompok komoditas utama mendorong kenaikan, yaitu makanan, minuman, dan tembakau; transportasi; serta perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sementara delapan kelompok lain tercatat stagnan, meliputi pakaian dan alas kaki, perumahan, listrik dan bahan bakar rumah tangga, perlengkapan rumah tangga, kesehatan, informasi dan komunikasi, rekreasi, pendidikan, serta restoran.

    Kenaikan juga terjadi pada komoditas pangan seperti daging ayam ras, cabai merah, beras, bawang merah, telur ayam ras, buncis, minyak goreng, solar, dan kangkung, serta emas perhiasan.

    Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, menjelaskan kenaikan IFH lebih dipengaruhi faktor global, terutama lonjakan harga emas perhiasan.

    “Hal ini dipengaruhi oleh harga emas dunia yang naik akibat meningkatnya permintaan terhadap aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi global serta ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat,” ungkap Bambang, Jumat (7/11/2025).

    Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memperkuat dampak kenaikan harga emas internasional terhadap pasar lokal, termasuk Mojokerto. Bambang menegaskan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memantau pergerakan harga dan menjaga stabilitas melalui operasi pasar, penguatan stok bahan pangan, dan distribusi antarwilayah.

    Berdasarkan data kumulatif, laju IFH tahun kalender (Januari–Oktober 2025) Kabupaten Mojokerto tercatat 1,83 persen, sementara laju IFH year-on-year (Oktober 2024–Oktober 2025) mencapai 3,06 persen.

    Beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga, antara lain tomat sayur, cabai rawit, kentang, wortel, kelapa, kol putih, kacang panjang, bandeng, udang basah, dan teri. Tomat sayur menjadi penyumbang utama penurunan harga karena melimpahnya pasokan dari sentra produksi lokal.

    “Kondisi panen raya membuat suplai meningkat tajam sehingga harga turun. Fokus kami adalah menjaga ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok. Dengan kerja sama solid antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, inflasi dapat terus terkendali,” pungkas Bambang. [tin/beq]

  • Harga Pangan Jumat (7/11/2025): Beras Kualitas Medium-Super Turun

    Harga Pangan Jumat (7/11/2025): Beras Kualitas Medium-Super Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata aneka beras, mulai dari kualitas medium dan super di pasar tradisional mengalami penurunan di semua provinsi pada Jumat (7/11/2025).

    Berdasarkan data yang tersaji di laman resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada pukul 09.15 WIB, harga rata-rata beras kualitas medium I turun Rp300 atau 1,89% dibandingkan kemarin (6/11/2025) menjadi Rp15.600 per kilogram di pasar tradisional.

    Senada, harga rata-rata beras kualitas medium II juga turun sebesar 4,46% menjadi Rp15.000 per kilogram. Selain itu, harga rata-rata beras kualitas super I dan super II masing-masing juga turun menjadi Rp16.500 per kilogram dan Rp15.950 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata beras kualitas bawah I turut mengalami penurunan sebesar 3,81% dan kini dibanderol di level Rp13.900 per kilogram. Serta, harga rata-rata beras kualitas bawah II turun 4,2% menjadi Rp13.700 per kilogram.

    Di sisi lain, harga rata-rata cabai merah besar di pasar tradisional naik 14,75% menjadi Rp56.800 per kilogram. Sama halnya dengan cabai merah keriting yang rata-rata harganya dibanderol Rp54.200 per kilogram atau naik 1,31%.

    Berbeda dengan harga cabai rawit hijau yang justru turun 6,46% dan kini secara rata-rata berada di level Rp34.000 per kilogram. Serta harga cabai rawit merah secara rata-rata yang turun 3,94% menjadi Rp39.050 per kilogram.

    Kenaikan harga pangan juga terjadi pada bawang merah ukuran sedang yang dibanderol Rp42.250 per kilogram atau naik 1,2% dibandingkan kemarin. Sementara itu, harga rata-rata bawang putih ukuran sedang di pasar tradisional turun 3,59% menjadi Rp37.600 per kilogram.

    Kemudian, harga rata-rata daging ayam ras segar turun 7,87% menjadi Rp35.100 per kilogram dan telur ayam ras segar juga turun 1,11% menjadi Rp31.050 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata daging sapi kualitas I dan II masing-masing turun menjadi Rp131.650 per kilogram dan Rp126.100 per kilogram. Lebih lanjut, untuk harga rata-rata gula pasir kualitas premium dan lokal juga turun menjadi Rp19.600 per kilogram dan Rp17.450 per kilogram.

    Di sisi lain, harga minyak goreng curah, kemasan bermerek I, dan kemasan bermerek II kompak mengalami kenaikan. Secara terperinci, harga rata-ratanya adalah Rp19.100 per kilogram, Rp23.200 per kilogram, dan Rp21.600 per kilogram.

  • Deflasi Beras Tekan Inflasi Oktober 2025, Terjadi di 23 Provinsi

    Deflasi Beras Tekan Inflasi Oktober 2025, Terjadi di 23 Provinsi

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Oktober 2025 secara umum terjadi inflasi 0,28 persen akan tetapi justru terjadi sebaliknya untuk komoditas beras yang mengalami deflasi sebesar 0,27 persen (m-to-m).

    Kondisi ini berbeda dari tren dua tahun sebelumnya, di mana beras justru mengalami inflasi pada Oktober 2022 dan 2023. Adapun deflasi pada Oktober 2025 tercatat lebih dalam dibandingkan September 2025, menunjukkan penurunan harga yang semakin signifikan di berbagai daerah.

    Secara nasional, sebanyak 23 provinsi mengalami deflasi beras, tiga provinsi mencatat harga yang relatif stabil, dan 12 provinsi lainnya mengalami inflasi beras.

    “Terjadi deflasi beras pada Oktober 2025 lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujar Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/11/2025),

    Rata-rata harga beras di penggilingan Oktober 2025 secara total turun 0,54 persen dari bulan sebelumnya. Jika dipilah menurut kualitas beras di penggilingan, beras premium turun 0,71 persen dari bulan sebelumnya, dan beras medium turun 0,46 peesen dari bulan sebelumnya.

    Bukan hanya di tingkat penggilingan, di tingkat grosir dan eceran pun komoditas ini pada bulan Oktober 2025 mengalami deflasi dibandingkan bulan sebelumnya.

    “Beras di tingkat grosir, defllasi sebesar 0,18 persen, dan ditingkat eceran 0,27 persen secara month to month” paparnya.

    Harga beras ini merupakan harga rata-rata beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia.

    Selain beras, sejumlah komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil terhadap deflasi pada Oktober 2025. Di antaranya bawang merah dan cabe rawit yang masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,03 persen, tomat sebesar 0,02 persen, dan beras sebesar 0,01 persen.

    “Komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil terhadap deflasi pada Oktober 2025. Di antaranya bawang merah dan cabe rawit yang masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,03 persen, tomat sebesar 0,02 persen dan beras sebesar 0,01 persen,” ungkap Pudji.

    Penurunan harga beras yang terjadi secara luas di mayoritas provinsi di Indinesia menjadi faktor penting dalam meredam tekanan inflasi nasional menjelang akhir tahun. Pemerintah melalui berbagai kebijakan distribusi dan pengendalian pasokan dinilai berhasil menjaga stabilitas harga di tengah dinamika cuaca dan produksi yang bervariasi antarwilayah.

    Sementara itu menanggapi kondisi ini, Menteri Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) menegaskan bahwa deflasi beras yang terjadi disebabkan oleh sinergi bersama lintas sektoral dengan pengawalan di setiap kabupaten dengan tujuan kebahagiaan di masyarakat.

    “Tujuan kita menurunkan harga supaya masyarakat bahagia, dan itu sudah tercapai. Tapi kami tidak berhenti di sini. Kami bentuk tim pengawal harga di setiap kabupaten untuk memastikan stabilitas harga beras,” jelasnya.

    Tim tersebut, lanjut Mentan Amran, terdiri atas unsur Kementan, Bappenas, Bulog, serta aparat penegak hukum dan akan terus melakukan operasi pasar terutama di berbagai daerah yang harga berasnya masih di atas rata-rata nasional.

    “Operasi pasar tidak akan berhenti, bahkan saat panen raya nanti kita akan salurkan beras SPHP ke daerah-daerah pegunungan yang bukan sentra produksi,” tegasnya.

    Dengan berbagai kebijakan dan kerja sama lintas sektor, Mentan Amran yakin sektor pertanian Indonesia tengah berada di jalur yang benar menuju kemandirian pangan.

    “Ini adalah keberhasilan kita semua, bukan hanya Kementerian Pertanian, tapi seluruh anak bangsa. Dari Presiden, petani, hingga wartawan yang terus mengawal,” pungkasnya.

  • Konsensus Ekonom Proyeksi Inflasi Turun Moderat pada Oktober 2025

    Konsensus Ekonom Proyeksi Inflasi Turun Moderat pada Oktober 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus sejumlah ekonom memproyeksikan terjadinya penurunan inflasi secara moderat pada Oktober 2025, baik secara bulanan maupun tahunan.

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober 2025 pada Senin (3/11/2025) esok.

    17 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan median atau nilai tengah IHK pada Oktober 2025 mengalami inflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month on month/MoM).

    Nilai tersebut turun dibandingkan realisasi inflasi sebesar 0,21% MoM pada bulan sebelumnya atau September 2025.

    Adapun estimasi tertinggi diberikan oleh Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang dan Ekonom Citigroup Securities Indonesia Helmi Arman masing-masing sebesar 0,23%. Sementara estimasi terendah disampaikan oleh Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede sebesar -0,05%.

    Sementara secara tahunan (year on year/YoY), 28 ekonom memproyeksi median IHK pada Oktober berada di zona inflasi sebesar 2,64%. Nilai tersebut juga turun tipis dibandingkan realisasi inflasi sebesar 2,65% YoY pada September 2025.

    Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,9% yang dikeluarkan oleh Ekonom OCBC Lavanya Venkateswaran. Sementara estimasi terendah di angka 2,25% oleh Ekonom Capital Economics Ltd Gareth Leather.

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Andry Asmoro memperkirakan inflasi naik 0,02% MtM. Dia menilai inflasi utama tetap rendah, ditopang oleh stabilnya harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan koreksi musiman pada harga pangan.

    Dalam laporan Office of Chief Economist Bank Mandiri, dijelaskan komponen harga bergejolak (volatile prices) diperkirakan akan terjadi deflasi ringan sebesar -0,3% MtM, sejalan dengan pola musiman selama periode panen di kuartal III/2025.

    Penurunan harga terjadi pada beberapa komoditas utama, antara lain beras turun 0,8%, bawang merah 7,6%, dan cabai rawit 6,2%. Sementara itu, sejumlah komoditas lain justru mencatat kenaikan, seperti telur ayam naik 2,6% dan cabai merah 3,3%.

    Komponen inflasi inti (core inflation) diperkirakan meningkat 0,2% mtm, didorong oleh kenaikan harga emas dan perbaikan konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin dalam Mandiri Spending Index (MSI) yang naik 1,2% mtm pada Oktober 2025.

    “Faktor tersebut sebagian diimbangi oleh depresiasi rupiah yang lebih ringan, yang turut membantu membatasi tekanan inflasi secara keseluruhan,” ujar Asmo dalam laporan Office of Chief Economist Bank Mandiri, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Untuk kelompok administered prices, diperkirakan terjadi penurunan -0,2% MtM.

    Harga bahan bakar non-subsidi naik rata-rata 0,5% MtM, namun tertahan oleh turunnya tarif angkutan udara sebesar 0,2% MtM, yang memberikan efek penahan terhadap laju inflasi secara keseluruhan.

    Secara tahunan, Asmo memperkirakan inflasi utama Oktober 2025 berada di level 2,6% YoY. Sementara inflasi inti diproyeksikan mencapai 2,2% YoY, mencerminkan aktivitas permintaan domestik yang stabil serta pengaruh kenaikan harga emas sepanjang Oktober.

  • Jangan Simpan Buah dan Sayuran ini Berdekatan Kalau Ingin Tetap Awet dan Tahan Lama

    Jangan Simpan Buah dan Sayuran ini Berdekatan Kalau Ingin Tetap Awet dan Tahan Lama

    Surabaya (beritajatim.com)- Untuk menjaga kualitas dan kesegaran makanan untuk waktu yang lebih lama, sangat penting untuk menyimpannya dengan benar. Namun, banyak dari kita tidak menyadari bahwa beberapa jenis makanan tidak boleh disimpan dekat sau sama lain karena dapat mempercepat pembusukan.

    Gas etilen yang dilepaskan dari beberapa buah dan sayur mengurangi kelembapan, sehingga kodisi penyimpanan yang buruk dapat menyebabkan makanan rusak dengan cepat. Untuk teteap menikmati makanan segar lebih lama, berikut beberapa pasangan buah atau sayur yang tidak boleh disimpan bersama atau berdekatan.

    1. Pisang dan Alpukat
    Keduanya mengeluarkan gas etilen yang tinggi. Gas ini membuat proses pematangan lebih cepat. Pembusukan kedua buah ini akan lebih cepat jika disimpan bersama, sehingga buah menjadi cepat layu dan tidak dapat disimpan lama.

    2. Apel dan jeruk
    Sementara jeruk sangat sensitif terhadap gas etilen, apel dan jeruk apel adalah penghasil gas etilen tinggi. Karena itu, jika terpapar gas etilen dari apel, jeruk akan cepat busuk, menyebabkan kerusakan kulit dan daging buahnya lebih cepat.

    3. Bawang merah dan kentang
    Menyimpan bawang merah dan kentang bersama-sama akan membuat kentang bertunas dan tumbuh akar lebih cepat. Ini karena bawang merah mengeluarkan gas yang memicu pertunas kentang, tetapi jika kentang disimpan bersama, mereka tidak akan tahan lama.

    4. Tomat dan timun
    Sementara tomat mengandung gas etilen yang tinggi, mentimun adalah bahan makanan lain yang sangat sensitif terhadap gas ini. Jika disimpan bersamaan dengan gas etilen tomat, mentimun dapat cepat rusak dan lembek.

    5. Roti dan keju
    Kelembapan keju dapat membuat roti berjamur dengan cepat, yang tidak layak dimakan dan merupakan pemborosan makanan.

    6. Bawang putih dan sayuran lainnya
    Bawang putih harus disimpan di tempat yang kering dan tidak lembap. Jika disimpan bersama sayuran lain yang mengandung banyak air, bawang putih akan cepat rusak dan berjamur karena kelembapan yang tinggi.

    Mengetahui cara menyimpan makanan dengan benar sangat membantu menjaga kualitas dan kesegaran makanan untuk waktu yang lebih lama. Hindari menyimpan makanan yang sensitif terhadap gas etilen tinggi di dekat makanan yang mengeluarkan gas etilen tinggi. Untuk mencegah pembusukan lebih cepat, pastikan tempat penyimpanan tidak terlalu lembab. Ini terutama berlaku untuk roti, keju, atau bawang putih dan sayuran. Dengan cara ini, Anda dapat menghemat uang dan mengurangi sampah makanan. (Imelda Faizza)

  • Pupuk Kujang mulai membangun pabrik NPK Nitrat untuk kurangi impor

    Pupuk Kujang mulai membangun pabrik NPK Nitrat untuk kurangi impor

    Melalui pabrik NPK Nitrat Pupuk Kujang, kita bisa memproduksi NPK Nitrat sendiri, sehingga NPK Nitrat lebih mudah didapat petani.

    Karawang (ANTARA) – Pupuk Kujang resmi memulai pembangunan pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia berkapasitas 100.000 ton per tahun, untuk mengurangi ketergantungan impor.

    Direktur Pupuk Kujang Budi Santoso Syarif dalam keterangannya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa, mengatakan pembangunan pabrik NPK nitrat ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.

    “Melalui pabrik NPK Nitrat Pupuk Kujang, kita bisa memproduksi NPK Nitrat sendiri, sehingga NPK Nitrat lebih mudah didapat petani,” katanya.

    Dimulainya proyek pembangunan pabrik NPK Nitrat tersebut ditandai dengan penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, and Construction antara Pupuk Kujang dengan PT Rekayasa Industri.

    Kontrak kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Kujang Budi Santoso Syarif dan Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih. Penandatanganan kerja sama itu disaksikan langsung oleh SVP Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Herdijanto Utomo.

    Menurut Budi, pembangunan pabrik NPK Nitrat memiliki nilai strategis. Sebab selama ini, pupuk NPK berbasis nitrat yang digunakan di Indonesia mayoritas diimpor dari luar negeri. Dalam setahun, sekitar 500 ribu ton NPK Nitrat didatangkan dari luar negeri.

    “Dengan adanya pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia ini, petani Indonesia tak lagi sepenuhnya tergantung pada impor. Kita bisa buat sendiri, lebih mudah dijangkau petani,” katanya pula.

    Rencananya, kapasitas produksi pabrik NPK Nirat di Pupuk Kujang diproyeksikan mencapai 100.000 ton per tahun.

    Untuk proses pengerjaan pembangunannya akan memakan waktu selama 21 bulan. Direncanakan, pembangunan pabrik NPK Nitrat itu akan rampung pada kuartal III tahun 2027 dan akan berkontribusi menambah kapasitas produksi pupuk nasional mulai tahun tersebut.

    Direktur Utama PT Rekayasa Industri Triyani Utaminingsih mengatakan kerja sama ini merupakan amanah sekaligus bentuk kolaborasi di lingkungan Pupuk Indonesia Grup.

    “Kami harus menjalankan langkah strategis ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga bisa mewujudkan pabrik yang bisa menghasilkan pupuk berkualitas tinggi, dan efisien,” kata Triyani.

    SVP Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Herdijanto Utomo menyampaikan, pembangunan pabrik NPK Nitrat di kawasan Pupuk Kujang diharapkan mampu berkontribusi dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

    Pihaknya memilih kerja sama dengan PT Rekayasa Industri dalam pembangunan pabrik NPK Nitrat, karena menjadi bagian dari bentuk sinergi antar-BUMN.

    “Selain bertujuan agar bisa memenuhi kebutuhan pupuk NPK Nitrat dalam negeri, pabrik ini juga diharap bakal mendorong pertumbuhan ekonomi regional,” katanya lagi.

    Pupuk Kujang telah melakukan riset NPK Nitrat sejak awal tahun 2024. Dimulai dari tahap ideasi, dilanjutkan ke formulasi, hingga uji coba efikasi tanaman. Pengujian dilakukan di Kujang Kampioen, sebuah fasilitas kebun riset.

    Dalam uji coba tersebut, NPK Nitrat diaplikasikan ke berbagai tanaman seperti cabai, tomat, dan bawang merah.

    Riset tersebut sebagai persiapan panjang, agar NPK Nitrat yang dihasilkan berkualitas baik secara konsisten.

    Saat ini, sejumlah petani Indonesia mulai penasaran dengan NPK Nitrat tersebut. Di Brebes misalnya, puluhan petani bawang merah telah mengikuti demplot dan mulai mencoba sampel NPK Nitrat. Hasilnya, beberapa petani mengaku mendapat tanaman bawang merah yang lebih tahan terhadap kelembapan.

    Pupuk NPK Nitrat merupakan pupuk yang ramah lingkungan, karena pada saat pengaplikasiannya pada tanaman tidak ada emisi gas rumah kaca yang terlepas ke lingkungan.

    Untuk pupuk NPK Nitrat yang dihasilkan oleh Pupuk Kujang direncanakan akan diserap oleh sektor pertanian hortikultura, di antaranya produk sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional beras premium dan beras medium komoditas pangan di level konsumen mengalami penurunan pada hari ini, Sabtu (25/10/2025). Sementara itu, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) justru naik.

    Mengutip laman Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 9.50 WIB, harga beras premium tercatat turun tipis 0,80% menjadi Rp15.707 per kilogram (Kg), sedangkan beras medium turun 1,34% menjadi Rp13.662 per kg.

    Adapun beras SPHP justru mencatatkan tren kenaikan harga sebesar 0,02% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp12.518 per kg.

    Tepung terigu kemasan tercatat turun 2,27% menjadi Rp12.752 per kg dan tepung terigu curah tercatat turun 1,30% menjadi Rp9.651 per kg. Aneka bumbu dapur seperti bawang merah tercatat turun 3,01% menjadi Rp38.143 per kg dan bawang putih bonggol turun 3,53% ke angka Rp35.854 per kg.

    Rerata harga nasional cabai merah keriting susut 4,29% menjadi Rp51.222 per kg, cabai merah besar turun 3,68% menjadi Rp45.155 per kg, dan cabai rawit merah turun 5,75% menjadi Rp37.564 per kg.

    Minyak goreng kemasan turun 1,26% menjadi Rp20.726 per kg, minyak goreng curah turun 1,39% menjadi Rp17.306 per kg, dan Minyakita turun 1,23% menjadi Rp17.345 per kg.

    Kemudian daging ayam ras turun 1,29% menjadi Rp37.421 per kg bersamaan dengan telur ayam ras yang turun 0,89% menjadi Rp30.436 per kg.

    Sumber pangan protein hewani lainnya seperti daging sapi murni juga tercatat turun 0,36% menjadi Rp134.775 per kg, daging kerbau beku (impor) turun 3,25% menjadi Rp102.553 per kg dan daging kerbau segar turun 1,01% menjadi Rp138.696 per kg.

    Ikan kembung naik 1,18% menjadi Rp42.104 per kg, ikan tongkol turun 0,65% menjadi Rp34.632 per kg, dan ikan bandeng turun 1,64% menjadi Rp34.579 per kg. Lalu gula konsumsi turun 0,83% menjadi Rp17.947 per kg dan garam konsumsi turun 0,60% menjadi Rp11.605 per kg.

  • Harga Bahan Pokok Masih Stabil, Pedagang Waspadai Kenaikan Saat Musim Hujan – Page 3

    Harga Bahan Pokok Masih Stabil, Pedagang Waspadai Kenaikan Saat Musim Hujan – Page 3

    Rina (38), seorang ibu rumah tangga mengaku sudah mulai berhati-hati dalam berbelanja. Ia mengatakan, meskipun harga saat ini masih stabil, dia tetap menyiapkan strategi agar tidak terlalu mempengaruhi jika harga bahan pokok naik.

    “Sekarang saya beli secukupnya saja. Biasanya beli setengah kilo bawang merah, sekarang seperempat dulu. Soalnya kalau nanti naik, mau enggak mau harus hemat,” ujar Rina sambil menimbang belanjaannya di pasar.

    Ia menambahkan, kondisi seperti ini sudah menjadi rutinitas setiap musim hujan.

    “Kalau sudah masuk musim penghujan, pasti cabai sama ikan yang duluan naik. Tapi mudah-mudahan pemerintah bisa membantu biar ngga melonjak tinggi,” harapnya.

    Rina juga berharap agar pasar tradisional tetap menjadi tempat belanja yang terjangkau bagi masyarakat. Kalau di pasar masih bisa nawar. Jadi meski naik, paling ngga bisa disesuaikan sama kantong, tambahnya.

     

  • Mendagri Minta Pemda Optimalkan Tujuh Kanal Penyaluran Beras SPHP

    Mendagri Minta Pemda Optimalkan Tujuh Kanal Penyaluran Beras SPHP

    Jakarta

    Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) mengoptimalkan tujuh kanal penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menekan potensi kenaikan harga beras di daerah.

    Tito menjelaskan tujuh kanal penyaluran beras SPHP tersebut meliputi pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih, outlet pangan binaan dan Gerakan Pasar Murah (GPM) Pemda, outlet Badan Usaha Milik Negara (BUMN), outlet instansi pemerintahan, Rumah Pangan Kita (RPK) Perum Bulog, serta swalayan atau toko modern.

    Menurut Tito, Pemda berperan dalam menjaga suplai dan harga beras di lapangan melalui jalur distribusi yang sudah disiapkan.

    “(Pemda) operasi rutinlah. Operasi yang dikerjakan tetap mengeluarkan beras SPHP melalui tujuh jalur yang sudah ditetapkan oleh Bapak Mentan, Pak Menko Pangan, Pak [Dirut] Bulog, pengecer pasar rakyat,” ujar Tito, dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).

    “Dan tadi Pak Kapolri sudah menyampaikan salah satu usulan kepada Pemda untuk menggiatkan kepala pasar-kepala pasarnya,” sambungnya.

    Tito juga menekankan pentingnya sinergi dengan BUMN pangan seperti ID Food dan instansi pemerintah yang memiliki jaringan distribusi kuat, seperti TNI, Polri, dan Kejaksaan. Selain itu, promosi beras SPHP oleh Perum Bulog serta jalur distribusi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan ritel modern juga harus dimaksimalkan untuk mempercepat penyaluran beras SPHP ke masyarakat.

    “Nah, kemudian juga dilakukan operasi khusus. Operasi khusus ini dilakukan dengan prioritas di daerah yang katakanlah di atas 1% kenaikannya,” ujar Tito.

    Selain membahas stabilisasi beras, Tito juga menyinggung perkembangan inflasi nasional. Ia menyampaikan bahwa inflasi Indonesia secara year-on-year (YoY) September 2025 dibanding September 2024 tercatat sebesar 2,65%.

    Angka ini dinilai cukup baik dari sisi produsen maupun konsumen. Dua penyumbang utama inflasi adalah sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta sektor makanan, minuman, dan tembakau. Adapun komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di antaranya emas perhiasan.

    “Harga emas naik 40% saat ini, tertinggi dalam sejarah, sehingga akhirnya mendongkrak semua, seluruh negara juga karena harganya naik, otomatis banyak yang beli emas, termasuk di Indonesia,” kata Tito.

    Untuk kelompok makanan, Tito menyoroti beberapa komoditas yang perlu diwaspadai, seperti cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Adapun harga beras secara umum masih terkendali, namun tetap membutuhkan perhatian khusus di daerah-daerah yang mencatat kenaikan di atas 2%.

    “Yang perlu kita waspadai adalah harga-harga (beras)-nya mungkin di atas 2% lah. Nah, kalau di atas 2%, jadi hanya 8 kabupaten, (terdiri dari) Intan Jaya, Barito Timur, Pulang Pisau, Bima, Puncak Jaya, Tangerang, Sukabumi, Sumba Tengah,” ungkap Tito.

    Sebagai informasi, Rakor ini dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian RI sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman.

    Hadir secara langsung antara lain Menteri Perdagangan RI Budi Santoso, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono, dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan serta para kepala daerah di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan ini secara daring.

    (akd/ega)