Tanaman: Bawang merah

  • Harga pangan Selasa: Bawang merah Rp41.350/kg, cabai rawit Rp63.400/kg

    Harga pangan Selasa: Bawang merah Rp41.350/kg, cabai rawit Rp63.400/kg

    PIHPS juga mencatatkan harga komoditas telur ayam ras secara nasional di angka Rp29.950 per kg.

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, bawang merah di harga Rp41.350 per kilogram dan cabai rawit merah Rp63.400 per kg, Selasa pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Selasa pukul 10.00 WIB, selain bawang merah dan cabai rawit merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp46.450 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.450 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.000 per kg; beras kualitas medium I Rp14.650 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp14.450 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.000 per kg; dan beras kualitas super II Rp15.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp600.100 per kg; cabai merah keriting Rp51.250 per kg; dan cabai rawit hijau Rp37.100 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp33.350 per kg; sedangkan daging sapi kualitas I Rp131.400 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp124.550 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.450 per kg; gula pasir lokal Rp18.650 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp17.650 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp21.750 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.200 per kg.

    PIHPS juga mencatatkan harga komoditas telur ayam ras secara nasional di angka Rp29.950 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI Jateng sebut pertumbuhan ekonomi 2025 masih kuat

    BI Jateng sebut pertumbuhan ekonomi 2025 masih kuat

    Pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih solid pada 2025

    Semarang (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebutkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pada tahun ini masih tetap kuat, dengan tekanan inflasi yang masih dalam rentang sasaran.

    “Pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih solid pada 2025,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra di Semarang, Senin.

    Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan “Angkring” (updAte iNformasi dan perkembanGan eKonomi RegIonal jateNG) di Kantor Perwakilan BI Jateng, Semarang, yang berlangsung secara hybrid.

    Sejalan dengan perekonomian nasional, kata dia, perekonomian Jateng pada 2024 juga tetap tumbuh kuat sebesar 4,95 persen (year on year/yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 4,97 persen (yoy).

    Namun, kata dia, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa maka pertumbuhan ekonomi di Jateng relatif lebih tinggi dibandingkan Banten (4,79 persen), DKI Jakarta (4,90 persen) dan Jawa Timur (4,93 persen).

    “Pertumbuhan ekonomi Jateng yang terjaga didorong oleh permintaan domestik yang bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga (RT) yang pada 2024 menyumbang 3,05 persen dan tumbuh 5,15 persen (yoy), utamanya bersumber dari maraknya kegiatan pesta demokrasi, didukung inflasi pangan yang terkendali sehingga menjaga daya beli,” katanya.

    Selain konsumsi RT, kata dia, investasi juga menjadi pendorong pertumbuhan 2024 dengan andil 1,88 persen dan tumbuh 6,55 persen (yoy), sejalan dengan berlanjutnya investasi sektor swasta dan pemerintah.

    Sedangkan dari sisi lapangan usaha, kata dia, sumber pertumbuhan Jateng 2024 didorong oleh kinerja lapangan usah industri pengolahan yg menyumbang 1,16 persen dan tumbuh 3,52 persen (yoy) sejalan dengan konsumsi masyarakat yang masih kuat dan ditunjang ekspor yang tumbuh signifikan.

    Selanjutnya, konstruksi menyumbang 0,84 persen dan tumbuh 7,97 persen (yoy), terutama didukung oleh penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan selesai pada tahun 2024, seperti Jalan Tol Yogya-Bawen Seksi I, Solo-Yogya-Kulon Progo Seksi II, dan KITB Fase I.

    Dari sisi inflasi, kata dia, Jateng mencatatkan deflasi sebesar 0,46 persen (month to month/mtm) pada Januari 2025, sejalan dengan deflasi yang juga terjadi di seluruh wilayah di Pulau Jawa.

    Ia menyebutkan komoditas penyumbang utama deflasi periode Januari 2025 adalah tarif listrik, bawang merah, telur ayam ras, mobil dan tarif kereta api.

    Namun demikian, perlu diwaspadai peningkatan harga komoditas pangan seperti beras, cabai merah, dan cabai rawit mengingat curah hujan yang cukup tinggi pada awal tahun serta peningkatan permintaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan I 2025.

    Ke depan, kata dia, ekonomi Jateng diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

    Pertumbuhan diperkirakan bersumber dari konsumsi RT, seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP), serta kenaikan gaji guru dan aparatur sipil negara (ASN).

    Selain itu, kata dia, dari lapangan usaha pertanian diperkirakan cuaca di tahun 2025 relatif lebih terkendali dibandingkan tahun 2024 sehingga menurunkan potensi risiko gagal panen dan komitmen pemerintah daerah untuk menambah luas tambah tanam pertanian.

    “Insyaallah pertumbuhan ekonomi di Jateng ini di tahun 2025 kami proyeksikan masih tetap kuat dan inflasi masih dalam rentan sasaran 2,5 plus minus 1 persen,” kata Rahmat.

    Turut hadir, antara lain Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia dan Andi Reina Sari, serta hadir secara daring, yakni Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Christoveny, Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal Bimala, dan Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Hesti Candra Sari.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam dua tahun terakhir, komoditas seperti beras, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami kenaikan harga setiap  saat memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran.

    Tren ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Dalam dua tahun terakhir, komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam, telur ayam, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” ungkap Pudji.

    Misalnya seperti Ramadan tahun lalu, tepatnya pada bulan Maret 2024, Pudji memaparkan bahwa harga daging ayam naik signifikan, mencapai 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bahkan, pada Januari 2025, kenaikan harga ayam masih tercatat 1,16% secara bulanan.

    “Sehingga, ini yang perlu kita waspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025,” katanya.

    Hal yang sama juga terjadi pada telur ayam, yang mengalami inflasi 9,4% secara bulanan pada Maret 2024 dan masih tercatat naik 0,44% secara bulanan pada Januari 2025.

    Sementara itu, harga beras menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Pada momen Lebaran tahun lalu, harga beras justru mengalami penurunan karena bertepatan dengan musim panen raya. Namun, kondisi berbeda terlihat pada Januari 2025, di mana harga beras mengalami inflasi sebesar 0,36% secara bulanan.

    Selain beras, bawang merah dan bawang putih juga perlu diwaspadai. Pada Maret 2024, harga bawang merah naik 2,33% secara bulanan, dan melonjak drastis hingga 30,75% secara bulanan saat Lebaran di April tahun lalu. Begitu pula dengan bawang putih, yang mengalami inflasi 3,86% secara bulanan pada Maret 2024 dan meningkat lagi 5,51% secara bulanan pada April 2024.

    “Januari 2025 tercatat bahwa beras mengalami inflasi yaitu sebesar 0,36%. Begitu juga dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025,” pungkasnya.

    Foto: Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)
    Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)

    (dce)

  • Bawang merah Rp33.250/kg, cabai rawit Rp54.250/kg

    Bawang merah Rp33.250/kg, cabai rawit Rp54.250/kg

    lustrasi – Pedagang melayani pembeli bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Rahmad

    Harga pangan Senin: Bawang merah Rp33.250/kg, cabai rawit Rp54.250/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Februari 2025 – 12:20 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, bawang merah di harga Rp33.250 per kilogram dan cabai rawit merah Rp54.250 per kg, di Senin pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Senin pukul 09.40 WIB, selain bawang merah dan cabai rawit merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp41.250 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp12.500 per kg; beras kualitas medium I Rp14.400 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp13.900 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.550 per kg; dan beras kualitas super II Rp14.650 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp35.000 per kg; cabai merah keriting Rp37.500 per kg; dan cabai rawit hijau Rp31.250 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp32.750 per kg; sedangkan daging sapi kualitas I Rp120.000 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp113.750 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.400 per kg; gula pasir lokal Rp17.900 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp19.650 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp19.650 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp18.650 per kg.

    Sumber : Antara

  • BPS Wanti-Wanti Inflasi Komoditas Pangan saat Ramadan & Lebaran

    BPS Wanti-Wanti Inflasi Komoditas Pangan saat Ramadan & Lebaran

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa komoditas pangan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, hingga bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Hari Raya Idulfitri dalam dua tahun terakhir.

    Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di YouTube Kemendagri, Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Di sini terlihat bahwa dalam dua tahun terakhir komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” kata Pudji.

    Misalnya saja untuk daging ayam ras, Pudji menyampaikan bahwa pada lebaran 2024 yang jatuh di awal bulan, tepatnya 10 April 2024, inflasi pada komoditas ini tercatat cukup tinggi pada bulan Ramadan atau Maret 2024 sebesar 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm).

    Jika menengok data per Januari 2025, BPS mencatat bahwa masih terjadi inflasi untuk daging ayam ras sebesar 1,16% mtm. “Sehingga ini yang perlu diwaspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025. Begitu juga dengan telur ayam,” tuturnya.

    Adapun, inflasi untuk telur ayam ras pada Maret 2024 adalah 9,4% mtm dan 0,44% mtm pada Januari di tahun ini. Sementara itu, beras menunjukkan fenomena yang berbeda. “Di saat itu sedang terjadi musim panen raya, sehingga disini tercatat bahwa harga beras pada bulan terjadi lebaran, itu mengalami deflasi,” imbuhnya.

    Namun pada Januari 2025, beras mengalami inflasi sebesar 0,36% mtm. Sama halnya dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025.

    Pada Maret 2024, inflasi bawang merah mencapai 2,33% mtm dan melonjak menjadi 30,75% mtm pada momentum lebaran atau April tahun lalu. Sedangkan inflasi bawang putih sebesar 3,86% mtm pada Maret 2024 dan 5,51% mtm pada April tahun lalu.

  • Petrokimia Gresik berkomitmen dukung swasembada gula nasional

    Petrokimia Gresik berkomitmen dukung swasembada gula nasional

    Petrokimia Gresik berupaya memperluas manfaat Program Makmur yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian

    Jakarta (ANTARA) – PT Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), berkomitmen mendukung swasembada pangan nasional khususnya produksi gula.

    Untuk mewujudkan komitmen itu Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik Robby Setiabudi Madjid menyatakan pihaknya telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan sejumlah perusahaan gula yakni PT Sinergi Gula Nasional, PT Rajawali I, dan Perusahaan Gula (PG) Candi Baru di Gresik, Jawa Timur, pada 5 Februari 2025.

    Menurut dia, hal itu sebagai upaya memperluas target Program Makmur di lahan 190 ribu hektare yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya direalisasikan untuk komoditas tebu yang tiap tahunnya juga terus meningkat.

    “Melalui kerja sama ini, Petrokimia Gresik berupaya memperluas manfaat Program Makmur yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian sebagai komitmen perusahaan untuk mendukung swasembada pangan nasional,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Selain itu, lanjutnya, sekaligus menjadi dukungan perusahaan untuk mengejar swasembada gula konsumsi yang ditarget pemerintah tahun 2028 dan swasembada gula industri tahun 2030.

    Adapun kerja sama Petrokimia Gresik dengan perusahaan gula nasional dalam Program Makmur berjalan sejak 2021 atau sejak awal program ini diinisiasi Kementerian BUMN RI. Dari tahun ke tahun, kerja sama mengalami peningkatan atau realisasinya semakin meluas.

    Menurut Robby, di awal kerja sama ini dijalankan, realisasi Program Makmur mencapai 6.747 ha, kemudian pada 2022 dapat menjalankan kolaborasi di lahan 47.700 ha, tahun 2023 seluas 53.888 ha, tahun 2024 di lahan 60.501 ha, sedangkan di tahun ini diharapkan realisasinya meningkat.

    “Kami sangat mengapresiasi kerja sama luar biasa yang telah terjalin selama ini. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi dan sinergi dari berbagai pihak yang terlibat dalam program ini,” ujarnya.

    Sementara itu, realisasi Program Makmur Petrokimia Gresik tahun 2024 seluas 170.295 ha atau 129 persen dari target yang ditetapkan seluas 132.000 ha. Realisasi tersebut dijalankan untuk berbagai komoditas, terbanyak pada komoditas tebu, kemudian padi, hortikultura, jagung, kelapa sawit, bawang merah, jeruk, dan jeruk nipis.

    Realisasi ini dijalankan dengan melibatkan 60.588 petani yang tersebar di berbagai daerah. Antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Bali Nusa, Kalimantan, dan Sulawesi.

    Sementara itu, untuk mengoptimalkan kebermanfaatan Program Makmur khususnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, Petrokimia Gresik juga bekerja sama dengan Institut Teknologi Sawit Indonesia dan Politeknik LPP Yogyakarta guna meningkatkan kapasitas dan efektivitas program tersebut melalui riset dan edukasi yang lebih mendalam.

    Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melakukan pendampingan seperti Taruna Makmur yang selama ini berjalan, lanjutnya, kolaborasi ini untuk mendukung percepatan swasembada pangan dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sektor pertanian, perkebunan, serta kesejahteraan masyarakat secara luas.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Program Makmur Diperluas untuk Realisasikan Swasembada Gula Nasional – Halaman all

    Program Makmur Diperluas untuk Realisasikan Swasembada Gula Nasional – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Petrokimia Gresik bersama PT Sinergi Gula Nasional, PT Rajawali dan PG Candi Baru memperluas program Makmur untuk mendukung upaya mengejar swasembada gula nasional.

    Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi mengatakan tahun ini memperluas target Program Makmur BUMN di lahan 190 ribu hektare untuk komoditas tebu yang setiap tahunnya juga terus meningkat.

    “Manfaat Program Makmur terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian sebagai komitmen perusahaan untuk mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam program Asta Cita yang salah satu fokusnya yaitu swasembada pangan nasional,” ujar Robby dalam pernyataannya, Senin(17/2/2025).

    Kerja sama Petrokimia Gresik dengan perusahaan gula nasional dalam Program Makmur berjalan sejak 2021 atau sejak awal program ini diinisiasi Kementerian BUMN. Dari tahun ke tahun, kerja sama mengalami peningkatan atau realisasinya semakin meluas.

    Pada awal kerja sama ini dijalankan, realisasi Program Makmur mencapai 6.747 ha, kemudian di tahun 2022 dapat menjalankan kolaborasi di lahan 47.700 ha, tahun 2023 seluas 53.888 ha, dan tahun 2024 di lahan 60.501 ha.

    Tahun ini Robby memastikan realisasinya akan meningkat lagi. “Capaian ini tidak lepas dari kontribusi dan sinergi dari berbagai pihak yang terlibat dalam program ini,” ujar Robby.

    Realisasi Program Makmur Petrokimia Gresik tahun 2024 seluas 170.295 ha atau 129 persen dari target yang ditetapkan seluas 132.000 ha untuk komoditas tebu, kemudian padi, hortikultura, jagung, kelapa sawit, bawang merah, jeruk, dan jeruk nipis.

    Kegiatan ini melibatkan 60.588 petani yang tersebar di berbagai daerah. Antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.

    Untuk mengoptimalkan kebermanfaatan Program Makmur ini, khususnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, phaknya bekerja sama dengan Institut Teknologi Sawit Indonesia dan Politeknik LPP Yogyakarta untuk meningkatkan kapasitas dan efektivitas Program Makmur melalui riset dan edukasi yang lebih mendalam.

  • Harga pangan Minggu: Cabai rawit Rp68.600/kg, telur ayam Rp29.800/kg

    Harga pangan Minggu: Cabai rawit Rp68.600/kg, telur ayam Rp29.800/kg

    bawang merah di harga Rp37.000 per kg, bawang putih Rp44.750 per kg

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, cabai rawit merah di harga Rp68.600 per kilogram dan telur ayam ras Rp29.800 per kg, pada Minggu pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Minggu pukul 10.00 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp37.000 per kg, bawang putih Rp44.750 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.800 per kg; beras kualitas medium I Rp15.300 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.200 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.650 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.200 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp53.500 per kg; cabai merah keriting Rp53.400 per kg; dan cabai rawit hijau Rp62.800 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp36.000 per kg; sedangkan daging sapi kualitas I Rp138.750 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp129.900 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.650 per kg; gula pasir lokal Rp18.550 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.650 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.000 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.900 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Berkat PNM, Anak Petani Bawang Bisa Berangkat ke Korea Selatan

    Berkat PNM, Anak Petani Bawang Bisa Berangkat ke Korea Selatan

    PIKIRAN RAKYAT – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali menunjukkan apresiasinya terhadap karyawan berprestasi dengan memberikan reward berupa perjalanan ke Korea Selatan. Tahun ini, penghargaan istimewa tersebut didapatkan oleh Murwoto, seorang Account Officer Mikro (AOM) dari Kediri, atas dedikasi dan kinerjanya yang luar biasa dalam mendukung keluarga prasejahtera mengembangkan usaha mereka.

    Oto, panggilan akrabnya, merupakan sosok inspiratif yang berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani bawang merah dan berusaha keras untuk menguliahkannya. Dengan ketekunan dan kerja keras, Oto berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi berkat dukungan penuh dari orang tuanya. 

    Ia memutuskan bergabung dengan PNM pada tahun 2021 dan mendedikasikan dirinya untuk membantu masyarakat kecil dalam meningkatkan taraf hidup melalui pemberdayaan ekonomi dan akses permodalan.

    Saat mengetahui dirinya terpilih menjadi salah satu dari 89 Insan PNM yang mendapatkan reward wisata ke Korea Selatan, Oto merasa sangat terharu karena belum pernah terbayang akan terbang ke luar negeri.

    “Saya sangat kaget saat diinfokan kalau mendapat reward ke Korea, rasanya kaya mimpi seorang anak petani bawang bawang bias menginjakkan kaki di negeri Ginseng,” ungkapnya penuh haru.

    Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyampaikan apresiasinya kepada Insan PNM yang berasal dari keluarga akar rumput dan mau mendedikasikan dirinya untuk membantu keluarga lain untuk meraih kehidupan yang lebih baik bersama PNM.

    “Sebuah kebanggaan bagi kami memiliki karyawan yang telah berupaya memberi nilai lebih dalam mendampingi nasabah mikro dan ultra mikro. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kami atas komitmen dan kontribusi Insan PNM terpilih dalam memberdayakan perempuan prasejahtera dan keluarga kecil yang ingin mengembangkan usaha mereka,” ujar Arief.

    Menurut Arief, Account Officer memiliki peran penting dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada nasabah, memastikan mereka mendapatkan manfaat maksimal dari pelayanan PNM. Dengan kegigihan dan ketulusan, mereka berhasil membantu banyak keluarga untuk lebih mandiri secara ekonomi.

    “Perjalanan ini bukan hanya untuk memberikan inspirasi dan pengalaman baru bagi para karyawan berprestasi tetapi juga menjadi motivasi bagi seluruh karyawan PNM untuk terus berkontribusi dalam misi pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil di akar rumput,” imbuh Arief.

    PNM berkomitmen untuk terus memberikan penghargaan kepada karyawan-karyawan yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya, sebagai bagian dari upaya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang penuh semangat dan inovasi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Daftar Harga Pangan 16 Februari: Harga Beras Naik, Minyakita Masih Mahal

    Daftar Harga Pangan 16 Februari: Harga Beras Naik, Minyakita Masih Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas harga pangan mengalami kenaikan pada hari ini Minggu (16/2/2025). Kenaikan harga terjadi pada komoditas beras, cabai, hingga minyak goreng.

    Harga beras premium dan medium secara rata-rata nasional terpantau naik pada Minggu (16/2/2025). Selain itu, harga rata-rata Minyakita masih melambung di atas HET Rp15.700 per liter.

    Merujuk data yang tersaji di laman resmi Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (22/12/2024) pukul 09.21 WIB, harga rata-rata beras premium secara nasional di tingkat konsumen dibanderol Rp15.310 per kilogram.

    Harga beras premium secara nasional berada pada status waspada di atas harga eceran tertinggi (HET). Asal tahu saja, HET beras di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 adalah Rp15.400 per kilogram, zona 3 sebesar Rp15.800, dan nasional adalah Rp14.900 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras medium adalah Rp13.469 per kilogram. Secara nasional, harga beras premium naik 7,75% di atas HET.

    Adapun, HET beras medium di zona 1, zona 2, zona 3, dan nasional masing-masing adalah Rp12.500 per kilogram, Rp13.100 per kilogram, Rp13.500 per kilogram, dan Rp12.500 per kilogram.

    Di sisi lain, untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog, harga rata-ratanya adalah Rp12.505 per kilogram, atau naik tipis 0,04% di atas HET.

    Lebih lanjut, harga rata-rata minyak goreng kemasan dibanderol Rp20.318 per liter dan minyak goreng curah adalah Rp17.626 per liter. Lalu secara nasional, harga rata-rata Minyakita adalah Rp17.603 per liter, atau masih di atas HET yang semestinya dibanderol Rp15.700 per liter.

    Komoditas pangan lainnya, seperti cabai merah keriting harga rata-ratanya adalah Rp46.629 per kilogram, atau naik 15,22% dari HAP nasional di rentang Rp37.000–Rp55.000 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata cabai rawit merah tembus Rp63.705 per kilogram, naik 11,76% di atas HAP. Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp45.572 per kilogram.

    Di tingkat konsumen, harga rata-rata daging sapi murni turun 4,62% dari HAP nasional menjadi Rp133.536 per kilogram. Harga rata-rata daging ayam ras juga melandai menjadi Rp34.526 per kilogram, turun 13,69% dari HAP yang di level Rp40.000 per kilogram.

    Begitu pula dengan harga telur ayam ras meski turun tipis 2,42% dari HAP Rp30.000 per kilogram, atau dipatok menjadi Rp29.273 per kilogram.

    Kemudian, harga gula konsumsi secara rata-rata nasional adalah Rp18.340 per kilogram, sedangkan harga rata-rata garam halus beryodium adalah Rp11.426 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata jagung pakan di tingkat peternak berada dalam status aman, yakni di level Rp6.090 per kilogram. Bapanas mencatat, harga acuan penjualan (HAP) nasional untuk komoditas ini adalah Rp5.800 per kilogram.

    Lalu, harga rata-rata kedelai biji kering impor menjadi Rp10.406 per kilogram, atau turun 12,28% dari HAP nasional yang sebesar Rp12.000 per kilogram.

    Panel harga Bapanas juga menunjukkan harga bawang merah terpantau berada di status aman. Secara nasional, harga rata-ratanya adalah Rp34.949 per kilogram atau turun 15,79% dari HAP nasional. Di mana, HAP nasional bawang merah adalah Rp36.500–Rp41.500 per kilogram.

    Berbeda dengan bawang putih bonggol yang sedikit mengalami melampaui HAP, yakni harga rata-ratanya adalah Rp42.469 per kilogram. HAP bawang putih bonggol di Indonesia timur dan 3TP adalah Rp40.000 per kilogram, sedangkan nasional Rp38.000 per kilogram.

    Harga rata-rata tepung terigu curah adalah Rp9.766 per kilogram dan tepung terigu kemasan adalah Rp12.769 per kilogram. Selanjutnya, untuk harga pangan yang bersumber dari protein hewani seperti ikan kembung rata-ratanya adalah Rp41.108 per kilogram, ikan bandeng sebesar Rp32.462 per kilogram, dan ikan tongkol Rp32.601 per kilogram.