Tanaman: Bawang merah

  • BPS Sebut Deflasi Tahunan Sentuh 0,09 Persen pada Februari 2025

    BPS Sebut Deflasi Tahunan Sentuh 0,09 Persen pada Februari 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Februari 2025 terjadi deflasi tahunan sebesar 0,09%. Penyumbang utama deflasi Februari 2025 secara tahunan adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil deflasi 1,92%. Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik.

    “Secara tahunan terjadi deflasi 0,09% atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 105,48 pada Februari 2025,” ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS pada Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar  rumah tangga mengalami deflasi 12,08% dan memberikan deflasi sebesar 1,92%. Komoditas yang memberikan andil  tahunan terbesar adalah tarif listrik mengalami deflasi 46,45%  dan memberikan andil deflasi 2,16%.

    Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif air minum PAM yang mengalami inflasi 9,42% dan memberikan andil inflasi 0,14%; biaya sewa rumah mengalami inflasi 1,27% dan memberikan andil inflasi 0,04%, bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 1,57% dan memberikan andil inflasi 0,03% lalu biaya kontrak rumah mengalami inflasi 0,58% dan memberikan  andil inflasi 0,02%.

    Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,25% dan memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,66%. Inflasi secara tahunan didorong oleh komoditas minyak goreng, sigaret kretek mesin, cabai rawit, kopi bubuk dan ikan segar.

    Inflasi kelompok ini didorong oleh minyak goreng mengalami inflasi 10,97% dan memberikan andil 0,13%,sigaret kretek mesin mengalami inflasi 5,58% dan memberikan andil 0,12%, cabai rawit mengalami inflasi 37,07% dan memberikan andil inflasi 0,11%.

    “Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi, yakni tomat sebesar 32,93% dan memberikan andil deflasi 0,11% dan beras mengalami deflasi 2,63% dan memberikan andil deflasi 0,11%,” tutur dia.

    Kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi  sebesar 8,43% dan memberikan andil inflasi 0,52% pada Februari 2025. 

    Komoditas yang memberikan andil adalah emas perhiasan mengalami inflasi 41,49% dan memberikan andil inflasi 0,42%, pasta gigi mengalami inflasi sebesar 2,91% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,01%, shampo mengalami inflasi sebesar 1,74% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.

    “Menurut catatan BPS emas perhiasan terus mengalami inflasi year on year sejak Februari 2025 karena meningkatnya harga emas di pasar internasional,” kata Amalia.

    Apabila dilihat menurut komponen deflasi tahuna pada Februari 2025 disebutkan bahwa  deflasi terjadi karena komponen harga pemerintah  sementara komponen lainnya mengalami inflasi.

    Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,48%, komponen ini memberikan andil inflasi  sebesar 1,58% pada Februari 2025. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini, yaitu emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk.

    Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi tahunan sebesar 9,02%  dan memberikan andil 1,77% komoditas yang dominan adalah tarif listrik dan bensin. Komponen  harga bergejolak mengalami inflasi 0,56% dengan andil inflasi 0,1%.

    “Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi secara tahunan pada komponen harga bergejolak adalah cabai rawit, bawang putih, kangkung dan bawang merah,” tutur Amalia.

    Secara tahunan 16 provinsi mengalami inflasi dan 22 provinsi mengalami deflasi. Dengan inflasi tertinggi di Provinsi Papua Pegunungan (7,99%) dan deflasi terdalam di Papua Barat (-1,98%).

     

  • Daftar 33 Provinsi yang Deflasi di Februari 2025 – Page 3

    Daftar 33 Provinsi yang Deflasi di Februari 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 33 provinsi mengalami deflasi dan 5 provinsi lainnya mengalami inflasi. Pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan.

    “Deflasi terdalam terjadi di Papua Barat sebesar 1,41% secara month to month, sementara itu inflasi tertinggi di Papua Pegunungan sebesar 2,78%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Untuk rinciannya, inflasi tertinggi selanjutnya terjadi di Nusa Tenggara Timur sebesar 0,37%, Sulawesi Tenggara 0,36%, Gorontalo 0,10%, Sulawesi Tengah 0,06%.

    Sementara, untuk deflasi terdalam selanjutnya terjadi di Papua Barat daya sebesar 0,95%, Sulawesi Selatan 0,89%, DI Yogyakarta 0,86%, Jawa Tengah 0,78%, Banten 0,66%, Maluku 0,63%, Sumatera Utara 0,63%, Jawa Barat 0,61%, Nusa Tenggara Barat 0,60%.

    Selanjutnya, Jambi mengalami deflasi sebesar 0,60%, Jawa Timur 0,59%, Bali 0,57%, Bengkulu 0,57%, Sulawesi Utara 0,53%, Papua 0,52%, Riau 0,50%, Sulawesi Barat 0,48%, Aceh 0,48%, Kalimantan Tengah 0,46%, Sumatera Selatan 0,41%.

    Lalu, di Kalimantan Selatan juga mengalami deflasi sebesar 0,39%, DKI Jakarta 0,29%, Kalimantan Timur 0,25%, Kalimantan Utara 0,17%, Sumatera Barat 0,16%, Kepulauan Riau 0,14%, Maluku Utara 0,11%, Papua Tengah 0,10%, Papua Selatan 0,06%, Kalimantan Barat 0,04%, Kepulauan Bangka Belitung 0,03%.

    Kelompok Pengeluaran Penyumbang Deflasi Februari 2025

    Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%,” ujarnya.

    Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.

    “Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” ujarnya.

    Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%.

    Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.

     

     

  • Deflasi 0,48% pada Februari 2025, BPS Ungkap Biang Keroknya – Page 3

    Deflasi 0,48% pada Februari 2025, BPS Ungkap Biang Keroknya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,99 pada januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    “Secara YoY, juga terjadi deflasi 0,09% dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

    Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.

    “Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%,” ujarnya.

    Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.

    “Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%,” ujarnya.

    Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.

    Menurut Komponen Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 sebesar 0,48%, utamanya didorong deflasi komponen harga yang diatur Pemerintah. Komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,25%, dengan andil inflasi sebesar 0,16%.

    “Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk, dan mobil,” ujarnya.

    Sementara, komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 2,65% dengan andil deflasi sebesar 0,48%. Komdoutas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik. Untuk komponen bergejolaj mengalami deflasi sebesar 0,93% dengan andil deflasi sebesar 0,16%.

     

  • Nasi Tutug Oncom, Menu Sahur Praktis Khas Tasikmalaya

    Nasi Tutug Oncom, Menu Sahur Praktis Khas Tasikmalaya

    Liputan6.com, Tasikmalaya – Nasi tutug oncom, hidangan khas Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi salah satu pilihan menu sahur yang praktis dan kaya rasa. Hidangan ini terbuat dari perpaduan nasi hangat dan oncom yang diolah dengan bumbu yang sederhana.

    Proses pembuatannya yang mudah dan bahan-bahan yang terjangkau membuat nasi tutug oncom cocok disajikan untuk keluarga saat sahur. Oncom, bahan utama hidangan ini, merupakan produk fermentasi yang mirip dengan tempe.

    Mengutip dari berbagai sumber, untuk membuat nasi tutug oncom, oncom terlebih dahulu dibakar atau dipanggang hingga harum dan kering. Setelah itu, oncom yang sudah dibakar ditumbuk hingga halus dan disisihkan.

    Proses pembakaran ini memberikan aroma khas yang menggugah selera. Bumbu yang digunakan dalam nasi tutug oncom cukup sederhana.

    Bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, kencur, dan cabe keriting. Bumbu-bumbu ini diulek hingga halus, kemudian ditumis dengan minyak goreng hingga harum.

    Setelah bumbu matang, oncom yang sudah ditumbuk dimasukkan ke dalam tumisan. Campuran ini kemudian diberi garam, gula, dan micin secukupnya.

    Proses selanjutnya adalah mengaduk campuran oncom dan bumbu hingga benar-benar kering dan berwarna gelap. Oncom yang sudah matang ini kemudian dicampur dengan nasi hangat.

    Untuk menambah cita rasa, nasi tutug oncom bisa disajikan dengan sambal goang. Sambal ini terbuat dari cabe rawit, garam, dan minyak.

    Nasi tutug oncom memiliki ciri khas tersendiri. Hidangan ini biasanya dibungkus dengan daun pisang, yang memberikan aroma alami dan menambah kenikmatan saat disantap.

    Nasi tutug oncom juga sering disajikan dengan berbagai lauk pendamping, seperti ayam goreng, tempe, atau kerupuk. Hidangan ini cocok untuk sahur karena memiliki rasa gurih, asin, dan pulen yang dapat membangkitkan selera makan.

    Selain itu, proses pembuatannya yang cepat dan bahan-bahan yang mudah ditemukan membuat nasi tutug oncom menjadi pilihan praktis untuk menu sahur. Nasi tutug oncom memiliki sejarah panjang sebagai makanan masyarakat jelata di Tasikmalaya.

    Dulunya, hidangan ini merupakan hasil kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan bahan seadanya untuk membuat makanan yang mengenyangkan. Kata tutug sendiri dalam bahasa setempat berarti ditumbuk.

    Hal ini merujuk pada proses pembuatan oncom yang ditumbuk sebelum dicampur dengan nasi. Salah satu hal yang penting dalam menyajikan nasi tutug oncom adalah memastikan hidangan ini disajikan dalam kondisi hangat. Hal ini akan memaksimalkan cita rasa dan kelezatannya.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Harga cabai rawit pada Minggu Rp91.100/kg, bawang merah Rp39.550/kg

    Harga cabai rawit pada Minggu Rp91.100/kg, bawang merah Rp39.550/kg

    Ilustrasi – Seorang pedagang menyortir cabai rawit di Pasar Mardika, Kota Ambon, Provinsi Maluku. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

    Harga cabai rawit pada Minggu Rp91.100/kg, bawang merah Rp39.550/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 02 Maret 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat pada Minggu pagi, harga cabai rawit merah di tingkat pedagang eceran Rp91.100 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp39.550 per kg. Data dari PIHPS  di Jakarta, pukul 10.00 WIB menunjukkan, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih Rp45.350 per kg. 

    Selain itu, beras kualitas bawah I di harga Rp13.950 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.650 per kg; beras kualitas medium I Rp15.300 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.100 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.600 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.150 per kg.

    Selanjutnya, harga cabai merah besar mencapai Rp61.050 per kg; cabai merah keriting Rp61.600 per kg; dan cabai rawit hijau Rp62.350 per kg. Kemudian, daging ayam ras di harga Rp37.350 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.700 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp132.700 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.650 per kg; gula pasir lokal Rp18.600 per kg. Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.600 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.100 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.00 per liter.

    Selanjutnya, PIHPS juga mencatat harga komoditas telur ayam ras di harga Rp30.600 per kg.

    Sumber : Antara

  • Awal Ramadan, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Melonjak Tajam

    Awal Ramadan, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Melonjak Tajam

    FAJAR.CO.ID, SUKABUMI — Harga sejumlah bahan pokok pada awal Ramadan 2025 melonjak. Kondisi itu dipicu tingginya permintaan dari konsumen.

    Salah satu wilayah yang daerahnya mengalami peningkatan permintaan terhadap komoditas pangan yakni Kabupaten Sukabumi, tepatnya di wilayah Palabuhanratu dan sekitarnya.

    “Komoditas yang harganya naik antara lain beras, daging ayam broiler dan sapi. Sementara untuk bawang merah dan putih, cabai merah serta beberapa komoditas lainnya harganya terpantau stabil,” kata Petugas Pencatat Harga Unit Pelayanan Teknis Pasar Semimoderen Palabuhanratu Dinas Perdagangan dan Industri (Digdagrin) Kabupaten Sukabumi, Maulana.

    Dari hasil pendataan harga yang dilakukannya, untuk harga daging sapi yang awalnya Rp120 ribu menjadi Rop130 ribu-Rp140 ribu/kg, daging ayam boiler yang sebelumnya Rp38 ribu/kg menjadi Rp40 ribu/kg.

    Kemudian beras medium awalnya Rp13.500/kg menjadi Rp14 ribu/kg dan untuk beras premium dari Rp15 ribu menjadi Rp16 ribu/kg. Sementara beberapa komoditas yang harganya masih stabil yakni bawang merah di harga Rp30 ribu/kg.

    Selanjutnya, bawang putih Rp40 ribu/kg, cabai merah besar Rp50 ribu/kg, cabai keriting Rp50 ribu/kg, cabai rawit merah Rp80 ribu/kg dan cabai rawit hijau Rp50 ribu/kg.

    Menurut Maulana, pengakuan dari para pedagang naiknya sejumlah komoditas menjelang bulan suci bagi Umat Muslim ini karena terjadi lonjakan permintaan, sehingga harganya sudah naik di tingkat distributor.

    Meskipun demikian, untuk persediaan pangan dan komoditas lainnya, ia memastikan mencukupi untuk memenuhi permintaan konsumen dan untuk distribusi barang pun lancar.

  • Harga Cabai Makin Pedas, Tembus Rp 91.100 per Kg – Page 3

    Harga Cabai Makin Pedas, Tembus Rp 91.100 per Kg – Page 3

    Harga pangan nasional menunjukkan perkembangan menjelang pekan pertama bulan suci Ramadan pada Jumat, 28 Februari 2025. 

    Mengutip dara Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia, Kamis (28/2/2025) terjadi penurunan harga pangan pada sejumlah kategori yaitu bawang merah, bawang putih, beras, cabai merah, daging ayam, hingga gula pasir.

    Harga bawang merah ukuran sedang turun harga 0,41% menjadi Rp36.850 per kg, bawang putih ukurang sedang juga turun harga hingga 1,33% menjadi Rp44.350 per kg. 

    Beras kualitas bawah I dan beras kualitas bawah II juga menurun masing-masing 3,2% dan 3,26% menjadi Rp13.600 per kg dan Rp13.350 per kg.

    Harga beras kualitas medium I menurun 0,65% menjadi Rp15.250 per kg, sedangkan beras kualitas medium II naik harga hingga 0,66% menjadi Rp15.300.

    Kemudian harga beras kualitas super I dan beras kualitas super II menurun 5,99% dan 5,56% menjadi Rp15.700 per kg dan Rp15.300 per kg. 

    Penurunan juga terjadi pada harga daging ayam ras segar hingga 4,55% menjadi Rp34.650 per kg dan telur ayam ras segar menurun 4,46% menjadi Rp28.950 per kg.

    Gula pasir kualitas premium turun harga 3,83% menjadi Rp18.850 dan gula pasir lokal menurun 3,49% menjadi Rp17.950.

     

  • Cabai Rawit Tembus Rp 150.000 Per Kg, Pedagang Kesulitan Tentukan Harga Jual

    Cabai Rawit Tembus Rp 150.000 Per Kg, Pedagang Kesulitan Tentukan Harga Jual

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga cabai rawit di pasar tradisional masih melambung tinggi hingga Minggu (2/3/2025). Para pedagang berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga yang terus naik sejak awal Ramadan.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com di Pasar Minggu, Jakarta, harga cabai merah dan cabai rawit masih bertahan di angka yang tinggi. Beberapa jenis cabai sudah menyentuh harga hingga Rp 150.000 per kilogram.

    Tohir, salah satu pedagang di pasar tersebut mengungkapkan, harga cabai rawit merah dari pemasok sudah mencapai Rp 150.000 per kilogram, sehingga sulit menentukan harga jual yang wajar bagi pembeli.

    “Cabai rawit merah, harga dari induk Rp 150.000. Enggak tahu kalau di sini mau jual berapa,” ujar Tohir kepada Beritasatu.com, Minggu (2/3/2025).

    Selain cabai, harga beberapa bahan pangan lainnya juga mengalami kenaikan. Misalnya bawang merah dan bawang putih yang dijual sekitar Rp 50.000 per kilogram. Tohir mengungkapkan, lonjakan harga ini sudah terjadi sejak awal Ramadan.

    Menghadapi kondisi ini, Tohir berharap pemerintah bisa segera turun tangan untuk menstabilkan harga pangan, karena lonjakan harga membuat pedagang kesulitan menjual dagangannya.

    “Kalau bisa pemerintah bantu masyarakat kita, harus turun tangan turunin harga,” kata Tohir terkait harga cabai rawit dan beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan.

  • Satgas TMMD Kodim Tegal Mulai Sentuh Program Ketahanan Pangan di Desa Kesadikan

    Satgas TMMD Kodim Tegal Mulai Sentuh Program Ketahanan Pangan di Desa Kesadikan

    TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Anggota Satgas TMMD ke-123 Kodim 0712/Tegal bersama warga Desa Kesadikan, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, mulai melakukan pengolahan lahan ketahanan pangan seluas 2 hektar pada Jumat (28/2/2025).

    Lahan tersebut rencananya akan ditanami bawang merah sebagai bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Dansatgas Letkol Inf Suratman  menjelaskan, kegiatan pembukaan lahan ketahanan pangan merupakan salah satu program tambahan TMMD ke-123 Kodim 0712/Tegal, dengan memanfaatkan potensi lokal untuk mendukung kemandirian pangan dan perekonomian warga.

    Program tersebut bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan di tingkat desa. 

    “Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus program TMMD kali ini. Dengan membuka lahan seluas 2 hektar dan menanam bawang, kami berharap dapat meningkatkan produksi pangan lokal sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga Desa Kesadikan,” jelas Letkol Inf Suratman, pada Tribunjateng.com. 

    Sementara itu, Kepala Desa Kesadikan Ratoni, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Satgas TMMD Kodim/0712 Tegal dan sangat bersyukur dengan adanya program ketahanan pangan di desanya. 

    “Selama ini warga kami kesulitan mengembangkan lahan pertanian karena keterbatasan sumber daya. Dengan bantuan dari TNI, kami yakin Desa Kesadikan bisa semakin mandiri khususnya dalam hal pangan,” ungkap Ratoni. (dta) 

  • Hari Pertama Puasa, Bupati Kudus Samani Intakoris Cek Harga Sembako

    Hari Pertama Puasa, Bupati Kudus Samani Intakoris Cek Harga Sembako

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Bitingan, Sabtu (1/3/2025).

    Tinjauan di awal Ramadan ini untuk memastikan harga kebutuhan pokok di Kudus stabil.

    “Kunjungan kami ke pasar untuk mengecek harga beberapa komoditas dan memastikan tidak ada inflasi,” kata Sam’ani Intakoris.

    Dari pantauan tersebut, ada beberapa kebutuhan pokok yang sedikit mengalami lonjakan harga.

    Di antaranya yaitu daging ayam, cabai, dan bawang merah.

    Sementara, harga daging sapi masih stabil.

    Menurutnya dia, kenaikan harga ini masih dalam tahap wajar.

    “Kenaikan harga pokok masih terbilang wajar.

    Nanti setelah seminggu, harga pokok turun.

    Biasanya kenaikan harga satu minggu sebelum lebaran itu daging ayam dan sapi,” kata Sam’ani.

    Sampai saat ini, stok kebutuhan sembako di Kabupaten Kudus masih dalam status aman.

    Stok beras sangat aman, apalagi sebentar lagi tiba panen raya.

    “Jadi untuk stok beras aman,” tandas dia.

    Sam’ani memastikan, apa yang pihaknya lakukan merupakan bagian dari upaya pengendalian laju inflasi.

    Berkaitan dengan rencana pengedalian harga sembako, kata Sam’ani, pihaknya telah menyusun sejumlah strategi.

    Langkah pertama yaitu dengan mengecek harga di lapangan dan kemudian melakukan operasi pasar.

    Sam’ani mengatakan, dia juga siap untuk berkoordinasi dengan daerah lain berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sembako.

    Dengan begitu, kebutuhan sembako di Kudus senantiasa tercukupi.

    “Kalau memang ada komoditas yang harganya naik drastis, akan kami lakukan operasi pasar dan memastikan stok yang ada.

    Kami akan berkoordinasi dengan kabupaten lain yang punya stok banyak,” kata Sam’ani. (goz)