Tanaman: Bawang merah

  • Jaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok,TPID sidak pasar

    Jaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok,TPID sidak pasar

    Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

    Jaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok,TPID sidak pasar
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 06 Maret 2025 – 16:55 WIB

    Elshinta.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional pada Rabu (5/3/2025). Hal ini dilakukan,untuk menjaga  kestabilan harga, ketersediaan serta sebagai upaya pengawasan keamanan pangan jelang Hari Raya Idul Fitri 2025.

    Wakil Bupati Boyolali, Dwi Fajar Nirwana bersama Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto turun langsung ke lapangan monitoring di dua pasar tradisional  di Kecamatan Boyolali, yakni Pasar Boyolali Kota dan Pasar Sunggingan.

    Usai berkeliling di kedua pasar tersebut, Wabup  menjelaskan, harga komoditi kebutuhan pokok masyarakat masih relatif stabil dan terjangkau.

    “Alhamdulillah kalau harga di pasar masih stabil, masih standar, belum ada kenaikan harga. Semoga tidak ada kenaikan harga yang signifikan nanti menjelang Lebaran. Stok aman,” kata Dwi Fajar seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto, Kamis (6/3).

    Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto mengatakan, pihaknya selalu memonitor harga komoditi kebutuhan pokok masyarakat di sejumlah pasar di Kabupaten Boyolali.

    “Kaitannya dengan harga eceran tertinggi dengan yang ditetapkan oleh pemerintah terutama untuk beras medium dan minyak goreng yang sudah ada perubahan harga. Beras masih sesuai dengan norma regulasinya. Ini yang kita jaga terus seperti yang disampaikan oleh Presiden Prabowo melalui Menteri perdagangan bahwa beras tidak boleh dijual diatas harga HET,” kata Kapolres AKBP Rosyid Hartanto.

    Untuk itu, pihaknya bekerjasama dengan Bulog ,untuk  meningkatkan kegiatan monitoring baik itu di pasar tradisional maupun di gudang distributor.

    “Memastikan bahwa penyerapan pada bulog mendapatkan porsi agar bisa menampung beras sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi nanti saat tiba tiba terjadi peningkatan pengguna atau lonjakan harga, Bulog sebagai instansi yang akan menurunkan harga beras supaya harga beras tetap normal,” ujarnya.

    Terdapat beberapa komoditi menjadi fokus monitoring. Diantaranya bawang merah di kisaran harga Rp 40.000-Rp 42.000, bawang putih di Rp 44.000, cabai merah keriting di kisaran harga Rp 50.000, daging ayam ras di kisaran harga Rp 35.000-Rp 36.000, daging sapi di kisaran harga Rp 120.000. Ada pula gula pasir di kisaran harga Rp 18.000, minyak goreng curah di kisaran Rp 20.000dan telur ayam ras di kisaran harga Rp 29.000.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Cek Harga Pangan Hari Ini 7 Maret 2025: Cabai Rawit Merah Rp 97.250 per Kg – Page 3

    Cek Harga Pangan Hari Ini 7 Maret 2025: Cabai Rawit Merah Rp 97.250 per Kg – Page 3

    Sebelumnya, memasuki periode bulan Ramadan 2025, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengawasi harga 17 komoditas pangan di pasar.

    Sebanyak 17 komoditas ini yaitu beras medium, beras premium, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang putih, bawang merah, minyak goreng curah, minyak goreng kemasan bermerk, Minyak Kita, cabai merah, cabai rawit, gula pasir curah, gula pasir kemasan, gula, tepung terigu curah, dan tepung terigu kemasan.

    Direktur KPPU Mulyawan Ranamenggala mengungkapkan bahwa sejumlah komoditas pangan terpantau dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan.

    Mulyawan menjelaskan, temuan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan di pasar tradisional dan modern di tujuh wilayah kantor KPPU di Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Yogyakarta.

    “Dari 17 komoditas itu kami melihat bahwa terdapat 8 komoditas yang harga jual dari HET dan HAP ini (naik) cukup signifikan,” ungkap Mulyawan dalam konferensi pers KPPU yang digelar secara daring pada Selasa (4/3/2025).

    Survei KPPU mencatat, komoditas pangan yang dijual di atas harga HET dan HAP adalah beras medium, beras premium, telur ayam, bawang putih, minyak goreng curah, Minyak Kita, serta cabai rawit hingga gula pasir.

    Mulyawan lebih lanjut mengatakan, terdapat dua komoditas yang harganya paling jauh menyimpang dari HET dan HAP yang ditetapkan, yaitu telur ayam dan cabai rawit.

     

  • Harga Pangan Hari Ini (7/3): Cabai hingga Daging Mahal, Minyakita Hilang!

    Harga Pangan Hari Ini (7/3): Cabai hingga Daging Mahal, Minyakita Hilang!

    Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki puasa Ramadan 2025 hari ketujuh, sejumlah harga pangan mulai dari cabai rawit merah, daging sapi, hingga telur ayam ras masih melonjak. Di sisi lain, minyak goreng rakyat Minyakita menghilang dari peredaran.

    Berdasarkan penelusuran Bisnis, Jumat (7/3/2025), harga cabai rawit merah masih melambung di atas harga acuan penjualan (HAP) di Pasar Nalo, Jakarta Utara.

    Pedagang cabai, Siska (29) menuturkan harga cabai rawit merah dibanderol Rp85.000 per kilogram. Harga komoditas ini masih di atas HAP nasional yang semestinya di kisaran Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Kendati demikian, dia mengaku harga cabai rawit merah turun sejak dua hari terakhir. Sebab, harga cabai rawit merah sempat berada di level Rp120.000 per kilogram

    “Harganya turun dua hari yang lalu. Dua hari lalu cabai rawit merah Rp120.000 per kilogram,” katanya saat ditemui Bisnis, Jumat (7/3/2025).

    Untuk aneka cabai lainnnya, Siska mengatakan cabai merah keriting dan cabai hijau besar masing-masing dibanderol Rp50.000 per kilogram dan Rp35.000 per kilogram.

    Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah yang kini mencapai Rp70.000 per kilogram. Biasanya, kata dia, komoditas ini hanya dipatok Rp40.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih kating dibanderol Rp50.000 per kilogram.

    “Bawang putih kating Rp50.000 per kilogram. Bawang putih sudah lama segitu, seminggu atau sebulan naik,” tuturnya.

    Selain cabai, harga daging sapi di Pasar Nalo juga mengalami kenaikan saat Ramadan, yakni mencapai Rp130.000 per kilogram. 

    “Daging sapi Rp130.000 [per kilogram]. Naik lagi jelang puasa, biasanya Rp120.000 per kilogram,” kata pedagang daging sapi potong, Misri (57).

    Misri menuturkan daging sapi saat Ramadan 2024 juga dibanderol dengan harga yang sama, yakni Rp130.000 per kilogram. Namun, harganya bergejolak saat pertengahan puasa dan tembus Rp140.000 per kilogram.

    Dia pun mengaku harga daging sapi kembali melambung tajam saat momentum Hari Raya Idulfitri atau lebaran. Harga daging sapi bisa mencapai Rp140.000–Rp160.000 per kilogram.

    Sementara itu, pedagang ayam potong, Yono (30) menyebut harga daging ayam ukuran sedang dibanderol Rp55.000 per ekor atau tetap stabil.

    Namun, dia mengaku saat mendekati lebaran, harga daging ayam akan melonjak di rentang Rp60.000–Rp65.000 per kilogram. Di sisi lain, harga ayam ukuran besar di kisaran Rp80.000–Rp85.000 per kilogram.

    Harga pangan lainnya yang turut mengalami kenaikan adalah telur ayam ras. Komoditas ini terkerek tipis dari sebelumnya Rp28.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram. Meski begitu, harga telur ayam ras di Pasar Nalo sesuai dengan HAP nasional sebesar Rp30.000 per kilogram.

    Saat ditanya terkait Minyakita, Sri mengaku sudah tidak menjual minyak goreng subsidi itu sejak isu kualitas BBM Pertamax mencuat di publik. Dia mengaku Minyakita mulai menghilang sejak isu itu bergulir.

    Adapun, dia hanya menjual minyak goreng merek Rizki dengan ukuran 850 mililiter (ml) seharga Rp17.000.

    “[Minyakita] nggak ada barangnya, kosong. Semenjak masalah Pertamax, dia [Minyakita] langsung menghilang,” tandasnya.

    Harga Cabai Meroket

    Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo mengatakan salah satu penyebab utama harga cabai rawit merah mencapai Rp120.000 per kilogram dipicu tanaman cabai yang seharusnya panen pada Maret tahun ini mengalami gagal panen pada akhir Desember—Januari lalu.

    Tunov menjelaskan, gagal panen ini imbas dari hujan ekstrem yang melanda di sentra produksi.

    “Lebih dari 50% tanaman [cabai] harus diganti tanaman baru, akibatnya bulan sekarang stok menurun, petani hanya bertahan dengan sisa tanaman bulan Desember,” kata Tunov kepada Bisnis, Kamis (6/3/2025).

    Terlebih, lanjut dia, mayoritas petani cabai masih menggunakan skema konvensional alias belum memiliki greenhouse atau smart farming.

    Selain itu, Tunov menyampaikan bahwa kejadian ini juga diperparah dengan hujan sejak pagi di wilayah-wilayah sentra yang berakibat petani harus menunda panen dan menunggu cuaca lebih baik.

    Faktor lain penyebab harga cabai rawit merah melonjak tajam lantaran petani dan pengepul di wilayah sentra sedang tidak beroperasi alias libur petik. Alhasil, permintaan cabai ikut melambung.

    “Yang sangat membuat kenaikan harga ekstrem karena pada hari pertama dan kedua puasa petani libur panen karena puasa awal dan pengepul di wilayah sentra juga libur,” ungkapnya.

    Namum, Tunov menuturkan dalam dua hari terakhir, harga cabai sudah mulai terkoreksi sangat dalam. Pada Kamis (6/3/2025), harga cabai rawit merah di tingkat petani adalah Rp50.000 per kilogram, sedangkan harga cabai merah keriting adalah Rp25.000 per kilogram.

    Di sisi lain, dia menyebut banjir yang mengepung wilayah DKI Jakarta tidak tidak terlalu berdampak pada sentra produksi cabai.

    “Banjir Jakarta tidak begitu berdampak, karena kalau berdampak otomatis, harga daerah dan Jakarta akan jauh perbedaannya, tapi faktanya turunnya harga hampir merata di seluruh Indonesia,” terangnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui harga aneka cabai melambung tinggi atau mencapai Rp120.000 per kilogram. Namun, Zulhas menyebut harga cabai akan mulai mereda dalam dua pekan ke depan.

    Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut cabai menjadi satu-satunya komoditas pangan yang melambung saat momentum Ramadan 2025.

    “Yang pedas memang cabai, cabai apapun ya. Mau cabai rawit, cabai merah keriting,” kata Zulhas seusai memantau harga barang kebutuhan pokok di Pasar Jaya Johar Baru, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

    Menurutnya, lonjakan harga cabai disebabkan faktor musim hujan yang berimbas pada gagal panen. “Cabai [mahal] mungkin karena musim hujan. Kalau musim hujan kan panennya gagal. Tapi biasanya nggak lama, biasanya 2 minggu. Setelah nanti terang lagi [cuaca], itu [harganya] akan turun lagi,” ujarnya.

    Dia menyebut gagal panen ini lantaran budidaya tanaman cabai masih menggunakan pendekatan pertanian terbuka. Alhasil, saat hujan melanda sentra produksi, bunga dari tanaman cabai akan rontok dan berakhir gagal panen.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memprediksi harga cabai akan turun dalam waktu dekat, seiring dengan cuaca yang mulai membaik.

    “Turun dong. Kan ini kan sudah mulai panas [cuaca]. Mudah-mudahan beberapa minggu ke depan itu cabai bisa lebih baik harganya,” ujar Arief.

    Ke depan, Arief menyebut budidaya cabai akan menggunakan skema greenhouse alias bangunan dengan atas transparan. Sehingga, saat musim hujan tiba, bunga cabai tidak rontok dan tidak akan terjadi gagal panen.

    “Kita sudah sampaikan kepada kementerian teknis, dinas pertanian supaya bisa membantu cungkup-cungkup tanaman cabai. Tanaman cabai itu kan bisa dipanen bisa 20 kali. Jadi kalau daunnya rontok sebenernya cuma perlu cungkup,“ tandasnya.

  • Catatan Operasi Pasar Pangan Saat Ramadan

    Catatan Operasi Pasar Pangan Saat Ramadan

    Bisns.com, JAKARTA – Pemerintah menggelar hajatan kolosal di Ramadan kali ini yakni operasi pasar pangan murah serentak di seluruh Indonesia. Operasi pasar dilakukan lebih sebulan, dari 24 Februari—29 Maret 2025.

    Selain melibatkan BUMN, seperti Bulog, ID Food, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Rajawali Nusindo, PT Sinergi Gula Nusantara, PT Pos Indonesia, dan PT Pupuk Indonesia, juga melibatkan perusahaan swasta (antara lain Charoen Pokphand, Japfa), asosiasi (seperti Pinsar, Pusbarindo, dan Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia), dan kementerian/lembaga (Badan Pangan Nasional, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, dan Menko Pangan).

    Operasi pasar dilakukan di ribuan titik, antara lain 4.500 kantor Pos Indonesia, 88 unit pengelola teknis Kementerian Pertanian, 2.753 gerai Charoen Pokphand dan Japfa, dan ribuan kios yang terafiliasi dengan Bulog, ID Food dan Badan Pangan Nasional.

    Mengusung tajuk “Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Menjelang HBKN Puasa dan Idulfitri Tahun 2025”, pemerintah menjual 6 komoditas pangan penting: beras, gula, bawang putih, daging ayam ras beku, daging kerbau beku, dan MinyaKita. Harga 6 komoditas dijual di bawah harga acuan dan atau harga eceran tertinggi (HET).

    Tak ada yang salah dengan hajatan operasi pasar kali ini. Di saat daya beli warga turun, operasi pasar jadi penawar bagi masyarakat miskin dan rentan. Apalagi, sejumlah komoditas pangan sudah naik jauh sebelum Ramadan.

    MinyaKita misalnya, sejak Juni 2024 harganya nangkring di atas HET Rp15.700/liter. Demikian pula harga bawang putih sejak September 2024 berada di atas harga acuan penjualan di konsumen: Rp38.000—Rp40.000/kg. Per 28 Februari 2025, merujuk Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag, harga MinyaKita Rp17.200/liter dan bawang putih Rp44.800/kg. Harga ini potensial naik, setidaknya bertahan, jika akar masalah tidak juga diselesaikan.

    Dari hajatan operasi pasar ini setidaknya bisa dicatat tiga hal. Pertama, implisit pemerintah mengakui terbuka bahwa selama ini pengendalian harga pangan belum bisa dieksekusi dengan baik. Menggunakan kategori tingkat fluktuasi (coefisien variation/CV) rendah (CV 9%), rentang 2019 hingga Juli 2024 ditemukan 11 (cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, gabah kering panen atau GKP di petani dan GKP di penggilingan, beras medium, dan gula) dari 17 komoditas pangan tergolong fluktuasi tinggi, 4 (beras premium, telur ayam ras, daging sapi, dan jagung pipil) masuk fluktuasi sedang, dan hanya 2 (daging ayam ras dan daging kerbau) tergolong fluktuasi rendah.

    Kedua, operasi pasar dengan menjual 6 komoditas pangan di bawah harga acuan dan HET pada dasarnya adalah subsidi. Subsidi pada hakikatnya hanya diberikan kepada yang berhak. Oleh karena itu, di negara-negara kesejahteraan (welfare state) maupun di negara liberal dan propasar, pemberian subsidi sangat ketat, melewati proses seleksi yang amat meletihkan, dan antre dalam kurun waktu tertentu.

    Masalahnya, dengan operasi pasar yang sistemnya terbuka berarti tidak membedakan strata ekonomi atau sasaran. Siapa pun boleh dan bisa mengakses dan membeli 6 komoditas dalam operasi pasar. Bukan saja warga miskin/rentan, tapi juga warga kaya dan pedagang, asal mereka mau.

    Mekanisme seperti ini membuat efektivitas operasi pasar (yang ada kandungan subsidi) jadi rendah. Akibatnya, subsidi sebagai alat pemerataan, membantu daya beli dan akses masyarakat miskin/rentan terhadap pangan, dan sarana menegakkan keadilan tidak tercapai.

    Di tengah keterbatasan fiskal, seharusnya dihindari membuat berbagai kebijakan yang potensial bias dalam sasaran. Sebaliknya, anggaran yang ada sebaiknya difokuskan pada sasaran yang benar-benar membutuhkan. Ini hanya bisa dicapai apabila ada desain kebijakan penyaluran yang tertutup yang didedikasikan untuk membantu warga miskin.

    Ketiga, seberapa pun luasnya titik-titik operasi pasar pada hakikatnya kemampuan jangkauan (tetap) terbatas. Artinya, tidak semua masyarakat memiliki peluang yang sama untuk bisa mengakses titik-titik operasi pasar saat Ramadan. Secara teoritis, hanya masyarakat yang tinggal di sekitar titik-titik operasi pasar itulah yang memiliki akses terbesar untuk membeli 6 komoditas yang dijual.

    Mereka yang jauh dari titik operasi pasar, apalagi yang di daerahnya tidak ada titik operasi pasar, membuat akses menjadi tertutup. Ini bisa menimpa semua warga: yang miskin, rentan, strata ekonomi menengah atau atas. Ditilik dari sisi keadilan, operasi pasar semacam ini telah menciptakan ketidakadilan (baru).

    Apa yang hendak dikatakan dari uraian di atas bahwa tata kelola kebutuhan pokok—yang mengacu Perpres 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah ada 11 jenis—di negeri ini sejatinya masih diserahkan ke mekanisme pasar.

    Dari 11 jenis kebutuhan pokok (beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, minyak goreng, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, cabai, bawang, dan ikan) belum semua dilengkapi dengan instrumen yang kuat. Mengacu pada UU No. 18/2012 tentang Pangan dan UU No. 7/2014 tentang Perdagangan dan aturan-aturan turunannya, dua instrumen penting stabilisasi (pasokan dan harga) pangan adalah regulasi harga dan cadangan.

    Regulasi harga untuk memastikan produsen tetap mendapatkan keuntungan dan konsumen dilindungi akses daya belinya. Sedangkan cadangan untuk memastikan akses fisik semua warga, selain sebagai instrumen intervensi manakala ada kegagalan pasar.

    Masalahnya, dua instrumen itu belum sepenuhnya efektif. Ini PR yang menunggu diurai Presiden Prabowo dan para pembantunya. Agar instabilitas harga tak terus berulang.

  • Harga Cabai Tembus Rp 100 Ribu/Kg, Ini Biang Keroknya

    Harga Cabai Tembus Rp 100 Ribu/Kg, Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Harga cabai rawit merah melambung hingga tembus Rp 100 ribu/kilogram (kg). Hal ini dibenarkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

    “Kalau harga cabai, kami minta kepada teman-teman agar distribusinya. Ada kemarin Rp 200 ribu/kg, turun menjadi Rp 100 ribu/kg,” kata Amran di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).

    Dia mengungkap salah satu penyebab tingginya harga cabai rawit merah karena terganggu alur distribusi akibat curah hujan tinggi.

    “Salah satu penyebab (harga cabai naik) karena memang curah hujan tinggi, distribusinya agak sulit. Tetapi kita berupaya keras supaya tetap terpenuhi. Yang terpenting adalah pada umumnya harga pangan stabil dan stok kita lebih dari cukup,” terangnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) juga menemukan harga cabai rawit merah telah tembus Rp 120 ribu/kg. Mahalnya komoditas itu ditemukan di Pasar Johar Baru, Jakarta.

    Dalam pemantauannya, Zulhas mulanya meninjau harga bawang merah, kemudian cabai, hingga bawang putih. Dalam kesempatan tersebut, Zulhas menemukan harga bawang putih dan cabai mahal.

    “100 ribu/kg? Cabai rawit?” tanya Zulhas lagi.

    “Rp 120 ribu/kg,” jawab pedagang lagi.

    “120 ribu/kg. Wah cabai makin naik aja ya. Bawang putih mahal sekali Rp 60 ribu per kg,” tambah Zulhas, Rabu (5/3) kemarin.

    Lihat juga Video: Harga Cabai di Lumajang Jatim Rp 112 Ribu Per Kilogram, Sebelumnya Rp 50 Ribu

    (ada/kil)

  • Sertijab Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran: Saya Minta Warga Kawal Kinerja Kami – Halaman all

    Sertijab Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran: Saya Minta Warga Kawal Kinerja Kami – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng Edy Pratowo, melakukan serah terima jabatan di Aula Jayang Tingang (AJT), Kantor Gubernur Kalteng, Palangkaraya, Rabu (5/3/2025) malam WIB. 

    Serah terima jabatan dilakukan dari Gubernur Kalteng periode 2016-2021 dan 2021-2025, Sugianto Sabran kepada Agustiar Sabran, yang mengemban tugas Gubernur Terpilih Kalteng periode 2025-2030.

    Acara berlangsung hikmah dihadiri perwakilan DPRD Kalteng, para bupati se-Kalteng, Kapolda dan Wakapolda Kalteng, pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta masyarakat Kalteng. 

    Dalam sambutannya, Gubernur Agustiar Sabran mengatakan, dirinya penuh semangat untuk bekerja membangun Kalteng yang maju, berkah, dan bermartabat.

    Hal ini dikarenakan banyaknya pembekalan dari retret kepala daerah yang menurutnya sangat bermanfaat untuk bisa membangun Bumi Pancasila.

    “Membangun Kalteng itu harus penuh semangat, kita lupakan perbedaan, kita harus berangkulan. Kalteng ini punya wilayah yang luas, 1 setengah luasnya dari pulau Jawa. Kalteng punya sumber daya alam yang melimpah, mari kita jaga bersama, kita manfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah,” kata Agustiar Sabran.

    Tak lupa, Agustiar Sabran mengajak masyarakat Kalteng untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan melalui falsafah Huma Betang, di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    “Semua pasti ada kekurangan dan kelebihan. Saya mohon doa restu kepada seluruh masyarakat Kalimantan Tengah untuk memajukan dan memakmurkan Bumi Tambun Bungai, menuju Kalteng Maju, Berkah, dan Bermartabat. Saya meminta masyarakat kawal kinerja kami (bersama Edy Pratowo),” ujar Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng tersebut.

    “Saya bersama Edy Pratowo siap melanjutkan estafet pembangunan Kalteng yang dipimpin Bapak Sugianto Sabran selama ini, dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab, serta amanah,” tegasnya.

    “Bawang merah sambal terasi, benang dirajut menjadi baju, Kalteng berkah menjadi pondasi, sekarang saatnya Kalteng maju,” tutup Agustiar Sabran.

    Sugianto Sabran Siap Mengawal Kinerja Agustiar-Edy

    Dalam acara tersebut, Sugianto Sabran juga mendapat beberapa penghargaan dan cenderamata atas kinerjanya selama ini membangun Kalteng.

    Ia tak lupa berterima kasih kepada sang ibunda, istri, dan keluarganya yang telah memberikan support selama ini.

    “Sekarang saya berdiri sebagai masyarakat Kalimantan Tengah, saya mengucapkan selamat kepada Bapak Agustiar Sabran, abang saya, mengemban amanah untuk memimpin Kalimantan Tengah,” kata Sugianto Sabran.

    “Saya bisa berdiri di sini, kemarin menjadi Gubernur, karena doa orang tua. Tidak ada satu kekuatan selain doa orang tua. Tak lupa juga karena istri saya, karena lelaki yang sukses pasti ada wanita yang hebat di sisinya,” tambahnya.

    Sugianto Sabran sangat yakin Gubernur Agustiar Sabran dapat membawa Kalteng semakin maju, berkah, dan bermartabat. Apalagi, Gubernur Agustiar Sabran sudah mendapat pembekalan retret dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

    “Sekarang (presiden) adalah Jenderal TNI (Prabowo), jiwa komandonya kuat. Saya dulu tidak ada retret. Sekarang visi hanya visi presiden, gubernur hingga bupati menjalankannya di tingkat daerah. Semua harus bersatu dari bupati, kepala dinas, hingga masyarakat untuk bergandengan bersama menjalankan program gubernur dan wakil gubernur,” kata Sugianto Sabran.

    “Saya yakin dengan hati yang bersih dan ikhlas, berpegang kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Insyallah kita mendapat jalan untuk membawa Kalteng maju dan bermartabat.” 

    “Kita membangun bidang kesehatan dan bidang-bidang lainnya, nanti pak Gubernur (Agustiar Sabran) yang mengembangkan,” kata Sugianto Sabran.

  • Pemkab Gorontalo siap gelar pasar murah saat Ramadhan

    Pemkab Gorontalo siap gelar pasar murah saat Ramadhan

    Bupati Gorontalo Sofyan Puhi memberikan keterangan kepada wartawan di Kabupaten Gorontalo. ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Gorontalo

    Pemkab Gorontalo siap gelar pasar murah saat Ramadhan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 06 Maret 2025 – 07:57 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo, dalam pelaksanaan pasar murah bahan kebutuhan pokok saat bulan Ramadhan.

    “Kami berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi dalam operasi pasar dan pasar murah, agar masyarakat tetap mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau,” ucap Bupati Gorontalo Sofyan Puhi di Gorontalo, Rabu.

    Ia mengatakan, langkah itu diharapkan dapat menekan lonjakan harga, serta memastikan stok pangan tetap aman bagi masyarakat selama Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Kami Forum Komunikasi Pimpinan Daerah akan terus berkoordinasi agar kegiatan ekonomi masyarakat tetap berjalan lancar selama Ramadhan,” ujar Sofyan.

    Bupati menegaskan jika ia bersama Forkopimda telah membahas langkah antisipasi potensi kenaikan harga bahan pangan.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo siap menggelar pasar murah, yang menjual berbagai bahan pangan untuk masyarakat di enam lokasi selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Pasar murah dengan harga barang bersubsidi itu dimulai dari Kabupaten Gorontalo pada tanggal 6 Maret 2025,” ucap Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah.

    Pelaksanaan pasar murah tersebut, kata dia, akan menghadirkan tujuh komoditas dengan harga yang disubsidi dengan harga Rp95.000. Di antaranya telur Rp1.000 per butir, beras Rp5.000 per kilogram, minyak goreng premium Rp10.000 per liter, gula pasir 1 kilogram Rp10.000, cabai rawit Rp20.000 per kg, ayam ras Rp20.000 per kg, serta bawang merah.

    Sumber : Antara

  • Tom Lembong Izinkan Impor Meski Stok Masih Cukup!

    Tom Lembong Izinkan Impor Meski Stok Masih Cukup!

    loading…

    Jaksa menyebutkan Tom Lembong selaku Menteri Perdagangan periode 2015 memberikan izin untuk melakukan impor gula meski stok gula pada saat itu masih mencukupi. Foto/Riyan Rizki Roshali

    JAKARTA – Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyebutkan bahwa Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong selaku Menteri Perdagangan periode 2015 memberikan izin untuk melakukan impor gula meski stok gula pada saat itu masih mencukupi.

    Hal itu disampaikan JPU saat membacakan surat dakwaan di ruang sidang PN Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).

    “Bahwa berdasarkan Rapat Kordinasi tanggal 12 Mei 2015 tersebut, stok gula konsumsi masih mencukupi sehingga tidak perlu melakukan impor gula serta tidak memberikan rekomendasi untuk melakukan impor gula dalam rangka pemenuhan stok gula dan stabilisasi harga gula,” ucap Jaksa.

    Jaksa menerangkan, rapat koordinasi itu dilakukan bersama Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN yang membahas stabilisasi pangan dan inflasi menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri saat itu.

    Rapat koordinasi itu pun sejumlah keputusan yang lahir dalam rapat itu. Pertama, akan terjadi defisit pada jagung, kedelai, daging sapi, dan semua jenis cabai. Sedangkan yang mengalami surplus adalah beras, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, daging unggas dan telur unggas.

    Kemudian, dalam rapat itu juga disimpulkan bahwa stok gula mencukupi sehingga tidak perlu impor. Diputuskan dalam rapat itu seluruh pabrik gula akan diminta menyalurkan gula rafinasi ke industri makanan dan minuman, bukan konsumen.

    “Stok gula masih mencukupi sehingga tidak perlu melakukan impor. Seluruh pabrik gula akan di minta menyalurkan gula rafinasi kepada industri makanan dan minuman, bukan disalurkan kepada konsumen langsung,” ujar jaksa.

  • Pemkab Flores Timur Jamin Stok Pangan Aman untuk 2 Pekan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Maret 2025

    Pemkab Flores Timur Jamin Stok Pangan Aman untuk 2 Pekan Regional 6 Maret 2025

    Pemkab Flores Timur Jamin Stok Pangan Aman untuk 2 Pekan
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
    Flores Timur
    , Nusa Tenggara Timur (NTT) menjamin ketersediaan
    stok bahan pokok
    selama bulan
    Ramadhan 2025
    .
    Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Flores Timur, Siprianus Ritan. Ia mengungkapkan bahwa hasil pantauan lapangan menunjukkan pasokan pangan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
    Siprianus mencatat bahwa per akhir Februari 2025, stok beras di pertokoan dan pasar mencapai 709.494 ton, gula pasir 106.678 ton, minyak goreng 86.968 liter.
    Kemudian, tepung terigu 22.741 kilogram, telur 1.860 papan, bawang merah 133 kilogram, dan bawang putih 33 kilogram.
    “Stok di atas itu cukup untuk memenuhi kebutuhan dua pekan ke depan,” ujar Siprianus saat dihubungi pada Kamis (6/3/2025).
    Ia menambahkan bahwa petugas lapangan akan terus memantau ketersediaan pangan setiap tiga hari.
    Menurutnya, saat ini pendistribusian sembako ke Flores Timur berjalan lancar, baik melalui tol laut, kapal barang, maupun ekspedisi dari Maumere.
    Siprianus juga menegaskan bahwa harga bahan pokok di sejumlah pasar masih dalam kondisi aman.
    “Misalnya, beras berkisar Rp 13.000-Rp 16.000 per kilogram, tergantung jenis. Begitu pun dengan harga pangan lainnya. Harga masih stabil termasuk bahan pokok lainnya,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daya Beli Masyarakat Meningkat, Manufaktur Tumbuh Positif Jelang Ramadhan dan Lebaran

    Daya Beli Masyarakat Meningkat, Manufaktur Tumbuh Positif Jelang Ramadhan dan Lebaran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai daya beli masyarakat mengalami peningkatan diikuti dengan pertumbuhan manufaktur secara positif saat memasuki  Ramadhan dan menjelang Lebaran 2025.

    Secara keseluruhan, kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Rabu bahwa inflasi Indonesia terkendali dengan inflasi inti (core) yang mengalami peningkatan.

    Di sisi lain, sektor manufaktur juga menunjukkan kinerja yang positif yang mana mencerminkan ketahanan ekonomi nasional. 

    Pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) atau 0,09 persen (yoy).

    “Namun, inflasi inti tetap menunjukkan kenaikan, dengan angka 0,25 persen (mtm) atau 2,48 persen (yoy) di mana sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,38 persen (yoy),” kata Airlangga.

    Selanjutnya, komponen harga bergejolak (volatile food/VF) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,93 persen (mtm) atau inflasi 0,56 persen (yoy). 

    Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi tersebut antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras. 

    Sementara itu, harga yang diatur pemerintah deflasi 2,65 persen (mtm) atau 9,83 persen (yoy), yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada pelanggan rumah tangga (daya 450 VA hingga 2200 VA) selama Januari dan Februari 2025.

    “Pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis, seperti percepatan penyaluran bantuan sosial dan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta,” tuturnya.