Tanaman: Bawang merah

  • Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

    Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Dongeng Sedunia atau World Storytelling Day diperingati setiap 20 Maret. Peringatan ini bertujuan untuk mengapresiasi manfaat mendongeng dalam pendidikan anak, termasuk membentuk karakter anak.

    Dongeng di Indonesia telah menjadi bagian budaya dan tradisi lisan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bahkan, di Indonesia juga ada peringatan Hari Dongeng Nasional setiap 28 November. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari lahir legenda dongeng Indonesia, Drs. Suyadi atau Pak Raden.

    Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima dongeng Indonesia terpopuler:

    1. Bawang Merah dan Bawang Putih

    Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih menjadi salah satu cerita dongeng yang paling populer di Indonesia. Mengisahkan seorang janda dengan dua anak perempuan, Bawang Merah dan Bawang Putih.

    Bawang Merah digambarkan sebagai orang yang sangat malas, sombong, dan suka iri hati. Sementara Bawang Putih adalah sosok yang baik hati, rajin, dan selalu sabar. Bawang Merah dan ibunya kerap memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, tetapi ia tetap sabar.

    Awalnya Bawang Putih hidup bahagia bersama ayah dan ibunya. Namun, setelah ibunya meninggal dunia karena sakit, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda, yakni ibu dari Bawang Merah. Tak lama, ayahnya juga meninggal dunia, menyisakan dirinya yang harus tinggal bersama ibu dan saudara tirinya.

    Suatu hari, Bawang Putih mendapat hadiah labu kecil dari seorang perempuan tua yang telah ia tolong. Sesampainya di rumah, ibu dan Bawang Merah sangat marah dan memecahkan labu kecil tersebut yang ternyata berisi banyak perhiasan.

    Bawang Merah yang serakah pun mencari perempuan tua tersebut dan meminta labu besar. Namun, karena Bawang Merah tidak menolong perempuan tua itu, ia diberi labu besar yang ternyata berisi ular berbisa.

    2. Malin Kundang

    Kisah Malin Kundang juga mejadi dongeng populer di Indonesia yang mengangkat kisah seorang anak durhaka. Mengisahkan seorang ibu tua bersama anaknya, Malin Kundang, yang hidup di sebuah desa pesisir di Sumatra Barat.

    Malin yang ingin mengubah nasib, memutuskan merantau ke kota besar. Malin Kundang berhasil menjadi seorang pedagang sukses yang kaya raya di perantauan.

    Ia kemudian menikah dengan seorang putri bangsawan yang memiliki status sosial tinggi. Malin pun berjanji untuk kembali ke kampung halamannya dan mengunjungi ibunya.

    Setibanya di desa, Malin bersama istrinya berjalan di pantai. Ibu Malin yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya pun mendekat dengan penuh kebahagiaan.

    Namun, saat ibu Malin menyapa dan memanggil nama anaknya, Malin yang sudah kaya pun merasa malu dengan kondisi ibunya. Ia menolak mengakui ibunya di depan sang istri.

    Ibu Malin yang sedih dan kecewa pun menangis. Ia kemudian mengutuk Malin Kundang menjadi batu.

  • DKI salurkan bibit cabai dan sayur ke warga wujud ketahanan pangan

    DKI salurkan bibit cabai dan sayur ke warga wujud ketahanan pangan

    misalnya setiap rumah punya empat aja pohon cabai, sudah tidak usah belanja lagi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menginstruksikan untuk menyalurkan bibit cabai dan sayur-sayuran kepada warga sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan.

    “Saya menginstruksikan dinas terkait untuk menyerahkan bibit kepada masyarakat Jakarta misalnya cabai, tomat, kangkung mulai sekarang untuk ketahanan pangan,” kata Rano pada panen serentak di Lahan Pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Rano menyebut Jakarta memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan, terutama di bidang hortikultura dan perikanan.

    Selain itu, pertanian perkotaan yang berkelanjutan juga dapat mendukung kesejahteraan penduduk dan keberlanjutan lingkungan masyarakat ke depannya.

    “Artinya Jakarta itu dengan pertanian itu sangat dekat dan memang pertanian di Jakarta itu lebih kepada pertanian perkotaan (urban farming), bukan seperti wilayah lain,” ujar Rano.

    Menurut Rano, masyarakat bisa melakukan urban farming di rumah masing-masing ataupun lingkungan sekitar.

    Hal ini sebagai upaya mendukung ketahanan pangan Jakarta, memenuhi kebutuhan sayur dan buah di rumah tangga, dan membawa dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan penduduk kota.

    “Saya sangat yakin ibu-ibu kalau misalnya setiap rumah punya empat aja pohon cabai, sudah tidak usah belanja lagi. Artinya setiap ruang kalau kita bisa memanfaatkan Insyaallah akan menghasilkan,” ucap Rano.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk pemenuhan pangan masyarakat.

    “Ini pangan keluarga. Kenapa? Tadi arahan bapak Wakil Gubernur Rano juga jelas ya bahwa kalau seluruh masyarakat Jakarta kita bagi benih tanaman-tanaman hortikultura, tentu mereka tidak perlu lagi belanja ke pasar, itu yang pertama,” kata Suharini.

    Lalu, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan penguatan kerja sama antar daerah dengan memperbanyak stok pangan bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan terkait.

    Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan panen serentak sebanyak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik yang ada di enam wilayah Jakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Komoditas yang dipanen meliputi sayuran seperti cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan.

    Tujuan panen serentak ini tentunya meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemprov DKI panen serentak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik

    Pemprov DKI panen serentak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik

    tidak usah dijual, bagi-bagi dengan masyarakat di sekitar Wali Kota

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan panen serentak sebanyak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik yang ada di enam wilayah Jakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Hari ini saya melakukan panen di rumah kaca (greenhouse) dengan sistem pertanian pintar (smart farming). Hari ini memang panen raya serentak di beberapa kota madya bahkan di Kepulauan Seribu yang terdaftar di 266 titik dengan potensi hasil sekitar 20 ton segala macam aspek mulai cabai sampai ada ikan,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno di lahan pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Komoditas yang dipanen meliputi cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan.

    Tujuan panen serentak ini tentunya meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

    Peserta panen serentak 2025 ini terbanyak 1.330 orang yang terdiri atas kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), masyarakat penggiat tanaman perkotaan (urban farming), pembudidaya ikan, dan unsur Pemerintah Kota se-Jakarta.

    “Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini bukan kepada ekonomisnya, tapi menjaga lingkungannya. Setelah kita menjaga lingkungan, pasti ekonomis akan lahir dengan sendirinya,” ujar Rano.

    Selain itu, Rano meminta hasil panen serentak ini dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Hasil panen tidak usah dijual, bagi-bagi dengan masyarakat di sekitar Wali Kota distribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, 20 ton itu bukan nilai yang kecil. Sekarang kita bagi-bagi menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ucap Rano.

    Rano mengimbau kepada jajarannya di seluruh wilayah administratif agar terus bersinergi dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan sehingga warga Jakarta terjamin ketersediaan pangan terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri hingga akhir tahun.

    Adapun Lokasi panen yang terdaftar di 266 titik itu yakni di lahan pertanian Pulo Gebang (Jakarta Timur), Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Selaras, Komplek Angkasa Pura (Jakarta Pusat), Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kembangan (Jakarta Barat), Taman Sehati Pesanggrahan (Jakarta Selatan), rooftop gedung parkir Wali Kota (Jakarta Utara), dan Pokdakan Tidung Mandiri, Pulau Tidung (Kepulauan Seribu).

    Panen serentak ini turut disaksikan secara daring (online) bersama Pemerintah Kota se-Jakarta dan jajaran Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan mitra kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam hal ini memberikan pengetahuan dan penyuluhan terkait penanaman di Jakarta.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Harga Pangan Hari Ini (18/3): Telur, Cabai, hingga Bawang Putih Naik

    Harga Pangan Hari Ini (18/3): Telur, Cabai, hingga Bawang Putih Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas harga pangan hari ini mengalami kenaikan secara rata-rata nasional. Kenaikan harga terjadi pada komoditas beras premium dan medium, bawang putih bonggol, telur ayam ras, cabai rawit merah, Minyakita hingga gula konsumsi. 

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (18/3/2025) pukul 08.53 WIB, harga beras premium berada di kisaran Rp15.553 atau naik 0,5% hari ini dibandingkan hari sebelumnya. 

    Harga beras secara nasional juga mengalami kenaikan 0,07% menjadi Rp13.716 per kg hari ini. Di sisi lain, harga beras SPHP turun -0,93% menjadi Rp12.603 per kg. 

    Tak hanya beras, harga bawang putih bonggol juga naik untuk Indonesia non-Timur sebesar 0,16% menjadi Rp43.345 per kg dari hari sebelumnya dan harga bawang merah turun 0,17% menjadi Rp42.215 per kg. 

    Komoditas daging sapi murni juga mengalami kenaikan 0,06% menjadi Rp136.278 per kg. Harga daging ayam ras turun 0,26% menjadi Rp36.078 per kg dan telur ayam ras turun 1,54% menjadi Rp29.538 per kg.

    Tak hanya itu, harga kedelai biji kering (impor) naik 0,09% menjadi Rp10.603 per kg, sedangkan harga gula konsumsi naik 0,12% menjadi Rp18.422 per kg. 

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan turun 0,17% menjadi Rp20.610 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng curah turun 0,18% menjadi Rp17.955 per kg. 

    Komoditas pangan lainnya yang naik yaitu harga tepung terigu curah Rp9.814 per kg dan harga tepung terigu non curah turun 0,42% menjadi Rp12.901 per kg. Harga jagung tingkat peternak turun 0,21% menjadi Rp6.168 per kg. 

    Di sisi lain, harga cabai rawit merah naik 0,06% menjadi Rp83.784 per kg, sementara harga cabai merah keriting turun 0,05% menjadi Rp49.304 per kg. 

    Di samping itu, harga pangan ikan hari ini bervariasi. Adapun, harga ikan kembung naik 0,78% menjadi Rp41.004 per kg dan ikan tongkol naik 1,14% menjadi Rp34.064 per kg, sementara ikan bandeng naik 1,2% menjadi Rp34.392 per kg. 

  • Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg

    Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg

    Sejumlah komoditas pangan cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    PIHPS: Harga cabai rawit Senin Rp87.500/kg, telur ayam Rp35.450/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Maret 2025 – 13:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat, harga cabai rawit merah pada Senin pagi, di tingkat pedagang eceran mencapai  Rp87.500 per kilogram dan telur ayam ras di harga Rp35.450 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS yang dilansir di Jakarta pada pukul 09.30 WIB menunjukkan harga bawang merah Rp48.700 per kg dan bawang putih Rp50.000 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.000 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.850 per kg; beras kualitas medium I Rp14.450 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.200 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.000 per kg; dan beras kualitas super II Rp16.150 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp56.100 per kg; cabai merah keriting Rp45.000 per kg; dan cabai rawit hijau Rp61.550 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras di harga Rp31.350 per kg, daging sapi kualitas I Rp135.000 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp135.000 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp20.000 per kg; gula pasir lokal Rp19.950 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp20.600 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp28.150 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp28.800 per liter.

    Sumber : Antara

  • Pemkab Langkat ambil langkah strategis tekan inflasi daerah

    Pemkab Langkat ambil langkah strategis tekan inflasi daerah

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    Pemkab Langkat ambil langkah strategis tekan inflasi daerah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 17 Maret 2025 – 15:23 WIB

    Elshinta.com – Wakil Bupati Langkat yaTiorita Br Surbakti, menghadiri high level meeting tim pengendalian inflasi daerah (TPID) se Sumatera Utara di aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, Jumat (14/3).

    Kegiatan ini mengusung tema “memperkuat sinergi untuk pengendalian inflasi menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idul Fitri dan ketahanan pangan Sumatera Utara” dan dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, Surya. Dalam sambutannya, Surya mengajak seluruh kepala daerah untuk berkolaborasi dalam mengendalikan inflasi. Ia menekankan pentingnya langkah konkret seperti pasar murah, pemantauan harga di pasar tradisional, serta memastikan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok.

    Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Rudy Brando Hutabarat, dalam paparannya menjelaskan bahwa produksi dan harga pangan strategis, seperti beras, bawang merah, dan cabai, masih terkendali menjelang HBKN. Menurutnya, upaya pengendalian inflasi terus dilakukan melalui operasi pasar murah dan optimalisasi distribusi komoditas ke masyarakat.

    Wakil Bupati Langkat, yang hadir bersama Kadis Perindustrian dan Perdagangan Ikhsan Aprija, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Henri Tarigan, serta Kabag Perekonomian dan SDA Indri Nugraheni, menegaskan bahwa Pemkab Langkat telah mengambil langkah strategis dalam menekan inflasi daerah.

    “Pemkab Langkat terus melakukan monitoring harga secara intensif, penguatan data ketersediaan bahan pokok, distribusi pangan yang efisien, serta intervensi pasar yang terukur. Dari hasil pemantauan TPID Langkat, harga kebutuhan pokok di wilayah kami masih stabil tanpa lonjakan signifikan,” jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Senin (17/3). 

    Pemkab Langkat berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat dalam memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan, sehingga masyarakat Langkat dapat menyambut Idulfitri dengan tenang dan sejahtera

    Sumber : Radio Elshinta

  • Fluktuasi Harga Cabai Rawit Sentuh Rp100 Ribu, Dinas Perdagangan Jamin Stok Pangan Aman Hingga Lebaran

    Fluktuasi Harga Cabai Rawit Sentuh Rp100 Ribu, Dinas Perdagangan Jamin Stok Pangan Aman Hingga Lebaran

    JABAR EKSPRES – Harga Cabai Rawit kembali mengalami fluktuasi di Kota Bandung. Di Pasar Induk Gedebage misalnya, komoditas pangan tersebut kembali naik dari sebelumnya Rp90 ribu perkilo, kini menjadi Rp100 ribu perkilo.

    Salah satu pedagang pasar Gedebage, Mastur (38) mengaku, kenaikan harga cabai rawit tersebut didasari oleh dua faktor.

    Selain imbas cuaca ekstrim yang tengah melanda beberapa wilayah produsen, hal lain didasari oleh jumlah permintaan yang tak diimbangi dengan stok ketersediaan bahan pangan tersebut.

    “Kemarin iseng nanya sama yang suka pasok ke saya, asa naik terus kata saya tuh. Katanya karena cuaca ngaruh pisan ke panen, imbasnya ngirim ke kita juga jadi berkurang, alhasil ya naik si harganya,” katanya saat dikonfirmasi Jabarekspres, Senin (17/3).

    Tak hanya itu, bawang putih jadi salah satu komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga.

    Diakuinya, perkilo bawang putih kini berada di hargaRp 46 ribu.

    BACA JUGA: Antisipasi Peredaran Telur Infertil, Polda Jabar Sidak Beberapa Pasar

    “Seminggu ini lumayan naiknya. Kemarin Rp 44 ribu, sekarang udah Rp 46 ribu perkilonya,” ungkapnya.

    Dirinya menilai, kenaikan bahan pokok masyarakat akan terus terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Di tempat lain, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, tak menampik bahwa beberapa komoditas alami kenaikan di pasar Kota Bandung.

    “Memang ada beberapa yang naik, kaya cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan kentang. Kenaikan pun bervariatif rangenya mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 8 ribu,” katanya.

    Kendati demikian, pihaknya mengklaim bahwa fluktuasi harga masih dalam koridor aman.

    Ia pun memastikan bahwa stok ketersediaan pangan di Kota Bandung aman hingga perayaan Lebaran 1446 Hijriah.

    BACA JUGA: Bupati Ciamis Tekankan Penataan Pasar Pasca Kebakaran, Kios Baru Diharapkan Tuntas Sebelum Lebaran

    “Untuk stok dipastikan aman. Kemarin juga pak Wali Kota memastikan bahwa jalur distribusi daerah pemasok tak akan terganggu ke Kota Bandung,” ujarnya

    “Harapannya masyarakat tak panic buying. Kita pastikan bahwa stok memenuhi hingga lebaran nanti,” pungkasnya. (Dam).

  • Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Lampung Selatan Melambung

    Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Lampung Selatan Melambung

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Meskipun Lebaran masih dua pekan lagi, harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional di Lampung Selatan, Lampung mulai merangkak naik. Harga sejumlah komoditas yang mulai merangkak naik di antaranya, ayam potong, telur ayam, dan cabai merah.

    Dari pantauan di Pasar Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan, Minggu (16/3/2025), harga ayam potong mengalami kenaikan hingg Rp 2.000 per ekor. Kenaikan harga ayam putong secara bertahap. Pada awal Ramadan, harga ayam potong naik Rp 1.000 per ekor, kemudian memasuki minggu kedua Ramadan harga ayam potong kembali naik Rp 1.000.

    Dengan kenaikan harga tersebut, saat ini para pedagang menjual ayam potong ukuran besar dengan harga Rp 40.000 per ekor, ukuran sedang Rp 35.000, dan untuk ukuran kecil Rp 30.000 per ekor.

    Meskipun tidak terlalu signifikan, kenaikan harga ayam potong berdampak pada omzet penjualan para pedagang. Hal tersebut terjadi karena dengan adanya kenaikan harga, daya beli masyarkat menurun.

    Ade (35), pedagang ayam potong di Pasar Karang Anyar mengakui kenaikan harga ayam potong menurunkan daya beli masyarakat hingga berdampak pada omzet penjualan ayam potongnya.

    “Ya ada penurunan meskipun sedikit mas. Pelanggan banyak yang mengurangi pembelian ayam karena ini bulan suci Ramadan dan mendekati Lebaran, jadi mereka banyak kebutuhan,” kata Ade sembari tersenyum.

    Ade menuturkan, meski pengiriman ayam potong dari agen berjalan normal, harga ayam potong diprediksi akan kembali naik mendekati Lebaran 2025 nanti.

    “Stok pengiriman dari agen aman dan normal, tetapi dimungkinkan harga ayam potong akan naik lagi saat mendekati Lebaran,” ucap Ade.

    Komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah telur ayam, cabai merah, cabai seblak, bawang merah, dan bawang putih. Untuk harga telur ayam mengalami kenaikan Rp 2.000 per kilogram sejak satu pekan terakhir. Saat ini harga telur ayam Rp 28.000 per kilogram.

    Harga cabai cablak mengalami kenaikan sangat signifikan hingga Rp 20.000 per kilogram sejak dua pekan terakhir. Saat ini harga cabai cablak Rp 80.000 per kilogram.

    Cabai merah mengalami kenaikan harga Rp 15.000 kilogram sejak satu pekan terakhir. Saat ini para  pedagang menjual cabai merah dengan harga Rp 40.000 per kilogram. Harga bawang merah naik Rp 15.000 per kilogram sejak satu pekan terakhir. Saat harga bawang merah Rp 50.000 per kilogram.

    Bawang putih mengalami kenaikan Rp 4.000 per kilogram, saat ini harga putih Rp 44.000 per kilogram. Sebelum mengalami kenaikan, para pedagang menjual bawang putih Rp 40.000 per kilogram.

    Hani (40), pedagang sembako di Karang Anyar mengatakan, kenaikan harga sejumlah kebutuhan mulai merangkak naik sejak satu pekan terakhir.

    Hingga dua pekan sebelum Lebaran, harga komoditas sayuran di Lampung Selatan terpantau stabil, tidak mengalami kenaikan harga. Para pedagang memperkirakan harga sejumlah kebutuhan pokok akan kembali mengalami kenaikan mendekati Natal dan Tahun Baru mendatang.

  • Pemkot Bandung awasi distribusi bahan pangan cegah lonjakan harga

    Pemkot Bandung awasi distribusi bahan pangan cegah lonjakan harga

    Wali Kota Bandung Muhammad Farhan saat meninjau Pasar Ciroyom, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (16/3/2025). (ANTARA/Rubby Jovan)

    Pemkot Bandung awasi distribusi bahan pangan cegah lonjakan harga
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 16 Maret 2025 – 10:43 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, terus mengawasi distribusi sejumlah komoditas bahan pangan agar stok mencukupi untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Lebaran 2025. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan memastikan distribusi bahan pokok tetap lancar agar masyarakat tidak terdampak kenaikan harga yang signifikan di tengah beberapa kota produsen mengalami dampak bencana banjir.

    “Hari ini kami melakukan tinjauan ke Pasar Ciroyom untuk melihat langsung dan mengawasi distribusi dan stok bahan pangan. Karena ini pasar paling sibuk di Kota Bandung,” kata Farhan kepada ANTARA di Bandung, Minggu.

    Dalam tinjauan ke Pasar Ciroyom, dia menegaskan bahwa harga beberapa komoditas mengalami kenaikan, tetapi masih dalam batas wajar.

    “Harga cabai rawit mendekati Rp100 ribu per kilogram, bawang merah masih di kisaran Rp47 hingga 48 ribu, daging sapi bervariasi antara Rp120 hingga 150 ribu per kilogram tergantung kualitas, sementara harga ayam relatif stabil di angka Rp30 ribuan,” ujarnya.

    Farhan menambahkan bahwa Kota Bandung bukanlah daerah produsen, melainkan konsumen yang bergantung pada pasokan dari luar daerah.

    Oleh karena itu, kata dia, perlu koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan Dishub dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok yang masuk ke Kota Bandung.

    “Jalur distribusi harus terjaga dengan baik. Jika ada kendala seperti banjir, petugas Dishub harus siap melakukan rekayasa lalu lintas. Jangan menunggu banjir baru bertindak, tapi harus diantisipasi sejak awal agar tidak menimbulkan kemacetan,” kata dia.

    Dengan langkah-langkah ini, Farhan berharap masyarakat dapat menjalani Ramadhan dan Lebaran dengan tenang tanpa kekhawatiran lonjakan harga atau gangguan distribusi pangan.

    Berdasarkan hasil pengawasan harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Ciroyom untuk harga cabai rawit per kilogram pada kisaran Rp100 ribu, bawang merah per kilogram Rp50 ribu, bawang putih per kilogram Rp44 ribu, telur ayam per kilogram Rp29 ribu, daging sapi per kilogram Rp140-150 ribu, dan daging ayam per kilogram Rp30 ribu.

    Sumber : Antara

  • Harga Bawang Merah dan Cabai Makin Pedas di Jakarta, Dinas KPKP: Pengaruh Cuaca di Daerah Pemasok

    Harga Bawang Merah dan Cabai Makin Pedas di Jakarta, Dinas KPKP: Pengaruh Cuaca di Daerah Pemasok

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengakui terjadi kenaikan sejumlah komoditas pangan jelang dalam beberapa hari terakhir.

    “Kenaikan harga terutama adalah untuk komoditas hortikultura, yaitu cabai, kemudian bawang merah,” ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/4/2025).

    Eli menyebut, kedua komoditas pangan itu harganya meroket karena kendala pasokan dari daerah produsen.

    Hal ini tidak terlepas dari buruknya cuaca yang melanda daerah produsen dalam beberapa waktu terakhir ini.

    “Kenapa harganya tinggi? Karena memang daerah pemasok kita itu hujan sangat tinggi, sehingga jumlah pekerja yang memetik itu turun,” ujarnya.

    Meski harga cabai dan bawang merah sempat meroket, namun Eli memastikan harga kedua hortikultura itu sudah berangsur normal kembali.

    “Saat sekarang ini sudah mulai landai harganya,” kata anak buah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung ini.

    Eli pun mengimbau masyarakat tak panik dan tak melakukan aksi pemborongan pangan yang bisa mempengaruhi harga sejumlah komoditas.

    Ia pun memastikan Pemprov DKI bersinergi dengan BUMD dan BUMN dalam menjaga stok pangan di Jakarta.

    “Jadi, sampai sekarang stok kami dalam kondisi aman, kemudian tanam harga-harga untuk komoditas hortikultura itu sudah mulai jalan melandai juga,” kata dia.