Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil
Tim Redaksi
SAMARINDA, KOMPAS.com –
Tinggal 4 hari lagi menuju perayaan Hari Raya
Idul Adha
1446 Hijriah, pantauan harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional
Samarinda
menunjukkan stabilitas yang cukup mengejutkan.
Meski volume pembeli meningkat, khususnya untuk
bumbu dapur
, harga beberapa komoditas strategis seperti bawang dan cabai masih relatif terkendali. Para pedagang memprediksi kenaikan harga baru akan terjadi mendekati H-1 atau H-2 Lebaran.
Yeni, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Segiri Samarinda, mengungkapkan bahwa beberapa harga bahan pokok pada Senin (2/6/2025) cenderung stabil.
Bawang putih dibanderol Rp 38.000 per kilogram dan bawang merah Rp 40.000 per kilogram. Komoditas lain seperti tomat Rp 15.000 per kilogram, wortel Rp 18.000 per kilogram, kentang Rp 18.000 per kilogram, jeruk nipis Rp 17.000 per kilogram, dan kol Rp 13.000 per kilogram.
“Dekat-dekat Idul Adha ini memang sudah terasa banyak pembeli. Yang paling banyak dicari itu bumbu-bumbu, seperti bawang, lalu jeruk nipis dan daun bawang,” ujar Yeni saat ditemui di lapaknya.
Yeni menambahkan, lancarnya pasokan dari luar daerah, termasuk melalui jalur kapal, menjadi salah satu faktor penahan harga agar tidak melambung terlalu tinggi.
“Biasanya sudah naik, tapi ini masih aman. Mungkin satu atau dua hari sebelum Lebaran baru ada kenaikan harga,” prediksinya.
Senada dengan Yeni, Sari, pedagang cabai di lokasi yang sama, juga melaporkan
harga cabai
masih dalam batas wajar.
Harga cabai
rawit saat ini Rp 30.000 per kilogram, cabai acar Rp 50.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 60.000 per kilogram, cabai hijau besar Rp 35.000 per kilogram, dan cabai keriting merah Rp 60.000 per kilogram.
“Pembelian lancar sekali, tapi harga masih aman. Stok juga banyak, kami dapat pasokan dari Sulawesi dan Surabaya,” kata Sari.
Sari mengakui bahwa peningkatan permintaan menjelang hari besar keagamaan memang biasa terjadi.
Namun, berkat pasokan yang memadai, lonjakan harga signifikan bisa dihindari untuk sementara waktu. Ia juga memperkirakan, jika ada kenaikan, tidak akan terlalu drastis dan hanya akan terjadi menjelang puncak perayaan Idul Adha.
Situasi ini memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat Samarinda yang mulai berbelanja untuk kebutuhan Idul Adha.
Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan terus memantau pergerakan harga dan pasokan guna memastikan stabilitas harga hingga hari H Idul Adha tiba.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tanaman: Bawang merah
-
/data/photo/2025/06/02/683d5dbe5f62e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil Regional 2 Juni 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3308865/original/083474900_1606461448-nita-anggraeni-goenawan-9tuLDya614I-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sate Lalat, Kuliner Khas Probolinggo dengan Cita Rasa Unik
Setelah proses pemanggangan, sate ini umumnya disajikan dengan lontong atau ketupat, dilengkapi taburan bawang merah goreng dan irisan cabai rawit. Karakteristik utama sate lalat terletak pada ukuran daging yang kecil namun padat, menghasilkan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam.
Bumbu kacang yang kental dan meresap sempurna menjadi daya tarik utama kuliner ini. Penyajiannya yang praktis menjadikannya cocok untuk berbagai kesempatan.
Sate Lalat di Probolinggo mudah ditemui di berbagai lokasi strategis, terutama di sekitar objek wisata dan pusat keramaian. Harga jualnya berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per porsi, tergantung jenis daging yang digunakan.
Pada musim liburan dan hari raya, permintaan terhadap kuliner ini bisa meningkat hingga tiga kali lipat dari hari biasa. Beberapa warung makan legendaris di Probolinggo bahkan mampu menjual lebih dari 5.000 tusuk sate lalat per hari selama musim puncak wisata.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
-

Jakarta alami deflasi 0,24 persen pada Mei 2025
Yang memberikan andil deflasi, yang tertinggi adalah bawang merah yakni 0,09 persen
Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI mencatat Jakarta mengalami deflasi bulanan pada Mei 2025 sebesar 0,24 persen dengan komoditas yang memberikan andil tertinggi, yakni bawang merah.
“Pada Mei 2025, inflasi di Jakarta tercatat deflasi sebesar 0,24 persen. Yang memberikan andil deflasi, yang tertinggi adalah bawang merah yakni 0,09 persen,” ujar Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin.
Selain bawang merah, komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi, yakni cabai rawit (0,07 persen), cabai merah (0,07 persen), bawang putih (0,03 persen), dan tarif angkutan udara (0,02 persen).
Sementara itu, berdasarkan kelompok pengeluaran yang menjadi dasar penghitungan angka inflasi, sumbangan dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi yang cukup dalam yaitu sebesar 0,27 persen, diikuti transportasi dengan andil 0,05 persen.
“Di nasional juga deflasi, meskipun lebih dalam yakni 0,37 persen. Dinamika harga emas termasuk juga tarif pulsa, juga beberapa komoditas produk makanan yang memberikan andil deflasi,” ujar Hasanudin.
Adapun secara tahunan, DKI Jakarta pada Mei 2025 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,07 persen.
“Inflasi tahunan tercatat 2,07 persen. Ini menjadi early warning, target pemerintah di 2,50 plus minus satu persen. Dengan angka 2,07 persen berada di range yang aman di dalam pengendalian inflasi kita,” kata Hasanudin.
Dia menambahkan semua kelompok komoditas mengalami inflasi pada Mei 2025 secara tahunan, kecuali kelompok transportasi serta informasi, komunikasi serta jasa keuangan.
“Masing-masing memiliki andil deflasi sebesar 0,09 persen dan 0,01 persen, dengan komoditas utama penyumbang deflasi adalah bensin, angkutan udara dan tarif kereta api,” ujarnya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg
Sejumlah komoditas cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto
Bapanas: Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Senin, 02 Juni 2025 – 10:13 WIBElshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp55.837 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp46.378 per kg, sedangkan bawang merah Rp37.333 per kg turun dari sebelumnya Rp38.131 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.398 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.656 per kg.
Lalu, beras medium di harga Rp14.248 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp13.852 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp13.000 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.592 per kg. Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.456 per kg turun dari sebelumnya Rp6.236 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp11.222 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp10.827 kg.
Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp42.019 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp40.564 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp53.000 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp44.236 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp50.971 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp42.349 per kg.
Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.128 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp135.674 per kg, daging ayam ras Rp37.418 per kg naik dari sebelumnya Rp35.066 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.915 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp28.973 per kg.
Gula konsumsi di harga Rp18.991 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.493 per kg.
Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.443 per liter turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp20.799 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.389 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.681 per liter; Minyakita di harga Rp17.617 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.578 per liter.
Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp10.120 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp9.801 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.971 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.986 per kg.
Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp44.955 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp40.665 per kg; ikan tongkol di harga 37.000 per kg naik dari sebelumnya Rp33.531 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp38.037 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp34.264 per kg.
Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.606 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.609 per kg.
Sumber : Antara
-

Cabai Rawit hingga Bawang Putih jadi Biang Kerok Deflasi Mei 2025
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap cabai rawit, cabai merah, hingga bawang putih menjadi komoditas penyumbang utama deflasi Mei 2025. Sejumlah komoditas itu termasuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi terbesar pada Mei 2025 adalah sebesar 0,41% secara bulanan (month to month/MtM).
Jika dirinci, Pudji menuturkan deflasi cabai merah dan cabai rawit masing-masing adalah sebesar 26,10% (MtM) dan 30,83% (MtM) pada Mei 2025. Kedua komoditas ini menyumbang andil deflasi sebesar 0,12%.
“Adapun beberapa komoditas yang menyumbang andil deflasi terbesar dari kelompok ini adalah komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih,” kata Pudji dalam rilis BRS, Senin (2/6/2025).
Komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09% dan deflasi mencapai 14,91% (MtM). Begitu pula dengan deflasi bawang putih yang mencapai 7,82% (MtM) dengan andil deflasi sebesar 0,04%.
Dia menjelaskan bahwa pola inflasi atau deflasi yang terjadi di setiap Mei 2021—2025 searah dengan inflasi atau deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang terlihat pada andil kelompok tersebut di setiap Mei 2021—2025.
Di sisi lain, BPS juga mengungkap beberapa komoditas seperti tomat, tarif pulsa ponsel, tarif angkutan udara, beras, hingga emas perhiasan memberikan andil inflasi pada Mei 2025.
“Khusus untuk tarif pulsa ponsel dan tarif angkutan udara, kondisinya kembali ke tarif normal setelah adanya program diskon dari pemerintah dan juga operator penyedia layanan pada periode mudik dan juga pada Nyepi 2025,” terangnya.
Jika dirinci lebih lanjut, komoditas utama yang menyumbang andil inflasi pada Mei 2025 adalah tomat dengan tingkat inflasi sebesar 12,41% dan andilnya adalah sebesar 0,03%.
Data BPS juga menunjukkan komoditas beras masih mengalami inflasi dan memberikan andil inflasi pada Mei 2025 sebesar 0,01%. Sementara itu, komoditas dari kelompok lain yang juga menyumbang inflasi adalah emas perhiasan.
“Komoditas emas perhiasan ini terus mengalami inflasi sejak September 2023,” ungkapnya.
Pudji mengungkap komoditas emas perhiasan masih mengalami inflasi pada Mei 2025, akan tetapi tingkat inflasi Mei 2025 lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi April 2025. Pada Mei 2025, inflasi emas perhiasan mencapai 0,45% (MtM).
-

Kesejahteraan Petani Naik Tipis Mei 2025, Terpangaruh NTP Harga Cabai – Kelapa Sawit
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,07% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi di level 121,15 pada Mei 2025. Adapun pada April 2025 angkanya hanya mencapai 121,06.
Sekadar informasi, nilai tukar petani (NTP) adalah indikator yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan, menunjukkan seberapa baik mereka bisa bertukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dibutuhkan.
NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP Naik menunjukkan bahwa harga hasil panen petani naik lebih cepat daripada harga barang-barang yang mereka beli. Ini berarti petani memiliki lebih banyak daya beli.
Adapun mengenai kenaikan NTP April 2025, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,24% mtm, dari 150,19 pada April 2025 menjadi 149,84 pada Mei 2025.
Sementara itu, indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) turun lebih dalam, yaitu sebesar 0,31% mtm. Angkanya menjadi 123,68 dari bulan sebelumnya di level 124,07.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani nasional adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kelapa sawit,” kata Pudji dalam rilis BRS, Senin (2/6/2025).
Jika dilihat berdasarkan subsektor, Pudji mengungkap subsektor yang mengalami penurunan NTP terdalam adalah subsektor tanaman hortikultura (NTPH). Subsektor ini mengalami penurunan NTP sebesar 8,07% secara bulanan.
“Hal ini karena It turun 8,36%, lebih dalam dari penurunan Ib yang sebesar 0,31%,” ujarnya.
Sementara itu, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kentang.
Data BPS juga menujukkan, nilai tukar nelayan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0,06%. Hal ini lantaran It turun 0,27% dan lebih dalam dari penurunan Ib yang sebesar 0,22%.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It untuk nilai tukar nelayan adalah tongkol, selar, ketamba, dan juga cakalang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) Indonesia tercatat sebesar 121,06 poin pada April 2025. Nilainya turun 2,15% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 123,72 poin.
Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, NTP Indonesia pada April 2025 masih lebih tinggi 3,66%. Tercatat, pada April 2024, NTP Indonesia adalah sebesar 116,79 poin.
Penurunan NTP pada bulan lalu ini terjadi seiring dengan penurunan indeks harga yang diterima oleh petani (lt) sebesar 1,35% menjadi 150,19 poin dari 152,24 poin. Sementara itu, indeks harga yang dibayar oleh petani (lb) mengalami kenaikan 0,82% menjadi 124,07 poin dari 123,05 poin.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1009974/original/098163200_1444021419-img_4178.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pampis, Sajian Nasi Bersantan Khas Manado yang Kaya Rasa
Momen-momen kecil ini memperlihatkan bahwa Pampis tidak hanya menjadi santapan, tetapi juga bagian dari ritus sosial dan ikatan kekeluargaan. Apalagi dalam acara-acara khusus seperti syukuran, pesta keluarga, atau kenduri, hidangan Pampis kerap menjadi andalan utama yang disusun rapi dalam rantang atau dihidangkan dalam piring-piring besar, sebagai tanda penghormatan kepada tamu dan bentuk rasa syukur atas berkah kehidupan.
Pampis juga menunjukkan betapa masyarakat Manado sangat menghargai bahan-bahan lokal dan kemampuan mengolahnya dengan cermat. Ikan cakalang, misalnya, adalah hasil laut yang melimpah di perairan Sulawesi dan menjadi simbol kekuatan kuliner daerah ini.
Dalam versi Pampis ikan, daging ikan cakalang direbus atau diasap terlebih dahulu, kemudian disuwir-suwir dan ditumis bersama bumbu rempah khas seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, kemangi, dan sedikit perasan jeruk nipis atau lemon cui yang memberi kesegaran.
Proses ini menciptakan lauk yang tidak hanya kaya rasa, tapi juga tahan lama, sangat cocok untuk masyarakat pesisir yang terbiasa menyimpan makanan untuk beberapa hari. Sementara itu, nasi bersantan yang menjadi dasar hidangan menunjukkan pengaruh kuat dari kuliner Nusantara yang gemar mengolah kelapa sebagai sumber rasa dan tekstur.
Perpaduan keduanya menjadikan Pampis bukan sekadar makanan fungsional, tapi juga cermin dari keterampilan dan filosofi hidup masyarakatnya. Sayangnya, seperti banyak kuliner tradisional lainnya, Pampis mulai menghadapi tantangan di era modern.
Gaya hidup yang serba cepat, masuknya makanan instan dan internasional, serta minimnya dokumentasi membuat banyak anak muda kurang akrab dengan cara pembuatan hidangan seperti Pampis. Padahal, makanan ini menyimpan potensi luar biasa untuk dikenalkan lebih luas sebagai bagian dari kekayaan kuliner nasional.
Dengan sentuhan inovasi dan pendekatan modern dalam penyajiannya, Pampis bisa menjadi sajian menarik di restoran tematik, kafe, atau produk UMKM yang menjangkau pasar global. Tentu, pelestarian rasa dan nilai tradisionalnya tetap menjadi hal utama, agar keaslian hidangan ini tidak luntur oleh modernisasi yang berlebihan.
Upaya seperti festival kuliner, dokumentasi resep leluhur, serta pelatihan bagi generasi muda tentang cara memasak tradisional bisa menjadi langkah nyata untuk menjaga agar Pampis tetap hidup dan dikenal lintas zaman.
Penulis: Belvana Fasya Saad
-

Harga Pangan Sabtu 31 Mei, Beras Premium-Medium Kompak Naik
Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata aneka beras seperti beras premium, beras medium, hingga beras SPHP terpantau masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada pagi hari ini, Sabtu (31/5/2025).
Melansir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), pukul 07.58 WIB, harga rata-rata beras medium secara nasional dibanderol Rp13.861 per kilogram di tingkat konsumen. Rata-rata harganya melampaui HET nasional beras medium yang berada di level Rp12.500 per kilogram.
Untuk harga rata-rata beras premium dibanderol Rp15.825 per kilogram secara nasional. HET untuk tipe beras ini adalah Rp14.900 per kilogram secara nasional.
Harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga sedikit merangkak menjadi Rp12.506 per kilogram, atau sedikit melampaui dari HET nasional di level Rp12.500 per kilogram.
Panel Harga Bapanas juga menunjukkan harga rata-rata bawang putih bonggol adalah Rp41.220 per kilogram secara nasional. Harga acuan penjualan (HAP) nasional komoditas ini adalah Rp38.000–Rp40.000 per kilogram.
Sementara itu, harga rata-rata bawang merah dibanderol Rp37.903 per kilogram di tingkat konsumen. Harganya masih berada di rentang HAP nasional Rp36.500–Rp41.500 per kilogram.
Beralih ke aneka cabai, harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional adalah Rp47.602 per kilogram di tingkat konsumen. Harganya masih berada di rentang HAP nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.
Kemudian, untuk cabai merah keriting dibanderol dengan harga rata-rata Rp46.939 per kilogram, atau harganya masih berada di rentang HAP nasional Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar mencapai Rp42.811 per kilogram.
Untuk harga minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah rata-ratanya adalah Rp20.828 per liter dan Rp17.371 per liter. Senada, harga rata-rata Minyakita secara nasional juga masih melampaui HET Rp15.700 per liter, atau dibanderol Rp17.672 per liter.
Berikutnya, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.580 per kilogram dan Rp11.360 per kilogram di tingkat konsumen. Lalu, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah adalah Rp12.695 per kilogram dan Rp9.835 per kilogram.
Komoditas pangan yang bersumber protein hewani, seperti daging sapi murni rata-rata harganya adalah Rp133.049 per kilogram, atau berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram.
Sementara itu, harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing adalah Rp137.222 per kilogram dan Rp99.417 per kilogram di tingkat konsumen.
Harga rata-rata daging ayam ras dibanderol Rp35.642 per kilogram secara nasional, atau di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram. Untuk telur ayam ras, harga rata-ratanya adalah Rp29.238 per kilogram di tingkat konsumen, atau berada di bawah HAP nasional Rp30.000 per kilogram.
Lebih lanjut, harga rata-rata untuk ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing dibanderol Rp41.475 per kilogram, Rp33.991 per kilogram, dan Rp33.556 per kilogram di tingkat konsumen.
Terakhir, harga rata-rata kedelai biji kering impor dibanderol Rp10.826 per kilogram dan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp5.781 per kilogram.
-

ketersediaan bahan pokok jelang Idul Adha aman
Pedagang di pasar anyar Kota Tangerang sedang melayani pembeli. Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memastikan stok dalam kondisi aman dan harga terpantau stabil. ANTARA/HO-DKP Kota Tangerang
Pemkot Tangerang: ketersediaan bahan pokok jelang Idul Adha aman
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Sabtu, 31 Mei 2025 – 06:57 WIBElshinta.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Banten menyebutkan ketersediaan bahan pangan pokok menjelang hari raya Idul Adha tahun ini dalam kondisi aman dan harga-harga terpantau stabil.
“Kami sudah melakukan pengawasan ke sejumlah pasar, dan alhamdulillah, sejauh ini stok bahan pangan mencukupi dan harga relatif stabil. Kami akan terus menjaga agar masyarakat bisa merayakan Idul Adha dengan tenang dan nyaman,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang Muhdorun dalam keterangannya di Tangerang, Jumat.
Ia mengatakan bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan intensif terhadap distribusi serta perkembangan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional dan pusat distribusi pangan.
Pemantauan difokuskan pada komoditas utama seperti daging sapi, daging ayam, beras, telur, minyak goreng, cabai, serta bawang merah dan putih. Hasil sementara menunjukkan bahwa tidak ada lonjakan harga signifikan menjelang hari besar keagamaan tersebut.
Selain itu, Pemkot Tangerang juga menggencarkan koordinasi dengan pelaku usaha dan distributor guna memastikan kelancaran pasokan dan mengantisipasi potensi gangguan distribusi.
“Kami tidak hanya memastikan stok dan harga, tapi juga melakukan pengawasan terhadap kualitas pangan yang dijual, terutama daging kurban nanti,” tambahnya.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan atau panic buying agar stabilitas harga tetap terjaga dan seluruh warga dapat mengakses kebutuhan pokok secara adil dan merata.
“Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses situs resmi Pemkot Tangerang atau Instagram @perdagangan_tangerangkota dengan tabel harga pangan yang update setiap harinya,” ujar Muhdorun.
Sumber : Antara
-

Harga Pangan Hari Ini, Kamis 29 Mei: Harga Daging Sapi Stabil Jelang Iduladha
Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata daging sapi murni secara nasional di tingkat konsumen terpantau masih stabil menjelang Hari Raya Iduladha 2025. Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan Hari Raya IdulAdha 2025 atau 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada 6 Juni 2025.
Melansir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (29/5/2025) pukul 07.38 WIB, harga rata-rata daging sapi murni dibanderol Rp133.390 per kilogram, atau berada di bawah harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp140.000 per kilogram.
Sementara itu, rata-rata daging kerbau beku impor adalah Rp95.000 per kilogram di tingkat konsumen. Untuk harga rata-rata daging ayam ras dibanderol Rp33.521 per kilogram secara nasional atau di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram. Harga rata-rata telur ayam ras juga turun menjadi Rp28.471 per kilogram di tingkat konsumen, atau berada di bawah HAP nasional Rp30.000 per kilogram.
Di sisi lain, komoditas pangan lain yang bersumber protein hewani seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng rata-rata dibanderol seharga Rp41.467 per kilogram, Rp34.583 per kilogram, dan Rp33.531 per kilogram.
Beralih ke aneka beras, harga rata-rata beras premium dibanderol Rp15.506 per kilogram secara nasional, di mana harga eceran tertinggi (HET) untuk tipe beras ini adalah Rp14.900 per kilogram secara nasional.
Harga rata-rata beras medium secara nasional juga melampaui HET nasional yang semestinya di level Rp12.500 per kilogram. Secara rata-rata nasional, harga beras medium dibanderol Rp13.473 per kilogram di tingkat konsumen.
Sementara itu, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik menjadi Rp12.744 per kilogram, atau sedikit melampaui dari HET nasional Rp12.500 per kilogram.
Untuk harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional tembus Rp44.271 per kilogram di tingkat konsumen. Harganya masih berada di rentang HAP Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.
Aneka cabai lainnya, seperti cabai merah keriting dibanderol dengan harga rata-rata Rp41.082 per kilogram. Harganya berada di rentang HAP nasional Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Sementara itu, harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp37.679 per kilogram.
Panel harga juga menunjukkan, harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dipatok Rp20.331 per liter dan Rp17.007 per liter. Lalu, harga rata-rata Minyakita secara nasional dibanderol Rp17.235 per liter atau masih melampaui HET Rp15.700 per liter.
Lebih lanjut, harga rata-rata bawang merah dibanderol Rp35.846 per kilogram, sedangkan harga rata-rata bawang putih bonggol adalah Rp40.067 per kilogram secara nasional.
Untuk harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.546 per kilogram dan Rp11.461 per kilogram di tingkat konsumen. Kemudian, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing dipatok Rp12.543 per kilogram dan Rp9.456 per kilogram.
Harga pangan lainnya, yakni kedelai biji kering impor dibanderol dengan harga rata-rata Rp10.991 per kilogram, sedangkan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp5.947 per kilogram.