Tanaman: Bawang merah

  • Bapanas catat harga cabai rawit Rp60.541/kg, bawang merah Rp41.773/kg

    Bapanas catat harga cabai rawit Rp60.541/kg, bawang merah Rp41.773/kg

    Beras medium di harga Rp13.831 per kg, turun dari hari sebelumnya Rp14.155 per kg.

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp60.541 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp63.691 per kg, sedangkan bawang merah Rp41.773 per kg, turun dari sebelumnya Rp44.452 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Rabu, pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.807 per kg, naik tipis dari sebelumnya Rp15.887 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.831 per kg, turun dari hari sebelumnya Rp14.155 per kg; beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp12.863 per kg naik dari sebelumnya Rp12.565 per kg.

    Komoditas jagung tingkat peternak tercatat Rp5.874 per kg, turun tipis dari sebelumnya Rp6.143 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.805 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.820 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.835 per kg, turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.425 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp40.138 per kg, turun dari sebelumnya Rp43.219 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp37.054 per kg, turun dari sebelumnya Rp42.018 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.394 per kg, turun dari sebelumnya Rp135.079 per kg; daging ayam ras Rp35.038 per kg, naik dari sebelumnya Rp34.969 per kg; lalu telur ayam ras Rp28.950 per kg, turun dari sebelumnya 29.283 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.317 per kg, turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.446 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.466 per liter, turun tipis dari sebelumnya Rp20.858 per liter; minyak goreng curah Rp17.286 per liter, turun dari sebelumnya Rp17.553 per liter; Minyakita Rp17.349 per liter, turun tipis dari sebelumnya Rp17.570 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.556 per kg, turun tipis dari sebelumnya Rp9.779 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.537 per kg, turun dari sebelumnya Rp13.028 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.849 per kg, naik tipis dari sebelumnya Rp40.935 per kg; ikan tongkol 35.093 per kg, naik dari sebelumnya Rp33.911 per kg; ikan bandeng Rp34.745 per kg, naik dari sebelumnya Rp34.644 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.301 per kg, turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.630 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp100.573 per kg, turun dari sebelumnya Rp104.048 kg; daging kerbau segar lokal Rp138.929 per kg, turun dari sebelumnya mencapai Rp141.707 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nasi Liwet Sunda, Sajian Gurih yang Menyimpan Filosofi Rasa dan Kebersamaan

    Nasi Liwet Sunda, Sajian Gurih yang Menyimpan Filosofi Rasa dan Kebersamaan

    Liputan6.com, Jakarta – Di tengah gemuruh zaman yang semakin cepat dan kian menyisihkan waktu untuk berkumpul, Nasi Liwet Sunda hadir sebagai penanda pentingnya melambat sejenak, merenung lewat cita rasa, dan merayakan kebersamaan lewat santap bersama.

    Nasi liwet bukan sekadar nasi gurih yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah, melainkan sebuah sajian yang penuh dengan keunikan rasa, makna, dan nilai-nilai kultural yang mendalam. Setiap suapan nasi liwet seakan membawa kita menyusuri keseharian masyarakat Sunda yang sederhana, hangat, dan penuh penghargaan terhadap alam serta kehidupan.

    Wangi semerbak dari daun salam, serai, dan lengkuas yang dimasak bersamaan dengan santan dan beras, seolah mengundang indera untuk masuk ke dalam ruang kenangan, tempat aroma dan rasa tidak hanya dinikmati tetapi juga dikenang.

    Keunikan utama dari nasi liwet Sunda terletak pada rasa gurih alaminya yang muncul bukan hanya dari santan, tetapi juga dari perpaduan rempah-rempah lokal yang dipilih dengan teliti dan dimasak secara perlahan.

    Proses memasaknya tidak terburu-buru. beras yang sudah dicuci bersih ditanak bersama santan, daun salam, batang serai, irisan bawang merah, dan sedikit garam, lalu dimasak hingga tanak dengan api kecil agar bumbu meresap sempurna ke setiap butir nasi.

    Hasilnya adalah nasi yang lembut, wangi, dan memiliki rasa gurih yang halus namun mendalam. Tidak seperti nasi uduk atau nasi kuning yang cenderung lebih pekat atau tajam rasa rempahnya, nasi liwet Sunda menyajikan rasa yang lebih kalem namun justru itulah kekuatannya—ia tidak mendominasi, melainkan menyatu dengan harmoni rasa dari lauk-pauk yang menyertainya.

    Kelezatan nasi liwet Sunda juga tidak bisa dilepaskan dari keberagaman lauk-pauk yang menyertainya. Sajian ini biasanya disandingkan dengan ikan asin goreng, tahu dan tempe, sambal terasi, lalapan segar seperti daun kemangi, mentimun, dan kol, serta tak ketinggalan telur dadar iris atau jengkol balado.

  • Tarif air minum penyumbang utama inflasi tahunan Jakarta Juni 2025 

    Tarif air minum penyumbang utama inflasi tahunan Jakarta Juni 2025 

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan tarif air minum menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Jakarta pada Juni 2025, yakni sebesar 0,63 persen.

    “Komoditas-komoditas utama untuk inflasi, yakni tarif air minum dengan andil inflasi 0,63 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin di Jakarta, Selasa.

    Selain itu, komoditas lainnya yang menjadi penyumbang inflasi tahunan pada Juni 2025, yakni emas perhiasan dengan andil 0,43 persen, beras (0,08 persen), kopi bubuk (0,06 persen), dan bawang merah (0,06 persen).

    Hasanudin mengatakan inflasi Juni 2025 secara tahunan juga sama dengan Mei 2025. Ini menunjukkan Jakarta mampu menjaga stabilitas harga berbagai komoditas khususnya di 11 kelompok pengeluaran seperti transportasi dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

    “Memang target 2,5 persen plus minus 1 itu tetap dijaga untuk stabilitas harga dan juga bagaimana dengan ekonomi yang ada di Jakarta,” kata dia.

    Dia lalu merinci, dari 11 kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi yang cukup tinggi yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,70 persen; lalu makanan, minuman, dan tembakau (0,49 persen).

    Adapun secara bulanan, pada Juni 2025, DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Penyumbang utama inflasi ini yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,09 persen.

    Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah daging ayam ras, tomat, cabai rawit, dan sawi putih.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga bawang merah Rp43.231/kg, cabai rawit Rp61.721/kg

    Harga bawang merah Rp43.231/kg, cabai rawit Rp61.721/kg

    Ilustrasi – Pedagang melayani pembeli di Pasar Botania, Batam, Kepulauan Riau. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/aww.

    Bapanas: Harga bawang merah Rp43.231/kg, cabai rawit Rp61.721/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 01 Juli 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp43.231 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp44.81 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp61.721 per kg turun dari sebelumnya Rp63.227 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Selasa pukul 09.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.934 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp15.875 per kg. Lalu, beras medium di harga Rp14.087 per kg turun turun dari hari sebelumnya Rp14.157 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.023 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.198 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.758 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.862 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.566 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.733 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.108 per kg turun dari sebelumnya Rp43.523 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.732 per kg turun dari sebelumnya Rp42.460 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp135.477 per kg naik dari sebelumnya Rp135.257 per kg, daging ayam ras Rp34.904 per kg turun dari sebelumnya Rp35.050 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.295 per kg turun dari sebelumnya 29.348 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.367 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.458 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.634 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp20.890 per liter; minyak goreng curah Rp17.431 per liter turun dari sebelumnya Rp17.589 per liter. Minyakita Rp17.527 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp17.597 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.691 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.802 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.775 per kg turun dari sebelumnya Rp13.058 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.730 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp40.858 per kg; ikan tongkol 34.482 per kg naik dari sebelumnya Rp33.813 per kg; ikan bandeng Rp34.539 per kg turun dari sebelumnya Rp34.688 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.364 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.774 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp100.599 per kg turun dari sebelumnya Rp105.092 kg; daging kerbau segar lokal Rp138.611 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.854 per kg.

    Sumber : Antara

  • BPS Jatim catat harga cabai hingga mobil dorong inflasi 0,43 persen

    BPS Jatim catat harga cabai hingga mobil dorong inflasi 0,43 persen

    Inflasi bulan ke bulan Jawa Timur pada Juni 2025 sebesar 0,43 persen

    Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,43 persen (month-to-month/mtm) pada Juni 2025 karena naiknya harga komoditas mulai dari cabai rawit, beras, bawang merah, tomat, emas perhiasan, telur ayam ras, kacang panjang, cabai merah, daging ayam ras, terong, mobil dan jagung manis.

    “Inflasi bulan ke bulan Jawa Timur pada Juni 2025 sebesar 0,43 persen,” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

    Secara rinci untuk cabai rawit mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, beras sebesar 0,06 persen, bawang merah dan tomat masing-masing sebesar 0,04 persen dan telur ayam ras sebesar 0,03 persen.

    Kemudian, kacang panjang dan cabai merah masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,02 persen serta daging ayam ras, terong dan jagung manis masing-masing sebesar 0,01 persen.

    Zulkipli menjelaskan harga beras naik lantaran telah berakhirnya masa panen raya padi sedangkan untuk cabai rawit dan cabai merah besar pada Juni kembali ke harga normal setelah turun selama satu hingga dua bulan.

    Untuk harga tomat yang naik diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di sebagian wilayah sehingga memberikan dampak terhadap pertumbuhan tanaman tomat menjadi rentan terhadap serangan penyakit.

    Selain itu, Zulkipli mengatakan aksi demonstrasi menolak aturan Over Dimension Over Loading (ODOL) di Jatim pada akhir Juni telah menyebabkan terganggunya distribusi beberapa bahan pangan sehingga terdapat keterbatasan stok bahan pangan yang tentunya telah memicu kenaikan harga.

    Dengan terjadinya inflasi pada Juni itu maka inflasi tahun kalender Juni 2025 terhadap Desember 2024 sebesar 1,32 persen (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Juni 2025 terhadap Juni 2024 sebesar 2,02 persen.

    Sementara dari dari 11 kabupaten/kota keseluruhannya mengalami inflasi dengan yang tertinggi terjadi di Banyuwangi yakni mencapai 0,63 persen sedangkan lainnya seperti Sumenep 0,62 persen, Bojonegoro 0,57 persen, Gresik 0,48 persen.

    Berikutnya Jember 0,48 persen, Kota Kediri 0,46 persen, Kota Malang 0,38 persen, Probolinggo 0,37 persen, Surabaya 0,36 persen, Kota Madiun 0,33 persen, dan Tulungagung 0,3 persen.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Diskon tiket transportasi membantu redam tingkat inflasi Juni 2025

    Diskon tiket transportasi membantu redam tingkat inflasi Juni 2025

    Deflasi ini dipicu oleh penurunan tarif akibat diskon tiket transportasi selama bulan Juni ini.

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan diskon tiket transportasi menjadi faktor yang meredam tingkat inflasi pada Juni 2025.

    Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rilis BPS, di Jakarta, Selasa, merinci komoditas tarif angkutan laut dan tarif kereta api mengalami deflasi masing-masing 16,96 persen (month-to-month/mtm) dan 4,20 persen (mtm), dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,01 persen.

    “Deflasi ini dipicu oleh penurunan tarif akibat diskon tiket transportasi selama bulan Juni ini,” ujar Pudji.

    Sebaliknya, komoditas tarif angkutan udara menyumbang inflasi, dengan tingkat inflasi 5,81 persen (mtm) dan andil 0,04 persen.

    Secara keseluruhan, kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dengan andil 0,01 persen pada Juni 2025.

    Perekonomian Indonesia diketahui mengalami inflasi 0,19 persen secara bulanan (mtm) pada Juni 2025.

    Kelompok makanan, minuman, dan tembakau berbalik menjadi kelompok utama penyumbang inflasi, dengan komoditas yang dominan di antaranya beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.

    Dari segi komponen, harga bergejolak (volatile food) menjadi penyumbang utama dengan tingkat inflasi 0,77 persen (mtm) dan andil 0,13 persen (mtm). Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi dari komponen ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.

    Komponen inti (core inflation) mencatatkan tingkat inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dengan andil 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.

    Sedangkan komponen harga diatur pemerintah (administered price) mencatatkan tingkat inflasi 0,09 persen (mtm) dengan andil 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan sigaret kretek mesin (SKM).

    Sementara diskon tarif transportasi merupakan salah satu program dari enam kebijakan stimulus ekonomi kuartal II-2025.

    Diskon transportasi massal selama dua bulan libur sekolah mencakup diskon tiket kereta api sebesar 30 persen, diskon tiket pesawat melalui skema Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar enam persen, serta diskon angkutan laut hingga 50 persen.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Makanan-minuman-tembakau berbalik jadi pemicu inflasi pada Juni 2025

    Makanan-minuman-tembakau berbalik jadi pemicu inflasi pada Juni 2025

    Tingkat inflasi kelompok ini adalah sebesar 0,46 persen (month-to-month/mtm), dengan andil inflasi sebesar 0,13 persen

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau berbalik menjadi kelompok utama penyumbang inflasi pada Juni 2025, setelah sebelumnya menjadi penyumbang deflasi pada Mei 2025.

    “Tingkat inflasi kelompok ini adalah sebesar 0,46 persen (month-to-month/mtm), dengan andil inflasi sebesar 0,13 persen,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rilis BPS di Jakarta, Selasa.

    Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi Juni 2025 pada kelompok ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat dengan andil masing-masing 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen dan 0,02 persen.

    Sedangkan komoditas yang meredam inflasi Juni pada kelompok ini adalah bawang putih dan bawang merah dengan andil masing-masing -0,03 persen.

    Secara umum, beras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

    Beras mengalami inflasi sebesar 1 persen (mtm) dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum.

    Adapun bila ditinjau secara komponen, harga bergejolak (volatile food) menjadi penyumbang utama dengan tingkat inflasi 0,77 persen (mtm) dan andil 0,13 persen (mtm).

    Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi dari komponen ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah dan tomat.

    Komponen inti (core inflation) mencatatkan tingkat inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dengan andil 0,04 persen.

    Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.

    Sedangkan komponen harga diatur pemerintah (administered price) mencatatkan tingkat inflasi 0,09 persen (mtm) dengan andil 0,02 persen.

    Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan sigaret kretek mesin (SKM).

    Sebagai catatan, perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,19 persen secara bulanan (mtm) pada Juni 2025.

    Sementara inflasi tahunan tercatat 1,87 persen (yoy) dan inflasi tahun kalender 1,38 persen (ytd).

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nilai Tukar Petani Naik Tipis Juni 2025 Jadi 121,72

    Nilai Tukar Petani Naik Tipis Juni 2025 Jadi 121,72

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 0,47% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 121,72 pada Juni 2025. Adapun, pada bulan sebelumnya, NTP hanya berada di level 121,15.

    Untuk diketahui, NTP merupakan indikator yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan seberapa baik mereka bisa bertukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dibutuhkan.

    Adapun, NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika NTP naik, maka menandakan harga hasil panen petani naik lebih cepat daripada harga barang-barang yang mereka beli.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan peningkatan NTP pada Juni ini lantaran indeks harga yang diterima petani (It) naik menjadi 150,88.

    Pada Mei 2025, angka It berada di level 149,84. Adapun, komoditas penyumbang kenaikan It pada Juni 2025 adalah gabah, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.

    Begitu pula dengan indeks harga bayar petani (Ib) yang juga naik menjadi 123,96 pada Juni 2025 dari bulan sebelumnya di angka 123,68. BPS mencatat, komoditas penyumbang Ib antara lain beras, bawang merah, kacang panjang, dan tomat sayur.

    “Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani atau It naik 0,70%, sementara indeks harga yang dibayar petani atau Ib naik sebesar 0,23%,” kata Pudji dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS pada Selasa (1/7/2025).

    Lebih jauh, jika dilihat berdasarkan subsektor, BPS mengungkap hortikultura (NTPH) menjadi subsektor dengan peningkatan NTP terbesar dibandingkan subsektor lainnya pada Juni 2025, yakni naik 4,34% dibandingkan bulan sebelumnya di level 117,9 menjadi 123,02.

    “Hal ini karena It naik sebesar 4,62% lebih tinggi dari kenaikan Ib yang sebesar 0,27%, dan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan It adalah cabai rawit, bawang merah, dan bawang daun,” terangnya.

    Di sisi lain, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) menjadi subsektor dengan penurunan terdalam yang mencapai -1,52% menjadi 158,01 pada Juni 2025. Pada bulan sebelumnya, subsektor ini mencatatkan NTP di level 160,45.

  • Dorong petani melek digital, KPw BI Tegal gelar pelatihan untuk petani bawang merah di Brebes

    Dorong petani melek digital, KPw BI Tegal gelar pelatihan untuk petani bawang merah di Brebes

    Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.

    Dorong petani melek digital, KPw BI Tegal gelar pelatihan untuk petani bawang merah di Brebes
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 30 Juni 2025 – 18:48 WIB

    Elshinta.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes menggelar pelatihan bertajuk Petani Milenial PeKA (Peduli, Kenali, Adukan) Digitalisasi, Sabtu (27/6/2025). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Brebes ini ditujukan untuk meningkatkan literasi digital para petani milenial, khususnya dalam pemasaran dan ekspor komoditas bawang merah.

    Dalam pelatihan tersebut, hadir sebagai narasumber Ricardo de Mello, seorang Certified Digital Marketing Consultant, yang memaparkan enam langkah transformasi pola pikir (mindset) petani milenial agar mampu memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Ia menekankan pentingnya perubahan perspektif dari sekadar bertani menjadi pelaku bisnis agrikultur yang inovatif.

    “Petani harus berani belajar hal baru, terbuka terhadap teknologi, serta konsisten dalam memasarkan produk secara daring. Lebih jauh lagi, mereka perlu berani menembus pasar global,” ujar Ricardo seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Senin (30/6). 

    Ricardo juga mengimbau agar petani tidak lagi bergantung pada tengkulak, tetapi mampu membangun jejaring pasar dan melakukan transaksi langsung dengan konsumen. Menurutnya, kepercayaan konsumen merupakan kunci utama dalam pemasaran digital.

    Kepala KPw BI Tegal, Bimala, dalam sambutannya menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program edukatif PeKA Bank Indonesia, yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan digital, mengenali potensi penipuan, serta memahami peran regulator dalam perlindungan konsumen.

    Bimala menjelaskan, Kabupaten Brebes menyumbang sekitar 19–20 persen produksi nasional bawang merah, atau setara dengan 384.400 ton pada 2022. Namun, produksi tersebut mengalami penurunan pada 2023 menjadi sekitar 250–290 ribu ton, disebabkan oleh fluktuasi harga, cuaca ekstrem, dan kendala distribusi.

    “Dengan produktivitas rata-rata mencapai 10 ton per hektare dan masa tanam 3 hingga 4 kali per tahun, digitalisasi dapat menjadi solusi untuk menjaga stabilitas harga dan memperluas akses pasar,” kata Bimala.

    Ia berharap pelatihan ini mendorong petani milenial di Brebes untuk beralih dari metode konvensional menuju pola pemasaran digital, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak dan membuka peluang ekspor yang lebih luas.

    “Digitalisasi bukan sekadar soal teknologi, tapi juga perubahan paradigma menuju kesejahteraan petani,” pungkas Bimala.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Kenapa Bau Badan Muncul Meski Sudah Mandi? Ini Kata Ahli

    Kenapa Bau Badan Muncul Meski Sudah Mandi? Ini Kata Ahli

    Jakarta

    Bau badan muncul ketika keringat bercampur dengan bakteri di kulit. Keringat itu sendiri sebenarnya tidak berbau, tapi ketika bercampur dengan bakteri di kulit, aroma tidak sedap baru akan muncul.

    Jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh tidak selalu memengaruhi bau badan. Itulah sebabnya, seseorang bisa saja memiliki bau badan yang tidak sedap meski tidak banyak berkeringat.

    Badan Bau Meski Sudah Mandi

    Dalam banyak kasus, bau badan masih bisa tetap muncul meski sudah menjaga kebersihan tubuh dengan baik. Rupanya, ada beberapa kondisi yang dapat memicu masalah tersebut, khususnya dalam hal medis. Dikutip dari Very Well Health, berikut ini beberapa di antaranya:

    Gaya Hidup

    Ahli kecantikan Angela Palmer menuturkan faktor gaya hidup seperti berat badan, stres, dan pemilihan pakaian sangat menentukan munculnya bau badan. Pada orang dengan berat badan berlebih misalnya, lipatan kulit dapat menjadi tempat yang baik untuk bakteri berkembang di keringat.

    Stres dapat meningkatkan detak jantung dan mengirim sinyal ke kelenjar keringat untuk mulai memproduksi keringat guna mengatur suhu tubuh dan keseimbangan cairan.

    “Meskipun keringat bisa keluar dari kelenjar ekrin, keringat akibat stres lebih banyak diproduksi oleh kelenjar apokrin, yang menghasilkan keringat dengan bau lebih tajam,” kata Palmer.

    Kelenjar ekrin merupakan kelenjar yang mengeluarkan keringat bening langsung ke permukaan kulit dan berfungsi utama untuk mengatur suhu tubuh, serta tersebar di seluruh tubuh, terutama di telapak tangan, kaki, dan dahi. Sedangkan, kelenjar apokrin terletak di area tertentu seperti ketiak dan selangkangan, menghasilkan keringat yang lebih kental dan berbau karena mudah bercampur dengan bakteri.

    Untuk beberapa jenis bahan pakaian yang kurang disarankan adalah poliester, spandeks, rayon, atau microfiber.

    Makanan

    Makanan yang mengandung sulfur dapat memperburuk bau badan. Makanan yang sebaiknya dibatasi konsumsinya adalah bawang merah, bawang putih, brokoli, kubis, dan kembang kol.

    Untuk orang yang sudah memiliki bau badan berlebih sebaiknya juga mengurangi asupan makanan yang meningkatkan produksi keringat. Misalnya makanan pedas, kafein, alkohol, dan rempah-rempah seperti jinten dan bubuk kari.

    Kondisi Medis

    Ada banyak hal yang dapat meningkatkan risiko munculnya bau badan meski sudah mandi. Misalnya orang dengan kondisi hiperhidrosis atau keringat berlebih, bahkan saat cuaca tidak panas atau tidak stres.

    Orang yang sudah memiliki masalah bau badan sekaligus hiperhidrosis, mungkin akan memiliki bau badan yang lebih menyengat.

    “Beberapa kondisi medis lain yang juga mengubah bau tubuh normal di antaranya diabetes, hipertiroid, nyeri asam urat, hingga infeksi kulit seperti trikomikosis aksilaris,” jelas Palmer.

    Diabetes dapat memicu bau badan karena tubuh menghasilkan keton berlebih saat membakar lemak sebagai sumber energi. Ini menimbulkan bau seperti buah busuk atau aseton.

    Genetik dan Perubahan Hormon

    Masalah bau badan juga bisa menurun. Gen merupakan salah satu faktor yang menentukan bau badan seseorang.

    Selain itu, perubahan hormon juga sangat berpengaruh. Perubahan hormon biasanya terjadi ketika masa pubertas, kehamilan, atau menopause.

    Dalam masa pubertas, lonjakan hormon membuat kelenjar keringat menjadi lebih aktif, sehingga memicu keringat yang meningkatkan risiko bau badan.

    “Perubahan hormon saat hamil juga bisa meningkatkan suhu tubuh, membuat tubuh merasa lebih panas dari kenyataannya, sehingga memicu keringat berlebih dan bau badan,” tandasnya.

    Untuk mengatasinya, pastikan tetap mandi secara rutin (khususnya saat cuaca panas), gunakan sabun anti-bakteri, dan antiperspirant. Penggunaan antiperspirant diperlukan untuk mengurang keringat sebagai tempat berkembangnya bakteri.

    Jangan lupa mencuci pakaian dengan benar, serta menggantinya secara rutin. Pertimbangkan juga untuk melakukan pemeriksaan ke dokter jika ada kemungkinan kondisi medis lain.

    (avk/tgm)