Tanaman: Bawang merah

  • Mendagri: Gerakan Pangan Murah Bulog dan Polri kendalikan inflasi

    Mendagri: Gerakan Pangan Murah Bulog dan Polri kendalikan inflasi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengemukakan inisiasi Gerakan Pangan Murah Perusahaan Umum Bulog dan Polri berperan penting dalam pengendalian harga komoditas dan menjaga angka inflasi.

    Tito juga mengapresiasi langkah Bulog dan Polri yang dinilai sangat efektif dalam pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) lantaran Polri memiliki jejaring yang sistematis hingga ke daerah.

    “Sehingga sangat mudah untuk komandonya melalui gerakan-gerakan (pangan murah),” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Hal itu disampaikan Mendagri Tito kepada awak media usai menghadiri Peluncuran Gerakan Pangan Murah Polri dan Bulog di Lapangan Bulog Kanwil Jakarta dan Banten, Jakarta Utara, Kamis.

    Ia menjelaskan selama ini Kementerian Dalam Negeri bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), TNI, dan Polri, serta pihak terkait lainnya terus berupaya mengendalikan angka inflasi pada kisaran 1,5 sampai 3,5 persen.

    Angka tersebut dinilai aman untuk kalangan produsen dan konsumen. Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, angka inflasi Juli 2025 secara year on year (YoY), sesuai rilis BPS, sebesar 2,37 persen.

    “Angka ini masuk dalam target, artinya seimbang. Menyenangkan produsen, petani, nelayan, pabrik-pabrik, karena mereka ongkos operasionalnya tertutup, dapat untung,” ujar Mendagri.

    Di sisi lain, konsumen juga merasakan kemudahan karena masih dapat menjangkau harga bahan pokok yang relatif stabil.

    Kendati begitu, secara rinci, Mendagri menyebut ada beberapa komponen yang memberi andil terhadap angka inflasi pada bulan Juli, yakni sektor makanan, minuman, dan bahan bakar minyak.

    Selain itu, untuk komoditas pangan yang turut memberikan andil terhadap inflasi yakni bawang merah, bawang putih, cabai, dan beras.

    Berbeda dengan komoditas tersebut, keberadaan beras dinilai sentral lantaran menjadi makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam beberapa waktu terakhir, harga beras di sejumlah tempat terlihat mulai mengalami kenaikan.

    “Bapak Presiden memerintahkan untuk melakukan stabilisasi harga beras melalui yang ditugaskan paling utama adalah Bulog yang memiliki stok itu lebih kurang hampir empat juta ton dari hasil panen kemarin,” kata Tito.

    Adapun sebagian stok tersebut telah mulai dikucurkan hingga sampai ke masyarakat melalui berbagai mekanisme. Ada yang dengan cara komersial, gerakan pasar murah, hingga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

    Kemudian ada pula penyaluran melalui pasar rakyat, kebijakan pemerintah daerah, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, serta instansi terkait lainnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkab Madiun ajak petani galakkan tanam bawang merah

    Pemkab Madiun ajak petani galakkan tanam bawang merah

    ANTARA – Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun mendorong petani di wilayahnya untuk menanam bawang merah. Hal itu lantaran komoditas bawang merah kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi, selain beras dan cabai. (Rindhu Dwi Kartiko/Yovita Amalia/Gracia Simanjuntak)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sambut HUT ke-80 RI, Polda Kalteng gelar Semarak Pangan Murah

    Sambut HUT ke-80 RI, Polda Kalteng gelar Semarak Pangan Murah

    ANTARA – Polda bersinergi dengan Perum Bulog dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Semarak Gerakan Pangan Murah bagi masyarakat dalam menyambut HUT ke-80 RI. Kegiatan digelar di halaman Pos Polisi Lalu lintas Kota Palangka Raya Kamis (24/7). Sejumlah kebutuhan pokok seperti minyak goreng, gula, telur, bawang merah, dan bawang putih dijual dengan harga di bawah pasar. (Redianto Tumon Sp/Yovita Amalia/Gracia Simanjuntak)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Upaya Pemprov stabilkan harga cabai rawit merah dan bawang merah

    Upaya Pemprov stabilkan harga cabai rawit merah dan bawang merah

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya guna menjaga ketersediaan dan menstabilkan harga cabai rawit merah dan bawang merah.

    “Kami melakukan koordinasi dengan stakeholder cabai dan bawang merah terkait distribusi dan ketersediaan di tingkat produsen,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Selain itu, sambung dia, Pemprov DKI melakukan penanaman cabai dengan melibatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga.

    Upaya tersebut telah dilaksanakan sejak 18 Juli 2025 dengan total 25.000 bibit.

    Pemprov DKI juga memberikan bimbingan pengolahan cabai dan bawang bagi pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama pemilik katering.

    “Kegiatan itu dilakukan berkolaborasi dengan Bank Indonesia Perwakilan Jakarta,” ujar Hasudungan.

    Seperti diketahui, berdasarkan Data Informasi Pangan Jakarta (IPJ) pada Selasa, harga bawang merah di Jakarta mencapai Rp58.231 per kg, sementara harga cabai rawit merah Rp51.454 per kg.

    Menurut dia, tingginya harga kedua komoditas tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan (supply and demand).

    Lebih lanjut, dia memaparkan kemungkinan berkurangnya supply bawang merah dan cabai rawit merah disebabkan kegagalan panen akibat serangan hama penyakit.

    Selain gagal panen, ada pula kemungkinan populasi tanaman atau luas tanam kedua komoditas tersebut berkurang.

    “Petani cabai adalah petani yang mudah beralih ke komoditas lain jika terjadi kegagalan panen atau jika panen berlebih tetapi harga murah. Hampir bisa dipastikan jika terjadi gagal panen atau harga murah, bulan-bulan berikutnya harga cabai akan mahal karena berkurangnya supply di tingkat petani,” jelas Hasudungan.

    Kondisi supply itulah yang dinilai menyebabkan harga bawang merah dan cabai rawit merah berfluktuasi.

    Maka dari itu, dia menekankan ketersediaan cabai rawit merah dan bawang merah di Kota Jakarta perlu dijaga.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini alasan tingginya harga bawang merah dan cabai rawit di Jakarta

    Ini alasan tingginya harga bawang merah dan cabai rawit di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok menjelaskan tingginya harga bawang merah dan cabai rawit merah pada Selasa dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Salah satunya, menurut dia, tingginya harga komoditas tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan (supply and demand).

    Terkait permintaan kedua komoditas itu, sambung dia, pada dasarnya relatif stabil.

    “Namun jika supply kurang, harga akan naik dan sebaliknya,” kata Hasudungan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Lebih lanjut, dia memaparkan kemungkinan berkurangnya supply bawang merah dan cabai rawit merah disebabkan kegagalan panen akibat serangan hama penyakit.

    Selain gagal panen, ada pula kemungkinan populasi tanaman atau luas tanam kedua komoditas tersebut berkurang.

    “Petani cabai adalah petani yang mudah beralih ke komoditas lain jika terjadi kegagalan panen atau jika panen berlebih tetapi harga murah. Hampir bisa dipastikan jika terjadi gagal panen atau harga murah, bulan-bulan berikutnya harga cabai akan mahal karena berkurangnya supply di tingkat petani,” jelas Hasudungan.

    Berbeda dengan petani padi, dia menuturkan mereka umumnya konsisten menanam padi walaupun mengalami gagal panen atau harga sedang turun di pasaran.

    Kondisi supply itulah yang dinilai menyebabkan harga bawang merah dan cabai rawit merah berfluktuasi.

    “Karena pada dasarnya demand relatif stabil. Maka yang perlu dijaga adalah supply-nya,” tutur Hasudungan.

    Berdasarkan Data Informasi Pangan Jakarta (IPJ) pada Selasa, harga bawang merah di Jakarta mencapai Rp58.231 per kg, sementara harga cabai rawit merah Rp51.454 per kg.

    “Itu berdasarkan data di Info Pangan Jakarta, harga di tingkat produsen belum tersedia,” ucap Hasudungan.

    Sementara itu, Badan Pangan Nasional mencatat pada Selasa, harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp45.485 per kilogram dibandingkan sebelumnya, Senin (11/8) sebesar Rp50.225 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.658 per kg atau turun dari sebelumnya Rp53.683 per kg.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan Selasa (12/8): Beras Masih Mahal, Cabai dan Bawang Turun

    Harga Pangan Selasa (12/8): Beras Masih Mahal, Cabai dan Bawang Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras premium masih mahal atau di atas harga acuan di tingkat konsumen meski mencatatkan penurunan pada Selasa (12/8/2025) ke level Rp15.962/kg dari posisi hari sebelumnya yang menembus Rp16.054/kg.

    Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 08.00 WIB, meski terjadi penurunan harga untuk beras premium, tetapi angka tersebut masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional yang senilai Rp14.900/kg.  

    Melihat secara perinci, penurunan harga beras premium nyatanya terdorong oleh penurunan harga di zona I menjadi Rp15.507/kg dari hari sebelumnya sejumlah Rp15.639/kg. Sementara di zona II dan zona III kompak naik ke angka Rp16.258/kg dan Rp18.125/kg. 

    Mengacu HET masing-masing wilayah, artinya disparitas harga riil dengan HET di zona I sebesar 4,07%, zona II sebesar 5,57%, dan zona III sebesar 14,72%. 

    Adapun, zona I mencakup wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Untuk zona II meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, sedangkan zona III meliputi Maluku dan Papua.

    Pada panel yang sama, harga beras medium justru kompak mencatatkan peningkatan di semua wilayah. Rata-rata harga beras medium pada zona I senilai Rp14.091/kg, zona II sejumlah Rp14.050/kg, dan zona III mencapai Rp16.500/kg. 

    Untuk diketahui, HET beras medium di zona I ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram, zona II senilai Rp13.100 per kilogram, dan zona III sebesar Rp13.500 per kilogram.

    Panel Harga Bapanas juga menunjukkan bahwa harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog sedikit terkerek dari HET nasional Rp12.500 per kilogram menjadi Rp12.561 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional. 

    Meski demikian, harga rata-rata beras SPHP di semua wilayah berada di bawah HET, yakni zona I adalah Rp12.396/kg, zona II senilai Rp12.779 per kilogram, dan zona III Rp13.250 per kilogram.

    Kemudian kebutuhan memasak seperti minyak goreng kemasan dibanderol dengan harga Rp20.293 per liter, minyak goreng curah Rp16.821/liter, dan MinyaKita dapat dibeli rata-rata dengan harga Rp16.898/liter. 

    Kemudian gula dan garam konsumsi masing-masing senilai Rp18.070 per kilogram dan Rp10.864/kg. 

    petani memetik cabai

    Bawang, Cabai, dan Biji-Bijian Turun

    Harga rata-rata bawang, cabai, dan biji-bijian mengalami penurunan dari hari sebelumnya. Harga cabai rawit merah di tingkat konsumen berada di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram, yakni dibanderol Rp46.429 per kilogram secara nasional.  

    Harga rata-rata cabai merah keriting juga terpantau berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram, atau dibanderol Rp38.043 per kilogram. 

    Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp37.827 per kilogram di tingkat konsumen nasional. Lalu, harga rata-rata bawang putih bonggol dijual Rp36.053 per kilogram secara nasional atau berada di rentang HAP nasional Rp38.000–Rp40.000 per kilogram. 

    Di sisi lain, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen melampaui HAP nasional Rp36.500–Rp41.500 per kilogram, atau dibanderol Rp47.534 per kilogram. 

    Untuk harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen dibanderol Rp10.646 per kilogram dan harga jagung pakan tingkat peternak dipatok Rp6.021 per kilogram.

     

    Daging dan Ikan 

    Untuk komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras rata-rata dibanderol Rp34.528/kg naik dari hari sebelumnya yang seharga Rp34.373 per kilogram. Harga telur ayam ras juga meningkat dari Rp28.863 per kilogram di tingkat konsumen menjadi Rp29.214/kg. 

    Kenaikan harga rata-rata di tingkat konsumen juga terpantau pada ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing menjadi Rp41.356 per kilogram, Rp34.327 per kilogram, dan Rp33.279 per kilogram secara nasional.  

    Selain itu, harga rata-rata daging sapi murni meningkat Rp1.924/kg menjadi RpRp134.899 per kilogram. Namun, harganya berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Serta, harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing adalah Rp135.769 per kilogram dan Rp110.000 per kilogram.

  • Harga cabai rawit Rp46.767/kg, bawang merah Rp47.100/kg

    Harga cabai rawit Rp46.767/kg, bawang merah Rp47.100/kg

    Ilustrasi. (ANTARA)

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp46.767/kg, bawang merah Rp47.100/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 11 Agustus 2025 – 09:29 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat penurunan harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp46.767 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp52.003 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.100 per kg turun dari sebelumnya Rp54.151 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin, pukul 07.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.164 per kg turun dari sebelumnya Rp16.243 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.312 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.476 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.661 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.674 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.013 per kg turun dari sebelumnya Rp6.378 per kg, kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.560 per kg turun dari sebelumnya Rp10.943 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.800 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.887 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.212 per kg turun dari sebelumnya Rp44.861 per kg, lalu cabai merah besar di harga Rp42.154 per kg turun dari sebelumnya Rp44.849 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp133.125 per kg turun dari sebelumnya Rp135.413 per kg, daging ayam ras Rp33.113 per kg turun dari sebelumnya Rp35.439 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.995 per kg turun dari sebelumnya Rp29.643 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp17.939 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.271 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.229 per liter turun dari sebelumnya Rp20.922 per liter, minyak goreng curah Rp16.148 per liter turun dari sebelumnya Rp17.515 per liter, MinyaKita Rp16.995 per liter turun dari sebelumnya Rp17.540 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.838 per kg turun dari sebelumnya Rp9.835 per kg, lalu tepung terigu kemasan Rp12.603 per kg turun dari sebelumnya Rp13.041 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.550 per kg naik dari sebelumnya Rp41.352 per kg, ikan tongkol Rp35.289 per kg naik dari sebelumnya Rp34.599 per kg, ikan bandeng Rp36.769 per kg turun dari sebelumnya Rp34.685 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.463 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.612 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Senin (11/8): Beras Premium-Medium Makin Mahal di Seluruh Wilayah

    Harga Pangan Senin (11/8): Beras Premium-Medium Makin Mahal di Seluruh Wilayah

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras premium dan beras medium di tingkat konsumen masih mengalami kenaikan di semua wilayah. Secara nasional, harga beras melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Senin (11/8/2025).

    Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 07.30 WIB, harga rata-rata beras premium secara nasional dibanderol Rp16.054 per kilogram di tingkat konsumen. Harganya naik 7,74% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram.

    Jika diperinci, kenaikan harga beras premium terjadi di semua wilayah, yaitu di zona I dibanderol Rp15.639 per kilogram, zona II senilai Rp16.163 per kilogram, dan zona III mencapai Rp18.000 per kilogram.

    Asal tahu saja, HET beras premium di zona I semestinya dibanderol Rp14.900 per kilogram, zona I senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona III adalah Rp15.800 per kilogram.

    Adapun, zona I mencakup wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Untuk zona II meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, sedangkan zona III meliputi Maluku dan Papua.

    Sementara itu, harga beras medium secara rata-rata nasional juga naik dan dibanderol Rp14.087 per kilogram. Harga rata-rata beras medium naik 12,7% dari HET nasional yang ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram.

    Senada, harga beras medium mengalami kenaikan di semua wilayah, yakni di zona I dibanderol Rp13.928 per kilogram, zona II senilai Rp14.076 per kilogram, dan zona III senilai Rp15.400 per kilogram.

    Untuk diketahui, HET beras medium di zona I ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram, zona II senilai Rp13.100 per kilogram, dan zona III sebesar Rp13.500 per kilogram.

    Panel Harga Bapanas juga menunjukkan, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog sedikit terkerek dari HET nasional Rp12.500 per kilogram menjadi Rp12.676 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional.

    Meski begitu, harga rata-rata beras SPHP di semua wilayah berada di bawah HET, yakni zona I adalah Rp12.367 per kilogram, zona II senilai Rp12.931 per kilogram, dan zona III Rp13.167 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen berada di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram, yakni dibanderol Rp50.079 per kilogram secara nasional.

    Harga rata-rata cabai merah keriting juga terpantau berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram, atau dibanderol Rp41.779 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar adalah Rp44.177 per kilogram di tingkat konsumen.

    Lalu, harga rata-rata bawang putih bonggol dijual Rp38.400 per kilogram secara nasional atau berada di rentang HAP nasional Rp38.000–Rp40.000 per kilogram. Di sisi lain, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen melampaui HAP nasional Rp36.500–Rp41.500 per kilogram, atau dibanderol Rp48.312 per kilogram.

    Beralih ke pangan lainnya, untuk harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dibanderol Rp20.124 per liter dan Rp17.007 per liter secara nasional.

    Secara nasional, harga rata-rata Minyakita masih berada di atas HET Rp15.700 per liter, yakni dibanderol Rp16.923 per liter.

    Masih merujuk sumber yang sama, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.060 per kilogram dan Rp11.574 per kilogram. Untuk tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.585 per kilogram dan Rp9.683 per kilogram secara rata-rata nasional

    Untuk harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen dibanderol Rp10.785 per kilogram dan harga jagung pakan tingkat peternak dipatok Rp6.090 per kilogram.

    Untuk komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dan telur ayam ras rata-rata dibanderol Rp34.373 per kilogram dan Rp28.863 per kilogram di tingkat konsumen.

    Harga rata-rata di tingkat konsumen juga menunjukkan ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing adalah Rp41.306 per kilogram, Rp33.868 per kilogram, dan Rp33.761 per kilogram secara nasional.

    Selain itu, harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp132.975 per kilogram. Harganya berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Serta, harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing adalah Rp136.667 per kilogram dan Rp109.000 per kilogram.

  • Harga cabai rawit Rp49.173/kg, bawang merah Rp49.956/kg

    Harga cabai rawit Rp49.173/kg, bawang merah Rp49.956/kg

    Arsip foto – Sejumlah komoditas pangan cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp49.173/kg, bawang merah Rp49.956/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 10 Agustus 2025 – 13:45 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp49.173 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp51.749 per kg, sedangkan bawang merah Rp49.956 per kg turun dari sebelumnya Rp54.145 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu, pukul 10.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.121 per kg turun dari sebelumnya Rp16.253 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.354 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.462 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.564 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.675 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.251 per kg turun dari sebelumnya Rp6.355 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.713 per kg turun dari sebelumnya Rp10.787 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp36.989 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.701 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp42.532 per kg turun dari sebelumnya Rp44.287 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.654 per kg turun dari sebelumnya Rp44.965 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.889 per kg turun dari sebelumnya Rp135.436 per kg, daging ayam ras Rp35.153 per kg turun dari sebelumnya Rp35.249 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.251 per kg turun dari sebelumnya Rp29.680 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.140 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.322 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.725 per liter turun dari sebelumnya Rp20.837 per liter; minyak goreng curah Rp17.340 per liter turun dari sebelumnya Rp17.509 per liter, MinyaKita Rp17.291 per liter turun dari sebelumnya Rp17.582 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.562 per kg turun dari sebelumnya Rp9.823 per kg, lalu tepung terigu kemasan Rp12.854 per kg turun dari sebelumnya Rp13.042 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.612 per kg naik dari sebelumnya Rp41.403 per kg, ikan tongkol Rp34.450 per kg naik dari sebelumnya Rp34.242 per kg, ikan bandeng Rp34.122 per kg turun dari sebelumnya Rp34.345 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.481 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.742 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp107.730 per kg naik dari sebelumnya Rp105.868 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.286 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.630 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan 10 Agustus: Beras Kompak Turun, Kedelai – Daging Ayam Naik

    Harga Pangan 10 Agustus: Beras Kompak Turun, Kedelai – Daging Ayam Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional mayoritas komoditas pangan seperti beras kompak turun pada hari ini, Minggu (10/8/2025). Meski demikian beberapa komoditas lain seperti kedelai hingga daging ayam ras berbalik naik harga.

    Mengacu pada panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 8.10 WIB, harga beras premium turun 2,21% dibandingkan dengan harga pada hari sebelumnya (9/8/2025) menjadi Rp15.894 per kilogram (Kg). 

    Kemudian, harga beras medium turun 2,53% menjadi Rp14.096 per kg dan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) turun 1,63% menjadi Rp12.468 per kg.

    Selanjutnya, harga rata-rata nasional bawang merah turun signifikan 13,13% menjadi Rp46.926 per kg pada hari ini. Diikuti harga bawang putih turun 8,18% menjadi Rp35.535 per kg.

    Aneka jenis cabai juga kompak turun pada hari ini. Perinciannya, cabai merah keriting turun 11,16% menjadi Rp39.346 per kg, cabai merah besar turun 13,23% menjadi Rp39.017 per kg dan cabai rawit merah turun 11,81% menjadi Rp46.639 per kg.

    Gula konsumsi juga mengalami tren penurunan pada hari ini. Posisinya parkir di angka Rp18.228 per kg atau turun 0,51% dibandingkan hari sebelumnya. Senada, harga garam konsumsi turut turun 1,22% menjadi Rp11.599 per kg.

    Kemudian, harga rata-rata minyak goreng kemasan turun 4,50% menjadi Rp19.899 per liter, minyak goreng curah turun 2,30% menjadi Rp17.106 per liter dan Minyakita turun 2,91% menjadi Rp17.070 per liter.

    Tepung terigu (curah) turun 5,47% menjadi Rp9.286 per kg dan tepung terigu kemasan turun 3,19% dan parkir di harga Rp12.626 per kg.

    Sementara itu, harga komoditas sumber protein seperti daging sapi murni turun 1,78% menjadi Rp133.024 per kg dan daging kerbau beku (impor luar negeri) turun 12,15% menjadi Rp93.000 per kg. 

    Berbanding terbalik, harga daging kerbau segar (lokal) justru naik 3,26% menjadi Rp146.250 per kg. Harga daging ayam ras turut mengalami kenaikan 0,67% menjadi Rp25.486 per kg.

    Meski demikian, harga telur ayam ras masih mengalami tren penurunan 4,74% menjadi Rp28.274 per kg.

    Terakhir, ikan tongkol turun tipis 0,06% menjadi Rp34.222 per kg, ikan bandeng turun 5,84% menjadi Rp32.338 per kg. Sedangkan, ikan kembung naik 0,09% menjadi Rp41.440 per kg.