Tanaman: Alpukat

  • Daftar Buah yang Dilarang Dikonsumsi Pasien Ginjal Kronis: Pisang, Kelapa, Kurma, Alpukat dan Kiwi – Halaman all

    Daftar Buah yang Dilarang Dikonsumsi Pasien Ginjal Kronis: Pisang, Kelapa, Kurma, Alpukat dan Kiwi – Halaman all

    Laporan Gabriela Irvine Dharma

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masih banyak informasi keliru yang beredar di masyarakat terkait hipertensi dan penyakit ginjal kronis (PGK).

    Salah satunya adalah anggapan bahwa mengkonsumsi obat hipertensi seumur hidup bisa menyebabkan kerusakan ginjal.

    Dalam acara Peringatan Hari Ginjal Sedunia yang diselenggarakan oleh Bayer di Jakarta, Kamis (13/3/2025), dr. Tunggul D Situmorang, Sp.PD-KGH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, menegaskan bahwa anggapan tersebut adalah mitos.

    “Justru sebaliknya, hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronik. Obat anti-hipertensi dikonsumsi untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut, bukan malah menyebabkan gangguan ginjal,” jelas dr. Tunggul.

    Menurutnya, jika tekanan darah tidak terkontrol, ginjal bisa mengalami kerusakan bertahap hingga berujung pada gagal ginjal.

    Oleh karena itu, pasien dengan hipertensi harus rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter agar tekanan darah tetap stabil dan tidak membebani ginjal.

    “Yang penting, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis obat yang sesuai dengan kondisi pasien. Dengan pengobatan yang tepat, tekanan darah bisa dikendalikan tanpa merusak ginjal,” tambahnya.

    Selain tentang obat hipertensi, mitos lain yang sering beredar adalah pasien penyakit ginjal kronik dilarang mengkonsumsi semua jenis buah-buahan. Dr. Tunggul menegaskan bahwa informasi ini juga tidak benar.

    Pasien dengan PGK tetap boleh makan buah, tetapi harus memilih buah dengan kadar kalium yang rendah dan tidak mengkonsumsinya dalam jumlah berlebihan.

    “Buah tetap boleh dikonsumsi, tapi harus hati-hati. Pasien ginjal harus menghindari buah dengan kadar kalium tinggi karena ginjal yang sudah mengalami kerusakan tidak mampu membuang kelebihan kalium dari tubuh dengan baik,” jelasnya.

    Beberapa buah yang aman dikonsumsi oleh pasien penyakit ginjal kronis karena memiliki kadar kalium rendah antara lain: apel, blueberry, raspberry, anggur, peach, nanas, pir, dan cranberry.

    Sebaliknya, pasien ginjal disarankan untuk menghindari buah dengan kadar kalium tinggi, seperti pisang, kelapa, kurma, belimbing, alpukat, kiwi, dan jambu biji.

    Dr. Tunggul mengingatkan bahwa bukan berarti pasien PGK harus menghindari semua buah, tetapi lebih bijak dalam memilih jenis dan jumlah yang dikonsumsi.

    “Buah yang kaya kalium bisa meningkatkan kadar kalium dalam darah, yang berisiko menyebabkan gangguan jantung dan komplikasi serius lainnya. Oleh karena itu, pasien ginjal harus mengontrol asupan buahnya dan mengikuti anjuran dokter atau ahli gizi,” pungkasnya.

    Dengan memahami fakta ini, diharapkan masyarakat tidak lagi salah kaprah dalam menangani hipertensi dan penyakit ginjal.

    Konsumsi obat dengan pengawasan dokter serta pola makan yang tepat dapat membantu pasien menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

  • Pasien Ginjal Ingin Puasa Ramadan? Ini Syarat dan Aturan Konsumsi Obatnya – Halaman all

    Pasien Ginjal Ingin Puasa Ramadan? Ini Syarat dan Aturan Konsumsi Obatnya – Halaman all

    Laporan Gabriela Irvine Dharma​

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berpuasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi umat Muslim, namun bagi pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis (PGK) menjalankan ibadah puasa perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

    Jika tidak dikelola dengan baik, puasa justru bisa memperberat kerja ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.

    Terkait hal ini, dr. Tunggul D Situmorang, Sp.PD-KGH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi menyampaikan sejumlah tips agar pasien ginjal dapat berpuasa dengan aman.

    Menurut dr. Tunggul, pasien dengan PGK tetap diperbolehkan menjalankan ibadah puasa, asalkan telah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. 

    Setiap pasien memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga penting untuk memastikan bahwa tubuh mampu bertahan tanpa asupan cairan dan makanan dalam waktu yang cukup lama.

    Sebagai langkah awal, pasien ginjal disarankan untuk mencoba berpuasa selama satu minggu sebelum Ramadan guna melihat apakah tubuh mereka bisa beradaptasi dengan perubahan pola makan dan cairan.

    Jika selama masa percobaan tidak ada keluhan serius seperti pusing, mual, muntah, atau sesak napas, maka puasa dapat dilanjutkan.

    Namun, jika muncul gejala-gejala tersebut, pasien dianjurkan untuk membatalkan puasa dan segera berkonsultasi dengan dokter.

    Saat menjalankan puasa, sejatinya tubuh tidak mendapatkan asupan cairan selama lebih dari 12 jam.  Oleh karena itu, penting bagi pasien ginjal untuk memastikan konsumsi air yang cukup saat sahur dan berbuka puasa guna mencegah dehidrasi. 

    Hal ini dikarenakan dehidrasi dapat memperburuk kondisi ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi serius.

    Selain itu, pola makan juga harus diperhatikan. Pasien dengan penyakit ginjal kronis dianjurkan untuk mengkonsumsi diet seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan serat. 

    Makanan yang tinggi kalium dan fosfor seperti pisang, alpukat, kurma, kelapa, dan belimbing sebaiknya dihindari karena dapat memperberat kerja ginjal. 

    Sebagai gantinya, pasien bisa memilih apel, blueberry, anggur, nanas, atau pir, yang lebih aman untuk kesehatan ginjal.

    Bagi pasien yang mengkonsumsi obat-obatan, dr. Tunggul menekankan bahwa rutinitas minum obat tetap harus dijaga dengan menyesuaikan waktu sahur dan berbuka puasa. 

    Jangan sampai karena berpuasa, pasien melewatkan konsumsi obat yang sebenarnya sangat penting untuk menjaga fungsi ginjal tetap stabil.

    Jika selama berpuasa pasien mulai merasakan gejala kelelahan berlebihan, pusing, mual, muntah, atau sesak napas, puasa harus segera dihentikan dan pasien dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter.

    Dengan perencanaan yang baik dan pemantauan kesehatan yang ketat, pasien ginjal tetap dapat menjalankan ibadah puasa tanpa membahayakan kondisi mereka. 

    Namun, yang paling penting adalah mendengarkan tubuh dan tidak memaksakan diri jika kesehatan mulai terganggu.

  • Berat Badan Naik saat Puasa, Begini Cara Mencegahnya Menurut Dokter Gizi

    Berat Badan Naik saat Puasa, Begini Cara Mencegahnya Menurut Dokter Gizi

    JAKARTA – Sebagian orang merasa berat badannya naik saat bulan puasa, padahal seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk menjaga pola makan lebih sehat. Penyebab utama kenaikan berat badan saat puasa adalah pola makan yang tidak terkontrol, terutama saat berbuka dan sahur.

    Banyak orang menganggap waktu berbuka sebagai momen ‘balas dendam’ setelah seharian berpuasa. dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.G.K, dokter spesialis gizi klinik mengatakan mengonsumsi takjil yang berlebihan, seperti gorengan dan makanan manis dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

    Selain itu, makanan berlemak tinggi cenderung lebih lambat dicerna oleh tubuh, sehingga bisa menumpuk dan berkontribusi pada kenaikan berat badan. Makanan atau minuman yang terlalu manis dapat meningkatkan kadar insulin dengan cepat, yang kemudian menimbulkan rasa lapar lebih cepat dan memicu makan berlebihan saat berbuka puasa.

    “Pada saat makan malam disarankan menghindari makanan berlemak tinggi cenderung lebih lambat keluar dari lambung. Saat sahur, hindari makanan terlalu asin, karena dapat membuat cepat haus saat berpuasa,” tutur dr. Juwalita, dikutip dari kanal YouTube RS Pondok Indah.

    “Hindari makanan terlalu manis untuk mencegah meningkatkan respon insulin yang cepat sehingga puasa tidak cepat terasa lapar. Hindari mengandung kafein, karena ada efek diuretik yang membuat buang air kecil jadi berlebihan, khawatirnya cenderung dehidrasi,” tambahnya.

    Saat puasa, banyak orang cenderung mengurangi aktivitas fisik dengan alasan lemas atau malas bergerak. Padahal, tubuh tetap membutuhkan olahraga untuk membakar kalori.

    “Tetaplah olahraga secara teratur. Olahraga direkomendasikan bisa setelah sahur, 1 jam sebelum berbuka puasa, atau 1 jam setelah berbuka puasa. Jadi tetap aktif dan jaga asupan makan,” kata dr. Juwalita.

    Selain itu, langsung tidur setelah makan bisa menyebabkan makanan tidak tercerna dengan baik, sehingga lebih mudah disimpan sebagai lemak tubuh. Dehidrasi sering kali disalahartikan sebagai rasa lapar, sehingga tubuh cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan dibandingkan yang sebenarnya dibutuhkan.

    Cara Mencegah Kenaikan Berat Badan Saat Puasa

    1.  Kendalikan Porsi Makan

    Saat berbuka, sebaiknya konsumsi takjil secukupnya, lalu lanjutkan dengan makan malam yang mengandung gizi seimbang. Batasi waktu makan hingga pukul 21.30 agar tubuh punya waktu untuk mencerna makanan sebelum tidur.

    2. Pilih Makanan Bernutrisi Seimbang

    dr. Juwalita mengatakan menu sahur dan berbuka harus mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, mineral, dan serat. Karbohidrat bisa dari nasi, oat, atau umbi-umbian. Protein bisa diperoleh dari ikan, ayam, telur, tahu, dan tempe. Lemak sehat bisa didapatkan dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.

    “Walaupun puasa selama 14 jam, yang mana dapat menggeser waktu makan, tapi tetap memiliki pedoman makan gizi seimbang. Gizi seimbang memiliki panduan atau pola makan dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh,” imbuhnya.

    3. Hindari Makanan Berlemak Tinggi dan Asin

    Makanan berlemak tinggi sulit dicerna tubuh dan bisa menyebabkan penumpukan lemak. Makanan yang terlalu asin juga sebaiknya dihindari saat sahur, karena bisa membuat tubuh lebih cepat merasa haus saat berpuasa.

    4. Kurangi Konsumsi Makanan Manis Berlebihan

    Makanan yang terlalu manis bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, yang justru membuat tubuh merasa lapar lebih cepat.

    5.Tetap Aktif dan Berolahraga

    Olahraga tetap bisa dilakukan saat puasa. Waktu yang direkomendasikan adalah setelah sahur, satu jam sebelum berbuka, atau satu jam setelah berbuka.

    6. Cukupi Kebutuhan Cairan

    Selama menjalankan puasa, dr. Juwalita menyebut idealnya seseorang tetap minum 8 gelas air putih per hari.

    “Saat sahur 2 gelas. Lalu berbuka puasa dilanjutkan 2 gelas air lagi. Kemudian sisanya dilanjutkan setelah makan malam 2 gelas lagi, sampai menjelang tidur tambahkan 2 gelas air lagi. Jadi satu hari tetap 8 gelas air.” paparnya.

  • Bukan Karena Nasi, Ini Penyebab Jadi Mudah Ngantuk saat Puasa

    Bukan Karena Nasi, Ini Penyebab Jadi Mudah Ngantuk saat Puasa

    Jakarta

    Selama menjalankan ibadah puasa Ramadan, banyak umat muslim yang jadi mudah kantuk. Hal ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja hingga belajar.

    Nah, sejumlah orang meyakini kalau munculnya rasa kantuk saat puasa karena disebabkan mengkonsumsi nasi saat sahur. Hal itu yang membuat sebagian orang menghindari nasi dan menggantinya dengan karbohidrat lainnya.

    Namun ternyata, nasi bukan jadi penyebab seseorang mudah kantuk selama berpuasa. Lantas, apa faktornya?

    Penyebab Mudah Kantuk saat Puasa

    Saat sahur, umat muslim dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan sebagai sumber energi untuk berpuasa. Namun, beberapa orang memilih tidak makan nasi saat sahur karena dianggap bikin mudah kantuk.

    Padahal, nasi bukanlah penyebab seseorang jadi mudah kantuk saat puasa. Mengutip catatan detikHealth, dr Gaga Irawan Nugraha, SpGK mengatakan, faktor utama seseorang jadi ngantukan saat puasa karena waktu tidurnya yang sangat sedikit sehingga memengaruhi kebugaran.

    “Orang yang ngantuk itu bukan karena kebanyakan makan nasi, tapi dia nggak bugar aja dan tidurnya terlalu larut,” kata dr Gaga beberapa waktu lalu kepada detikcom.

    Saat Ramadan, jam tidur seseorang memang akan berkurang dan berbeda dari biasanya. Sebab, umat muslim harus bangun sahur pada pukul 03.00-04.00 pagi, lalu dilanjutkan menjalankan ibadah salat Subuh pada pukul 05.00.

    Setelah itu, sebagian orang akan melanjutkan aktivitas dengan berangkat ke kantor atau pergi ke sekolah, sehingga tak punya waktu untuk tidur sejenak. Nah, kurangnya waktu tidur tersebut yang bikin mudah kantuk saat puasa, terutama di pagi atau siang hari.

    Lebih lanjut, dr Gaga menghimbau agar pintar-pintar mengatur waktu tidur di malam hari hingga bangun sahur. Untuk mencegah kantuk di siang hari, sebaiknya tidur lebih awal di malam hari agar punya waktu istirahat yang cukup.

    “Sebenarnya saat Ramadan itu memang tidur akan kurang, apa lagi ibu-ibu biasanya bangun jam 2 atau 3 (pagi) untuk siapin makan sahur. Ya, pasti akan ngantuk. Pintar-pintar atur waktu tidur aja dan olahraga,” ujarnya.

    Tips Tetap Bugar saat Puasa

    Selain mengatur jam tidur, ada beberapa cara lain agar tubuh tetap bugar saat puasa. Dilansir situs Cleveland Clinic Abu Dhabi, berikut sejumlah tipsnya:

    1. Olahraga

    Selama puasa Ramadan, banyak orang yang justru malas untuk berolahraga. Padahal, olahraga dapat membantu tubuh tetap sehat dan bugar saat puasa.

    Meski begitu, hindari aktivitas fisik yang terlalu berat karena dikhawatirkan membuat tubuh dehidrasi dan lemas. Pilih olahraga yang ringan hingga sedang dan sebaiknya dilakukan saat sore atau malam hari setelah berbuka puasa.

    Aktivitas olahraga bisa dilakukan selama 20-30 menit per hari. Adapun jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan saat puasa, seperti jogging, jalan kaki, sepeda, dan aerobic ringan.

    2. Asupan Protein yang Seimbang saat Sahur

    Saat sahur, sebaiknya pilih makanan dengan gizi seimbang agar tubuh tetap bugar serta membantu menjaga kesehatan pencernaan. Kombinasi karbohidrat kompleks, protein, lemak, sehat, buah, dan sayur-sayuran dapat menjaga tubuh tetap fit.

    Kemudian, hindari makanan asin atau gorengan di waktu sahur. Sebaiknya, ganti dengan makanan seperti roti gandum utuh, nasi merah, telur, alpukat, atau pisang. Pastikan juga mengkonsumsi air yang cukup agar memenuhi cairan harian tubuh.

    3. Atur Suhu Ruangan agar Tetap Sejuk

    Tips berikutnya adalah mengatur suhu ruangan agar tetap sejuk. Saat kondisi cuaca sedang panas, seseorang lebih mudah berkeringat dan bisa menjadi lemas.

    Pastikan kamu memiliki kipas angin atau AC di dalam ruangan agar badan terasa sejuk. Jangan lupa untuk mandi saat pagi dan sore hari agar badan tetap segar.

    (ilf/fds)

  • Serunya Berburu Takjil Kekinian di Bazar Ramadhan Langensuko Salatiga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Maret 2025

    Serunya Berburu Takjil Kekinian di Bazar Ramadhan Langensuko Salatiga Regional 14 Maret 2025

    Serunya Berburu Takjil Kekinian di Bazar Ramadhan Langensuko Salatiga
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com –
    Jalan
    Langensuko
    di Kecamatan Sidorejo menjadi salah satu pusat keramaian di Kota
    Salatiga
    selama bulan Ramadhan.
    Ratusan pedagang
    takjil
    memadati lokasi ini setiap menjelang buka puasa, menjadikannya sebagai Bazar Ramadhan Langensuko.
    Sebelumnya, para pedagang ini berjualan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman atau di pusat kota.
    Ilham (43), salah satu pengunjung yang datang bersama anaknya, Fadil Ghanii Ramadhan (14), mengaku nyaman berbelanja di bazar ini. 
    “Sekarang juga menjadi lebih nyaman karena tidak ada kendaraan yang lewat, memilih makanan juga menjadi lebih leluasa,” kata dia.
    Ia juga menambahkan bahwa ia telah beberapa kali mengunjungi Kampung Ramadhan tersebut.
    “Menu makanan yang ditawarkan pedagang sangat beragam. Ada makanan dan minuman kekinian, ada juga yang tradisional. Jadi banyak pilihan saat nanti berbuka puasa,” ungkapnya.
    Ilham menjelaskan bahwa salah satu makanan favoritnya adalah olahan dari Garasi Durian.
    “Rasanya segar dan enak. Tapi terkadang juga jajan mochi, risol goreng, es durian, es alpukat, hingga jajanan kekinian seperti dimsum, wonton, dan lainnya,” tambahnya.
    Ia menilai penataan pedagang makanan menjelang berbuka puasa menjadikan jalanan lebih rapi.
    “Apalagi antara pedagang dan lokasi parkir dipisahkan dan jaraknya tidak terlalu jauh. Kalau untuk ngabuburit sangat bagus, semoga tahun depan yang berjualan lebih banyak sehingga pilihannya juga bisa variatif, ada makanan tradisional juga,” harap Ilham.
    Keramaian di Bazar Ramadhan Langensuko juga membawa berkah bagi Triyono, penjual pisang goreng wijen.
    Ia mengungkapkan bahwa omzetnya mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 1 juta per hari.
    “Sering jualan kalau ada acara-acara, tapi baru kali ini jualan pisang goreng wijen karena jarang ada. Kalau jajanan yang lain kan sudah banyak yang jualan,” ujarnya.
    Triyono menjelaskan bahwa ia selalu membawa 16 sisir pisang setiap hari dan semuanya habis terjual. “Harga satu kotak Rp 10.000, meskipun terkadang ada hujan, juga tetap habis,” katanya.
    Ia menambahkan bahwa keunikan pisang goreng wijen terletak pada tambahan biji wijen dalam adonan.
    “Selain itu, pisang digoreng lebih garing dan renyah. Sehingga ketika dinikmati saat buka puasa lebih terasa renyah dan enak,” ungkapnya.
    Dengan beragam pilihan makanan dan suasana yang nyaman, Bazar Ramadhan Langensuko menjadi destinasi menarik bagi warga Salatiga untuk berburu takjil menjelang berbuka puasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Cuma Kimchi, Dokter Ungkap Makanan Ini Juga Bisa Bantu Atasi Nyeri Haid

    Tak Cuma Kimchi, Dokter Ungkap Makanan Ini Juga Bisa Bantu Atasi Nyeri Haid

    Jakarta

    Mengonsumsi kimchi secara rutin disebut-sebut dapat membantu mengatasi masalah nyeri haid. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang warganet di media sosial X yang mengaku merasakan manfaat itu setelah 6 bulan mengonsumsi makanan fermentasi asal Korea Selatan itu.

    “Krn ada probiotiknya jg BAB aku lancar dan haid aku anti nyeri nyeri jg. I love kimchi,” kata @h**e**ot**ar dalam cuitannya yang viral di media sosial X.

    “Kayaknya ngaruh ke pencernaan krn ada probiotiknya trs dulu aku pernah baca pengaruh ke sistem reproduksi jg. Jujur sejak rutin makan kimchi aku ga ada nyeri2 lg, dulu padahal bisa sampe harus minum obat,” tambahnya.

    Terkait hal tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menjelaskan memang ada keterkaitan antara konsumsi kimchi dengan penurunan nyeri haid. Tetapi menurutnya, kimchi bukanlah satu-satunya makanan yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi nyeri haid.

    Makanan-makanan yang mengandung nutrisi seperti omega-3, kalsium, dan magnesium juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut.

    “Omega-3 biasanya dari banyak salmon, ikan kembung juga ada, terus kalsium ada di sayur, magnesium di kacang, itu juga ada omega-3 nya di kacang-kacangan. Alpukat juga mengandung omega-3 dan magnesium,” ujar dr Fadli ketika dihubungi detikcom, Kamis (13/3/2025).

    “Bisa juga dikurangi dengan cara minum chamomile yang bikin relaksasi. Jadi ototnya itu lebih relaksasi, sehingga cramping lebih sedikit,” sambungnya.

    Meski begitu, dr Fadli mengingatkan bahwa makanan-makanan tersebut hanya dapat mengatasi nyeri haid primer, artinya tidak ada kelainan atau masalah pada organ reproduksi. Makanan itu juga harus diimbangi dengan gaya hidup sehat agar dampaknya lebih efektif.

    Jika nyeri haid terasa tidak normal, sangat menyakitkan, dan terjadi berulang, penanganan medis tetap diperlukan. Nyeri haid yang disebabkan oleh kelainan pada organ reproduksi disebut nyeri haid sekunder.

    “Tidak semena-mena makan hari itu, semua makanan yang kita sebut, langsung sakit bulan depan hilang, nggak kayak gitu juga. Perlu ditambah olahraga rutin, kadar lemak tubuh juga harus dijaga jangan kebanyakan. Karena kebanyakan kadar lemak dapat meningkatkan estrogen dan bisa bikin cramping nyeri saat haid,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Puasa Sehat, Saatnya Diet! Ini Tips Agar Target Turunkan Berat Badan Saat Ramadan Tak Meleset – Halaman all

    Puasa Sehat, Saatnya Diet! Ini Tips Agar Target Turunkan Berat Badan Saat Ramadan Tak Meleset – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM  – Bulan Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat muslim. Bulan ini jadi momen religi tapi juga perbaikan fisik untuk kembali menjadi fitri.

    Berpuasa melatih fisik juga merawat kesehatan. 

    Banyak manfaat puasa bagi tubuh. 

    Seperti dilansir dari Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI), berpuasa bisa  meningkatkan kesehatan saluran cerna.

    Berpuasa juga bisa menjaga berat badan dan kolesterol pun menurun.

    “Bulan Ramadan ini pastinya merupakan momentum yang sangat ideal bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan terutama dengan adanya ibadah puasa,” kata Veronica, S.Gz., Ahli Gizi LIGHThouse, klinik manajemen berat badan dari LIGHT Group.

    Tapi jangan salah langkah ya dietnya agar target berat badan tak meleset.

    Nah, puasa seperti apakah yang efektif untuk mencapai tujuan penurunan berat badan ideal?

    “Untuk memastikan diet kita efektif dan sehat, pastinya kita harus memperhatikan jumlah dan makanan yang kita konsumsi baik saat sahur maupun berbuka.”

    Menurut Veronica, Kliniknya telah membantu lebih dari 90.000 pasien menurunkan berat badan melalui
    program LIGHTweight -signature diet program yang dibuat oleh dr Grace Judio Kahl – CEO dan
    Founder LIGHT Group.

    Program ini memberikan hasil 3.5x lebih efektif dalam menurunkan berat badan melalui pengaturan pola makan yang tepat serta keberlanjutan perubahan kebiasaan pola makan para pasien.

    Berikut beberapa tips jaga pola makan saat Ramadan dari LIGHThouse Clinic.

    1. Sahur untuk energi 

    Ilustrasi sahur (Freepik)

    Saat sahur, konsumsi makanan bergizi untuk energi seharian.

    Sahur adalah waktu makan yang sangat penting untuk menjaga stamina sepanjang hari.

    Disarankan untuk mengonsumsi:
    • Boleh namun membatasi, karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oatmeal, atau roti
    gandum.

    • Protein berkualitas tinggi dari telur, ikan, ayam tanpa kulit.

    • Serat dan lemak sehat dari sayuran hijau, buah-buahan, alpukat, dan kacang-kacangan
    untuk mendukung pencernaan.
    • Chia Oat agar memberikan energi dan tidak mudah lapar, cocok
    dikonsumsi saat sahur.

    • Air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi, minimal 2-3 gelas saat sahur.

    Masyarakat juga diimbau untuk menghindari makanan yang terlalu asin atau manis berlebihan
    karena dapat menyebabkan dehidrasi dan lonjakan gula darah yang cepat turun.

    2. Makan bertahap saat berbuka puasa

    ILUSTRASI buka puasa – adwal buka puasa sekaligus azan Magrib pada Minggu, 18 April 2021 atau 6 Ramadhan 1442 H untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (geo.tv)

    Berbuka dengan makanan yang sehat sangat penting agar tubuh tidak kaget setelah seharian berpuasa. 

    Idealnya, berbuka diawali dengan:
    • Air putih dan kurma, yang memberikan energi cepat dan membantu tubuh kembali
    terhidrasi.

    • Cari pemanis pengganti sirup yang rendah kalori dan rendah gula dan dapat dikombinasikan dengan bahan lain seperti cincau atau buah-buahan.

    • Makan utama secara bertahap, dengan mengonsumsi makanan bergizi yang mencakup protein sehat, karbohidrat kompleks, dan sayuran.

    • Menghindari makanan berminyak dan gorengan, karena bisa memperlambat
    metabolisme dan menyebabkan gangguan pencernaan.

    • Menghindari konsumsi jajanan manis tinggi gula dan karbohidrat, sebagai alternatif
    dapat mengonsumsi  puding praktis dengan rasa yang manis namun memiliki kalori dan gula yang rendah.

    3. Pola makan setelah tarawih

    Jika masih merasa lapar setelah tarawih dan sebelumnya belum mengonsumsi makanan berat, disarankan mengonsumsi makanan rendah kalori. 

    Mi dapat menjadi santapan malam dengan tambahan protein ayam dan sayur dalam sajian. Pilih yang rendah kalori. 

    4. Hindari makanan berminyak dan gorengan

    Kris wajan penggorengan ultima (istimewa)

    Tentunya sajian bersantan, berminyak dan gorengan cukup menggiurkan saat berbuka puasa, namun memiliki risiko memperlambat metabolisme dan menyebabkan gangguan pencernaan dan memperburuk kualitas tidur.

    Untuk mencegah konstipasi saat menjalani puasa, dapat mengonsumsi minuman tinggi serat untuk memenuhi kebutuhan serat harian saat puasa.

  • 7 Buah Rendah Gula yang Sehat dan Cocok Dinikmati saat Buka Puasa

    7 Buah Rendah Gula yang Sehat dan Cocok Dinikmati saat Buka Puasa

    Jakarta

    Ketika berbuka puasa, buah-buahan menjadi asupan yang bernutrisi. Selain menyegarkan, buah-buahan bisa menghidrasi tubuh dan memberikan energi yang hilang selama puasa.

    Untuk menekan asupan gula, buah dengan kandungan gula yang rendah bisa dipilih untuk berbuka puasa. Berikut beberapa buah rendah gula yang cocok untuk dikonsumsi setelah seharian puasa.

    7 Buah Rendah Gula untuk Berbuka Puasa

    Buah-buahan rendah gula yang cocok dikonsumsi saat berbuka puasa di antaranya semangka, alpukat, kiwi, hingga melon. Begini penjelasannya mengutip laman Life Extension, BBC Good Food, Only My Health, Eating Well hingga Real Simple.

    1. Semangka

    Semangka mengandung banyak likopen yang baik untuk kulit, kesehatan sel, serta kelenjar prostat bagi pria. Buah ini juga mudah dicerna karena kaya akan vitamin A dan B6, serta banyak air, yang penting untuk mendapat hidrasi setelah berpuasa. Satu cangkir semangka mengandung kurang dari 10 gram gula dan hingga 5 ons air.

    2. Alpukat

    Alpukat kaya akan nutrisi dan lemak sehat yang dibutuhkan tubuh setelah berpuasa. Ada lebih banyak serat larut yang dimiliki alpukat dibandingkan buah lainnya dan menyumbangkan sejumlah mineral seperti tembaga dan kalium. Satu buah alpukat hanya mengandung 1 gram gula.

    3. Kiwi

    Kiwi merupakan sumber karotenoid, jenis fitokimia tertentu yang terbukti meningkatkan kesehatan mata dan kulit. Buah rendah gula dengan kaya vitamin C, kalium, serta serat ini juga menawarkan manfaat lainnya sepert menghilangkan sembelit dan tidur yang lebih baik. Dalam satu buah kiwi, hanya terdapat sekitar 7 gram gula.

    4. Raspberi

    Raspberi hanya mengandung kurang dari 2,7 gram gula per 100 gram. Buah ini kaya antioksidan yang dikaitkan dengan lebih rendahnya risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular. Seratnya yang tinggi bisa mengontrol gula darah dan mendukung kesehatan pencernaan yang baik.

    5. Pepaya

    Pepaya adalah buah tropis dengan banyak manfaat kesehatan, seperti vitamin C untuk sehari penuh dan 10 persen serat harian. Secangkir buah pepaya yang dipotong dadu mengandung 11 gram gula.

    Mengutip laman WebMD, enzim dalam pepaya, papain membantu memecah protein makanan di lambung. Sehingga, enzim ini bisa mengurangi kembung, gas, dan gangguan pencernaan.

    6. Naga

    Buah naga dapat dikonsumsi secara langsung atau dibuat smoothie. Secangkir buah naga yang mengandung 17,6 gram gula menyediakan hampir seperempat kebutuhan serat harian dan dianggap sebagai buah dengan indeks glikemik rendah.

    7. Melon

    Melon memiliki kandungan air tinggi bisa menghidrasi tubuh setelah berpuasa. Secangkir buah melon yang dipotong dadu memiliki kandungan 13 gram gula.

    Selain memiliki gula yang rendah, melon juga merupakan sumber beta karoten yang baik, provitamin yang diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. Kandungan tersebut bisa mendukung kesehatan reproduksi dan penglihatan.

    Mengonsumsi buah-buahan ketika berbuka akan membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Pastikan untuk tetap terhidrasi dan mengkonsumsi makanan sehat lainnya seperti sayur-sayuran hingga protein untuk mendukung kebutuhan nutrisi selama berpuasa.

    (elk/row)

  • Es Buah Segar Tanpa Santan: Ide Jualan Buka Puasa Ramadan yang Menyehatkan

    Es Buah Segar Tanpa Santan: Ide Jualan Buka Puasa Ramadan yang Menyehatkan

    Berikut beberapa resep es buah tanpa santan yang bisa Anda coba, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijadikan ide jualan:

    Es Teler Tanpa Santan: Modifikasi resep es teler klasik dengan menghilangkan santan. Gunakan alpukat, kelapa muda, nangka, dan buah lainnya. Maniskan dengan air gula atau sirup sesuai selera. Es batu atau es serut dapat menambah kesegaran.

    Es Buah Sederhana: Potong berbagai buah segar sesuai selera, lalu campur dengan sirup pilihan (misalnya sirup cocopandan atau sirup melon), air matang, dan es batu. Aduk rata dan sajikan. Anda bisa menambahkan daun mint untuk aroma yang lebih segar.

    Es Campur Sehat: Kombinasikan berbagai buah dengan potongan agar-agar, selasih, atau nata de coco untuk tekstur yang lebih menarik. Tambahkan sirup dan air secukupnya, lalu tambahkan es batu.

    Tips Tambahan: Untuk mendapatkan rasa yang lebih maksimal, sebaiknya gunakan buah-buahan yang segar dan berkualitas. Anda juga bisa bereksperimen dengan berbagai jenis sirup atau pemanis alami lainnya, seperti madu atau gula aren.

    Kreasi es buah tanpa susu dan santan sangatlah beragam. Anda bisa menyesuaikan jenis buah dan bahan tambahan sesuai selera dan ketersediaan bahan. Jangan ragu untuk bereksperimen dan menciptakan resep unik Anda sendiri!

    Dengan rasa yang menyegarkan dan manfaat kesehatannya, es buah tanpa susu dan santan merupakan pilihan takjil buka puasa yang tepat dan juga berpotensi menjadi ide bisnis yang menjanjikan di bulan Ramadan. Selain menyehatkan, minuman ini juga mudah dibuat dan disukai berbagai kalangan.

     

    Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.

  • Ide Menu Buka Puasa Hari Ini, Es Buah Campur Segar yang Lezat, Ini Bahan dan Langkah Pembuatannya

    Ide Menu Buka Puasa Hari Ini, Es Buah Campur Segar yang Lezat, Ini Bahan dan Langkah Pembuatannya

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini ide menu buka puasa yang manis dan menyegarkan.

    Anda bisa coba membuat es buah campur segar.

    Es buah campur segar bisa menjadi ide menu buka puasa Anda hari ini.

    Membayangkan es buah campur segar sudah bikin Anda menelan ludah bukan?

    Es buah campur segar ini sangat cocok melepas dahaga setelah seharian penuh berpuasa.

    Cara membuatnya pun cukup mudah, hanya membutuhkan waktu 10 menit.

    Berikut ide menu buka puasa Ramadan 2022 dengan es buah campur segar yang Tribunnews.com ( grup TribunJatim.com ) kutip dari Sajian Sedap:

    Bahan-bahan

    Bahan:

    150 gram strawberry, belah 4 bagian

    150 gram buah naga, potong kotak

    100 gram melon, potong bulat

    2 buah alpukat, potong bulat

    50 gram blueberry

    150 gram kiwi, potong-potong

    Bahan Kuah (aduk rata):

    400 ml air jeruk medan

    4 sendok makan madu

    4 tangkai daun mint, iris halus

    2 sendok makan air lemon

    400 gram es batu

    Langkah Pembuatan

    Campur strawberry, buah naga, melon, alpukat, blueberry, dan kiwi. Aduk rata.

    Sajikan dengan campuran bahan kuah.

    Berita seputar Ramadan 2025 lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com