Liputan6.com, Samarinda – Tali kuantan adalah gelung tradisional asal Kutai, Kalimantan Timur. Tak hanya sebagai tatanan rambut, gelung wanita Kutai ini juga melambangkan kebesaran wanita Kalimantan.
Mengutip dari indonesiakaya.com, tali kuantan merupakan perpaduan unik antara tradisi, estetika, dan penghormatan terhadap alam. Hadirnya tali kuantan konon terinspirasi oleh keindahan flora fauna Indonesia, sehingga terciptalah tatanan rambut yang memiliki ciri khas unik.
Salah satu ciri khas paling mencolok adalah ketinggiannya yang menjulang. Hal ini pula yang membedakan gelung tali kuantan dengan tatanan rambut tradisional lainnya di Indonesia.
Dibandingkan gaya rambut kontemporer, tali kuantan dibuat melalui proses yang relatif lebih sederhana. Tahapan dimulai dari memilin rambut secara spiral ke arah kiri dan atas.
Rambut yang telah dipilin kemudian ditumpuk secara bertahap hingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Sebagai sentuhan terakhir, jaring rambut digunakan untuk menjaga bentuk tinggi khas tali kuantan.
Selanjutnya, untaian bunga melati dililitkan secara spiral mengelilingi tatanan rambut. Panjang untaian bunga melati pun bervariasi disesuaikan dengan panjang rambut dan tinggi tali kuantan, biasanya mulai dari 50 cm hingga satu meter.
Untaian bunga melati berfungsi untuk menutup celah lipatan rambut. Hal itu menghasilkan tampilan yang kontras antara warna hitam rambut dan putihnya bunga.
Tampilan tali kuantan yang tinggi dan anggun melambangkan kemuliaan dan kebesaran. Secara tradisional, tali kuantan memiliki peran penting dalam upacara keagamaan di Kalimantan.
Tali kuantan juga sering digunakan sebagai tanda penghormatan dalam menyambut tamu kehormatan, terutama pada acara-acara formal pernikahan.
Gaya sanggul ini sangat jarang terlihat di luar Kalimantan. Bahkan, tak banyak orang yang mengetahui nama aslinya.
Secara visual, tali kuantan memang sangat mencolok jika dibandingkan sanggul tradisional daerah lain. Tak heran jika gaya sanggul ini juga memiliki nilai filosofi mendalam terkait kebesaran dan keanggunan wanita Kalimantan.
Penulis: Resla