Tak Hanya Nyeri Perut, Ini 10 Gejala Penyakit Usus Buntu yang Sering Diabaikan

Tak Hanya Nyeri Perut, Ini 10 Gejala Penyakit Usus Buntu yang Sering Diabaikan

Jakarta, Beritasatu.com – Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah kondisi peradangan pada usus buntu yang menyebabkan pembengkakan serta infeksi. Lalu, apa saja gejala penyakit usus buntu yang harus diwaspadai?

Usus buntu merupakan organ kecil berbentuk kantung yang terhubung ke usus besar di bagian kanan bawah perut. Gejala penyakit usus buntu dapat muncul secara tiba-tiba dan sering kali memerlukan tindakan medis segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Penyakit ini umumnya dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa berusia 10 hingga 30 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan siapa pun, terlepas dari usia, dapat mengalami kondisi ini.

Jika tidak ditangani dengan cepat, peradangan pada usus buntu dapat menyebabkan pecahnya organ tersebut, yang berpotensi menimbulkan infeksi lebih luas di dalam rongga perut.

Oleh karena itu, mengenali gejala penyakit usus buntu sejak dini sangatlah penting agar segera mendapatkan perawatan yang tepat seperti berikut ini, dikutip dari laman National Health Service (NHS), Selasa (18/2/2025).

Gejala Penyakit Usus Buntu
1. Nyeri di perut kanan bawah
Salah satu tanda paling umum adalah nyeri yang awalnya terasa di sekitar pusar dan kemudian berpindah ke perut bagian kanan bawah. Rasa sakit ini cenderung semakin memburuk seiring waktu, terutama saat bergerak atau menekan area tersebut.

2. Mual dan muntah
Infeksi atau penyumbatan akibat peradangan usus buntu sering kali menyebabkan mual dan muntah. Biasanya, gejala ini muncul setelah nyeri perut terjadi dan bisa berlanjut hingga kondisi semakin parah.

3. Kehilangan nafsu makan
Peradangan pada usus buntu dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, yang jika dibiarkan dapat berujung pada penurunan berat badan. Gejala ini sering kali menjadi tanda awal sebelum munculnya nyeri yang lebih intens.

4. Demam ringan hingga tinggi
Penderita usus buntu sering mengalami demam ringan sekitar 38–39 derajat celsius. Jika infeksi semakin parah, suhu tubuh bisa meningkat lebih tinggi dan disertai dengan menggigil sebagai respons alami tubuh terhadap infeksi.

5. Perut kembung
Peradangan usus buntu dapat menyebabkan perut terasa atau terlihat kembung. Hal ini terjadi akibat gangguan pada sistem pencernaan, terutama ketika infeksi sudah semakin parah atau usus buntu mengalami pecah.

6. Malaise atau lemas
Tubuh yang terasa lemas tanpa sebab jelas bisa menjadi tanda awal infeksi, termasuk gejala penyakit usus buntu. Jika perasaan lemas disertai nyeri perut yang terus meningkat, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

7. Diare atau sembelit
Gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit bisa menjadi tanda adanya peradangan pada usus buntu. Jika disertai nyeri perut dan kesulitan buang gas, kemungkinan besar usus buntu sudah mengalami iritasi yang cukup parah.

8. Sakit saat buang air kecil
Pada beberapa kasus, peradangan usus buntu dapat memengaruhi kandung kemih atau saluran kemih, menyebabkan nyeri saat buang air kecil. Jika mengalami gejala ini bersamaan dengan nyeri perut kanan bawah, segera cari bantuan medis.

9. Kebingungan tiba-tiba pada lansia
Pada lansia, gejala penyakit usus buntu bisa muncul dalam bentuk kebingungan mendadak atau delirium. Infeksi yang menyebar dapat memengaruhi metabolisme dan aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan gangguan kognitif.

10. Kesulitan buang gas
Jika mengalami kesulitan buang gas disertai nyeri perut yang terus bertambah, ini bisa menjadi tanda adanya penyumbatan akibat peradangan usus buntu. Penyumbatan tersebut dapat menghambat jalannya gas dalam saluran pencernaan, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.

Mengenali gejala penyakit usus buntu sejak dini sangat penting agar dapat segera mendapatkan pertolongan medis. Jika mengalami nyeri perut kanan bawah yang tak kunjung reda, disertai demam, mual, atau gejala lain yang disebutkan di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan yang cepat dapat membantu mencegah komplikasi serius seperti pecahnya usus buntu yang dapat mengancam jiwa.