PIKIRAN RAKYAT – Gencatan senjata yang telah disepakati oleh Palestina dan Israel tampaknya hanya formalitas belaka. Pasalnya, pasukan Israel dilaporkan masih melakukan serangan di berbagai wilayah Palestina.
Pada Senin malam, 24 Februari 2025, pasukan penjajah menyerang kawanan domba milik warga Palestina di hutan belantara Kisan, sebelah timur kota Bethlehem di Tepi Barat.
Pejabat Palestina, Ahmad Nazzal mengatakan, pasukan Israel menerobos daerah terpencil Kisan (Bariyat Kisan). Mereka mengendarai motor dan menyerang kawanan domba yang diketahui milik seorang pengembala, Ahmad Nassar Rashaydeh.
Akibat serangan tersebut, domba milik Rashaydeh mengalami luka-luka. Rashaydeh juga mendapatkan ancaman akan diserang lagi jika kembali menggembala ternak di lokasi tersebut.
“Kekerasan yang dilakukan penjajah terhadap warga Palestina dan harta benda mereka merupakan hal rutin di Tepi Barat dan jarang dituntut oleh otoritas Israel. Kekerasan yang dilakukan penjajah termasuk pembakaran properti dan masjid, pelemparan batu, serta serangan terhadap rumah-rumah,” demikian dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.
Agresi meningkat
Pemerintah Palestina memberikan peringatan terkait dengan meningkatnya agresi yang dilakukan Israel di Tepi Barat. Pasukan Israel memaksa 40.000 warga sipil Palestina meninggalkan rumah mereka.
“Meledakkan rumah dan lingkungan, dan secara sistematis menghancurkan infrastruktur, terutama di kota Jenin dan kampnya, Tulkarm dan kampnya, Tubas, dan Al-Far’a, yang disertai dengan ancaman kembalinya perang di Jalur Gaza,” tutur Juru bicara resmi kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh.
Dia khawatir dengan serangan demi serangan yang dilakukan Israel, akan membuat Tepi Barat bernasib seperti Jalur Gaza.
Saat ini, pasukan penjajah menyerbu kota-kota, desa-desa, dan kamp-kamp Palestina di Tepi Barat.
“Mereka membunuh dan menahan orang-orang, menghancurkan kota-kota dan kamp-kamp, melanjutkan koloni-koloni dan upaya-upaya aneksasi serta ekspansi, dan mengisolasi wilayah-wilayah Palestina satu sama lain,” katanya.
Lebih lanjut, Abu Rudeineh menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk memaksa Israel agar menghentikan serangan yang sedang dilancarkan di Tepi Barat. Jika agresi terus dilakukan Israel, tidak menutup kemungkinan ketegangan akan terus berlanjut.
Abu Rudeineh menegaskan kembali bahwa masa depan Palestina ditentukan oleh rakyat Palestina melalui keputusan nasional mereka yang independen, dan dengan persetujuan Organisasi Pembebasan Palestina untuk solusi apa pun, dan tidak akan menerima tanah air alternatif, pengungsian, atau negara tanpa Yerusalem.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News