Tak Antusias Sambut Kenaikan Tarif, Driver di Makassar Khawatir Potongan Aplikator Makin Membengkak
Tim Redaksi
MAKASSAR, KOMPAS.com
– Sejumlah driver ojek online (ojol) di Kota
Makassar
, Sulawesi Selatan, menyambut rencana pemerintah menaikkan
tarif ojol
dengan kekhawatiran.
Alih-alih merasa diuntungkan, para pengemudi justru mencemaskan potensi kenaikan potongan dari pihak aplikator yang dinilai akan menggerus pendapatan harian mereka.
Rencana
kenaikan tarif ojol
sebesar 8–15 persen sebelumnya disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Aan Suhanan, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI pada Senin (30/6/2025).
Ali (45), driver Gojek di Makassar, mengaku dirinya tidak terlalu mempersoalkan kenaikan tarif.
Menurutnya, potongan aplikator justru menjadi beban utama yang mengurangi pendapatan.
“Kalau saya lebih bagusnya tidak ada kenaikan tarif, tapi potongan aplikator yang diturunkan. Kalau sekarang Gojek sekitar 30 persen potongan, besar sekali,” ucap Ali saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (1/7/2025).
Ali juga berharap kebijakan bonus pendapatan seperti yang pernah diterapkan dahulu bisa dihidupkan kembali demi menunjang kesejahteraan driver.
“Bagusnya juga seperti kebijakan dulu aplikator menyediakan bonus target supaya ada biaya operasional bisa driver dapat. Tapi kalau tarif naik otomatis potongan aplikator juga naik, karena kan aplikator juga cari untung otomatis itu,” ungkapnya.
Senada dengan Ali, Andi (40), driver Maxim, menyebut potongan aplikator menjadi kunci utama yang perlu diawasi.
Ia mengatakan, potongan dari aplikator tempatnya bekerja saat ini sebesar 15 persen.
“Otomatis berpengaruh sama keadaan driver, jumlah orderan juga kemungkinan berkurang karena kan naik, berpengaruh. Menurut saya itu hanya bagaimana kebijakan aplikator ke mitranya (driver) harus dipertimbangkan juga,” kata Andi.
Andi yang merupakan mantan karyawan swasta mengaku khawatir kebijakan kenaikan tarif justru tidak berdampak nyata pada kesejahteraan pengemudi jika aplikator tetap mengambil persentase potongan besar.
“Karena kan kebijakan pemerintah itu ke driver hanya melalui aplikator. Kalau aplikator punya kebijakan kepada mitranya otomatis kami driver aman. Tapi kalau berat sebelah, takutnya berdampak sama kami, pendapatan harian berkurang,” ujarnya.
“Pengaruhnya besar pasti kalau ada kenaikan tarif. Pastilah, otomatis itu naik juga potongan, itu yang harus dipertimbangkan. Kalau potongan naik dan tarif naik kan sama saja,” tutup Andi.
Kemenhub menegaskan bahwa kenaikan tarif ojol akan disesuaikan berdasarkan zonasi wilayah:
“Kami sudah melakukan pengkajian, sudah final untuk perubahan tarif. Terutama roda dua, itu ada beberapa kenaikan,” ujar Aan.
“Bervariasi kenaikan tersebut, ada 15 persen, ada 8 persen, tergantung dari zona yang kita tentukan,” tambahnya.
Meski begitu, rencana ini masih berproses. Pemerintah akan memanggil pihak aplikator untuk berdiskusi sebelum implementasi kebijakan dijalankan.
Sebagai informasi, dorongan untuk menaikkan tarif sebelumnya menjadi salah satu tuntutan utama dalam aksi unjuk rasa para driver ojol pada 20 Mei 2025 lalu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tak Antusias Sambut Kenaikan Tarif, Driver di Makassar Khawatir Potongan Aplikator Makin Membengkak Regional 1 Juli 2025
/data/photo/2025/05/25/6832743ee3f9e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)