Tahun Baru 2025, Ribuan Warga Padati Destinasi Wisata di Lapas Nunukan
Tim Redaksi
NUNUKAN, KOMPAS.com
– Memasuki
Tahun Baru 2025
, ribuan pengunjung memadati Sarana Asimilasi Edukasi (SAE)
Lapas Nunukan
atau
SAE Lanuka
, Kalimantan Utara.
SAE Lanuka yang dijaga oleh para narapidana yang dipekerjakan sebagai tamping, menjadi salah satu daya tarik wisata bagi warga perbatasan RI-Malaysia.
SAE Lanuka menyediakan taman edukasi, dengan menuliskan sejarah penjara yang akan dibaca pengunjung sembari mendaki ke atas bukit, hingga miniatur hukuman gantung.
SAE Lanuka juga menghadirkan area permainan anak, kolam pemandian, patung-patung binatang, kebun sayur mayur, peternakan unggas, serta galeri kerajinan tangan yang dibuat oleh warga binaan.
Saat mencapai puncak bukit, pengunjung akan disambut ikon utama SAE Lanuka, berupa Tugu Mandau raksasa, sebagai perlambang keragaman etnis dan budaya Nunukan.
Gambaran sebagian kota Nunukan dan perbatasan Malaysia bisa terlihat jelas dari atas bukit.
Puncaknya, pengunjung akan menikmati sunset yang terlihat berkilau keemasan, menutup hari rekreasi mereka di kala senja.
Kepala Lapas Nunukan, Puang Dirham, mengatakan, Lapas mencatat sebanyak 4.891 pengunjung datang di momen Tahun Baru 2025.
“Dari kunjungan tersebut, kami menerima pemasukan sebesar Rp 36.077.000,” ujar Puang Dirham, dikonfirmasi pada Kamis (2/1/2024).
Pendapatan tersebut, kata Puang, terdiri dari uang tiket masuk, pendapatan kafe, galeri kerajinan tangan WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan), serta kolam renang yang baru diluncurkan per 1 Januari 2025.
Puang menegaskan, pendapatan tersebut akan disetorkan kepada negara melalui PNBP sebesar Rp 4.509.000.
“Kami juga membagikan upah atau premi kepada 42 warga yang bekerja mengelola SAE Lanuka di bidang pertanian, peternakan, dan sebagainya, sebesar Rp 5.411.000,” ujar Puang lagi.
Ia menegaskan, SAE Lanuka juga bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi WBP untuk berinteraksi dengan publik dalam suasana yang positif dan mendidik.
WBP yang dilibatkan dalam pengelolaan memperoleh bekal ekonomi karena mendapatkan upah premi.
“Selain mendapatkan bekal kemandirian, masing-masing WBP yang bekerja dan mengikuti program pembinaan kemandirian akan mendapatkan upah atau premi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Upah tersebut akan masuk secara otomatis ke rekening yang bersangkutan,” jelas Puang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.