Tag: Zulkifli Hasan

  • Menko Zulhas Jamin Pasokan Pangan Aman untuk Nataru di Tengah Cuaca Ekstrem

    Menko Zulhas Jamin Pasokan Pangan Aman untuk Nataru di Tengah Cuaca Ekstrem

    Menko Zulhas Jamin Pasokan Pangan Aman untuk Nataru di Tengah Cuaca Ekstrem

    Key: Pasokan Pangan Nataru

    sum: Menko Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan ketersediaan pasokan pangan nasional aman, termasuk untuk menghadapi momen Nataru.

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan ketersediaan pasokan pangan nasional aman, termasuk untuk menghadapi momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), meski Indonesia tengah menghadapi cuaca ekstrem.

    “Tahun ini, situasinya diperkirakan lebih baik dibanding tahun lalu, termasuk untuk sektor perikanan, pertanian, dan produksi garam. Kami berani menyatakan tahun depan kita tidak akan mengimpor beras karena produksi kita mencapai 32 juta ton. Hal yang sama berlaku untuk garam konsumsi karena stoknya cukup. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar Zulkifli di Jakarta, Selasa (10/12/2024) dilansir dari Antara.

    Zulkifli juga menegaskan stok beras yang tersebar di Bulog, ritel, dan pengecer saat ini berada dalam kondisi mencukupi. Hal ini termasuk untuk menghadapi kebutuhan selama Nataru. “Ketersediaan pasokan pangan untuk Natal dan Tahun Baru aman. Beras cukup, garam cukup, begitu juga dengan daging ayam, telur, dan gula,” lanjutnya.

    Zulkifli menyampaikan pemerintah tidak akan melakukan impor gula konsumsi pada tahun depan. Hal ini karena stok gula mencukupi, dengan jumlah sekitar 1,4 juta ton, dan produksi domestik diperkirakan mencapai 2,6 juta ton. Selain itu, Zulkifli juga mengungkapkan Indonesia akan menghentikan impor untuk beberapa komoditas strategis pada 2025, termasuk garam konsumsi, gula konsumsi, beras, dan jagung untuk pakan ternak.

    “Produksi gula dalam negeri ditargetkan mencapai 2,6 juta ton, yang akan didukung oleh pengembangan bibit baru, manajemen perkebunan yang lebih baik, serta kerja sama dengan pelaku UKM,” jelasnya.

    Sementara itu, produksi garam konsumsi ditargetkan sebesar 2,25 juta ton pada 2025, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 1,76 juta ton.

    Di sisi lain, pemerintah juga menargetkan produksi jagung untuk pakan ternak mencapai 16,68 juta ton pada 2025, sedangkan kebutuhan dalam negeri hanya sekitar 13 juta ton.

    Untuk beras, produksi dalam negeri diproyeksikan mencapai 32 juta ton pada 2025, lebih tinggi dibanding kebutuhan nasional sebesar 31 juta ton. Surplus produksi ini direncanakan untuk cadangan pangan menghadapi kemungkinan peristiwa luar biasa, seperti bencana alam.

    Zulkifli optimistis dengan upaya intensif yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat dan sektor terkait maka ketersediaan pasokan pangan akan terjamin. 

  • Menko Zulkifli Hasan Akui Sektor Pangan RI Tertinggal dari Vietnam dan Thailand, Ini Penyebabnya – Halaman all

    Menko Zulkifli Hasan Akui Sektor Pangan RI Tertinggal dari Vietnam dan Thailand, Ini Penyebabnya – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengakui Indonesia tertinggal dari tetangganya di Asia Tenggara di sektor pangan.

    Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan, selama hampir 27 tahun Indonesia reformasi, sektor pangan RI menjadi yang paling tertinggal dibanding negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.

    Menurut dia, hal itu karena pada awal-awal Indonesia reformasi, fokus pemerintahan terletak pada pembangunan di bidang politik.

    Lalu, ketika masuk era Presiden Ketujuh RI Joko Widodo, fokusnya adalah pada pembangunan infrastruktur.

    “Jadi hampir 27 tahun memang sektor pangan agak tertinggal dibanding pada masa pemerintahan Pak Harto (Presiden Kedua RI Soeharto), zaman order baru, yang bidang pangan menjadi fokus perhatian utama,” kata Zulhas dalam acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

    Oleh karena itu, kata dia, di era Presiden Prabowo Subianto ini Indonesia harus swasembada pangan. Hal ini sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Prabowo ketika dilantik.

    Saat itu, ketika sidang MPR usai dilantik, Prabowo menyebut Indonesia akan mencapai swasembada pangan pada 2029 mendatang.

    Namun, ketika Prabowo berbicara di gelaran APEC dan G20 beberapa waktu setelah ia dilantik, target swasembada pangan dimajukan menjadi 2027.

    Dalam mencapai swasembada pangan, kementeriannya menjadi pihak yang memegang kendali.

    Adapun baru-baru ini Prabowo turut kembali menyinggung soal target Indonesia mencapai swasembada pangan.

    Ia mendorong terciptanya swasembada pangan hingga ke tingkat kabupaten dan kecamatan, sesuai dengan kearifan lokal bangsa.

    Pasalnya, kata Prabowo, kunci utama pengendalian inflasi di masa depan adalah swasembada pangan, baik di tingkat nasional maupun daerah.

    Hal itu disampaikan Presiden saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, pada Senin, (9/12/2024).

    “Kuncinya sekali lagi adalah swasembada. Swasembada pangan dalam arti yang luas dan dalam arti yang menyeluruh. Dari dulu kita diajarkan tiap desa harus punya lumbung pangan, tiap desa. Jadi inilah strategi besar kita,” kata Prabowo.

    Prabowo turut mengapresiasi langkah beberapa daerah seperti Provinsi Sumatra Selatan yang sudah menjalankan gerakan tanam serentak.

    Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan strategi besar pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

  • Dari Beras hingga Minyakita, Sanggupkah Badan Otonom Bulog Urus Semua?

    Dari Beras hingga Minyakita, Sanggupkah Badan Otonom Bulog Urus Semua?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perum Bulog yang saat ini bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan tengah disiapkan untuk menjadi sebuah badan otonom yang langsung di bawah presiden.

    Presiden Prabowo Subianto pun sudah membentuk tim untuk mempercepat persiapan peralihan Perum Bulog dari BUMN menjadi badan otonom.

    “Pak presiden sudah ndawuhi (menginstruksikan) tim untuk melakukan transformasi kelembagaan, dan di dalam tim itu ada duduk beberapa menteri,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono ditemui di Yogyakarta, Rabu (4/12).

    Tim yang dibentuk terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy, dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

    “Ada di situ menteri koordinator pangan, menteri perencanaan pembangunan, menteri pertahanan juga tim terkait. Saat ini susunan tim masih menunggu keputusan presiden,” jelasnya.

    Selain direncanakan menjadi sebuah badan, Perum Bulog juga bakal diberi tugas tambahan khusus selain mengurus beras, yakni menangani soal jagung, gula hingga ikut menyalurkan minyak goreng kemasan Minyakita. Tujuannya agar peredaran minyak yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan tersebut bisa dikontrol.

    Pasalnya, selama ini distribusi Minyakita sulit untuk diawasi karena disalurkan oleh swasta, sehingga banyak produk yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter.

    Lantas sanggupkah Perum Bulog menjalankan segudang tugas tambahan jika jadi badan otonom?

    Pengamat pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Eliza Mardian mengatakan sangat tepat jika Bulog ikut menyalurkan Minyakita. Ia pun sepakat dengan tujuan pemerintah agar harganya lebih terkendali.

    “Berkaca dari skema pendistribusian Minyakita yang hampir sepenuhnya dikelola swasta ini kan harganya sulit terkendali meski ada HET sekalipun. Masyarakat mengeluhkan harganya yang jauh di atas HET,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

    Selain itu, keikutsertaan Bulog menyalurkan Minyakita dinilai akan sangat mengurangi kecurangan ataupun akal bulus yang kerap digunakan pedagang.

    “Belum lagi ada kebijakan beli Minyakita harus sepaket beli produk lain. Lebih baik Bulog pun menyalurkan Minyakita dengan demikian pendistribusian Minyakita dapat terawasi dengan baik,” imbuhnya.

    Menurut Eliza, apabila Bulog ingin dijadikan sebagai badan, maka tugasnya harus ditambah lagi dengan mengurus semua pangan strategis yang masuk dalam kategori volatile food. Sebab, sejauh ini fokus Bulog masih seputar beras saja, padahal komoditas lain pun sama krusialnya.

    Memang Bulog juga sudah menyerap minyak, gula dan jagung, tapi ia menilai porsinya sangat kecil. Sehingga ia berharap ke depannya bisa difokuskan untuk mengamankan komoditas lainnya.

    “Dengan adanya penugasan Bulog menyerap komoditas lain selain beras, ini akan memberi opsi kepada petani karena setidaknya ada pangsa pasar yang relatif lebih jelas bagi petani untuk menjual hasil panennya. Karena petani ini butuh kepastian pasar dan harga,” jelasnya.

    Ia menilai transformasi di Bulog memang harus dilakukan terutama di tengah prediksi akan terjadi krisis pangan di masa depan. Kelembagaan Bulog perlu diperkuat dengan reformulasi kebijakan dan strategi agar lebih optimal dalam menyediakan pangan nasional dan stabilitas harga.

    “Alangkah baiknya jika bisa menyerap komoditas beras, jagung, telur, ayam, gula, minyak goreng, cabai dan bawang merah. Meski kapasitas gudang Bulog ini relatif terbatas, namun Bulog bisa bekerja sama dengan swasta atau BUMN yang gudang-gudang nya sudah tidak terpakai lagi. Dalam merancang kebijakan yang win-win solution membutuhkan kreativitas dan pendekatan baru yang tidak mengulang kesalahan yang sama,” terang Eliza.

    Selain itu, Eliza juga berharap pemerintah bisa mereformulasi pembiayaan untuk Bulog dalam menyerap hasil panen petani, terutama gabah. Sebab, selama ini dalam pengadaan cadangan pangan pemerintah, pembiayaan Bulog berasal dari bank bank negara ataupun bank daerah.

    Sedangkan, pemerintah hanya memberikan subsidi bunga pinjaman sekitar 3-4,5 persen agar tidak memberatkan Bulog. Namun, meski diberikan subsidi bunga, itu tetap menjadi cost bagi perseroan dalam penyediaan pangan.

    Maka, ia menyarankan agar pemerintah agar membebaskan bunga pinjaman kepada Bulog agar bisa lebih banyak menyerap gabah petani. Pasalnya, bunga pinjaman menjadi penyebab perusahaan sulit mengoptimalkan penyerapan karena membeli gabah petani atau impor beras dilakukan dengan uang hasil pinjaman.

    “Pemerintah lebih baik mereformulasi pembiayaan untuk Bulog dalam menyerap gabah petani. Daripada banyak diberikan bantuan-bantuan seperti benih, alsintan yang rentan mark up dan belum tentu sampai ke tangan petani, lebih baik anggarannya di realokasikan untuk membeli hasil panen petani. Sudah pasti uang tersebut diterima petani,” tegasnya.

    Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori pun sangat setuju jika tugas Bulog ditambah sebagai penyalur Minyakita. Ia pun menilai perusahaan mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

    “Ya (Bulog mampu). Toh Bulog sebetulnya juga sudah menyalurkan Minyakita dalam jumlah terbatas selama ini lewat outlet-outlet yang dimiliki,” jelasnya.

    Khudori pun sepakat bahwa problem utama Minyakita adalah harganya yang melampaui HET karena masalah distribusi. Bahkan ia menduga, Minyakita dijadikan diekspor sebagai minyak jelantah yang harganya lebih mahal.

    [Gambas:Photo CNN]

    “Pemerintah relatif tidak mampu mengawasi penyelewengan distribusi dari produsen Minyakita ke konsumen. Karena distributor, sub distributornya banyak dan berlapis-lapis,” jelasnya.

    Karena kondisi ini, maka masuknya Bulog sebagai lembaga pemerintah akan sangat tepat. Lagipula Bulog mempunyai jaringan yang luas sehingga tak akan sulit menjalankan penugasan ini.

    “Jangan lupa jejaring Bulog, baik gudang maupun ritel dalam bentuk rumah pangan kita, relatif luas. Ini memudahkan dalam distribusi dan menjangkau konsumen,” tegasnya.

    Sementara itu, terkait dengan rencana Bulog diubah menjadi badan otonom, Khudori mengatakan masih membutuhkan waktu. Setidaknya persiapan perlu setahun.

    “Kalkulasi saya, paling cepat setidaknya perlu setahun. Karena bentuk kelembagaannya, lembaga pemerintah lainnya atau lembaga sui Generis seperti BPJS, perlu waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya,” jelasnya.

    Oleh sebab itu, ia yakin tugas Bulog menyalurkan Minyakita akan dilakukan sebelum berubah menjadi badan.

    “Yang agak rumit ya regulasi, harmonisasi peraturan, pembuatan peraturan baru, juga mitigasi overlap tugas dan fungsi ketika Bulog jadi regulator selain operator. Jadi, konteks penugasan Minyakita itu masih dalam kondisi Bulog saat ini,” pungkasnya.

  • Top 5 News: Lolly Terima Warisan Lebih Besar hingga Hak-hak Agus Buntung yang Jadi Tersangka

    Top 5 News: Lolly Terima Warisan Lebih Besar hingga Hak-hak Agus Buntung yang Jadi Tersangka

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemberitaan terkait Laura Meizani Nasseru Asry atau Lolly, putri selebritas Nikita Mirzani, masih menjadi sorotan. Kali ini terungkap bahwa Lolly akan terima harta warisan yang lebih besar dibandingkan anak-anak Nikita Mirzani lainnya. Padahal sebelumnya dikabarkan bahwa Lolly sudah dihapus dari daftar penerima warisan.

    Kabar lainnya datang dari kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Agus Buntung, serta hasil pertandingan Piala AFF 2024 antara Myanmar vs Indonesia berakhir dengan skor 0-1 untuk pasukan Garuda.

    Berikut top 5 news di Beritasatu.com sepanjang Senin (9/12/2024).

    Lolly Terima Harta Warisan Lebih Besar
    Selebritas Nikita Mirzani siap memberikan harta warisan yang lebih besar untuk Laura Meizani Nasseru Asry atau Lolly daripada anak lainnya. Hal ini sekaligus membantah kabar Nikita telah mencoret putri pertamanya itu dalam daftar pembagian harta warisan bagi anak-anaknya.

    “Pembagian harta warisan pun dia (Lolly) paling besar, dia juga tahu. Dia kan anakku, lahir dari rahim aku, aku besarkan sendiri tanpa ada kasih sayang seorang ayah. Membesarkan anak sendiri bukan hal yang mudah, meski sekarang lagi begini (berseteru),” ungkap Nikita saat ditemui di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Senin (9/12/2024).

    Timnas Indonesia Menang Lawan Myanmar 
    Pertandingan Piala AFF 2024 antara Myanmar vs Indonesia berakhir dengan skor 0-1 untuk pasukan Garuda. Gol satu-satunya Timnas Indonesia dihasilkan pada menit ke-76.

    Gol tersebut berawal dari serangan bola mati yang dilakukan Timnas Indonesia. Berawal dari lemparan bola ke arah gawang Myanmar, bola disundul pemain belakang tuan rumah dan jatuh ke depan Asnawi yang menjadi kapten menggantikan Muhammad Ferrari. Dengan posisi tak terhalang, Asnawi melepas tembakan tinggi ke arah gawang yang diblok kiper Zin Nyi Aung. Namun, bola jatuh ke dalam garis gawang, dan Indonesia unggul 1-0.

    Mensos Gus Ipul Pastikan Hak Tersangka Agus Buntung Terpenuhi
    Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengapresiasi langkah Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam menangani kasus pelecehan seksual dengan tersangka  I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung. Polda NTB telah memastikan proses pemeriksaan terhadap tersangka dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi khususnya.

    “Saya memastikan bahwa hak-haknya dipenuhi, baik dalam layanan teknis, medis, hingga psikologis. Ini adalah langkah penting dalam proses pemeriksaan,” ujar Gus Ipul.

    Vietnam Pertahankan PPN 8 Persen pada 2025
    Selain Lolly yang bakal menerima warisan lebih besar, berita lain yang menarik perhatian pembaca adalah Vietnam yang akan tetap mempertahankan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 8 persen pada 2025 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan Vietnam berbanding terbalik dengan Indonesia yang ingin menaikkan PPN menjadi 12 persen pada 2025. Namun, belakangan, kebijakan ini disebut hanya untuk barang mewah.

    Kebijakan PPN 8 persen ini merupakan langkah Vietnam untuk mendukung perekonomian setelah pandemi Covid-19 terjadi pada 2020. Kebijakan ini diterapkan sejak 2022 dan diperbarui setiap enam bulan.

    Indonesia Akan Berhenti Impor Beras 
    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, Indonesia menargetkan untuk tidak lagi mengimpor sejumlah komoditas pangan, seperti garam konsumsi, gula konsumsi, beras konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak pada 2025.

    Untuk produksi gula dalam negeri ditargetkan mencapai 2,6 juta ton. Upaya peningkatan produksi ini dilakukan melalui pengembangan bibit unggul, perbaikan manajemen perkebunan, serta kerja sama dengan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Angka itu memungkinkan Indonesia untuk menyetop impor gula.

    Demikian top 5 news yang menarik perhatian pembaca Beritasatu.com, di antaranya tentang Lolly yang terima warisan lebih besar, hingga hak-hak Agus Buntung yang telah ditetapkan sebagai tersangka. 

  • Bulog Bertransformasi Jadi Pembeli Siaga Produksi Petani, Dorong Swasembada

    Bulog Bertransformasi Jadi Pembeli Siaga Produksi Petani, Dorong Swasembada

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap Perum Bulog akan bertransformasi menjadi pembeli siaga (standby buyer) komoditas yang diproduksi petani. Hal ini dilakukan untuk mendorong swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan Bulog memiliki gudang dan sistem operasional yang jelas. 

    Transformasi kelembagaan Bulog baru dirumuskan dan pembagian tugas antara Bulog dan Bapanas juga sedang diformulasikan.

    “Intinya, kita mau dorong swasembada. Swasembada itu kan urutannya banyak, kalau Bulog diposisikan sebagai standby buyer, itu kan keren, standby buyer,” jelas Arief saat ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025 di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (9/12/2024).

    Dia menjelaskan, dengan transformasi ini, maka Bulog akan siap siaga menyerap hasil produksi para petani.

    “Jadi kalau petani itu produksi, Bulog itu standby buyer. Jadi harga nggak akan jatuh tingkat petani. Jangan sampai Pak Mentan [Andi Amran Sulaiman] produksinya meningkat, kemudian berlimpah, nggak ada yang serap,” terangnya.

    Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa tugas pokok dan fungsi Bapanas masih mengacu Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional (Perpres 66/2021).

    “Badan Pangan masih menggunakan Perpres 66/2021, nanti kalau ada Perpres berikutnya kita info, ya,” imbuhnya.

    Seperti diketahui, pemerintah tengah bekerja dalam memformulasikan skema penguatan Perum Bulog melalui transformasi kelembagaan.

    Dalam rapat di Kantor Pusat Bulog, Jakarta pada Jumat (29/11/2024), Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa pemerintah menginginkan agar Bulog memiliki tubuh yang kokoh.

    “Karena kita ingin Bulog itu betul-betul kuat, tetapi juga bisa jalan. Jangan nanti kuat tapi nggak bisa jalan,” ujar Zulhas dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (9/12/2024).

    Zulhas menyebut langkah ini dilakukan untuk mencapai program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni mencapai swasembada pangan. “Sebagai negara besar harus mampu berdaulat di bidang pangan. Mudah-mudahan kita di 2027 bisa sukses,” tuturnya.

    Eks Menteri Perdagangan itu mendorong agar Bulog ke depannya dapat fokus mengelola komoditas pangan pokok strategis, sehingga dapat berperan sebagai stabilisator serta penyangga.

    “Yang paling penting, menurut saya, kalau Bulog sudah bisa urus beras dengan jagung, itu luar biasa. Kalau ditambah bonus lagi sama gula, aduh, itu juara dunia. Tidak ada yang bisa mampu [kelola] 3 [komoditas] itu,” ungkapnya.

  • Pemerintah Tetap Putuskan Impor Jagung Meski Produksi Dalam Negeri bakal Melimpah di 2025, Kenapa? – Halaman all

    Pemerintah Tetap Putuskan Impor Jagung Meski Produksi Dalam Negeri bakal Melimpah di 2025, Kenapa? – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menargetkan produksi jagung konsumsi di dalam negeri bisa mencapai 16 juta ton lebih di tahun 2025.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, Indonesia bisa melakukan ekspor jagung sebab jumlah produksi tersebut lebih besar dibandingkan kebutuhan dalam negeri.

    “Kira-kira jagung kita akan produksi 16.683,832 ribu ton jagung. Kebutuhan 13 juta ton. Lebih, bisa ekspor kita,” kata Zulhas usai menghadiri acara Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 di Graha Mandiri Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024).

    Zulhas bilang, melalui Rapat Koordinasi Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 ini pemerintah menekankan bahwa produksi jagung dalam negeri perlu digenjot utamanya kebutuhan untuk industri. Sebab menurutnya kualitas jagung lokal masih belum memenuhi standar untuk industri.

    “Kita harus paksa untuk meningkatkan kualitas jagung dari lokal kita sehingga bisa diserap oleh industri,” jelasnya.

    Meski begitu, pemerintah menetapkan besaran impor jagung untuk industri hanya 900 ribu ton di tahun 2025. 

    Jumlah ini menyusut dibandingkan permintaan impor jagung industri tahun 2024 sebesar 1,7 juta ton.

    “Oleh karena itu tadi kita putuskan, hanya kita setujui, 900 ribu ton. Jadi dari 1,7 juta ton permintaan (impor) untuk industri jagung, kita setujui hanya 900 ribu ton,” papar Zulhas.

    “Yang selebihnya, kita harus mampu meningkatkan pertanian kita sehingga memenuhi persyaratan industri,” sambungnya.

    Adapun sebelumnya, Zulhas berjanji tidak akan melakukan impor beberapa komoditas salah satunya jagung untuk konsumsi di tahun 2025.

    Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan swasembada pangan di tahun 2027 sesuai yang ditargetkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. 

    “Berita gembira kita sampaikan di sini, bahwa tahun 2025 kita tidak akan impor jagung untuk konsumsi. Nol. Nol, enggak ada impor lagi,” tegasnya.

  • Impor Garam, Gula, Beras, dan Jagung Pakan Ternak Akan Disetop Tahun 2025, Kamu Percaya?

    Impor Garam, Gula, Beras, dan Jagung Pakan Ternak Akan Disetop Tahun 2025, Kamu Percaya?

    ERA.id – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyatakan bahwa Indonesia akan menyetop impor untuk komoditas garam konsumsi, gula konsumsi, beras dan jagung untuk pakan ternak pada 2025.

    “Jadi tidak impor jagung untuk pakan, tidak impor garam untuk konsumsi, tidak impor gula untuk konsumsi, tidak impor beras untuk konsumsi 2025,” ujar Zulkifli usai Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025 di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin.

    Zulkifli menyampaikan, pemerintah menargetkan produksi gula dalam negeri sebesar 2,6 juta ton. Produksi gula konsumsi ini juga akan digenjot dengan melakukan pengembangan bibit baru, manajemen perkebunan hingga menjalin kerja sama dengan pelaku UKM.

    Untuk garam konsumsi, lanjut Zulkifli, Pemerintah menargetkan produksi bisa mencapai 2,25 juta ton, guna mencukupi kebutuhan dalam negeri yang sebesar 1,76 juta ton pada 2025.

    Dari sisi produksi jagung untuk pakan ternak, ditargetkan mampu mencapai 16,68 juta ton, sedangkan, kebutuhan jagung dalam negeri sekitar dari 13 juta ton.

    “Jagung itu kebutuhan 13 juta ton. Lebih (produksi jagung pakan), berarti bisa ekspor kita,” katanya.

    Mantan Menteri Perdagangan ini juga mengatakan bahwa target produksi beras pada 2025 bisa mencapai 32 juta ton, sedangkan kebutuhan dalam negeri 31 juta ton.

    Kelebihan produksi beras itu, disebut Zulkifli bisa digunakan untuk cadangan pangan apabila terjadi peristiwa luar biasa seperti bencana alam. “Insya Allah, nanti kita tidak akan impor beras lagi untuk konsumsi,” ucap Zulkifli.

  • Zulhas Bidik Produksi Beras RI Tembus 32 Juta Ton pada 2025

    Zulhas Bidik Produksi Beras RI Tembus 32 Juta Ton pada 2025

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menargetkan produksi beras dalam negeri mencapai lebih dari 32 juta ton pada 2025. Angka itu lebih tinggi dari konsumsi yang diperkirakan hanya 31 juta ton.

    Lantaran produksi beras lebih banyak dari konsumsi, Indonesia ditargetkan tidak akan lagi mengimpor beras tahun depan.

    “(Produksi beras) 2025 kira-kira 32 juta lebih (ton), kebutuhan 31 juta (ton). Jadi kalau tidak ada kejadian yang luar biasa atau bencana alam insyallah nanti kita tidak akan impor lagi ya beras untuk konsumsi,” ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu dalam konferensi pers Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 di Graha Mandiri, Senin (9/12).

    Ia mengatakan kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bekerja sama untuk swasembada pangan yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto tercapai pada 2027.

    “Insyaallah 2027, perintah presiden, swasembada pangan kita amankan.” katanya.

    Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan sisa kuota impor beras 2024 yang belum masuk hingga saat ini telah dibatalkan. Adapun kuota impor beras tahun ini sebesar 3,6 juta ton dari awalnya ditetapkan 2 juta ton.

    Dari kuota 3,6 juta ton tersebut yang telah masuk ke Indonesia sebesar 2,8 juta ton. Artinya 800 ribu ton beras impor telah dibatalkan oleh pemerintah.

    Arief mengatakan pembatalan impor beras dilakukan karena cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog telah cukup.

    “Enggak jadi (impor), udah diputuskan sampai tanggal 31 Desember selesai semua. Proyeksi kita sampai akhir tahun (CBP) Bulog 2 juta ton dan total stok nasional 8,3 juta ton,” ujarnya.

    Setop Impor Garam dan Gula

    Tak hanya beras, pemerintah juga akan menyetop impor garam dan gula konsumsi, serta jagung untuk pakan ternak.

    Zulhas menargetkan produksi gula konsumsi dalam negeri mencapai 2,6 juta ton. Jumlah tersebut katanya cukup untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi dalam negeri.

    Namun, untuk gula industri masih tetap akan impor.

    “Yang (gula) konsumsi biasanya kita impor 1 juta ton. Tahun depan tidak impor lagi. Yang (gula) industri masih (impor) 3,4 (juta ton). Biasanya kita impor gula itu 6 juta ton, 5 juta ton, ini enggak, cuma 3,4 (juta ton),” katanya.

    Selanjutnya, stok garam dalam negeri katanya ada 800 ribu ton. Sedangkan kebutuhan garam konsumsi 500 – 600 ribu ton.

    Namun untuk garam industri masih impor sebesar 1,7 juta ton dari permintaan impor sebesar 2,5 juta ton.

    “Permintaan 2,5 (juta ton) tadi yang untuk industri yang kita kasih 1,7 (juta ton). Selebihnya kita minta petani mengolah garamnya agar juga bisa digunakan untuk industri,” katanya.

    Sementara, produksi jagung pakan ditargetkan sebesar 16 juta ton. Sementara kebutuhan dalam negeri sebesar 13 juta ton.

    “Kebutuhan 13 juta ton, jadi bisa ekspor kita,” jelasnya.

    Di sisi lain, jagung industri masih harus impor. Namun, dari usul impor 1,7 juta ton, pemerintah hanya menyetujui 900 ribu ton.

    “Kita harus paksa untuk meningkatkan kualitas jagung dari lokal kita sehingga bisa diserap oleh industri. Oleh karena itu tadi kita putuskan hanya kita setujui 900 ribu ton,” terangnya.

    (fby/sfr)

  • Indonesia Akan Stop Impor Beras hingga Gula pada 2025

    Indonesia Akan Stop Impor Beras hingga Gula pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, Indonesia menargetkan untuk tidak lagi mengimpor sejumlah komoditas pangan, seperti garam konsumsi, gula konsumsi, beras konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak pada 2025.

    “Pada tahun 2025, kita tidak akan lagi mengimpor jagung untuk pakan ternak, garam untuk konsumsi, gula untuk konsumsi, maupun beras untuk konsumsi,” kata Zulkifli seusai mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas tentang Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025 di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (9/12/2024).

    Ia menjelaskan, produksi gula dalam negeri ditargetkan mencapai 2,6 juta ton. Upaya peningkatan produksi ini dilakukan melalui pengembangan bibit unggul, perbaikan manajemen perkebunan, serta kerja sama dengan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Angka itu memungkinkan Indonesia untuk menyetop impor beras dan gula.

    Sementara itu, produksi garam konsumsi ditargetkan mencapai 2,25 juta ton untuk memenuhi kebutuhan nasional yang diperkirakan sekitar 1,76 juta ton pada tahun yang sama.

    Pada sektor jagung untuk pakan ternak, pemerintah menargetkan produksi sebesar 16,68 juta ton, melebihi kebutuhan domestik yang sekitar 13 juta ton. “Produksi jagung kita lebih dari cukup, sehingga kelebihannya bisa diekspor,” ujar Zulkifli.

    Selain itu, produksi beras nasional pada 2025 diproyeksikan mencapai 32 juta ton, dengan kebutuhan dalam negeri sekitar 31 juta ton.

    Surplus produksi beras ini dapat digunakan sebagai cadangan pangan untuk menghadapi situasi darurat, seperti bencana alam. Dengan angka produksi ini, maka Indonesia tidak perlu lagi impor beras dan gula pada 2025. 

  • Menko Pangan Zulhas: Indonesia Bisa Ekspor Jagung Tahun 2025 – Halaman all

    Menko Pangan Zulhas: Indonesia Bisa Ekspor Jagung Tahun 2025 – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menargetkan produksi jagung konsumsi di dalam negeri bisa mencapai 16 juta ton lebih di tahun 2025.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, Indonesia bisa melakukan ekspor jagung sebab jumlah produksi tersebut lebih besar dibandingkan kebutuhan jagung di dalam negeri.

    “Kira-kira jagung kita akan produksi 16.683,832 ribu ton jagung. Kebutuhan 13 juta ton. Lebih, bisa ekspor kita,” kata Zulhas usai menghadiri acara Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 di Graha Mandiri Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024).

    Zulhas bilang, melalui Rapat Koordinasi Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 ini pemerintah menekankan bahwa produksi jagung dalam negeri perlu digenjot utamanya kebutuhan untuk industri. Sebab menurutnya kualitas jagung lokal masih belum memenuhi standar untuk industri.

    “Kita harus paksa untuk meningkatkan kualitas jagung dari lokal kita sehingga bisa diserap oleh industri,” jelasnya.

    Meski begitu, pemerintah menetapkan besaran impor jagung untuk industri hanya 900 ribu ton di tahun 2025. Jumlah ini menyusut dibandingkan permintaan impor jagung industri tahun 2024 sebesar 1,7 juta ton.

    “Tadi kita putuskan, hanya kita setujui, 900 ribu ton. Jadi dari 1,7 juta ton permintaan (impor) untuk industri jagung, kita setujui hanya 900 ribu ton,” papar Zulhas.

    “Yang selebihnya, kita harus mampu meningkatkan pertanian kita sehingga memenuhi persyaratan industri,” sambungnya.

    Sebelumnya, Zulhas berjanji tidak akan melakukan impor beberapa komoditas salah satunya jagung untuk konsumsi di tahun 2025.

    Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan swasembada pangan di tahun 2027 sesuai yang ditargetkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. 

    “Berita gembira kita sampaikan di sini, bahwa tahun 2025 kita tidak akan impor jagung untuk konsumsi. Nol. Nol, enggak ada impor lagi,” tegasnya.