Tag: Yusuf Mansur

  • Mirip Gibran! Jokowi Disebut Diam Seribu Bahasa Saat Ditanya Soal Utang Whoosh

    Mirip Gibran! Jokowi Disebut Diam Seribu Bahasa Saat Ditanya Soal Utang Whoosh

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengacara Roy Suryo, Ahmad Khozinuddin, kembali blak-blakan mengenai mantan Presiden Jokowi dan proyek kereta cepat Whoosh yang kini tengah menjadi sorotan publik.

    Dikatakan Ahmad, sikap Jokowi yang memilih diam saat disodori pertanyaan terkait pembiayaan proyek tersebut menunjukkan karakter yang serupa dengan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.

    “(Jokowi) Mirip Wapres Gibran, yang tak mengeluarkan jawaban saat ditanya tentang ujian calon ASN,” ujar Ahmad kepada fajar.co.id, Minggu (19/10/2025).

    Ia menilai, apa yang selama ini disebut-sebut sebagai kebanggaan UGM justru kini menjadi beban bagi Indonesia.

    “Kebanggaan UGM ini, kini menjadi beban Indonesia. Proyek kereta cepat, saat ini bikin ribut karena tak mampu dibayar. Restrukturisasi bukan berarti penghapusan utang (moratorium),” tegas Ahmad.

    Ahmad menjelaskan, restrukturisasi yang dilakukan pemerintah bukan solusi, karena hanya menunda pembayaran tanpa menghapus kewajiban utang.

    “Itu artinya, beban ini tidak bisa dihilangkan, hanya dikotak-katik jadwal pembayarannya. Lalu, meminjam ungkapan Yusuf Mansur, darimana duitnya?,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Ahmad juga menyinggung isu ijazah Jokowi yang menurutnya perlu dituntaskan.

    “Karena itu, kasus ijazah Jokowi harus dituntaskan. Saat terbukti palsu, berarti Jokowi telah menipu seluruh rakyat Indonesia,” tukasnya.

    Dalam pandangan Ahmad, tanggung jawab atas proyek kereta cepat seharusnya ditanggung oleh pihak yang menginisiasi dan menikmati keuntungan dari proyek tersebut.

  • Itu Video Lama, Asli Bercanda

    Itu Video Lama, Asli Bercanda

    GELORA.CO – Video yang menampilkan pendakwah Yusuf Mansur membuka jasa doa online viral di media sosial. Dia tampak mematok tarif mulai dari Rp1.000 hingga puluhan juta.

    “Rp50.000 boleh, Rp1.000 pakai Paytren boleh lho, ya kan Din? Rp1.000 boleh pakai PayTren, Ya Allah waduh ada yang Rp2 juta, masya Allah, luar biasa. Ini belum ada yang Rp10 juta ini? Ada Rp10 juta saya Al Fatihah-in khusus, ada?” ujar Yusuf Mansur dalam video yang beredar, dilihat Minggu (12/10/2025).

    Yusuf Mansur pun memberikan klarifikasi atas video viral tersebut. Dia menegaskan konten viral tersebut merupakan video lama.

    “Itu video lama,” ujar Yusuf kepada iNews, Minggu (12/10/2025).

    Dia mengaku merupakan pribadi yang suka bercanda. 

    “Saya kan memang suka bercanda, kayak gini, ‘Lah bawain martabak dulu lah kalau mau didoain,’ masa iya gitu minta martabak. ‘Sini transfer dulu, gitu, abis itu bercanda. Enggak, enggak, enggak, masa iya Rp1 juta, Rp2 juta, yang bener Rp20 juta gitu, Rp2 miliar,’ bercanda,” kata Yusuf.

    Dia menjelaskan, saat itu dirinya sedang mendorong para pengguna Paytren untuk mencoba fitur transfer antarpengguna.

    “Waktu itu kerangkanya lagi ngetes-ngetes fitur transfer antarpengguna Rp1, jadi dorong semua jajal,” kata dia.

    Dalam prosesnya, dia melontarkan candaan kepada para pengguna PayTren.

    “Saya ngomong soal doa, ‘Sekalian doa dah,’ gitu. ‘Yang transfernya gak Rp1, udah ntar saya doain gitu,’ asli bercanda,” kata dia.

    “Tahun berapa itu ya? Zaman itu fitur gitu (transfer antarpengguna) kagak ada, cuma antarperbankan kan. Belum bisa zaman itu tuh. Wallahu A’lam bishawab,” imbuhnya.

    Dia menegaskan dirinya memang pribadi yang suka bercanda dengan siapa pun.

    “Saya memang suka bercanda begitu, dan bercandanya serius gitu. Misalkan kalau makan apa, ‘Udahlah gak usah bayar kita mah, saya aja gak pernah bayar, yang bayar panitia,’ bercanda,” tutur Yusuf Mansur

  • Ustadz Yahya Waloni Meninggal saat Berkhutbah, Yusuf Mansur: Indah Banget Wafatnya

    Ustadz Yahya Waloni Meninggal saat Berkhutbah, Yusuf Mansur: Indah Banget Wafatnya

    GELORA.CO –  Pendakwah Ustadz Yahya Waloni, Jumat (6/6/2025), meninggal dunia. Beliau meninggal dunia saat menjadi khatib khutbah sholat Jumat 

    Melalui postingan di akun instagram, Ustadz Yusuf Mansur memberi kesan tentang meninggalnya Ustadz Yahya Maloni.

    “Indah banget wafatnya.Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.Selamat jalan saudara kami, guru kami…Banyak kenangan di tahun2 trakhir…,” tulis Ustadz Yusuf Mansur di akun @yusufmansurnew.

    Selain Ustadz Yusuf Mansur, Ulama terkemuka asal Pekanbaru, Riau, Ustadz Abdul Somad (UAS) mengenang Ustadz Yahya Waloni yang meninggal pada hari Jumat (6/6/2025). UAS menyebut Ustadz Yahya Waloni meninggal saat menjadi khatib khutbah Jumat di hari mulia yaitu Idul Adha.

    “Beliau wafat hari Jumat. Khatib Jumat. Hari mulia 10 Dzulhijjah. Bulan mulia,” tulis UAS di akun instagramnya, @ustadzabdulsomadofficial.

    Secara lengkap, berikut postingan UAS tentang kenangannya terhadap Ustadz Yahya Maloni:

    “Beliau sudah hidup mapan. Jadi rektor. Gaji besar. Duit banyak. Dapat hidayah. Masuk Islam. Keliling berdakwah. Nyetir sendiri. Sampai di Jambi, mobilnya rusak. Dibawa ke bengkel. Mesin hancur karena tidak pernah diservice. Mau diganti tim Uas Jambi mobil baru. Ternyata mobil yang rusak itu belum lunas. Ditawarkan Tim tinggal di apartemen. Beliau tidak maum Ternyata rumahnya masih ngontrak. Beliau melihat dunia ini setengah sayap nyamuk. Saat saya dibully, dipersekusi, dilaporkan dst. Beliau lantang membela saya. Beliau hanya takut pada Allah.Hari ini Allah buktikan batinnya. Beliau wafat hari Jumat. Khotib Jumat. Hari mulia 10 Zulhijjah. Bulan mulia.Allah beri beliau kemuliaan.Selamat jalan Ustadz Yahya Waloni.”

  • Pelajaran Berharga Soal Etika dan Tata Krama

    Pelajaran Berharga Soal Etika dan Tata Krama

    loading…

    Ustaz Yusuf Mansur (UYM) mengatakan, selalu ada pelajaran dari peristiwa viralnya penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah. Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Ustaz Yusuf Mansur (UYM) merespons peristiwa viralnya penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh. UYM menyebut, selalu ada pelajaran yang diberikan Allah SWT pada semua orang melalui serangkaian suatu peristiwa, tak terkecuali peristiwa Gus Miftah tersebut.

    “Selalu ada pelajaran dari Allah buat kita-kita lewat serangkaian peristiwa. Alhamdulillah dengan kejadian Gus Miftah yang bilang G pada penjual es teh, banyak sekali kebaikannya,” ujar Ustaz Yusuf Mansur, dikutip dari akun Instagram miliknya pada Rabu (4/12/2024).

    UYM berbicara tentang peristiwa yang dialami Gus Miftah itu melalui akun Instagramnya @yusufmansurnew dengan caption, G yang membawa berkah, buat tukang es, buat Gus Miftah, dan buat Indonesia.

    Salah satu kebaikan dalam peristiwa tersebut, penjual es teh itu pun kemungkinan bakal bisa pergi umrah dan dibangunkan rumah karena banyak orang yang mau berbagi rezekinya pada penjual es tersebut imbas viralnya peristiwa itu.

    “Misalnya kebaikan yang terjadi apa, coba deh kayaknya bentar lagi penjual es teh tersebut Insyaallah banyak rezekinya, banyak duitnya, banyak yang bagi duit, banyak yang simpati, mungkin ada yang umrahin, mungkin ada yang bangunin rumah. Bukankah ini hebat, cara Allah itu luar biasa, dan betapa beliau juga saya lihat enjoy,” tuturnya.

    Dari peristiwa tersebut, banyak pelajaran berharga tentang etika dan tata krama, yang mana kebiasaan, kultur, dan budaya suatu tempat menjadi berbeda di tempat lainnya. Maka itu, perlunya penyesuaian diri pada kebiasaan tersebut.

    “Saya melihat juga ada pelajaran berharga sekali soal etika, tata krama, yang saya pribadi pun masih terus belajar dan bagaimana secara kebiasaan, kultur, budaya suatu tempat bisa jadi berbeda dengan tempat-tempat yang lain. Hal biasa di satu tempat, di satu kejadian, di satu daerah, di satu lingkungan bisa jadi tak pas di tempat lainnya. Makanya perlu bukan saja kebiasaan tapi juga penyesuaian,” terangnya.

    “Banyak sekali hikmahnya, ilmu, cerita, pengalaman yang bisa kita dapatkan insyaallah. Tapi menarik ini, insyaAllah terima kasih buat pihak-pihak yang nanti banyak membantu tukang es tersebut, saya sudah mulai melihat ada kiriman teman-teman yang akan memberangkatkan umrah, akan membangun rumah, bahkan sebagian sudah dijalan memberi uang dan sebagainya,” ucapnya.

    Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa itu, tambahnya, tak hanya berlaku untuknya, tapi juga untuk semua orang. Bahwa, untuk tak merendahkan seseorang meski hanya candaan belaka.

    “Sekali lagi ini cara Allah kasih pelajaran buat saya, begitu semua juga, tak merendahkan orang seberapa pun becandanya dan respons Gus Miftah juga menurut saya sangat baik dengan langsung meminta maaf dan beliau pastinya akan melakukan manuver-manuver yang menambah ilmu, pengalaman, kisah, cerita, hikmah buat kita semua insyaallah,” katanya.

    (cip)

  • Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Yusuf Mansur: Orang Tua Jangan Paksakan Keinginan secara Instan

    Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Yusuf Mansur: Orang Tua Jangan Paksakan Keinginan secara Instan

    Jakarta, Beritasatu.com – Ustaz Yusuf Mansur meminta agar orang tua dalam mendidik anak, jangan memaksakan keinginan secara instan. Namun, bisa dilakukan secara bertahap.

    Yusuf Mansur menyarankan, orang tua harus selalu mencontohkan hal baik kepada anak dan berdoa kepada Allah agar diberikan jalan yang baik. Supaya, kejadian pembunuhan ayah dan nenek yang dilakukan anak kandungnya di Cilandak, Jakarta Selatan tidak terulang kembali.

    “Untuk menghindari kasus serupa, orang tua harus berani memberi contoh bahwa perilaku yang baik bukan hanya teori dalam menjalani kehidupannya,” kata ustaz Yusuf Mansur saat berbincang dengan Beritasatu.com, Minggu (1/12/2024).

    “Berdoalah kepada Allah, agar anak diberikan petunjuk yang baik sehingga tidak bertindak brutal seperti yang terjadi di Lebak Bulus,” ungkapnya lagi.

    Yusuf Mansur menyatakan, pola pengasuhan anak yang sesuai dengan ajaran agama harus diterapkan secara bertahap. Fungsinya, agar anak tidak merasa tertekan menghadapi permintaan orang tuanya.

    “Orang tua juga juga jangan memaksakan keinginan secara instan, tetapi lakukan bertahap. Misalkan, meminta anak yang habis makan buat menaruh piring  ke dapur. Ketika, anak sudah terbiasa baru meminta anak mencuci piring kotor sehabis makan,” bebernya.

    “Jangan langsung menyuruh anak cuci piring dengan keras. Karena, anak sekarang berbeda dengan anak-anak zaman dahulu,” tambahnya.

    Tidak hanya meminta orang tua untuk berani mengajarkan dan mencontohkan hal baik, pemerintah diminta bertindak cepat untuk melindungi anak agar membatasi dari pengaruh media sosial.

    “Pemerintah harus berani membatasi anak di bawah umur untuk main sosial media seperti yang diberlakukan di Australia. Karena, anak di bawah usia itu belum bisa memilih dan memilah pengaruh yang disebabkan dari media sosial. Diperlukan juga kepedulian dari masyarakat terutama orang tua sendiri,” tandasnya.

    Diberitakan sebelumnya, anak berusia 14 tahun berinisial MAS menusuk ayah, nenek, dan ibunya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).

    Pelaku mengaku, mendapat bisikan gaib yang meresahkan kemudian menusuk ayahnya yang sedang tidur di kamar. Saat ibunya bangun, dia juga menusuk sang ibu. Kemudian, MAS menusuk neneknya.

    Akibat penusukan itu, ayah dan neneknya tewas, sedangkan ibunya kritis. Polisi masih mendalami kasus anak bunuh ayah dan nenek tersebut.

  • Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Yusuf Mansur: Tingkat Stres Bisa Bawa Perilaku Negatif

    Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Yusuf Mansur: Tingkat Stres Bisa Bawa Perilaku Negatif

    Jakarta, Beritasatu.com – Penceramah Yusuf Mansur mengaku prihatin mendengar kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari, yang kemudian menggegerkan masyarakat.

    “Yang jelas kita prihatin dengan kondisi itu, karena anak yang sampai tega bunuh ayah dan neneknya hingga meninggal dunia. Namun, kita harus lihat dahulu kenapa itu terjadi, karena banyak anak sekarang yang ternyata stres dan kecewa menghadapi kehidupannya, hingga akhirnya dia habisin orangtuanya,” ungkap Yusuf Mansur kepada Beritasatu.com, Minggu (1/12/2024).

    Ditambahkan Yusuf Mansur, kemudahan teknologi di era digital sekarang juga berpengaruh pada kondisi anak. Media sosial sebagai salah satu kemajuan teknologi yang dilihat dan didengar, ditambah dengan belum siapnya mental anak menyaring pengaruh apakah itu positif atau negatif.  

    “Maka anak kerap menarik kesimpulan itu sebagai bisikan gaib. Padahal bisikan (gaib) itu berwujud bukan bisikan gaib dari alam jin tetapi bisikan alam yang ter-distract bahwa dia enggak nyaman, sehingga dia nyari gimana menyelesaikannya. Mungkin yang kebetulan banyak dilihat, yakni untuk menghabisi orang tua ya, dan itu yang terjadi,” tambahnya.

    Ia menekankan, orang tua yang meminta anak belajar, meminta anak maju, meminta anak menurut, harus dilakukan dengan cara yang baik, tidak dengan kekerasan dan pemaksaan.

    “Hal itu agar tidak menimbulkan dendam bagi anak, selain itu kalau bisa jangan langsung tetapi bertahap dan yang terpenting siapkan mental anaknya,” tegasnya.

    Yusuf Mansur juga berharap penyidik dan juga pihak terkait untuk melihat latar belakang pelaku dengan tidak langsung percaya bahwa dorongannya membunuh orang tuanya disebabkan bisikan gaib.

    “Penyidik harus liat rekam jejak sosmednya kayak chek emailnya dengan siapa dia berinteraksi, apa yang dia lihat, apa yang dia baca di internet dan apa yang dimainkan, karena banyak orang membunuh karena dia sering melihat video-video pembunuhan, melihat penyelesaian masalah dengan kekerasan,  dan main game yang temanya kekerasan,” ucap Yusuf Mansur.

    Yusuf Mansur juga berharap selain diberikan pelajar tentang kehidupan dan sains, anak juga harus diberikan pelajaran tentang agama.

    “Di agama manapun pasti mengajarkan perdamaian dalam menyelesaikan masalah. Pelajaran agama, anak juga bisa mencontoh dari nabi-nabi terdahulu tentang adab terhadap orang tua. Orang tua juga harus mencontohkan, bukan hanya bisa menyuruh dan sekedar teori,” tandasnya.

    Diberitakan sebelumnya, anak berusia 14 tahun berinisial MAS membunuh ayah dan nenek di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

    Pelaku mengaku membunuh ayah dan neneknya karena dapat bisikan gaib yang meresahkan, kemudian menusuk ayahnya yang sedang tidur di kamar. Saat ibunya bangun, dia juga menusuk sang ibu dan menusuk neneknya.