Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo (akrab disapa Wamen Giring) menegaskan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) harus diarahkan dan digunakan untuk mendukung pelestarian budaya.
Hal tersebut disampaikan dalam rangkaian acara AiDEA Weeks, Jumat (14/11/2025), yang digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Giring menyampaikan keberadaan AI merupakan bentuk peristiwa besar yang memicu perubahan di berbagai sektor termasuk kebudayaan. Ia menggambarkan AI sebagai “saingan baru” manusia, karena kecerdasan teknologi yang mampu belajar dengan cepat dan terus berkembang.
“Setelah 4 miliar tahun planet Bumi, ini baru pertama kalinya spesies kita (manusia) punya saingan baru, Artificial Intelligence. Kalau beberapa orang mungkin menyebutnya alien intelligence,” ujar Giring.
Meskipun mengakui kekuatan AI, Giring turut menjelaskan teknologi AI belum bisa menandingi unsur rasa atau emosional yang ada di dalam karya buatan manusia. Ia mencontohkan fenomena global beberapa bulan lalu mengenai lagu hasil AI, ‘Walk My Walk’ karya Breaking Rust yang menempati posisi teratas tangga lagu.
Namun, mantan vokalis band Nidji ini mengungkapkan tren tersebut tidak dapat mengubah keyakinannya tentang karya manusia tidak bisa tergantikan oleh AI.
“AI masih belum bisa menunjukkan rasa, AI enggak bakal bisa bikin lagu sebagus lagu-lagu Yovie Widianto,” tuturnya.
Alih-alih memosisikan AI sebagai ancaman, Wamen Giring menekankan kecerdasan buatan dapat memiliki potensi besar sebagai alat pendukung pelestarian kebudayaan. Ia memberikan sejumlah penggunaan AI yang dapat memudahkan manusia.
“AI dapat membantu para arkeolog untuk percepatan pemugaran struktur candi, membantu untuk dapat identifikasi lukisan asli dan lukisan palsu. Dan AI juga dipakai untuk mempermudah dalam translation,” ia menjelaskan.
Giring kembali menegaskan hasil dari AI belum bisa menggantikan dan menandingi musik ciptaan musisi Indonesia yang penuh dengan rasa dan pesan.
“Saya sih masih punya keyakinan artis-artis AI belum bisa menggantikan lagu-lagu dari ciptaan Eros Chandra, Sal Priadi, atau Bagaskara. Masih belum bisa sih AI menggantikan itu karena masih belum ada rasanya,” tegasnya.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5413407/original/075172300_1763130396-20251114_153735.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)






/data/photo/2024/10/15/670e38a49bd37.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

