Tag: Yoav Gallant

  • Sesumbar Israel Sebut Pemimpin Baru Hizbullah Tak Akan Lama

    Sesumbar Israel Sebut Pemimpin Baru Hizbullah Tak Akan Lama

    Sesumbar Israel Qassem Tak Lama Pimpin Hizbullah

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, sesumbar bahwa Qassem ‘tidak akan lama’. Dia menganggap Qassem hanya sementara.

    “Itu pengangkatan sementara. Tidak akan lama,” tulis Gallant dalam sebuah postingan di media sosial X di samping foto Qassem, yang baru saja diumumkan oleh kelompok Hizbullah sebagai pemimpin mereka.

    Dilansir AFP, dalam postingan berbahasa Ibrani, Gallant juga menulis bahwa ‘hitungan mundur telah dimulai’.

    Gallant, yang mengunjungi komando utara militer Israel pada Selasa (29/10), mengatakan dia memperkirakan persenjataan roket Hizbullah sebagian besar telah hancur oleh serangan Israel. Dia mengklaim kekuatan roket Hizbullah tersisa 20 persen.

    “Saya memperkirakan kapasitas sisa proyektil dan roket (Hizbullah) berada di angka 20 persen, dan tidak lagi terorganisir sedemikian rupa sehingga dapat melepaskan tembakan,” katanya.

    Pada hari Selasa, sekitar 60 proyektil ditembakkan oleh Hizbullah ke Israel hingga pukul 15.00 waktu setempat. Dalam beberapa minggu terakhir, Hizbullah telah menembakkan antara 180 dan 200 roket selama beberapa hari.

    Militer Israel juga telah melakukan serangan udara yang intens terhadap berbagai gedung di Lebanon. Mereka mengklaim gedung yang diserang merupakan fasilitas produksi dan penyimpanan senjata Hizbullah.

    “Hal-hal ini menciptakan realitas yang berbeda di Lebanon dan juga di kawasan itu,” katanya.

    Para analis regional sebelumnya memperkirakan Hizbullah memiliki 150.000 roket sebelum mulai memerangi Israel di perbatasan utaranya pada Oktober tahun lalu. Serangan Hizbullah itu menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel.

    Mereka memiliki sejumlah rudal antipesawat, antitank, dan antikapal serta rudal balistik, yang mampu secara akurat mengenai target jauh di dalam wilayah Israel.

    (haf/haf)

  • Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel Beri ‘Ramalan’ Masa Depannya

    Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel Beri ‘Ramalan’ Masa Depannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lebih dari sebulan setelah mantan pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, terbunuh dalam serangan udara Israel, Hizbullah menunjuk ulama Syiah Naim Qassem sebagai pemimpin baru organisasi tersebut.

    Penunjukan Qassem sebagai sekretaris jenderal dilakukan oleh Dewan Senior Hizbullah, sebagaimana diumumkan kantor media kelompok tersebut pada hari Selasa (29/10/2024). Dalam pernyataannya, Hizbullah menekankan bahwa Qassem berkomitmen pada “Islam autentik dari Nabi Muhammad” dan prinsip dasar kelompok ini.

    Qassem kini memimpin Hizbullah, yang selama ini dikenal sebagai sekutu kuat Iran dalam konflik melawan Israel. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah mengalami kerugian besar akibat serangan Israel yang menargetkan para pemimpin dan pejuang utama mereka.

    Ribuan anggota terluka, dan kemampuan misil kelompok ini melemah signifikan. Israel juga terus meningkatkan operasi militernya di Lebanon selatan.

    Menanggapi pengangkatan Qassem, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menulis di media sosial X bahwa penunjukan ini hanya akan berlangsung sementara dan bahwa kekuatan Hizbullah akan terus dilemahkan.

    “Penunjukkan sementara. Tidak akan lama,” tulisnya.

    Qassem sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala untuk Nasrallah dan menjadi salah satu dari sedikit pemimpin senior yang selamat dari gelombang serangan Israel yang menewaskan sejumlah tokoh kunci organisasi tersebut.

    “Organisasi ini memiliki sedikit pilihan di tingkat pemimpin teratas,” ungkap Mohanad Hage Ali, wakil direktur riset di Malcolm H. Kerr Carnegie Middle East Center di Beirut, dilansir CNN International.

    Ia menambahkan bahwa Qassem adalah “wajah yang dikenal” dan karena itu merupakan “pilihan yang mudah” bagi Hezbollah dalam situasi yang terbatas ini.

    Qassem, kelahiran 1953 di desa Kfar Kila, Lebanon selatan, adalah anggota generasi lama Hezbollah yang memiliki pengaruh besar sejak awal berdirinya kelompok ini pada tahun 1982. Ia juga memiliki latar belakang di dunia pendidikan, dengan pengalaman sebagai guru kimia selama enam tahun sebelum bergabung dengan Hizbullah.

    Pada 2015, Qassem menulis buku berjudul Hezbollah: The Story from Within, yang menjelaskan kemunculan Hizbullah sebagai kekuatan perlawanan terhadap pendudukan Israel.

    Di sisi lain, Qassem dipandang kurang mampu menarik simpati masyarakat Lebanon dibandingkan Nasrallah. Menurut Ali, Qassem lebih mewakili kelas menengah, sementara Nasrallah berasal dari kalangan rakyat miskin Lebanon, yang membuatnya lebih memiliki kedekatan di mata publik.

    Dalam berbagai kesempatan, Qassem mengutuk keras perang Israel di Gaza, menyatakan bahwa dukungan Hizbullah terhadap Palestina akan makin kuat. Namun, Ali juga mencatat bahwa Qassem mungkin tidak akan menjadi “pemimpin absolut” bagi Hizbullah, melainkan lebih sebagai koordinator berbagai faksi dalam organisasi tersebut.

    (luc/luc)

  • Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel: Tak Akan Lama!

    Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel: Tak Akan Lama!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan pemimpin baru kelompok Hizbullah, Naim Qassem bahwa pengangkatannya “tidak akan lama”.

    “Itu pengangkatan sementara. Tidak akan lama,” tulis Gallant dalam sebuah postingan di media sosial X di samping foto Qassem, yang baru saja diumumkan oleh kelompok Hizbullah sebagai pengganti pemimpin mereka, Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/10/2024), dalam postingan terpisah dalam bahasa Ibrani, Gallant menulis bahwa “hitungan mundur telah dimulai”.

    Gallant, yang mengunjungi komando utara militer Israel pada hari Selasa (29/10), mengatakan dalam pernyataan selanjutnya, bahwa ia memperkirakan persenjataan roket Hizbullah sebagian besar telah hancur oleh serangan Israel.

    “Saya memperkirakan kapasitas sisa proyektil dan roket (Hizbullah) berada di angka 20 persen, dan tidak lagi terorganisir sedemikian rupa sehingga dapat melepaskan tembakan,” katanya.

    Pada hari Selasa, sekitar 60 proyektil ditembakkan oleh Hizbullah ke Israel hingga pukul 15:00 (1300 GMT), kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Hizbullah telah menembakkan antara 180 dan 200 roket pada beberapa hari, menurut angka yang diberikan oleh militer Israel.

  • AS Beri Israel Waktu 30 Hari untuk Tingkatkan Bantuan ke Gaza

    AS Beri Israel Waktu 30 Hari untuk Tingkatkan Bantuan ke Gaza

    Jakarta

    Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengirim surat kepada para pejabat Israel untuk menyampaikan kekhawatiran Gedung Putih tentang kondisi kemanusiaan di Gaza.

    Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer. Surat itu dikirim setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden mencatat bahwa bantuan yang sampai ke Gaza mengalami penurunan.

    Miller menjelaskan, Blinken dan Austin meminta pemerintah Israel untuk segera melakukan perubahan agar bantuan yang masuk ke Gaza bisa kembali meningkat dari jumlah yang sangat rendah saat ini.

    Dalam surat itu disebutkan bahwa jumlah bantuan yang masuk ke Gaza harus naik menjadi minimal 350 truk per hari, agar Israel tetap menerima bantuan militer dari AS. Israel juga diminta untuk menambah jeda kemanusiaan dan meningkatkan perlindungan untuk lokasi bantuan kemanusiaan. Israel diberi waktu 30 hari untuk merespons.

    Miller menambahkan bahwa AS yakin bantuan bisa lebih banyak masuk ke Gaza dan hambatan birokrasi serta logistik bisa diatasi. Dia juga menegaskan bahwa ada konsekuensi hukum di AS terkait hal ini, dan berharap Israel segera mengambil tindakan sesuai isi surat tersebut.

    Surat itu juga menekankan kebijakan AS mengenai bantuan kemanusiaan dan penyaluran senjata ke Israel. Surat ini dikirim saat situasi di Gaza utara semakin memburuk dan setelah ada laporan serangan Israel di sebuah lokasi tenda rumah sakit di Gaza tengah.

    Netanyahu tolak gencatan senjata sepihak

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa dia telah memberitahu Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa dia tidak setuju dengan kesepakatan gencatan senjata sepihak yang tidak menghentikan Hizbullah mempersenjatai diri kembali.

    “Perdana Menteri menolak gencatan senjata sepihak yang tidak akan mengubah situasi keamanan di Lebanon dan hanya akan membuat situasi kembali seperti semula,” kata pernyataan dari kantornya.

    Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel beroperasi untuk melawan Hizbullah guna mencegah mereka mengancam warga Israel di perbatasan utara dan memungkinkan warga untuk kembali ke rumah dengan aman.

    Prancis menolak permintaan Netanyahu untuk menarik mundur pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, dari posisinya di Lebanon. Selain itu, Prancis memanggil duta besar Israel di Paris terkait insiden penembakan yang dilakukan tentara Israel terhadap tiga posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.

    rs/ha/hp (AP, AFP, dpa, Reuters)

    Simak: Video: Kecaman AS Terhadap Israel soal Situasi Buruk di Gaza

    (ita/ita)

  • Dikecam AS karena Serang Prajurit PBB di Lebanon, Israel Bilang Begini

    Dikecam AS karena Serang Prajurit PBB di Lebanon, Israel Bilang Begini

    Tel Aviv

    Israel dihujani kecaman puluhan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), atas serangannya yang melukai sedikitnya lima tentara penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon bagian selatan.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant pun menegaskan akan mengambil langkah untuk menghindari membahayakan pasukan perdamaian PBB. Penegasan itu disampaikan Gallant saat berbincang via telepon dengan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin pada Sabtu (12/10) malam.

    “Menteri Gallant menekankan… IDF (Angkatan Bersenjata Israel-red) akan terus mengambil tindakan untuk menghindari membahayakan pasukan UNIFIL dan posisi pasukan penjaga perdamaian,” ucap Gallant dalam pernyataannya setelah berbicara via telepon dengan Austin, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    Beberapa hari terakhir, Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL melaporkan pasukannya di Naqura dan juga di beberapa posisi lainnya, “berulang kali” dihantam serangan. Sedikitnya lima tentara UNIFIL luka-luka imbas serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di Lebanon bagian selatan.

    UNIFIL awalnya melaporkan pada Kamis (10/10) bahwa tembakan tank Israel melukai dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia, yang terjatuh dari menara pengawas di area Naqura, Lebanon.

    Keesokan harinya, UNIFIL melaporkan rentetan ledakan di dekat menara pengawas di Naqura melukai dua tentara pasukan perdamaian PBB lainnya asal Sri Lanka. Satu tentara UNIFIL lainnya, yang tidak disebut asal negaranya, mengalami luka-luka usai “terkena tembakan” di Naqura pada Jumat (11/10) malam waktu setempat.

    UNIFIL, dalam pernyataannya, menuduh militer Israel “secara sengaja” menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Sebagai sekutu dekat Tel Aviv, Washington mengecam rentetan serangan yang melukai sejumlah prajurit pasukan perdamaian PBB di Lebanon, dengan menyebut serangan semacam itu “tidak bisa diterima”.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Kecaman juga dilontarkan 40 negara yang berkontribusi dalam mengirimkan pasukan untuk misi UNIFIL. “Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB

    “Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak,” cetus pernyataan bersama tersebut.

    Pernyataan bersama itu ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL, seperti Indonesia, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China — semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Italia Kecam Tembakan Israel Kena Markas UNIFIL Lebanon: Tak Ditoleransi!

    Italia Kecam Tembakan Israel Kena Markas UNIFIL Lebanon: Tak Ditoleransi!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengecam ‘penembakan’ di markas pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di Lebanon sebagai tindakan tidak dapat ditoleransi. Pasukan UNIFIL mengatakan telah terkena tembakan tank Israel.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (10/10/2024), Menteri Pertahanan Guido Crosetto mengatakan dia “memprotes” menteri pertahanan Israel dan memanggil duta besar Israel atas insiden tersebut.

    “Penembakan di markas UNIFIL” dan insiden lain yang melibatkan “tembakan senjata ringan” “tidak dapat ditoleransi, harus dihindari dengan hati-hati dan tegas”, kata Crosetto dalam sebuah pernyataan.

    “Karena alasan ini, saya memprotes kepada mitra saya dari Israel dan duta besar Israel untuk Italia,” katanya.

    Italia memiliki lebih dari 1.000 tentara dalam pasukan UNIFIL yang berkekuatan 10.000 orang di Lebanon selatan yang mengatakan tembakan tank Israel di markasnya melukai dua anggota.

    Crosetto mengatakan ia memberi tahu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant “bahwa apa yang terjadi… mulai dari penembakan di markas UNIFIL, bagi saya dan pemerintah Italia, tidak dapat diterima”.

    “Kesalahan apa pun yang dapat membahayakan tentara, baik Italia maupun UNIFIL, harus dihindari,” katanya.

    UNIFIL telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan kelompok Hizbullah pada 23 September, setelah setahun terjadi baku tembak lintas batas.

    Crosetto mengatakan telah terjadi insiden lain, termasuk penonaktifan kamera pemantau perimeter secara sengaja dan penembakan di stasiun penerangan dan relai, yang semuanya “jelas bertentangan dengan hukum internasional”.

    “Pagi ini saya mengirim komunikasi resmi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menegaskan kembali tidak dapat diterimanya apa yang “Terjadi di Lebanon Selatan,” katanya.

    Insiden pada Kamis (10/10) adalah yang paling serius yang dilaporkan oleh UNIFIL sejak minggu lalu mengatakan telah menolak tuntutan Israel untuk “pindah” dari beberapa posisi.

    UNIFIL didirikan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menyerbu Lebanon sebagai balasan atas serangan Palestina. UNIFIL diperkuat dalam Resolusi Dewan Keamanan 1701 setelah Hizbullah dan Israel berperang pada tahun 2006, dan pasukan penjaga perdamaiannya bertugas memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak.

    (rfs/dnu)

  • Iran Wanti-wanti Akan Balas Serangan Israel di Wilayahnya!

    Iran Wanti-wanti Akan Balas Serangan Israel di Wilayahnya!

    Jakarta

    Pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka akan merespons dengan tegas setiap serangan Israel di wilayahnya. Meski begitu, pemerintah Iran juga menekankan bahwa mereka tidak menginginkan perang yang lebih luas di wilayah tersebut.

    Sebelumnya, militer Iran telah meluncurkan sekitar 200 rudal dalam serangan langsung keduanya terhadap Israel. Iran menyebut serangan rudal itu merupakan pembalasan atas terbunuhnya para pemimpin militan yang berpihak pada Teheran di wilayah tersebut dan seorang jenderal di Garda Revolusi Iran.

    Israel pun telah bersumpah untuk membalas serangan rudal Iran tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (8/10/2024), Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, mengatakan bahwa republik Islam itu “tidak takut akan perang dan akan memberikan respons yang tegas dan tepat terhadap setiap tindakan baru oleh rezim Zionis”.

    Menlu Iran tersebut menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menlu Mesir, Badr Abdelatty pada Senin (7/10) waktu setempat.

    Panglima militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan Iran telah menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel minggu lalu.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah membuat “kesalahan besar” dengan serangan rudalnya itu. Serangan itu dilakukan menyusul tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada 27 September lalu.

    Setelah Amerika Serikat mengatakan sedang membahas respons bersama dengan Israel, kepala staf militer Iran memperingatkan bahwa Teheran akan menyerang infrastruktur Israel, jika wilayahnya diserang.

    Sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan militernya akan membalas siapapun yang menyerang negaranya dengan cara, waktu, dan tempat yang akan ditentukan. Gallant pun memperingatkan Iran bisa saja berakhir seperti Gaza atau Beirut jika mencoba membahayakan Tel Aviv.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Diserang Iran, Israel Tegaskan Bakal Serang Terus Timur Tengah

    Diserang Iran, Israel Tegaskan Bakal Serang Terus Timur Tengah

    Jakarta

    Iran melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel. Namun, Israel memastikan tidak ada pangkalan angkatan udara miliknya yang rusak atau terkena rudal.

    Dilansir CNN, Rabu (2/10/2024), menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Angkatan Udara Israel akan melakukan lebih banyak serangan di Timur Tengah, dan kemampuan operasionalnya tidak terpengaruh oleh serangan rudal Iran. Israel menegaskan bakal terus menyerang Timur Tengah dengan kuat.

    “Angkatan Udara terus beroperasi sepenuhnya, dan malam ini akan terus menyerang Timur Tengah dengan kuat, seperti yang telah terjadi sepanjang tahun lalu,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari pada Selasa malam waktu setempat.

    Pernyataan itu muncul setelah rekaman video baru muncul yang menunjukkan rudal Iran menyerang pangkalan udara Nevatim di Israel selatan.

    Hagari menambahkan bahwa Israel akan terus mengejar komandan Hizbullah dan siapa pun yang mengancam warga Israel.

    “Iran melakukan tindakan serius malam ini, mendorong Timur Tengah menuju eskalasi. Kami akan bertindak pada waktu dan tempat yang kami putuskan,” kata Hagari.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan rudal besar-besaran Iran merupakan kesalahan besar. Netanyahu berjanji akan membuat Teheran membayarnya.

    “Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dan memperingatkan: “Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka.”

    Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang berada di pusat komando dan kendali yang memantau intersepsi rudal Iran, juga berjanji akan menghukum Iran atas serangan itu.

    “Iran belum belajar dari pelajaran sederhana — mereka yang menyerang negara Israel, akan membayar harga yang mahal,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    (aik/yld)

  • PM Netanyahu Respons Serangan Rudal di Tel Aviv: Iran akan Membayarnya

    PM Netanyahu Respons Serangan Rudal di Tel Aviv: Iran akan Membayarnya

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan rudal besar-besaran Iran merupakan kesalahan besar. Netanyahu berjanji akan membuat Teheran membayarnya.

    Dilansir AFP, Netanyahu berkomentar beberapa jam usai serangan rudal Iran pada Selasa (1/10/2024). Dia mengancam akan menyerang balik Iran.

    “Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dan memperingatkan: “Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka.”

    Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang berada di pusat komando dan kendali yang memantau intersepsi rudal Iran, juga berjanji akan menghukum Iran atas serangan itu.

    “Iran belum belajar dari pelajaran sederhana — mereka yang menyerang negara Israel, akan membayar harga yang mahal,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    Sebelumnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan serangan rudalnya terhadap Israel adalah untuk membela kepentingan dan warga negara Iran. Dia mengingatkan Israel untuk tidak berkonflik dengan Iran.

    Dilansir dari CNN, Presiden Pezeshkian memperingatkan di X bahwa operasi pada hari Selasa (1/10) itu “hanya sebagian dari kekuatan kami.”

    “Jangan terlibat konflik dengan Iran.

    (aik/aik)

  • PM Netanyahu Respons Serangan Rudal di Tel Aviv: Iran akan Membayarnya

    Netanyahu Bersumpah Akan Lanjutkan Serangan Israel ke Hizbullah

    Jerusalem

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa militer Israel akan melanjutkan kampanye pengeboman terhadap Hizbullah, ketika jet Israel menggempur kelompok yang didukung Iran di Lebanon.

    “Kami akan terus menyerang Hizbullah… siapa pun yang memiliki rudal di ruang tamunya dan roket di rumahnya tidak akan memiliki rumah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan setelah mengunjungi pangkalan intelijen Israel, dilansir AFP, Rabu (25/9/2024).

    Pernyataan Netanyahu ini dipertegas oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant saat pidato di hadapan pasukan militer Israel.

    “Kita harus melanjutkannya sampai kita mencapai tujuan kita — untuk memastikan kembalinya penduduk Israel di utara dengan selamat ke rumah mereka,” ucapnya.

    Gallant membandingkan pertarungan melawan Hizbullah dengan pertarungan melawan Hamas di Gaza, Palestina.

    “Hizbullah bukan Hamas, ada persamaan tapi ada perbedaannya. Medannya terlihat berbeda, musuhnya terlihat berbeda, ancaman dan tantangannya berbeda,” ujarnya.

    Dia menambahkan, Hizbullah telah mengalami pukulan hebat selama seminggu terakhir.

    Namun dia mengatakan bahwa Israel telah menyiapkan lebih banyak serangan, setelah pihak berwenang Lebanon melaporkan sedikitnya 558 orang tewas dalam serangan Israel pada hari Senin, dan ribuan orang mengungsi.

    Musuh lama Hizbullah dan Israel hampir setiap hari terlibat baku tembak lintas perbatasan sejak militan Palestina Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober, yang memicu perang di Gaza.

    Hizbullah mengklaim 18 serangan terhadap Israel pada hari Selasa, sementara militer Israel mengatakan kelompok itu menembakkan sekitar 300 roket melintasi perbatasan.

    (fas/fas)