Tag: Yoav Gallant

  • Israel Tangkap 6 Warga Palestina di Tepi Barat, RS Gaza Utara Gelap Gulita Dihajar Drone IDF – Halaman all

    Israel Tangkap 6 Warga Palestina di Tepi Barat, RS Gaza Utara Gelap Gulita Dihajar Drone IDF – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tentara Israel melakukan penggerebekan di wilayah pemukiman warga Palestina di Tepi Barat dan menangkap setidaknya enam warga Palestina hari Minggu, 22 Desember 2024.

    Informasi yang disampaikan kelompok urusan tahanan melaporkan, satu dari enam warga Tepi Barat yang ditahan Israel tersebut adalah seorang anak dan dijebloskan ke tahanan.

    Penggerebekan oleh tentara Israel menyasar wilayah pemukiman di Tulkarem, Nablus, Tubas, dan Ramallah, berdasarkan informasi yang dipublikasikan Masyarakat Tahanan Palestina seperti dikutip Anadolu.

    Penangkapan baru ini menjadikan jumlah warga Palestina yang ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat sejak Oktober tahun lalu mencapai 12.100 orang lebih, termasuk mereka yang dibebaskan setelah ditangkap, menurut angka perkiraan Palestina.

    Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang ditangkap dari Jalur Gaza yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan.

    Seorang pria Palestina ditahan atas tuduhan “melempar batu” selama penggerebekan Israel di Hebron, Tepi Barat pada 20 Desember 2024.

    Selama beberapa tahun terakhir, militer Israel telah melakukan serangan rutin di Tepi Barat, yang meningkat seiring dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

    Warga Palestina juga diserang dengan kekerasan oleh pemukim ilegal Israel.

    Setidaknya 824 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 6.500 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah pendudukan, menurut Kementerian Kesehatan.

    Drone IDF Hajar Rumah Sakit di Gaza Utara

    Serangan drone Israel menyebabkan pemadaman listrik di rumah sakit Gaza utara

    Listrik padam total di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada hari Minggu setelah pesawat tak berawak Israel menyerang pembangkit listrik dan tangki bahan bakar di fasilitas tersebut, Anadolu melaporkan.

    Menurut para saksi mata, serangan drone Israel menyerang generator listrik dan tangki bahan bakar di rumah sakit di kota Beit Lahia, sehingga listrik mati total.

    Marwan Al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, menggambarkan situasi di rumah sakit tersebut “mengerikan,” dan mengatakan bahwa komunikasi dengan staf medis telah terputus.

    Pada hari Sabtu, direktur rumah sakit, Hussam Abu Safiya, mengatakan bahwa fasilitas medis tersebut menghadapi serangan Israel yang “belum pernah terjadi sebelumnya” sehingga menyebabkan kerusakan parah.

    Israel terus melanjutkan operasi darat skala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, berkumpul kembali.

    Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.

    Pemandangan dari Rumah Sakit Kamal Adwan, rusak akibat serangan tentara Israel di kota Beit Lahia, Gaza pada 27 Oktober 2024.

    Sejak itu, tidak ada bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, sehingga penduduknya berada di ambang kelaparan.

    Serangan gencar tersebut merupakan episode terbaru dalam perang brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.200 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

    Pengadilan Kriminal Internasional bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza.

     

  • Dibombardir Israel, Jabalia Kini Jadi ‘Kota Hantu’, Rumah Hancur Hingga Bermil-mil Jauhnya – Halaman all

    Dibombardir Israel, Jabalia Kini Jadi ‘Kota Hantu’, Rumah Hancur Hingga Bermil-mil Jauhnya – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM –  Kamp Jabalia di Jalur Gaza utara yang selama ini jadi tempat tinggal para pengungsi Palestina telah menjadi “kota hantu” karena hancur-lebur dibombardir militer Israel.

    Sebanyak 70 persen rumah dan bangunan di Jabalia hancur total akibat serangan mematikan Israel di wilayah tersebut.

    “Sejauh mata memandang terbentang bermil-mil rumah yang hancur. Sulit untuk berpaling dari sisa-sisa kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara yang hancur,” tulis Amos Harel, seorang analis urusan militer seperti dimuat surat kabar Haaretz.

    Tentara Israel memperkirakan 70 persen bangunan kamp pengungsi di kamp pengungsi Jabalia hancur total. “Saya melihat beberapa bangunan yang masih berdiri pun rusak parah,” kata Harel.

    Israel telah melancarkan operasi darat skala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah kelompok Palestina Hamas berkumpul kembali.

    Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.

    Sejak saat itu, tidak ada cukup bantuan kemanusiaan termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, sehingga penduduk yang tersisa berada di ambang kelaparan.

    “IDF (tentara) pernah beroperasi di sini dua kali sebelumnya, pada Desember 2023 dan Mei 2024. Namun kali ini, kamp tersebut dibongkar,” kata Amos.

    “Jabalia telah menjadi kota hantu. Di luar, Anda sering melihat segerombolan anjing liar berkeliaran dan berburu sisa makanan.”

    Serangan Israel di Gaza utara adalah episode terbaru dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

    Warga Palestina di Kamp Jabalia kini tinggal di tenda darurat dan reruntuhan bangunan untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari di tengah gencarnya serangan Israel di Jalur Gaza. Foto diambil pada 18 Desember 2024. (Dawoud Abo Alkas/Anadolu Agency)

     

    Israel telah membunuh lebih dari 45.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan membuat wilayah tersebut menjadi puing-puing.

     

    Paus Fransiskus Kutuk Kekejaman Israel di Gaza

    Paus Fransiskus pada hari Sabtu mengutuk serangan udara Israel baru-baru ini di Gaza, mengungkapkan kesedihan atas pemboman anak-anak di Jalur Gaza pada hari sebelumnya, Anadolu melaporkan.

    “Kemarin anak-anak dibom. Ini bukan perang. Ini adalah kekejaman. Saya ingin mengatakan ini karena menyentuh hati saya,” katanya kepada anggota Kuria Romawi, pemerintahan pusat Vatikan.

    Paus Fransiskus menghadiri audiensi umum mingguannya di aula Paulus VI di Vatikan, 7 Agustus 2024.

    Dia juga menyesalkan bahwa serangan udara Israel telah menghalangi Kardinal Pierbattista Pizzaballa, perwakilan tertinggi Gereja Katolik di Tanah Suci, memasuki Gaza.

    Pada 21 November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena kampanye militernya di wilayah kantong tersebut.

    Paus juga menyerukan penyelidikan untuk menentukan apakah serangan Israel di Gaza merupakan genosida, menurut kutipan dari buku baru yang akan diterbitkan.

     

  • AS: Jumlah Pejuang Hamas Masih Ribuan, Israel Bikin Neraka Sendiri Kalau Caplok Permanen Gaza – Halaman all

    AS: Jumlah Pejuang Hamas Masih Ribuan, Israel Bikin Neraka Sendiri Kalau Caplok Permanen Gaza – Halaman all

    AS: Jumlah Pejuang Hamas Masih Ribuan, Israel Bikin Neraka Sendiri Kalau Caplok Permanen Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, Kamis (19/12/2024) menepis pernyataan dari para pemimpin Israel kalau pendudukan entitas Zionis tersebut di Jalur Gaza akan terus berlangsung.

    Blinken mengatakan kalau “Kepentingan Israel adalah untuk menemukan solusi (keamanan negara pendudukan itu) di Gaza,”.

    Hal itu, kata Blinken, karena Israel telah mencapai dua dari target perang yang dinyatakan di daerah kantong pantai yang terkepung itu.

    “Salah satunya (target perang tercapai) adalah membubarkan organisasi militer Hamas. Mereka berhasil melakukannya. Yang lainnya (target perang yang tercapai) adalah meminta pertanggungjawaban para pemimpin atas peristiwa 7 Oktober. Mereka telah melakukannya. Setelah melakukannya, inilah saatnya untuk menghentikan aksi itu, tetapi Anda harus memulangkan para sandera,” katanya dalam sebuah wawancara dengan MSNBC dilansir Anews, Jumat (20/12/2024).

    Wacana Israel untuk secara permanen menduduki Jalur Gaza, dinilai Blinken bukan jalan keluar yang dimaksud AS. 

    Alih-alih solutif, lanjut Blinken, rencana Israel yang mau mencaplok permanen Jalur Gaza sebagai wilayah pendudukan, justru menciptakan apa yang dia sebut sebagai ‘neraka’ bagi Israel.

    Personel Militer Israel (IDF) mengevakuasi tentaranya yang terluka menggunakan helikopter untuk memindahkan korban dari lokasi pertempuran ke fasilitas medis terdekat. (rntv/tangkap layar)

    “Alternatifnya (wacana yang diinginkan Israel) adalah ini: pendudukan Israel yang berkelanjutan di Gaza, yang kami tolak. Dan kami menolaknya, di antara alasan-alasan lainnya, karena hal itu sama sekali tidak sesuai dengan kepentingan Israel. Mereka akan menanggung beban pemberontakan jangka panjang,” imbuhnya.

    Blinken mengatakan dari semua pejuang Hamas yang telah “ditarik dari medan perang” (dieleminasi) di Gaza “masih ada ribuan lagi (personel Hamas)”.

    Dia menjelaskan, ribuan pejuang Hamas ini memang “tidak memiliki kapasitas untuk kembali melakukan aksi 7 Oktober lagi”, tetapi justru malah bisa membuat kehidupan menjadi neraka bagi pasukan pendudukan Israel mana pun di Gaza.”

    “Itu bukan kepentingan (tujuan) Israel,” katanya.

    “Namun, agar ini berhasil, kita harus mencapai kesepakatan mengenai (pertukaran) para sandera dan kita harus mencapai kesepakatan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya, rencana untuk hari berikutnya, rencana pascakonflik,” sambung Blinken.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    Israel Mau Kendali Penuh Atas Gaza Pasca-Perang

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan Selasa bahwa Israel ingin mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza, termasuk kebebasan bergerak di sana, tanpa batas waktu.

    “Setelah kami mengalahkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas di Gaza, Israel akan memiliki kendali keamanan atas Gaza dengan kebebasan bertindak penuh,” tulisnya di X.

    Israel secara sistematis telah menargetkan fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah, dalam serangannya ke Gaza, berulang kali mengklaim, seringkali tanpa bukti, bahwa mereka menyerang target Hamas.

    Berdasarkan aturan perang, menargetkan fasilitas sipil dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

    Mayat para korban tergeletak di halaman rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, menyusul serangan Israel di sekitar kompleks medis tersebut pada 6 Desember 2024, saat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina terus berlanjut. (Photo by AFP) (AFP/-)

    Perang Israel di Gaza telah menyebabkan kematian lebih dari 45.100 orang menyusul serangan lintas perbatasan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan. PBB memperkirakan bahwa 70 persen korban tewas di Gaza adalah wanita dan anak-anak.

    Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas, dan 250 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera. Sekitar 100 orang masih hidup.

    Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan bulan lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di Gaza.

     

    (OLAN/ANEWS/*)

  • Tentara Israel Berlomba Bunuh Warga Palestina, yang Punya ‘Body Count’ Terbanyak Akan Menang – Halaman all

    Tentara Israel Berlomba Bunuh Warga Palestina, yang Punya ‘Body Count’ Terbanyak Akan Menang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel di Jalur Gaza dilaporkan berlomba membunuh sebanyak mungkin warga Palestina.

    Menurut tentara Israel, pihaknya telah menjadikan Koridor Netzarim di Gaza sebagai “zona pembunuhan”.

    Koridor Netzarim adalah jalan sepanjang 6 km di selatan Kota Gaza. Koridor itu membentang dari timur ke barat, mulai dari perbatasan Israel hingga Laut Tengah.

    “Pasukan di lapangan menyebutnya sebagai ‘jalur jasad,’’’ kata seorang panglima Israel di Divisi 252 dikutip dari Al Jazeera yang mengutip media terkenal Israel bernama Haaretz.

    “Setelah penembakan, jasad tidak dikumpulkan, menarik perhatian sekumpulan anjing yang datang untuk memakan mereka. Di Gaza orang-orang tahu bahwa di mana pun kalian melihat anjing itu, kalian harus menghindari tempat itu.”

    Kepada Haaretz, tentara Israel secara anonim berujar bahwa ada perintah untuk membunuh siapa pun yang memasuki area itu, termasuk warga sipil, misalnya anak-anak.

    Dia mengklaim para tentara Israel berlomba-lomba untuk menembak dan membunuh sebanyak mungkin warga Palestina.

    “Kami membunuh warga sipil di sana yang kemudian dihitung sebagai ‘teroris,’” kata seorang perwira yang baru saja dibebaskan dari tugasnya di Divisi 252.

    “Pengumuman dari juru bicara tentara Israel tentang jumlah korban jiwa telah mengubah hal itu menjadi kompetisi di antara satuan-satuan,” katanya.

    “Jika Divisi 99 membunuh 150 orang, satuan lainnya berusaha membunuh 200.”

    IDF berupaya menguasai setidaknya 4 wilayah besar. Salah satu yang paling menonjol adalah koridor Netzarim. (X/Twitter)

    Hamas rekrut ribuan juru tempur baru

    Narasumber militer Israel di Komando Selatan mengklaim Hamas telah merekrut ribuan juru tempur baru untuk sayap militernya, yakni Brigade Al-Qassam.

    Kepada media Israel bernama Walla, narasumber itu menyinggung dua sosok penting di Jalur Gaza. 

    Keduanya ialah Muhammad Sinwar atau Abu Ibrahim (saudara eks Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar) dan Izz ad-Din al-Haddad atau Abu Suhaib.

    Muhammad Sinwar disebut telah mengambil alih pasukan di Gaza selatan, terutama di Khan Younis.

    Sementara itu, al-Haddad mengepalai Al-Qassam dan sebelumnya pernah menjadi anggota dewan militer.

    Sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, keduanya berhasil menghindari intelijen Israel.

    Menurut narasumber di Komando Selatan, Sinwar dan al-Haddad beroperasi secara terpisah. Metode operasi masing-masing juga tidak seperti biasanya.

    Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obeida (X/Twitter)

    Adapun di dalam militer Israel muncul beragam opini tentang seberapa jauh kehancuran yang mendera Brigade Al-Qassam dan kebangkitan brigade itu selama setengah tahun belakangan.

    Menurut narasumber itu, para pejuang Hamas yang berhasil lari dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kini berkumpul di dua area utama.

    Disebutkan pula, dalam beberapa bulan terakhir para pejuang itu mulai berkumpul di bangunan yang dibuat Hamas.

    Ada panglima baru, pelatihan, dan perubahan metode tempur untuk melawan operasi IDF. Mereka membangun garis pertahanan baru.

    Divisi 162 Israel disebut telah menghancurkan garis-garis pertahanan di Jabalia selama dua bulan lalu.

    “Sinwar dan al-Haddad sangat berhati-hati agar tidak memperlihatkan diri mereka,” kata narasumber yang mengetahui hal itu.

    Israel serang Khan Younis

    Israel menyerang Khan Younis pada Rabu. Serangan itu menewaskan setidaknya tiga warga Palestina dan melukai lima lainnya.

    Anadolu Agency melaporkan serangan itu menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi dan sekumpulan warga sipil.

    Tenda itu dimiliki keluarga Al-Amour. Sepasang suami istri tewas di tenda.

    Sumber di Rumah Sakit Erop Gaza mengatakan pihaknya menerima tiga jasad dan merawat lima korban luka.

    Sementara itu, dalam serangan terpisah, drone Israel menembakkan rudal ke sekelompok warga sipil di Al-Qarara, Khan Younis bagian selatan. Serangan itu menwaskan satu warga Palestina dan melukai dua lainnya.

    Saat ini jumlah warga Palestina yang tewas karena serangan Israel telah mencapai lebih dari 45.000 orang. Kebanyakan dari pada korban adalah wanita dan anak-anak.

    Bulan lalu Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Gaza.

    (Tribunnews/Febri)

  • Hamas Bunuh 3 Tentara Israel dalam Pertempuran Jarak Dekat dan Ledakkan Rumah dengan 11 Tentara di dalamnya

    Hamas Bunuh 3 Tentara Israel dalam Pertempuran Jarak Dekat dan Ledakkan Rumah dengan 11 Tentara di dalamnya

    GELORA.CO – Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah membunuh tiga tentara Israel dalam bentrokan di Jalur Gaza utara.

    Sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Qassam, mengatakan para pejuangnya telah menewaskan tiga tentara dari jarak dekat dan menghancurkan sebuah pengangkut personel di kamp pengungsi Jabalia.

    Menurut pernyataan tersebut, helikopter Israel terlihat mengevakuasi tentara yang tewas dan terluka dari lokasi tersebut.

    Dikutip dari Anadolu, kelompok tersebut juga mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka telah meledakkan sebuah rumah di Jabalia tengah ketika 11 tentara berada di dalamnya, dengan mengatakan bahwa tentara tersebut tewas dan terluka dalam serangan tersebut.

    Tidak ada komentar dari tentara Israel mengenai klaim tersebut.

    Israel terus melancarkan perang genosida di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

  • Hubungan dengan Irlandia Meruncing, Israel Tutup Kantor Kedubes di Dublin

    Hubungan dengan Irlandia Meruncing, Israel Tutup Kantor Kedubes di Dublin

    Jakarta

    Hubungan Israel dan Irlandia tengah meruncing. Pemerintah Israel secara resmi memutuskan untuk menutup kantor kedutaan besar mereka di di Dublin, Irlandia.

    “Keputusan untuk menutup kedutaan Israel di Dublin dibuat mengingat kebijakan ekstrim pemerintah Irlandia yang anti-Israel,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dilansir AFP, Senin (16/12/2024).

    Penutupan kantor kedutaan besar Israel di Dublin dilakukan sejak Minggu (15/12). Hubungan diplomatik antara Irlandia dan Israel memburuk setelah serangkaian tindakan yang mencakup pengakuan Irlandia terhadap negara Palestina dan mendukung kasus Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

    Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyebut pemerintah Irlandia telah bersikap standar ganda terhadap Israel. Dia menyebut Irlandia telah melewati batas dalam hubungan diplomatik dengan Israel.

    “Tindakan dan retorika antisemit yang digunakan Irlandia terhadap Israel berakar pada delegitimasi dan demonisasi negara Yahudi, serta standar ganda,” kata Gideon.

    “Irlandia telah melewati setiap garis merah dalam hubungannya dengan Israel,” sambungnya.

    ICC mengeluarkan surat perintah terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan antara 8 Oktober 2023 dan 20 Mei tahun ini di Jalur Gaza.

    Menlu Israel Gideon Saar mengatakan negaranya akan menginvestasikan sumber dayanya dalam membangun hubungan dengan negara-negara lain. Dia menyebut pihaknya akan membuka kedutaan besar di Moldova.

    Pada bulan Mei, Dublin mengatakan pihaknya mengakui Palestina sebagai “negara berdaulat dan merdeka” yang terdiri dari Jalur Gaza dan Tepi Barat dan setuju untuk membangun hubungan diplomatik penuh.

    Spanyol dan Norwegia mengakui negara Palestina pada hari yang sama dan Slovenia menyusul seminggu kemudian. Hal ini memicu tindakan balasan dari Israel.

    Pada bulan November, Dublin menerima penunjukan duta besar penuh Palestina untuk pertama kalinya. Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menyebut keputusan Israel untuk menutup kedutaan besarnya di Dublin “sangat disesalkan”.

    “Saya sepenuhnya menolak pernyataan bahwa Irlandia anti-Israel. Irlandia pro perdamaian, pro hak asasi manusia, dan pro hukum internasional,” tulisnya di X.

    (ygs/ygs)

  • Mossad Anjurkan IDF Hindari Sebarkan Foto-foto Gaza Demi Mencegah Penuntutan – Halaman all

    Mossad Anjurkan IDF Hindari Sebarkan Foto-foto Gaza Demi Mencegah Penuntutan – Halaman all

    Mossad Anjurkan IDF Hindari Sebarkan Foto-foto Gaza untuk Mencegah Penuntutan

    TRIBUNNEWS.COM- Imbauan tersebut memperingatkan tentara Israel bahwa informasi mereka dapat dibagikan ke negara-negara yang mungkin mereka kunjungi di masa mendatang, yang membuat mereka berpotensi ditangkap.

    Tentara pendudukan Israel yang ikut serta dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah diperingatkan agar tidak mengunggah foto medan perang secara daring karena kekhawatiran atas potensi penuntutan di luar negeri, Press TV melaporkan pada hari Jumat.

    Hal ini terjadi sebulan setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Keamanan Yoav Gallant atas tuduhan “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.”

    Surat perintah tersebut mewajibkan 124 negara anggota ICC untuk menahan Netanyahu dan Gallant jika mereka memasuki wilayah mereka.

    Beberapa tentara Israel yang terlibat dalam genosida di Gaza telah menggunakan platform media sosial untuk mendokumentasikan tindakan mereka di Jalur Palestina yang terkepung, membanggakan kejahatan mereka terhadap penduduk dan infrastruktur wilayah tersebut.

    “Jangan mengunggah foto diri Anda di medan perang Gaza atau di tempat lain. Bahkan jangan mengunggah sama sekali di media sosial,” demikian peringatan sebuah unggahan di X dari sebuah akun yang mengaku berafiliasi dengan badan intelijen Mossad “Israel”.

    Peringatan itu memperingatkan para prajurit bahwa informasi mereka dapat dibagikan ke negara-negara yang mungkin mereka kunjungi di masa mendatang, yang dapat membuat mereka berpotensi ditangkap. “Liburan Anda akan berubah menjadi mimpi buruk,” imbuh postingan itu.  

    Menanggapi peringatan ini, Hind Rajab Foundation, sebuah organisasi yang memperjuangkan keadilan bagi para korban Palestina, menyatakan, “Sudah terlambat; buktinya sudah terdokumentasi. Para penjahat perang yang pada dasarnya telah bersaksi melawan diri mereka sendiri tidak akan lolos dari keadilan.”

    Yayasan tersebut menekankan bahwa “mimpi buruk yang sesungguhnya bukanlah liburan mereka yang hancur—melainkan genosida yang dilakukan para penjahat ini.”

    Menurut Press TV , kelompok tersebut telah mengajukan banyak pengaduan terhadap pasukan Israel di berbagai negara dan mengajukan kasus ke ICC terhadap 1.000 tentara Israel.  

    Yayasan tersebut diberi nama Hind Rajab , simbol yang memilukan dari penderitaan Gaza. Hind bepergian bersama pamannya, istrinya, dan ketiga anak mereka pada tanggal 29 Januari, melarikan diri dari lingkungan Tel al-Hawa di Kota Gaza, ketika kendaraan mereka menjadi sasaran tembakan Israel.  

    Terjebak di dalam mobil yang penuh peluru bersama kerabatnya yang tewas, Hind dengan putus asa meminta bantuan dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS). Dua paramedis, Yousef Zeino dan Ahmed al-Madhoun, dikirim untuk membantunya tetapi kehilangan kontak dengan PRCS segera setelahnya.  

    Pada tanggal 10 Februari, jasad Hind dan keluarganya ditemukan di dalam mobil. Di dekatnya, sebuah ambulans yang terbakar ditemukan bersama jasad Zeino dan al-Madhoun yang telah berusaha menyelamatkannya.  

    Selain itu, media Israel baru-baru ini melaporkan bahwa 30 tentara dan perwira pendudukan Israel yang terlibat dalam perang di Gaza disarankan untuk menghindari perjalanan internasional setelah kelompok pro-Palestina mengajukan pengaduan kejahatan perang terhadap mereka.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Mossad Anjurkan IDF Hindari Sebarkan Foto-foto Gaza Demi Mencegah Penuntutan – Halaman all

    Al Qassam Lumpuhkan 3 Drone Israel, Mortir Kaliber Berat Hujani IDF di Al-Barid Jabalia – Halaman all

    Al Qassam Lumpuhkan 3 Drone Israel, Mortir Kaliber Berat Hujani IDF di Al-Barid Jabalia

    TRIBUNNEWS.COM – Sayap militer gerakan Hamas, Brigade Al-Qassam menunjukkan kalau kemampuan militer gerakan pembebasan Palestina itu masih aktif beroperasi.

    Terlepas dari klaim Israel yang selama lebih dari setahun membombardir Gaza kalau kemampuan Hamas sudah hampir habis, Al Qassam terus memberikan bukti kalau mereka sukses menimbulkan kerugian di pihak militer Israel (IDF) baik secara personel maupun peralatan tempur.

    Dalam aksi perlawanan terbaru, Al Qassam menyatakan bahwa mereka berhasil merebut 3 unit drone Israel saat drone-drone itu berpawai menjalankan misi intelijen di lingkungan Al-Geneina, sebelah timur kota Rafah, Gaza Selatan.

    Pernyataan Al Qassam, Jumat (13/12/2024) dilansir Khaberni, menambahkan bahwa pihaknya membom pasukan pendudukan Israel yang menembus daerah Al-Barid di kamp Jabalia, utara Jalur Gaza, dengan mortir kaliber berat.

    Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas Palestina melakukan penyergapan dengan menembaki pasukan Israel di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Jabalia Jadi Lokasi Berdarah Bagi IDF

    Aksi Al Qassam di Jabalia ini merupakan aksi perlawanan lanjutan yang terhitung mematikan bagi IDF setelah sebelumnya insiden berdarah juga terjadi di wilayah tersebut beberapa hari lalu.

    Tiga tentara Israel (IDF) tewas, dan 12 lainnya terluka, termasuk dua kritis, dalam bentrokan dengan pejuang milisi perlawanan Palestina pada Senin (9/12/2024) di Jabalia, Jalur Gaza utara, menurut pernyataan tentara Israel dan sebuah laporan oleh media Israel, Haaretz.

    Tentara IDF mengkonfirmasi kalau korban terjadi ketika tentara Israel dari Batalyon Gesor Brigade Givati terlibat dalam pertempuran di Gaza utara.

    Dalam pernyataannya, tentara menambahkan bahwa seorang tentara dari unit Sky Rider di Korps Artileri dan seorang prajurit divisi cadangan dari Batalyon Shaked terluka parah dalam pertempuran yang sama.

    Pernyataan itu tidak memberikan rincian spesifik mengenai keadaan kematian atau cedera tentara.

    Haaretz melaporkan bahwa insiden di Jabalia disebabkan oleh pejuang milisi Palestina yang menembakkan rudal anti-tank ke arah tentara. Laporan itu mencatat bahwa, selain tiga korban jiwa, 12 tentara menderita luka-luka, dengan dua dalam kondisi kritis.

    Mereka yang terluka parah diterbangkan ke rumah sakit untuk perawatan.

    “Kamp Jabalia menyaksikan peristiwa keamanan yang digambarkan oleh media Ibrani sebagai berbahaya, ketika buldoser militer diledakkan dengan alat peledak, oleh perlawanan Palestina, yang menyebabkan cederanya seorang tentara yang dievakuasi dengan helikopter,” tulis laporan Khaberni, Selasa (10/12/2024).

    Laporan Khaberni merinci serangan mematikan itu dengan menggambarkan peristiwa tersebut.

    “Sebuah truk sedang membawa bahan peledak yang akan digunakan untuk meledakkan rumah-rumah di Jabalia, ketika salah satu pejuang perlawanan menembakkan peluru RPG ke arah truk tersebut, menyebabkan bahan peledak tersebut meledak,” kata laporan itu.

    Laporan merinci, ledakan tersebut menewaskan 4 tentara seketika dan melukai 18 orang lainnya dengan luka yang bervariasi, termasuk 2 orang luka bera

    Dengan kematian tentara IDF ini, korban tewas militer Israel secara resmi diumumkan sejak dimulainya genosida Gaza pada Oktober. 7, 2023 naik menjadi 816.

    Israel telah meluncurkan perang genosida di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 44.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober. 7 tahun lalu.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena perangnya di Gaza.

    Hamas Sambut Keputusan Majelis Umum PBB Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

    Hamas menegaskan bahwa pihaknya telah terlibat dalam semua keputusan atau inisiatif yang bertujuan mencapai gencatan senjata pada seluruh tahap agresi ini.

    Hamas, Kamis, menyambut baik pengesahan resolusi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didukung oleh 158 negara, yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan memungkinkan warga sipil di wilayah tersebut untuk segera mengakses layanan penting dan bantuan kemanusiaan, sambil menolak segala upaya untuk membuat penduduk Palestina kelaparan.

    Dalam sebuah pernyataan, Hamas menegaskan bahwa pihaknya telah terlibat dengan semua keputusan atau inisiatif yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di seluruh tahap agresi ini.

    Gerakan tersebut menunjukkan bahwa “penjahat perang Netanyahu dan menteri-menteri fasisnya” telah secara terang-terangan mengabaikan semua upaya dan resolusi, melanjutkan perang genosida terhadap warga sipil yang tidak bersalah dengan dukungan penuh dan perlindungan dari pemerintah AS.

    Hamas mendesak masyarakat internasional, termasuk negara-negara Arab dan Islam serta negara-negara berpengaruh, untuk menekan pemerintah pendudukan agar melaksanakan resolusi ini, “yang mencerminkan hati nurani global yang menuntut diakhirinya genosida biadab di Gaza.”

    Ia juga menyerukan langkah-langkah untuk membawa penjahat perang Israel pendudukan ke Mahkamah Kriminal Internasional, menegakkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan terhadap mereka dan meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan.

    Majelis Umum PBB pada hari Rabu mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan mendukung Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang ingin dihapuskan oleh “Israel”.

    “Israel” dan AS memberikan suara menentang resolusi tersebut. Meskipun resolusi Dewan Keamanan mengikat secara hukum, resolusi UNGA tidak, meskipun mewakili opini global.

    Resolusi tersebut mendesak “gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen” dan juga menyerukan “pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera.”

    Meskipun tidak mengikat, resolusi tersebut lebih lanjut menuntut “akses segera” ke bantuan kemanusiaan yang luas bagi penduduk Gaza, khususnya di wilayah utara yang diblokade ketat.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • Jalani Sidang Perdana, Netanyahu Bantah Sengaja Kendalikan Media: Kami Ingin Mendiversifikasi

    Jalani Sidang Perdana, Netanyahu Bantah Sengaja Kendalikan Media: Kami Ingin Mendiversifikasi

    ERA.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah tuduhan korupsi selama persidangan. Ia juga membantah telah melakukan penipuan dan memanipulasi media demi citranya.

    Selama memberi kesaksian dalam sidang sebagai terdakwa kriminal dalam sejarah negara itu, Netanyahu membantah tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan publik. Ia mengatakan pemberitaan media mulai tidak berimbang yang dominan dengan pendapat sayap kiri.

    “Israel dulunya lebih bebas dalam hal berpendapat pada tahun-tahun awal berdirinya negara ini. Lambat laun keberagaman pendapat itu berkurang, hingga sebagian besar redaksi dan jurnalis berasal dari kubu sayap kiri dan berbagi pendapat sayap kiri,” kata Netanyahu selama kesaksiannya, dikutip Times of Israel, Rabu (11/12/2024).

    Selain itu, Netanyahu juga membantah sengaja memanipulasi media untuk membangun citranya sendiri. Dia beralasan tidak bermaksud untuk mengendalikan media, tetapi hanya ingin memdiversifikasi.

    “Kami tidak ingin mengambil kendali media; kami ingin mendiversifikasi media. Yang penting tambah lagi stasiun TV yang tidak dikuasai oleh satu kubu, itu yang penting,” imbuhnya.

    Kesaksian itu disampaikan oleh Netanyahu di depan Pengadilan Distrik Tel Aviv di ruang bawah tanah yang dibentengi. Proses sidang itu berjalan secara tertutup, dengan media yang dilarang menyiarkan persidangan secara langsung.

    Kasus yang menjerat Netanyahu ini berasal dari kasus-kasus yang diberi label ‘Kasus 2000’ dan ‘Kasus 4000’. Dalam berkas kasus itu, ia dituduh membuat sarangnya sendiri untuk mendapatkan liputan media yang menguntungkan baginya dan keluarga.

    Persidangan korupsinya dimulai pada tahun 2020, juga membantah menerima hadiah mewah, termasuk sampanye dan cerutu, sebagai imbalan atas bantuan politik, dan menyebut tuduhan tersebut sebagai kebohongan total.

    Permintaan Netanyahu untuk menunda kesaksian, dengan alasan keamanan nasional dan upaya diplomatik internasional, sebelumnya ditolak oleh pengadilan.

    Selain itu, Netanyahu juga menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dia dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada bulan November atas kekejaman di Gaza.

    Lebih lanjut, Netanyahu dijadwalkan memberikan kesaksian enam jam setiap minggu selama tiga hari antara Selasa, Rabu, dan Kamis hingga kesaksiannya selesai.

  • Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata, Hamas Mulai Menghitung Jumlah Sandera Hidup Israel – Halaman all

    Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata, Hamas Mulai Menghitung Jumlah Sandera Hidup Israel – Halaman all

    Gencatan Senjata Gaza di Depan Mata, Hamas Mulai Menghitung Jumlah Sandera Hidup Israel
     
      
    TRIBUNNEWS.COM – Sumber informasi Palestina mengungkapkan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat kalau gerakan Hamas telah memulai langkah baru untuk mencoba membatasi jumlah tahanan Israel yang masih hidup yang ditahan oleh Hamas dan faksi lain perlawanan dalam operasi 7 Oktober 2023.

    Menurut sumber tersebut, para pejabat senior Hamas telah melakukan kontak dengan beberapa faksi perlawanan di Jalur Gaza.

    Kontak itu disebutkan sebagai langkah koordinasi untuk mengetahui perkembangan terkini mengenai tahanan yang masih hidup, sebagai persiapan untuk kemungkinan mencapai kesepakatan pertukaran sesegera mungkin.

    Disebutkan, negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel mengalami kemajuan serius.

    Seperti diketahui negosiasi Hamas-Israel terjadi secara tidak langsung dengan mediator Mesir dan Qatar.

    Sumber tersebut menunjukkan kalau fokus koordinasi adalah pada tahanan Israel yang masih hidup, sementara upaya juga dilakukan untuk menemukan jenazah beberapa tahanan yang terbunuh dalam serangan Israel.

    Sumber tersebut menyatakan, “Ada konsensus besar di dalam Hamas, serta di dalam faksi-faksi tersebut, mengenai perlunya mencapai gencatan senjata – dengan alasan serupa dengan garis besar pertempuran di Lebanon.”

    Gencatan Senjata ‘Kecil’ Selama Dua Bulan

    Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata “kecil” , Otoritas Penyiaran Israel melaporkan pada Minggu (8/12/2024), mengutip sumber politik.

    Otoritas penyiaran mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kalau kedua pihak hampir menyelesaikan kesepakatan yang akan mencakup gencatan senjata selama dua bulan.

    Kesepakatan itu juga akan melibatkan pembebasan tahanan berdasarkan ” kasus kemanusiaan ,” termasuk orang lanjut usia, wanita, yang terluka dan sakit, serta penarikan tentara Israel dari sebagian Jalur Gaza, kata sumber tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Hamas dan negara-negara mediator, Mesir dan Qatar belum mengomentari laporan tersebut.

    Delegasi Hamas yang dipimpin oleh wakil pemimpin Khalil al-Hayya meninggalkan Kairo Minggu malam setelah pertemuan dengan kepala Badan Intelijen Umum Mesir, Mayjen Hassan Rashad, di mana mereka membahas upaya untuk melaksanakan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Delegasi tersebut menekankan komitmennya untuk memastikan keberhasilan upaya ini dan mengakhiri agresi terhadap rakyat Palestina.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengklaim dalam percakapan dengan keluarga sandera Israel di Gaza bahwa jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah pada hari Minggu dapat berkontribusi pada kesepakatan pertukaran sandera di Gaza.

    Israel memperkirakan saat ini ada 101 tahanan Israel yang ditahan di Gaza.

    Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena penolakan Netanyahu untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung.

    Israel telah melancarkan perang genosida di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian lebih dari 44.600 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

    Ratusan orang berdemo menuntut pemerintah Israel membebaskan keluarga dan kerabat mereka yang disandera Hamas di Gaza. Aksi demo ini digelar di Hostage Square di Tel Aviv untuk merayakan ulang tahun sandera Tamir Nimrodi, yang ditahan oleh teroris Hamas di Gaza. 15 November 2024. (Avshalom Sassoni/Flash90)

    Tekanan dari Keluarga Sandera

    Pada saat suasana optimis menyebar di Israel mengenai pencapaian kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas di Jalur Gaza, keluarga para tahanan Israel mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan agar tidak menunda-nunda dan menuntut penyelesaian kesepakatan yang komprehensif dan tidak parsial.

    Dan mereka pergi ke Dewan Keamanan PBB menuntut agar kesepakatan semacam itu disetujui dan diberlakukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan persetujuan bulat dari negara-negara besar.

    Einav Zengawker, ibu dari Matan tentara yang ditangkap Hamas, mengatakan bahwa kesepakatan parsial berarti anak saya akan tetap ditahan sampai tahap berikutnya di masa depan. 

    “Hanya Tuhan yang tahu kapan hal itu akan terjadi, dan itu mungkin tidak akan pernah terjadi.”

    Pernyataan tersebut ditujukan kepada lima negara besar, meminta agar mereka tidak menggunakan hak veto terhadap keputusan tersebut.

    Jelas terlihat bahwa demonstrasi protes yang terjadi pada Sabtu dan Minggu malam semakin meningkat kekuatannya, mencapai lebih dari 45 ribu orang di 30 lokasi di seluruh Israel, menuntut kembalinya 100 sandera yang ditahan oleh Hamas dan menentang kebijakan Israel. 

    Tel Aviv menyaksikan tiga demonstrasi: Dua diantaranya bersifat tradisional dalam isu tahanan, dan yang ketiga menentang rencana pemerintah untuk menggulingkan pemerintah dan melemahkan sistem peradilan. 

    Demonstrasi ketiga melibatkan 12.000 demonstran, dan merupakan demonstrasi pertama sejak Agustus lalu. Ketua Asosiasi Pengacara, Amit Baker, angkat bicara mengenai hal ini dan mengatakan bahwa pemerintah telah kembali melaksanakan rencana kudetanya. 

    Dia menambahkan: “Mereka percaya bahwa kampanye protes telah memudar, jadi mereka memutuskan untuk melanjutkan gelombang undang-undang tersebut.” 

    Kita harus menjelaskan kepada mereka bahwa revolusi kita belum memudar, bahwa keinginan kita terhadap demokrasi masih membara dalam diri kita, dan bahwa kita bertekad untuk menggulingkan pemerintah.” 

    Dia meminta masyarakat untuk keluar dalam jumlah ratusan ribu. “Sampai tanah berguncang di bawah kaki Netanyahu.”

    Ribuan orang berpartisipasi dalam pawai besar-besaran di Lapangan Sandera di Lapangan Museum Tel Aviv. 

    Polisi Israel menangkap lima orang (4 atas tuduhan perilaku tidak tertib, dan satu karena menyerang petugas polisi), dan 3 tahanan di bawah umur dibebaskan. 

    Sementara ribuan lainnya berdemonstrasi di Jalan Begin di kota, di mana api dinyalakan dan padam setelah beberapa saat. 

    Tiga pengunjuk rasa terluka akibat penyerangan polisi, termasuk seorang wanita muda yang kepalanya beberapa kali terbentur tanah.

    Yang menonjol di antara para demonstran adalah Einav Zengawker, ibu dari tentara Matan yang ditangkap, yang dikenal sangat kuat dan telah memimpin demonstrasi selama 14 bulan, namun ia pingsan di atas panggung. 

    Beberapa jam yang lalu, Hamas menerbitkan rekaman yang menunjukkan putranya masih hidup, dan menuntut upaya serius untuk membebaskannya. 

    Netanyahu meneleponnya dan memberitahunya bahwa pemerintahnya sedang mendekati kesepakatan dan melakukan segala upaya. Dia menjawab dengan mengatakan bahwa dia tidak mempercayainya. 

    Saya memperingatkannya: “Hari ini Anda berbicara tentang optimisme.” Jangan biarkan kesepakatan itu gagal lagi, seperti yang Anda lakukan di masa lalu. Jangan korbankan anakku demi mempertahankan tahtamu.” 

    Dia meminta Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan bergerak menuju kesepakatan komprehensif, “semua untuk semua.”

    Nofer Buchstab, saudara perempuan Yjav Buchstab, yang diculik pada 7 Oktober 2023, dan dibunuh saat berada dalam tahanan Hamas, mengatakan: 

    “Selama berbulan-bulan kami telah mengatakan bahwa tekanan militer membuat mereka menghadapi bahaya dan sekarang fakta berbicara Orang-orang bersenjata telah menculik (Hamas) membunuh saudara saya dan selamanya akan tetap bersalah atas pembunuhannya, namun pemerintah mendikte, dan terus mendikte, kebijakan mengorbankan sandera. Anda terbawa dalam balas dendam dan peperangan dan melupakan kehidupan sepanjang perjalanan.” 

    Dia berbicara kepada Netanyahu dan berkata: “Anda membual bahwa Anda mempersiapkan putra kami agar kami dapat menguburkannya dengan cara yang tertib.” 

    “Ya, itu nyaman, tapi Anda meremehkan kami. Kami ingin anak-anak kami hidup, bukan mati, jadi hentikan perang sehingga kami memiliki harapan untuk membebaskan mereka hidup-hidup.”

    Forum Keluarga percaya bahwa peningkatan nyata dalam jumlah demonstran malam ini menunjukkan harapan bahwa partisipasi dalam demonstrasi di masa depan akan meningkat.

     

    (oln/khaberni/anadolu/*)