Tag: Xi Jinping

  • Baru Menjabat, Trump Bakal Hadapi ‘Aliansi yang Tidak Suci’

    Baru Menjabat, Trump Bakal Hadapi ‘Aliansi yang Tidak Suci’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selama masa jabatan pertamanya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan diplomasi khasnya dengan musuh-musuh Washington. Ia secara terbuka berteman dengan Rusia dan Korea Utara sementara secara terpisah memberikan tekanan pada China dan Iran.

    Melansir Reuters, Rabu (22/1/2025), Trump kali ini menghadapi tantangan yang berbeda: kelompok antagonis AS yang lebih bersatu yang semakin dekat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

    Trump, yang mulai menjabat pada hari Senin, telah berjanji untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina, mengekang program nuklir Iran, dan melawan China sambil membangun militer AS.

    Namun dalam beberapa tahun terakhir, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjalin “kemitraan tanpa batas,” dengan Beijing memberi Rusia dukungan ekonomi yang dibutuhkannya untuk mempertahankan perangnya di Ukraina.

    Pada Selasa, Putin dan Xi mengusulkan pendalaman lebih lanjut dari kemitraan strategis mereka selama panggilan telepon yang panjang setelah Trump dilantik sebagai presiden AS.

    Rusia juga telah menandatangani pakta strategis dengan Korea Utara pada Juni 2024 dan Iran pada Jumat.

    Pengelompokan empat musuh AS, yang baru-baru ini disebut oleh Joe Biden untuk Choma sebagai “aliansi yang tidak suci,” mengakibatkan hilangnya pengaruh bagi AS dan mitranya, kata para analis.

    “Dilema bagi Trump, yang telah menyatakan keinginan untuk ‘berhubungan baik dengan Rusia,’ dan yang mencoba menekan China dalam perdagangan, adalah bahwa kemitraan Moskow dengan Beijing membatasi keinginan Rusia untuk terlibat dengan Washington dan kerentanan Tiongkok terhadap tekanan AS,” kata Daniel Russel dari Institut Kebijakan Masyarakat Asia yang berbasis di Washington, yang mengepalai kebijakan Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama.

    Rusia telah melewati sanksi Barat yang ketat sebagian besar berkat pembelian besar-besaran minyak Rusia oleh China dan pasokan barang-barang penggunaan ganda yang menurut pemerintahan Biden sebelumnya menopang basis industri pertahanan Rusia, tuduhan yang dibantah China.

    Korea Utara memasok tentara dan senjata untuk Rusia di Ukraina dan telah dengan cepat memajukan program rudal nuklirnya. Dan para ahli khawatir Iran, meskipun dilemahkan oleh serangan Israel terhadap proksi regionalnya, dapat memulai kembali upayanya untuk membangun senjata nuklir.

    Anggota pemerintahan baru mengakui tantangan tersebut.

    “China membeli minyak dari Iran dengan harga beberapa sen per dolar, Iran menggunakannya untuk mengirim rudal dan pesawat nirawak ke Rusia, yang kemudian menghantam infrastruktur penting Ukraina,” kata Mike Waltz, penasihat keamanan nasional yang baru dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada bulan November.

    Dalam sidang konfirmasi Senat minggu lalu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebut China sebagai ancaman paling serius yang dihadapi Amerika Serikat dan menuduh Moskow, Teheran, dan Pyongyang menebar “kekacauan dan ketidakstabilan.”

    Zack Cooper, seorang peneliti senior yang berfokus pada Asia di American Enterprise Institute, mengatakan ia berpikir tim Trump “akan mencoba memisahkan negara-negara dari China.”

    “Mereka tampaknya ingin memisahkan Rusia, Korea Utara, dan Iran dari China, yang berarti membedakan ancaman-ancaman ini daripada menyiratkan bahwa mereka saling terkait,” kata Cooper. “Jadi mendorong kesepakatan dengan Pyongyang dan kesepakatan lainnya dengan Moskow tampaknya paling mungkin bagi saya.”

    (pgr/pgr)

  • Ampuhnya Rantis Brigade Liut Ukraina Lolos Ledakan Ranjau Anti-Tank, Ranpur Rusia Justru Lumpuh – Halaman all

    Ampuhnya Rantis Brigade Liut Ukraina Lolos Ledakan Ranjau Anti-Tank, Ranpur Rusia Justru Lumpuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Saat menjalankan misi tempur di sektor Toretsk, salah satu kendaraan lapis baja Brigade Liut dari Kepolisian Nasional Ukraina selamat dari ledakan ranjau antitank musuh.

    Meskipun lapisan pelindung kendaraan mengalami beberapa deformasi, kedua prajurit yang berada di dalam kendaraan mobilitas infanteri Novator tetap aman dan sehat.

    Hal ini dilaporkan oleh layanan pers Ukrainian Armor (bagian dari NAUDI), produsen kendaraan lapis baja, dikutip dari Defence Express.

    Defense Express menekankan, meskipun contoh di atas mungkin tampak lokal, namun hal itu menyoroti kualitas produksi yang tinggi dan karakteristik kinerja kendaraan lapis baja buatan Ukraina.

    Perlu juga dicatat bahwa awak Novator yang rusak menerima kendaraan baru untuk terus melaksanakan tugas mereka.

    Menunjukkan betapa pentingnya jenis kendaraan lapis baja ini bagi unit penyerangan Pasukan Pertahanan Ukraina.

    Selain itu, dapat diasumsikan bahwa ledakan ranjau antitank Rusia terjadi di salah satu jalan garis depan, menggarisbawahi pentingnya memperoleh kendaraan Novator tambahan untuk mendukung logistik di zona pertempuran.

    Perlu juga dicatat bahwa pada saat ledakan terjadi, bukan hanya lapisan pelindung kendaraan yang berfungsi sebagaimana mestinya, tetapi sistem pemadam kebakaran juga aktif dengan segera, sehingga dapat meringankan dampak ledakan ranjau Rusia.

    Dalam konteks ini, penting untuk menyoroti mengapa Pembela Ukraina membutuhkan sebanyak mungkin kendaraan lapis baja seperti Novator, terutama karena tingkat perlindungan dan kualitas produksinya yang tinggi.

    Sebelumnya, KNDS Deutschland telah membuat usaha patungan dengan perusahaan Ukraina yang tidak disebutkan namanya .

    Ranpur Infanteri Rusia Lumpuh

    Operator batalion sistem tak berawak dari Brigade Mekanik ke-110 berhasil melumpuhkan dua kendaraan tempur infanteri Rusia yang berusaha maju ke posisi Ukraina.

    Operasi yang direkam dalam video dan dibagikan oleh batalion tersebut pada tanggal 21 Januari itu menunjukkan keefektifan taktik pesawat nirawak Ukraina.

    Pasukan Rusia telah melengkapi kendaraan mereka dengan perisai anti-drone dan sistem peperangan elektronik, yang bertujuan untuk melawan ancaman udara.

    Namun, pilot Ukraina dengan cekatan menetralkan sistem ini sebelum menargetkan IFV.

    Kendaraan pertama terbakar, diikuti dengan yang kedua.

    “Kita semua senang menyaksikan peralatan musuh terbakar! Dua kendaraan lapis baja telah menemui ajalnya,” komentar batalion tersebut, menggarisbawahi efektivitas operasi mereka.

    Operasi ini menyoroti meningkatnya peran pesawat tak berawak dalam peperangan modern.

    Serta kemampuan Ukraina untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan teknologi yang ditimbulkan oleh musuh.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1064

    Trump Usulkan Sanksi Baru terhadap Rusia

    Donald Trump mengungkapkan, Gedung Putih mungkin akan mengenakan sanksi baru terhadap Rusia jika Putin tidak mau berunding untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Dalam sebuah pernyataan pada Senin (20/1/2025), Trump menyebutkan bahwa Putin “harus membuat kesepakatan” untuk menghentikan konflik yang berlangsung.

    Menurut Trump, jika Putin menolak untuk bernegosiasi, dia akan menghancurkan Rusia.

    Sejak perang dimulai, AS telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sebagai respons terhadap invasi ke Ukraina.

    Trump tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis atau bentuk sanksi tambahan yang mungkin diterapkan.

    Dia menambahkan bahwa semua opsi, termasuk pemberlakuan sanksi lebih lanjut, akan dipertimbangkan dalam upaya untuk menyelesaikan krisis ini.

    Trump Klaim Punya Kesepahaman Kuat dengan Putin

    Donald Trump mengklaim, Rusia tidak akan pernah melakukan invasi ke Ukraina jika ia menjadi presiden Amerika Serikat, bukan Joe Biden.

    Trump mengatakan bahwa ia memiliki “kesepahaman yang sangat kuat” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Katanya, jika ia memimpin, “serangan semacam itu” tidak akan pernah terjadi.

    Menurut Trump, Putin tidak menghormati Biden, itu yang membuat situasi berbeda jika Trump yang memimpin.

    Trump juga menambahkan bahwa pemerintahannya sebelumnya sudah mempertimbangkan masalah terkait pengiriman senjata ke Ukraina.

    Ia berpendapat, Uni Eropa (UE) seharusnya mengambil peran yang lebih besar dalam mendukung Ukraina dalam konflik ini.

    Trump menilai, Biden tidak mampu mengelola hubungan internasional dengan baik, terutama dengan Putin, yang menurutnya sangat cerdas dan paham situasi.

    Trump Klaim Desak Xi Jinping Campur Tangan Setop Perang Ukraina

    Donald Trump mengungkapkan, ia telah mendesak Presiden Tiongkok, Xi Jinping, untuk campur tangan dalam upaya menghentikan perang di Ukraina.

    Trump menyatakan bahwa ia memberi tahu Xi bahwa Tiongkok memiliki “banyak kekuasaan” untuk membantu menyelesaikan konflik ini, sama seperti Amerika Serikat.

    “Saya berkata, ‘Anda harus menyelesaikannya’,” ungkap Trump.

    Meskipun demikian, ia menilai bahwa Xi tidak banyak bertindak terkait hal tersebut, meskipun pembicaraan antara mereka telah berlangsung.

    Rusia Caplok Pemukiman Volkove 

    Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pasukan mereka berhasil merebut pemukiman Volkove di wilayah Donetsk timur, pada Selasa (21/1/2025) .

    Itu adalah sebuah desa yang diperkirakan memiliki sekitar dua lusin penduduk sebelum perang dimulai.

    Di wilayah lain yang lebih utara, tepatnya di kota Kupiansk, serangan menggunakan pesawat nirawak Rusia melukai tiga polisi Ukraina dan dua warga lanjut usia, menurut laporan dari pihak berwenang setempat.

    Pasukan Rusia dilaporkan berada sekitar 2 kilometer di luar kota Kupiansk, berdasarkan informasi dari pejabat setempat dan sumber-sumber terkait.

    Sementara itu, di wilayah selatan Donetsk timur, kepala layanan kereta api nasional menyatakan bahwa pasukan Rusia melancarkan serangan terhadap infrastruktur kereta api, yang menyebabkan tiga anggota staf terluka akibat serangan tersebut.

    Zelensky Berpidato di DAVOS

    Dikutip dari Suspilne, Presiden Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato penting di Forum Ekonomi Dunia di DAVOS.

    Zelensky menekankan bahwa Eropa sedang berada di titik balik dan harus muncul sebagai kekuatan global yang tak bisa diabaikan oleh dunia.

    Ia menyatakan bahwa saat ini, perhatian global lebih terfokus pada Amerika Serikat.

    Yang menjadi sorotan terutama tentang kebijakan pemerintahan Donald Trump, aliansi internasional, serta langkah-langkah yang akan diambil untuk mengakhiri perang.

    Zelensky juga menekankan pentingnya bagi Eropa untuk bersaing dengan kekuatan besar lainnya dalam hal prioritas, aliansi strategis, dan pengembangan teknologi untuk memastikan benua ini tidak tertinggal dalam percaturan global.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rusia-China Bahas Nasib Hubungan Mereka di Era Trump

    Rusia-China Bahas Nasib Hubungan Mereka di Era Trump

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping tentang kedekatan hubungan mereka sehari setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat.

    Dalam panggilan video yang berlangsung lebih dari 1,5 jam pada Selasa (21/01), Putin dan Xi membahas prospektif hubungan negara mereka selama masa pemerintahan Donald Trump.

    Keduanya punya hubungan pribadi yang kuat, dan semakin erat setelah Putin menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Cina menjadi pelanggan utama minyak dan gas Rusia dan sumber teknologi utama di tengah sanksi Barat yang luas terhadap Moskow.

    Dalam percakapan dengan Xi, Putin menekankan bahwa hubungan Rusia-Cina didasarkan pada kepentingan bersama, kesetaraan, dan saling menguntungkan, dengan mencatat bahwa hubungan tersebut “tidak bergantung pada faktor politik internal dan lingkungan internasional saat ini.”

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Kami bersama-sama mendukung pengembangan tatanan global multipolar yang lebih adil, dan berupaya untuk memastikan keamanan yang tak terpisahkan di Eurasia dan dunia secara keseluruhan,” kata Putin kepada Xi dalam pernyataan yang disiarkan oleh TV pemerintah Rusia. “Upaya bersama oleh Rusia dan Cina memainkan peran penting dalam menstabilkan urusan global.”

    Xi juga memuji eratnya kerja sama mereka dengan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Putin guna “memimpin hubungan Cina-Rusia ke tingkat yang lebih tinggi, mengatasi ketidakpastian lingkungan eksternal dengan stabilitas dan ketahanan hubungan Cina-Rusia,” dan “menjaga keadilan dan kewajaran internasional.”

    Putin, Xi Jinping berharap hubungan positif dengan Trump

    Meski mereka tidak secara langsung menyebut Trump dalam cuplikan panggilan telepon yang disiarkan di televisi, Kremlin mengatakan bahwa mereka menyinggung kemungkinan kontak dengan pemerintahan baru AS.

    Presiden Cina berbicara melalui telepon dengan Trump pada hari Jumat (17/01) dan menyatakan harapan untuk hubungan positif dengan AS.

    Trump mengancam akan mengenakan tarif dan tindakan lain terhadap Cina pada masa jabatan keduanya.

    Penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, mengatakan kepada wartawan bahwa panggilan telepon Putin-Xi telah direncanakan sebelumnya dan tidak secara khusus dikaitkan dengan pelantikan Trump. Namun, ia mencatat bahwa Xi memberi pengarahan kepada Putin tentang hal itu.

    Putin dan Xi Jinping menyatakan kesiapan untuk mengembangkan hubungan dengan Washington atas dasar saling menguntungkan dan saling menghormati jika tim Trump menunjukkan minat dalam hal itu, katanya.

    Putin, yang belum berbicara dengan Trump, mengucapkan selamat kepadanya atas pelantikannya dalam pidato yang disiarkan televisi selama panggilan video dengan para pejabat dan menyambut baik niatnya untuk membuka dialog dengan Moskow.

    Trump mengatakan kepada wartawan hari Senin (21/01) setelah menjabat bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengatakan kepadanya bahwa ia ingin membuat kesepakatan damai dan berharap Putin akan setuju. Trump menambahkan bahwa jika tidak mencapai kesepakatan, Putin berpotensi menghancurkan perekonomian Rusia.

    Ushakov mengelak mengomentari pernyataan Trump, dengan mengatakan Kremlin sedang menunggu “proposal konkret yang dapat menjadi dasar untuk kontak.”

    “Kami terbuka dan siap untuk dialog serius dengan pemerintahan baru AS mengenai konflik Ukraina, dan jika sinyal yang relevan datang dari Washington, kami akan menerimanya dan siap untuk melakukan pembicaraan,” katanya. Namun ia menambahkan bahwa Kremlin belum menerima sinyal tersebut.

    Moskow siap “berdialog tentang Ukraina” dengan Trump

    Berbicara kepada Dewan Keamanan Rusia pada hari Senin, Putin memuji keterbukaan Trump untuk berdialog. “Kami mendengar pernyataan dari Trump dan anggota timnya tentang keinginan mereka untuk memulihkan kontak langsung dengan Rusia,” kata Putin.

    “Kami juga mendengar pernyataannya tentang perlunya melakukan segala hal untuk mencegah Perang Dunia III. Kami tentu menyambut baik pendekatan tersebut dan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih AS atas pelantikannya.”

    Putin juga menekankan bahwa dialog harus didasarkan pada “dasar yang setara dan saling menghormati, dengan mempertimbangkan peran penting negara kita dalam beberapa isu utama dalam agenda global, termasuk penguatan stabilitas dan keamanan global.”

    Moskow terbuka untuk berdialog dengan pemerintahan Trump terkait Ukraina, kata Putin. Ia juga menekankan perlunya menghormati kepentingan Rusia dan menambahkan bahwa “hal terpenting adalah menyingkirkan akar penyebab krisis.”

    Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada hari Rabu (22/01) mengatakan Moskow melihat celah untuk menjalin kesepakatan dengan pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump, kantor berita Interfax melaporkan.

    “Saat ini, kami tidak dapat mengatakan apa pun tentang tingkat kapasitas pemerintahan yang akan datang untuk bernegosiasi, tetapi tetap saja, dibandingkan dengan keputusasaan dalam setiap aspek dari kepala Gedung Putih sebelumnya (Joe Biden), ada peluang, meskipun kecil,” kata Ryabkov, menurut Interfax.

    ae/yf (AP, Reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Ancang-ancang ‘Serang’ Ekonomi China 1 Februari

    Trump Ancang-ancang ‘Serang’ Ekonomi China 1 Februari

    Jakarta

    President Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan rencana pengenaan tarif impor sebesar 10% ke China. Tarif ini rencananya paling cepat diberlakukan pada 1 Februari mendatang.

    Melansir dari CNN, Rabu (22/1/2025), sebelumnya Trump sudah menyampaikan rencananya untuk mengenakan tarif impor sebesar 25% ke Kanada dan Meksiko usai dilantik pada Senin (20/1) kemarin. Namun saat itu dirinya belum memiliki niatan untuk mengenakan tarif impor ke China.

    Hingga saat ini belum jelas apa yang membuat Trump berubah pikiran, meskipun selama kampanye dirinya memang sempat menjanjikan pengenaan tarif hingga 60% atas semua barang yang diimpor dari China.

    Namun Trump berdalih, Negara Tirai Bambu itu sudah mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada. Karena hal inilah ia berencana untuk mengenakan tarif ke China guna menindak obat yang mematikan itu.

    “Saya juga pernah berbicara dengan Presiden Xi tempo hari, tentang Tiongkok. Saya katakan, kita tidak ingin omong kosong itu ada di negara kita. Kita harus menghentikannya,” kata Trump dalam konferensi pers di Ruang Oval, Selasa (21/1) waktu setempat.

    “Kita berbicara tentang tarif sebesar 10% terhadap Tiongkok berdasarkan fakta bahwa mereka mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada,” terangnya lagi.

    Diketahui Fentanil adalah opioid sintetik yang dimaksudkan untuk membantu pasien penderita kanker, dengan mengatasi rasa sakit yang parah. Obat ini disebut 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.

    Laporan CDC menunjukkan bahwa hampir 70 ribu orang di AS meninggal karena overdosis obat yang melibatkan fentanil pada 2021. Jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat selama lima tahun.

    Atas dasar inilah Trump menaruh perhatian pada peredaran narkoba di AS yang kini ia sebut sebagai kelompok teroris. Bersamaan dengan itu dirinya bahkan mengklaim punya kesepakatan khusus dengan Presiden China Xi Jinping.

    Politikus Partai Republik itu menegaskan bakal menghukum mati pengedar narkoba dari China yang tertangkap basah beroperasi di AS. Trump mengatakan keputusan ini sudah disepakati kedua negara.

    (fdl/fdl)

  • Putin Langsung Telepon Xi Jinping Beberapa Jam Setelah Trump Dilantik

    Putin Langsung Telepon Xi Jinping Beberapa Jam Setelah Trump Dilantik

    Presiden Rusia Vladimir Putin menghubungi Presiden China Xi Jinping secara personal beberapa jam setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat. Trump menekankan bahwa hubungan Rusia-China tidak terpengaruh faktor politik global.

  • Trump Mau ‘Baikan’ Sama China, kalau Gagal Kasih Ancaman Serius

    Trump Mau ‘Baikan’ Sama China, kalau Gagal Kasih Ancaman Serius

    Jakarta

    Usai dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan rencananya untuk lebih mendekatkan diri dengan pemerintah China. Langkah ini sudah mulai ia lakukan dengan cara menangguhkan pemblokiran aplikasi TikTok selama 75 hari ke depan.

    Melansir Financial Times, Selasa (21/1/2025), atas perintah eksekutifnya itu Trump kemudian mengatakan AS berhak mendapatkan 50% saham aplikasi TikTok jika aplikasi tersebut ingin terus beroperasi di Negeri Paman Sam melampaui batas waktu tersebut.

    Namun jika permintaan penjualan itu tidak disetujui, presiden baru AS itu mengancam akan mengenakan tarif impor yang cukup besar untuk produk-produk dari China. Tentu dengan kesadaran penuh Trump mengetahui rencana pengenaan tarif ini akan memicu perang dagang antara kedua negara.

    Selain itu Trump juga berpendapat jika kesepakatan penjualan 50% saham TikTok ke AS tidak disetujui oleh China, maka aplikasi video pendek ternama itu akan dianggap tidak memiliki nilai oleh pemerintah AS. Sehingga pemblokiran layanan dapat saja diberlakukan Kembali.

    “Jika saya tidak melakukan kesepakatan itu, itu tidak ada nilainya. Jika saya melakukan kesepakatan itu, nilainya mungkin satu triliun dolar,” kata Trump saat menandatangani perintah eksekutif tersebut.

    “Pada akhirnya (Beijing) akan menyetujuinya karena kami akan mengenakan tarif pada Tiongkok,” sambungnya.

    Perlu diketahui China merupakan satu dari tiga negara yang diancam Trump akan dikenakan tarif impor pada hari pertamanya menjabat, bersama dengan Kanada dan Meksiko. Namun hingga saat ini Trump baru menyampaikan rencananya untuk mengenakan tarif 25% kepada Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari nanti.

    Namun sampai saat ini dirinya belum berencana untuk memberlakukan tarif impor kepada China sebesar 60% seperti yang telah dijanjikannya selama kampanye, yang juga menandai bagaimana pemerintahan Trump dapat memiliki lebih banyak kontak langsung dengan pemimpin Negeri Tirai Bambu Tersebut.

    “Langkah untuk menunda tarif terhadap China tampaknya menjadi alat tawar-menawar untuk kesepakatan TikTok. Trump berbicara kepada pemimpin China, Xi Jinping, pada Jumat lalu dan mengatakan bahwa ia telah mengangkat isu TikTok, meskipun Beijing tidak mengkonfirmasi diskusi tersebut,” tulis Financial Times dalam laporannya.

    (fdl/fdl)

  • IHSG ditutup menguat di tengah `wait and see` pelantikan Trump

    IHSG ditutup menguat di tengah `wait and see` pelantikan Trump

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat di tengah `wait and see` pelantikan Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 20 Januari 2025 – 17:46 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see menjelang pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    IHSG ditutup menguat 16,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.170,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,35 poin atau 1,16 persen ke posisi 833,63.

    “IHSG dan bursa regional Asia menguat, kenaikan bursa Amerika Serikat (AS) juga menopang sentimen positif di saat pasar fokus menanti pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

    Di sisi lain, pelaku pasar juga ditopang pembicaraan via telepon antara Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menjelang pelantikan Presiden terpilih AS akhir pekan kemarin.

    Dalam pembicaraan itu, Donald Trump mengatakan bahwa bersama Xi Jinping akan melakukan kemungkinan apapun untuk membuat dunia lebih damai dan aman.

    Komunikasi ini tentunya memberikan pandangan positif, sehingga pasar menilai ini akan menurunkan tensi ketegangan antara kedua negara besar itu.

    Sebelumnya, pelaku pasar dicemaskan ketidakpastian mengenai sejumlah kebijakan Donald Trump, seperti tarif perdagangan yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi dan menghambat penurunan suku bunga oleh The Fed, telah memberikan dampak negatif pada pasar saham dalam beberapa minggu terakhir.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat dipimpin oleh sektor teknologi sebesar 1,44 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor energi yang masing- masing sebesar 1,27 dan 0,84 persen.

    Sementara itu, tiga sektor melemah yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 0,68 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor kesehatan yang masing- masing turun sebesar 0,67 persen dan 0,60 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PYFA, INDO, KJEN, DATA dan CMNP. Sedangkan, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BTEK, GPSO, PTIS, TAXI dan GULA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.207.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,08 miliar lembar saham senilai Rp10,62 triliun.

    Sebanyak 336 saham naik 296 saham menurun, dan 323 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 451,04 poin atau 1,17 persen ke level 38.902,50, indeks Shanghai menguat 2,56 poin atau 0,08 persen ke posisi 3.244,38, indeks Kuala Lumpur menguat 5,62 poin atau 0,36 persen ke posisi 1.575,34, dan indeks Straits Times melemah 2,81 poin atau 0,07 persen ke 3.807,97.

    Sumber : Antara

  • TikTok Gelap di AS, Trump Berjanji Selamatkan Aplikasi Populer

    TikTok Gelap di AS, Trump Berjanji Selamatkan Aplikasi Populer

    JAKARTA – TikTok resmi berhenti beroperasi untuk 170 juta pengguna di Amerika Serikat pada Sabtu malam, 19 Januari sebelum undang-undang yang melarang aplikasi ini berlaku pada Minggu, 19 Januari. Namun, Presiden AS terpilih Donald Trump menyatakan dalam unggahan di Truth Social bahwa ia akan berusaha menyelamatkan TikTok.

    “SELAMATKAN TIKTOK!” tulis Trump sehari sebelum pelantikannya. Ia juga mengatakan kemungkinan besar akan memberikan perpanjangan waktu 90 hari untuk aplikasi tersebut setelah ia menjabat pada Senin. Pernyataan Trump ini muncul di tengah pemberitahuan resmi dari TikTok kepada penggunanya bahwa aplikasi tersebut sementara waktu tidak dapat digunakan di AS.

    Pesan TikTok untuk Pengguna

    Dalam pemberitahuan resminya, TikTok menulis: “Sebuah undang-undang yang melarang TikTok telah diberlakukan di AS. Sayangnya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakan TikTok untuk sementara. Kami beruntung karena Presiden Trump telah menyatakan bahwa ia akan bekerja dengan kami untuk mencari solusi agar TikTok dapat kembali beroperasi begitu ia menjabat. Mohon tetap pantau perkembangan lebih lanjut.”

    TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan asal China ByteDance, juga telah dihapus dari toko aplikasi Apple dan Google pada Sabtu malam. Selain TikTok, aplikasi lain milik ByteDance seperti CapCut dan Lemon8 turut tidak tersedia.

    Penutupan TikTok yang belum pernah terjadi sebelumnya membawa dampak besar, mulai dari hubungan AS-China, dinamika politik domestik AS, hingga ekosistem media sosial dan ekonomi pengguna aplikasi ini. TikTok yang telah menarik hampir separuh populasi AS memainkan peran penting dalam mendukung bisnis kecil, membentuk budaya daring, dan menjadi sumber penghasilan bagi jutaan orang.

    Menurut undang-undang yang disahkan tahun lalu dan disetujui Mahkamah Agung pada Jumat, TikTok diberi waktu hingga Minggu untuk memutus hubungan dengan induk perusahaannya di China atau menghentikan operasinya di AS guna meredakan kekhawatiran tentang ancaman terhadap keamanan nasional.

    Pengguna Cari Alternatif Baru

    Dengan tidak berfungsinya TikTok, banyak pengguna beralih ke aplikasi alternatif, termasuk RedNote yang berbasis di China. Sementara itu, pesaing seperti Meta dan Snap mengalami kenaikan harga saham di tengah spekulasi meningkatnya jumlah pengguna dan pendapatan iklan.

    Di media sosial, tagar seperti #TikTokRefugee dan #SaveTikTok menjadi trending, dengan banyak pengguna yang mengungkapkan kesedihan atas kehilangan platform tersebut. Salah satu pengguna menulis di platform X (dulu disebut Twitter): “Aku tidak menyangka mereka benar-benar akan mematikan TikTok. Sekarang aku sedih dan merindukan teman-teman yang aku buat di sana. Semoga semuanya kembali dalam beberapa hari.”

    Sementara itu, pencarian daring untuk layanan VPN melonjak tajam setelah akses TikTok dibatasi, menurut data Google Trends. Pengguna di Instagram juga menyuarakan kekhawatiran tentang pesanan barang dari TikTok Shop yang belum diterima.

    Trump Beri Harapan Baru

    Presiden terpilih Trump menyatakan komitmennya untuk mencari solusi agar TikTok dapat kembali beroperasi di AS. Dalam wawancara dengan NBC, Trump mengatakan, “Perpanjangan waktu 90 hari kemungkinan besar akan diberikan karena ini adalah langkah yang tepat. Jika saya memutuskan untuk melakukannya, saya akan mengumumkannya pada hari Senin.”

    I just spoke to Chairman Xi Jinping of China. The call was a very good one for both China and the U.S.A. It is my expectation that we will solve many problems together, and starting immediately. We discussed balancing Trade, Fentanyl, TikTok, and many other subjects. President Xi…

    — Donald J. Trump Posts From His Truth Social (@TrumpDailyPosts) January 17, 2025

    CEO TikTok, Shou Zi Chew, dijadwalkan menghadiri pelantikan presiden pada Minggu dan menghadiri rapat umum bersama Trump. Langkah ini dilihat sebagai upaya diplomasi untuk mempercepat solusi.

    ByteDance, yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh investor institusional seperti BlackRock dan General Atlantic, menghadapi berbagai tawaran untuk mengakuisisi operasinya di AS. Beberapa laporan media menyebutkan bahwa Elon Musk juga telah mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan membeli operasi TikTok di AS, meskipun ByteDance telah membantahnya.

    Tantangan ke Depan

    Sementara Trump memberikan harapan bagi pengguna TikTok, Pemerintah China melalui Kedutaan Besarnya di Washington mengkritik larangan tersebut. “China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya,” ujar seorang juru bicara.

    TikTok, dengan valuasi yang diperkirakan mencapai 50 miliar dolar AS (Rp819 triliun), kini berada di persimpangan jalan. Masa depan aplikasi ini di AS akan sangat bergantung pada langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan Trump setelah ia resmi menjabat. Sementara itu, jutaan pengguna AS hanya bisa menunggu dengan harapan bahwa platform yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka akan segera kembali.

  • TikTok Sempat Diblokir, Kini Kembali Beroperasi di AS Berkat Donald Trump – Page 3

    TikTok Sempat Diblokir, Kini Kembali Beroperasi di AS Berkat Donald Trump – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – TikTok kembali bisa diakses oleh penggunanya di Amerika Serikat (AS), setelah sebelumnya aplikasi tersebut ‘dimatikan’. Sontak, pulihnya layanan itu langsung disambut antusias oleh 170 juta penggunanya.

    Dalam pernyataannya, TikTok mengucapkan terima kasih kepada Donald Trump karena telah memberikan kejelasan jaminan kepada penyedia layanan.

    “Kami berterima kasih kepada Presiden Trump karena telah memberikan kejelasan dan jaminan diperlukan kepada penyedia layanan kami,” tulis TikTok di media sosial X, Senin (20/1/2025).

    Perusahaan menambahkan, “dengan ini mereka tidak akan menghadapi hukuman dalam menyediakan TikTok kepada lebih dari 170 juta orang Amerika Serikat, dan memungkinkan lebih dari 7 juta usaha kecil untuk berkembang.”

    Kabar baik ini berawal dari janji Presiden Terpilih AS ke-47, Donald Trump, menyatakan komitmennya untuk memberikan waktu kepada TikTok dan menyelamatkannya dari pemblokiran.

    Dalam wawancara bersama NBC, Trump akan mengumumkan keputusan penangguhan pemblokiran TikTok pada hari Senin—-tepat pada hari pelantikan dirinya sebagai Presiden AS ke-47.

    “Perpanjangan 90 hari adalah opsi sangat memungkinkan besar akan dilakukan, karena itu tepat,” kata Trump dalam wawancara.

    Pemblokiran TikTok Sempat Mengejutkan Pengguna

    Pengguna TikTok dibuat terkejut saat mengetahui aplikasi besutan ByteDance tersebut menutup layanan pada Sabtu malam waktu setempat, lebih awal dari waktu ditentukan oleh undang-undang.

    Selama layanan TikTok mati, pengguna mendapatkan pesan berbunyi: “kami sedang berupaya memulihkan layanan kami di AS sesegera mungkin, dan kami menghargai dukungan Anda. Harap nantikan informasi selanjutnya” setiap kali membuka aplikas.

    Walaupun pemblokiran TikTok hanya berlangsung selama kurang dari 24 jam, banyak pengguna di AS merasa kekhawatiran tentang masa depan mereka, terutama bagi para pelaku yang bergantung pada TikTok.

    Selain itu, meski layanan TikTok sudah kembali normal, masa depan aplikasi buatan perusahaan asal China ini penuh dengan ketidakpastian.

    Perdebatan terkait regulasi dan keamanan data akan terus berlangsung, sehingga membuat posisi TikTok di AS tetap rentan.

    Presiden China Xi Jinping telah berbicara dengan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, melalui telepon pada Jumat (17/1/2025). Hal ini menandai percakapan langsung pertama antara keduanya sejak 2021.

  • Trump Buka Peluang Tunda Blokir TikTok di AS Selama 90 Hari

    Trump Buka Peluang Tunda Blokir TikTok di AS Selama 90 Hari

    Washington DC

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya kemungkinan besar akan memberi TikTok penundaan pemblokiran selama 90 hari. Trump akan menjabat sebagai Presiden AS mulai besok, sementara batas waktu TikTok untuk memenuhi persyaratan untuk beroperasi di AS berakhir hari ini.

    Dilansir BBC, Minggu (19/1/2025), Trump mengatakan kepada NBC News bahwa pengumuman tentang masalah tersebut kemungkinan akan dilakukan pada hari Senin atau tepat setelah dia menjabat.

    Hal itu terjadi setelah platform media sosial tersebut memperingatkan layanannya akan dinonaktifkan pada hari Minggu kecuali pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang segera lengser memberi jaminan larangan tersebut tidak akan diberlakukan. Mahkamah Agung AS pada hari Jumat menegakkan hukum yang melarang aplikasi tersebut di AS kecuali perusahaan induknya yang berbasis di China, ByteDance, menjual platform tersebut sebelum tanggal 19 Januari. ByteDance sendiri menolak untuk mencari pembeli.

    “Perpanjangan 90 hari adalah sesuatu yang kemungkinan besar akan dilakukan, karena itu tepat. Anda tahu, itu tepat. Kita harus melihatnya dengan saksama. Ini situasi yang sangat besar,” kata Trump dalam wawancara telepon dengan NBC News.

    Dia menyampaikan pernyataan serupa beberapa jam kemudian kepada ABC News. Dia mengaku akan mencari solusi atas masalah tersebut.

    “Baiklah, seperti yang Anda ketahui, sayalah yang akan mengambil keputusan. Kemungkinan besar, saya akan memperpanjangnya selama 90 hari – Anda mungkin tahu perpanjangan selama 90 hari. Saya akan melakukannya sampai kita menemukan solusinya,” ujarnya.

    “Kami tidak melihat alasan bagi TikTok atau perusahaan lain untuk mengambil tindakan dalam beberapa hari ke depan sebelum pemerintahan Trump mulai menjabat pada Senin. Kami telah menetapkan posisi kami dengan jelas dan lugas tindakan untuk menerapkan undang-undang ini akan menjadi tanggung jawab pemerintahan berikutnya. Jadi, TikTok dan perusahaan lain harus menyampaikan kekhawatiran apa pun kepada mereka,” ujarnya.

    Trump mengatakan dia telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping dan membahas TikTok, di antara berbagai isu lainnya. CEO TikTok Shou Zi Chew diperkirakan akan menjadi salah satu eksekutif teknologi yang hadir dalam pelantikan Trump.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.