Tag: Xi Jinping

  • Perang Dagang Memanas, Xi Jinping Batasi Perusahaan China Investasi di AS

    Perang Dagang Memanas, Xi Jinping Batasi Perusahaan China Investasi di AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China membatasi perusahaan-perusahaan lokal berinvestasi di AS, sebagai taktik untuk meningkatkan daya jual dalam proses negosiasi perang dagang dengan pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump.

    Dilansir dari Bloomberg, Rabu (2/4/2025), beberapa cabang badan perencanaan ekonomi teratas China—Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC)—telah diinstruksikan untuk menunda persetujuan perusahaan lokal yang ingin berinvestasi di Amerika Serikat (AS).

    Kendati demikian, sumber Bloomberg yang tidak mau disebut namanya menyatakan belum ada tanda-tanda pembatasan investasi tersebut akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan China membeli atau menjual instrumen keuangan AS termasuk US Treasury.

    Selain itu, belum jelas berapa lama waktu penangguhan investasi tersebut akan berlangsung. NDRC dan Kementerian Perdagangan belum memberikan komentar atas kebijakan penundaan investasi perusahaan China ke AS itu.

    Sebelumnya, China memang telah memberlakukan pembatasan beberapa investasi luar negeri karena kekhawatiran tentang keamanan nasional dan arus keluar modal. Hanya saja, langkah baru ini semakin menegaskan semakin panasnya tensi antara China dan AS usai kembalinya Trump ke Gedung Putih.

    Trump sendiri dijadwalkan akan mengumumkan pengenaan tarif timbal balik ke para mitra dagang AS termasuk China pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat. Sebuah memorandum yang dikeluarkan Trump pada Februari memerintahkan komite pemerintahan untuk mengekang China terutama di sektor teknologi, energi, dan sektor strategis AS lainnya.

    Sementara itu, data terbaru yang tersedia mengungkapkan investasi luar negeri China ke AS sendiri senilai total $6,9 miliar pada tahun 2023. Realisasi tersebut turun 5,2% dari tahun sebelumnya.

    Padahal, investasi China ke negara-negara lain naik sebesar 8,7%. Stok kumulatif investasi China di AS hanya mencapai 2,8% dari total investasi luar negeri Negeri Tirai Bambu tersebut pada akhir 2023.

    Perusahaan China yang berencana berinvestasi di luar negeri diharuskan mengikuti prosedur pengajuan dan persetujuan yang biasanya melibatkan Kementerian Perdagangan, NDRC, dan Administrasi Valuta Asing Negara.

  • Kejayaan Nvidia-Tesla Runtuh Seketika Gara-gara China

    Kejayaan Nvidia-Tesla Runtuh Seketika Gara-gara China

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kejayaan raksasa teknologi AS seperti Tesla dan Nvidia pelan-pelan luntur digantikan raksasa asal China yang kian ambisius.

    Tesla menghadapi persaingan sengit dengan BYD asal China. Sepanjang 2024, pendapatan BYD tembus US$107 miliar yang jauh lebih tinggi dibandingkan Tesla yang ‘hanya’ US$97,7 miliar.

    Boikot Tesla yang kian meluas membuat posisi perusahaan kian tertekan. Showroom Tesla digeruduk di mana-mana, gerakan jual saham dan ‘buang’ mobil menggema, hingga penjualan merosot tajam di beberapa negara.

    Beralih ke Nvidia, raksasa chip AI tersebut sempat mengalahkan Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Selama beberapa kuartal, Nvidia juga selalu melaporkan pertumbuhan yang memecahkan rekor.

    Namun, kejayaan Nvidia juga terguncang akibat perang tarif Presiden AS Donald Trump, hingga kemunculan sistem AI DeepSeek asal China yang dikembangkan dengan biaya murah.

    Ambisi Robot Humanoid Tesla dan Nvidia

    Tesla dan Nvidia juga merupakan raksasa AS yang berlomba-lomba menggarap teknologi robot humanoid. Teknologi ini digadang-gadang sangat penting untuk perekonomian masa depan.

    Robot humanoid merupakan mesin yang dirancang mirip manusia dan berbasis teknologi AI. Skenario penggunaannya banyak, misalnya mengisi pekerjaan di sektor industri dan layanan.

    Antusiasme investor terhadap robot humanoid meningkat usai digembar-gemborkan oleh CEO Nvidia Jensen Huang. Awal bulan ini, ia mengatakan dunia akan menghadapi era baru robotika generalis. Ia juga mengumumkan portofolio robot humanoid terbaru.

    Pada aspek manufaktur, proyek robot humanoid Tesla, Optimus, tampaknya menjadi yang terdepan di AS. CEO Elon Musk mengumumkan rencana untuk memproduksi sekitar 5.000 unit tahun ini.

    Meskipun rencana ambisius Musk bisa membuat Tesla unggul atas pesaing AS seperti Apptronik dan Boston Dynamics, tetapi persaingan ketat sudah menggelora di China.

    China Sudah Duluan

    Unitree Robotics yang berkantor pusat di Hangzhou bulan lalu menjual 2 robot humanoid kepada konsumen di platform e-commerce JD.com, menurut media lokal. Sementara itu, startup robotika yang berkantor pusat di Shanghai, Agibot, yang juga dikenal sebagai Zhiyuan Robotics, telah menyamai target Optimus untuk memproduksi 5.000 robot tahun ini, menurut South China Morning Post.

    Ketika BYD mampu melampaui pertumbuhan Tesla, para pakar mengatakan dinamika serupa dapat terjadi pada robot humanoid.

    “China berpotensi untuk meniru dampak disruptifnya di EV ke bidang robot humanoid. Namun, kali ini disrupsi tersebut dapat meluas jauh melampaui satu industri, berpotensi mengubah tenaga kerja itu sendiri,” kata Reyk Knuhtsen, analis di SemiAnalysis, sebuah perusahaan riset dan analisis independen yang mengkhususkan diri dalam semikonduktor dan AI, dikutip dari CNBC International, Minggu (30/3/2025).

    China Menang Harga

    Dalam catatan penelitian pada bulan Februari, Morgan Stanley memperkirakan bahwa biaya pembuatan robot humanoid saat ini dapat berkisar antara US$10.000 hingga US$300.000 per unit, mengingat konfigurasi dan persyaratan aplikasi hilir yang berbeda.

    Namun, perusahaan-perusahaan China sudah mengalahkan pesaing AS dalam hal harga berkat skala ekonomi dan kemampuan manufaktur yang unggul, menurut Knuhtsen.

    Misalnya, Unitree merilis robot humanoid G1 untuk konsumen pada bulan Mei dengan harga awal US$16.000. Sebagai perbandingan, Morgan Stanley memperkirakan bahwa biaya penjualan robot humanoid Optimus Gen2 Tesla bisa mencapai sekitar US$20.000, tetapi hanya jika perusahaan tersebut mampu meningkatkan skala, memperpendek siklus penelitian dan pengembangannya, serta menggunakan komponen hemat biaya dari China.

    Unitree membuat gebrakan besar di bidang robot pada bulan Januari ketika 16 robot humanoid H1 dengan performa tertinggi bergabung dengan sekelompok penari manusia untuk merayakan Tahun Baru Imlek dalam sebuah demonstrasi yang disiarkan di televisi nasional.

    China Menang Paten

    Ada tanda-tanda bahwa kemajuan China dalam bidang robot jauh lebih maju. Catatan penelitian Morgan Stanley pada bulan Februari menemukan bahwa negara tersebut telah memimpin dunia dalam pengajuan paten yang menyebutkan “humanoid” selama 5 tahun terakhir.

    China dilaporkan memiliki 5.688 paten humanoid atau jauh lebih banyak dibandingkan dengan 1.483 paten dari AS.

    Pemain besar seperti Xiaomi dan pembuat kendaraan listrik, seperti BYD, Chery, dan Xpeng, juga terlibat dalam bidang robot humanoid.

    “Penelitian kami menunjukkan bahwa China terus menunjukkan kemajuan paling mengesankan dalam bidang robot humanoid. Startup diuntungkan oleh rantai pasokan yang mapan, peluang adopsi lokal, dan dukungan pemerintah nasional yang kuat,” kata catatan tersebut.

    Dukungan Xi Jinping

    Beijing semakin mendukung sektor tersebut, tampak dari berbagai departemen pemerintah yang mempromosikan pengembangannya. Pada tahun 2023, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi mengeluarkan pedoman untuk robot humanoid, yang menyerukan “produksi dalam skala besar” pada tahun 2025.

    Menurut Ming Hsun Lee, kepala penelitian otomotif dan industri China di BofA Global Research, China melihat robot humanoid sebagai industri penting karena potensinya untuk mengurangi ancaman kekurangan tenaga kerja.

    “Saya pikir dalam jangka pendek, tiga hingga empat tahun, kita akan melihat robot humanoid awalnya diterapkan di jalur produksi untuk membandingkan beberapa pekerja, dan dalam jangka menengah, kita akan melihat mereka secara bertahap menyebar ke industri jasa,” katanya.

    Lee mengatakan peningkatan adopsi akan bertepatan dengan penurunan biaya komponen yang sangat cepat. Ia juga mencatat bahwa China memiliki sekitar 70% rantai pasokan untuk komponen-komponen robot humanoid.

    Menurut laporan SemiAnalysis awal bulan ini, Unitree G1 merupakan “satu-satunya robot humanoid yang layak di pasaran” yang sepenuhnya tidak tergantung dari komponen AS.

    Laporan tersebut memperingatkan bahwa China adalah satu-satunya negara yang diposisikan untuk menuai keuntungan ekonomi dari sistem robot cerdas, termasuk robot humanoid, yang dapat menimbulkan ancaman eksistensial bagi AS karena kalah bersaing dalam semua kapasitas.

    “Untuk mengejar ketertinggalan, para pemain AS harus segera memobilisasi basis manufaktur dan industri yang kuat, baik di dalam negeri maupun melalui negara-negara sekutu. Bagi Tesla dan perusahaan sejenis, mungkin bijaksana untuk mulai melakukan reshoring atau ‘friendshoring’ pengadaan dan manufaktur komponen mereka untuk mengurangi ketergantungan pada China,” kata Knuhtsen dari SemiAnalysis.

    Analis Bank of America meramalkan dalam catatan penelitian bulan ini bahwa penyebaran robot humanoid akan meningkat pesat, dibantu oleh pengembangan AI, dengan penjualan tahunan global mencapai 1 juta unit pada tahun 2030 dan 3 miliar robot humanoid beroperasi pada tahun 2060.

    (fab/fab)

  • Fakta Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand, Pakar Beri Peringatan Ini

    Fakta Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand, Pakar Beri Peringatan Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang berada pada kedalaman 10 km (6,2 mil) terjadi di Myanmar pada Jumat (28/4/2025) sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Pusat gempa berada sekitar 17 km dari Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

    Data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 tercatat 12 menit kemudian di lokasi terdekat berjarak sekitar 60 kilometer. Beberapa gempa yang lebih sedang muncul setelahnya.

    Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok hingga terasa provinsi Yunnan barat daya China, yang berbatasan dengan Myanmar.

    Gempa tersebut merupakan gempa kembar atau doublet earthquake, yakni dua peristiwa gempa bumi yang memiliki magnitudo hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.

    Berikut adalah fakta-fakta terkait gempa tersebut, seperti dikutip CNA pada Sabtu (29/3/2025):

    Asal Mula Gempa

    Episentrum gempa terletak sekitar 17,2 km dari Mandalay, Myanmar. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, gempa terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, 10 km, sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat.

    Gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,7 kemudian menyusul, serta beberapa gempa sedang.

    Gempa tersebut terasa di seluruh wilayah, dengan guncangan dilaporkan dari India di sebelah barat dan Tiongkok di sebelah timur, serta Kamboja dan Laos.

    Di ibu kota Thailand, Bangkok, orang-orang dievakuasi dari gedung-gedung dan ke jalan-jalan. Menurut USGS, gempa bumi cukup sering terjadi di Myanmar, dengan enam gempa besar berkekuatan 7,0 atau lebih mengguncang daerah dekat Sesar Sagaing – yang membentang dari utara ke selatan melalui pusat negara – antara tahun 1930 dan 1956.

    Sesar Sagaing “telah lama dianggap sebagai salah satu sesar geser paling berbahaya di Bumi” karena kedekatannya dengan kota-kota besar Yangon dan Mandalay, serta ibu kota Naypyidaw, tulis ilmuwan gempa Judith Hubbard dan Kyle Bradley dalam sebuah analisis.

    Sesar tersebut relatif sederhana dan lurus, yang menurut para ahli geologi dapat menyebabkan gempa bumi yang sangat besar, mereka menambahkan.

    Kerusakan Akibat Gempa-Korban Tewas

    Pada Sabtu (29/3/2025) siang pukul 12.03 Junta militer melaporkan, jumlah orang meninggal bertambah menjadi 1.002 orang. Sedangkan jumlah korban luka di Myanmar melonjak menjadi 2.376 orang, dilansir dari AFP dan BBC.

    Melansir laporan The New York Times yang mengutip Pemodelan oleh Badan Geologi dan Pemetaan AS (USGS), perkiraan jumlah korban tewas kemungkinan akan melampaui 10.000, dan bahwa ada kemungkinan gempa tersebut memakan jumlah korban yang jauh lebih tinggi.

    Setidaknya tiga orang juga tewas di kota Taungoo ketika sebuah masjid runtuh sebagian, dengan setidaknya dua orang lainnya tewas dan 20 orang terluka setelah sebuah hotel runtuh di Aung Ban.

    Sebuah rumah sakit di Naypidaw, yang telah menelan ratusan korban, menyatakannya sebagai “daerah dengan korban massal”. Pintu masuk unit gawat darurat rumah sakit juga runtuh menimpa sebuah mobil, sehingga petugas medis harus merawat korban luka di luar.

    Warga di Myanmar juga melaporkan beberapa bagian dinding dan langit-langit bangunan berjatuhan, sementara jalan retak dan sebuah jembatan runtuh di Jalan Tol Yangon-Mandalay.

    Jembatan Ava di atas Sungai Irrawaddy juga hancur, kata media pemerintah Myanmar. Mereka menambahkan bahwa gempa tersebut menyebabkan bangunan runtuh di lima kota besar dan kecil.

    Sebuah gedung pencakar langit 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok juga runtuh, menyebabkan tiga orang tewas dan 81 lainnya hilang dan diyakini terjebak di bawah reruntuhan. Di Chiang Mai, listrik sempat padam.

    Menurut laporan media China, rumah-rumah rusak di provinsi Yunnan dan Sichuan di China, dengan beberapa orang juga terluka di kota Ruili.

    Alasan Bangkok Hancur Meski Ratusan Kilo dari Episentrum Gempa

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan kerusakan masif di Bangkok terjadi karena efek vibrasi periode panjang (Long Vibration Period) yang mana rawan terjadi di tempat-tempat yang tanahnya lunak dan lapisannya tebal, seperti karakteristik di Ibu Kota Negara Thailand tersebut.

    “Bangkok itu tanah endapan, akan resonansi,” terang Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (28/3/2025).

    “Endapan sedimen tanah lunak tebal di Bangkok dapat merespon gempa dari jauh hingga membentuk resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi,” tambahnya.

    Laporan BMKG menyebut berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip).

    Daryono kemudian menyebut bencana serupa sempat terjadi pada tahun 1985. Saat itu terjadi gempa dahsyat di zona subduksi Cocos berkekuatan M8,1 yang berpusat di pantai Michoacan, Meksiko.

    “Meskipun jarak episentrum gempa ke Kota Meksiko adalah 350 km, kerusakan hebat terjadi di Mexico City, sebagian besar dari 9.500 korban jiwa meninggal terjadi di Mexico city yang dibangun di kawasan rawa purba yang direklamasi,” katanya.

    “Reclaimed land adalah unconsolidated material yang sangat berbahaya jika terjadi gempa kuat,” tambahnya.

    Tanggapan Junta Militer Myanmar

    Dalam permintaan yang jarang terjadi, junta militer Myanmar meminta bantuan kemanusiaan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah dan negara bagian, termasuk Naypyidaw dan Mandalay.

    “Kami ingin masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun.

    Min Aung Hlaing di televisi pemerintah mengatakan ia telah membuka rute untuk bantuan internasional dan telah menerima tawaran bantuan dari India dan blok Asia Tenggara ASEAN.

    Tanggapan Pemerintah Thailand

    Bangkok juga dinyatakan sebagai zona darurat, dengan beberapa layanan kereta api dan kereta ringan dihentikan sementara. Taman-taman tetap dibuka semalaman bagi mereka yang tidak dapat tidur di rumah.

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, yang mengunjungi lokasi runtuhnya gedung pencakar langit, mengatakan bahwa “setiap bangunan” perlu diperiksa keamanannya.

    Negara dan Organisasi yang Membantu

    Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menyampaikan belasungkawa kepada semua yang telah kehilangan orang yang mereka cintai dalam gempa bumi tersebut.

    “Singapura berdiri dalam solidaritas dengan mereka yang terkena dampak. Kami memantau situasi dengan saksama dan siap menawarkan bantuan jika diperlukan. Di masa krisis, kekuatan ASEAN terletak pada persatuan dan komitmen bersama kita untuk saling mendukung,” katanya dalam sebuah unggahan Facebook.

    Ia mendesak warga Singapura di Myanmar dan Thailand untuk tetap aman dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

    Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa pemerintah “siap memberikan bantuan”.

    “Pasukan Pertahanan Sipil Singapura siap mengerahkan kontingen Operasi Lionheart untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan perkotaan serta upaya bantuan bencana di Myanmar, berkoordinasi dengan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana,” katanya dalam sebuah unggahan Facebook.

    Uni Eropa telah mengulurkan tangan untuk menawarkan bantuan kepada mereka yang terkena dampak gempa bumi dan begitu pula Prancis secara terpisah.

    “Pemandangan yang memilukan dari Myanmar dan Thailand setelah gempa bumi yang dahsyat. Pikiran saya bersama para korban dan keluarga mereka,” tulis kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen di platform media sosial X. “Satelit Copernicus Eropa sudah membantu para penanggap pertama. Kami siap memberikan lebih banyak dukungan.”

    “Kami siap memberikan dukungan segera setelah kebutuhan telah diungkapkan dan kami telah mengevakuasi tempat kami di Bangkok untuk berjaga-jaga terhadap segala bentuk risiko,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

    India, yang juga terkena dampak gempa, mengatakan siap menawarkan “semua bantuan yang memungkinkan” ke Myanmar dan Thailand.

    “Berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan semua orang. India siap menawarkan semua bantuan yang memungkinkan,” tulis Perdana Menteri India Narendra Modi di X. “Dalam hal ini, meminta otoritas kami untuk bersiaga.”

    Sebuah penerbangan bantuan India mendarat di Myanmar pada Sabtu, menurut laporan AFP. Menteri luar negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan pesawat angkut militer C-130 membawa perlengkapan kebersihan, selimut, paket makanan, dan kebutuhan pokok lainnya.

    “Tim pencarian dan penyelamatan serta tim medis juga mendampingi penerbangan ini,” tambahnya. “Kami akan terus memantau perkembangan dan lebih banyak bantuan akan menyusul.”

    Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan belasungkawa kepada Min Aung Hlaing, dan kedutaan besar Tiongkok di Myanmar mengatakan pada hari Sabtu kedua pemimpin berbicara melalui telepon.

    Dalam sebuah posting Facebook, kedutaan mengatakan Xi menyatakan simpati atas insiden tersebut. Namun tidak disebutkan kapan panggilan itu terjadi.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengaktifkan sistem manajemen daruratnya dan memobilisasi pusat logistiknya di Dubai untuk menyiapkan persediaan cedera trauma.

    (fab/fab)

  • Bertemu Puluhan CEO, Xi Jinping Janjikan China yang Terbuka dan Stabil

    Bertemu Puluhan CEO, Xi Jinping Janjikan China yang Terbuka dan Stabil

    JAKARTA – Presiden China Xi Jinping menjanjikan keterbukaan dan stabilitas di China saat bertemu dengan puluhan pemimpin perusahaan multinasional di Beijing pada Jumat (28/3).

    Dia mengatakan negaranya telah mencatat pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, meningkatkan kemajuan teknologi, serta mendorong reformasi dan keterbukaan.

    “Semua ini menunjukkan bahwa bisnis asing berperan penting dalam upaya modernisasi China,” kata Xi dilansir ANTARA, Sabtu, 29 Maret.

    Pertemuan di Balai Besar Rakyat itu dihadiri lebih dari 40 CEO perusahaan multinasional, termasuk FedEx, Mercedes-Benz, HSBC, Hitachi, dan Aramco.

    “Investor asing telah berkembang pesat dan secara umum menikmati keuntungan yang besar, mendapatkan hasil yang saling menguntungkan, dan menjalin persahabatan yang erat dengan masyarakat China,” kata Xi.

    Xi mengatakan China telah menjadi kontributor utama dan jangkar stabilitas bagi pertumbuhan global selama bertahun-tahun serta berkomitmen pada kebijakan nasional untuk membuka diri terhadap dunia.

    “Pintu China akan terbuka lebih lebar,” kata Xi, menegaskan.

    Menurutnya kebijakan China untuk menyambut investasi asing tidak berubah, terlebih ketika negara itu memiliki kelas menengah terbesar dan pasar konsumen terbesar kedua di dunia.

    “China menawarkan potensi besar untuk investasi dan konsumsi,” kata dia.

    Xi menegaskan China memberikan perlakuan yang setara bagi pebisnis lokal dan asing, menegakkan persaingan secara adil, memperkuat komunikasi dengan investor asing, menyediakan banyak kemudahan bagi pebisnis dan investor, dan melindungi hak dan kepentingan mereka.

    “Selain itu China menikmati stabilitas politik, hukum, dan ketertiban sejak lama, bahkan diakui sebagai salah satu negara teraman di dunia,” kata Xi.

    Semua itu, kata dia, menunjukkan China menjadi “panggung” besar bagi pengembangan bisnis, prospek pasar yang luas, kebijakan yang stabil, dan lingkungan yang aman.

    Xi juga menekankan China mendukung multilateralisme, mempromosikan globalisasi ekonomi yang inklusif, dan berkomitmen untuk membangun ekonomi dunia yang terbuka.

    Dia mengungkapkan harapannya agar perusahaan-perusahaan multinasional bisa menjaga sistem perdagangan multilateral, stabilitas rantai industri dan pasokan global, serta melindungi dan memajukan globalisasi ekonomi.

    Dalam keterangan tertulis, sejumlah CEO menyuarakan hal senada China telah berubah dari “made in China” menjadi “kekuatan baru yang produktif dan berkualitas.”

    Mereka menyatakan kesiapannya untuk memperluas kerja sama investasi dan mengembangkan pasar dengan China.

    Data Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai investasi asing di China dalam dua bulan pertama 2025 mencapai 171,21 miliar yuan (sekitar US$23,87 miliar) atau turun 20,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

     

  • Xi Jinping Kumpulkan Bos-Bos Perusahaan Global dari FedEX hingga Toyota, Ada Apa?

    Xi Jinping Kumpulkan Bos-Bos Perusahaan Global dari FedEX hingga Toyota, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping mendesak para CEO perusahaan multinasional untuk melindungi industri global dan rantai pasokan. Desakan tersebut merupakan upaya China meredakan kekhawatiran perusahaan asing atas kesehatan ekonominya di tengah ancaman tarif AS yang lebih tinggi. 

    “Kita perlu bekerja sama untuk menjaga stabilitas industri global dan rantai pasokan, yang merupakan jaminan penting bagi perkembangan ekonomi dunia yang sehat,” kata Xi kepada para pemimpin bisnis, yang meliputi bos AstraZeneca, FedEX, Saudi Aramco, Standard Chartered, dan Toyota dikutip dari Reuters, Sabtu (29/3/2025).

    Adapun, sekitar 40 eksekutif bergabung dalam rapat tersebut, yang sebagian besar mewakili sektor farmasi. Rapat tersebut berlangsung selama lebih dari 90 menit dan tujuh perusahaan diundang untuk berbicara, kata seorang sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang perencanaan rapat tersebut.

    Para eksekutif duduk dalam formasi tapal kuda, dengan CEO Mercedes-Benz, Ola Kallenius, dan Raj Subramaniam dari FedEx duduk tepat di seberang Xi. CEO HSBC Georges Elhedery, bos SK Hynix Kwak Noh-jung, presiden dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser, dan ketua Hitachi Toshiaki Higashihara juga duduk di baris pertama.

    Beijing sedang berjuang untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa perang dagang baru dengan Presiden AS Donald Trump akan semakin menekan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, yang telah berjuang untuk pulih sejak pandemi.

    Kegelisahan yang sudah berlangsung lama atas pengetatan regulasi China, tindakan keras yang tiba-tiba terhadap perusahaan asing, dan persaingan yang tidak seimbang yang menguntungkan perusahaan milik negara China juga melemahkan sentimen bisnis.

    “Para CEO yang saya ajak bicara, dan saya berbicara dengan banyak dari mereka, merasa bahwa rapat ini layak dilakukan,” kata Sean Stein, presiden US-China Business Council (USBC) dan salah satu peserta rapat. 

    Stein menuturkan, Xi tidak hanya mengakui berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan dan industri, dalam banyak kasus dia berjanji bahwa pemerintah akan mengambil tindakan.

    Sementara itu, Frank Bournois, Wakil Presiden dan Dekan Sekolah Bisnis Internasional China Eropa di Shanghai mengatakan, pertemuan ini merupakan contoh besar diplomasi bisnis. 

    “Sekarang tidak hanya ada dialog antara badan-badan, entitas WTO dan negara-negara, tetapi diplomasi dipimpin oleh perusahaan-perusahaan yang tidak hanya mewakili diri mereka sendiri, tetapi juga sektor mereka,” katanya

    Dia menambahkan, keberhasilan pertemuan tersebut akan bergantung pada tindakan di masa mendatang dan bukan hanya kata-kata.

    Rutin Bertemu

    Frekuensi pertemuan antara eksekutif asing dan pejabat tinggi China meningkat selama bulan lalu, setelah data resmi menunjukkan investasi langsung asing anjlok 27,1% secara year on year (yoy) dalam mata uang lokal pada 2024. Catatan itu menandai penurunan terbesar dalam FDI sejak krisis keuangan global 2008.

    Xi mengatakan, perusahaan asing menyumbang sepertiga dari impor dan ekspor China, seperempat dari nilai tambah industri dan sepertujuh dari pendapatan pajak, menciptakan lebih dari 30 juta pekerjaan.

    “Dalam beberapa tahun terakhir, investasi asing di China juga telah diganggu oleh faktor geopolitik. Saya sering mengatakan bahwa mematikan lampu orang lain tidak membuat Anda lebih cemerlang.”

    Trump telah memperbarui perang dagangnya dengan China sejak menjabat dan telah mengumumkan gelombang tarif timbal balik baru yang akan mulai berlaku pada tanggal 2 April, yang menargetkan negara-negara dengan hambatan perdagangan pada produk-produk AS, yang dapat mencakup China.

    Dia mengenakan tarif 20% pada ekspor China bulan ini, yang mendorong China untuk membalas dengan bea tambahan pada produk-produk pertanian Amerika.

    “Inti dari hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS adalah saling menguntungkan dan saling menguntungkan,” kata Xi dalam pertemuan tersebut.

    Pemimpin China tahun lalu secara khusus mengundang para pemimpin bisnis Amerika untuk hadirin setelah Forum Pembangunan China. Tetapi, Stein mengatakan pertemuan semacam itu tidak mungkin menjadi acara rutin pada pertemuan puncak bisnis tahunan, yang tahun ini berlangsung dari tanggal 23-24 Maret.

    “Pesan China adalah bahwa ini bukanlah acara tahunan dan bahwa para pebisnis tidak boleh mengharapkannya,” ujar Stein.

  • Video: Xi Jinping Bertemu Para CEO Global, Bahas Soal Tarif?

    Video: Xi Jinping Bertemu Para CEO Global, Bahas Soal Tarif?

    Jakarta, CNBC Indonesia –Presiden China Xi Jinping bertemu dengan para CEO Global di Beijing saat pemerintah mencoba merayu perusahaan asing yang investasinya dapat memberikan dorongan bagi ekonomi China yang sedang terpuruk dan membantu melindunginya dari ketegangan geopolitik yang membara.

    Selengkapnya saksikan di Program Special Report CNBC Indonesia, Jumat (28/03/2025).

  • Jack Ma Is Back, Alibaba Diam-diam Melesat

    Jack Ma Is Back, Alibaba Diam-diam Melesat

    Jakarta

    November 2023, Jack Ma memposting memo internal di Alibaba, mendesak raksasa e-commerce yang ia dirikan itu memperbaiki arahnya. Alibaba mengalami salah satu masa paling bergejolak. Harga sahamnya mendekati rekor terendah, pertumbuhan terhenti di tengah persaingan panas, perubahan manajemen, dan Beijing mengawasi perusahaan dengan ketat.

    Ma sendiri hampir tak pernah muncul di depan publik. Namun, pesannya mungkin menanamkan harapan baru bagi Alibaba. Kini, raksasa e-commerce itu kembali mengalami pertumbuhan dan jadi salah satu pemain kecerdasan buatan terkemuka di China dan global, bersaing dengan perusahaan seperti OpenAI dan DeepSeek.

    Alibaba kini kembali jadi andalan Pemerintah China. Saham Alibaba yang terdaftar di AS diam-diam telah naik hampir 60% tahun ini, menambah lebih dari USD 100 miliar valuasi perusahaan.

    “Teknologi China telah bangkit dipimpin oleh Alibaba. Alibaba berada di posisi terdepan untuk mendapatkan keuntungan dari AI dan cloud,” kata Dan Ives, pengamat Wedbush Securities, kepada CNBC yang dikutip detikINET.

    Sebelumnya, kejatuhan Alibaba berlangsung cepat. Banyak yang menganggap itu bermula dari komentar Jack Ma pada Oktober 2020 yang mengkritik regulator keuangan China. Kala itu Alibaba tengah menikmati kesuksesan yang membuatnya jadi pemain e-commerce terbesar di China. Afiliasi Alibaba, Ant Group, bersiap melantai di bursa saham.

    Namun hanya dua hari sebelum Ant Group dijadwalkan mencatatkan saham di Shanghai dan Hong Kong, IPO dibatalkan pemerintah. Yang terjadi selanjutnya adalah pengawasan ketat selama beberapa tahun terhadap kerajaan Jack Ma. Regulator mendenda Alibaba, memaksa perubahan struktur Ant Group, dan memberlakukan banyak aturan.

    Perusahaan tersebut juga menghadapi sejumlah masalah lain, termasuk ekonomi China yang mencoba pulih dari pandemi Covid-19 dan meningkatnya persaingan. Perusahaan baru seperti Pinduoduo dan Douyin, TikTok versi Tiongkok, seaakin besar.

    Namun saat ini, karena China terus menghadapi tantangan ekonomi, peran sektor teknologi dalam meningkatkan ekonomi kembali jadi fokus. Februari tahun ini, Presiden Xi Jinping mengadakan pertemuan langka dengan para pengusaha dan mendesak mereka menunjukkan bakat. Dia memberikan dukungan kepada bisnis swasta.

    Jack Ma hadir bersama pentolan teknologi terkemuka, menandakan ia kembali didukung. “Pertemuan Xi dengan Jack Ma mengirim sinyal sangat jelas tentang prioritas pemerintah China saat ini. Pengembangan AI dan pertumbuhan perusahaan swasta jelas penting bagi pertumbuhan ekonomi China dan kami percaya Alibaba mendapat dukungan dari otoritas China,” kata Chelsey Tam dari Morningstar.

    Pertemuan tersebut membantu menaikkan harga saham Alibaba tahun ini. Terlebih di bidang AI, Alibaba merupakan salah satu pemimpin. Tidak lama setelah ChatGPT menjadi terkenal, perusahaan tersebut meluncurkan model AI pertamanya yang disebut Tongyi Qianwen atau Qwen.

    Perusahaan yang berkantor pusat di Hangzhou tersebut sejak saat itu secara agresif meluncurkan banyak model yang memungkinkan tugas-tugas seperti pembuatan video, teks, dan gambar dari perintah pengguna. Jelas bahwa kini, mereka sudah bangkit.

    (fyk/afr)

  • Negara ini Mampu Hancurkan Pertahanan AS dan Unggul dalam AI pada 2030

    Negara ini Mampu Hancurkan Pertahanan AS dan Unggul dalam AI pada 2030

    GELORA.CO – Sebuah laporan intelijen menyebutkan bahwa Amerika tak lagi menjadi super power pada 2030. Keterangan lain di dalamnya juga menjelaskan bahwa Militer China mampu menyerang langsung Amerika dan merusak pertahanan dunia maya Paman Sam. Juga akan menjadi unggul dalam hal kecerdasan buatan di masa yang akan datang.

    Hal tersebut menandakan akan ada pergeseran poros kekuatan militer dan teknologi dunia. Hal itu terjadi karena semakin tumbuhnya kekuatan ekonomi dan pertahanan di negara lain, yaitu China. Negara tersebut menjadi tandingan Amerika dalam berbagai hal, mulai dari ekonomi, teknologi, hingga militer. Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China melesat menjadi kekuatan baru dunia yang unggul dalam hal pertahanan militer, teknologi, dan ekonomi. 

    Laporan yang dikeluarkan oleh CIA itu mengungkapkan bahwa China “tetap menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat, baik secara militer maupun dunia maya,” lapor Reuters.

    Laporan tersebut, yang merupakan penilaian ancaman tahunan, menunjukkan bahwa China memiliki kemampuan untuk menargetkan Amerika Serikat melalui senjata konvensional dan serangan siber canggih yang menargetkan infrastrukturnya, serta kemampuannya untuk menargetkan aset luar angkasanya. Ditambahkannya bahwa “China bercita-cita untuk menggantikan Amerika Serikat dari posisi teratas dalam kecerdasan buatan pada tahun 2030.”

    Laporan tersebut mencatat bahwa “Rusia, bersama dengan Iran, Korea Utara, dan China, berusaha menantang Amerika Serikat melalui kampanye yang terencana untuk mencapai keunggulan militer,” seraya menambahkan bahwa perang Moskow di Ukraina telah memberinya “pelajaran berharga dalam menghadapi senjata dan intelijen Barat dalam perang berskala besar.”

    Laporan Komunitas Intelijen AS juga menyimpulkan bahwa Rusia memiliki keunggulan dalam konflik di Ukraina, dengan mencatat bahwa Rusia “sedang dalam perjalanan untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar guna menekan Kyiv dan para pendukung Baratnya agar berunding untuk mengakhiri perang yang akan memberi Moskow konsesi yang diinginkannya.”

    Laporan tersebut memperingatkan bahwa kelanjutan konflik di Ukraina akan memperpanjang risiko strategis bagi Amerika Serikat, dapat menyebabkan penggunaan senjata nuklir, dan dapat memperburuk ketidakamanan di antara negara-negara NATO, khususnya di Eropa Tengah, Timur, dan Utara.

    Ia melanjutkan, “Terlepas dari bagaimana dan kapan perang di Ukraina berakhir, tren geopolitik, ekonomi, militer, dan politik dalam negeri saat ini di Rusia menggarisbawahi kemampuannya untuk menahan dan memperpanjang potensi ancaman terhadap kekuatan, kehadiran, dan kepentingan global AS.”

    China terbuka

    Kementerian Luar Negeri China menyebut negaranya terbuka agar lebih banyak anggota parlemen maupun warga biasa dari Amerika Serikat datang ke Tiongkok.

    “China menyambut lebih banyak anggota parlemen dan warga Amerika Serikat dari berbagai lapisan untuk mengunjungi China agar dapat mempelajari China dengan cara yang lebih objektif serta memainkan peran yang konstruktif untuk pembangunan hubungan China-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (24/3).

    Hal itu disampaikan usai pertemuan Perdana Menteri China Li Qiang dan Senator Partai Republik Amerika Serikat Steve Daines, yang juga pendukung Presiden Donald Trump, pada Ahad (23/3). Daines berada di Beijing untuk menghadiri Forum Pembangunan China 2025.

    “China percaya bahwa perkembangan hubungan China-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan dapat memenuhi kepentingan bersama kedua bangsa maupun masyarakat internasional,” ungkap Guo Jiakun.

    Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri China disebutkan PM Li Qiang mengatakan bahwa saat ini, perkembangan hubungan China-AS memasuki titik kritis baru.

    “Sejarah telah membuktikan bahwa China dan AS sama-sama memperoleh keuntungan dari kerja sama dan mengalami kerugian bila terjadi konfrontasi. Kedua pihak harus memilih dialog dibanding konfrontasi dan kerja sama yang saling menguntungkan dari pada situasi yang tidak menguntungkan,” kata PM Li Qiang.

    PM Li juga menyampaikan harapan agar AS terlibat dalam komunikasi yang jujur, membangun kepercayaan, menghilangkan keraguan sesuai dengan prinsip saling menghormati, memperdalam kerja sama praktis, dan sama-sama berupaya untuk mempromosikan hubungan China-AS yang stabil, sehat dan berkelanjutan.

    Semakin banyak kesulitan yang dihadapi dalam hubungan China-AS, ungkap PM Li, semakin penting untuk menjaga dan mengembangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan China-AS, dalam upaya untuk terus memberikan stabilitas ke dalam hubungan bilateral.

    “Perang dagang tidak akan menghasilkan pemenang. Tidak ada negara yang dapat mencapai pembangunan dan kemakmuran melalui penerapan tarif. Masalah seperti ketidakseimbangan perdagangan perlu diselesaikan dengan memperbesar kue kerja sama dan menciptakan lebih banyak manfaat tambahan,” jelas PM Li Qiang.

    China, kata PM Li Qiang, selalu menyambut perusahaan dari seluruh dunia, termasuk AS, untuk berbagi peluang pembangunan di China dan akan memperlakukan perusahaan dalam dan luar negeri secara setara serta terus membina lingkungan bisnis yang sehat.

    Dalam akun media sosialnya di X, Senator Daines mengungkapkan bahwa ia akan berbicara dengan pejabat di China soal pembatasan produksi dan distribusi fentanil dan “perlunya mengurangi defisit perdagangan dan memastikan akses pasar yang adil bagi para petani, peternak, dan produsen Montana”. Montana adalah negara bagian di AS yang diwakili Daines.

    Daines sebelumnya bekerja sebagai pekerja eksekutif di China dan bertindak sebagai perantara selama masa jabatan pertama Trump. Ia adalah anggota Kongres pertama yang mengunjungi Beijing sejak Trump menjabat pada Januari 2025.

    Hubungan AS-China kembali menghangat secara khusus terkait tarif impor setelah Trump mengenakan tarif sebesar 10 persen untuk hampir semua produk impor dari China sejak awal Februari dan menaikkan tarif menjadi 20 persen pada 4 Maret 2025. Ia mengatakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk menekan China agar mengurangi distribusi fentanil ke AS.

    Sebagai balasan atas tindakan AS, China mengenakan tarif terhadap produk-produk pertanian asal AS mulai 10 Maret 2025, dengan rincian pungutan sebesar 15 persen untuk produk seperti ayam, gandum dan jagung, serta 10 persen pada produk-produk seperti kacang kedelai, daging babi, daging sapi dan buah-buahan.

    Namun Trump juga mengenakan tarif 25 persen atas semua impor baja dan alumunium ke AS, termasuk asal China, mulai 12 Maret 2025.

    Tak kirim pasukan perdamaian

    China membantah soal pemberitaan yang menyebut negara tersebut mempertimbangkan untuk bergabung dalam pasukan penjaga perdamaian di Ukraina.

    “Pemberitaan itu sama sekali tidak benar, sikap China atas krisis di Ukraina selalu konsisten dan jelas,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (24/3).

    Sebelumnya satu media Jerman mengutip sumber diplomatik Uni Eropa mengatakan China sedang mempertimbangkan partisipasinya untuk masuk dalam pasukan penjaga perdamaian di Ukraina.

    Diplomat China diberitakan mendekati pejabat di Brussels untuk menjajaki apakah langkah tersebut diinginkan oleh Eropa.

    Hal tersebut menyusul pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan pertemuan puncak lanjutan untuk membahas konflik Ukraina akan dilakukan pada 25 Maret 2025 dengan tujuan untuk menentukan komitmen dukungan jangka pendek bagi Ukraina setelah pertemuan antara delegasi Ukraina dan Amerika Serikat di Arab Saudi pada awal Maret.

    Guo Jiakun hanya menyebut “Group of Friends for Peace” (Sahabat untuk Perdamaian) yang dibentuk China dengan negara-negara berkembang lainnya baru saja bertemu di New York, AS.

    “Mereka membahas perkembangan terbaru krisis Ukraina dan prospek untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Pertemuan itu berhasil dan menegaskan kembali penyelesaian konflik melalui jalur politik melalui negosiasi,” ungkap Guo Jiakun.

    “Sahabat untuk Perdamaian” dibentuk oleh China dan Brasil pada 27 September 2024 saat Sidang Umum PBB ke-79 di New York dengan tujuan mendukung upaya global untuk perdamaian berkelanjutan melalui jalur negosiasi.

    Anggota kelompok tersebut adalah China, Brasil, Indonesia, Afrika Selatan, Aljazair, Bolivia, Kazakhstan, Kolombia, Mesir, Meksiko, Kenya, Turki dan Zambia.

    “Para anggota menekankan bahwa konflik mungkin mendekati titik balik dan menyambut baik dinamika terkini menuju perundingan damai. Mereka mendesak semua pemangku kepentingan untuk memainkan peran konstruktif, menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan,” tambah Guo Jiakun.

    Kelompok tersebut, menurut Guo Jiakun, juga berkomitmen untuk tetap menjaga komunikasi yang erat dengan semua pihak terkait agar suara-suara dari negara berkembang lebih diperhatikan dan berkontribusi pada penyelesaian konflik secara damai untuk masa depan yang lebih baik bagi semua.

    “Sejak didirikan September lalu, sikap ‘Sahabat untuk Perdamaian’ soal krisis Ukraina konsisten untuk menganjurkan penyelesaian damai dan menggalang kekuatan untuk penyelesaian politik. China akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menyampaikan suara-suara yang lebih rasional sehingga aspirasi atas perundingan damai didengar,” jelas Guo Jiakun.

    Perkembangan terakhir dari konflik Ukraina, Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 11 Maret 2025 menyatakan bahwa Kiev siap menerima proposal Amerika Serikat untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia, dengan kemungkinan perpanjangan berdasarkan kesepakatan bersama.

    Selain itu, AS juga akan melanjutkan bantuan ke Ukraina serta mencabut jeda dalam berbagi intelijen.

    Presiden Ukraina dan AS sepakat untuk segera menyelesaikan perjanjian komprehensif secepatnya mengenai sumber daya mineral penting Ukraina guna memperluas ekonomi Ukraina dan menjamin kemakmuran dan keamanan jangka panjang Ukraina.

  • AS di Ambang Kekalahan Telak, China Makin Menggila

    AS di Ambang Kekalahan Telak, China Makin Menggila

    Jakarta, CNBC Indonesia – China makin kencang melawan dominasi Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Upaya China tak gentar meski AS terus-terusan memutus akses negara kekuasaan Xi Jinping terhadap chip AI dan alat pembuat chip canggih asal AS dan negara sekutu.

    Bukti paling nyata adalah kehadiran DeepSeek asal China yang mengguncang industri teknologi AI AS. DeepSeek berhasil menjadi sistem AI yang akurat dengan biaya produksi jauh lebih murah ketimbang AI buatan AS.

    Menurut CEO startup asal China A1.AI, Lee Kai-fu, China saat ini hanya tertinggal sekitar 3 bulan untuk beberapa area pengembangan AI dibandingkan dengan AS.

    Lee merupakan figur kawakan di sektor AI global. Ia juga pernah mengepalai Google China. Berbacara dnegan Reuters, Lee mengatakan kemunculan DeepSeek telah membuktikan kemajuan China dalam hal engineering infrastruktur software.

    DeepSeek membuat geger saat meluncurkan model AI R1 pada Januari lalu. Perusahaan mengklaim sistem AI tersebut dilatih dengan chip yang tidak terlalu canggih dan dengan biaya lebih murah ketimbang pesaing di AS.

    Pengumuman itu langsung meruntuhkan asumsi bahwa sanksi AS akan menghambat pengembangan AI asal China.

    “Sebelumnya, saya kira ketimpangan [China dan AS] berjarak 6-9 bulan dan [China] tertinggal di belakang dalam segala hal. Kini, saya rasa mungkin ketimbangannya hanya 3 bulan untuk beberapa teknologi inti. Namun, untuk beberapa area spesifik [China] sebenarnya lebih maju,” kata Lee, dikutip dari Reuters, Selasa (25/3/2025).

    Sanksi dari AS dinilai sebagai pedang bermata dua yang menciptakan tantangan jangka pendek bagi China dalam mengembangkan AI. Namun, secara jangka panjang, sanksi itu justru memotivasi China untuk berinovasi secara lebih kreatif dan mengembangkan kemandirian tanpa bergantung pada AS.

    Lee mengatakan beberapa perusahaan China bahkan sudah mengembangkan algoritma mereka sendiri.

    “Faktanya, DeepSeek mampu mencari rantai pemikiran baru untuk mendorong pembelajaran sistemnya supaya bisa bersaing dengan AS. DeepSeek belajar dengan cepat dan bahkan kini sudah lebih inovatif,” Lee menjelaskan.

    China langsung bergerak cepat dalam pengembangan AI setelah OpenAI asal AS meluncurkan ChatGPT pada akhir 2022 lalu. Sebelum peluncuran DeepSeek, banyak petinggi teknologi China yang mengaku tertinggal dibandingkan AS.

    Lee sendiri merupakan pemilik firma modal ventura yang mendirikan 01.AI pada Maret 2023. Ia juga bergabung pada startup AI baru seperti ZhipuAI dan Moonshot. Lee juga berperan dalam beberapa raksasa teknologi China seperti Baidu, Alibaba, dan ByteDance, dalam membangun model AI mereka.

    (fab/fab)

  • iPhone Tak Laku, China Blak-blakan Bilang Ini ke CEO Apple

    iPhone Tak Laku, China Blak-blakan Bilang Ini ke CEO Apple

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan iPhone di China kian memprihatinkan. Kebangkitan Huawei dan pemain lokal lainnya berhasil mengguncang dominasi iPhone di negara kekuasaan Xi Jinping.

    Selain itu, lambatnya adopsi Apple Intelligence di China juga disebut-sebut sebagai faktor penurunan minat belim masyarakat China terhadap iPhone.

    Pada kuartal-IV (Q4) 2024, Huawei berhasil menduduki posisi ‘raja’ HP China dengan pangsa pasar 18,1%. Pertumbuhannya tercatat 15,5% secara tahun-ke-tahun (YoY).

    Sementara itu, Apple yang berdarah-darah duduk di posisi ke-3. Penjualannya menurun tajam 18,2% YoY dengan pangsa pasar 17,1%.

    Di tengah terpuruknya kinerja iPhone di China, pemerintah China tetap mendorong investasi dari Apple ke negara Tirai Bambu. Hal tersebut diungkap Menteri Perdagangan (Mendag) China Wang Wentao pada awal pekan ini.

    Wang mengatakan kepada CEO Apple Tim Cook bahwa China menyambut ekspansi investasi Apple di negaranya, dikutip dari Reuters, Selasa (25/3/2025).

    Dalam pernyataannya, Wang mengatakan telah bertukar pikiran dengan Cook dalam beberapa topik. Antara lain terkait perkembangan bisnis Apple di China, serta hubungan perdagangan ekonomi China dan Amerika Serikat (AS).

    Diskusi antara Wang dan Cook itu terjadi dalam ajang China Development Forum di Beijing pada Minggu (23/3) dan Senin (24/3). Menurut beberapa sumber, para petinggi teknologi berharap bisa berkomunikasi langsung dengan Presiden China Xi Jinping.

    (fab/fab)