Tag: Xi Jinping

  • Dihantam Trump, Presiden China Xi Jinping Serukan Asia Bersatu

    Dihantam Trump, Presiden China Xi Jinping Serukan Asia Bersatu

    JAKARTA – Presiden China Xi Jinping menyerukan negara-negara Asia untuk bersatu dalam melawan konfrontasi geopolitik. Xi ingin memperkuat hubungan dengan beberapa tetangga terdekat Tiongkok di tengah memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.

    Xi berada di Malaysia sebagai bagian dari perjalanan tiga negara Asia Tenggara yang meliputi Vietnam dan Kamboja.

    Tiongkok dan Malaysia mencapai konsensus untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang, kata Xi Jinping setelah menyaksikan pertukaran 31 perjanjian dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, mulai dari perdagangan dan pariwisata hingga transportasi kereta api dan pertanian.

    “Dalam menghadapi guncangan terhadap tatanan internasional dan globalisasi ekonomi saat ini, kedua negara kita akan bersatu dengan negara-negara lain di kawasan ini untuk bersama-sama melawan arus bawah konfrontasi geopolitik dan berbasis kubu, mengatasi arus balik unilateralisme dan proteksionisme, dan menjaga prospek pembangunan yang menjanjikan di rumah bersama kita di Asia,” kata Xi Jinping dalam acara bersama Anwar Ibrahim dilansir Reuters, Rabu, 19 April.

    Pernyataan Xi muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan mengenakan tarif besar-besaran pada negara-negara di seluruh dunia. Sementara beberapa tarif telah ditunda, Beijing menghadapi bea masuk sebesar 145%.

    Xi tidak secara langsung merujuk ke Amerika Serikat dalam pidatonya di Kuala Lumpur.

    Sebagai bagian dari kebijakan “America First”, Trump juga menarik AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia, melemahkan USAID, dan menghentikan bantuan internasional.

    China mengatakan mereka “meruntuhkan tembok” dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah perang dagang.

     

    Dengan tarif tambahan sebesar 24% untuk barang yang dikirim ke AS, Malaysia merupakan salah satu dari beberapa negara Asia Tenggara yang menghadapi pungutan besar dari AS sebelum Trump mengumumkan penangguhan selama 90 hari.

    Para pejabat Malaysia mulai menghubungi AS untuk meminta penangguhan.

    Anwar Ibrahim mengatakan Tiongkok tetap menjadi mitra dagang terpenting Malaysia dan terus menjadi sekutu yang “rasional, kuat, dan dapat diandalkan” selama pergolakan geopolitik global.

    “Pada saat multilateralisme berada di bawah tekanan yang luar biasa, ketika beberapa negara mengabaikan prinsip tanggung jawab bersama dan yang lain mempertanyakan komitmen jangka panjang, inisiatif global Tiongkok menawarkan harapan baru,” kata Anwar.

  • Video: Makin Dekat Dengan ASEAN, Presiden China Kunjungi Malaysia

    Video: Makin Dekat Dengan ASEAN, Presiden China Kunjungi Malaysia

    Jakarta, CNBC Indonesia –Setelah mengunjungi Vietnam Presiden China Xi Jinping memulai kunjungan kenegaraan ke Malaysia hari ini. Kunjungan ini berrtepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

    Selengkapnya saksikan di Program Property Point CNBC Indonesia, Rabu (16/04/2025).

  • China Sulap Kota Tetangga RI Jadi ‘Surga Judi’, Awas Jebakan Utang

    China Sulap Kota Tetangga RI Jadi ‘Surga Judi’, Awas Jebakan Utang

    Jakarta, CNBC Indonesia – China terus mengintensifkan kehadirannya di wilayah Asia Tenggara. Salah satu cara yang ditempuh Beijing untuk memperkuat presensinya adalah dengan memberikan kredit bagi negara-negara di wilayah ini untuk pembangunan daerahnya.

    Salah satu bukti pembangunan ini adalah kota Sihanoukville di Kamboja. Dulunya merupakan desa nelayan yang sepi, investasi besar China telah mengubah kota itu menjadi resor perjudian.

    Dalam laporan AFP, nampak papan nama berbahasa Mandarin di seluruh sudut kota. Nampak juga banyak warga China yang datang untuk berjudi dan berinvestasi di kota Selatan Kamboja tersebut.

    “Sihanoukville berubah dari tahun ke tahun. Tahun ini saya kembali dan itu sepenuhnya adalah kota China. Ada begitu banyak orang China,” kata Xiaofan, seorang turis China yang mengunjungi temannya yang memulai bisnis di kota itu.

    Perjudian umumnya ilegal di China Daratan. Maka itu, Sihanoukville adalah salah satu dari banyak pusat di daerah sekitarnya yang telah tumbuh untuk menarik pengunjung China dan memuaskan rasa lapar mereka terhadap praktik yang memicu adrenalin itu.

    Kegiatan ini pun telah menggenjot perekonomian di Sihanoukville. Menurut pemerintahan provinsi Preah Sihanouk, daerah tersebut membanggakan PDB per kapita sebesar US$ 4.000 (Rp 67 juta), sekitar dua kali lipat rata-rata Kamboja, yang sebagian besar didorong oleh pusat manufaktur yang dikelola China.

    “Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville adalah simbol hubungan Kamboja-China. Bagi saya, terserah (pihak lain menilai apa), lihat saja Makau, lihat saja Las Vegas,” kata Wakil Gubernur Preah Sihanouk, Long Dimanche.

    Sementara itu, Phnom Penh juga merupakan salah satu pendukung Beijing yang paling dapat diandalkan di Asia. Hal ini juga mendorong kunjungan Presiden China Xi Jinping ke negara itu pekan ini.

    Bulan ini, pangkalan angkatan laut yang direnovasi oleh China diresmikan di dekatnya, yang menurut Phnom Penh tidak akan digunakan “secara eksklusif” oleh Beijing. Namun pada faktanya, ada dua kapal perang China telah berlabuh sejak Desember 2023 ke

    Meski begitu, Kamboja juga secara teratur menghalangi upaya dalam kelompok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bertindak atas pembangunan pulau dan ketegasan teritorial Beijing di Laut China Selatan.

    Jebakan Utang China?

    Pembangunan Sihanoukville dengan dana dari China rupanya masih menjadi salah satu momok yang dimiliki negara itu. Menurut IMF, lebih dari sepertiga dari utang luar negeri Kamboja senilai US$ 11 miliar (Rp 185 triliun) adalah utang ke China.

    Secara kondisi, banyak proyek yang didanai Beijing berkinerja kurang baik di Kamboja. Jalan tol senilai US$ 2 miliar (Rp 33 triliun) yang menghubungkan Sihanoukville dengan ibu kota Phnom Penh dibangun dengan dana China dan dibuka pada tahun 2022. Tetapi dengan tarif tol minimum US$ 15 (Rp 252 ribu), jalan tol ganda itu umumnya kosong. 

    Selain itu, ada juga sejumlah proyek seperti Bandara Siem Reap, yang dekat situs warisan UNESCO Angkor Wat, serta proposal kanal sepanjang 180 kilometer (110 mil) yang menghubungkan Sungai Mekong dengan Teluk Thailand.

    “Beberapa proyek terlalu besar, terlalu cepat, dan tidak ada permintaan organik untuk proyek-proyek tersebut,” kata presiden lembaga pemikir Kamboja Future Forum, Ou Virak.

    Profesor madya di Arizona State University, Sophal Ear, juga mengamini hal ini. Menurutnya, investasi strategis Beijing ini menegaskan kepentingan jangka panjang China dalam mengamankan pengaruh di kawasan Asia Tenggara.

    “Dengan ekonomi Kamboja yang sangat bergantung pada modal China, kekhawatiran atas keberlanjutan utang, ketergantungan ekonomi yang berlebihan, dan risiko kedaulatan tetap ada,” tuturnya.

    (tps)

  • Perang Makin Panas, Warga AS Jadi Buronan di China

    Perang Makin Panas, Warga AS Jadi Buronan di China

    Jakarta, CNBC Indonesia – China menuduh Agen Keamanan Nasional AS (NSA) melancarkan serangan siber canggih selama gelaran Asian Winter Games pada Februari lalu. Serangan itu menargetkan industri-industri esensial.

    Kepolisian di Harbin, China, mengatakan 3 agen NSA yang diduga terlibat dalam upaya serangan siber tersebut masuk dalam daftar buronan. Selain itu, University of California dan Virginia Tech dikatakan terlibat dalam aksi penyerangan siber menurut hasil investigasi yang dilaporkan media bekingan pemerintah China, Xinhua.

    Adapun 3 agen NSA yang jadi buronan China tersebut masing-masing bernama Katheryn A. Wilson, Robert J. Snelling, dan Stephen W. Johnson. Ketiganya juga teridentifikasi beberapa kali melakukan serangan siber ke infrastruktur informasi kritis China, hingga terlibat dalam serangan siber pada Huawei dan perusahaan lain.

    Laporan itu tidak menjelaskan lebih lanjut seperti apa keterlibatan 2 universitas AS dalam aksi tersebut. Kedutaan AS di China tak merespons permintaan komentar via email.

    Kementerian Luar Negeri China mengonfirmasi penyerangan tersebut. Ia mengatakan Beijing telah meningkatkan perhatian terhadap upaya-upaya dari AS.

    “Kami meminta AS untuk bertanggung jawab dalam isu keamanan siber dan berhenti melakukan penyerangan ke China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dikutip dari Reuters, Rabu (16/4/2025).

    Laporan ini muncul di tengah ketegangan ekonomi antara AS dan China yang dipicu kebijakan tarif AS sebesar 145% ke China, lantas dibalas Xi Jinping dengan kebijakan tarif 125% ke AS.

    “NSA meluncurkan serangan siber ke industri-industri penting seperti energi, transportasi, konservasi air, komunikasi, dan institusi riset pertahanan nasional di provinsi Heilongjiang,” tertera dalam laporan Xinhua.

    “Penyerangan ini bertujuan melakukan sabotase terhadap infrastruktur informasi kritis China, menyebabkan masalah sosial, serta mencuri informasi penting dan rahasia,” laporan itu menambahkan.

    AS-China Saling Tuduh

    Sementara itu, Washington secara rutin menuduh China sebagai dalam penyerangan siber ke AS. Bulan lalu, pemerintah menuduh hacker China menargetkan Lembaga Intelijen Pertahanan AS, Kementerian Perdagangan AS, dan beberapa Kementerian Luar Negeri Taiwan, Korea Selatan, India, hingga Indonesia.

    Beijing membantah keterlibatannya dalam upaya espionase siber internasional.

    Setelah bertahun-tahun dituduh pemerintah AS dalam upaya serangan siber dan mata-mata, dalam 2 tahun terakhir beberapa organisasi China dan pemerintah setempat balik menuduh AS melancarkan upaya serupa.

    Pada Desember lalu, China mengatakan pihaknya menemukan 2 serangan siber AS yang ditujukan ke firma teknologi China. Upaya itu dikatakan menyebabkan pencurian data perdagangan rahasia sejak Mei 2023. Namun, China tidak menyebut secara spesifik lembaga yang terlibat.

    (fab/fab)

  • Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xi Jinping mendorong perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi dan memulai bisnis di Malaysia. Hal tersebut merupakan upayanya untuk mempererat hubungan di Asia Tenggara di tengah tekanan perang dagang dari AS. 

    Melansir Kantor Berita Xinhua pada Rabu (16/4/2025), Xi Jinping bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar dan mengatakan Beijing menyambut lebih banyak produk pertanian Malaysia.

    Xi juga meminta kedua negara untuk memajukan proyek-proyek besar seperti East Coast Rail Link pada sektor perkeretaapian dan program Two Countries, Twin Parks. Selain itu, Xi juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ekonomi digital, dan pembangunan hijau.

    “China dan Malaysia harus memperdalam sinergi strategi pembangunan, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk saling menguntungkan dan mencapai hasil yang saling menguntungkan, serta bersama-sama mengejar modernisasi,” jelas Xi.

    Dia melanjutkan, China juga mendukung Malaysia dalam perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean.

    Xi menuturkan, China siap bekerja sama dengan Malaysia untuk melaksanakan Prakarsa Pembangunan Global (Global Development Initiative), Prakarsa Keamanan Global (Global Security Initiative), dan Prakarsa Peradaban Global (Global Civilization Initiative).

    China juga siap mendorong upaya negara-negara Selatan untuk mencapai kemajuan kolektif yang didorong oleh solidaritas dan pembangunan bersama.

    Sementara itu, melansir Bloomberg, Kunjungan Xi ke Malaysia menandai persinggahan keduanya di kawasan tersebut saat Beijing berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor yang terguncang oleh perang dagang Presiden Donald Trump yang semakin memanas. 

    Perjalanan tersebut dilakukan saat negara-negara berupaya mencapai kesepakatan mereka sendiri dengan Washington setelah Trump memukul mitra dagang dengan tarif timbal balik. Trump kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari. Malaysia, khususnya, berupaya menurunkan tarif 24% dan mengamankan beberapa pengecualian ekspor.

    Dalam unggahan di laman Facebook resminya, Sultan Ibrahim mengatakan dia yakin Malaysia dan China akan terus memperkuat kerja sama meskipun terdapat berbagai kesenjangan geopolitik di seluruh dunia.

    “Ada potensi besar bagi perusahaan dan investor China untuk mengeksplorasi peluang di Malaysia karena sejalan dengan pentingnya konektivitas regional dan pembangunan berkualitas tinggi di bawah program Belt and Road China,” katanya.

    Adapun, Xi mendarat di Malaysia pada Selasa (15/4/2025) malam setelah mengakhiri kunjungan dua hari ke Vietnam dan disambut oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Menjelang kedatangannya, pemimpin China tersebut mengatakan dirinya melihat perjalanannya sebagai kesempatan untuk lebih mempererat hubungan bilateral dan memperkuat rasa saling percaya politik. 

    Setelah dari Malaysia, Xi akan singgah ke Kamboja yang menjadi tujuan terakhirnya dalam kunjungan kali ini mulai Kamis (17/6/2025) besok.

    Tur regionalnya menggarisbawahi posisi sulit yang dialami negara-negara Asia Tenggara. Sejak Trump mengenakan tarif tinggi pada China selama masa jabatan pertamanya, banyak dari negara-negara ini telah menjadi rute utama bagi ekspor China untuk mencapai AS. 

    Kini, AS menekan mereka untuk memutus jalur bisnis yang menguntungkan itu dengan mitra dagang terbesar mereka atau menghadapi tarif AS yang melumpuhkan.

    Malaysia menganggap China dan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya, dan telah mempertahankan hubungan terbuka dengan kedua negara tersebut. 

    Namun, sebagai negara yang bergantung pada perdagangan, negara ini merasakan tekanan. Pemerintah sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini karena perang dagang yang meningkat.

    Kunjungan kenegaraan terakhir Xi ke Malaysia adalah pada 2013, ketika kedua negara meningkatkan hubungan mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun ke-50 pembentukan hubungan diplomatik, yang menyoroti kerja sama yang berkembang selama beberapa dekade.

  • IHSG diprediksi variatif saat pasar cermati tensi perdagangan global

    IHSG diprediksi variatif saat pasar cermati tensi perdagangan global

    Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz

    IHSG diprediksi variatif saat pasar cermati tensi perdagangan global
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 16 April 2025 – 13:25 WIB

    Elshinta.com –  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, diperkirakan bergerak variatif di tengah pelaku pasar masih mencermati tensi perang dagang di tingkat global. IHSG dibuka menguat 19,59 poin atau 0,30 persen ke posisi  6.461,19. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,97 poin atau 0,13 persen ke posisi 724,18.

    “IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang 6.350 sampai 6.500,” ujar Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan di Jakarta, Rabu.

    Dari mancanegara, sebelum libur panjang, pelaku pasar memperoleh sinyal bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) akan lebih selektif dan fleksibel dalam menentukan kebijakan tarif, namun, kenyataannya kebijakan bersifat agresif dan menyasar hampir ke semua mitra dagang.

    Selain itu, pelaku pasar juga mencermati rencana tarif AS untuk semikonduktor pada pekan depan, serta masih mengkaji terkait dengan pemberian tarif untuk impor mineral yang bersifat critical. Trump menginginkan China untuk datang dan memohon supaya diberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi, sayangnya China tidak melakukannya dan bahkan Presiden Xi Jinping sudah mengatakan tidak akan meladeni negosiasi semacam itu.

    Ke Uni Eropa, Trump menginformasikan akan mendorong industri otomotif, meskipun saat ini sudah menerapkan tarif otomotif sebesar 25 persen, di sisi lain, Trump berencana menerapkan tarif untuk komponen otomotif yang akan direncanakan pada 3 Mei 2025. Dari dalam negeri, Indonesia tengah melakukan negosiasi tarif resiprokal melalui tim yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mulai berangkat ke AS.

    Melansir data, isu tarif dan perlambatan konsumsi domestik berdampak ke penurunan indeks keyakinan konsumen ke 121,1 pada Maret 2025 dari sebelumnya 126,4 pada Februari 2025, yang kemungkinan Kembali turun di April 2025 bersamaan dengan puncak intensitas kebijakan tarif.

    Bursa saham Eropa ditutup menguat pada perdagangan Selasa (16/04), indeks STOXX 600 naik 1,63 persen, DAX naik 1,43 persen dan FTSE naik 1,41 persen.

    Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (16/04), indeks Dow Jones Industrial Average turun 155,83 poin atau 0,38 persen ke level 40.368,96, indeks S&P 500 melemah 9,34 poin atau 0,17 persen menjadi 5.396,63, dan Nasdaq Composite turun tipis 8,32 poin atau 0,05 persen ke 16.823,17.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 163,31 poin atau 0,48 persen ke 34.104,84, indeks Shanghai melemah 13,39 poin atau 0,41 persen ke 3.254,27, indeks Kuala Lumpur melemah 3,26 poin atau 0,22 persen ke 1.483,17, dan indeks Strait Times menguat 8,94 poin atau 0,25 persen ke 3.633,66.

     

    Sumber : Antara

  • 5 Fakta Hubungan Bilateral Indonesia dan China

    5 Fakta Hubungan Bilateral Indonesia dan China

    PIKIRAN RAKYAT – Minggu, 13 April 2025 menjadi 75 tahun hubungan bilateral Indonesia China. Dalam rangka memperingatinya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengutarakan kerja sama kedua negara saat ini sangat penting

    Sementara itu, Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengutarakan hubungan ini telah mendatangkan kemajuan signifikan. Baik untuk RI maupun Negeri Tirai Bambu tersebut.

    Di balik hari tersebut, banyak yang tak mengetahui serba-serbi hubungan bilatetal kedua negara ini. Berikut 5 fakta hubungan bilateral kedua negara.

    Pertama, Indonesia menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang mengakui negara China. Saat itu, Indonesia belum lama merdeka. Sedangkan China dikuasai Partai Komunis di bawah pimpinan Mao Zedong.

    Saat Soekarno menjadi Presiden, dua negara ini begitu dekat. Dua negara ini mengusung semangat ideologi anti-imperialisme dan semangat non-blok. Dua negara ini pencetus Konferensi Asia Afrika.

    Kedua, pada tahun 1967, Presiden Soeharto pada 1967 membekukan hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Sebabnya, negara berpenduduk terbanyak di dunia ini diduga terlibat mendukung Partai Komunis Indonesia. Namun. Pemerintah Indonesia mendukung Taiwan sebagai ‘China yang lain’.

    Ketiga, pada tahun 1990, Presiden Soeharto memulihkan hubungan diplomatik kedua negara. Pemerintah Indonesia memegang prinsip Satu China. Dengan kata lain, hanya mendukung negara yang saat ini dipimpin oleh Xi Jinping ini.

    Keempat, pada tahun 2005 yang menjadi masa reformasi, kedua negara mendeklarasikan hubungan Strategic Partnership atau kemitraan strategis. Delapan tahun kemudian, pada tahun 2013, hubungan ini meningkat menjadi Comprehensive Strategic Partnership atau Kemitraan Strategis Komprehensif.

    Kelima, Indonesia bergabung dengan China Belt and Road Initiative yang digagas negara tersebut. China Belt and Road Initiative yaitu pembangunan infrastruktur yang menghubungkan negara tersebut ke seluruh dunia.

    Pembangunan infrastruktur ini bertujuan juga membangun jalur perdagangan internasional yang baru. Karenanya, akan memajukan perekonomian negara tersebut.

    Demikian, serba-serbi hubungan bilateral Indonesia China. Semoga semakin menambah pengetahuan kita seputar sejarah Indonesia dalam hal dunia internasional.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tarif Trump: EU Tunda Tarif Balasan hingga Juli – Halaman all

    Tarif Trump: EU Tunda Tarif Balasan hingga Juli – Halaman all

    Komisi Eropa pada Senin (14/04) menyatakan akan menunda penerapan tarif balasan terhadap barang-barang Amerika Serikat (AS) senilai €21 miliar (sekitar Rp357 triliun) hingga 14 Juli. Penundaan ini bertujuan memberi waktu dan ruang bagi negosiasi antara Uni Eropa (UE) dan AS. Kebijakan tersebut mulai berlaku secara hukum pada Selasa (15/04), menurut pernyataan resmi dari Komisi Eropa.

    Langkah ini mengonfirmasi pernyataan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen pekan lalu, yang menyatakan bahwa UE akan menangguhkan tindakan balasan sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan dagang.

    Langkah-langkah tarif dari pihak UE merupakan tanggapan atas kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif atas impor baja dan aluminium dari Eropa sejak Februari. Selain itu, Trump juga mengumumkan tarif universal sebesar 20% atas barang-barang UE pada 2 April sebagai bagian dari paket tarif “resiprokal” besar-besaran.

    AS dan UE menuju meja perundingan

    Komisioner Perdagangan UE, Maros Sefcovic, melakukan perjalanan ke Washington DC pada hari yang sama untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pejabat AS. Misinya adalah mencegah terjadinya perang dagang skala besar dan mencapai kesepakatan sebelum batas waktu 90 hari yang telah disepakati.

    Sefcovic menyatakan bahwa UE siap bernegosiasi secara konstruktif dan terbuka terhadap kesepakatan yang adil. UE mengusulkan penghapusan tarif timbal balik (zero-for-zero) atas produk industri serta kerja sama dalam mengatasi hambatan non-tarif.

    “UE menganggap tarif AS tidak berdasar dan merugikan,” kata Komisi Eropa. “Kebijakan ini berisiko menimbulkan kerugian ekonomi tidak hanya bagi kedua belah pihak, tapi juga bagi perekonomian global.”

    Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyampaikan optimisme terhadap kemajuan perundingan. Dalam wawancara dengan Fox Business Network, ia mengatakan bahwa diskusi dengan UE berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan signifikan. Menurutnya, kesepakatan tersebut akan sangat menguntungkan pekerja AS, terutama di sektor industri otomotif.

    Menkeu AS: Kesepakatan tarif AS-Cina masih dimungkinkan

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut bahwa kesepakatan dagang dengan Cina masih mungkin terjadi meskipun tensi meningkat. Ia mengatakan, “Akan ada kesepakatan besar pada waktunya. Pemisahan tidak harus terjadi, tapi bisa saja.”

    Bessent menyoroti kompleksitas hubungan AS-Cina yang tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga strategis dan militer. Ia menyebut bahwa perang tarif antara kedua negara “bukan lelucon,” mengingat dampaknya yang luas.

    Saat ini, AS telah menaikkan tarif hingga 145% terhadap berbagai produk Cina, yang kemudian dibalas Beijing dengan tarif balasan sebesar 125%. Namun, AS memberikan pengecualian sementara terhadap beberapa produk penting seperti ponsel dan laptop. Meskipun demikian, Presiden Trump menegaskan bahwa tarif tambahan tetap sedang dipertimbangkan.

    Cina: “Langit tidak akan runtuh”

    Ekspor Cina pada Maret tercatat naik 12,4%, melampaui ekspektasi pasar. Kenaikan ini disebabkan oleh percepatan pengiriman oleh perusahaan sebelum tarif baru diberlakukan. Namun para analis memperkirakan pertumbuhan ekspor ini tidak akan berlangsung lama.

    “Ekspor akan melemah seiring kenaikan tarif AS,” ujar ekonom Zhiwei Zhang.

    Di sisi lain, impor Cina turun 4,3% secara tahunan. Meskipun angka ini negatif, penurunan tersebut lebih kecil dibanding dua bulan pertama tahun ini, yang menunjukkan adanya tanda pemulihan konsumsi domestik.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Ekspor Cina memang menghadapi tekanan global, tapi langit tidak akan runtuh,” kata Lyu Daliang, juru bicara Bea Cukai Cina.

    Dalam kunjungannya di Asia Tenggara, Presiden Cina Xi Jinping menegaskan, “Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan tarif. Proteksionisme bukan jalan keluar.”

    Xi mendorong penguatan kerja sama dengan Hanoi, terutama dalam rantai pasokan, kecerdasan buatan, dan ekonomi hijau, sambil menekankan pentingnya kemitraan produksi di tengah tekanan global.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

  • Trump Melunak, Ajak China Negosiasi Tarif Dagang usai Patok Tarif Impor 145 Persen – Halaman all

    Trump Melunak, Ajak China Negosiasi Tarif Dagang usai Patok Tarif Impor 145 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi yang bertujuan menyelesaikan eskalasi perang dagang.

    “Bola sekarang ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Trump lewat pernyataan yang disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt.

    Trump menambahkan sangat menghormati Presiden China Xi Jinping. Trump mengaku menantikan negosiasi dengan China.

    “Saya sangat menghormati Presiden Xi. Dia telah menjadi teman saya dalam jangka waktu yang lama. Dan saya pikir kami akan berhasil mencapai sesuatu yang sangat baik bagi kedua negara. Saya menantikannya,” pungkasnya.

    Mengutip laporan Bloomberg, pernyataan tersebut diungkap pasca AS memberlakukan  tarif impor terhadap China sebesar 145 persen.

    Setelah awal Februari kemarin Trump telah mengenakan tarif 10 persen untuk semua barang China tanpa pengecualian.

    Trump berdalih penerapan tarif impor bertujuan untuk memaksa China mengubah kebijakan perdagangan yang dianggap merugikan Amerika Serikat. 

    Lantaran selama beberapa tahun terakhir Trump melihat defisit perdagangan yang besar dengan China sebagai masalah utama.

    Dengan mengenakan tarif tinggi, ia berharap dapat menurunkan impor dari China dan meningkatkan ekspor AS.

    Sehingga mengurangi ketimpangan perdagangan yang dianggap merugikan ekonomi domestik.​

    Namun pasca Trump mengumumkan tarif tersebut, China lantas melakukan pembalasan dengan tarif tambahan sebesar 125 persen atas barang-barang asal AS

    ​China memberlakukan tarif impor sebesar 125 persen terhadap barang-barang asal AS sebagai respons terhadap kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.

    Selain itu langkah ini ditujukan untuk menyeimbangkan ketimpangan tarif dan menunjukkan ketegasan terhadap kebijakan perdagangan AS yang dianggap tidak adil.

    China berharap dengan meningkatkan tarif, ekonomi AS, terutama sektor-sektor yang bergantung pada ekspor ke China, akan merasakan dampak negatif yang signifikan.

    China Ogah Berunding

    Merespons ajakan Trump terkait perundingan tarif impor yang memicu terjadinya perang dagang, China dengan tegas menolak ajakan tersebut.

    China menjelaskan bahwa pihaknya hanya akan terlibat dalam perundingan dengan AS jika para pemimpinnya menunjukkan rasa hormat kepada Beijing. 

    Pernyataan ini disampaikan oleh mantan pejabat ekonomi tinggi China,  Zhu Guangyao, dalam wawancara di Singapura.

    Zhu mengatakan, saat tim teknis dari kedua negara tetap melakukan kontak.

    Perundingan mengenai tarif “resiprokal” Trump harus didasarkan pada rasa saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan pola pikir saling menguntungkan. 

    Sikap tegas China ini didasari oleh penilaian bahwa kebijakan tarif AS merupakan tindakan unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi yang melanggar aturan WTO, merusak sistem perdagangan multilateral, dan mengganggu stabilitas ekonomi global.

    China Stop Beli Pesawat dan Suku Cadang Boeing

    Terpisah, selain memberlakukan tarif balasan, China juga turut menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar ‘entitas yang tidak dapat diandalkan’.

    Memberlakukan pembatasan ekspor tujuh unsur tanah jarang, menambahkan 27 perusahaan ke dalam daftar perusahaan yang menghadapi pembatasan perdagangan.

    Terbaru China turut menginstruksikan maskapai-maskapai nasionalnya untuk tidak menerima pengiriman pesawat Boeing. 

    Tak hanya itu, pemerintah China juga meminta maskapai nasionalnya untuk menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan AS.

    Instruksi tersebut dilakukan sebagai respons atas keputusan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal China

    Imbas penangguhan tersebut, tiga maskapai besar China yakni, maskapai Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines harus membatalkan rencananya mereka untuk menerima 45, 53, dan 81 pesawat Boeing antara tahun 2025 hingga 2027.

    Meski pembatasan ini diprediksi akan memberikan dampak besar terhadap biaya operasional maskapai-maskapai China yang menggunakan pesawat Boeing. 

    Namun langkah ini memperkuat sinyal bahwa China serius dalam menanggapi apa yang mereka sebut sebagai “perundungan” dari pihak Washington. 

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam

    Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam

    Anda sedang menyimak Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah berita pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Kita akan mengawali edisi Kamis, 16 April 2025 ini dengan informasi dari daratan Eropa.

    Siap perang, warga Eropa diminta sisihkan bekal

    Merasa ancaman perang langsung yang ada di depan mata, warga Eropa telah diperingatkan untuk bersiap menghadapi yang terburuk.

    Sosok yang bertanggung jawab atas manajemen krisis untuk Komisi Eropa, Hadja Lahbib, telah menyarankan 450 juta penduduk Uni Eropa (UE) untuk mengemas tas perlengkapan untuk bertahan hidup selama 72 jam.

    Ini karena blok tersebut bersiap menghadapi ancaman “yang lebih kompleks dari sebelumnya.”

    “Selama tiga tahun di Ukraina, kami telah melihat medan perang bom dan peluru, pesawat nirawak, pesawat tempur, dan kapal selam … Keamanan Eropa terancam secara langsung oleh hal ini,” katanya.

    “Juga terancam oleh medan perang yang ada di saku kita; telepon kita, komputer kita, pembangkit listrik kita, bank kita, rantai pasokan kita.”

    Xi Jinping kunjungi Vietnam, Kamboja, dan Malaysia

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam jumpa pers kemarin mengatakan mereka telah “meruntuhkan tembok”, memperluas lingkaran mitra dagangnya, dan “berjabat tangan” alih-alih “beradu tinju”, di tengah meningkatnya perang dagang dengan Amerika Serikat.

    Komentar dari Kementerian Luar Negeri China muncul saat Presiden Xi Jinping melanjutkan lawatannya ke Asia Tenggara.

    Trump telah mempertahankan tarif 145 persen atas impor produk China, sebuah langkah yang mendorong Beijing untuk menaikkan pungutannya atas barang-barang AS menjadi 125 persen.

    Beijing menyebut strategi tarif pemerintahan Trump sebagai “lelucon”, yang membuat Menteri Keuangan AS Scott Bessent kesal.

    “Ini bukan bercanda. Memang ini angka yang besar,” kata Bessent kepada Bloomberg Television.

    Parlemen Singapura dibubarkan menjelang pemilihan umum

    Pemungutan suara ini, yang akan diadakan pada tanggal 3 Mei, akan menjadi ujian elektoral pertama bagi Lawrence Wong setelah ia menggantikan perdana menteri lama Lee Hsien Loong sebagai pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP) pada bulan Mei lalu.

    “Kita menyaksikan perubahan besar di dunia,” kata Wong dalam sebuah unggahan di media sosial.

    “Banyak hal menjadi semakin tidak pasti, tidak menentu, dan bahkan tidak stabil.”

    Pemilihan umum mendatang akan memiliki empat kursi lebih banyak dibandingkan dengan pemilihan umum terakhir pada tahun 2020, dengan 97 politisi terpilih dari 15 daerah pemilihan beranggota tunggal dan 18 dapil dengan masing-masing empat atau lima anggota

    Hibah Harvard $2,2 miliar dipangkas Trump

    Donald Trump berjanji untuk membekukan hibah senilai $2,2 miliar untuk Universitas Harvard dan menghapus status pengecualian pajaknya, di tengah bentrokan kebijakan antara universitas itu dan Gedung Putih.

    Pembekuan dana tersebut terjadi setelah institusi tersebut memilih untuk menentang tuntutan pemerintahan Trump untuk mengakhiri program keberagaman, mengubah kebijakan perekrutan dan penerimaan, serta membatasi aktivisme di kampus.

    Trump juga menyerukan reformasi tata kelola dan kepemimpinan yang luas di universitas tersebut.

    Pemerintah AS mengatakan hampir $9 miliar dalam bentuk hibah dan kontrak secara total terancam jika Harvard tidak mematuhinya.

    Presiden Harvard Alan Garber mengatakan universitas tersebut tidak akan tunduk pada tuntutan pemerintah.