Tag: Xi Jinping

  • Konflik Wafer Belanda-China Memanas, Krisis Pabrik Mobil Kian Dekat

    Konflik Wafer Belanda-China Memanas, Krisis Pabrik Mobil Kian Dekat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nexperia, produsen chip yang baru diambil alih pemerintah Belanda dari pemilik China, belum mau memberikan kepastian soal pasokan semikonduktor lewat anak usahanya di China. Kondisi ini disebut berisiko membuat produksi mobil di seluruh dunia setop produksi.

    Reuters melaporkan bahwa Nexperia menyatakan belum bisa menjamin kualitas chip yang dikirim dari unit produksi mereka di China. Pasalnya, mereka telah menghentikan pengiriman wafer bahan baku chip ke pusat produksi di Dongguan, China.

    Pernyataan ini diberikan oleh Nexperia dalam surat yang dikirimkan ke pelanggan mereka di seluruh dunia.

    Konflik kepemilikan Nexperia antara Belanda dan China mengancam rantai pasok produksi elektronik dan mobil dunia di tengah perang dagang China-AS yang mereda. Produsen mobil dan komponen padahal baru bisa menarik napas lega setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu kemudian mengisyaratkan penurunan suhu perang tarif.

    Konflik kembali mengemuka setelah China menuduh Belanda menolak bekerja sama dengan Beijing untuk menyelesaikan permasalahan Nexperia. Pemerintah Belanda mengambil alih kendali atas Nvidia pada 30 September lalu dengan alasan potensi pencurian HAKI oleh pemilik Nexperia yang berasal dari China, Wingtech.

    “Kami masih dalam proses memberikan klarifikasi terhadap implikasi dari tindakan China terkait fasilitas dan subkontraktor Nexperia di China,” kata Nexperia dalam surat kepada pelanggan.

    Pemerintah Belanda khawatir Wingtech berniat untuk memindahkan semua operasi produksi ke China setelah Nexperia diambil alih. Sebelumnya, fasilitas produksi di China hanya berfungsi sebagai lokasi pengemasan chip.

    Nexperia menyatakan bahwa mereka tidak bisa memastikan pengiriman chip selama mereka belum bisa sepenuhnya mengawasi seluruh rantai pasok di Dongguan. Selain itu, manajemen di Belanda menegaskan bahwa mereka tidak bisa menjamin kualitas atau keaslian chip yang dikirim dari lokasi di Dongguan, dengan label tanggal 13 Oktober.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Xi Jinping Dorong Peningkatan Investasi Timbal Balik ke Rusia

    Video: Xi Jinping Dorong Peningkatan Investasi Timbal Balik ke Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China Xi Jinping mendorong peningkatan investasi timbal balik dan kerja sama ekonomi dengan Rusia. Hal itu disampaikan saat bertemu Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Beijing.

    Selengkapnya dalam program Autobizz CNBC Indonesia, Selasa (04/11/2025).

  • China Tahan Logam Tanah Jarang, Industri Militer Jerman Terancam

    China Tahan Logam Tanah Jarang, Industri Militer Jerman Terancam

    Jakarta

    Logam tanah jarang (rare earths) adalah elemen logam yang sangat berharga yang tidak hanya digunakan untuk memproduksi smartphone dan mobil listrik, tetapi juga senjata modern. Termasuk ke dalam aplikasinya, logam ini digunakan dalam konstruksi jet tempur dan kapal selam. Selain itu, logam tanah jarang ditemukan dalam amunisi khusus dan kendaraan lapis baja, dalam sistem propulsi, dan teknologi sensor.

    Dibutuhkan lebih dari 400 kilogram logam tanah jarang untuk memproduksi satu pesawat siluman F-35 saja.

    Sebagian besar logam tanah jarang yang diolah di Jerman berasal dari Cina, dan di sinilah letak masalahnya: Akibat perselisihan tarif dengan Amerika Serikat (AS), Beijing mengumumkan pada awal Oktober bahwa mereka akan kembali memperketat aturan ekspor yang sebelumnya sudah ketat.

    Cina mengancam akan menghentikan ekspor logam tanah jarang yang dibutuhkan untuk keperluan militer. Selain itu, perusahaan yang mengajukan izin ekspor di Cina kini diharuskan menyerahkan informasi rinci, beberapa di antaranya bersifat rahasia. Bagi produsen senjata, tuntutan tersebut sama sekali tidak bisa diterima.

    “Klausul penggunaan akhir, hambatan birokrasi yang tinggi, dan akses ke perencanaan pasokan pada dasarnya hanyalah spionase industri,” kata Jakob Kullik, ilmuwan politik di Universitas Teknologi Chemnitz, kepada DW.

    Federasi Industri Jerman (BDI) juga bersikap kritis: “Aturan baru ini dapat dilihat sebagai serangan langsung terhadap program modernisasi militer Barat,” demikian pernyataan mereka. Baru-baru ini, industri senjata Jerman telah meningkatkan produksi secara masif untuk melengkapi Angkatan Bersenjata Jerman, Bundeswehr, dengan sistem senjata modern. Dukungan berkelanjutan terhadap Ukraina berupa pengiriman senjata juga menjadi alasan penguatan militer, yang kemungkinan akan menjadi duri dalam daging bagi sekutu Rusia, yaitu Cina.

    Perusahaan Jerman mengambil langkah antisipasi

    Bagaimana industri pertahanan Jerman merespons? “Tidak ada kepanikan di industri,” kata Hans Christoph Atzpodien, CEO Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman (BDSV), kepada DW. Dibandingkan dengan industri lain, Atzpodien menunjukkan bahwa industri pertahanan menggunakan “jumlah logam tanah jarang yang relatif kecil.” Selain itu, perusahaan telah mengambil langkah antisipasi agar tidak perlu membatasi produksi dalam beberapa bulan mendatang.

    Membangun rantai pasok alternatif tanpa Cina akan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan jika dimulai sekarang. “Kami melihat kebutuhan mendesak untuk bertindak agar kita lebih mandiri secara keseluruhan di Eropa,” kata Atzpodien. Eropa harus membangun kapasitas pengolahan logam tanah jarang sendiri. “Ini akan membutuhkan penyederhanaan izin lingkungan yang relevan.”

    Bisnis yang kotor dan tidak menguntungkan

    Penambangan logam tanah jarang tergolong sulit, kaya limbah, dan berbiaya mahal. Sebanyak 17 elemen kimia ini sebenarnya tidak langka di kerak bumi, tetapi cuma muncul dalam konsentrasi yang sangat rendah. Artinya, diperlukan banyak jumlah batuan dan bijih untuk mengekstraknya, dan sering kali dibutuhkan bahan kimia untuk memisahkan elemen-elemen tersebut.

    Cadangan terbesar ditemukan di Cina, Vietnam, Brasil, Rusia, Australia, dan Greenland, tetapi juga di AS. Namun, karena biaya yang tinggi, penambangan acap tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sebabnya, banyak tambang di AS dan Australia yang terpaksa ditutup. Di sisi lain, Cina menyadari pentingnya logam tanah jarang sejak awal dan memperluas tambang, kilang, dan fasilitas pengolahannya.

    Bagi pemerintah Jerman, tetapi juga bagi ekonomi Jerman, selalu lebih mudah mengandalkan impor logam tanah jarang. “Di masa lalu, kami senang menyerahkan pengolahan ke Cina, tetapi kini hal itu tidak lagi memungkinkan,” catat Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman.

    Seperti yang terlihat pada 2010, quasi-monopoli Cina memberikannya pengaruh geopolitik yang kuat. Karena sengketa wilayah di Laut Cina Timur, Cina sempat menghentikan pasokan logam tanah jarang ke Jepang. Sejak peringatan tersebut, Jepang telah secara signifikan mengurangi ketergantungannya pada logam tanah jarang dari Cina.

    Ini juga jalur yang saat ini ditempuh AS. Presiden Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir berupaya mengamankan sumber logam tanah jarang di seluruh dunia. Namun bahkan AS tidak bisa sepenuhnya lepas dari Cina: Dalam pertemuan di Korea Selatan pada akhir Oktober, Trump menyetujui dengan Presiden Cina, Xi Jinping, bahwa pembatasan ekspor logam tanah jarang akan ditangguhkan, setidaknya untuk sementara.

    Bisakah tambang dalam negeri Jerman menjadi solusi?

    Selama bertahun-tahun, Jerman menyadari bahwa akan lebih aman mendiversifikasi pasokan bahan baku kritis. Namun, sedikit yang telah dilakukan. “Pemerintah dan industri saling lempar tanggung jawab,” kata Kullik. “Kementerian Ekonomi mengatakan, jika industri tidak melakukan apa-apa, kami juga tidak akan melakukan apa-apa. Dan industri mengatakan, jika situasinya tidak genting, maka kami tidak perlu menimbun pasokan dan tidak memerlukan intervensi pemerintah.”

    Jadi pertanyaannya tetap: Siapa yang akan bertanggung jawab mengamankan pasokan dari sumber alternatif? Siapa yang akan mengambil risiko dan berinvestasi untuk mengembangkan tambang?

    Ada juga deposit logam tanah jarang di Jerman, misalnya di Pegunungan Ore di negara bagian timur Sachsen. Namun, deposit ini hampir tidak dieksplorasi. “Kami tidak lagi memiliki perusahaan tambang besar Jerman dengan keahlian yang dibutuhkan. Artinya, bahkan jika pemerintah federal ingin melakukannya, bahkan jika mereka berinvestasi €10 miliar (sekitar Rp 193 triliun) atau lebih dalam skenario ideal, kenyataannya kami kekurangan mitra yang diperlukan,” jelas Kullik.

    Meskipun kontraktor pertahanan besar Jerman menegaskan bahwa pasokan mereka saat ini aman, quasi-monopoli Cina pada logam tanah jarang memberikannya, menurut Kullik, “alat tawar geo-ekonomi yang sempurna.” Jika Cina memutuskan untuk menggunakan alat ini, setidaknya hal itu dapat mempersulit atau menunda upaya militer Jerman dalam melengkapi diri dengan senjata modern.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Rizki Nugraha


    (ita/ita)

  • Korut Tembakkan Roket Saat Menhan AS Kunjungi Korsel

    Korut Tembakkan Roket Saat Menhan AS Kunjungi Korsel

    Seoul

    Korea Utara (Korut) menembakkan sejumlah roket artileri saat Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth berkunjung ke Korea Selatan (Korsel). Rentetan roket artileri itu ditembakkan oleh Pyongyang ke Laut Kuning sekitar satu jam sebelum Hegseth mengunjungi area perbatasan kedua negara.

    Korut, menurut Kepala Staf Gabungan militer Korsel (JCS), seperti dilansir AFP, Selasa (4/11/2025), juga menembakkan senjata serupa beberapa menit sebelum Presiden Korsel Lee Jae Myung melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping pekan lalu.

    JCS dalam pernyataannya melaporkan bahwa pihaknya baru-baru ini “mendeteksi sekitar 10 roket artileri yang ditembakkan ke bagian utara Laut Barat” — sebutan Seoul untuk Laut Kuning.

    Rentetan roket artileri itu, menurut JCS, ditembakkan sekitar pukul 15.00 waktu setempat pada Sabtu (1/11) dan sekitar pukul 16.00 waktu setempat pada Senin (3/11).

    “Detail proyektil tersebut sedang dianalisis secara cermat saat ini oleh otoritas intelijen Korea Selatan dan AS,” sebut JCS.

    Hegseth mengunjungi perbatasan yang dijaga ketat yang memisahkan Korsel dan Korut pada Senin (3/11) waktu setempat. Kunjungan itu menjadikan Hegseth sebagai pemimpin Pentagon pertama dalam delapan tahun terakhir yang melakukannya.

    Dia juga mengunjungi Panmunjom, desa gencatan senjata simbolis yang menjadi tempat bagi pasukan kedua Korea saling berhadapan. Sebelum itu, Hegseth singgah di Post Pemantauan Ouellette yang menghadap ke Zona Demiliterisasi.

    Hegseth dan Menhan Korsel Ahn Gyu Back, menurut Kementerian Pertahanan Korsel, “menegaskan kembali postur pertahanan gabungan yang kuat dan kerja sama yang erat antara Korea Selatan dan Amerika Serikat”.

    Kunjungan Hegseth ke perbatasan Korea itu dilakukan setelah tawaran Presiden AS Donald Trump kepada pemimpin Korut Kim Jong Un, selama turnya ke Asia pekan lalu, tidak mendapat respons dari Pyongyang.

    Namun, Trump telah mengindikasikan bahwa dirinya masih bersedia “kembali” untuk pertemuan mendatang dengan Kim Jong Un.

    Lihat juga Video: Geramnya Warga Korsel Atas Aksi Peluncuran Roket Korut yang Berulang

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Xi Jinping Kasih HP Xiaomi, Respons Presiden Korsel Lucu Tak Terduga

    Xi Jinping Kasih HP Xiaomi, Respons Presiden Korsel Lucu Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung mendapatkan sejumlah hadiah dari Presiden China Xi Jinping saat KTT APEC 2025 di Korea Selatan. Namun reaksi Lee saat menerima hadiahnya sangat menarik.

    Jinping memberikan dua Xiaomi 15 Ultra. Tak diketahui mengapa Xi memilih Xiaomi 15 Ultra, saat raksasa China tersebut telah meluncurkan Xiaomi 17 belum lama ini.

    Xiaomi 15 Ultra diluncurkan pada gelaran Mobile World Congress pada Maret lalu. Harga ponsel itu dibanderol 1,699 juta won atau sekitar Rp 19,7 juta.

    Nampaknya karena layar Xiaomi 15 Ultra dibuat oleh perusahaan Korsel, Samsung Display. Selain itu Xiaomi 17 juga belum tersedia untuk global, baru ada di pasar China saja.

    Jinping juga mengatakan jika layar produk pemberiannya berasal dari Korea. Lee sambil bercanda menanyakan soal keamanan jalur komunikasi ponsel itu.

    “Bagaimana keamanan jalur komunikasi?” kata Lee sambil bercanda, dikutip dari Chosun, Selasa (4/11/2025).

    “Anda bisa memeriksa apakah ada backdoor” balas Xi.

    Tech Target menuliskan serangan backdoor mengacu pada cara mengakses sistem komputer atau data terenkripsi dengan melewati mekanisme keamanan standar sistem. Tujuannya agar bisa mengakses aplikasi, sistem operasi atau data yang dibutuhkan.

    Selain ponsel, Lee juga mendapatkan set kaligrafi tradisional China bernam Four Treasures of the Study. Untuk ibu negara Korea Selatan, Kim Hae Kyung menerima seperangkat teh tradisional China.

    Dalam kesempatan itu, Lee memberikan sejumlah hadiah kepada Jinping. Salah satunya adalah papan Go dengan ukiran dari kayu Torreya nucifera dan nampan pernis bundar dengan kerajinan tangan tradisional Korea ‘najeonchilgi’.

    Mengutip laman Korea Herald, Lee juga memberikan teko bergagang untuk istri Xi, Peng Liyuan. Ada juga satu set krim dan krim mata.

    Melihat hadiah untuk istrinya, Xi sambil bercanda menanyakan apakah kosmetik itu untuk wanita.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Manusia Rp 3.000 Triliun Jilat Presiden, Minta Jualan di China

    Manusia Rp 3.000 Triliun Jilat Presiden, Minta Jualan di China

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nvidia Jensen Huang ingin perusahaannya tetap langgeng berbisnis di China. Salah satunya strategi dengan melempar pujian hingga membujuk presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dalam konferensi AI tahunan belum lama ini, Huang diketahui memuji kebijakan yang diambil Trump. Langkah itu disebutnya bisa membuat AS tetap berada di garis terdepan perlombaan AI.

    Seperti diketahui Nvidia adalah perusahaan teknologi multinasional yang berbasis di AS. Perusahaan Huang tersebut tengah terjepit di antara perang dagang China dan AS.

    “Jika hal itu tidak terjadi, kita bisa berada dalam situasi yang buruk. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump,” kata Huang, dikutip dari Politico.

    Bukan hanya itu, dia menutup pidatonya dengan mengucapkan terima kasih pada Trump yang telah membuat AS kembali hebat.

    Kemudian, dia juga diketahui berharap banyak pada pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan. Salah satunya mengharapkan bisa kembali berbisnis di China dengan tetap ingin menjual chip Blackwell di China.

    Dia hanya mengatakan keputusan tetap berada di tangan Trump. Selain itu mengungkapkan tak tahu isi pembicaraan, meski senang dengan keberhasilan keduanya bertemu.

    “Kami selalu berharap kembali ke China, dan saya pikir Nvidia di China sangat bagus. Demi kepentingan terbaik Amerika Serikat (AS), ini demi kepentingan terbaik China,” jelasnya dikutip dari Reuters, Senin (3/11/2025).

    Sayang tak ada pembicaraan soal Blackwell. Ini dikonfirmasi sendiri oleh Trump, yang juga mengatakan semikonduktor dibahas oleh keduanya dan China juga akan berbicara dengan pihak lain termasuk Nvidia terkait pengambilan chip.

    Nvidia memang jadi sasaran dua negara saat perang dagang China-AS terus memanas. Misalnya dilarang menjual chip canggih, dan di sisi lain chip penggantinya H20 kurang diminati oleh China.

    Huang juga telah berupaya untuk meminta Trump melakukan pelonggaran kontrol. Dia mengatakan ketergantungan AI China adalah hal terbaik untuk AS. Dia mengatakan Nvidia tidak berharap pangsa pasarnya menjadi 0, namun kini kemungkinan itu bisa terjadi.

    Masalah militer China bisa mengganggu keamanan nasional AS dengan teknologi buatan negara itu, dia mengatakan tak masuk akal. Karena China punya chip AI sendiri yang kemampuannya sudah cukup baik bagi aplikasi mereka.

    AS tidak bisa meremehkan kekuatan Beijing. Termasuk tak menganggap semangat dari raksasa China, Huawei.

    “Sangat bodoh meremehkan kekuatan China dan semangat kompetitif Huawei yang luar biasa. ini merupakan perusahaan teknologi yang luar biasa,” jelasnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jokes ala Pemimpin Dunia, Saat Xi Jinping Guyon soal Mata-mata

    Jokes ala Pemimpin Dunia, Saat Xi Jinping Guyon soal Mata-mata

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dikenal jarang melemparkan candaan, apa lagi candaan itu soal spionase atau mata-mata. Namun, hal tersebut terjadi saat Xi memberikan telepon genggam atau HP kepada Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung.

    Xi melontarkan candaan soal mata-mata saat menghadiahkan sepasang ponsel pintar kepada Jae Myung. Xi meminta Lee untuk “memeriksa apakah ada backdoor” ketika menyerahkan hadiah ponsel pintar tersebut.

    Peristiwa itu menjadi lelucon langka yang dilontarkan sang pemimpin China, yang langsung menjadi pemberitaan utama di Korsel. Momen itu terjadi pada Sabtu (1/11) waktu setempat di kota Gyeongju, ketika Xi dan Lee saling memberikan hadiah di sela-sela KTT APEC.

    Lawatan pemimpin negeri tirai bambu itu menandai kunjungan pertama Xi ke Korsel selama lebih dari satu dekade terakhir. Xi, seperti dilansir AFP, Senin (3/11), menghadiahkan dua ponsel pintar atau smartphone Xiaomi yang dilengkapi layar buatan Korea kepada Lee.

    “Apakah jalur komunikasinya aman?” tanya Lee dengan nada bercanda, yang disambut tawa Xi.

    Sembari menunjuk ke perangkat komunikasi tersebut, Xi menjawab: “Anda harus memeriksa apakah ada backdoor.”

    Jawaban Xi itu memicu tawa dan tepuk tangan dari Lee. Istilah ‘backdoor’ merujuk pada perangkat lunak pre-installed yang memungkinkan pemantauan pihak ketiga atau third party.

    Ramai Dibicarakan di Media

    Candaan singkat tersebut menjadi sorotan media secara besar-besaran selama akhir pekan kemarin, karena Xi jarang terlihat melontarkan lelucon, apalagi soal spionase.

    “Xi tertawa terbahak-bahak setelah Lee bercanda tentang keamanan ponsel Xiaomi,” demikian judul berita di harian Seoul Shinmun edisi Senin (3/11).

    Salah satu video di YouTube yang menunjukkan interaksi kedua pemimpin itu menarik lebih dari 800 komentar, dengan banyak yang mengatakan terkejut dengan percakapan keduanya.

    “Rasanya seperti jagoan bela diri yang saling beradu argumen dalam sebuah duel,” tulis salah satu komentar netizen.

    Juru bicara kepresidenan Korsel, Kim Nam Joon, mengatakan kepada AFP bahwa momen lucu tersebut menggarisbawahi bagaimana kedua pemimpin semakin dekat selama serangkaian pertemuan selama dua hari.

    “Dari upacara penyambutan dan pertukaran hadiah hingga jamuan makan dan pertunjukan budaya, kedua pemimpin memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dan membangun chemistry pribadi,” sebutnya.

    “Jika bukan karena chemistry seperti itu, lelucon semacam itu tidak akan mungkin terjadi,” ujar Kim.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/fas)

  • Dituduh Trump Diam-diam Uji Coba Senjata Nuklir, China Bilang Gini

    Dituduh Trump Diam-diam Uji Coba Senjata Nuklir, China Bilang Gini

    Pemerintah China membantah telah melakukan uji coba senjata nuklir. Hal ini disampaikan pada hari Senin (3/11) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh negara tersebut termasuk di antara negara-negara yang melakukan uji coba nuklir tanpa sepengetahuan publik.

    “China selalu berpegang teguh pada jalur pembangunan damai, menerapkan kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu, menegakkan strategi nuklir untuk membela diri, dan mematuhi komitmennya untuk menangguhkan uji coba nuklir,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dilansir kantor berita AFP, Senin (3/11/2025).

    Sebelumnya, Trump menuduh negara-negara seperti Rusia dan China telah melakukan uji coba nuklir bawah tanah, tanpa sepengetahuan publik. Dan, Amerika Serikat akan mengikutinya, ujar Trump.
    “Rusia melakukan uji coba, dan China juga menguji coba, tetapi mereka tidak membicarakannya,” ujar Trump kepada program “60 Minutes” di stasiun televisi CBS, dalam sebuah wawancara yang dirilis pada hari Minggu (2/11) waktu setempat.

    “Saya tidak ingin menjadi satu-satunya negara yang tidak melakukan uji coba,” katanya, seraya menambahkan Korea Utara dan Pakistan masuk ke dalam daftar negara yang diduga menguji persenjataan nuklir mereka.

    Trump membuat pengumuman mengejutkan melalui unggahan media sosial pada hari Kamis lalu, yang memerintahkan agar AS memulai uji coba nuklir. Hal ini disampaikannya beberapa menit sebelum memasuki pertemuan puncak dengan pemimpin China Xi Jinping di Korea Selatan.

    Pengumuman ini muncul setelah Rusia mengatakan telah menguji coba rudal jelajah bertenaga nuklir baru, Burevestnik, dan sebuah drone bawah air bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir.

    Ketika ditanya langsung apakah ia berencana agar Amerika Serikat meledakkan senjata nuklir untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade, Trump mengatakan kepada CBS: “Saya katakan bahwa kita akan menguji senjata nuklir seperti yang dilakukan negara-negara lain, ya.”

    Tidak ada negara selain Korea Utara yang diketahui telah melakukan peledakan nuklir selama beberapa dekade. Rusia dan China belum melakukan uji coba semacam itu sejak tahun 1990 dan 1996. Amerika Serikat melakukan uji coba ledakan nuklir pertamanya pada tahun 1992.

    Ketika ditanya tentang hal tersebut, Trump berkata: “Mereka tidak akan langsung memberi tahu Anda.”

    “Sehebat apa pun mereka, ini adalah dunia yang besar. Anda belum tentu tahu di mana mereka menguji,” kata Trump, dilansir kantor berita AFP, Senin (3/11/2025).

    “Mereka menguji jauh di bawah tanah di mana orang-orang tidak tahu persis apa yang terjadi dengan uji coba tersebut. Anda merasakan sedikit getaran,” tambahnya.

  • Trump Minggir, Xi Jinping Blak-blakan Mau Kuasai Dunia

    Trump Minggir, Xi Jinping Blak-blakan Mau Kuasai Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China, Xi Jinping, menjadi sorotan dalam KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu (2/11) kemarin. Xi Jinping unjuk gigi saat Presiden AS Donald Trump tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

    Xi memanfaatkan momentum untuk mendorong proposal pembentukan badan global yang mengatur kecerdasan buatan (AI) dan menegaskan ambisi China sebagai pemimpin alternatif dalam kerja sama perdagangan dunia.

    Ia mengusulkan pembentukan World Artificial Intelligence Cooperation Organization, yang menurutnya bisa menetapkan aturan tata kelola AI dan meningkatkan kerja sama internasional, sehingga AI menjadi kebaikan publik bagi komunitas internasional.

    Pernyataan ini pertama kali disampaikan Xi sejak Beijing mengumumkan inisiatif tersebut tahun ini, sementara Amerika Serikat (AS) menolak upaya regulasi AI di lembaga internasional.

    “Kecerdasan buatan memiliki arti penting bagi perkembangan masa depan dan harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat di seluruh negara dan wilayah,” kata Xi dalam pernyataan yang dirilis kantor berita Xinhua, dikutip dari Reuters, Senin (3/11/2025).

    Para pejabat China mengatakan organisasi ini kemungkinan akan berbasis di Shanghai, pusat komersial di Negeri Tirai Bambu.

    Ketidakhadiran Trump membuka ruang bagi Xi untuk mempromosikan China sebagai juara kerja sama multilateral versi Beijing.

    Dalam pertemuan bilateral sebelumnya, kedua pemimpin sempat menandatangani kesepakatan satu tahun untuk sebagian mencabut kontrol perdagangan dan teknologi yang memicu ketegangan.

    Di sisi lain, Xi menyoroti dominasi China dalam teknologi hijau, termasuk baterai dan panel surya, serta mendorong APEC agar mendukung peredaran bebas teknologi hijau.

    Selain itu, Xi menekankan pentingnya model AI murah buatan perusahaan China, DeepSeek, sebagai bagian dari strategi kedaulatan algoritmik.

    Para anggota APEC akhirnya menyetujui deklarasi bersama dan sejumlah kesepakatan terkait AI serta tantangan populasi yang menua.

    China sendiri akan menjadi tuan rumah KTT APEC 2026 di Shenzhen, kota yang dulunya desa nelayan namun kini menjadi pusat manufaktur dan teknologi.

    APEC sendiri merupakan forum konsultatif yang terdiri dari 21 negara dan mewakili setengah perdagangan global.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dapat HP Xiaomi dari Xi Jinping, Presiden Korsel Bercanda: Sambungannya Aman?

    Dapat HP Xiaomi dari Xi Jinping, Presiden Korsel Bercanda: Sambungannya Aman?

    Bisnis.com, JAKARTA— Presiden China Xi Jinping memberikan hadiah berupa dua ponsel pintar Xiaomi kepada Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung usai pertemuan puncak bilateral antara kedua negara pada Sabtu (1/11/2025). 

    Dalam momen pertukaran hadiah tersebut, Xi menyerahkan dua unit ponsel Xiaomi, sambil menyinggung layar ponsel itu merupakan produksi Korea. Lee pun menanggapinya dengan candaan, 

    “Apakah sambungannya aman?” kata Lee. 

    Kemudian dijawab Xi melalui penerjemah,  Lee bisa memeriksa sendiri apakah terdapat pintu belakang (backdoor) pada ponsel tersebut. Selain ponsel pintar, Xi juga memberikan satu set “Empat Harta Karun Tiongkok” berupa alat tulis tradisional China yang terdiri dari kuas, tinta, batu tinta, dan kertas yang biasa digunakan untuk menulis kaligrafi.

    Sebagai balasan, Presiden Lee menghadiahkan Xi papan permainan Go yang diukir dari kayu Torreya nucifera berkualitas tinggi, serta nampan bundar najeonchilgi, kerajinan tradisional Korea yang dihiasi potongan kulit kerang berwarna-warni.

    “Indah sekali. Sangat bagus. Terima kasih,” kata Xi . 

    Diketahui, kedua pemimpin negara itu sama-sama penggemar permainan Go. Untuk istri Xi, Peng Liyuan, Presiden Lee menyiapkan teko bertangkai perak dengan cangkir perak, serta satu set krim wajah dan krim mata. 

    Sementara itu, Ibu Negara Korea Selatan Kim Hea-kyung juga menerima seperangkat teh tradisional China dari Peng Liyuan.

    Kunjungan Xi ke Korea Selatan kali ini merupakan yang pertama dalam 11 tahun terakhir. Dia datang untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dan menggelar pertemuan bilateral dengan Lee di kota Gyeongju, wilayah tenggara Korea Selatan.

    Diketahui, sempat muncul tunduhan bahwa HP Xiaomi merupakan alat mata-mata China. Pemerintah dan lembaga pengawas di banyak negara telah melakukan investigasi atas tuduhan tersebut, namun belum ditemukan bukti sahih bahwa Xiaomi melakukan praktik penyadapan atau penanaman alat mata-mata secara sistematis pada perangkat mereka. 

    Menanggapi hal tersebut Xiaomi angkat bicara dan memastikan bahwa smartphone mereka aman. Mereka menyesali tunduhan yang dilemparkan kepada mereka.