Tag: Xi Jinping

  • Negosiasi Dagang AS-China Berlanjut di London Pekan Ini

    Negosiasi Dagang AS-China Berlanjut di London Pekan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Negosiator dagang utama dari Amerika Serikat dan China dijadwalkan memulai babak baru perundingan di London pada Senin (9/6/2025), memunculkan harapan akan meredanya ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia.

    Melansir Bloomberg, delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Mereka akan bertemu dengan delegasi China yang dikomandoi Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

    Sebelumnya, kedua pihak saling tuding melanggar kesepakatan yang dicapai pada pertemuan Mei di Jenewa—upaya awal meredam eskalasi perang dagang. Sejak kembalinya Presiden Donald Trump ke Gedung Putih, hubungan bilateral kembali memburuk, memperburuk ketidakpastian yang dihadapi pelaku bisnis dan investor global.

    Sabtu lalu, China mengumumkan telah menyetujui sebagian aplikasi ekspor tanah jarang, meski tidak mengungkap tujuan ekspor atau sektor yang terlibat. Langkah ini menyusul klaim Trump bahwa Presiden Xi Jinping telah menyetujui dilanjutkannya aliran mineral penting tersebut.

    “Kami ingin tanah jarang, magnet yang penting untuk ponsel dan segala sesuatu lainnya mengalir seperti yang terjadi sebelum awal April dan kami tidak ingin ada detail teknis yang memperlambatnya dan itu jelas bagi mereka,” ujar kepala Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett dikutip dari Bloomberg.

    Ketegangan kedua negara memuncak tahun ini setelah perang tarif saling balas mendorong bea masuk menembus 100%. Meskipun kesepakatan di Jenewa dimaksudkan sebagai titik balik, perundingan pasca-pertemuan justru kembali buntu akibat saling tuding.

    Washington mengeluhkan penurunan pasokan magnet tanah jarang yang krusial untuk kendaraan listrik dan pertahanan nasional, sementara Beijing gusar atas pembatasan chip AI milik Huawei, larangan akses terhadap teknologi mutakhir, serta pengawasan ketat terhadap mahasiswa China di AS.

    Tarif AS terhadap barang China dijadwalkan berakhir Agustus, kecuali diperpanjang. Jika pembicaraan gagal, Trump berencana mengembalikan tarif ke tingkat semula yang diumumkan April lalu—lebih tinggi dari tarif dasar 10% saat ini.

    Meski Trump menyampaikan optimisme di media sosial, menyebut pembicaraan akan berlangsung “sangat baik”, sentimen pasar masih ditandai kehati-hatian. Sejak menjabat kembali, Trump baru menandatangani satu kesepakatan dagang besar, yakni dengan Inggris.

    Pertemuan di Jenewa menjadi cermin rumitnya penyusunan kesepakatan dagang antara dua kekuatan besar tersebut.

    Kepala Program Ekonomi Internasional di Atlantic Council Josh Lipsky mengatakan terlalu banyak celah interpretasi yang dibiarkan terbuka, dan keduanya kini menanggung akibatnya.

    “Terjadi kebingungan, bahkan kesalahan tafsir yang disengaja dari kedua pihak, tergantung dari mana Anda melihatnya,” ungkap Lipsky.

    Usai pembicaraan telepon antara kedua pemimpin, China menyatakan bahwa Trump telah menyambut mahasiswa China untuk belajar di AS. Trump pun menegaskan bahwa merupakan suatu kehormatan untuk menerima mereka.

    Xi tampaknya kini bertaruh pada upaya rekonsiliasi yang diharapkan akan membuahkan hasil konkret dalam waktu dekat—seperti pemangkasan tarif, pelonggaran kontrol ekspor, dan suasana diplomatik yang lebih bersahabat.

    “AS dan China hanya ingin kembali ke tempat mereka berada di Swiss dengan beberapa perjanjian lagi di atas kertas untuk benar-benar memahami apa yang akan dilisensikan, apa yang diizinkan, apa yang tidak,” kata Lipsky.

  • AS-China Lanjut Berunding Perang Dagang di London Pekan Depan

    AS-China Lanjut Berunding Perang Dagang di London Pekan Depan

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) dan China berencana menggelar perundingan perdagangan di London, Senin, mendatang. Perundingan ini menjadi yang kedua setelah pertemuan di Jenewa beberapa waktu lalu.

    Mengutip CNBC, pertemuan tersebut akan dihadiri oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Melalui akun resmi Truth Social, Presiden AS Donald Trump sendiri memastikan pertemuan ini akan berjalan baik.

    “Pertemuan ini akan berjalan dengan sangat baik. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” kata Trump dikutip dari CNBC, Minggu (8/6/2025).

    Namun begitu, otoritas China tidak segera menjawab kabar perundingan tersebut. Trump pertama kali mengungkapkan pembicaraan perdagangan lebih lanjut sedang direncanakan setelah ia mengadakan panggilan telepon panjang dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis lalu.

    Pengumuman penjadwalan ini muncul saat AS dan China berselisih mengenai sejumlah masalah di tengah perang dagang yang melemahkan dan mengancam kedua negara adikuasa ekonomi.

    Kedua negara adikuasa ini juga menurunkan sementara sebagian besar tarif barang satu sama lain setelah terobosan pembicaraan perdagangan bilateral di Jenewa, Swiss, bulan lalu. Namun sejak saat itu, Tiongkok berulang kali menuduh AS merusak perjanjian tersebut.

    Beijing memprotes Departemen Perdagangan AS setelah memperingatkan industri chip agar tidak menggunakan semikonduktor China. China juga dikabarkan keberatan dengan pengumuman terbaru pemerintahan Trump yang akan mencabut visa beberapa mahasiswa China yang belajar di AS.

    Sementara itu, pemerintahan Trump menuduh Beijing memperlambat janji yang dibuat di Jenewa untuk menyetujui ekspor mineral penting tanah jarang AS.

    (eds/eds)

  • Harga Emas Antam Tak Berubah di Rp 1,904 Juta Per Gram

    Harga Emas Antam Tak Berubah di Rp 1,904 Juta Per Gram

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak mengalami perubahan hari ini, Minggu (8/6/2025).

    Seperti dilansir dari situs logammulia harga emas batangan Antam tidak berubah di angka Rp 1,904 juta per gram, setelah sebelumnya sempat turun Rp 25.000 dari Rp 1,929 juta per gram.

    Sementara itu, harga buyback emas Antam hari ini juga tidak berubah di angka Rp 1,748 juta per gram.

    Berikut harga emas Antam pada Minggu pagi hari ini:

    Harga emas 0,5 gram: Rp 1.002.000
    Harga emas 1 gram: Rp 1.904.000
    Harga emas 5 gram: Rp 9.342.000
    Harga emas 10 gram: Rp 18.570.000
    Harga emas 25 gram: Rp 46.265.500
    Harga emas 50 gram: Rp 92.405.000
    Harga emas 100 gram: Rp 184.690.000
    Harga emas 250 gram: Rp 461.337.500
    Harga emas 500 gram: Rp 922.375.000
    Harga emas 1.000 gram: Rp 1.844.600.000.

    Sekadar informasi, harga emas dunia memang tengah mengalami penurunan, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam hampir empat pekan. Tekanan terhadap harga emas muncul akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

    Investor masih masih menanti hasil pembicaraan antara Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang akan dilakukan awal pekan depan.

  • Xi Jinping Luluh Sama Trump! AS Tetap Dapat Pasokan Harta Karun dari China

    Xi Jinping Luluh Sama Trump! AS Tetap Dapat Pasokan Harta Karun dari China

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya telah sepakat dengan Presiden China Xi Jinping agar ekspor harta karun energi incaran dunia yaitu mineral tanah jarang (rare earth) serta magnet dari Negeri Tirai Bambu tetap mengalir ke negeri Paman Sam.

    Melansir Reuters, Sabtu (7/6/2025), hal ini disampaikan langsung Trump saat seorang reporter bertanya kepada dirinya di Air Force One terkait kesepakatan ekspor-impor bahan baku chip tersebut pada Jumat (6/6/2025).

    “Ya, dia (Xi Jinping) setuju (tetap ekspor mineral tanah jarang dan magnet ke AS),” jawab Trump singkat dalam kesempatan itu.

    Pernyataan Trump itu muncul satu hari setelah dirinya berbicara via sambungan telepon dengan Xi Jinping. Pembicaraan ini bertujuan untuk menyelesaikan perang dagang dan ketegangan antara kedua negara.

    Dalam kesempatan itu Trump mengatakan telah ada kesimpulan yang sangat positif dari pembicaraan tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak boleh ada lagi pertanyaan mengenai kompleksitas produk tanah jarang.

    “Sebagai tanda lain meredanya ketegangan atas masalah tersebut, China telah memberikan lisensi ekspor sementara kepada pemasok tanah jarang dari tiga produsen mobil teratas AS,” kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

    Selain itu para pembantu utama presiden AS juga sudah dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan dari China di London pada Senin (9/6) untuk pembicaraan lebih lanjut.

    “Kami sudah sangat maju dalam kesepakatan dengan China,” kata Trump kepada wartawan pada hari Jumat.

    Kesepakatan ekspor-impor tersebut dinilai sebagai salah satu langkah yang dapat meredakan ketegangan antara ekonomi terbesar di dunia tersebut. Walau hingga kini Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar apapun terkait hal itu.

    Sebab keputusan China untuk menangguhkan ekspor berbagai mineral dan magnet penting pada April 2025 lalu membuat pasokan yang dibutuhkan oleh produsen mobil, produsen chip komputer, dan kontraktor militer di seluruh dunia mengalami gangguan.

    Trump menuduh Tiongkok telah melanggar perjanjian Jenewa dan memerintahkan adanya pembatasan untuk perangkat lunak desain chip dan pengiriman lainnya ke China. Sementara Beijing menolak klaim tersebut dan mengancam akan melakukan tindakan balasan.

    Ketegangan imbas penghentian ekspor tanah jarang dan mineral penting lainnya inilah yang kemudian membuat ketegangan antar kedua negara kian memanas.

    Apalagi masalah ekspor komoditas ini dapat membuat Trump berada di bawah tekanan politik domestik jika pertumbuhan ekonomi terus merosot karena perusahaan tidak dapat membuat produk berbahan dasar mineral tanah jarang China.

    (igo/hns)

  • AS dan China Lanjutkan Negosiasi Dagang di London Pekan Depan

    AS dan China Lanjutkan Negosiasi Dagang di London Pekan Depan

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa perundingan dagang antara AS dan China akan dilanjutkan pada Senin (9/6/2025) mendatang di London.

    Pertemuan tersebut akan melibatkan Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, serta Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, yang akan bertemu dengan delegasi dari China.

    Menurut Trump, Pertemuan ini akan berjalan dengan sangat baik. “Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” ucapnya dikutip dari CNBC International, Sabtu (7/6/2025).

    Trump pertama kali menyampaikan rencana negosiasi lanjutan ini setelah melakukan percakapan telepon panjang dengan Presiden China Xi Jinping, pada Kamis (5/6/2025).

    Pengumuman ini muncul di tengah ketegangan yang masih berlangsung antara kedua negara, yang sebelumnya sempat mencapai kesepakatan parsial di Jenewa, Swiss.

    Keduanya sepakat untuk menurunkan sebagian tarif perdagangan, meski hubungan tetap tegang akibat isu-isu baru yang terus bermunculan.

    Beijing, misalnya, melayangkan protes atas peringatan dari Departemen Perdagangan AS kepada industri semikonduktor agar tidak menggunakan cip asal China. Pemerintah China juga menyayangkan kebijakan AS yang mencabut visa sejumlah mahasiswa asal negeri tersebut.

    Sebaliknya, pihak AS menuduh Beijing lamban dalam memenuhi janji untuk memperluas ekspor mineral tanah jarang ke AS yang menjadi komponen penting dalam industri teknologi tinggi.

  • Batas Penangguhan Tarif Dagang Segera Berakhir, Negosiasi Trump Masih Jalan di Tempat

    Batas Penangguhan Tarif Dagang Segera Berakhir, Negosiasi Trump Masih Jalan di Tempat

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump bisa kehabisan waktu untuk menyelesaikan negosiasi dagang dengan negara-negara seiring dengan sisa waktu sebulan sampai batas waktu penangguhan berakhir.

    Meski Gedung Putih mengatakan Presiden Trump tengah fokus pada agenda ekonominya, hanya ada sedikit tanda tentang kemajuan negosiasi dagang.

    Dikutip Bloomberg pada Sabtu (7/6/2025), beberapa negara bahkan sudah memantapkan untuk menentang kebijakan tarif. India, yang disebut pemerintahan Trump sebagai target awal kesepakatan, telah mengambil sikap lebih tegas dalam negosiasi dan menentang tarif otomotif Trump di Organisasi Perdagangan Dunia.

    Jepang mengadakan putaran pembicaraan lain dengan AS, sekaligus mengisyaratkan keinginannya untuk mendapatkan penangguhan bea masuk atas mobil dan truk ringan.

    Pada saat yang sama, pertikaian hukum yang sedang berlangsung dengan pengadilan yang ingin menggagalkan ketatapan Trump soal tarif juga menyita waktu Trump.

    Padahal, penangguhan kebijakan tarif selama 90 hari untuk Uni Eropa dan puluhan negara lainnya bakal berakhir 9 Juli. Sementara penangguhan hukuman bagi China diperpanjang hingga bulan Agustus.

    Presiden Trump sepakat dengan Presiden Xi Jinping untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan. Trump juga mengatakan panggilan telepon dengan Xi telah menjadi tanda kemajuan pesat.

    Dia mengatakan Xi telah setuju untuk mempercepat pembukaan kembali ekspor mineral tanah jarang ke AS yang menjadi pusat ketegangan baru-baru ini. Hal itu akan menjadi berita baik bagi produsen mobil besar Amerika.

    Namun, para pengamat masih skeptis soal membaiknya hubungan AS dan China. “Xi tidak akan melepaskan tanah jarang. Dia punya pengaruh, dia menggunakannya. Saya pikir mereka benar-benar berbeda pendapat,” kata Douglas Holtz-Eakin, presiden American Action Forum, sebuah lembaga think tank konservatif.

    Adapun dengan negara lain seperti Jerman, Trump juga tidak memanfaatkan waktu untuk membicarakan soal tarif dalam kunjungan Kanselir Friedrich Merz ke Washington.

    Topik tersebut hampir tidak muncul selama sesi publik pertemuannya dengan Trump, yang menghabiskan banyak waktu untuk mengkritik Musk.

    “Kita berharap akan berakhir dengan kesepakatan perdagangan atau kita akan melakukan sesuatu — Anda tahu, kita akan menerapkan tarif,” kata Trump pada hari Kamis bersama Merz.

    Pertemuan G7 yang akan dilaksanakan pada 13-15 Juni mendatang seharusnya bisa menjadi kesempatan emas bagi Trump untuk melakukan kesepakatan secara tatap muka.

  • Jalan Tengah Perang Dagang, Vietnam Borong Produk Pertanian AS US Miliar

    Jalan Tengah Perang Dagang, Vietnam Borong Produk Pertanian AS US$3 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha Vietnam memborong produk pertanian asal Amerika Serikat (AS) melalui 20 kesepakatan perdagangan senilai US$3 miliar sebagai bagian dari negosiasi perang dagang.

    Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/6/2025), kesepakatan ini mulai efektif pekan depan. Nota kesepahaman atas transaksi ini dilakukan saat diskusi berlangsung yang melibatkan Menteri Pertanian dan Lingkungan Vietnam Do Duc Duy. Acara berlangsung pada 2—6 Juni 2025 di Iowa, Ohio, Maryland and Washington, AS.

    “Kesepakatan ini menekankan komitmen kuat dan niat baik komunitas bisnis dan Pemerintah Vietnam untuk mempromosikan perdagangan yang seimbang dengan AS, dan mendorong pemerintahan Trump mempertimbangkan kembali tarif resiprokal yang tinggi terhadap barang asal Vietnam,” dikutip dari keterangan resmi kementerian.

    Vietnam telah melakukan pendekatan diplomatik secara intens dengan AS, pasar ekspor terbesarnya. Vietnam mengincar agar tarif 46% tak berlaku di tengah potensi diskusi selama 90 hari. Referensi niat baik digunakan dalam perbincangan saat negara-negara Asia Tenggara mengirimkan balasan terhadap permintaan perdagangan AS setelah Trump berjanji untuk terus menekan negara tersebut untuk mengurangi eksposurnya terhadap China.

    Vietnam menyebut bahwa progres setelah pembicaraan dagang ronde kedua bulan lalu menyisakan beberapa permasalahan. Namun, dia menyebut ada langkah-langkah yang ditempuh untuk mengurai kekhawatiran AS, seperti penipuan perdagangan dan pembelian produk pertanian Negeri Paman Sam.

    Hubungan Hanoi dengan tetangganya, China sebagai mitra dagang bilateral terbesar mengganggu AS. Sebelumnya, sikap AS enggan melunak karena Vietnam terus melakukan ekspor kembali produk asal China ke AS dalam volume yang signifikan.

    Tyler Manh Dung Nguyen, chief market strategist at Ho Chi Minh City Securities JSC mengatakan memangkas China dari rantai pasok Vietnam itu tak realistis. Namun, Vietnam telah berjanji akan memborong lebih banyak komoditas asal AS, termasuk setidaknya komoditas pertanian senilai US$2 miliar.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan mitranya dari China Xi Jinping keras dan sangat sulit diajak berunding, hanya beberapa hari setelah menuduh Beijing melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif. Selain itu, Washington menggandakan tarif impor baja dan aluminium dan mendesak mitra dagang untuk mengajukan penawaran terbaik mereka guna menghindari pungutan impor yang lebih besar.

  • Video: Xi Jinping Setujui Permintaan Trump, AS Menang Banyak Nih?

    Video: Xi Jinping Setujui Permintaan Trump, AS Menang Banyak Nih?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat, 6 Juni 2025 mengatakan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping setuju untuk membiarkan mineral tanah jarang dan magnet mengalir ke Amerika Serikat.

    Komentar Trump muncul satu hari setelah panggilan telepon langka dengan Xi Jinping yang ditujukan untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan yang telah terjadi selama berminggu-minggu.

    Trump mengatakan kala itu bahwa kedua negara telah mencapai kesimpulan yang sangat positif. Trump juga menekankan tidak boleh ada lagi pertanyaan mengenai kompleksitas produk tanah jarang.

    Meski demikian, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Sebelumnya, kedua negara telah mencapai kesepakatan pada tanggal 12 Mei 2025 di Jenewa, Swiss, untuk mencabut sebagian besar tarif tinggi dari masing-masing negara selama 90 hari. Hal ini membawa angin segar bagi pasar keuangan yang sempat terguncang karena kekhawatiran perang dagang.

  • Perang Dagang Melunak, AS-China Duduk Bareng di London Minggu Depan

    Perang Dagang Melunak, AS-China Duduk Bareng di London Minggu Depan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai melunak. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jinping telah ‘konsolidasi’ via telepon.

    Selanjutnya, tiga staf utama Trump akan bertemu langsung dengan rekan-rekan mereka dari China di London, Inggris pada Senin (9/6) mendatang untuk melakukan pembicaraan guna menyelesaikan sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia yang telah membuat pasar global gelisah.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer akan mewakili Washington dalam pembicaraan tersebut, kata Trump.

    Tidak jelas siapa yang akan mewakili China. Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk keterangan lebih perinci.

    “Pertemuan itu akan berjalan dengan sangat baik,” tulis Trump di media sosial personalnya, dikutip dari Reuters, Sabtu (7/6/2025).

    Penjadwalan pertemuan itu dilakukan sehari setelah Trump berbicara dengan Xi Jinping dalam panggilan telepon antarpemimpin yang jarang terjadi di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat selama berminggu-minggu dan pertikaian atas mineral-mineral penting.

    Trump dan Xi Jinping sepakat untuk saling mengunjungi dan meminta staf mereka untuk mengadakan pembicaraan sementara itu.

    Kedua negara berada di bawah tekanan untuk meredakan ketegangan. Ekonomi global di bawah tekanan atas kendali China terhadap ekspor mineral tanah jarang.

    Investor secara umum cemas tentang upaya Trump yang lebih luas untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari sebagian besar mitra dagang AS. Sementara itu, China telah melihat pasokan impor utamanya dari AS seperti software desain chip dan suku cadang pembangkit nuklir dibatasi.

    Sebelumnya, AS dan China telah mencapai kesepakatan 90 hari pada 12 Mei 2025 di Jenewa, Swiss, untuk mencabut sebagian tarif tinggi dari masing-masing negara.

    Kesepakatan awal itu memicu reli pemulihan global di pasar saham, dan indeks AS yang sebelumnya berada di level lesu telah menutup sebagian besar kerugian mereka.

    Indeks saham S&P 500 yang pada titik terendahnya di awal April dengan penurunan hampir 18%, lantas mulai menanjak dan berada di level minus 2% sejak level tertinggi di Februari 2025, setelah Trump mengumumkan penundaan tarif tinggi.

    Namun, kesepakatan sementara itu tidak mengatasi kekhawatiran yang lebih luas yang membebani hubungan bilateral, mulai dari perdagangan fentanil ilegal hingga status Taiwan yang diperintah secara demokratis. Keluhan AS tentang model ekonomi China yang didominasi negara dan didorong oleh ekspor juga menjadi bahan pertikaian.

    Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, Trump telah berulang kali mengancam serangkaian tindakan hukuman terhadap mitra dagang, hanya untuk mencabut beberapa di antaranya pada menit terakhir.

    Pendekatan yang kadang-kadang dilakukannya telah membingungkan para pemimpin dunia dan membuat takut para eksekutif bisnis. Beijing melihat ekspor mineral sebagai sumber daya ungkit.

    Menghentikan ekspor tersebut dapat memberikan tekanan politik domestik pada presiden AS dari Partai Republik tersebut jika pertumbuhan ekonomi merosot karena perusahaan tidak dapat membuat produk bertenaga mineral.

    Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah mengidentifikasi China sebagai saingan geopolitik utamanya dan satu-satunya negara di dunia yang mampu menantang AS secara ekonomi dan militer.

    (fab/fab)

  • Harga Emas Hari Ini Tergelincir Setelah Data Pekerjaan AS yang Kuat – Page 3

    Harga Emas Hari Ini Tergelincir Setelah Data Pekerjaan AS yang Kuat – Page 3

    Sebelumnya, harga emas dunia yang menjadi aset safe haven berbalik arah dan anjlok hampir 1% pada perdagangan Kamis. Penurunan harga emas ini dipengaruhi oleh meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. 

    Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping sepakat untuk melakukan pembicaraan lanjutan guna menyelesaikan sengketa perdagangan.

    Di luar itu, harga perak menembus level kunci USD 35 dan mencapai titik tertinggi dalam 13 tahun.

    Mengutip CNBC, Jumat (6/6/2025), harga emas spot turun 0,9% menjadi USD 3.347,79 per ons setelah sempat diperdagangkan naik 0,6%. Untuk harga emas berjangka AS turun 0,8% menjadi USD 3.371,60 per ons.

    Donald Trump mengatakan di media sosial bahwa pembicaraan mengenai perdagangan dengan pimpinan China telah menghasilkan kesimpulan yang sangat positif.

    Hal yang sama juga diungkap dari pihak China. Menurut ringkasan pemerintah China, Xi Jinping meminta Trump untuk mundur dari langkah-langkah perdagangan dan memperingatkannya agar tidak mengancam Taiwan.

    “Trump memberikan pandangan positif terhadap panggilan telepon dengan Presiden Xi, sehingga mengurangi risiko lebih dalam antara China dan AS, yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor yang mendorong masuknya logam mulia,” kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.