Tag: Xi Jinping

  • Harga Emas Perhiasan Hari Ini Minggu 12 Oktober 2025: 9 Karat hingga 24 Karat Dipatok Segini – Page 3

    Harga Emas Perhiasan Hari Ini Minggu 12 Oktober 2025: 9 Karat hingga 24 Karat Dipatok Segini – Page 3

    Sebelumnya, harga emas kembali melonjak di atas level USD 4.000 per ons pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) dan mencatat kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Lonjakan harga emas terjadi etelah peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang kemungkinan tarif baru terhadap China mempercepat peralihan ke aset-aset safe haven.

    Dikutip dari  CNBC, Sabtu (11/10/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,8% ke USD 4.007,39 per ons. Logam mulia ini telah menguat 3,2% sepanjang minggu ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1,3% menjadi USD 4.024,40.

    Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, mencapai rekor tertinggi USD 4.059,05 pada hari Rabu, secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian yang lebih luas.

    Risiko geopolitik, bersama dengan pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa, ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari tarif, semuanya berkontribusi terhadap reli emas.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam dua minggu di Korea Selatan sesuai rencana. AS sedang memperhitungkan kenaikan tarif yang sangat besar atas impor Tiongkok..

     

     

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya Minggu 12 Oktober 2025 – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya Minggu 12 Oktober 2025 – Page 3

    Sebelumnya, harga emas kembali melonjak di atas level USD 4.000 per ons pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) dan mencatat kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Lonjakan harga emas terjadi etelah peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang kemungkinan tarif baru terhadap China mempercepat peralihan ke aset-aset safe haven.

    Dikutip dari  CNBC, Sabtu (11/10/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,8% ke USD 4.007,39 per ons. Logam mulia ini telah menguat 3,2% sepanjang minggu ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1,3% menjadi USD 4.024,40.

    Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, mencapai rekor tertinggi USD 4.059,05 pada hari Rabu, secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian yang lebih luas.

    Risiko geopolitik, bersama dengan pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa, ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari tarif, semuanya berkontribusi terhadap reli emas.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam dua minggu di Korea Selatan sesuai rencana. AS sedang memperhitungkan kenaikan tarif yang sangat besar atas impor Tiongkok..

     

     

  • Keputusan Trump: Hitungan Total Tarif Buat China Jadi 130%

    Keputusan Trump: Hitungan Total Tarif Buat China Jadi 130%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan 100% untuk barang-barang dari China, di atas tarif 30% yang sudah berlaku, mulai 1 November atau lebih cepat.

    Ancaman tersebut merupakan eskalasi besar-besaran setelah berbulan-bulan gencatan senjata perdagangan antara kedua negara itu. Dengan demikian, total tarif untuk China akan mencapai 130%.

    “Amerika Serikat akan mengenakan Tarif sebesar 100% terhadap Tiongkok, melebihi Tarif apa pun yang mereka bayarkan saat ini. Pada 1 November, kami juga akan menerapkan Kontrol Ekspor pada semua perangkat lunak penting,” kata Trump dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (11/10/2025).

    Pengumuman Trump terkait dengan peningkatan kontrol ekspor Beijing terhadap Rare Earth Element (REE) atau logam tanah jarang yang dibutuhkan untuk memproduksi banyak barang elektronik. Akibatnya, Trump tampaknya membatalkan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini di Korea Selatan.

    AS dan China adalah dua ekonomi terbesar di dunia. Meskipun Meksiko baru-baru ini menggantikan Cina sebagai sumber utama barang asing yang dikirim ke AS, AS bergantung pada China untuk barang senilai ratusan miliar dolar.

    Sementara itu, China adalah salah satu pasar ekspor teratas untuk Amerika. Secara khusus, elektronik, pakaian, dan furniture adalah barang teratas yang diterima AS dari Cina.

    Trump telah mendorong para CEO, terutama di bidang teknologi, untuk memindahkan produksi ke AS. Tetapi dia melunakkan pendekatannya dalam beberapa bulan terakhir karena para pemimpin bisnis itu berhasil memuaskan presiden dengan pengumuman ratusan miliar dolar untuk investasi di manufaktur AS.

    Tak lama setelah mengenakan tarif minimum 145% untuk barang-barang dari China, Trump mengeluarkan pengecualian untuk barang elektronik dengan mengenakan tarif 20%. Langkah itu merupakan pengakuan bahwa pemerintahan Trump memahami penderitaan yang ditimbulkannya pada ekonomi AS melalui tarifnya yang sangat tinggi.

    Kemudian, pada Mei, para pejabat AS dan Tiongkok semakin memperkuat ketergantungan perdagangan dengan menyepakati penurunan tarif satu sama lain. Cina menurunkan tarif ekspor Amerika dari 125% menjadi 10%, sementara AS menurunkan tarif dari 145% menjadi 30%.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perang Dagang AS vs China Memanas, Trump Umumkan Kebijakan Baru

    Perang Dagang AS vs China Memanas, Trump Umumkan Kebijakan Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memanas usai Presiden Donald Trump kembali memperketat kebijakan perdagangan terhadap negeri Panda tersebut.

    Mengutip laporan Reuters, Sabtu (11/10/2025), Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif hingga 100% terhadap seluruh ekspor China ke AS, disertai dengan pembatasan baru atas ekspor perangkat lunak penting mulai 1 November. Kebijakan tersebut diumumkan sembilan hari sebelum berakhirnya masa keringanan tarif yang saat ini masih berlaku.

    Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas keputusan Beijing yang memperluas kontrol ekspor terhadap mineral langka (rare earth elements), komponen penting dalam industri teknologi seperti kendaraan listrik, mesin pesawat, dan radar militer. China saat ini menguasai lebih dari 90% pasokan global mineral tersebut.

    Trump menyebut langkah China mengejutkan, menandai keretakan terbesar dalam hubungan kedua negara dalam enam bulan terakhir.

    “Untuk setiap unsur yang mereka kuasai, kami memiliki dua,” kata Trump.

    Selain tarif baru, Trump juga mengancam akan membatasi ekspor pesawat dan suku cadangnya ke China. Sumber di lingkaran pemerintah AS menyebutkan Gedung Putih sedang menyiapkan daftar tambahan produk yang akan menjadi target kebijakan baru ini.

    Trump bahkan meragukan rencana pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping, yang dijadwalkan tiga minggu lagi di Korea Selatan. “Sekarang tampaknya tidak ada alasan untuk melanjutkan,” tulisnya di platform Truth Social.

    Namun di Gedung Putih, dia menegaskan belum membatalkannya dan kemungkinan tetap akan dilaksanakan. Pihak Beijing sendiri belum mengonfirmasi rencana pertemuan tersebut.

    Pernyataan Trump memicu kepanikan di pasar global. Indeks S&P 500 anjlok lebih dari 2%, menjadi penurunan harian terbesar sejak April. 

    Investor beralih ke aset aman seperti emas dan obligasi AS, sementara nilai dolar melemah terhadap beberapa mata uang utama. Saham-saham teknologi juga jatuh tajam pada perdagangan setelah jam bursa. Craig Singleton, analis dari Foundation for Defense of Democracies, menilai langkah Trump bisa menandai akhir dari gencatan tarif antara Washington dan Beijing. 

    “AS melihat langkah ekspor China sebagai bentuk pengkhianatan. Beijing tampaknya terlalu percaya diri,” ujarnya.

    Dalam unggahan di media sosial, Trump menuduh China telah mengirimkan surat ke berbagai negara untuk memberi tahu bahwa mereka akan membatasi ekspor semua unsur terkait produksi mineral langka. 

    Dia mengklaim telah menerima keluhan dari negara-negara lain yang merasa dirugikan oleh kebijakan tersebut. Sementara itu, pemerintah China menambah lima jenis mineral dan puluhan teknologi pemurnian baru ke dalam daftar ekspor yang dibatasi, serta mewajibkan produsen asing yang menggunakan bahan asal China untuk mematuhi aturan tersebut.

    Ketegangan ekonomi ini menambah daftar panjang gesekan antara dua negara. Sehari sebelumnya, pemerintahan Trump mengusulkan pelarangan maskapai China terbang melintasi wilayah udara Rusia untuk rute ke dan dari AS. 

    Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) juga melaporkan jutaan produk elektronik China telah dihapus dari situs e-commerce besar di AS karena melanggar ketentuan impor.

    Para analis menilai, KTT APEC di Korea Selatan pada akhir Oktober bisa menjadi titik krusial bagi hubungan ekonomi AS–China, terutama jika pertemuan Trump–Xi tetap berlangsung.

    “Situasi ini akan menjadi menarik. Kedua pihak tampaknya sedang meningkatkan tekanan agar lawannya mengalah menjelang APEC atau sebaliknya, mereka sudah menganggap kesepakatan di APEC mustahil dan kini berupaya memperkuat posisi tawar masing-masing untuk babak berikutnya,” kata pakar ekonomi China di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Scott Kennedy. 

  • Video: Trump Murka! Patok Tarif 100% ke China & Ogah ketemu Xi Jinping

    Video: Trump Murka! Patok Tarif 100% ke China & Ogah ketemu Xi Jinping

    Jakarta, CNBC Indonesia– Langkah China memperketat ekspor mineral penting logam tanah jarang ke Amerika Serikat memantik kemarahan Presiden AS, Donald Trump.

    Melalui unggahan di Truth Sovial pada hari Jum’at 10 Oktober 2025, Trump menghidupkan kembali perang dagang melawan Beijing, mengakhiri gencatan senjata antara dua ekonomi terbesar tersebut dan terang-terangan menyebut tak ada alasan untuk bertemu Xi Jinping Dalam waktu 2 pekan mendatang seperti yang direncanakan sebelumnya.

    Trump mengumumkan pungutan tambahan sebesar 100% terhadap ekspor Tiongkok ke AS, beserta kontrol ekspor baru terhadap “semua perangkat lunak penting” paling lambat 1 November, sembilan hari sebelum keringanan tarif yang ada berakhir.

    Langkah-langkah perdagangan baru ini merupakan reaksi Trump terhadap Tiongkok yang secara dramatis memperluas kontrol ekspor unsur tanah jarangnya. Tiongkok mendominasi pasar untuk unsur-unsur tersebut, yang penting bagi manufaktur teknologi.

    Tindakan tersebut menandakan keretakan hubungan terbesar dalam enam bulan antara Beijing dan Washington – pabrik terbesar di dunia dan konsumen terbesarnya. Banyak yang mempertanyakan apakah peredaan ketegangan ekonomi yang sulit dicapai selama musim panas dapat bertahan.

  • Alasan Trump Mendadak Ngamuk Naikkan Tarif 100% ke China

    Alasan Trump Mendadak Ngamuk Naikkan Tarif 100% ke China

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghidupkan kembali perang dagang dengan China. Pada Jumat (10/10/2025), ia mengumumkan kenaikan tarif impor hingga 100% terhadap produk asal Beijing.

    Melansir Reuters, Trump juga mengeluarkan kontrol ekspor baru untuk “semua perangkat lunak penting” terhadap China mulai 1 November atau sembilan hari sebelum masa keringanan tarif berakhir.

    Langkah ini diambil setelah China memperluas kontrol ekspor terhadap unsur tanah jarang, bahan krusial bagi industri teknologi global, mulai dari kendaraan listrik hingga radar militer.

    “Itu mengejutkan. Saya pikir itu sangat, sangat buruk,” ujar Trump di Gedung Putih menanggapi kebijakan China. “Untuk setiap elemen yang berhasil mereka monopoli, kita punya dua.”

    Trump juga sempat menyebut bahwa pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan, yang dijadwalkan tiga minggu mendatang, kemungkinan besar dibatalkan.

    “Sekarang tampaknya tidak ada alasan untuk melakukannya,” tulisnya di platform Truth Social. Meski begitu, ia menambahkan, “Saya belum membatalkan. Saya berasumsi kita mungkin akan mengadakannya.”

    Alasan Trump Ngamuk ke Beijing

    Menurut sejumlah analis, kemarahan Trump dipicu oleh langkah Beijing yang dianggap mengkhianati semangat gencatan senjata tarif yang dicapai awal tahun ini.

    “Postingan Trump bisa jadi awal dari berakhirnya gencatan senjata tarif,” kata Craig Singleton, pakar China di Foundation for Defense of Democracies. “Washington menilai langkah ekspor kontrol Beijing sebagai pengkhianatan. Beijing tampaknya telah bertindak berlebihan.”

    China diketahui memproduksi lebih dari 90% logam tanah jarang dunia, yang menjadi tulang punggung banyak sektor industri strategis. Keputusan Beijing memperketat pengendalian ekspor ini dinilai sebagai “perintah bersaing” yang mengancam kepentingan industri AS.

    “Trump merasa harus membalas secara finansial karena langkah China itu mengancam dominasi teknologi dan keamanan ekonomi AS,” ujar Scott Kennedy, analis di Center for Strategic and International Studies (CSIS).

    Dampak Langsung ke Pasar

    Reaksi pasar terhadap keputusan Trump terbilang cepat. Indeks S&P 500 merosot lebih dari 2%, penurunan harian terbesar sejak April. Saham-saham teknologi juga anjlok dalam perdagangan pasca-pasar, sementara investor berbondong-bondong mencari aset aman seperti emas dan surat utang AS.

    Selain tarif, Trump juga mengancam akan menerapkan kontrol ekspor baru untuk pesawat dan komponennya, langkah yang dapat memperluas dampak perang dagang ke sektor manufaktur besar.

    Ketegangan terbaru ini memperumit rencana pertemuan kedua negara di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan akhir Oktober. Para analis menilai kedua pihak kini tengah memainkan strategi tekanan untuk memperkuat posisi tawar sebelum forum tersebut.

    “Mereka sama-sama meningkatkan tensi menjelang APEC,” ujar Kennedy. “Trump ingin menunjukkan ketegasan, sementara Beijing menguji seberapa jauh Washington berani menekan.”

    Dengan retaknya kembali hubungan dua ekonomi terbesar dunia, pasar kini menanti apakah Trump benar-benar akan menjalankan tarif 100% itu, atau hanya menggertak untuk mendorong konsesi baru dari China.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AS-China Memanas Lagi, Produsen Chip Dunia Ketar-ketir

    AS-China Memanas Lagi, Produsen Chip Dunia Ketar-ketir

    Jakarta

    Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali meningkat dan kali ini industri semikonduktor menjadi taruhannya. Presiden AS Donald Trump pada Jumat (10/10) mengancam akan membatalkan pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping, setelah Beijing memperketat kontrol ekspor logam tanah jarang – bahan penting dalam pembuatan chip.

    Pembatasan ini menjadi langkah besar pertama Beijing untuk menerapkan yurisdiksi jangka panjang atas perusahaan asing, khususnya di sektor semikonduktor dan AI. Aturan baru mewajibkan persetujuan ekspor untuk segala material yang mengandung logam tanah jarang dari China-bahkan dalam jumlah kecil-dan secara eksplisit menargetkan komponen untuk chip komputer serta penelitian AI dengan aplikasi militer.

    “Ini adalah kontrol ekspor terketat yang pernah diterapkan China,” tegas Gracelin Baskaran, direktur fokus mineral kritis di Center for Strategic and International Studies (CSIS). “Jelas bahwa mereka punya wewenang untuk memaksa kepatuhan, bukan hanya dari perusahaan AS, tapi seluruh dunia.”

    Beberapa analis mempertanyakan durasi pembatasan ini, yang dianggap sebagai manuver pencitraan menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia akhir bulan ini, termasuk pertemuan potensial dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

    Belum jelas bagaimana China akan memantau jejak logam tanah jarang di tingkat mikroskopis untuk menegakkan aturan. Pada Jumat lalu, Trump mengancam membatalkan pertemuan tersebut, menyebut kebijakan baru sebagai “bermusuhan” dan berjanji “kenaikan besar-besaran” tarif impor dari China.

    Dalam unggahan di Truth Social, Trump menulis: “Saya selalu merasa mereka sedang mengintai, dan sekarang, seperti biasa, saya terbukti benar! Tiongkok tidak boleh ‘menawan’ dunia. AS punya posisi monopoli yang lebih kuat-saya hanya belum pakai, sampai sekarang!”

    Chip Jadi Korban Perang Ekonomi

    Dilansir dari Bloomberg, seorang sumber yang akrab dengan ASML Holding NV-perusahaan Belanda yang memasok mesin pembuat semikonduktor paling mutakhir di dunia-pembatasan ekspor ini berpotensi melumpuhkan operasional.

    “Perusahaan sedang bersiap menghadapi gangguan, terutama karena klausul yang mewajibkan perusahaan asing meminta persetujuan China untuk mengekspor kembali produk berbahan logam tanah jarang,” ujar sumber tersebut, yang meminta anonim karena sensitivitas isu.

    ASML disebut sedang melobi pemerintah Belanda dan Amerika Serikat untuk mencari alternatif pasokan. Saat dikonfirmasi, ASML menolak memberikan komentar.

    Di sisi lain, seorang manajer senior di perusahaan chip besar AS mengungkapkan bahwa timnya masih mengkaji dampak potensial. “Risiko paling nyata saat ini adalah kenaikan harga magnet yang bergantung pada logam tanah jarang, yang vital bagi rantai pasokan chip,” kata sumber anonim tersebut.

    Sementara itu, pejabat di perusahaan chip AS lainnya mengaku sedang buru-buru mengidentifikasi produk yang mengandung bahan dari China, dengan kekhawatiran bahwa persyaratan lisensi ekspor akan “melumpuhkan” alur pasok global.

    Produsen chip terbesar dunia seperti Intel Corp., Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), dan Samsung Electronics Co. juga bergantung pada ASML untuk produksi semikonduktor. Ketiganya menolak berkomentar atas permintaan.

    (afr/afr)

  • Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Kinclong, Siap-Siap Cetak Rekor Termahal Lagi – Page 3

    Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Kinclong, Siap-Siap Cetak Rekor Termahal Lagi – Page 3

    Sebelumnya, harga emas kembali melonjak di atas level USD 4.000 per ons pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) dan mencatat kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Lonjakan harga emas terjadi etelah peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang kemungkinan tarif baru terhadap China mempercepat peralihan ke aset-aset safe haven.

    Dikutip dari  CNBC, Sabtu (11/10/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,8% ke USD 4.007,39 per ons. Logam mulia ini telah menguat 3,2% sepanjang minggu ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1,3% menjadi USD 4.024,40.

    Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, mencapai rekor tertinggi USD 4.059,05 pada hari Rabu, secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian yang lebih luas.

    Risiko geopolitik, bersama dengan pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa, ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari tarif, semuanya berkontribusi terhadap reli emas.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam dua minggu di Korea Selatan sesuai rencana. AS sedang memperhitungkan kenaikan tarif yang sangat besar atas impor Tiongkok..

     

     

  • Warga RI Kabur ke China Makin Gampang, Xi Jinping Buka Gerbang

    Warga RI Kabur ke China Makin Gampang, Xi Jinping Buka Gerbang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin mencari peluang kerja di luar negeri kini bisa memanfaatkan inisiatif baru dari pemerintahan Xi Jinping.

    Pada Rabu (1/10/2025), China resmi memperkenalkan program visa khusus yang ditujukan untuk menarik talenta global di bidang sains dan teknologi agar mau bekerja di Negeri Tirai Bambu.

    Menurut laporan AFP, langkah ini menjadi bagian dari strategi China untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam sektor sains dan teknologi, sekaligus menantang dominasi Amerika Serikat (AS).

    Langkah yang sudah diumumkan sejak Agustus 2025 ini, berbanding terbalik dengan kebijakan AS baru-baru ini. Saat itu, Presiden AS Donald Trump justru menetapkan biaya visa kerja super mahal pada bulan lalu, sehingga menyulitkan talenta global untuk mencari kerja di AS.

    Program visa K terbaru China secara signifikan mempermudah proses imigrasi bagi yang memenuhi syarat, menurut laporan media pemerintah.

    “Dengan latar belakang beberapa negara yang menarik diri, berfokus pada kepentingan dalam negeri, dan mengesampingkan talenta internasional, China dengan penuh semangat memanfaatkan peluang penting ini dan segera memperkenalkan kebijakan ini,” tulis surat kabar pemerintah People’s Daily, dikutip dari AFP, Jumat (10/10/2025).

    Berbeda dengan banyak kategori visa lainnya, visa K tidak mewajibkan pemberi kerja atau entitas domestik untuk mengeluarkan undangan kepada pemohon.

    “Visa K akan menawarkan lebih banyak kemudahan bagi pemegangnya dalam hal jumlah entri yang diizinkan, masa berlaku, dan durasi tinggal,” lapor kantor berita pemerintah Xinhua pada Agustus lalu.

    Adapun syarat yang ditetapkan bagi peminat visa K adalah “talenta sains dan teknologi muda global”. Syarat lebih spesifik terkait usia, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja yang dibutuhkan, belum dijelaskan secara perinci.

    Xinhua mengatakan pemegang visa bisa terlibat dalam beragam sektor pekerjaan, seperti pendidikan, budaya, sains dan teknologi, serta kewirausahaan yang relevan dan aktivitas bisnis.

    Seperti bumi dan langit, industri teknologi AS sedang terguncang akibat perubahan kebijakan visa kerja H-1B yang ditetapkan Trump. H-1B merupakan tipe visa yang memungkinkan perusahaan untuk mensponsori talenta asing dengan keterampilan khusus seperti sains, engineer, dan programmer, untuk bekerja di AS selama 3 tahun dan bisa diperpanjang hingga 6 tahun.

    Visa tersebut sangat banyak digunakan oleh industri teknologi. Namun, ketetapan baru visa H-1B mematok biaya super mahal sebesar US$100.000 (Rp1,6 miliar).

    Warga negara India menyumbang hampir tiga perempat dari izin yang diberikan melalui sistem lotere setiap tahun.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 11 Oktober 2025: Antam hingga UBS Kompak Lebih Murah – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 11 Oktober 2025: Antam hingga UBS Kompak Lebih Murah – Page 3

    Sebelumnya, harga emas kembali melonjak di atas level USD 4.000 per ons pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) dan mencatat kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Lonjakan harga emas terjadi etelah peringatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang kemungkinan tarif baru terhadap China mempercepat peralihan ke aset-aset safe haven.

    Dikutip dari  CNBC, Sabtu (11/10/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,8% ke USD 4.007,39 per ons. Logam mulia ini telah menguat 3,2% sepanjang minggu ini.

    Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1,3% menjadi USD 4.024,40.

    Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, mencapai rekor tertinggi USD 4.059,05 pada hari Rabu, secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian yang lebih luas.

    Risiko geopolitik, bersama dengan pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa, ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari tarif, semuanya berkontribusi terhadap reli emas.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam dua minggu di Korea Selatan sesuai rencana. AS sedang memperhitungkan kenaikan tarif yang sangat besar atas impor Tiongkok..