Tag: Xi Jinping

  • Prediksi Rupiah terhadap Kurs Dolar AS Hari Ini 30 Oktober 2025 Jelang Pertemuan Donald Trump-Xi Jinping

    Prediksi Rupiah terhadap Kurs Dolar AS Hari Ini 30 Oktober 2025 Jelang Pertemuan Donald Trump-Xi Jinping

    Liputan6.com, Jakarta – Pengamat Ekonomi, Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi memproyeksikan, nilai tukar rupiah menguat di kisaran 16.570 – 16.620 terhadap dolar AS. Proyeksi tersebut menyusul akan dilakukannya pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Teump dengan Xi Jinping di Korea Selatan pada Kamis, 30 Oktober 2025.

    “Pada perdagangan (Rabu 29 Oktober) mata uang rupiah ditutup melemah 9 point sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel Rp 16.617 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.608 Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp 16.570 – Rp 16.620,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (30/10/2025).

    Selain pertemuan Trump dengan Xi Jinping, fakto lain yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah pertemuan kebijakan The Fed selama dua hari, yang dimulai pada hari Selasa, secara luas diantisipasi akan mencapai puncaknya di kemudian hari dengan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.

    Menurut perangkat CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 bps hampir 100%. Ini akan menjadi penurunan suku bunga kedua berturut-turut, setelah pertemuan kebijakan The Fed di bulan September.

    “Investor memberikan perhatian khusus pada arahan ke depan dari para pembuat kebijakan. Jika Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal bahwa pemotongan lebih lanjut mungkin ditunda atau inflasi tetap menjadi perhatian, imbal hasil riil yang lebih tinggi atau dolar yang lebih kuat,” jelasnya.

    Dari geopolitik, Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi terkait Ukraina terhadap Rusia untuk pertama kalinya dalam masa jabatan keduanya, yang menargetkan perusahaan minyak besar Lukoil dan Rosneft. 

    Pada Selasa, Kremlin mengatakan Rusia menawarkan energi berkualitas tinggi dengan harga yang baik dan mitra-mitranya akan memutuskan sendiri apakah akan membeli energinya setelah AS menerapkan sanksinya.

     

  • Trump Dapat Hadiah Mahkota Emas dari Korsel

    Trump Dapat Hadiah Mahkota Emas dari Korsel

    Seoul

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin menghadapi unjuk rasa di negaranya sendiri yang menyerukan “No Kings” di AS. Namun saat berkunjung ke Korea Selatan (Korsel), Trump yang pecinta monarki ini mendapatkan hadiah mahkota emas, yang merupakan replika dari mahkota raja-raja Korea.

    Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (29/10/2025), bertemu Presiden Korsel Lee Jae Myung pada Rabu (29/10) waktu setempat, sebagai bagian dari kunjungan di mana dia akan melakukan perundingan perdagangan yang diwarnai ketegangan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela menghadiri KTT APEC.

    Dan sebagai puncak upacara penyambutan yang mewah di Gyeongju, ibu kota bersejarah Korea Selatan, Trump dihadiahi replika mahkota yang dikenakan oleh raja-raja Silla, dinasti yang berkuasa dari tahun 57 Sebelum Masehi hingga 935 Masehi.

    Hadiah yang diberikan Korsel itu disebut sebagai replika dari “mahkota emas terbesar dan termewah yang pernah ada” dari periode Silla. Replika mahkota emas itu juga disebut melambangkan “hubungan ilahi antara kepemimpinan surgawi dan duniawi”.

    Kantor kepresidenan Korsel mengatakan bahwa mahkota itu melambangkan “perdamaian, koeksistensi, dan kemakmuran bersama di semenanjung — nilai-nilai yang mencerminkan era stabilitas panjang dinasti Silla”.

    Trump tidak merahasiakan kegemarannya pada monarki di seluruh dunia.

    Rakyat Amerika di berbagai wilayah berunjuk rasa bulan ini untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai kepresidenan Trump yang “seperti raja” dan pengikisan norma-norma demokrasi di AS.

    Trump mengejek unjuk rasa tersebut di media sosial, membagikan postingan buatan AI yang memperlihatkan dirinya mengenakan mahkota sambil menerbangkan jet tempur bertuliskan “King Trump” yang membuang kotoran ke arah para demonstran.

    Di Korsel, Trump juga dianugerahi Grand Order of Mugunghwa — penghargaan tertinggi negara tersebut. Medali itu memiliki desain daun laurel yang melambangkan kemakmuran dan diberikan “untuk mengantisipasi perdamaian dan kemakmuran” yang akan dibawa Trump ke Semenanjung Korea.

    “Ini suatu kehormatan besar,” kata Trump usai menerima penghargaan tersebut. “Saya ingin memakainya sekarang juga,” ucapnya.

    Lihat Video ‘Sejumlah Warga Korsel Demo Tolak Kedatangan Trump’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • China Tak Akan Pernah Kesampingkan Penggunaan Kekerasan Atas Taiwan!

    China Tak Akan Pernah Kesampingkan Penggunaan Kekerasan Atas Taiwan!

    Beijing

    Pemerintah China menegaskan pihaknya “sama sekali tidak akan” mengesampingkan penggunaan kekerasan atas Taiwan. Hal itu menunjukkan posisi yang lebih tegas dibandingkan serangkaian pernyataan media pemerintah pekan ini, yang menjanjikan sikap yang lunak jika pulau itu diserahkan kepada Beijing.

    China, yang memandang Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatannya, tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk “menyatukan kembali” dengan pulau tersebut.

    Namun, kebijakan tersebut jarang disuarakan secara langsung di depan umum dan tidak muncul dalam tiga artikel kantor berita pemerintah China, Xinhua, yang membahas Taiwan pekan ini. Salah satu artikel itu memetakan bagaimana “para patriot” dapat memerintah Taipei setelah “reunifikasi” dan menjanjikan sistem sosial serta cara hidup Taiwan yang sudah ada akan dihormati.

    Juru bicara Kantor Urusan Taiwan di China, Peng Qing’en, seperti dilansir Reuters, Rabu (29/10/2025), mengatakan dalam konferensi pers rutin di Beijing bahwa “reunifikasi” secara damai di bawah model “satu negara, dua sistem” merupakan pendekatan fundamental untuk “menyelesaikan masalah Taiwan”.

    “Kami bersedia menciptakan ruang yang luas untuk reunifikasi damai dan akan berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan prospek ini dengan ketulusan yang sebesar-besarnya,” ucapnya.

    “Namun, kami sama sekali tidak akan meninggalkan penggunaan kekerasan dan tetap memiliki opsi untuk mengambil semua langkah yang diperlukan,” tegas Peng.

    Pejabat tinggi China yang bertanggung jawab atas kebijakan Taiwan, Wang Huning, tidak menyebutkan penggunaan kekerasan dalam pidato kebijakan utamanya pada Sabtu (25/10) waktu setempat. Pidato tersebut justru berfokus pada bagaimana kedua belah pihak akan mendapatkan manfaat dari “reunifikasi”.

    Dorongan Beijing untuk menerapkan model otonomi bagi Taipei, yang tidak didukung satu pun partai politik besar di Taiwan dan telah berulang kali dikecam, muncul menjelang pertemuan puncak antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Korea Selatan (Korsel).

    Trump mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa dirinya tidak tahu apakah akan membahas Taiwan dengan Xi.

    Pemerintah Taiwan dengan tegas menolak klaim kedaulatan China. Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan, Tsai Ming-Yen, mengatakan model “patriot” China, yang digunakan di Hong Kong dan Macau, tidak memiliki pasar di Taiwan.

    “Tujuannya adalah mengecilkan posisi internasional Taiwan, dan meng-Hong Kong-kan dan me-Macau-kan Taiwan, untuk mencapai tujuan politik menghilangkan kedaulatan Taiwan, yang ingin dicapai oleh Partai Komunis China,” sebutnya.

    “Saya pikir Komunis China tidak memiliki cara untuk menerapkan model Macau atau Hong Kong di Taiwan,” ujar Tsai.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • IHSG Hari Ini 29 Oktober Naik Nyaris 1 Persen

    IHSG Hari Ini 29 Oktober Naik Nyaris 1 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Rabu (29/10/2025) ditutup naik 73,6 poin atau 0,91% ke level 8.166,22. Sejumlah saham terpantau menghijau, mulai dari saham INOV hingga STRK dengan lonjakan harga 16% sampai 34%.

    Adapun total nilai transaksi di bursa hari ini mencapai Rp 20,96 triliun. Sebanyak 373 saham naik, sedangkan 330 saham turun dan 253 saham stagnan. Volume perdagangan sebanyak 26,83 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 2,213 juta kali.

    Sejumlah sektor saham mengalami penguatan pada penutupan pasar hari ini, dengan penguatan terbesar pada saham sektor properti yang naik 3,44%. Saham sektor keuangan juga menguat sebesar 1,56%, sektor barang konsumen primer 1,54%, dan sektor transportasi 0,97%.

    Selanjutnya, sektor energi menguat sebesar 0,79%, sektor kesehatan 0,4%, dan sektor barang konsumen non-primer 0,35%. Sebaliknya, saham sektor perindustrian melemah 0,95%, sektor properti melemah 0,74%, sektor teknologi melemah 0,66%, dan sektor infrastruktur turun 0,26%.

    Pilarmas memaparkan, volatilitas pasar masih menyelimuti pasar keuangan di saat pelaku pasar menantikan arah kebijakan The Fed dan juga pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) dengan Presiden China Xi Jinping.

    Menurut Pilarmas, pasar menunggu dan mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell tentang laju pelonggaran lebih lanjut. Sementara pasar memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke level 4%.

    Selanjutnya, tambah Pilarmas, pasar juga menunggu pertemuan yang sangat dinantikan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump. Sebelumnya, Trump mengatakan berencana untuk membahas penurunan tarif terkait fentanil terhadap China dan mendukung petani AS.

    Dari internal, Pilarmas memaparkan, IHSG sempat tertekan pada sesi I hari ini karena aksi jual investor asing yang membukukan net sell Rp 1,20 triliun di pasar reguler.

  • Rupiah Hari Ini 29 Oktober Ditutup Tertekan Keperkasaan Dolar AS

    Rupiah Hari Ini 29 Oktober Ditutup Tertekan Keperkasaan Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (29/10/2025).

    Rupiah ditutup turun 9 poin terhadap dolar AS, setelah sebelumnya sempat melemah 25 poin ke level Rp 16.617 dari penutupan sebelumnya di Rp 16.608.

    Direktur PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan rupiah melemah di tengah sentimen pertemuan kebijakan The Fed yang dimulai Selasa, dan secara luas diantisipasi akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

    Perangkat CME FedWatch kini menunjukkan pasar memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 bps hampir 100%.

    “Ini akan menjadi penurunan suku bunga kedua berturut-turut setelah pertemuan kebijakan The Fed pada September,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu (29/10/2025). Ia memprediksi kebijakan suku bunga The Fed akan memengaruhi posisi rupiah.

    “Investor memberikan perhatian khusus pada forward guidance dari para pembuat kebijakan. Jika Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal bahwa pemotongan lebih lanjut mungkin ditunda atau inflasi tetap menjadi perhatian, maka yield riil yang lebih tinggi bisa memperkuat dolar,” lanjutnya. Ibrahim menilai hal itu akan turut berdampak pada rupiah.

    Dari sisi geopolitik, rupiah juga tertekan menyusul langkah Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi terhadap Rusia terkait Ukraina, yang menargetkan perusahaan minyak besar Lukoil dan Rosneft.

    Selain itu, pelemahan rupiah turut dipicu oleh pernyataan Presiden Trump yang mengatakan berharap dapat memangkas tarif 20% atas impor dari China. Pemangkasan tarif tersebut terkait bahan kimia prekursor fentanil, menjelang pertemuan puncaknya dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan.

  • Trump Berubah Haluan, Hapus Hukuman Tarif untuk Brasil

    Trump Berubah Haluan, Hapus Hukuman Tarif untuk Brasil

    Jakarta

    Krisis dagang antara Amerika Serikat dan Brasil mulai mereda, setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Luiz Incio Lula da Silva di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia, Minggu (26/10). Washington sebabnya dinilai melunak, usai mengadopsi strategi baru dalam hubungan dagang dengan Brasil.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan, “Kami percaya, dalam jangka panjang Brasil akan diuntungkan dengan menjadikan Amerika Serikat mitra dagang utama, bukan Cina,” dalam sebuah pernyataan resmi di Malaysia.

    Tentu saja masih ada beberapa masalah politik dengan Brasil, namun pemerintahan AS yakin hal itu dapat diatasi dan akan menguntungkan kedua belah pihak.

    Harus Bergerak Cepat

    Negosiasi untuk menormalisasi hubungan dagang kedua negara dimulai pada Minggu malam hingga hari Senin (27/10). Kepada harian Brasil O Globo, Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira mengatakan “telah menyusun jadwal pertemuan”, dan bahwa kesepakatan akan bisa dicapai dalam “beberapa minggu” ke depan.

    Namun, niat AS untuk kembali menjadi mitra dagang terpenting Brasil masih jauh dari kenyataan. Menurut data resmi, volume perdagangan antara kedua negara tahun lalu hanya mencapai 84 miliar dolar AS (Rp 1,328 triliun).

    Cina geser AS

    Sebagai perbandingan: nilai perdagangan antara Cina dan Brasil pada tahun 2024 mencapai 151 miliar dolar AS (Rp 2,500 triliun). Sejak tahun 2009, Cina telah ‘menyalip AS’ sebagai mitra dagang terbesar Brasil.

    Sejak saat itu, volume perdagangan antara kedua negara meningkat hampir tiga kali lipat, dari 56 miliar menjadi 151 miliar dolar AS. Sedangkan, perdagangan AS dengan Brasil naik dua kali lipat dari 42 miliar dolar AS (2009) menjadi 84 miliar dolar AS (2024).

    “Perburuan penyihir terhadap Bolsonaro”

    Sementara itu, ekspor AS ke Brasil stabil di kisaran 4,3 miliar dolar AS (Rp 71 triliun) pada bulan Juli dan September 2025. Akibatnya, defisit perdagangan jangka panjang Brasil terhadap AS, yang telah berlangsung sejak 2015 semakin besar.

    Alasan tarif hukuman AS terhadap Brasil bukan disebabkan defisit perdagangan yang merugikan AS. Sebaliknya, langkah tersebut digunakan Presiden Trump untuk mengekspresikan ketidaksetujuannya atas vonis mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro oleh Mahkamah Agung Brasil.

    Dalam sebuah unggahan di jejaring sosialnya, Truth Social, Trump pada bulan Juli menyebut putusan tersebut sebagai “Perburuan penyihir terhadap mantan presiden dan keluarganya” (AS menggunakan istilah perburuan penyihir untuk menggambarkan perburuan terhadap orang atau kelompok yang dianggap bersalah tanpa bukti yang kuat). Namun, di Malaysia, Trump bersikap lebih tenang. Ia mengatakan dalam konferensi pers bahwa dirinya “selalu menyukai Bolsonaro.”

    Lula: “Pertemuan berjalan sangat baik”

    Namun, Trump tampaknya juga mulai menyukai Presiden Brasil Lula, meskipun pandangan ideologis keduanya saling bertolak belakang. Dua politisi yang hampir sebaya ini, Lula berusia 80 tahun dan Trump 79 tahun, pertama kali bertemu di Sidang Majelis Umum PBB, September lalu.

    Setelah pertemuan singkat itu, Trump mengatakan bahwa ia merasa Lula sebagai sosok yang simpatik, dan mengaku terkesan dengan perjalanan hidup tokoh sosialis tersebut. Selama percakapan telepon menjelang pertemuan di Kuala Lumpur, hubungan kedua pemimpin dikabarkan kian erat.

    Lula turut memberi tanggapan positif, “Saya mengakui bahwa pertemuan dengan Trump berlangsung dengan sangat baik,” katanya kepada media internasional. Turut menambahkan bahwa dirinya dan Trump berkomitmen memastikan “hubungan 200 tahun antara Brasil dan Amerika Serikat tetap terjaga.”

    Setelah pertemuan antara Trump dan Lula, Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga mengumumkan bahwa persiapan perjanjian dagang dengan Cina sudah berada pada tahap lanjutan. Rencananya, Trump dan Xi Jinping akan menyelesaikan negosiasi dalam pertemuan 30 Oktober mendatang di Korea Selatan.

    Menurut Bessent, perjanjian mencakup penangguhan tarif tambahan sebesar 100 persen atas impor Cina yang sebelumnya dijadwalkan berlaku pada 1 November mendatang. Selain itu perjanjian juga akan mencakup pencabutan sebagian pembatasan ekspor terhadap Cina.

    Sebagai balasannya, Beijing dapat mencabut pembatasan ekspor atas logam tanah jarang dan kembali mengimpor kedelai dari AS.

    Sejak Mei tahun ini, menurut Departemen Pertanian AS, Cina sama sekali tidak membeli kedelai dari AS. Sedangkan tahun lalu, impor kedelai Cina dari AS mencapai hampir 13 miliar dolar AS (Rp 215 triliun). Sebagai gantinya, Beijing membeli kedelainya dari Brasil dan Argentina.

    Para petani kedelai di AS menyambut dengan lega ‘perubahan haluan’ Trump ini sama halnya dengan industri agrikultur Brasil. Dewan Ekspor Kopi Brasil (Cecafe) menyatakan bahwa mereka menyambut baik dialog antara Trump dan Lula dan menantikan “hasil konkretnya.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Korut Uji Coba Rudal Jelajah: Pesan untuk Musuh-musuh

    Korut Uji Coba Rudal Jelajah: Pesan untuk Musuh-musuh

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal jelajah di lepas pantai barat Semenanjung Korea, sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendarat di Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menyebut uji coba rudal itu menjadi pesan untuk “musuh-musuhnya”.

    Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (29/10/2025), baru merilis pengumuman pada Rabu (29/10) waktu setempat, meskipun uji coba rudal digelar pada Selasa (28/10) waktu setempat.

    Menurut laporan KCNA, sejumlah rudal laut-ke-permukaan diluncurkan secara vertikal pada Selasa (28/10) waktu setempat dari Laut Kuning. KCNA mengklaim rudal tersebut mampu mengudara selama 7.800 detik, atau lebih dari dua jam, di sepanjang rute yang telah ditentukan untuk mencapai target.

    Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Korut, Pak Jong Chon, yang mengawasi uji coba rudal tersebut mengatakan bahwa “keberhasilan penting” sedang dicapai dalam pengembangan “kekuatan nuklir” Korut sebagai pencegah perang.

    Pak, seperti dikutip KCNA, menyebut uji coba rudal itu bertujuan untuk menilai “keandalan berbagai sarana ofensif strategis dan menunjukkan kemampuan mereka kepada musuh-musuh”.

    “Menjadi misi dan tugas kita yang bertanggung jawab untuk terus memperkuat postur tempur nuklir,” sebut Pak dalam pernyataannya.

    Yang paling menonjol dalam uji coba tersebut adalah absennya pemimpin Korut Kim Jong Un, yang biasanya mengawasi peluncuran rudal-rudal penting.

    Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan pihaknya mendeteksi rudal jelajah di perairan seberat barat Korut pada Selasa (28/10) sore, sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Saat ini, militer Seoul sedang menganalisis detail uji coba rudal Pyongyang tersebut.

    Trump tiba di kota Gyeongju pada Rabu (29/10) waktu setempat untuk bergabung dengan para kepala negara dan pemimpin bisnis dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk berbagai pertemuan. Trump juga akan melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir pekan nanti.

    Trump sebelumnya menyatakan keinginan bertemu Kim Jong Un di sela-sela kunjungan ke Korsel. Namun otoritas Korsel baru-baru ini menyebut potensi pertemuan keduanya tidak akan berlangsung dalam waktu dekat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Inkonsistensi Kebijakan Jokowi Buka Ruang Korupsi

    Inkonsistensi Kebijakan Jokowi Buka Ruang Korupsi

    GELORA.CO -Aktivis sekaligus akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, menyoroti inkonsistensi kebijakan pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi), khususnya terkait proyek-proyek besar seperti kereta cepat Jakarta–Bandung (KCJB).

    Menurut Ubedilah, pola yang kerap muncul dalam berbagai proyek strategis pemerintahan Jokowi selalu sama diawali dengan klaim bahwa proyek dilakukan secara business to business (B2B) dan tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

    “Tapi apa yang terjadi? Kan kemudian berubah,” ujar Ubedilah seperti dikutip redaksi lewat kanal Youtube Abraham Samad, Rabu, 29 Oktober 2025.

    Ia mencontohkan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sebagai bukti nyata perubahan arah kebijakan yang janggal.

    Awalnya kereta cepat ini mau digarap Jepang, tapi tiba-tiba setelah Jokowi bertemu Xi Jinping mendadak berubah dan proyek tersebut diambil alih oleh China.

    “Biasanya kebijakan yang inkonsisten itu cenderung ada ruang koruptif di dalamnya,” katanya.

    Menurut dia, dalam berbagai studi sosiologi korupsi, potensi praktik korupsi sering muncul ketika kebijakan dilakukan secara tertutup atau dirahasiakan.

    “Di banyak studi tentang sosiologi korupsi memang salah satu potensi besar korupsi itu ketika kebijakan itu ditutupi atau dirahasiakan. Dari situ ketahuan atau indikasinya kuat bahwa pergeseran itu ada sesuatu,” jelasnya.

    Ubedilah pun mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menelusuri dugaan adanya transaksi keuangan mencurigakan antara pemerintah Indonesia dan China Development Bank (CDB) selaku pemberi pinjaman proyek kereta cepat.

    “Kenapa mereka bergeser dan berani menerima dengan bunga 2 persen bahkan sekarang 3,4 persen? Itu perlu ditelusuri pergeserannya,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti adanya perubahan peraturan presiden, harga yang tidak wajar, serta pembengkakan biaya proyek yang mencapai sekitar 1,6 miliar dolar AS atau setara 20 triliun rupiah.

    “Pembengkakan ini kenapa, kemudian biaya dari mana? Itu perlu dibongkar,” tandas Ubedilah

  • Trump Siap Bahas Penurunan Tarif dan Chip AI Nvidia dengan Xi Jinping

    Trump Siap Bahas Penurunan Tarif dan Chip AI Nvidia dengan Xi Jinping

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menurunkan tarif impor terhadap barang-barang China dan membahas chip AI Blackwell milik Nvidia dengan Presiden Xi Jinping dalam upaya meredakan ketegangan perdagangan kedua negara.

    Trump dijadwalkan akan bertemu dengan Xi pada Kamis (30/10/2025) besok di Korea Selatan. 

    “Saya berencana menurunkan tarif itu karena saya percaya mereka (China) akan membantu kami dalam penanganan masalah fentanyl,” ujar Trump sebagaimana dikutip dari Bloomberg pada Rabu (29/10/2025) kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanan menuju Korea Selatan. 

    Trump menambahkan, dirinya berharap Beijing akan mengambil langkah konkret dan bekerja sama langsung untuk mengatasi ekspor bahan kimia prekursor yang digunakan dalam produksi fentanyl. 

    Namun, dia tidak menjelaskan lebih jauh mengenai besaran penurunan tarif tersebut.

    Sebelumnya, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump mempertimbangkan pemangkasan tarif dari 20% menjadi 10% terhadap barang-barang China sebagai bagian dari upaya penanganan krisis fentanyl.

    Selain itu, Trump juga mengisyaratkan kesediaan untuk memberikan akses kepada China terhadap chip AI Nvidia seri Blackwell sebagai bagian dari kesepakatan dagang—langkah yang dinilai sebagai konsesi besar dan berpotensi memicu perdebatan di kalangan politisi Washington yang fokus pada isu keamanan nasional.

    “Kami akan membahas Blackwell,” kata Trump, menyebut chip tersebut sebagai produk super canggih dan jauh lebih maju dibandingkan teknologi negara lain. 

    Dia mengungkapkan CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini menunjukkan versi chip tersebut kepadanya di Oval Office.

    Sebelumnya, Huang mengatakan dalam sebuah acara di Washington bahwa Nvidia belum mengajukan izin ke pemerintah AS untuk menjual chip AI Blackwell di China, karena otoritas Beijing telah melarang pengiriman produk tersebut ke pasar domestik.

    Menurutnya, Nvidia telah mengecualikan China dari proyeksi penjualan perusahaan, dan pangsa pasarnya di negara tersebut kini turun menjadi nol, meski Trump sempat melonggarkan aturan ekspor untuk chip AI yang kurang canggih dengan imbalan 15% dari nilai penjualan bagi pemerintah AS.

    “Presiden telah memberi kami izin untuk mengekspor ke China, tetapi China sendiri yang memblokir pengiriman itu. Mereka sangat jelas menyatakan tidak ingin Nvidia hadir di sana saat ini,” ujar Huang. 

    China disebut berharap pengurangan tarif dapat meringankan beban ekspor ke AS. Pemangkasan tarif fentanyl menjadi separuh akan menurunkan rata-rata tarif atas sebagian besar impor China ke sekitar 45%, dan meningkatkan daya saing produk China dibandingkan dengan mitra dagang AS lain yang menikmati tarif lebih rendah.

    Pejabat AS dan China dilaporkan telah mencapai kerangka kesepakatan di Malaysia pada akhir pekan lalu, yang menjadi dasar bagi Trump dan Xi untuk memfinalisasi perjanjian dagang guna menghapus sebagian besar tarif, biaya, dan pembatasan ekspor yang diberlakukan dalam beberapa pekan terakhir.

    Berdasarkan kesepakatan awal tersebut, tarif terhadap barang-barang China kemungkinan tetap stabil, sementara Beijing akan menunda selama satu tahun rencana pembatasan ekspor logam tanah jarang. 

    Trump sebelumnya berencana menaikkan tarif hingga 100% mulai 1 November jika kesepakatan dengan Xi tidak tercapai.

    Sebagai bagian dari kesepakatan, China juga diperkirakan akan melakukan pembelian besar-besaran kedelai dari AS. Di sisi lain, Washington akan menunda penerapan pembatasan ekspor perangkat lunak yang dapat menghambat akses China terhadap berbagai teknologi canggih.

    Kedua negara juga disebut akan menyepakati pengurangan biaya pengiriman serta menyetujui penjualan operasi AS dari aplikasi video pendek TikTok milik ByteDance Ltd. kepada konsorsium yang difasilitasi pemerintahan Trump.

  • Harga Emas Antam Hari ini 29 Oktober 2025, Anjlok Lagi

    Harga Emas Antam Hari ini 29 Oktober 2025, Anjlok Lagi

    Sebelumnya, harga emas merosot ke level terendah dalam 3 pekan pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena harapan akan kemajuan dalam perundingan perdagangan AS–Tiongkok meredupkan daya tariknya sebagai aset safe haven tersebut. Sementara fokus investor beralih ke keputusan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) minggu ini.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (29/10/2025), harga emas di pasar spot turun 0,70% ke level USD 3.952,87 per ons, setelah mencapai level terendah sejak 6 Oktober 2025.

    Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,9% dan ditutup ke level USD 3.983,1 per ons.

    Harga emas telah naik lebih dari 51% tahun ini, didukung oleh ketegangan geopolitik dan perdagangan yang sedang berlangsung, serta perkiraan pemotongan suku bunga AS.

    “Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok telah benar-benar mereda, dengan kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan akhir pekan ini setelah pertemuan puncak antara Presiden Xi dan Trump. Hal ini berdampak negatif bagi logam mulia,” ujar Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff. 

    Pejabat ekonomi tinggi Tiongkok dan AS akhir pekan ini menyelesaikan kerangka kerja kesepakatan potensial bagi Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk ditinjau pada pertemuan mereka pada hari Kamis.

    Harapan meredanya ketegangan perdagangan telah memicu optimisme di pasar global, dengan indeks utama Wall Street dibuka pada rekor tertinggi pada hari Selasa.