Tag: WR Supratman

  • 39 Titik di Kota Malang Terendam Banjir Akibat Hujan Intensitas Tinggi

    39 Titik di Kota Malang Terendam Banjir Akibat Hujan Intensitas Tinggi

    Malang (beritajatim.com) – Sebanyak 39 titik mengalami banjir dan pohon tumbang saat hujan deras melanda Kota Malang pada Kamis, (4/12/2025). Hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu faktor utama banyaknya daerah di Kota Malang terendam banjir.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno mengungkapkan, hujan intensitas lebat pada Selasa siang, memicu meningkatnya debit air pada drainase dan sungai di beberapa wilayah Kota Malang. Akibatnya terjadi luapan ke jalan maupun masuk ke pemukiman warga sehingga banyak warga yang terjebak di dalam rumah.

    “Berdasarkan pantauan pusdalops, terdapat 39 titik mengalami banjir dan 1 pohon tumbang,” kata Prayitno.

    Untuk wilayah yang mengalami genangam air yakni, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun dan Kecamatan Lowokwaru. Sedangkan 1 pohon tumbang dilaporkan terjadi di kawasan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.

    Beberapa wilayah yang terpantau banjir parah adalah sepanjang Jalan WR Supratman, Letjen Sutoyo, Sunandar Priyo Sudarmo. Penyebab utama karena kawasan ini memiliki kontur tanah yang rendah sehingga air mengalir ke wilayah ini.

    “Ketinggian air sekitar paha tetapi puncaknya sampai dada ke atas, videonya yang masuk ke saya seperti itu. Kalau di jalan raya sekitar 80 centimeter sampai 150 hingga 160 centimeter. Saya cek juga perahu karet saya kirimkan ke sana,” ujar Prayitno.

    Prayitno menuturkan, pasca bencana BPBD Kota Malang akan berkoordinasi dengan lintas OPD termasuk TNI dan Polri dalam pemberian bantuan. Dalam kondisi darurat seperti saat ini mereka akan mengirimkan makanan cepat saji termasuk makanan kemasan khusus anak kecil hingga balita.

    “Kami koordinasi dengan pak rw kalau ada rumah rusak kami evakuasi ke balai rw nanti makanan cepat saji kami kirim. Familiy kid kami kirim. Yang jelas informasi nasional kita sama-sama curah hujan memang naik sampai 40 persen karena perubahan iklim. Ini lebih deras dari sebelumnya,” kata Prayitno. [luc/aje]

  • Peringati Hari Pahlawan, Sekjen PDI Perjuangan: Teladani Keteguhan Bung Tomo dan WR Supratman

    Peringati Hari Pahlawan, Sekjen PDI Perjuangan: Teladani Keteguhan Bung Tomo dan WR Supratman

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memimpin tabur bunga dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Makam Bung Tomo di Jalan Ngagel dan Makam WR Supratman di Rangkah, Surabaya, Senin (10/11/2025). Kegiatan ini digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang kemerdekaan yang telah memberi teladan keberanian dan integritas moral bagi bangsa.

    Pada kunjungan pertama di Makam Bung Tomo, Hasto menyampaikan bahwa sosok Bung Tomo bukan hanya tokoh sejarah, tetapi sumber inspirasi yang hidup dalam ingatan kolektif Bangsa Indonesia. Dia menegaskan bahwa gelora “merdeka atau mati” yang dikobarkan Bung Tomo menjadi energi penting dalam perlawanan rakyat Surabaya pada 10 November 1945.

    “Pada pagi hari ini, kita akan mendoakan Bung Tomo pahlawan nasional kita. Bung Tomo yang telah menggelorakan suatu semangat merdeka atau mati,” ujar Hasto.

    Hasto menambahkan bahwa keberanian Bung Tomo menjadi contoh bagaimana tekad dapat menghadapi kekuatan kolonial yang jauh lebih besar. Menurut dia, semangat itu lahir dari keyakinan membela rakyat tanpa sedikit pun rasa takut.

    “Yang bertindak dengan penuh keberanian menggelorakan suatu semangat juang dan menjadi suri tauladan bagi kita semuanya. Dan bagaimana dengan gelora merdeka atau mati yang disampaikan Bung Tomo itu menjadi energi yang menggelorakan suatu semangat perlawanan terhadap kolonialisme,” tutur Hasto.

    Hasto juga menekankan dimensi moral para pahlawan yang berjuang tanpa kepentingan pribadi. Dia menyebut perjuangan mereka sebagai pengorbanan tulus, bukan untuk gelar atau pengakuan.

    “Ini integritas moral yang juga digerakkan oleh manusia. Para pahlawan yang tidak pernah menyakiti rakyatnya sendiri,” kata dia.

    Hasto menyinggung bahwa Bung Tomo sendiri pernah menjadi korban represi Orde Baru, setelah ditahan tanpa proses pengadilan pada 1978 karena kritiknya terhadap kekuasaan saat itu.

    “Seorang pahlawan adalah mereka yang berjuang untuk rakyat, berintegritas moral, tidak menyakiti rakyatnya, dan tidak berharap pujian,” tegasnya.

    Usai dari Makam Bung Tomo, rombongan kemudian menuju Makam WR Supratman. Di sana, Hasto mengingatkan bahwa lagu Indonesia Raya bukan hanya lagu kebangsaan, tetapi penanda lahirnya kesadaran politik bangsa menuju kemerdekaan.

    Hasto menegaskan agar semangat perjuangan itu tidak berhenti menjadi sebatas cerita sejarah. Dia mengingatkan kembali momen heroik perobekan bendera di Hotel Yamato sebagai simbol bahwa harga diri bangsa tidak boleh ditawar.

    “Perjuangan arek-arek Surabaya adalah akumulasi keberanian yang luar biasa. Itu adalah penegasan bahwa Sang Saka Merah Putih harus berkibar di seluruh pelosok Indonesia,” pungkas Hasto.[asg]

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memimpin tabur bunga dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Makam Bung Tomo di Jalan Ngagel dan Makam WR Supratman di Rangkah, Surabaya, Senin (10/11/2025). Kegiatan ini digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang kemerdekaan yang telah memberi teladan keberanian dan integritas moral bagi bangsa.

    Pada kunjungan pertama di Makam Bung Tomo, Hasto menyampaikan bahwa sosok Bung Tomo bukan hanya tokoh sejarah, tetapi sumber inspirasi yang hidup dalam ingatan kolektif Bangsa Indonesia. Dia menegaskan bahwa gelora “merdeka atau mati” yang dikobarkan Bung Tomo menjadi energi penting dalam perlawanan rakyat Surabaya pada 10 November 1945.

    “Pada pagi hari ini, kita akan mendoakan Bung Tomo pahlawan nasional kita. Bung Tomo yang telah menggelorakan suatu semangat merdeka atau mati,” ujar Hasto.

    Hasto menambahkan bahwa keberanian Bung Tomo menjadi contoh bagaimana tekad dapat menghadapi kekuatan kolonial yang jauh lebih besar. Menurut dia, semangat itu lahir dari keyakinan membela rakyat tanpa sedikit pun rasa takut.

    “Yang bertindak dengan penuh keberanian menggelorakan suatu semangat juang dan menjadi suri tauladan bagi kita semuanya. Dan bagaimana dengan gelora merdeka atau mati yang disampaikan Bung Tomo itu menjadi energi yang menggelorakan suatu semangat perlawanan terhadap kolonialisme,” tutur Hasto.

    Hasto juga menekankan dimensi moral para pahlawan yang berjuang tanpa kepentingan pribadi. Dia menyebut perjuangan mereka sebagai pengorbanan tulus, bukan untuk gelar atau pengakuan.

    “Ini integritas moral yang juga digerakkan oleh manusia. Para pahlawan yang tidak pernah menyakiti rakyatnya sendiri,” kata dia.

    Hasto menyinggung bahwa Bung Tomo sendiri pernah menjadi korban represi Orde Baru, setelah ditahan tanpa proses pengadilan pada 1978 karena kritiknya terhadap kekuasaan saat itu.

    “Seorang pahlawan adalah mereka yang berjuang untuk rakyat, berintegritas moral, tidak menyakiti rakyatnya, dan tidak berharap pujian,” tegasnya.

    Usai dari Makam Bung Tomo, rombongan kemudian menuju Makam WR Supratman. Di sana, Hasto mengingatkan bahwa lagu Indonesia Raya bukan hanya lagu kebangsaan, tetapi penanda lahirnya kesadaran politik bangsa menuju kemerdekaan.

    Hasto menegaskan agar semangat perjuangan itu tidak berhenti menjadi sebatas cerita sejarah. Dia mengingatkan kembali momen heroik perobekan bendera di Hotel Yamato sebagai simbol bahwa harga diri bangsa tidak boleh ditawar.

    “Perjuangan arek-arek Surabaya adalah akumulasi keberanian yang luar biasa. Itu adalah penegasan bahwa Sang Saka Merah Putih harus berkibar di seluruh pelosok Indonesia,” pungkas Hasto.[asg/aje]

  • Pemprov DKI Jakarta Gelar Perayaan Kebangsaan “Satoe Indonesia” Kolaborasi dengan Jakarta Philharmonic Orchestra

    Pemprov DKI Jakarta Gelar Perayaan Kebangsaan “Satoe Indonesia” Kolaborasi dengan Jakarta Philharmonic Orchestra

    Jakarta: Hari ini sebuah pagelaran orkestra dengan tajuk Perayaan Kebangsaan “Satoe Indonesia” ditampilkan dengan menghadirkan 54 musisi, 28 paduan suara dan 5 penyanyi dan 1 grup band di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (8/11/2025).  

    Narasi kepemudaan dengan menghadirkan rentang sejarah peran pemuda mulai dari Sumpah Pemuda, perjuangan kemerdekaan sampai pemuda hari ini,  menjadi inti pesan untuk mengingatkan semua untuk senantiasa mencintai Indonesia.

    Pagelaran ini merupakan kolaborasi Jakarta Philharmonic Orchestra dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) merupakan kelompok musik orkestra di Kota Jakarta yang memiliki sejarah panjang dari masa ke masa telah ada sejak 1904 dengan hadirnya Batavian Staff Orchestra, seiring perjalanan panjang Kota Jakarta. Kemudian pada 1912 berevolusi menjadi Bataviasche Philharmonic Orchestra, lalu berganti nama menjadi Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) Orchestra, sebuah grup orkes di era radio Hindia Belanda tahun 1934. 

    “Dinas Kebudayaan sebagai pengampu kegiatan kebudayaan menggarisbawahi pentingnya dukungan Pemerintah agar perkembangan dan peningkatan kualitas budaya terutama demi kepentingan kesejahteraan warga kota dan gerak ekonomi berbasis kesenian dan kebudayaan. “Jakarta Philharmonic Orchestra pada tahun ini menjadi bagian dari kegiatan Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta, sebuah upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni budaya, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Seni dan budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas masyarakat,” jelas Kepala Dinas kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary pada pagelaran Full Dress Rehearsal Perayaan Kebangsaan “SATOE INDONESIA”, Sabtu 8 November 2025.
     

    Dalam kurang lebih 2 jam, di bawah conductor  Aminoto Kosin akan ditampilkan karya: WR Supratman, Mochtar Embut, Ibu Soed, Ismail Marzuki, Alfred Simanjuntak, Titiek Puspa, Koes Plus, Guruh Soekarno Putra, Syaiful Bahri,  Bing Slamet  dan Gombloh yang ditampilan oleh: Aimee Saras, Endah Laras, Gabriel Harvianto, Galabby Thahira, Lea Simanjuntak dan /Rif. 

    “Bagi Jakarta Philharmonic Orchestra ini adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan karena kami mengemban branding Jakarta dalam nama orkestra kami.  Dari sini,  dalam kegiatan kami, rangkaian lagu-lagu Jakarta atau Betawi akan menjadi aransemen pembuka di setiap pagelaran. Visi kami adalah menjadikan lagu lagu Jakarta menjadi lagu dunia dan dimainkan oleh orkestra dunia serta Jakarta menjadi salah satu panggung orkestra di dunia,” jelas Aminoto Kosin, music director sekaligus conductor. 

    Pagelaran Perayaan Kebangsaan Satoe Indonesia ini adalah salah satu bentuk kolaborasi dan dukungan Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong perkembangan berbagai kesenian di panggung nasional dan internasional. 

    Jakarta: Hari ini sebuah pagelaran orkestra dengan tajuk Perayaan Kebangsaan “Satoe Indonesia” ditampilkan dengan menghadirkan 54 musisi, 28 paduan suara dan 5 penyanyi dan 1 grup band di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (8/11/2025).  
     
    Narasi kepemudaan dengan menghadirkan rentang sejarah peran pemuda mulai dari Sumpah Pemuda, perjuangan kemerdekaan sampai pemuda hari ini,  menjadi inti pesan untuk mengingatkan semua untuk senantiasa mencintai Indonesia.
     
    Pagelaran ini merupakan kolaborasi Jakarta Philharmonic Orchestra dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) merupakan kelompok musik orkestra di Kota Jakarta yang memiliki sejarah panjang dari masa ke masa telah ada sejak 1904 dengan hadirnya Batavian Staff Orchestra, seiring perjalanan panjang Kota Jakarta. Kemudian pada 1912 berevolusi menjadi Bataviasche Philharmonic Orchestra, lalu berganti nama menjadi Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) Orchestra, sebuah grup orkes di era radio Hindia Belanda tahun 1934. 

    “Dinas Kebudayaan sebagai pengampu kegiatan kebudayaan menggarisbawahi pentingnya dukungan Pemerintah agar perkembangan dan peningkatan kualitas budaya terutama demi kepentingan kesejahteraan warga kota dan gerak ekonomi berbasis kesenian dan kebudayaan. “Jakarta Philharmonic Orchestra pada tahun ini menjadi bagian dari kegiatan Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta, sebuah upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni budaya, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Seni dan budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas masyarakat,” jelas Kepala Dinas kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary pada pagelaran Full Dress Rehearsal Perayaan Kebangsaan “SATOE INDONESIA”, Sabtu 8 November 2025.
     

     
    Dalam kurang lebih 2 jam, di bawah conductor  Aminoto Kosin akan ditampilkan karya: WR Supratman, Mochtar Embut, Ibu Soed, Ismail Marzuki, Alfred Simanjuntak, Titiek Puspa, Koes Plus, Guruh Soekarno Putra, Syaiful Bahri,  Bing Slamet  dan Gombloh yang ditampilan oleh: Aimee Saras, Endah Laras, Gabriel Harvianto, Galabby Thahira, Lea Simanjuntak dan /Rif. 
     
    “Bagi Jakarta Philharmonic Orchestra ini adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan karena kami mengemban branding Jakarta dalam nama orkestra kami.  Dari sini,  dalam kegiatan kami, rangkaian lagu-lagu Jakarta atau Betawi akan menjadi aransemen pembuka di setiap pagelaran. Visi kami adalah menjadikan lagu lagu Jakarta menjadi lagu dunia dan dimainkan oleh orkestra dunia serta Jakarta menjadi salah satu panggung orkestra di dunia,” jelas Aminoto Kosin, music director sekaligus conductor. 
     
    Pagelaran Perayaan Kebangsaan Satoe Indonesia ini adalah salah satu bentuk kolaborasi dan dukungan Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong perkembangan berbagai kesenian di panggung nasional dan internasional. 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • HMI Pertanyakan Rencana Pembangunan Dapur Makan Bergizi Gratis oleh Pemkab Jember

    HMI Pertanyakan Rencana Pembangunan Dapur Makan Bergizi Gratis oleh Pemkab Jember

    Jember (beritajatim.com) – Himpunan Mahasiswa Islam mempertanyakan rencana pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis oleh Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, dalam rapat dengar pendapat di gedung DPRD setempat, Rabu (8/10./2025).

    “Kalau saya tidak salah GNI atau Gedung Nasional Indonesia rencananya mau dipakai. Saya baca di media seperti itu. Bagaimana pertimbangan per hari ini dan kira-kira seperti apa kejelasannya terkait penggunaan GNI ini,” kata Ketua Umum HMI Cabang Jember Ahmad Ridwan

    Ridwan mengingatkan, GNI merupakan bagian dari cagar budaya dan lokasi penting bagi kebudayaan Kabupaten Jember. “Saya rasa perlu pertimbangan juga untuk dipakai sebagai dapur umum,” katanya.

    Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Jember Akhmad Helmi Luqman mengatakan, rencana pembangunan dapur MBG oleh pemerintah daerah masih dikaji.

    “Meskipun ada informasi katanya ada anggaran seperti itu, masih belum. Kita belum belum ada petunjuk lebih lanjut berkaitan dengan pendirian dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) oleh Pemkab Jember,” tambah Helmi.

    Helmi kemudian mengarahkan pandangannya kepada Ketua DPRD Jember Ahmad Halim yang memimpin rapat. “Pak Ketua saja kaget ya. Gitu kan? Enggak ada ya, Pak ya? Enggak ada,” katanya.

    Halim menggelengkan kepala. “Nggak bisa mengakses,” katanya.

    Sebelumnya, sebagaimana diberitakan Beritajatim.com, 15 Agustus 2025, Dinas Cipta Karya Tata Ruang Pertanahan dan Permukiman Kabupaten Jember tengah bekerja keras mempersiapkan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Salah satu alternatif lokasi dapur adalah GNI (Gedung Nasional Indonesia), sebuah gedung tua di Jalan WR Supratman, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates.

    “GNI itu salah satu alternatif. Ada beberapa yang saya masih komunikasikan sama teman-teman,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang Pertanahan dan Permukiman Kabupaten Jember Yessy Arifah, saat diwawancarai wartawan, Kamis (14/8/2025).

    Opsi dapur MBG di GNI ini, menurut Yessy, masih dalam proses pertimbangan. Dia masih menunggu penjelasan dari jajaran bidang yang membawahi. “Kalau GNI itu adalah cagar budaya, pasti kita pertimbangkan,” katanya. [wir]

  • Perempuan Surabaya Nekat Curi HP Operator Bus, Ketahuan Karena Sinyal Hotspot Mati

    Perempuan Surabaya Nekat Curi HP Operator Bus, Ketahuan Karena Sinyal Hotspot Mati

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang perempuan asal Jalan WR Supratman diamankan oleh anggota unit Reskrim Polsek Genteng, Selasa (09/09/2025) kemarin. Perempuan berinisial SH (35) itu diamankan karena mencuri handphone salah satu operator Suroboyo bus berinisial NA.

    K Genteng Kompol Grandika mengatakan, SH sebenarnya sudah berhasil membawa keluar handphone korban keluar dari bus. Namun, aksi pencurian itu terekam CCTV yang ada di dalam bus.

    “Pelaku belum kabur terlalu jauh karena korban segera menyadari handphonenya dicuri dari sinyal hotspot yang hilang,” kata Grandika, Kamis (18/9/2025).

    Kepada polisi, korban bercerita jika saat itu handphone yang diambil pelaku sedang diisi daya di ddeds satu sudut bis. Korban menyadari handphonenya hilang setelah bus meninggalkan halte Jalan Dharmawangsa.

    “Sinyal hotspot dari handphone yang diisi daya menghilang. Sehingga korban menghubungi rekannya untuk meminta rekaman CCTV di dalam bus,” imbuh Grandika.

    Dari rekaman CCTV itu, terlihat pelaku mengambil handphone saat akan turun dari bus. Berbekal rekaman CCTV itu, korban menyebar informasi ciri-ciri pelaku. Upayanya membuahkan hasil. Hanya berselang beberapa jam, salah satu rekannya memberikan informasi pelaku berada di halte Panglima Sudirman.

    “Pelaku sempat ke WTC untuk mereset handphone dan membuang kartu SIM. Dia hendak pulang dengan Suroboyo Bus. Namun segera diamankan oleh petugas,” jelas Grandika.

    Kini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka SH dijerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman pidana kurungan penjara 7 tahun. (ang/kun)

  • Bakal Ada Demo Hari Ini, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas Menuju DPRD Lampung

    Bakal Ada Demo Hari Ini, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas Menuju DPRD Lampung

    Liputan6.com, Lampung – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Bandar Lampung akan memberlakukan rekayasa arus lalu lintas pada Senin (1/9/2025) mulai pukul 07.00 WIB menyusul adanya rencana demo di depan Kantor DPRD Provinsi Lampung.

    Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung, Kompol Ridho Rafika, mengatakan langkah ini dilakukan untuk mendukung kelancaran serta menjaga keamanan selama masyarakat menyampaikan aspirasi.

    “Demi mengurangi kepadatan, kami mengimbau masyarakat agar menunda perjalanan jika tidak memiliki keperluan mendesak. Gunakan jalur alternatif dan ikuti arahan petugas di lapangan,” ujar Ridho, Minggu (31/8/2025).

    Adapun sejumlah titik yang dialihkan antara lain:

    Kendaraan dari arah Jalan Wolter Monginsidi diarahkan ke Jalan Cut Mutia dan Jalan Basuki Rahmat.
    Dari arah Teluk, arus kendaraan dialihkan ke Jalan WR Supratman.
    Dari arah Jalan Patimura menuju DPRD, kendaraan diarahkan ke Jalan Diponegoro.
    Jalur dari Jalan Basuki Rahmat menuju DPRD melalui Jalan Warsito dan Jalan Mr. Moch Roem ditutup sementara.

    Diketahui, ribuan massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Lampung Melawan dijadwalkan menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Provinsi Lampung pada Senin, 1 September 2025.

    Aksi yang diperkirakan diikuti sekitar 4.000 orang itu akan dimulai sejak pukul 09.00 WIB.

     

     

     

  • Bakal Ada Demo Hari Ini, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas Menuju DPRD Lampung

    Bakal Ada Demo Hari Ini, Berikut Pengalihan Arus Lalu Lintas Menuju DPRD Lampung

    Liputan6.com, Lampung – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Bandar Lampung akan memberlakukan rekayasa arus lalu lintas pada Senin (1/9/2025) mulai pukul 07.00 WIB menyusul adanya rencana demo di depan Kantor DPRD Provinsi Lampung.

    Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung, Kompol Ridho Rafika, mengatakan langkah ini dilakukan untuk mendukung kelancaran serta menjaga keamanan selama masyarakat menyampaikan aspirasi.

    “Demi mengurangi kepadatan, kami mengimbau masyarakat agar menunda perjalanan jika tidak memiliki keperluan mendesak. Gunakan jalur alternatif dan ikuti arahan petugas di lapangan,” ujar Ridho, Minggu (31/8/2025).

    Adapun sejumlah titik yang dialihkan antara lain:

    Kendaraan dari arah Jalan Wolter Monginsidi diarahkan ke Jalan Cut Mutia dan Jalan Basuki Rahmat.
    Dari arah Teluk, arus kendaraan dialihkan ke Jalan WR Supratman.
    Dari arah Jalan Patimura menuju DPRD, kendaraan diarahkan ke Jalan Diponegoro.
    Jalur dari Jalan Basuki Rahmat menuju DPRD melalui Jalan Warsito dan Jalan Mr. Moch Roem ditutup sementara.

    Diketahui, ribuan massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Lampung Melawan dijadwalkan menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Provinsi Lampung pada Senin, 1 September 2025.

    Aksi yang diperkirakan diikuti sekitar 4.000 orang itu akan dimulai sejak pukul 09.00 WIB.

     

     

     

  • Viral Opang di Stasiun Pondok Ranji Tangsel Cabut Kunci Motor Ojol dan Rebut Penumpang

    Viral Opang di Stasiun Pondok Ranji Tangsel Cabut Kunci Motor Ojol dan Rebut Penumpang

    Liputan6.com, Jakarta Viral video di sosial media memperlihatkan seorang ojek pangkalan (Opang) rebutan penumpang dengan driver ojek online (Ojol) di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan (Tangsel). Polisi akhirnya menangkap Opang berinisial F (43). Dia diduga melakukan perampasan dan merebut penumpang.

    “Pelaku berhasil diamankan pada hari Minggu, tanggal 17 Agustus 2025, pukul 14.00 WIB,” kata Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/8). Dikutip dari Antara.

    Peristiwa tersebut berawal pada Sabtu (16/8) sekitar pukul 15.00 WIB, di depan Stasiun Pondok Ranji, Jalan WR Supratman, Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

    “Terduga pelaku berinisial F seorang pengemudi opang melihat ada seorang ojol yang mengambil penumpang berinisial KDR (32) di depan pangkalan ojek,” terang Bambang.

    Kemudian, F menghampiri ojol tersebut sambil memaki, serta memberitahu ojol hanya boleh mengambil penumpang di depan minimarket dan dealer motor.

    “Terduga pelaku F juga mencabut secara paksa kunci kontak motor milik ojol tersebut, sehingga terjadi cekcok dengan penumpang ojek ojol,” jelas Bambang.

    Kunci itu dapat direbut kembali oleh ojol tersebut dan penumpang dipaksa oleh terduga pelaku untuk menggunakan ojek pangkalan sampai ke tempat tujuannya.

    “Kemudian atas kejadian viral di medsos (media sosial) tersebut, anggota Opsnal Reskrim Polsek Ciputat Timur langsung bergerak menuju ke TKP untuk melakukan penyelidikan serta mengamankan terduga pelaku,” tegas Bambang.

    Atas perbuatannya itu, terduga pelaku F dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang tindak pidana pemerasan yang dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memaksa seseorang memberikan sesuatu, membuat utang atau menghapuskan piutang.

  • Biografi WR Supratman: Pencipta Indonesia Raya yang Menggetarkan Bangsa

    Biografi WR Supratman: Pencipta Indonesia Raya yang Menggetarkan Bangsa

    Bisnis.com, JAKARTA – WR Supratman lahir pada 9 Maret 1903 di Batavia (sekarang Jakarta), dan sejak kecil sudah menunjukkan semangat kecintaannya terhadap bangsa dan Tanah Air. Meskipun hidup di masa kolonial yang penuh tekanan, dia tidak gentar untuk berbuat sesuatu yang besar bagi Indonesia.

    Pada 17 Agustus 1938, Supratman meninggal di Surabaya, tetapi warisannya sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia tetap hidup dan menginspirasi dari generasi ke generasi.

    Lagu Indonesia Raya yang diciptakan Supratman pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II tahun 1928, dan langsung menyentuh hati seluruh rakyat Indonesia. Lagu ini bukan sekadar musik dan lirik, melainkan sebuah simbol persatuan, keberanian, dan semangat nasionalisme yang membakar jiwa setiap warga negara.

    Dalam masa-masa sulit, Supratman menciptakan lagu ini di tengah tekanan kolonialisme yang tidak memihak, menunjukkan keberanian dan semangat perjuangannya yang luar biasa.

    Walaupun bukan seorang tentara atau pejabat negara, keberanian Supratman dalam menyuarakan identitas bangsa melalui musik sangat luar biasa. Dia memilih jalan seni sebagai cara memperjuangkan hak dan rasa memiliki tanah airnya.

    Lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman dibangun dari cinta dan keberanian itu akhirnya menjadi lagu kebangsaan yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia dalam semangat perjuangan merebut kemerdekaan.

    Hingga hari ini, legasi WR Supratman tetap kokoh dan tak tergantikan. Nama dan karya-karyanya menjadi pengingat bahwa keberanian untuk memperjuangkan bangsa bisa dilakukan dengan cara apa saja, bahkan melalui lagu.

    Supratman adalah pahlawan nasional yang mengajarkan bahwa keberanian dan cinta tanah air tak harus selalu dalam bentuk perang, tetapi juga melalui karya yang mampu menyatukan hati seluruh bangsa Indonesia.

    Profil Singkat WR Supratman

    Nama lengkap: Wage Rudolf Supratman
    Lahir: 9 Maret 1903, Jatinegara, Batavia
    Wafat: 17 Agustus 1938, Surabaya DBpedia Association
    Gelar: Pahlawan Nasional (1971) dan penerima Bintang Mahaputra Utama III
    Profesi: Guru, wartawan, violinis, komponis lagu kebangsaan

    Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

    Supratman adalah putra bungsu dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, adalah pria KNIL, dan ibunya Siti Senen seorang ibu rumah tangga.

    Mendiang ibunya wafat saat ia masih kecil, dan ia diasuh oleh kakaknya ke Makassar. Di mana, dia masuk ELS berkat penambahan nama “Rudolf” untuk diterima di sekolah Belanda. Pendidikan formal ini membentuk dasar kecerdasan musik dan nasionalismenya.

    Perjalanan Karier dan Kiprah dalam Musik Nasional

    Awal Menekuni Musik

    Supratman mulai akrab dengan musik sejak remaja. Ia belajar biola secara otodidak dan menerima hadiah biola dari gurunya, Willem van Eldik, pada usia 17 tahun.

    Ia juga sempat bergabung dalam grup Black & White Jazz Band, mengeksplor gaya musik klasik dan jazz lokal. Kecintaannya pada musik Eropa dan jazz memengaruhi harmoni Indonesia Raya.

    Inspirasi Menciptakan Indonesia Raya

    Motivasi besar muncul saat Kongres Pemuda II 1928. Supratman tergerak oleh retorika pemimpin seperti Tabrani dan memutuskan menciptakan lagu pemersatu bangsa. Dia menyusunnya pertama kali pada 1924–1928, merapikan lirik dan melodi hingga selesai tepat saat kongres.

    Tantangan saat Kongres Pemuda II

    Pada 28 Oktober 1928, Supratman tampil memainkan biola dengan lagu Indonesia Raya di hadapan ribuan pemuda. Dirinya tak melantunkan lirik karena takut ditangkap, tetapi pesan moral dan nasionalisme terpancar melalui melodi kuat lagu itu.

    Perjuangan dan Tekanan dari Pemerintah Kolonial

    Larangan terhadap Indonesia Raya

    Tahun 1930, pemerintah kolonial Belanda melarang lagu Indonesia Raya. Rekaman resmi pertama oleh Tio Tek Hong disita dan Supratman diawasi ketat karena liriknya dianggap provokatif.

    Ancaman terhadap WR Supratman

    Meski bukan tentara, Supratman menghadapi tekanan berat. Ia diburu, diremehkan, namun tak mundur. Ia terus menyisipkan pesan perlawanan lewat ragam media dan tulisan semangat kebangsaan.

    Peran dalam Pergerakan Nasional

    Di dunia jurnalistik, Supratman aktif menulis di media seperti Kaoem Moeda dan Sin Po, menyebarkan semangat nasionalisme dan memperkuat pondasi ide bagaimana Indonesia bukan hanya sekali nyanyikan lagu, tetapi sebuah kesatuan makna kemerdekaan.

    Akhir Hayat dan Warisan Abadi

    Wafatnya pada Usia Muda

    Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 tanpa melihat Indonesia merdeka. Ia wafat dalam kondisi tidak sejahtera di Surabaya, jenazahnya dikebumikan di Makam Kapas, Surabaya.

    Penetapan sebagai Pahlawan Nasional

    Pemerintah Indonesia menetapkan Supratman sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1971 dan menganugerahi Bintang Mahaputra Utama kelas III.

    Warisan Lagu Kebangsaan

    Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan resmi sejak 1945, digunakan setiap upacara kenegaraan. Melodi dan maknanya tetap relevan sebagai simbol persatuan dan nasionalisme modern.

    Fakta Menarik tentang WR Supratman

    Makna inisial “WR”: Nama lengkapnya adalah Wage Rudolf, di mana “Rudolf” ditambahkan demi akses sekolah Belanda.
    Alat musiknya: terkenal dengan biola, hadiah dari mentor musiknya.
    Jurnalisme kritis: menulis kritik kolonial dan artikel nasionalis di Kaoem Moeda, Sin Po, menginspirasi pergerakan kaum muda.
    Indonesia Raya di era digital: meski dilarang masa kolonial, kini lagu tersebut menjadi ciri khas nasional resmi dan sering dicantumkan dalam kurikulum pendidikan untuk menanamkan semangat kebangsaan.
    Nilai generasi: keputusannya menggunakan seni sebagai alat perjuangan mengajarkan metode damai yang tajam dalam konstelasi politik dan pendidikan masa kini.

    WR Supratman mewakili kekuatan budaya sebagai alat perjuangan. Dia membuktikan, dengan biola dan kata, kita bisa menaklukkan penjajahan dan membentuk identitas bangsa.

    Keberaniannya menciptakan Indonesia Raya menjadi pengingat bahwa tidak semua pahlawan berasal dari medan perang. Beberapa membela negeri melalui nada dan narasi. Warisannya mengajari generasi muda nilai keberanian, seni, dan cinta tanah air.

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • MK Sentil Aturan Royalti Lagu, Hakim Arief Hidayat: Kalau Begini, Ahli Waris WR Supratman Jadi Paling Kaya Sedunia

    MK Sentil Aturan Royalti Lagu, Hakim Arief Hidayat: Kalau Begini, Ahli Waris WR Supratman Jadi Paling Kaya Sedunia

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Hakim Mahkamah Konstitusi, Arief Hidayat, menyentil UU hak cipta dan royalti lagu. Hal itu disampaikannya saat sidang terkait perkara tersebut.

    “Begini, kalau kita mengikuti pasal ini letterlek, orang yang paling kaya di Indonesia adalah WR Supratman,” kata Arief, dikutip dari tayangan video yang kini beredar luas, Rabu (6/8/2025).

    Apalagi, lanjut Arief Hidayat, mendekati 17 Agustus, semuanya di Indonesia nyanyi Indonesia Raya. Berarti kalau begitu apa yang disampaikan oleh Pak Marulam bahwa penciptaan lagu mempunyai fungsi sosial.

    Bayangkan coba lagu Indonesia Raya. Berapa tahun dinyanyikan oleh orang Indonesia. Baik di tingkat PAUD sampai di tingkat kepala negara.

    “Itu kalau model penafsiran yang sekarang ini baru ramai. Ahli warisnya paling kaya sedunia itu,” tambah Arief Hidayat.

    Dia pun menjelaskan bahwa penciptaan lagu di Indonesia memiliki funsi sosial.

    “Ya kan, berarti prinsip bahwa penciptaan lagu mempunyai fungsi sosial di Indonesia memang harus begitu sepertinya, Iya kan Pak Marsudi, saya akan sampai ke situ,” sambungnya.

    Jadi, lanjut Arief, memang ini ada perubahan kultur yang luar biasa. Dari budaya ideologi yang gotong royong menjadi ideologi yang individualis kapitalis.

    “Sehingga penafsiran yang pasal ini ke arah ideologi yang individualis,” terang Arief Hidayat. (sam/fajar)