Tag: Wiranto

  • Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia

    Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia

    Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Istri dari Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan Wiranto, Rugaiya Usman, meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025) hari ini.
    Rugaiya meninggal dunia di
    Bandung
    , Jawa Barat, tadi sore.
    “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang, istri/ibu/oma kami tercinta Hj
    Rugaiya Usman

    Wiranto
    pada hari Ahad, 16 November 2025 pukul 15.55 di Bandung,” ujar ajudan Wiranto kepada Kompas.com, Minggu.
    Jenazah Rugaiya akan dibawa ke Jakarta nanti malam sekitar pukul 22.00 WIB.
    Adapun jenazah Rugaiya disemayamkan di rumah duka Jl. Palem Kartika, Kompleks PATI-AD Bambu Apus, Jakarta Timur.
    “Insyaallah akan diberangkatkan ke Solo, besok Senin via Halim pukul 07.00 WIB untuk dimakamkan di Delingan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bamsoet Sebut Buku Parenting Try Sutrisno Penting bagi Keluarga Masa Kini

    Bamsoet Sebut Buku Parenting Try Sutrisno Penting bagi Keluarga Masa Kini

    Jakarta

    Ketua MPR RI ke-15 sekaligus Anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi peluncuran buku Filosofi Parenting Try Sutrisno karya mantan Menpora Adhyaksa Dault. Buku ini menyoroti kisah Wakil Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno dalam membangun pola asuh berkarakter kepemimpinan dan integritas.

    Karya tersebut dinilai relevan bagi orang tua Indonesia yang ingin membentuk karakter anak secara kuat dan berprinsip. Nilai-nilai tanggung jawab sosial yang diangkat menjadi pedoman praktis dalam pengasuhan masa kini.

    “Buku ini memotret bagaimana nilai-nilai kepemimpinan Pak Try Sutrisno yang dikenal disiplin, kerja keras, keteguhan moral dan cinta tanah air, ditransformasikan menjadi pola asuh keluarga yang lugas dan hangat. Banyak yang mengetahui kiprah Jenderal Try Sutrisno sebagai pemimpin nasional, tetapi sedikit yang benar-benar memahami filosofi pengasuhan terhadap keluarganya,” kata Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (15/11/2025).

    Hadir dalam acara tersebut Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke 10 dan ke 12 Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke 11 Budiono, Wiranto, Agum Gumelar, Hendropriyono, Djoko Suyanto, Jimly Asshiddiqie, Aburizal Bakrie, Dudung Abdurahman, para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih serta para tokoh bangsa lainnya.

    Bamsoet menjelaskan Try Sutrisno membesarkan anak-anaknya dengan disiplin sejak dini dan membiasakan kerja keras tanpa mengeluh. Ia juga memberi ruang bagi mereka untuk belajar dari kegagalan.

    Menurutnya, Try Sutrisno sengaja memberi tanggung jawab kecil, seperti mengurus kegiatan harian dan belajar mandiri, sebagai latihan mental menghadapi masa depan. Kedekatan keluarganya terlihat dari kebiasaan menjadikan makan malam sebagai momen berdiskusi.

    Ia menilai, peluncuran buku tersebut sangat pas di tengah tantangan parenting generasi saat ini. Di era digital di mana distraksi teknologi, tekanan sosial media, dan krisis identitas sering menjadi masalah utama para orang tua, filosofi pengasuhan Try Sutrisno bisa menjadi pijakan kokoh.

    Data Kementerian Komunikasi dan Digital menunjukkan tren penggunaan gawai pada anak terus meningkat hingga 79% pada 2024. Situasi ini membuat banyak orang tua kehilangan kendali dalam membangun komunikasi, disiplin, dan pembiasaan karakter.

    (prf/ega)

  • Kenapa Kecelakaan Maut Bus Terulang Terus?

    Kenapa Kecelakaan Maut Bus Terulang Terus?

    Jakarta

    Lagi-lagi kecelakaan maut akibat bus diduga mengalami rem blong terjadi. Kenapa kecelakaan maut bus pariwisata terulang terus?

    Kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata lagi-lagi terjadi. Bus pariwisata yang mengangkut 34 orang penumpang itu kecelakaan di Tol Trans Jawa Km 312B arah Semarang-Jakarta, Pemalang, Jawa Tengah. Insiden itu terjadi Sabtu (25/10/2025) pukul 08.25 WIB. Empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan ini.

    “Korban meninggal dunia ada empat orang, satu luka berat, dan 13 luka ringan. Sementara 16 lainnya selamat,” kata Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto, dikutip detikJateng.

    Diduga bus maut itu mengalami rem blong. Hal itu diamini oleh penumpang selamat yang menceritakan detik-detik kecelakaan maut tersebut. Riyan (35), tour leader (TL) yang ikut dalam rombongan wisata tersebut mengungkapkan adanya dugaan kegagalan sistem rem bus. Menurutnya, sebelum kecelakaan terjadi, sopir sempat mengeluhkan kondisi rem yang tidak berfungsi.

    “Sopir sempat bilang remnya los, nggak bisa ngerem,” kata Riyan.

    Meski sopir sudah berusaha mengendalikan kendaraan dengan menurunkan gigi dan menarik rem tangan, namun bus tetap tak bisa dikendalikan. Bus itu akhirnya terguling di tikungan.

    “Transmisi sudah dikurangi, rem tangan juga sudah main, tapi remnya tetap nggak bisa,” tutur Riyan.

    Kenapa Kecelakaan Maut Bus Terulang Terus?

    Ini bukan kali pertama bus pariwisata mengalami rem blong dan mengakibatkan kecelakaan maut. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu memprediksi, kejadian semacam ini akan terus terulang kalau penyebab tidak langsungnya belum teratasi.

    “Ini akan terulang-ulang. Kenapa pemerintah tidak melihat penyebab tidak langsungnya? Mereka hanya fokus ke penyebab langsungnya. Harusnya fokusnya kepada penyebab tidak langsung. Rem blong tadi ada dua penyebab, secara langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung mulai dari praperjalanan, dari sistem perawatan di perusahaan angkutan, mulai dari sistem rekrutmen, lemahnya pemerintah dalam pengawasan kepada pengusaha-pengusaha terhadap aturan-aturan kelaikan. Ini yang namanya penyebab tidak langsung. Karena penyebab tidak langsung akan memicu penyebab langsung,” ujar Jusri kepada detikOto beberapa waktu lalu.

    Menurut Jusri, proses rekrutmen pengemudi kendaraan besar harus disoroti. Sebab, kebanyakan sopir truk dan bus adalah sopir yang ‘naik kelas’ dari kernet. Namun, sopir itu hanya berangkat dari pengalaman, bukan pengetahuan.

    Jusri mengatakan, kalau sistem rekrutmen sopir sudah salah, maka akan melahirkan driver yang tidak berkualitas. Tak cuma rekrutmen, juga harus ada pengembangan dan pelatihan untuk sopir-sopir truk.

    “Kalau rekrutmen benar tapi tidak ada development, training, pendidikan dan lain-lain, otomatis kualitas driver kacau juga. Belum lagi sistem perawatan (kendaraan), perusahaan berpikir komponen masih bisa dipakai meski sudah diajukan permohonan untuk diganti. Mereka tidak berpikir pasca kecelakaan cost-nya berapa kali. Karena kesadaran keselamatan masih menjadi kelemahan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

    Untuk itu, Jusri menilai hal-hal yang jadi penyebab tidak langsung kecelakaan lalu lintas itu perlu dibenahi. Kalau tidak, kata dia, kecelakaan serupa bisa terus terjadi berulang kali.

    “(Mengatasi) penyebab tidak langsung merupakan solusi yang paling tepat di dalam menyikapi masalah-masalah yang berulang-ulang terus. Karena ini akan ada terus kalau tidak dibenahi,” ucapnya.

    Status Uji Berkala

    Sebagai informasi, angkutan umum seperti bus pariwisata harus memenuhi syarat laik jalan. Untuk itu, bus atau angkutan umum harus melakukan uji berkala setiap enam bulan sekali.

    Namun, bus pariwisata dengan pelat nomor DK 9296 AH itu tidak ditemukan status uji berkalanya. detikOto mengecek status laik jalan bus yang mengalami kecelakaan maut di tol Pemalang tersebut. Berdasarkan data di aplikasi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, bus dengan nomor polisi DK 9296 AH itu tidak terdaftar.

    Padahal, menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

    “Untuk memastikan hal itu, ada beberapa pihak yang harus bertanggung jawab, yakni pengemudi serta pemilik kendaraan, baik perorangan, badan hukum, maupun pemerintah. Keselamatan lalu lintas penting untuk menjaga keselamatan pengguna jalan, serta menekan angka kecelakaan,” kata Djoko belum lama ini.

    Djoko menyebut, keselamatan transportasi masih menjadi masalah serius bangsa ini. Mengacu pada data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, sekitar 51 persen dari bus pariwisata telah melanggar aturan. Sekitar 66 persen pelanggaran berkaitan dengan perizinan dan 34 persen karena izin uji kendaraan bermotor atau KIR mati.

    “Pelanggaran ini terjadi karena pihak perusahaan hanya ingin mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan keselamatan. Situasi pasar juga turut mempengaruhi hal itu. Banyak konsumen yang menginginkan harga sewa bus murah tanpa memeriksa lagi apakah bus yang mereka gunakan itu laik atau tidak,” ungkap Djoko.

    (rgr/dry)

  • Kecelakaan Maut Bus di Pemalang, Gimana Status Uji Berkalanya?

    Kecelakaan Maut Bus di Pemalang, Gimana Status Uji Berkalanya?

    Jakarta

    Bus pariwisata lagi-lagi mengalami kecelakaan diduga akibat rem blong. Kecelakaan yang terjadi di tol Pemalang tersebut menewaskan empat orang.

    Diberitakan detikJateng, bus pariwisata yang mengangkut 34 orang penumpang itu kecelakaan di Tol Trans Jawa Km 312B arah Semarang-Jakarta, Pemalang, Jawa Tengah. Insiden itu terjadi Sabtu (25/10/2025) pukul 08.25 WIB. Empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan ini.

    “Korban meninggal dunia ada empat orang, satu luka berat, dan 13 luka ringan. Sementara 16 lainnya selamat,” kata Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto, dikutip detikJateng.

    Diduga bus maut itu mengalami rem blong. Hal itu diamini oleh penumpang selamat yang menceritakan detik-detik kecelakaan maut tersebut. Riyan (35), tour leader (TL) yang ikut dalam rombongan wisata tersebut mengungkapkan adanya dugaan kegagalan sistem rem bus. Menurutnya, sebelum kecelakaan terjadi, sopir sempat mengeluhkan kondisi rem yang tidak berfungsi.

    “Sopir sempat bilang remnya los, nggak bisa ngerem,” kata Riyan.

    Ia menjelaskan, saat itu bus melaju dengan kecepatan sekitar 50 km/jam dan tengah bersiap keluar dari gerbang tol.

    “Awalnya nggak kenceng, soalnya baru mau keluar exit tol. Sudah mau belok, remnya tiba-tiba blong,” ujarnya.

    Meski sopir sudah berusaha mengendalikan kendaraan dengan menurunkan gigi dan menarik rem tangan, namun bus tetap tak bisa dikendalikan. Bus itu akhirnya terguling di tikungan.

    “Transmisi sudah dikurangi, rem tangan juga sudah main, tapi remnya tetap nggak bisa,” tutur Riyan.

    Status Uji Berkala

    Sebagai informasi, angkutan umum seperti bus pariwisata harus memenuhi syarat laik jalan. Untuk itu, bus atau angkutan umum harus melakukan uji berkala setiap enam bulan sekali.

    Namun, bus pariwisata dengan pelat nomor DK 9296 AH itu tidak ditemukan status uji berkalanya. detikOto mengecek status laik jalan bus yang mengalami kecelakaan maut di tol Pemalang tersebut. Berdasarkan data di aplikasi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, bus dengan nomor polisi DK 9296 AH itu tidak terdaftar.

    Data Uji Berkala Bus Maut Pemalang Foto: Aplikasi Mitra Darat

    Padahal, menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

    “Untuk memastikan hal itu, ada beberapa pihak yang harus bertanggung jawab, yakni pengemudi serta pemilik kendaraan, baik perorangan, badan hukum, maupun pemerintah. Keselamatan lalu lintas penting untuk menjaga keselamatan pengguna jalan, serta menekan angka kecelakaan,” kata Djoko belum lama ini.

    Djoko menyebut, keselamatan transportasi masih menjadi masalah serius bangsa ini. Mengacu pada data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, sekitar 51 persen dari bus pariwisata telah melanggar aturan. Sekitar 66 persen pelanggaran berkaitan dengan perizinan dan 34 persen karena izin uji kendaraan bermotor atau KIR mati.

    “Pelanggaran ini terjadi karena pihak perusahaan hanya ingin mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan keselamatan. Situasi pasar juga turut mempengaruhi hal itu. Banyak konsumen yang menginginkan harga sewa bus murah tanpa memeriksa lagi apakah bus yang mereka gunakan itu laik atau tidak,” ungkap Djoko.

    (rgr/sfn)

  • Kenapa Kecelakaan Maut Bus Terulang Terus?

    Diduga Rem Blong, 4 Orang Tewas

    Jakarta

    Kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata lagi-lagi terjadi. Bus pariwisata yang mengangkut 34 orang penumpang itu mengalami kecelakaan di Tol Trans Jawa Km 312B arah Semarang-Jakarta, Pemalang, Jawa Tengah.

    Insiden itu terjadi pada Sabtu (25/10/2025) pukul 08.25 WIB. Empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan ini.

    “Korban meninggal dunia ada empat orang, satu luka berat, dan 13 luka ringan. Sementara 16 lainnya selamat,” kata Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto, dikutip detikJateng.

    Diduga bus maut itu mengalami rem blong. Hal itu diamini oleh penumpang selamat yang menceritakan detik-detik kecelakaan maut tersebut. Riyan (35), tour leader (TL) yang ikut dalam rombongan wisata tersebut mengungkapkan adanya dugaan kegagalan sistem rem bus. Menurutnya, sebelum kecelakaan terjadi, sopir sempat mengeluhkan kondisi rem yang tidak berfungsi.

    “Sopir sempat bilang remnya los, nggak bisa ngerem,” kata Riyan.

    Ia menjelaskan, saat itu bus melaju dengan kecepatan sekitar 50 km/jam dan tengah bersiap keluar dari gerbang tol.

    “Awalnya nggak kenceng, soalnya baru mau keluar exit tol. Sudah mau belok, remnya tiba-tiba blong,” ujarnya.

    Meski sopir sudah berusaha mengendalikan kendaraan dengan menurunkan gigi dan menarik rem tangan, namun bus tetap tak bisa dikendalikan. Bus itu akhirnya terguling di tikungan.

    “Transmisi sudah dikurangi, rem tangan juga sudah main, tapi remnya tetap nggak bisa,” tutur Riyan.

    Kecelakaan Maut Bus Rem Blong Terulang Terus

    Ini bukan kali pertama bus pariwisata mengalami rem blong berujung kecelakaan maut. Sudah sering sekali terjadi bus rem blong hingga menewaskan penumpang atau pengguna jalan lainnya.

    detikOto juga mengecek status laik jalan bus yang mengalami kecelakaan maut di tol Pemalang tersebut. Berdasarkan data di aplikasi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, bus dengan nomor polisi DK 9296 AH itu tidak terdaftar.

    Menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, kecelakaan bus pariwisata bakal terus berulang ke depannya jika tidak ada niat serius dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Djoko, satu-satunya cara untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas adalah dengan meningkatkan pengawasan terhadap bus pariwisata yang beroperasi di Indonesia.

    “Jika masih ada pelanggaran izin angkutan wisata sudah kadaluarsa tetap beroperasi, pengusaha dan panitia atau event organizer diperkarakan hingga ke pengadilan. Jangan hanya pernyataan di media sudah diminta pertanggungjawaban, namun kenyataannya belum pernah ada yang sampai di pengadilan dan dipenjara. Dampaknya, sampai sekarang praktek operasi bus pariwisata tidak berizin masih tumbuh subur dan disukai masyarakat lantaran tarifnya murah, meski keselamatan terabaikan,” kata Djoko belum lama ini.

    Kata Djoko, setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Untuk memastikan hal itu, ada beberapa pihak yang harus bertanggung jawab, yakni pengemudi serta pemilik kendaraan, baik perorangan, badan hukum, maupun pemerintah.

    “Keselamatan lalu lintas penting untuk menjaga keselamatan pengguna jalan, serta menekan angka kecelakaan,” ujarnya.

    (rgr/din)

  • Kecelakaan Maut Bus Rombongan Piknik Asal Semarang di Tol Pemalang

    Kecelakaan Maut Bus Rombongan Piknik Asal Semarang di Tol Pemalang

    GELORA.CO -Empat warga Semarang tewas dalam kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan Forum Kesehatan Kelurahan Bendan Ngisor. Insiden itu terjadi di Tol Pemalang-Batang KM 312B pada Sabtu (25/10) pagi. Bus yang berisi 34 penumpang itu dalam perjalanan menuju Guci, Tegal, sebelum terguling di tikungan jalan tol.

    Kecelakaan ini memicu duka mendalam bagi keluarga korban di Semarang. Sejumlah posko pengaduan pun didirikan di kantor kelurahan untuk menampung informasi dan membantu penanganan korban selamat. Polisi masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut, termasuk dugaan kelalaian pengemudi.

    Berikut rangkumannya.

    Empat Orang Tewas

    Sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan warga Kelurahan Bendan Ngisor, Kota Semarang, mengalami kecelakaan di Tol Pemalang-Batang KM 312B pada Sabtu (25/10) pagi. Insiden itu menewaskan empat orang dan melukai belasan lainnya.

    Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto, menjelaskan kecelakaan terjadi sekitar pukul 08.25 WIB saat bus melaju dari Semarang menuju Jakarta untuk berwisata ke Guci, Tegal. 

    “Namun, saat melaju ke arah exit Tol Bandulan yang jalannya menikung, diduga pengemudi tidak bisa mengendalikan laju kendaraan lalu menabrak pembatas jalan dan terguling,” ujarnya.

    Total terdapat 34 orang di dalam bus, termasuk sopir dan kernet. Empat penumpang meninggal dunia, satu luka berat, 13 luka ringan, dan 16 orang lainnya selamat tanpa cedera. Para korban telah dievakuasi ke RSU Siaga Medika, RSI Al Ikhlas, dan RS Prima Medika.

    Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut, termasuk kemungkinan faktor kelalaian pengemudi atau kondisi bus.

    “Untuk penyebabnya, kami masih melakukan pendalaman dengan menggunakan TAA dan berkoordinasi dengan Ditlantas Polda Jateng. Apakah dari pengemudi atau dari kendaraannya,” kata Arief.

    Polisi Ungkap Identitas Empat Korban Tewas Kecelakaan Bus Pemalang

    Polisi telah merilis identitas empat warga Semarang yang menjadi korban meninggal dalam kecelakaan bus di Tol Pemalang-Batang KM 312B. Keempatnya merupakan bagian dari rombongan Forum Kesehatan Kelurahan Bendan Ngisor, Kota Semarang, yang tengah berangkat menuju objek wisata Guci, Tegal.

    Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto, menyebut korban meninggal dunia mengalami luka berat di bagian kepala akibat benturan keras.

    “Semuanya warga satu kelurahan (Bendan Ngisor),” ujar Arief dalam keterangannya, Sabtu (25/10).

    Berikut daftarnya:

    Abdul Gofur (72);

    Sri Fitriani (56);

    Endah Ciptaningrum (46);

    Khomsiyah (50)

    Kesaksian Korban Selamat: 

    Bus Melaju Kencang Sebelum Terguling

    Suasana di Kelurahan Bendan Ngisor, Kota Semarang, dipenuhi tangis haru setelah rombongan warganya mengalami kecelakaan di Tol Pemalang-Batang KM 312B. Di kantor kelurahan, posko pengaduan didirikan untuk menampung informasi dan menyambut korban selamat yang mulai berdatangan.

    Salah satu korban selamat, Siti Maemunah, mengisahkan detik-detik bus terguling di tikungan jalan tol. Ia mengaku sempat merasakan kecepatan bus meningkat sebelum kehilangan kendali. 

    “Posisinya busnya itu kencang, lalu busnya di tikungan itu miring-miring gitu. Lalu bres, saya sudah nggak tahu apa-apa. Rasanya kayak mimpi,” ujarnya.

    Maemunah duduk di bangku belakang saat kecelakaan terjadi. Ia kemudian mendengar jeritan minta tolong dari penumpang lain yang terjepit di dalam bus. 

    “Saya lihat teman-teman sudah nangis, minta tolong. Lihat teman-teman saya kejepit. Saya sendiri juga bingung karena posisi itu jatuh,” katanya.

    Meski trauma, Maemunah bersyukur bisa selamat. Sementara itu, relawan di posko menyebut lima korban telah dipulangkan dan satu lainnya masih dirawat di rumah sakit. 

    “Yang sudah di sini 5 orang, 1 orang dibawa ke RS Elisabeth,” ujar salah satu relawan di Kelurahan Bendan Ngisor

  • Batam tuan rumah rakor sinkronisasi kewenangan pusat daerah zona Barat

    Batam tuan rumah rakor sinkronisasi kewenangan pusat daerah zona Barat

    Batam (ANTARA) – Kota Batam, Kepulauan Riau, menjadi tuan rumah rapat koordinasi (rakor) dan sinkronisasi dalam rangka harmonisasi kewenangan pusat dan daerah melalui evaluasi implementasi penyelenggaraan pemerintah daerah untuk zona Barat meliputi Sumatera dan sebagian Jawa, Rabu.

    Rakor ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang sebelumnya telah di laksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 9 Oktober untuk wilayah zona Timur (Papua, Sulawesi, dan Kalimantan).

    Staf Gubernur Kepri Bidang Pemerintahan dan Hukum Sardison berterima kasih atas penunjukan Kota Batam sebagai tuan rumah oleh Kemenko Polkam.

    “Atas nama tuan rumah kami bersyukur karena ditunjuk oleh Kemenko Polkam sebagai tempat dan ajang pelaksanaan rakor wilayah Barat ini,” kata Sardison.

    Sardison berharap kegiatan rakor berjalan lancar, serta memperoleh masukan yang diharapkan. Selain itu, para peserta juga dapat menikmati kunjungan ke Kota Batam, yang tentunya dapat mendongkrak perekonomian daerah setempat.

    Menurut dia, penunjukan Kota Batam sebagai tuan rumah tidak terlepas dari dinamika yang ada, di mana Provinsi Kepri walaupun baru 23 tahun berdiri tetapi dalam percaturan politik dan sistem politik nasional, Kepri memiliki dinamika yang cukup tinggi yang berpengaruh.

    “Menariknya Kepri wilayah perbatasan dan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat,” ujarnya.

    Sehingga, lanjut dia, menjadi menarik ketika pembahasan tentang rencana perbaikan, revisi, atau penyempurnaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah untuk zona Barat dibahas di Kota Batam, Kepri.

    “Terkait otonomi daerah ini, sebenarnya sudah efektif, hanya saja perlu perbaikan lebih baik lagi,” ujar Sardison.

    Asisten Deputi Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Kemenko Polkam Ade Pratikno mengatakan rakor ini diikuti 100 peserta merupakan perwakilan dari 10 pemerintah provinsi, 11 pemerintah kota, dan 13 pemerintahan kabupaten yang berada di wilayah Sumatera dan sebagian Jawa.

    “Peserta ini terdiri atas kepala biro pemerintahan, kepala biro hukum, kepala biro organisasi, kepala bagian pemerintahan, bagian hukum dan organisasi,” ujarnya.

    Dia menyebut, rakor ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mereviu peraturan dan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, guna mendapatkan pandangan dan persepsi terkait arah kebijakan otonomi daerah ke depan, serta menginventarisir saran, masukan, permasalahan dan solusi penyelesaian dalam upaya peningkatan penyelenggaraan pemerintahan.

    “Pada saatnya nanti, hasil rapat ini menjadi masukan dalam upaya kami untuk melakukan penyempurnaan perubahan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014,” katanya.

    Rakor ini dilaksanakan secara maraton di tiga wilayah, yakni zona timur, zona barat dan zona tengah.

    Untuk zona timur telah dilaksanakan 9 Oktober di Makassar, meliputi pemerintah daerah di Papua, Kalimantan dan Sulawesi. Kedua di zona barat berlangsung di Kota Batam, meliputi Sumatera dan sebagian Jawa.

    “Dan nanti tanggal 6 November di Bali untuk wilayah Indonesia tengah, meliputi seluruh Jawa, Bali, NTT dan NTB,” kata Ade.

    Rakor ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemenko Polkam Mayjen TNI Heri Wiranto.

    Dalam arahannya, Heri mengatakan kegiatan ini dalam rangka mendapatkan masukan dan perbaikan bagaimana tata kelola pemerintah yang selama ini sudah berjalan bagaimana hubungan pemerintah pusat dan daerah, bagaimana mengharmonisasikan semua program-program sekaligus menjadi evaluasi agar ke depan menjadi lebih optimal dan lebih baik.

    Selain itu, kegiatan ini juga tindak lanjut Program Astacita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya cita ke-7 tentang penguatan reformasi politik, hukum, birokrasi, serta penataan desentralisasi dan otonomi daerah.

    Pewarta: Laily Rahmawaty
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wiranto Tegaskan Ujaran Kebencian Jadi Alat Politik dalam Sejarah Hari Ini, 16 Oktober 2017

    Wiranto Tegaskan Ujaran Kebencian Jadi Alat Politik dalam Sejarah Hari Ini, 16 Oktober 2017

    JAKARTA – Sejarah hari ini, delapan tahun yang lalu, 16 Oktober 2017, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto tegaskan ujaran kebencian cenderung meningkat kala memasuki tahun politik 2018 dan 2019. Ujaran kebencian digunakan sebagai alat politik untuk menang.

    Satu hal yang kemudian jadi ancaman keberagaman. Sebelumnya, Pilkada DKI Jakarta 2017 jadi kontestasi politik yang tak terlupakan. Ajang itu tak hanya jadi tempat bertarung gagasan. Namun, Pilkada DKI Jakarta justru bak arena menebar benih kebencian hanya untuk menang.

    Pilkada DKI Jakarta kerap membawa kehebohan. Kondisi itu karena siapa yang terpilih punya peluang besar untuk dikenal di seantero Indonesia. Syukur-syukur bisa beranjak dari kursi Gubernur DKI Jakarta ke Presiden Indonesia seperti Joko Widodo (Jokowi).

    Wiranto yang kala itu menjadi Panglima ABRI melepas tanda kepangkatan di pundak Prabowo Subianto sebagai simbol pemberhentian dari dinas kemiliteran, 24 Agustus 1998. (Le Journal)

    Alhasil, pertarungan memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta selalu menarik. Ambil contoh pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memastikan langkah untuk mencalonkan diri sebagai cagub.

    Demikian pula Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan. Belum lagi anak dari Mantan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhono ikut sebagai penantang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

    Aroma persaingan meninggi. Pertarungan itu dinantikan banyak pihak. Namun, penantian itu banyak diciderai dengan aksi simpatisan menyebar ujaran kebencian kepada salah satu calon. Ujaran kebencian dan SARA kian deras pula hadir kepada sosok Ahok.

    Wiranto dan Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, 1 Mei 2023. (Gerindra)

    Latar belakang agama yang dianutnya terus dibahas. Catatan buruk Ahok – termasuk isu penistaan agama terus-terusan diangkat. Belum lagi urusan warga yang mendukungnya mendapatkan intimidasi. Bahkan, pendukung Ahok yang menganut agama Islam diancam tak disalatkan kala meninggal.

    Potret itu membuat PIlkada DKI Jakarta 2017 jadi buruk. Ujaran kebencian seolah-olah jadi senjata penting untuk meraih kekuasaan.

    “Jangan sampai terulang lagi. Urusan pilkada kalau diseret ke masalah etika agama itu tidak baik dan menurut saya itu tindakan tidak beradab. Tolong maafkan mereka yang suka mengkafir-kafirkan, jangan ada benci. Biarkan saja tidak apa-apa. Mungkin mereka belum sadar, mereka masih tertutup hatinya,” ungkap pasangan Ahok dalam pilkada DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 13 Maret 2017.

    Efek Pilkada DKI Jakarta besar. Menkopolhukam, Wiranto pun angkat bicara pada 16 Oktober 2017. Ia menegaskan bahwa ujaran kebencian akan cenderung meningkat kembali pada tahun politik 2018 dan 2019. Ujuran kebencian menurutnya sudah jadi alat politik untuk menang.

    Padahal, ujuran kebencian adalah ancaman besar dari keberagaman Indonesia. Wiranto mengajak segenap rakyat Indonesia untuk waspada terhadap kampanye hitam macam penyebaran ujaran kebencian.

    “Menjelang 2018 dan 2019, kita akan memasuki tahun politik. Pilkada, pemilu legislatif dan pemilu presiden langsung. Selama itu, radikalisme dalam bentuk ujaran kebencian bercampur dengan propaganda politik dan kampanye hitam akan digunakan sebagai alat meraih kekuasaan. Tentunya hal itu mengancam kedamaian dan pluralisme kehidupan masyarakat Indonesia,” ujar Wiranto sebagaimana dikutip laman kompas.com, 16 Oktober 2017.

  • Kecolongan, Hanura Tak Tahu Kadernya di DPRD Wakatobi Buron Sejak 11 Tahun Lalu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 September 2025

    Kecolongan, Hanura Tak Tahu Kadernya di DPRD Wakatobi Buron Sejak 11 Tahun Lalu Regional 24 September 2025

    Kecolongan, Hanura Tak Tahu Kadernya di DPRD Wakatobi Buron Sejak 11 Tahun Lalu
    Tim Redaksi
    KENDARI, KOMPAS.com
    – Partai Hanura mengaku kecolongan setelah salah satu kadernya, anggota DPRD Wakatobi La Lita alias Litao, ditangkap Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).
    Legislator itu ternyata sudah berstatus buronan polisi selama 11 tahun terkait kasus pembunuhan pada 2014.
    Ketua DPD Hanura Sultra, Fajar Ishak Daeng Jaya, mengatakan pihaknya baru mengetahui status hukum Litao setelah yang bersangkutan sudah menjadi anggota DPRD dan kasusnya mencuat ke publik.
    Ia menegaskan proses pencalonan Litao berjalan normal karena seluruh syarat administratif, termasuk Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), dinyatakan lengkap.
    “Kan kita open recruitment, dia mendaftar dan melengkapi persyaratan. Termasuk SKCK ada. Jadi DPC tidak tahu kalau dia bermasalah hukum. Kami baru tahu setelah kasusnya muncul di publik,” kata Fajar kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
    Menurut Fajar, jika saat itu kepolisian tidak menerbitkan SKCK, maka otomatis pencalonan Litao gagal.
    “Seandainya tidak ada SKCK, ya tidak lolos di kami. DPC juga tidak tahu ada masalah,” ujarnya.
    Keabsahan Litao sebagai anggota DPRD sempat diprotes keluarga korban pembunuhan karena ia berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) hampir satu dekade.
    Polisi pun menjatuhkan sanksi demosi tiga tahun kepada anggota Polres Wakatobi yang menerbitkan SKCK tersebut.
    Fajar menambahkan, Hanura belum mengambil sikap resmi atas penahanan Litao. Pihaknya menunggu arahan DPP, termasuk soal kemungkinan pergantian antarwaktu (PAW).
    “Sesuai aturan, kalau masih tersangka atau terdakwa belum bisa dinonaktifkan, kecuali sudah inkrah jadi terpidana,” jelasnya.
    Kasus yang menjerat Litao bermula dari pembunuhan remaja bernama Wiranto (17) saat acara joget di Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wakatobi, pada 25 Oktober 2014.
    Dua pelaku lain sudah divonis penjara pada 2015, sedangkan Litao melarikan diri hingga akhirnya ditangkap pada 19 September 2025 lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Misteri Sosok S yang Beri Data Rekening Dormant ke Otak Penculikan Kacab Bank BUMN 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 September 2025

    Misteri Sosok S yang Beri Data Rekening Dormant ke Otak Penculikan Kacab Bank BUMN Megapolitan 18 September 2025

    Misteri Sosok S yang Beri Data Rekening Dormant ke Otak Penculikan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kasus kematian kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), masih menyisakan misteri meski Polda Metro Jaya telah mengumumkan hasil penyidikan.
    Sebanyak 18 orang terlibat dalam kasus ini, terdiri atas 15 warga sipil dan 2 prajurit Kopassus. Dari jumlah tersebut, 1 orang sipil masih buron.
    Ke-15 sipil ini adalah Candy alias Ken (41), Dwi Hartono (40), AAM alias A (38), JP (40), Erasmus Wawo (27), REH (23), JRS (35), AT (29), dan EWB (43).
    Ada juga MU (44), DSD (44), Wiranto (38), Eka Wahyu (20), Rohmat Sukur (40), dan AS (25).
    Sementara itu, dua prajurit Kopassus adalah Sersan Kepala (Serka) N (48) dan Kopral Dua (Kopda) FH (32). Satu warga sipil yang masih buron adalah EG alias B (30).
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra mengungkapkan bahwa Candy alias Ken mempunyai data sejumlah rekening dormant di beberapa bank.
    Hal ini yang menjadikan motif perkara menculik, yakni upaya pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah disiapkan oleh Candy alias Ken.
    “Hasil pemeriksaan saudara C alias K itu mendapatkan informasi dari temennya inisial S,” kata Wira dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
    Kendati demikian, sosok S ini masih ditelusuri oleh kepolisian karena identitasnya belum jelas.
    “Mohon maaf, nanti kalau kami sampaikan (sosok S ini) nanti kabur,” ujar Wira.
    Saat ditanya latar belakang Candy alias Ken, Wira hanya menyebut pelaku sebagai seorang wiraswasta.
    Berbekal data dari S, Candy alias Ken meminta bantuan Dwi Hartono, salah satu tersangka dalam klaster otak penculikan, untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan.
    Dengan rencana ini, Candy alias Ken menyiapkan tim IT. Namun, pemindahan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan tetap memerlukan persetujuan atau otoritas kepala bank.
    “Sehingga pelaku atas nama C alias K mengajak DH unjuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut,” kata Wira dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa.
    Setelah satu bulan, Candy alias Ken bertemu dengan Dwi Hartono dan pelaku AAM karena memiliki informasi terkait data rekening dormant di bank BUMN.
    Dalam pertemuan itu, Candy alias Ken mengaku upaya pendekatan ke sejumlah KCP tidak berhasil.
    Tetapi, Candy alias Ken mendapatkan kartu nama Ilham dari “orang-orangnya” di lapangan yang mencari KCP.
    Kartu nama itu diserahkan kepada Dwi Hartono untuk ditelusuri. Dwi Hartono pun menyiapkan tim pembuntut.
    Dalam pertemuan itu juga muncul dua opsi: pertama, pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kemudian korban dilepas;
    Kedua, pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman yang berujung pada penghilangan/bunuh korban.
    Setelah beberapa hari atau 12 Agustus 2025, Candy alias Ken berkomunikasi melalui WhatsApp dengan Dwi Hartono.
    Dalam percakapan tersebut, mereka memutuskan untuk menerapkan opsi pertama.
    Rupanya, kartu nama ini menjadi gerbang masuk komplotan menculik korban.
    Tim pemantau yang telah disiapkan oleh Dwi Hartono menguntit Ilham dari kantornya.
    Tim pemantau ini tidak bisa menemukan rumah Ilham karena kartu nama itu tidak menyertakan alamat kediaman.
    “Sehingga mereka ke kantor korban. Kemudian mereka dari tengah malam sudah menunggu, tim yang membuntuti sudah menunggu di depan kantor korban, kemudian selanjutnya diikuti (hingga eksekusi),” ungkap Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.