Tag: Wihaji

  • Prabowo, Gibran hingga Ketum Parpol Diundang di HUT ke 60 Golkar

    Prabowo, Gibran hingga Ketum Parpol Diundang di HUT ke 60 Golkar

    Bisnis.com, JAKARTA — Partai Golkar mengklaim bakal ada kejutan di perayaan hari ulang tahun alias HUT ke 60 partai berlambang beringin tersebut. 

    Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Wihaji bahkan mengatakan bakal ada suatu hal yang baru dalam agenda Puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-60 Partai Golkar.

    Dia mengatakan bahwa seluruh partai politik yang menjadi peserta pemilu maupun yang tidak, diundang untuk menghadiri HUT partai berlambang pohon beringin itu.

    Selain itu, ia tak menampik terkait wacana Presiden Ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga bakal hadir.

    “Kita lihat besok, lihat nanti seperti apa. Asyik kelihatannya,” kata Wihaji.

    Terkait isu Jokowi akan bergabung dengan Partai Golkar, dia mengatakan bahwa partainya itu terbuka bagi siapapun, tidak hanya Jokowi saja. Menurut dia, Jokowi merupakan tokoh bangsa yang patut disambut.

    “Tapi prinsipnya kita serahkan ke beliau kan. Golkar, siapapun yang mau masuk kita welcome,” katanya.

    Menurut dia, acara tersebut bakal dihadiri oleh lebih dari 6.000 orang yang terdiri dari kader-kader hingga seluruh Fraksi Partai Golkar dari DPRD kabupaten/kota, hingga provinsi. Selain itu, menurutnya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pun akan hadir.

    “Tentu ini semangatnya konsolidasi pasca Pilkada. Kemudian juga memang puncaknya kebetulan biar selesai semua. Kan mestinya Oktober, cuma saat itu masih masa-masa Pilkada,” kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga itu.

  • Cegah 71 Ribu Perempuan Indonesia Child Free, Kepala BKKBN Dorong Perusahaan Buka Day Care di Kantor – Halaman all

    Cegah 71 Ribu Perempuan Indonesia Child Free, Kepala BKKBN Dorong Perusahaan Buka Day Care di Kantor – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu Panca Rini

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Dukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyoroti fenomena perempuan di Indonesia yang memilih childfree atau tidak ingin memiliki anak. Kata dia, menyediakan daycare atau penitipan anak yang berkualitas di kantor atau lembaga bisa menjadi salah satu solusi agar perempuan tidak memilih childfree.

    “71 ribu perempuan Indonesia hari ini menginginkan childfree, menikah tetapi tidak mau punya anak. Karena itu daycare salah satu jawaban. Ayo kementerian terkait kasih ruang untuk anak-anak, kasih yang baik, berikan yang terbaik,” ujar dia di kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (10/12/2024).

    Ia mengemukakan bahwa ada tiga alasan perempuan di Indonesia memilih childfree. Pertama, pasangan suami-istri yang bekerja memiliki kekhawatiran tidak bisa menjaga dan merawat anak dengan baik.

    Kedua, alasan mengejar karir dan cita-cita. Serta ketiga, budaya. “Ada tiga alasan kenapa perempuan memilih childfree. Nanti siapa yang ngurus, suami kerja istri kerja, (takut) diurus pembantu. Ada yang mengejar cita-cita dan karir serta faktor budaya,” jelas mantan Bupati Batang, Jawa Tengah ini.

    Di kesempatan yang sama, sebagai upaya pemberian layanan pengasuhan anak usia dini yang berkualitas, Kemendukbangga memperkenalkan program pengasuhan di tempat penitipan anak/daycare Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (GATE).

    Pilot project daycare ini akan ada di lima kementerian yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Sosial, dan Kementerian Ketenagakerjaan.

    Nantinya selain kementerian atau lembaga, swasta maupun perusahaan juga wajib memiliki daycare berkualitas. “Pilot project-nya baru di lima kementerian bertanggung jawab bersama-sama. Ke ​depan setiap tempat kerja, minta tolong disiapkan tempat penitipan anaknya. Ini butuh pengawalan dan keseriusan saja,” ujar dia.

  • Kebiasaan ‘Nyirih’ Pada Ibu Hamil Membahayakan Janin, Kepala BKKBN: Ada Zat Besi dan Kapur Masuk – Halaman all

    Kebiasaan ‘Nyirih’ Pada Ibu Hamil Membahayakan Janin, Kepala BKKBN: Ada Zat Besi dan Kapur Masuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji menyoroti kebiasaan budaya tertentu yang dapat meningkatkan risiko stunting pada anak, salah satunya adalah kebiasaan ‘nyirih’ (mengunyah sirih) yang masih dilakukan oleh ibu hamil di beberapa daerah di Indonesia.

    “Beberapa daerah masih ada ibu hamil yang nyir​ih. Kandungan kapur dalam sirih dan zat besi yang masuk saat ‘nyirih’ dapat mempengaruhi kondisi janin. Ini salah satu kultur yang perlu kita edukasi,” kata Wihaji dalam kunjungannya ke Desa Mulyasari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).

    Ia menambahkan, kebiasaan tersebut menunjukkan pentingnya edukasi yang menyasar langsung ke masyarakat, terutama ibu hamil, untuk memastikan mereka memahami dampak buruk dari praktik-praktik budaya tertentu terhadap kesehatan ibu dan anak.

    Menurutnya, selain kekurangan gizi dan akses air bersih, faktor budaya juga menjadi salah satu penyebab stunting yang perlu diatasi secara menyeluruh.

    Oleh karena itu, BKKBN mendorong pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memperluas program edukasi yang lebih intensif.

    “Edukasi adalah salah satu langkah utama untuk mencegah stunting. Kita tidak hanya bicara soal nutrisi, tapi juga kebiasaan yang bisa mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak,” jelasnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa pencegahan stunting membutuhkan perhatian lintas sektor.

    Selain BKKBN, kementerian lain, pemerintah daerah, serta masyarakat harus bekerja sama untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang berpotensi membahayakan kesehatan.

    Lebih lanjut Wihaji menekankan pentingnya langkah pencegahan yang berbasis data.

    Dengan pendekatan by name by address, BKKBN akan memastikan setiap keluarga yang berisiko stunting mendapatkan perhatian yang sesuai, termasuk edukasi langsung untuk ibu hamil.

    “Kita punya data keluarga risiko stunting (KRS). Hari ini, kita harus turun langsung ke lapangan dan menyelesaikan masalah dengan fokus. Tidak boleh hanya sekadar diskusi atau seminar,” ungkapnya.

    Ia berharap langkah konkret ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan ibu dan anak, sekaligus menekan angka stunting di Indonesia.

    “Stunting bukan hanya soal kekurangan gizi, tapi juga perilaku. Maka dari itu, kita harus sabar, fokus, dan memastikan semuanya kasat mata. Orangnya jelas, alamatnya jelas, dan masalahnya bisa diselesaikan,” pungkasnya.

    Melalui pendekatan edukasi yang lebih menyentuh akar permasalahan, BKKBN optimis angka stunting di Indonesia dapat ditekan, sekaligus mendorong terciptanya generasi muda yang sehat dan berkualitas.

     

  • Serap Aspirasi, Menteri dan Wamen BKKBN Bermalam di Rumah Warga Karawang

    Serap Aspirasi, Menteri dan Wamen BKKBN Bermalam di Rumah Warga Karawang

    Karawang: Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, memilih bermalam di rumah warga di Kampung Cibogo, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Rabu, 4 Desember 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap langsung aspirasi dari warga setempat.

    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut mendampingi kunjungan tersebut dan juga bermalam di salah satu rumah warga. Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam memahami kondisi keluarga-keluarga di wilayah tertentu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih banyak turun ke lapangan.

    “Arahan Presiden jelas, jangan hanya banyak diskusi, seminar, atau lokakarya, tetapi turun langsung dan selesaikan masalah. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Wihaji saat berdialog dengan siswa SMA yang tergabung dalam program Generasi Berencana (GenRe).

    Menteri Wihaji dan Wamen Isyana juga mengunjungi tiga rumah lansia dan tiga rumah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di daerah tersebut. Mereka berdialog untuk memahami tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga tersebut. 

    “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Selanjutnya, kami akan mencarikan orang tua asuh untuk membantu mereka,” kata Wihaji.

    Dalam kunjungan tersebut, Menteri dan Wakil Menteri BKKBN juga memberikan bantuan berupa bingkisan kepada para lansia dan KRS, serta membagikan mukenah dan sarung di salah satu masjid setempat. Langkah ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.

    Karawang: Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, memilih bermalam di rumah warga di Kampung Cibogo, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Rabu, 4 Desember 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap langsung aspirasi dari warga setempat.
     
    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut mendampingi kunjungan tersebut dan juga bermalam di salah satu rumah warga. Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam memahami kondisi keluarga-keluarga di wilayah tertentu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih banyak turun ke lapangan.
     
    “Arahan Presiden jelas, jangan hanya banyak diskusi, seminar, atau lokakarya, tetapi turun langsung dan selesaikan masalah. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Wihaji saat berdialog dengan siswa SMA yang tergabung dalam program Generasi Berencana (GenRe).
    Menteri Wihaji dan Wamen Isyana juga mengunjungi tiga rumah lansia dan tiga rumah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di daerah tersebut. Mereka berdialog untuk memahami tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga tersebut. 
     
    “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Selanjutnya, kami akan mencarikan orang tua asuh untuk membantu mereka,” kata Wihaji.
     
    Dalam kunjungan tersebut, Menteri dan Wakil Menteri BKKBN juga memberikan bantuan berupa bingkisan kepada para lansia dan KRS, serta membagikan mukenah dan sarung di salah satu masjid setempat. Langkah ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Gerakan GENTING di Karawang, Fokus Mengatasi Stunting

    Gerakan GENTING di Karawang, Fokus Mengatasi Stunting

    KARAWANG – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Peluncuran program ini dilakukan sekaligus kunjungan Menteri Kemendugbangga/Kepala BKKBN, Wihaji, ke Desa Mulyasari, Karawang, pada Kamis, 5 Desember 2024.

    “Hari ini secara daring untuk 32 provinsi serentak, yang di Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera, ikut launching GENTING untuk 1 juta anak di Indonesia,” kata Wihaji saat launching GENTING di Desa Mulyasari, Karawang, Kamis, 5 Desember 2024.

    GENTING merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh menjadi bagian dari upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Orang Tua Asuh (OTA) adalah pihak yang berperan sebagai pemberi bantuan yang terdiri dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, individu/perseorangan, LSM/komunitas, swasta, perguruan tinggi/akademisi dan media.

    Seperti diketahui, prevalensi stunting menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 tercatat 21,5 persen, dengan 8,7 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS). Angka ini harus diturunkan menjadi 18 persen di 2025, dan GENTING menjadi salah satu langkah untuk menurunkannya.

    Wihaji mengatakan bahwa kegiatan GENTING tidak menggunakan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kegiatan ini merupakan rancangan Kemendukbangga/BKKBN yang berkolaborasi bersama berbagai pihak, salah satunya United Nations Population Fund (UNFPA).

    “Program ini non APBN, tapi negara juga membantu. Ini kerja sama yang melibatkan banyak pihak untuk gotong royong bersama-sama mengatasinya. Kita bersinergi bersama,” tutur Wihaji.

    Melalui kegiatan GENTING ini diharapkan agar balita berisiko stunting mendapatkan bantuan untuk peningkatan gizi dan kesehatan. Begitu juga dengan keluarga yang memiliki balita berisiko stunting mendapatkan edukasi dan bantuan lain untuk pemberdayaan keluarga, di mana akan diprioritaskan kepada keluarga berisiko stunting yang miskin.

  • Menteri Wihaji Optimistis Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Bisa Penuhi Gizi Anak

    Menteri Wihaji Optimistis Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Bisa Penuhi Gizi Anak

    Jakarta

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Wihaji optimistis anggaran program makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 10 ribu per orang setiap hari masih cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Sebelumnya Presiden Prabowo mengumumkan anggaran MBG yang semula Rp 15 ribu, turun menjadi Rp 10 ribu.

    Penurunan anggaran disebut terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah penyesuaian terhadap kondisi ekonomi dan kapasitas fiskal negara.

    Wihaji menuturkan bahwa dirinya sebagai Mendukbangga akan memaksimalkan jatah anggaran tersebut untuk MBG. Oleh karena itu, dirinya yakin anggaran MBG sebesar Rp 10 ribu sudah cukup memberikan makanan yang bergizi tinggi untuk masyarakat.

    “Kalau itu kan memang sudah diputuskan kita selaku menteri wajib untuk ikut kalau itu kan sudah negara kalau negara itu apapun keputusan pemerintah pusat kita akan jalankan ya,” kata Wihaji ketika ditemui awak media di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024).

    “Optimis ya pasti optimis (memenuhi gizi),” tandasnya.

    MBG merupakan program pemerintah yang rencananya akan menyediakan makanan secara gratis untuk kelompok masyarakat tertentu, seperti anak sekolah hingga ibu hamil.

    Program ini oleh pemerintah disebut dilakukan untuk meningkatkan status gizi, pertumbuhan, perkembangan, serta mengurangi angka malnutrisi di Indonesia.

    (avk/kna)

  • Menteri Pembangunan Keluarga Bicara Susahnya Turunkan Stunting RI, Ini Penyebabnya

    Menteri Pembangunan Keluarga Bicara Susahnya Turunkan Stunting RI, Ini Penyebabnya

    Jakarta

    Stunting masih menjadi salah satu persoalan kesehatan yang disorot di Indonesia. Stunting merupakan sebuah kondisi gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

    Tidak hanya berdampak pada berat, tinggi badan anak, serta risiko lebih rentan penyakit, stunting juga berefek buruk pada perkembangan kognitif. Kondisi ini yang akhirnya memengaruhi kemampuan belajar, berpikir, hingga kecerdasan anak. Hal ini yang akhirnya membuat stunting menjadi salah satu fokus kerja dari pemerintah.

    Prevalensi stunting di Indonesia sebenarnya menunjukkan tren penurunan. Tercatat pada tahun 2018 kasus stunting berada di angka 30,8 persen turun menjadi 24,4 persen pada tahun 2021, 21,6 persen pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 menjadi 21,5 persen.

    Meski begitu, prevalensi stunting di Indonesia masih termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand di angka 10 persen dan Vietnam 19 persen.

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji menuturkan ada sejumlah faktor yang membuat persoalan stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Beberapa di antaranya adalah masih kurangnya asupan gizi, kurangnya air bersih di daerah tertentu, kurangnya edukasi, hingga masih banyak hunian tak layak huni dan belum memiliki sistem sanitasi.

    Wihaji berpendapat kebanyakan dari faktor tersebut sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat pada saat ini.

    “Ekonomi itu faktor utamanya kenapa dia tidak punya jamban. Kenapa dia tidak punya air bersih, itu dari lingkungan, kemudian kenapa juga kurang mengerti, ya karena masih kurang edukasi juga,” ujar Wihaji ketika ditemui awak media di Kab Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).

    Wihaji menuturkan edukasi pada masyarakat juga masih menjadi PR (pekerjaan rumah) yang besar untuk segala pihak dalam mengatasi masalah stunting. Masih ada banyak kebiasaan ibu hamil yang sebenarnya dapat memengaruhi kesehatan janin, namun masih saja dilakukan.

    Salah satu yang disoroti misalnya adalah kebiasaan nyirih atau mengunyah sirih di beberapa daerah tertentu yang masih dilakukan oleh ibu hamil.

    Menurutnya kebiasaan ini dapat memengaruhi kondisi janin yang akhirnya dapat meningkatkan risiko stunting. Terlebih kebiasaan ini biasanya juga dilakukan dengan menambahkan zat-zat lain yang bisa saja berisiko pada janin.

    “Itu termasuk kultur yang perlu diedukasi, itu salah satu contohnya, beberapa daerah itu masih ada,” sambungnya.

    Wihaji lebih lanjut mengatakan pihaknya saat ini akan melakukan pendekatan berbasis data dalam penanganan stunting secara by name by address. Ia menuturkan saat ini tercatat ada sekitar 8,7 juta keluarga berisiko stunting di Indonesia.

    Menurutnya, kini pihak Kemendukbangga tinggal fokus bekerja bersama kementerian terkait untuk mencapai hal tersebut. Ia yakin secara bertahap nantinya angka stunting akan perlahan menurun sesuai dengan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.

    “Kita mau cicil pelan-pelan. Perintah Pak Presiden, sudah jangan banyak diskusi, jangan banyak seminar, jangan banyak lokakarya, turun ke lapangan langsung selesaikan masalahnya,” ujar Wihaji.

    “Kerja sama antar kementerian juga akan lebih fokus karena perintah Pak Presiden. Jangan sampai nanti ada tumpang tindih program antar kementerian. Mulai saat ini dirapihkan, saya yakin nantinya akan tertangani dengan baik,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Kemendukbangga Raih Penghargaan Internasional atas Cakupan KBPP Tertinggi

    Kemendukbangga Raih Penghargaan Internasional atas Cakupan KBPP Tertinggi

    Jakarta: Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Indonesia menerima penghargaan internasional dari FP2030, sebuah organisasi global yang berfokus pada perencanaan keluarga.

    Penghargaan diberikan karena keberhasilan Indonesia mencapai persentase tertinggi dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana Pascapersalinan (KBPP) di kawasan Asia Pasifik.

    Managing Director FP2030 Asia Pacific Hub, Sumita Banerjee, secara langsung menyerahkan penghargaan tersebut kepada Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji dalam acara peluncuran hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024 di Gedung BKKBN, Jumat, 29 November 2024.

    “Kami bersyukur atas penghargaan ini. Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi profesi, termasuk bidan,” ujar Wihaji.

    Ia menambahkan, program KB Pascasalin sangat penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, serta mengurangi risiko stunting pada bayi dan balita.

    Menurut Wihaji, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional atas upaya Indonesia dalam meningkatkan layanan KB pascapersalinan. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan dan memperluas cakupan program tersebut, terutama ke daerah-daerah terpencil.

    “Melalui program Family Planning 2030 (FP2030), kami akan menjamin akses alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur di seluruh pelosok tanah air, seperti yang telah disepakati dalam London Summit 2012,” jelasnya.

    Sumita Banerjee memuji kekuatan program KB Indonesia yang dianggap sebagai salah satu praktik berdampak tinggi di Asia Pasifik. Ia menyoroti sistem manajemen data KB yang kuat sebagai salah satu keunggulan Indonesia.

    “Program KB di Indonesia membantu mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need) dan memberdayakan perempuan, memperkuat keluarga, serta mendukung komunitas dan negara,” ujarnya.

    Sumita juga berharap Indonesia terus berinvestasi pada data berbasis ilmiah dan membagikan pengalaman strategisnya kepada negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.

    Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),  Pratikno dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes

    Penghargaan ini menjadi motivasi bagi Indonesia untuk terus memperkuat program KB dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    Jakarta: Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Indonesia menerima penghargaan internasional dari FP2030, sebuah organisasi global yang berfokus pada perencanaan keluarga.
     
    Penghargaan diberikan karena keberhasilan Indonesia mencapai persentase tertinggi dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana Pascapersalinan (KBPP) di kawasan Asia Pasifik.
     
    Managing Director FP2030 Asia Pacific Hub, Sumita Banerjee, secara langsung menyerahkan penghargaan tersebut kepada Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji dalam acara peluncuran hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024 di Gedung BKKBN, Jumat, 29 November 2024.
    “Kami bersyukur atas penghargaan ini. Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi profesi, termasuk bidan,” ujar Wihaji.
     
    Ia menambahkan, program KB Pascasalin sangat penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, serta mengurangi risiko stunting pada bayi dan balita.
     
    Menurut Wihaji, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional atas upaya Indonesia dalam meningkatkan layanan KB pascapersalinan. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan dan memperluas cakupan program tersebut, terutama ke daerah-daerah terpencil.
     
    “Melalui program Family Planning 2030 (FP2030), kami akan menjamin akses alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur di seluruh pelosok tanah air, seperti yang telah disepakati dalam London Summit 2012,” jelasnya.
     
    Sumita Banerjee memuji kekuatan program KB Indonesia yang dianggap sebagai salah satu praktik berdampak tinggi di Asia Pasifik. Ia menyoroti sistem manajemen data KB yang kuat sebagai salah satu keunggulan Indonesia.
     
    “Program KB di Indonesia membantu mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need) dan memberdayakan perempuan, memperkuat keluarga, serta mendukung komunitas dan negara,” ujarnya.
     
    Sumita juga berharap Indonesia terus berinvestasi pada data berbasis ilmiah dan membagikan pengalaman strategisnya kepada negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.
     
    Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),  Pratikno dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes
     
    Penghargaan ini menjadi motivasi bagi Indonesia untuk terus memperkuat program KB dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Menteri Wihaji Lantik Inspektur Utama dan 9 Pejabat Kemendukbangga/BKKBN

    Menteri Wihaji Lantik Inspektur Utama dan 9 Pejabat Kemendukbangga/BKKBN

    Jakarta: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Wihaji, melantik Inspektur Utama Ucok Abdulrauf Damenta serta sembilan pejabat fungsional di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN. Prosesi pelantikan berlangsung di Kantor Pusat Kemendukbangga/BKKBN, Kamis, 28 November 2024. 

    Dalam sambutannya, Wihaji menyampaikan, pelantikan pejabat merupakan bagian dari dinamika organisasi. Ia mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik untuk menjalankan tugas dan fungsi dengan optimal, sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

    “Pelantikan ini adalah proses biasa dalam organisasi. Saya berharap kepada yang dilantik hari ini untuk bekerja sebaik-baiknya dan terus mengawal Kemendukbangga/BKKBN,” ujar Wihaji.

    Sebagai kementerian baru hasil peleburan dari badan sebelumnya, Wihaji menegaskan perlunya paradigma, cara kerja, dan kultur baru. Namun, ia juga menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai positif dari masa lalu.

    “Dasi saya hari ini berwarna biru, simbol penghormatan terhadap BKKBN lama. Kita menghormati para senior, tetapi juga harus memberi ruang bagi generasi berikutnya untuk menyempurnakan,” tambahnya.

    Wihaji juga memperkenalkan filosofi baru Kemendukbangga/BKKBN yang disebut “Flower, Bee, and Honey.” Menurutnya, bunga mencerminkan daya tarik, lebah adalah masyarakat yang datang, dan madu adalah hasil kerja keras untuk masa depan yang lebih baik.

    “Jika kita bekerja dengan baik, masyarakat akan datang, dan semangat kita akan menghasilkan masa depan yang disebut madu. Ini adalah semangat baru yang harus diiringi kerja keras dan kerja sama,” jelasnya.

    Ia juga mengibaratkan kerja tim di Kemendukbangga/BKKBN seperti bagian-bagian sepeda yang saling mendukung untuk bergerak maju.

    Wihaji berharap pelantikan dapat memperkuat kinerja Kemendukbangga/BKKBN dalam mewujudkan program-program prioritas yang berdampak positif bagi masyarakat.

    “Kita harus bekerja sama sesuai posisi masing-masing, seperti setang, sadel, dan roda pada sepeda. Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri,” tutup Wihaji.

    Jakarta: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Wihaji, melantik Inspektur Utama Ucok Abdulrauf Damenta serta sembilan pejabat fungsional di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN. Prosesi pelantikan berlangsung di Kantor Pusat Kemendukbangga/BKKBN, Kamis, 28 November 2024. 
     
    Dalam sambutannya, Wihaji menyampaikan, pelantikan pejabat merupakan bagian dari dinamika organisasi. Ia mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik untuk menjalankan tugas dan fungsi dengan optimal, sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
     
    “Pelantikan ini adalah proses biasa dalam organisasi. Saya berharap kepada yang dilantik hari ini untuk bekerja sebaik-baiknya dan terus mengawal Kemendukbangga/BKKBN,” ujar Wihaji.
    Sebagai kementerian baru hasil peleburan dari badan sebelumnya, Wihaji menegaskan perlunya paradigma, cara kerja, dan kultur baru. Namun, ia juga menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai positif dari masa lalu.
     
    “Dasi saya hari ini berwarna biru, simbol penghormatan terhadap BKKBN lama. Kita menghormati para senior, tetapi juga harus memberi ruang bagi generasi berikutnya untuk menyempurnakan,” tambahnya.
     
    Wihaji juga memperkenalkan filosofi baru Kemendukbangga/BKKBN yang disebut “Flower, Bee, and Honey.” Menurutnya, bunga mencerminkan daya tarik, lebah adalah masyarakat yang datang, dan madu adalah hasil kerja keras untuk masa depan yang lebih baik.
     
    “Jika kita bekerja dengan baik, masyarakat akan datang, dan semangat kita akan menghasilkan masa depan yang disebut madu. Ini adalah semangat baru yang harus diiringi kerja keras dan kerja sama,” jelasnya.
     
    Ia juga mengibaratkan kerja tim di Kemendukbangga/BKKBN seperti bagian-bagian sepeda yang saling mendukung untuk bergerak maju.
     
    Wihaji berharap pelantikan dapat memperkuat kinerja Kemendukbangga/BKKBN dalam mewujudkan program-program prioritas yang berdampak positif bagi masyarakat.
     
    “Kita harus bekerja sama sesuai posisi masing-masing, seperti setang, sadel, dan roda pada sepeda. Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri,” tutup Wihaji.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Wihaji Gunakan Hak Pilihnya di Pilkada Batang 2024, Beri Kode Pilih Nomor Ini

    Wihaji Gunakan Hak Pilihnya di Pilkada Batang 2024, Beri Kode Pilih Nomor Ini

    TRIBUNJATENG.COM, BATANG – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Batang 2024, Rabu (27/11/2024).

    Bersama Uni Kuslantasi, Wihaji mencoblos surat suara Pilkada 2024 di TPS 04, Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang yang berada di Gedung PCNU.

    “Saya kebetulan masih menjadi warga Kabupaten batang, berKTP Batang dapat undangan untuk Pilkada Batang 2024.”

    “Pesta demokrasi,tentu sebagai warga negara yang baik, kemudian di sini ada pesta demokrasi tentu kami ikut untuk mensukseskan,” tutur Bupati Batang periode 2017-2022 itu seusai mencoblos.

    Dia mengatakan, telah mencoblos, baik untuk Pilbup Batang maupun Pilgub Jateng.

    Baginya, yang terpenting bagi gelaran Pilkada 2024 adalah guyup rukun.

    Wihaji tidak membeberkan siapa pilihannya, tapi memberi kode mencelupkan dua jarinya ke tinta.

    “Maaf ya tadi nyelup ke tinta kena dua jari,” ujarnya sembari memperlihatkan celupan tinta di jarinya.

    Dia kemudian menyebut siapa pun yang menang percaturan demokrasi itu yang terbaik.

    “Karena itu sudah dipilih langsung oleh rakyak, yang terpilih baik Gubernur Jateng maupun Bupati Batang.”

    “Semuanya NKRI, semangatnya, siapapun pemimpin yang jadi pasti untuk membangun,” ujarnya.

    Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu berpesan pada masyarakat agar kembali ke aktivitas masing-masing setelah pesta demokrasi berakhir.

    “Kemudian siapapun yang nanti terpilih, harus bekerja dengan baik dan melaksanakan janji-janjinya.”

    “Kalau memang sudah berjanji karena yang ditunggu ke depan adalah program kerja dari masing-masing,” pungkasnya. (*)