JAKARTA – Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Sabtu, 19 Juli 2025 menutup Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII dengan catatan total 1.639.543 orang pengunjung yang hadir sejak 21 Juni-19 Juli 2025.
“Hampir tiap acara yang berlangsung di Taman Budaya saya hadir, penontonnya selalu penuh seperti sekarang penuh menunjukkan apresiasi minat para pengunjung PKB untuk melihat berbagai pentas sangat tinggi,” kata Koster, mengutip ANTARA, Minggu, 20 Juli 2025.
Rata-rata dalam sehari sebanyak 56.536 orang datang untuk menyaksikan pesta seni tahunan terbesar di Pulau Bali itu.
Hingga penghujung acara Pemprov Bali merangkum terdapat 517 sekaa atau kelompok seni yang berpartisipasi dengan total 20.089 orang seniman terdiri dari 78 persen generasi muda dan sisanya dewasa hingga lansia.
Selama sebulan, festival yang masuk daftar unggulan Karisma Event Nusantara (KEN) Kemenpar ini telah menampilkan 592 sajian seni.
Gubernur Koster turut menyampaikan selain menonton kesenian, para penonton juga bertransaksi di 52 stan kuliner lokal dan 136 stan kerajinan lokal, sehingga kehadiran pengunjung memberi efek ganda bagi perputaran ekonomi.
Adapun omset penjualan stan kuliner mencapai Rp5,1 milyar dan stan kerajinan Rp12 milyar, sehingga gubernur terus mengingatkan pentingnya merawat kebudayaan Bali yang setidak langsung selama ini bagian dari sumber penghidupan masyarakat.
“Bali satu-satunya provinsi yang konsisten menjaga seni budaya melalui ajang PKB, ini memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali, kita perlu menjaga ini agar Bali tetap eksis, bertahan, dan berdaya saing,” ujarnya.
“Budaya ini yang menjadi pemicu berbagai kehidupan terutama pariwisata, pariwisata di Bali wismannya tahun 2024 6,4 juta orang, jangan pernah bosan dengan budaya, seperti sekarang ini ramai yang berkunjung,” sambung Koster.
Pada malam penutupan, Gubernur Koster sengaja memanggil perwakilan penonton, pemilik UKM kerajinan, dan pemilik stan kuliner untuk membagikan ceritanya.
Penonton bernama Ketut Rasmini bercerita kepada gubernur bahwa setiap hari ia datang ke Taman Budaya untuk menyaksikan pertunjukan di Pesta Kesenian Bali.
Lansia berusia 83 tahun itu mengaku paling senang menonton tari joged, sebab ia bisa ikut berpartisipasi menari.
“Saya suka ngibing (menari bersama penari) tiap hari saya kesini dari jam 10 pagi sampai malam, senang sehat rasanya pokoknya paling suka joged dan prembon,” ucapnya.
Pemilik UMKM kuliner Laklak Rama bernama Gede Yota bercerita bahwa selama 29 hari berlangsung ia berhasil menerima hampir Rp100 juta dari berjualan jajanan khas Bali.
“Terima kasih para pengunjung dengan sabar antri dan kena asap, ini penghasilannya cukup lah untuk gaji ada 14 pegawai termasuk tenaga harian anak-anak sekolah yang libur kami ajak belajar disini,” kata dia.
Gede Yota mengatakan bahwa dari pantauannya selama sebulan ada sepasang pengunjung WNA yang rutin datang ke lapak yang ia gunakan secara gratis dari Pemprov Bali itu.
“Terima kasih Pak Gub, produk asli Bali bisa eksis terus, saya bahkan lihat beberapa wisatawan 5-6 kali suami istri tamu Rusia datang,” ujarnya.
Keuntungan dari tingginya kunjungan di Pesta Kesenian Bali tahun ini juga dirasakan I Wayan Karmen, penjual keben atau wadah banten yang mampu menghasilkan Rp161 juta selama sebulan.
Menurutnya dengan sistem baru yang dibuat Pemprov Bali utamanya dekranasda dalam menjual produk masyarakat ke calon pembeli semakin membantu mempercepat transaksi.
“Astungkara sampai kemarin dapat Rp161 juta, untung bersihnya sekitar 30 persennya, ini usaha keluarga mandiri yang biasanya hanya jual ke pengepul tapi kali ini lolos kurasi PKB,” kata Wayan Karmen.






:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273783/original/026736000_1751686662-224cadf4-7a62-4cd8-aa87-fea60e58e7b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


