Tag: Volodymyr Zelensky

  • Zelensky Kutuk Serangan Tak Manusiawi Rusia ke Ukraina Saat Natal

    Zelensky Kutuk Serangan Tak Manusiawi Rusia ke Ukraina Saat Natal

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan Rusia yang meluncurkan lebih dari 170 rudal dan pesawat nirawak ke jaringan listrik negaranya yang dilanda perang pada Hari Natal. Serangan itu menewaskan satu orang dan menyebabkan pemadaman listrik yang meluas.

    Dilansir AFP, Rabu (25/12/2024), serangan udara itu terjadi pada pukul 5.30 pagi (0330 GMT) ditandai adanya alarm, serta diikuti oleh laporan angkatan udara bahwa Rusia telah meluncurkan rudal jelajah Kalibr dari Laut Hitam.

    “Putin sengaja memilih Natal untuk diserang. Apa yang lebih tidak manusiawi? Lebih dari 70 rudal, termasuk rudal balistik, dan lebih dari seratus pesawat nirawak serang. Sasarannya adalah sistem energi kita,” kata Zelensky.

    Serangan ini merupakan serangan skala besar ke-13 terhadap sistem energi Ukraina tahun ini, yang terbaru dalam kampanye Rusia yang menargetkan jaringan listrik selama musim dingin.

    Menteri Luar Negeri Andriy Sybiga, yang mengecam “teror Natal” Rusia itu mengatakan satu rudal Rusia melewati wilayah udara Moldova dan Rumania.

    “Angkatan udara Ukraina menembak jatuh lebih dari 50 rudal,” kata Zelensky.

    “Sayangnya, ada beberapa yang terkena. Sampai saat ini, ada pemadaman listrik di beberapa wilayah,” katanya.

    “Menolak cahaya dan kehangatan bagi jutaan orang yang cinta damai saat mereka merayakan Natal adalah tindakan bejat dan jahat yang harus dijawab,” kata CEO DTEK Maxim Timchenko, mendesak sekutu untuk mengirim lebih banyak pertahanan udara.

    Lihat Video Penampakan Sisa-sisa Rudal Rusia di Atap Rumah Warga Odessa Ukraina

    (yld/idn)

  • Rudal Kalibr dan Drone Shahed Rusia ‘Mengamuk’ di Hari Natal, Ukraina Berlakukan Pemadaman Listrik – Halaman all

    Rudal Kalibr dan Drone Shahed Rusia ‘Mengamuk’ di Hari Natal, Ukraina Berlakukan Pemadaman Listrik – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Serangan besar-besaran dilakukan oleh Rusia bertepatan dengan Hari Natal, Rabu 25 Desember 2024 dini hari tadi.

    Serangan Moskow tersebut dilakukan dengan ratusan rudal Kalibr dan pesawat nirawak alias drone bunuh diri Shahed yang diluncurkan menuju wilayah-wilayah di seluruh Ukraina.

    Ukrainska Pravda memberitakan bahwa serangan tersebut menyasar infrastruktur energi Ukraina.

    Perusahaan energi milik pemerintah, DTEK menyebutkan terjadinya kerusakan parah pada peralatan pembangkit listrik tersebut.

    “Rusia kembali melancarkan serangan teroris berskala besar terhadap infrastruktur energi Ukraina. Pembangkit listrik termal DTEK menjadi sasaran, demikian pernyataan DTEK. 

    Akibat serangan berskala besar tersebut, peralatan di pembangkit listrik termal tersebut rusak parah. Setelah serangan berhenti, para pekerja energi segera memulai perbaikan dan pemulihan pengoperasian peralatan tersebut.

    Dalam catatab DTEK serangan ini menandai serangan berskala besar ke-13 terhadap sektor energi Ukraina pada tahun 2024 dan yang ke-10 terhadap fasilitas energi perusahaan tersebut.

    Sejak dimulainya invasi berskala penuh, pembangkit listrik termal DTEK telah diserang lebih dari 200 kali.

    Menteri Energi Herman Halushchenko melaporkan serangan berskala besar Rusia terhadap sistem energi Ukraina. Ledakan dilaporkan terjadi di kota Dnipro, Kryvyi Rih, Samar dan Kamianske.

    Walikota Kharkiv Ihor Terekhov membenarkan serangan rudal balistik terhadap kota tersebut, dengan tiga korban dilaporkan di distrik Saltivskyi, dua di antaranya berada dalam kondisi serius. Serangan juga tercatat di distrik Kyivskyi.

    Kyiv Independent memberitakan, akibat serangan rudal besar-besaran yang sedang berlangsung di wilayah Ukraina, langkah-langkah untuk membatasi konsumsi listrik telah diberlakukan.

    Hal ini dilaporkan oleh Ukrenergo, operator nasional jaringan listrik Ukraina, Ukrinform melihat.

    “Karena serangan rudal berskala besar, langkah-langkah untuk membatasi konsumsi telah diterapkan,” kata pernyataan itu.

    Seperti yang dilaporkan Ukrinform sebelumnya, peringatan serangan udara telah diumumkan di seluruh Ukraina atas ancaman pesawat nirawak kamikaze Rusia yaitu drone Shahed .

    Rusia juga meluncurkan sejumlah rudal jelajah Kalibr ke Ukraina dari wilayah Laut Hitam.

    Ledakan telah dilaporkan di Kharkiv dan Dnipro. Sejumlah rudal jelajah masih berada di wilayah udara Ukraina.

    Rusia melancarkan serangan udara massal terhadap Ukraina pada 25 Desember, menargetkan kota-kota di seluruh negeri dengan rudal dan pesawat nirawak.

    Kota Kharkiv di timur laut termasuk yang paling parah terkena dampak, mendapat “serangan roket besar-besaran” dari rudal balistik, menurut otoritas setempat. Setidaknya enam orang terluka.

    Ledakan juga dilaporkan terjadi di Dnipro, Kremenchuk, Kryvyi Rih, dan kota Ivano-Frankivsk di bagian barat.

    Beberapa kota di Ukraina memberlakukan pemadaman listrik darurat di tengah serangan tersebut.

    “Musuh kembali menargetkan sektor energi dalam skala besar,” kata Menteri Energi Herman Halushchenko.

    Perusahaan energi swasta terbesar Ukraina, DTEK, kemudian melaporkan bahwa Rusia telah menyerang pembangkit listrik termalnya, “yang menyebabkan kerusakan serius pada peralatan.” Lokasi fasilitas tersebut tidak diungkapkan.

    Angkatan Udara melaporkan bahwa pesawat pengebom strategis Tu-95 Rusia telah terbang semalam, dan kemudian mengumumkan bahwa sejumlah rudal jelajah Kalibr telah diluncurkan dari Laut Hitam.

    Presiden Volodymyr Zelensky pun mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan tindak terorisme yang tidak bisa dimaafkan.

    Ia menyebutkan bahwa rakyat Ukraina dalam Natalkali ini masih menderita karena ulah Rusia.

  • Zelensky Kutuk Serangan Tak Manusiawi Rusia ke Ukraina Saat Natal

    3 Ribu Lebih Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka di Kursk

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara (Korut) tewas atau terluka dalam pertempuran melawan serangan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia. Dia menegaskan tewasnya ribuan orang Korea Utara itu sebagai risiko dari membela Rusia.

    Dilansir AFP, Senin (23/12/2024), Pyongyang telah mengirimkan ribuan tentara untuk memperkuat militer Rusia, termasuk di wilayah perbatasan Kursk tempat Ukraina melakukan serangan mendadak di perbatasan pada bulan Agustus. Zelensky menyebut ribuan tentara Korea Utara tewas dan terluka.

    “Menurut data awal, jumlah tentara Korea Utara yang terbunuh dan terluka di wilayah Kursk telah melebihi 3.000,” kata Zelensky seperti dalam akun medsosnya.

    Dia mengaku telah menerima laporan dari Panglima Militer Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengenai situasi di wilayah Kursk.

    “Risiko Korea Utara mengirimkan pasukan tambahan dan peralatan militer ke tentara Rusia,” imbuh dia.

    Zelensky mengatakan dunia perlu memahami bahwa meningkatnya kerja sama antara Moskow dan Pyongyang mengarah pada peningkatan proporsional dalam risiko destabilisasi di sekitar Semenanjung Korea dan di wilayah atau perairan tetangga.

    Sebelumnya, Korea Selatan melaporkan sekitar 1.100 tentara Korea Utara telah tewas atau terluka sejak memasuki pertempuran pada bulan Desember.

    (maa/jbr)

  • Pakai Drone, Ukraina Serang Kota Rusia Berjarak 1.000 Km dari Perbatasan

    Pakai Drone, Ukraina Serang Kota Rusia Berjarak 1.000 Km dari Perbatasan

    Kyiv

    Ukraina meluncurkan serangan drone besar-besaran ke Kota Kazan, Rusia, yang berjarak 1.000 Km dari perbatasan mereka. Serangan itu menghantam gedung tinggi di Kazan.

    Dilansir AFP, Minggu (22/12/2024), Kyiv meluncurkan serangan itu pada Sabtu (21/12). Ini merupakan serangan terbaru Ukraina ke Rusia dalam konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

    Salah satu drone menghantam gedung apartemen bertingkat tinggi di kota berpenduduk lebih dari 1,3 juta jiwa itu. Drone tersebut merusak gedung, tetapi tidak menimbulkan korban.

    Serangan ke wilayah Rusia jarang terjadi. Namun, Kazan dan wilayah Tatarstan yang kaya minyak di sekitarnya sebelumnya pernah menjadi sasaran pesawat nirawak Ukraina.

    “Hari ini Kazan mengalami serangan pesawat nirawak besar-besaran,” kata pemimpin di Tatarstan, Rustam Minnikhanov, mengatakan dalam sebuah posting di Telegram.

    “Dulu perusahaan industri diserang, sekarang musuh menyerang warga sipil di pagi hari,” tambahnya.

    Ukraina telah meningkatkan serangannya terhadap target di dalam Rusia selama beberapa bulan terakhir, khususnya setelah Washington memberi izin untuk menggunakan rudal untuk menyerang target militer di wilayah Rusia yang dekat dengan perbatasan bersama kedua negara.

    “Kami pasti akan terus menyerang target militer Rusia dengan pesawat nirawak dan rudal,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Di samping pesawat nirawak yang menghantam blok apartemen, tiga pesawat nirawak ditembak jatuh dan tiga lainnya diredam oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    Dalam sebuah unggahan di Telegram, dia mengatakan Kyiv melampiaskan ‘kemarahannya atas kekalahan militer yang nyata terhadap penduduk Rusia yang cinta damai’.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tentara telah merebut sebuah desa baru di dekat kota utama Kurakhove di Ukraina timur tempat pasukan Rusia telah membuat kemajuan besar dalam beberapa bulan terakhir. Serangan terhadap Kazan terjadi sehari setelah serangan Rusia terhadap ibu kota Ukraina Kyiv menewaskan satu orang dan melukai 13 orang dan setelah lima orang tewas akibat serangan Ukraina di wilayah perbatasan Rusia, Kursk.

    (haf/imk)

  • Zelensky Unggah Pertemuan dengan Direktur CIA di Ukraina

    Zelensky Unggah Pertemuan dengan Direktur CIA di Ukraina

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan telah bertemu dengan Direktur CIA Amerika Serikat (AS) William Burns di Ukraina. Hal in sebuah pengungkapan publik yang langka mengenai pertemuan antara keduanya di tengah invasi Rusia.

    Seperti dilansir AFP, Minggu (22/12/2024), Amerika Serikat telah menjadi pendukung keuangan dan militer terpenting Ukraina dalam hampir tiga tahun sejak Moskow menginvasi, dan Washington juga dilaporkan telah secara rutin berbagi intelijen militer dengan Ukraina untuk mendukung pertahanannya.

    Zelensky mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan Direktur CIA Burns pada beberapa kesempatan selama perang, tetapi pertemuan mereka tidak diungkapkan.

    “Bill Burns melakukan kunjungan terakhirnya ke Ukraina sebagai Direktur CIA,” kata Zelensky dalam sebuah posting di Telegram.

    “Dia dan saya telah mengadakan banyak pertemuan selama perang ini, dan saya berterima kasih atas bantuannya,” tambahnya.

    “Biasanya, pertemuan seperti itu tidak dilaporkan ke publik, dan semua pertemuan kami — di Ukraina, di negara-negara Eropa lainnya, di Amerika, dan di bagian lain dunia — diadakan tanpa informasi resmi,” kata Zelensky.

    Burns akan meninggalkan jabatan kepala CIA yang sangat penting saat Presiden terpilih AS Donald Trump mengangkat kandidatnya sendiri.

    Zelensky pada Sabtu (21/12) mengunggah foto dirinya berjabat tangan dengan Burns di depan lambang negara Ukraina. Dia tidak mengatakan kapan pertemuan itu berlangsung, tetapi mengatakan itu akan menjadi pertemuan terakhir mereka sebelum Burns meninggalkan jabatannya.

    Pertemuan itu terjadi pada saat yang kritis dalam perang, satu bulan sebelum Trump berkuasa. Partai Republik telah berjanji untuk mengakhiri perang dalam hitungan jam, yang memicu kekhawatiran bahwa Kyiv dapat dipaksa menerima perdamaian dengan persyaratan yang menguntungkan Moskow.

    (rfs/rfs)

  • Perang Dunia 3 Bisa Batal, 2 Tokoh Besar Dunia Ini ‘Mau’ Bertemu

    Perang Dunia 3 Bisa Batal, 2 Tokoh Besar Dunia Ini ‘Mau’ Bertemu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, bahwa ia siap untuk berunding dengan Presiden terpilih AS Donald Trump. Bahkan, menurutnya mau berdiskusi “kapan saja”.

    Di samping itu, Trump sendiri telah menyerukan dimulainya negosiasi, yang memicu kekhawatiran di Ukraina bahwa ia dapat memaksa Kyiv untuk menerima perdamaian dengan persyaratan yang menguntungkan Moskow. Namun, ia sendiri baru akan resmi memimpin 20 Januari 2025.

    “Saya tidak tahu kapan saya akan menemuinya,” kata Putin dalam sebuah konferensi peras akhir tahun Kamis, dimuat AFP, Jumat (20/12/2024).

    “Ia tidak mengatakan apa pun tentang hal itu. Saya belum berbicara dengannya selama lebih dari empat tahun. Tentu saja saya siap untuk itu. Kapan saja,” tambahnya.

    “Jika kita pernah mengadakan pertemuan dengan Presiden terpilih Trump, saya yakin kita akan memiliki banyak hal untuk dibicarakan,” jelasnya lagi menambahkan Rusia bersiap untuk “negosiasi dan kompromi”.

    Sebelumnya kekhawatiran akan perang dunia 3 (PD 3) muncul setelah pemerintah Presiden AS saat ini Joe Biden, mengizinkan Ukraina memakai senjata Army Tactical Missile System (ATACMS) milik Wahington untuk menyerang ke dalam Rusia. Hal tersebut kemudian membuat Putin mengubah doktrin nuklir, di mana Rusia akan mempertimbangkan serangan nuklir jika negara itu atau sekutunya Belarusia, menghadapi agresi dengan penggunaan senjata konvensional yang menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan dan (atau) integritas teritorial mereka.

    Kemenangan Rusia & Rudal Balistik Hipersonik

    Di kesempatan yang sama, pria berusia 72 tahun itu mengatakan pasukannya kini memegang kendali di medan perang.

    Klaimnya itu datang setelah muncul laporan serangan Rusia di timur laut Ukraina telah menewaskan tiga orang, ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia.

    “Kami benar-benar akan mengusir mereka,” ujar Putin menyebut pasukan Ukraina.

    “Benar-benar. Tidak mungkin dengan cara lain. Namun, pertanyaan tentang tanggal tertentu, maaf, saya tidak dapat mengatakannya sekarang,” tambahnya saat seorang wanita dari wilayah medan perang utama, Kurk, menanyakan kapan ia bisa kembali ke rumah mereka di sana.

    Ia pun mengulangi ancamannya untuk menyerang Kyiv dengan rudal balistik hipersonik baru Rusia, Oreshnik. Menurutnya senjata itu akan membuktikan “duel teknologi tinggi” antara Barat dan Rusia untuk menguji pertahanan udara mana yang paling kebal.

    “Biarkan mereka menetapkan beberapa target untuk diserang, katakanlah di Kyiv,” katanya.

    “Mereka akan memusatkan semua pertahanan udara mereka di sana. Dan kami akan meluncurkan serangan Oreshnik di sana dan melihat apa yang terjadi,” tambahnya.

    Ekonomi Rusia

    Di kesempatan yang sama, Putin juga berbicara soal update ekonomi Rusia. Negeri itu kini menghadapi inflasi tinggi, di tengah peningkatan besar pengeluaran negara dan kekurangan tenaga kerja akibat konflik.

    “Situasinya stabil, meskipun ada ancaman eksternal dengan menyebutkan pengangguran yang rendah dan pertumbuhan industri,” klaimnya.

    “(Namun) inflasi merupakan sinyal yang mengkhawatirkan,” tambahnya menyebut harga untuk makanan seperti mentega dan daging “tidak menyenangkan”.

    Ia mengklaim sanksi Barat ke Rusia merupakan faktor meski, tegasnya, tidak memiliki “signifikansi utama”. Ia berharap bank sentral, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada hari Jumat untuk mendinginkan inflasi, akan mengambil keputusan yang “seimbang”.

    (pgr/pgr)

  • Putin Tantang Ukraina Duel Rudal dengan Rusia, Zelensky: Apakah Dia Berakal Sehat? – Halaman all

    Putin Tantang Ukraina Duel Rudal dengan Rusia, Zelensky: Apakah Dia Berakal Sehat? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menantang Ukraina untuk melakukan duel rudal dengan Rusia untuk menguji sistem pertahanan.

    Putin menegaskan Rusia siap meluncurkan lebih banyak rudal Oreshnik ke berbagai wilayah termasuk pusat pengambilan keputusan di Kyiv jika Ukraina terus menggunakan senjata Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk menyerang wilayahnya.

    Dia menggambarkan rudal baru Rusia sebagai senjata yang tak terkalahkan.

    Presiden Rusia itu juga mengusulkan gagasan duel teknologi tinggi di mana Rusia akan meluncurkan rudal Oreshnik ke Ukraina dan Kyiv akan mencoba menembak jatuh mereka dengan pertahanan anti-rudal yang disediakan oleh Barat.

    Putin menilai Rusia seharusnya melancarkan serangan terhadap Ukraina lebih awal dan mempersiapkan diri dengan lebih baik.

    “Rusia telah ditipu dan dipaksa untuk mengambil langkah tersebut,” kata Putin dalam konferensi pers, Kamis (19/12/2024), merujuk pada invasinya ke Ukraina.

    “Jika memungkinkan untuk melihat ke belakang dan menyadari apa yang terjadi hari ini, saya akan mempertimbangkan keputusan untuk melancarkan operasi khusus lebih awal,” tambahnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Zelensky: Apakah Dia Berakal Sehat?

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengejek tantangan Putin untuk melakukan duel rudal dan menguji sistem pertahanan udara dari negara Barat yang digunakan di Ukraina.

    “Apakah menurut Anda dia adalah orang yang berakal sehat?” kata Zelensky berpidato di hadapan Dewan Eropa di Brussels, Belgia, Kamis.

    Zelensky meluncurkan seruan baru kepada sekutu negaranya di Eropa untuk membantu mencapai perdamaian abadi di negaranya.

    Ia ingin perang berhenti dan tidak hanya menghentikan permusuhan, seperti yang diinginkan Putin untuk mengulur waktu.

    “Kita harus menekan Moskow untuk bergerak menuju pencapaian perdamaian yang nyata, berkelanjutan, dan terjamin,” kata Zelensky.

    “Saya percaya bahwa hanya melalui persatuan ini Amerika Serikat dan Eropa dapat menghentikan (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan menyelamatkan Ukraina,” tambahnya.

    Tuntutan Rusia

    Putin berulang kali mengungkap beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Ukraina agar Rusia menghentikan agresinya.

    Rusia menuntut agar Ukraina menyerahkan empat wilayah yang sebagian dikuasainya; Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia pada tahun 2022 serta Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.

    Rusia juga menuntut agar Ukraina meninggalkan gagasan untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

    Zelensky selalu menolak keras pemberian konsesi apa pun, namun ia telah melunakkan posisinya dalam beberapa bulan terakhir mengingat kesulitan yang dihadapi tentaranya di garis depan dan kekhawatiran akan berkurangnya bantuan Barat.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

  • Zelensky Ngaku Butuh Kerja Sama AS-Eropa untuk Wujudkan Perdamaian

    Zelensky Ngaku Butuh Kerja Sama AS-Eropa untuk Wujudkan Perdamaian

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya membutuhkan Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk mendukung perdamaian yang langgeng. Hal ini ia katakan saat bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak sebelum pelantikan Donald Trump.

    Dilansir AFP, Kamis (19/12/2024), Trump kembali ke Gedung Putih bulan depan setelah berjanji untuk segera mengakhiri konflik yang menurut NATO telah menewaskan lebih dari satu juta orang. Data ini terhitung sejak invasi Presiden Rusia Vladimir Putin tahun 2022.

    Pembicaraan ini semakin beralih ke cara-cara Eropa membantu menjamin gencatan senjata, dengan diskusi awal mengenai kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian suatu hari nanti.

    Namun, hanya ada sedikit hal spesifik dan Zelensky bersikeras bahwa langkah apapun untuk mengamankan perdamaian harus melibatkan kekuatan Amerika Serikat.

    “Saya yakin bahwa jaminan Eropa tidak akan cukup untuk Ukraina,” kata Zelensky setelah pembicaraan dengan rekan-rekannya di Uni Eropa.

    Zelensky mengatakan bahwa ia mendukung inisiatif yang diusulkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk kemungkinan mengerahkan pasukan Barat — tetapi itu perlu dijabarkan.

    “Yang terpenting adalah ini bukan cerita yang dibuat-buat, kita butuh mekanisme yang efektif,” tambahnya.

    Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa khawatir bahwa kembalinya Trump berarti Republikan yang mudah berubah itu dapat memangkas dukungan untuk militer Ukraina. Lalu memaksa Zelensky untuk membuat konsesi yang menyakitkan kepada Moskow.

    (azh/azh)

  • Putin Sebut Rusia Siap Berkompromi dengan Trump untuk Akhiri Perang di Ukraina – Halaman all

    Putin Sebut Rusia Siap Berkompromi dengan Trump untuk Akhiri Perang di Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Titik terang terkait berakhirnya konflik antara Rusia dan Ukraina sepertinya mulai terlihat dalam beberapa waktu ini.

    Hal ini didukung dengan pernyataan terbaru Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis (19/12/2024).

    Dikutip dari Reuters, Putin mengatakan bahwa ia siap untuk berkompromi dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump, untuk mengakhiri perang  di Ukraina melalui sejumlah perundingan.

    Putin juga menegaskan Rusia tidak mengajukan syarat apapun untuk memulai pembicaraan dengan pihak berwenang di AS dan Ukraina untuk mengakhiri konflik yang ada.

    Tak hanya dengan Trump, Putin juga mengaku siap bernegosiasi dengan siapa pun, termasuk Presiden Volodymyr Zelensky guna mengakhiri konflik yang sudah memasuki hari ke-1030 tersebut.

    Pernyataan tersebut disampaikan Putin, dalam sesi tanya jawab tahunan dengan warga Rusia di Stasiun TV Kenegaraan Rusia.

    Kesiapan Rusia untuk melakukan perundingan damai dengan Ukraina tersebut disampaikan saat seorang jurnalis dari saluran berita AS menanyakan soal Trump kepadanya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Trump kerap mengatakan bahwa penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina adalah salah satu prioritas utamanya saat kembali menjadi Presiden AS untuk kedua kalinya pada Januari mendatang.

    Menanggapi janji kampanye tersebut, sang wartawan pun bertanya kepada Putin mengenai apa yang bisa ia tawarkan kepada Trump terkait rencana tersebut.

    “Kami selalu mengatakan bahwa kami siap untuk melakukan negosiasi dan berkompromi,” jawab Putin.

    Putin menilai bahwa keinginan serupa juga terjadi di pihak Ukraina untuk mengakhiri konflik yang telah berlarut-larut tersebut.

    “Orang-orang di Ukraina yang ingin terus berperang akan segera habis jumlahnya, jadi menurut pendapat saya, tidak akan ada lagi orang yang tersisa (di Ukraina) yang ingin terus berperang.” ungkap Putin.

    Namun demikian, Putin meminta Ukraina juga harus siap dan serius berkomitmen untuk mengakhiri konflik yang ada.

    Ia menilai perundingan tak akan terjadi bila Ukraina terus melakukan perlawanan dan penentangan terhadap ajakan untuk berunding.

    “Kami siap, tetapi pihak lain (Ukraina) juga harus siap untuk melakukan perundingan dan kompromi.” pungkas Putin.

    Keinginan Rusia untuk segera mengakhiri konflik di Ukraina ini juga dilaporkan mulai terlihat sejak bulan lalu.

    Berdasarkan informasi dari narasumber Reuters di dalam Pemerintahan Rusia, Putin dilaporkan mulai terbuka untuk membahas kesepakatan gencatan senjata Ukraina dengan Trump.

    Namun demikian, Putin menolak untuk membuat konsesi teritorial besar dan bersikeras agar Ukraina meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.

    Terkait ajakan perundingan damai dengan Rusia tersebut, beberapa politisi Ukraina memberikan respons pesimis.

    Beberapa politis di Ukraina menganggap draf kesepakatan dari Rusia tersebut sebagai bentuk penyerahan diri.

    Selain itu, mereka juga menilai tuntutan Rusia agar Ukraina mengundurkan diri dari proses pendaftaran anggota NATO dinilai melemahkan ambisi militer dan politik pemerintahan mereka.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Korsel Sebut Tentara Korut Cuma Jadi Tumbal di Perang Rusia-Ukraina

    Korsel Sebut Tentara Korut Cuma Jadi Tumbal di Perang Rusia-Ukraina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korea Selatan menuding tentara Korea Utara yang membantu Rusia dalam perang menjadi tumbal pertempuran Negeri Beruang Merah dan Ukraina.

    Anggota parlemen Korsel Lee Seong Kweun mengutip laporan lembaga mata-mata Korsel Badan Intelijen Nasional (NIS), menyebut Rusia sengaja menempatkan tentara Korut di garis depan untuk menjadi tameng mereka menghadapi serangan Ukraina.

    “Tentara Korea Utara dihabiskan untuk serangan garis depan di lingkungan medan tempur yang tak diketahui di lapangan terbuka,” kata Lee pada Kamis (19/12), dikutip Radio Free Asia.

    Lee juga mengatakan pasukan Rusia kerap mengeluh karena tentara Korut tak memiliki kemampuan tempur termasuk mengoperasikan senjata.

    “Mereka tak punya kemampuan menanggapi serangan drone,” imbuh dia.

    Pasukan Rusia, lanjut Lee, menyebut tentara Korut sebagai “beban.”

    Menurut laporan NIS sekitar 11.000 tentara Korut diyakini berada di wilayah Kursk. Mereka terlibat dalam pertempuran yang sesungguhnya sejak Desember.

    “Setidaknya 100 orang tewas dan jumlah yang terluka diperkirakan mencapai 1.000 orang,” demikian laporan badan mata-mata itu.

    Konfirmasi Korsel mengenai korban jiwa dari pihak Korea Utara muncul usai Ukraina merilis video yang menunjukkan sekitar 50 tentara Korut tewas dalam serangan drone di Kursk pada akhir pekan lalu.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menuding Rusia membakar tentara Korut yang tewas dalam perang itu.

    Keterlibatan pasukan Korut dalam perang dua negara di Eropa Timur itu terjadi saat hubungan Pyongyang dan Moskow menguat dalam beberapa tahun terakhir.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]