Tag: Volodymyr Zelensky

  • Zelensky Puji Trump Usai Bilang Ukraina Bisa Rebut Wilayah dari Rusia

    Zelensky Puji Trump Usai Bilang Ukraina Bisa Rebut Wilayah dari Rusia

    New York

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melontarkan pujian untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan bahwa Ukraina bisa merebut kembali wilayah-wilayahnya yang diduduki Rusia selama perang. Zelensky menyebut pernyataan terbaru Trump itu sebagai “gamechanger”.

    Trump dan Zelensky melakukan pertemuan pada Selasa (23/9), di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, AS. Usai pertemuan itu, Trump memposting pernyataan panjang via media sosial Truth Social yang isinya menandai perubahan sikap terhadap Rusia.

    Dalam pernyataan itu, Trump mengatakan bahwa Ukraina bisa memulihkan perbatasannya seperti sebelum invasi Rusia itu. Ini menjadi momen pertama kalinya sejak menjabat Presiden AS, Trump menyarankan Kyiv bisa merebut kembali semua wilayahnya yang direbut Moskow sejak tahun 2014.

    Trump sebelumnya menyarankan Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia demi mengamankan kesepakatan damai.

    Dalam tanggapannya, seperti dilansir CNN, Rabu (24/9/2025), Zelensky memuji pernyataan terbaru Trump itu sebagai “perubahan besar”. Dia juga menyebut presiden AS itu sebagai “seorang gamechanger” atau sosok yang bisa mengubah situasi.

    “Unggahan Trump ini, sebuah perubahan besar,” kata Zelensky dalam konferensi pers pada Selasa (23/9) sore, merujuk pada pernyataan Trump via media sosial.

    Lebih lanjut, Zelensky mengatakan kepada wartawan bahwa dalam pertemuan terbaru di New York, dirinya memberikan penjelasan kepada Trump “tentang apa yang sedang terjadi”. Dia mengklaim bahwa Trump “sependapat dengan dirinya” soal situasi di medan perang.

    “Saya pikir presiden (Trump) — dia mengetahui beberapa detail. Dan saya pikir dia mengetahui lebih banyak detail … daripada sebelumnya. Dan saya senang dengan ini, dan saya berterima kasih kepadanya, atau mungkin juga padanya, kepada orang-orangnya yang memberikan pengarahan kepadanya,” ujar Zelensky.

    Saat ditanya apakah menjadi “gamechanger” jika Trump meyakini Ukraina bisa menang, Zelensky menjawab: “Trump sendiri merupakan seorang gamechanger.”

    Trump, dalam pernyataan via Truth Social yang diposting usai pertemuan dengan Zelensky, mengatakan Ukraina bisa memulihkan perbatasannya seperti sebelum invasi Rusia. Dia juga mengatakan bahwa Kyiv harus bertindak sekarang ketika Moskow menghadapi masalah ekonomi “besar”.

    “Setelah melihat kekuatan ekonomi yang ditimbulkan (oleh perang) terhadap Rusia, saya pikir Ukraina, dengan dukungan Ukraina, berada dalam posisi untuk melawan dan MEMENANGKAN kembali semua seluruh wilayah Ukraina ke bentuk aslinya,” tulis Trump dalam pernyataannya.

    “Putin dan Rusia berada dalam masalah ekonomi BESAR, dan inilah saatnya bagi Ukraina untuk bertindak,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Berubah Lagi, Trump Bilang Ukraina Bisa Rebut Kembali Wilayah dari Rusia

    Berubah Lagi, Trump Bilang Ukraina Bisa Rebut Kembali Wilayah dari Rusia

    New York

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Ukraina bisa merebut kembali wilayah-wilayahnya yang diduduki Rusia dalam perang selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disampaikan saat Trump bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Trump juga meyakini bahwa negara-negara anggota aliansi NATO harus menembak jatuh pesawat Moskow yang terdeteksi memasuki wilayah udara mereka.

    Pernyataan terbaru Trump yang disampaikan di sela-sela PBB di New York itu, seperti dilansir CNN, Rabu (24/9/2025), menandai perubahan signifikan dalam sikap Trump terhadap Rusia.

    Komentar Trump soal Ukraina bisa memulihkan perbatasannya seperti sebelum invasi Rusia itu merupakan pertama kalinya sejak menjabat Presiden AS, dia menyarankan Kyiv bisa merebut kembali semua wilayahnya yang direbut Moskow sejak tahun 2014.

    Trump sebelumnya menyarankan Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia demi mengamankan kesepakatan damai.

    Sedangkan pernyataan Trump soal NATO harus menembak jatuh pesawat Moskow itu menunjukkan kesediaannya untuk menempatkan aliansi pertahanan tersebut dalam konflik secara langsung dengan Rusia, daripada sekadar memasok senjata kepada Kyiv.

    Ketika ditanya soal apakah NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia yang masuk wilayah udara negara anggota aliansi itu, Trump menjawab: “Iya, saya bersedia.”

    Dalam pernyataan lanjutan via media sosial Truth Social usai pertemuan dengan Zelensky, Trump mengatakan bahwa Ukraina harus bertindak sekarang ketika Rusia menghadapi masalah ekonomi “besar”. Pernyataan ini lagi-lagi menandai pergeseran retorika secara tiba-tiba dan mencolok yang menguntungkan Kyiv.

    “Setelah melihat kekuatan ekonomi yang ditimbulkan (oleh perang) terhadap Rusia, saya pikir Ukraina, dengan dukungan Uni Eropa, berada dalam posisi untuk melawan dan MEMENANGKAN kembali semua seluruh wilayah Ukraina ke bentuk aslinya,” tulis Trump dalam pernyataannya.

    “Dengan waktu, kesabaran, dan dukungan finansial dari Eropa dan, khususnya NATO, perbatasan asli tempat perang ini dimulai, sangatlah memungkinkan. Mengapa tidak?” imbuhnya. Namun tidak diketahui secara jelas soal perbatasan mana yang dimaksud oleh Trump dalam pernyataannya.

    Lebih lanjut, dia mengatakan perang telah membuat Rusia tampak seperti “macan kertas”, dan menegaskan bahwa perang telah memakan dana yang besar untuk Moskow, bahkan hingga membuat warga Rusia kesulitan mendapatkan bensin.

    “Ukraina akan mampu merebut kembali negara mereka dalam bentuk aslinya dan, siapa tahu, mungkin bisa lebih jauh dari itu!” cetus Trump dalam postingannya yang panjang.

    “(Presiden Vladimir) Putin dan Rusia berada dalam masalah ekonomi BESAR, dan inilah saatnya bagi Ukraina untuk bertindak,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rusia Gencarkan Serangan ke Ukraina, Zelensky Akan Bertemu Trump

    Rusia Gencarkan Serangan ke Ukraina, Zelensky Akan Bertemu Trump

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu depan. Pertemuan ini akan dilakukan seiring Rusia menggencarkan serangan di Ukraina.

    Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesarnya pada Jumat (19/9) malam waktu setempat, dengan menembakkan 40 rudal dan sekitar 580 drone ke Ukraina. Zelensky mengatakan bahwa rentetan serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai puluhan orang lainnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/9/2025), Zelensky mengatakan ia akan mengadakan “pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat”. Dia menambahkan bahwa ia akan membahas jaminan keamanan untuk Ukraina dan sanksi terhadap Rusia selama pembicaraan dengan Trump tersebut.

    Sebelumnya, Ukraina bersikeras soal jaminan keamanan yang didukung Barat untuk mencegah serangan Rusia di masa mendatang. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa pasukan Barat di Ukraina akan menjadi target serangan yang sah.

    Upaya yang dipimpin AS untuk segera mengakhiri perang telah mandek, dan Rusia secara efektif mengesampingkan pertemuan antara Putin dan Zelensky — sesuatu yang menurut Ukraina merupakan satu-satunya jalan menuju perdamaian.

    “Kami mengantisipasi sanksi jika tidak ada pertemuan antara para pemimpin atau, misalnya, tidak ada gencatan senjata,” kata Zelensky dalam komentar yang dirilis oleh kepresidenan Ukraina pada hari Sabtu (20/9).

    “Kami siap untuk bertemu dengan Putin. Saya telah membicarakan hal ini. Baik bilateral maupun trilateral. Dia belum siap,” tambah Zelensky.

    Tiga putaran perundingan damai langsung antara Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki telah gagal menghasilkan apa pun, selain pertukaran tahanan skala besar.

    Rusia telah mempertahankan serangkaian tuntutan garis keras, termasuk agar Ukraina sepenuhnya menyerahkan wilayah Donbas — sebagian wilayah yang masih dikuasainya.

    Kyiv telah menolak konsesi teritorial dan menginginkan pasukan Eropa dikerahkan ke Ukraina sebagai pasukan penjaga perdamaian, sesuatu yang dianggap Moskow tidak dapat diterima.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Serangan Besar-besaran, Rusia Tembakkan 580 Drone-40 Rudal ke Ukraina

    Serangan Besar-besaran, Rusia Tembakkan 580 Drone-40 Rudal ke Ukraina

    Jakarta

    Rusia menembakkan 580 drone dan 40 rudal ke Ukraina dalam “serangan besar-besaran”, salah satu yang terbesar dalam beberapa minggu terakhir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa serangan Rusia itu menewaskan tiga orang dan melukai puluhan orang lainnya.

    Meskipun ada upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk memediasi perdamaian, Rusia terus menggempur Ukraina dengan drone dan rudal, dan Kyiv menyalahkan Moskow karena sengaja menghambat upaya perdamaian.

    “Sepanjang malam, Ukraina diserang besar-besaran oleh Rusia. Musuh meluncurkan 40 rudal – jelajah dan balistik – dan sekitar 580 drone berbagai jenis,” kata Zelensky di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/9/2025).

    “Sampai saat ini, kami mengetahui puluhan orang terluka akibat serangan tersebut, dan, sayangnya, tiga orang tewas,” tambahnya.

    Sergiy Lysak, kepala administrasi militer di wilayah Dnipropetrovsk, mengatakan serangan tersebut menewaskan satu orang dan melukai 26 orang, dengan satu orang dalam kondisi serius.

    Vyacheslav Chaus dari pemerintahan regional di Chernigiv, Ukraina utara, mengatakan seorang pria berusia 62 tahun tewas dalam serangan drone.

    Ukraina mengeluarkan peringatan udara nasional, dengan para pejabat melaporkan serangan-serangan lain di wilayah sekitar ibu kota Ukraina, Kyiv.

    Sekitar 20 bangunan tempat tinggal rusak di wilayah Khmelnytskyi, kata pejabat setempat, Sergiy Tyurin di Telegram. Dia menambahkan bahwa satu jenazah ditemukan “saat pemadaman api di salah satu rumah.”

    Sementara itu, para pejabat Rusia mengatakan pasukan mereka telah menangkis serangan “besar-besaran” Ukraina di wilayah Volgograd dan Rostov, sementara satu orang terluka di wilayah Saratov di dekatnya.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa sistem peringatan pertahanan udaranya “mencegat dan menghancurkan” 149 drone Ukraina dalam semalam.

    Diketahui bahwa pasukan Rusia telah bergerak cepat di Ukraina timur selama berbulan-bulan, mencoba menguasai wilayah Donetsk dan Lugansk.

    Harapan akan gencatan senjata telah memudar sejak Presiden AS Donald Trump mengadakan pertemuan tingkat tinggi terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky bulan lalu.

    Pada hari Jumat, Estonia mengatakan tiga pesawat angkatan udara Rusia melanggar wilayah udaranya, memicu kekhawatiran di Uni Eropa dan NATO akan provokasi baru yang berbahaya dari Moskow. Namun, Moskow membantah tuduhan pelanggaran wilayah udara Estonia tersebut.

    Lihat juga Video: Serangan Besar-besaran Rusia ke Zaporizhzhia Tewaskan 1 Orang

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Perang Rusia-Ukraina Tamat? Zelensky Siap Bertemu Putin Tanpa Syarat

    Perang Rusia-Ukraina Tamat? Zelensky Siap Bertemu Putin Tanpa Syarat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa prasyarat. Namun, ia menolak rencana pertemuan yang digelar di Moskow.

    “Saya siap bertemu dengan Trump dan Putin dalam format trilateral atau bilateral. Saya siap bertemu tanpa prasyarat apa pun,” kata Zelensky dalam wawancara dengan Sky News, dikutip Jumat (19/9/2025).

    Zelensky menegaskan negosiasi dapat dilakukan di negara lain. Ia mengungkapkan telah menerima sejumlah tawaran dari Amerika Serikat dan Eropa terkait lokasi pertemuan.

    Sebelumnya, Putin menyebut Moskow sebagai tempat terbaik untuk pertemuan dengan Zelensky. Ia juga memastikan keselamatan Zelensky dan delegasi Kyiv akan dijamin jika datang.

    “Kami akan menjamin keamanan Zelensky dan perwakilan Kyiv,” kata Putin dalam Forum Ekonomi Timur, seperti dikutip TASS.

    Namun, Zelensky kembali menolak undangan tersebut saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menegaskan belum ada urgensi membahas pertemuan trilateral. “Hingga rezim Kiev menanggapi usulan Rusia secara wajar, tidak ada gunanya membicarakan kemungkinan pertemuan puncak antara Rusia, Ukraina, dan AS,” ujarnya.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Zelensky Bertemu Pasukannya di Donetsk, Sebut Pukul Mundur Serangan Rusia

    Zelensky Bertemu Pasukannya di Donetsk, Sebut Pukul Mundur Serangan Rusia

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu pasukan di wilayah Donetsk timur. Zelensky mengumumkan bahwa militernya telah memukul mundur beberapa serangan Rusia selama musim panas.

    Dilansir AFP, Senin (19/9/2025), pemimpin Ukraina tersebut mengatakan pasukannya telah merebut kembali lahan seluas 160 kilometer persegi (62 mil persegi) di dekat kota pertambangan batu bara Dobropillia di wilayah timur, tempat Rusia menembus pertahanan Ukraina pada bulan Agustus.

    “Selangkah demi selangkah, para pejuang membebaskan tanah kami. Sejak awal operasi, 160 kilometer persegi dan tujuh permukiman telah direbut kembali,” kata Zelensky di X.

    Zelensky tidak mengatakan kapan Ukraina memperoleh keuntungan tersebut, tetapi mengatakan bahwa serangan balasan masih berlangsung dan bahwa Rusia telah “menderita ribuan kerugian”.

    Rusia melancarkan invasinya pada Februari 2022 dan pasukannya telah bergerak cepat di Ukraina timur selama berbulan-bulan, mencoba menguasai wilayah Donetsk dan Lugansk.

    Ukraina dan sekutu Barat-nya mengatakan pasukan Rusia menderita kerugian besar untuk perolehan teritorial yang relatif kecil, sementara meninggalkan kota-kota dan desa-desa yang hancur.

    Rusia membantah menargetkan warga sipil. Serangan udara Rusia di kota Kostiantynivka, wilayah Donetsk, Kamis pagi menewaskan lima orang, kata polisi.

    Kota itu terletak sekitar delapan kilometer (lima mil) dari garis depan dan dikepung oleh pasukan Rusia di tiga sisi, menurut peta medan perang daring DeepState, yang terhubung dengan tentara Ukraina.

    (rfs/rfs)

  • Rusia Menyerang, 24 Warga Ukraina Sedang Cairkan Dana Pensiun Tewas

    Rusia Menyerang, 24 Warga Ukraina Sedang Cairkan Dana Pensiun Tewas

    Kyiv

    Rusia meluncurkan serangan udara ke Ukraina. Serangan itu menewaskan 24 orang yang sedang menunggu pembayaran pensiun di Ukraina timur, tempat pasukan Rusia sedang mengerahkan pasukan untuk serangan besar-besaran.

    Dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah video yang menunjukkan beberapa mayat berserakan di tanah, dekat sebuah minivan dan taman bermain yang terbakar.

    “Serangan udara Rusia yang brutal dengan bom udara di permukiman pedesaan Yarova di wilayah Donetsk. Langsung mengenai orang-orang. Warga sipil biasa. Tepat saat dana pensiun sedang dicairkan,” tulis Zelensky secara daring.

    Moskow telah mengklaim kawasan industri tersebut sebagai bagian dari Rusia meskipun tidak memiliki kendali penuh atasnya.

    Kiev mengatakan Kremlin telah mengerahkan 100.000 tentara di bagian penting garis depan untuk serangan baru.

    Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyebut 24 orang tewas. Sementara militer Ukraina mengatakan Moskow telah menjatuhkan bom luncur — senjata bersayap yang membantu mereka terbang hingga puluhan kilometer.

    Bom luncur adalah bagian dari persenjataan yang dikembangkan Rusia untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Ukraina dan memperluas garis depan.

    Zelensky mendesak sekutu Ukraina untuk merespons serangan tersebut.

    “Tanggapan dibutuhkan dari Amerika Serikat. Tanggapan dibutuhkan dari Eropa. Tanggapan dibutuhkan dari G20,” ujarnya.

    (fas/jbr)

  • Trump Kesal Rusia Terus Serang Ukraina, Ancam Lebih Banyak Sanksi

    Trump Kesal Rusia Terus Serang Ukraina, Ancam Lebih Banyak Sanksi

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia, setelah Moskow melancarkan serangan udara terbesar ke Ukraina.

    Rentetan rudal dan drone Rusia menghujani berbagai wilayah Ukraina pada Minggu (7/9) dini hari, hingga menewaskan sedikitnya empat orang dan memicu kebakaran pada kantor-kantor pemerintahan di ibu kota Kyiv.

    Trump, seperti dilansir AFP, Senin (8/9/2025), mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya “tidak senang dengan seluruh situasi tersebut”. Dia mengatakan dirinya siap untuk menjatuhkan rentetan sanksi baru terhadap Moskow.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengharapkan respons “keras” dari AS.

    “Penting untuk adanya respons yang luas dari mitra-mitra terhadap serangan hari ini,” ucap Zelensky dalam pidatonya pada Minggu (7/9) malam. Dia menyebut Putin sedang “menguji dunia”.

    “Kami mengharapkan respons yang kuat dari Amerika. Itulah yang dibutuhkan,” tegas Zelensky

    Rusia semakin mengintensifkan serangannya terhadap Ukraina sejak pertemuan antara Trump dan Presiden Vladimir Putin, yang digelar di Alaska pada 15 Agustus lalu, gagal mencapai terobosan dalam gencatan senjata.

    Setelah serangan terhadap Kyiv pada Minggu (7/9), api tampak berkobar dari atap kompleks pemerintahan yang luas dan menampung kabinet menteri Ukraina di jantung ibu kota negara tersebut. Ini merupakan pertama kalinya kompleks tersebut terdampak serangan selama perang berkecamuk tiga setengah tahun terakhir.

    Rentetan serangan drone juga merusak beberapa gedung bertingkat di Kyiv.

    Rusia membantah telah menargetkan warga sipil di Ukraina. Otoritas Moskow mengklaim pasukan telah menyerang sebuah pabrik dan pusat logistik di Kyiv. Sedangkan Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan “tidak ada serangan yang dilancarkan terhadap target lain di dalam perbatasan Kyiv”.

    Data yang dilaporkan Angkatan Udara Ukraina menyebut Rusia telah meluncurkan sedikitnya 810 drone dan 13 rudal ke wilayah Ukraina antara Sabtu (6/9) tengah malam hingga Minggu (7/9) dini hari.

    Perdana Menteri (PM) Ukraina Yulia Svyrydenko memposting video yang menunjukkan kerusakan pada salah satu lantai di gedung pemerintahan.

    “Kami akan memulihkan gedung-gedung tersebut. Tetapi kami tidak bisa mengembalikan nyawa yang hilang. Musuh meneror dan membunuh rakyat kami setiap hari di seluruh negeri,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Putin Keluarkan Ancaman Baru, Siaga Hancurkan Militer Asing di Ukraina

    Putin Keluarkan Ancaman Baru, Siaga Hancurkan Militer Asing di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan ancaman terbaru, mengingatkan tentara-pasukan asing yang bakal masuk ke Ukraina. Dia menyatakan, tentara-pasukan asing yang datang ke Ukraina akan dianggap sebagai target sah untuk diserang.

    “Jika ada pasukan muncul di sana, terutama saat ini, selama operasi militer, kami berasumsi bahwa mereka akan jadi target penghancuran yang sah,” kata Putin, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/9/2025).

    “Dan, jika keputusan yang diambil mengarah ke perdamaian, perdamaian jangka panjang, saya melihat sama sekali tidak ada gunanya kehadiran mereka di wilayah Ukraina. Titik,” tegas Putin.

    Janji Prancis, Eropa & AS Jaga Ukraina

    Pernyataan Putin itu merespon ucapan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengatakan, ribuan tentara asing dapat dikerahkan ke negaranya di bawah jaminan keamanan pascaperang. Meski, pejabat Eropa memandang tanda-tanda perdamaian antara kedua negara masih jauh. Namun, memutuskan untuk bersiap.

    Pernyataan Zelensky itu usai janji 26 negara yang siap menjamin keamanan pascaperang kepada Ukraina. Yang diungkapkan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Kamis (4/9/2025), usai mengadakan pertemuan dengan sekutu Kyiv.

    Menurut Macron, usai pertemuan itu, dia dan para pemimpin Eropa lainnya, bersama Zelensky dan Presiden AS Donald Trump pun telah berbicara lewat telepon. Membahas kontribusi AS dalam jaminan yang dijanjikan itu.

    “Saat konflik berakhir, jaminan keamanan akan diterapkan,” kata Macron dalam konferensi pers di Istana Elysee di Paris, berdiri di samping Zelenskiy, seperti dilansir Reuters.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 26 Negara Siap Kirim ‘Pasukan Penenang’ ke Ukraina Jika Damai dengan Rusia

    26 Negara Siap Kirim ‘Pasukan Penenang’ ke Ukraina Jika Damai dengan Rusia

    Jakarta

    Sebanyak 26 negara berkomitmen mengerahkan pasukan ke Ukraina setelah tercapainya perdamaian dengan Rusia. Hal itu agar mencegah Rusia kembali menyerang Ukraina.

    Hal itu disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron usai pertemuan dengan pemimpin Eropa dan turut dihadiri Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti dilansir AFP, Jumat (5/9/2025).

    “Saat ini ada 26 negara yang telah secara resmi berkomitmen –beberapa lainnya belum mengambil posisi– untuk mengerahkan pasukan sebagai ‘pasukan penenang’ di Ukraina, atau hadir di darat, laut, atau udara,” ujar Macron kepada para wartawan setelah pertemuan puncak.

    “Pasukan ini tidak bermaksud untuk berperang melawan Rusia,” tambah Macron.

    Sementara itu, Macron mengatakan dukungan Amerika untuk jaminan keamanan yang disponsori Eropa akan difinalisasi “dalam beberapa hari mendatang,”. Ia mengatakan “tidak ada keraguan” mengenai kesiapan AS untuk mengambil bagian dalam upaya keamanan tersebut.

    ‘Pasukan penenang’ tersebut sebagai jaminan keamanan yang ingin ditawarkan koalisi yang sebagian besar terdiri dari negara-negara Eropa kepada Ukraina apabila perang dengan Rusia berakhir melalui kesepakatan damai atau gencatan senjata.

    Namun, ada juga kekhawatiran yang berkembang bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini tidak menunjukkan minat pada perjanjian damai, dengan kekhawatiran yang meningkat setelah kunjungannya yang penting ke Beijing minggu ini.

    Usai pertemuan tersebut, para pemimpin Eropa berbicara dengan Presiden AS Donald Trump melalui konferensi video. Beberapa pemimpin Eropa hadir secara langsung dan yang lainnya, seperti Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, secara jarak jauh.

    Pertemuan tersebut merupakan dorongan baru yang dipimpin oleh Macron untuk menunjukkan bahwa Eropa dapat bertindak secara independen dari Washington setelah Trump mengubah kebijakan luar negeri AS dan memulai perundingan langsung dengan Putin setelah kembali ke Gedung Putih.

    Sementara Amerika Serikat diwakili oleh utusan khusus Trump, Steve Witkoff, yang juga bertemu dengan Zelensky secara terpisah.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada sekutu-sekutu Eropanya atas persetujuan untuk mengirim pasukan ke Ukraina pascaperang, dan menyebut langkah tersebut sebagai “langkah konkret” pertama.

    “Saya pikir hari ini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ini adalah langkah konkret serius yang pertama,” ujar Zelensky kepada para wartawan.

    Macron juga mengatakan bahwa negara-negara Eropa akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia-“bekerja sama dengan Amerika Serikat”-jika Moskow terus menolak kesepakatan damai.

    Tump Bakal Telepon Putin

    Dalam kesempatan berbeda, Presiden AS Donald Trump mengatakan segera menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal itu disampaikan Trump setelah sebelumnya melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Eropa.

    “Ya, tentu saja,” kata Trump kepada seorang wartawan yang menanyakan apakah ia akan berbicara dengan pemimpin Rusia tersebut dalam waktu dekat, di sela-sela jamuan makan malam dengan para eksekutif teknologi terkemuka AS di Gedung Putih.

    Adapun percakapan melalui telepon Trump dengan para pemimpin Eropa tersebut dilakukan setelah pertemuan puncak di Paris yang bertujuan untuk memperkuat rencana jaminan keamanan bagi Ukraina jika atau ketika terjadi gencatan senjata.

    Respons Rusia

    Sementara itu Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa komunikasi dengan Trump “dapat diselenggarakan dengan sangat cepat jika diperlukan”. Akan tetapi Rusia menolak mentah-mentah gagasan jaminan keamanan Barat untuk Ukraina.

    “Dapatkah kontingen militer asing, terutama Eropa dan Amerika, menyediakan dan menjamin keamanan bagi Ukraina? Tentu saja tidak, mereka tidak bisa,” kata Peskov kepada kantor berita negara RIA Novosti.

    “Ini bukanlah jaminan keamanan bagi Ukraina yang sesuai dengan negara kita,” tambahnya.

    Tonton juga video “Putin Ungkit Perjanjian Minsk, Salahkan Ukraina Atas Perang” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (yld/knv)