Tag: Volodymyr Zelensky

  • Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1088: Zelensky Desak AS Jamin Keamanan Ukraina sebelum Temui Putin – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1088: Zelensky Desak AS Jamin Keamanan Ukraina sebelum Temui Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.088 pada Sabtu (15/2/2025).

    Pada tengah malam waktu setempat, terjadi 26 serangan di Porkovsk dan 13 serangan di Kursk yang dilakukan Rusia terhadap posisi pasukan Ukraina.

    Rusia juga melakukan 13 serangan di Novopavlovsk.

    Pada pukul 01.00 waktu setempat, empat drone terdeteksi di wilayah udara Ukraina.

    Drone Rusia Rusak Tempat Penahan Radiasi di Chernobyl

    Sebuah pesawat nirawak Rusia menyebabkan kerusakan signifikan pada tempat perlindungan penahanan radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Chornobyl yang sudah tidak digunakan lagi pada Jumat (14/2/2025) malam. 

    “Pesawat nirawak itu menghantam tempat perlindungan radiasi, menyebabkan kebakaran yang kemudian dipadamkan, tulis Zelensky di Telegram. 

    “Menurut penilaian awal, kerusakan pada tempat perlindungan itu signifikan,” katanya.

    Zelensky dan pengawas energi atom PBB mengatakan bahwa tingkat radiasi tetap normal setelah insiden itu.

    Dinas keamanan SBU Ukraina menunjukkan gambar-gambar dari apa yang dikatakannya sebagai pesawat nirawak Shahed.

    SBU mengatakan drone buatan Iran tersebut membawa hulu ledak berdaya ledak tinggi untuk menyerang penutup reaktor.

    Kru Darurat Bekerja di Chernobyl

    Kepala teknisi Chornobyl, Oleksandr Tytarchuk, mengatakan kru darurat tengah berupaya meminimalkan dampak dari jatuhnya drone Rusia di wilayah tersebut. 

    “Penghalang yang seharusnya mencegah penyebaran zat radioaktif telah berhenti berfungsi sesuai dengan desain aslinya,” kata Tytarchuk kepada wartawan di pabrik tersebut. 

    Ia mengatakan pesawat nirawak itu menabrak penutup luar, menembusnya, jatuh ke dalam sistem, dan meledak di sana.

    “Jika ledakan terjadi 15-20 meter lebih jauh, ledakan itu akan langsung menghantam tempat perlindungan lama, yang berusia 40 tahun,” katanya.

    Zelensky ke Wapres AS: Ukraina Ingin Jaminan Keamanan dari AS

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan Wakil Presiden AS J.D. Vance negaranya menginginkan jaminan keamanan dan rencana perdamaian bersama AS-Ukraina sebelum ia memasuki perundingan dengan Putin untuk mengakhiri perang. 

    “Kami berusaha untuk mengamankan perdamaian yang langgeng dan abadi, bukan jenis perdamaian yang akan membuat Eropa Timur berkonflik hanya dalam beberapa tahun ke depan,” kata J.D. Vance kepada Zelensky dalam pertemuan pertama mereka di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, Jumat.

    Kedua pria itu memuji itu sebagai percakapan yang baik dan sepakat perundingan lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah mereka dapat mencapai pemahaman bersama.

    Ukraina dan AS Belum Mencapai Kesepakatan soal Mineral Penting

    Pembicaraan antara Presiden Ukraina Zelensky dan J.D. Vance berakhir tanpa pengumuman kesepakatan mineral penting yang menjadi inti upaya Kyiv untuk mendapatkan dukungan Donald Trump. 

    Sebelumnya Donald Trump mengatakan ia ingin AS mendapat akses ke mineral penting Ukraina sebagai imbalan atas bantuan keamanan setelah ia mengupayakan perundingan antara Zelensky dan Putin untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    “Tim kami akan terus mengerjakan dokumen tersebut,” tulis Zelensky di X, merujuk pada perjanjian dengan AS mengenai akses terharap mineral penting di Ukraina, termasuk mineral tanah jarang, serta titanium, uranium, dan litium.

    Dua anggota delegasi Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa rincian masih perlu dikerjakan. 

    Zelensky: Ukraina Hanya Punya Peluang Kecil untuk Bertahan Tanpa Jaminan Keamanan dari AS

    Presiden Ukraina Zelensky mengatakan negaranya memiliki peluang kecil untuk bertahan hidup dari serangan Rusia tanpa dukungan AS.

    “Mungkin akan sangat, sangat, sangat sulit. Dan tentu saja, dalam semua situasi sulit, Anda memiliki peluang. Namun, peluang kami untuk bertahan hidup tanpa dukungan Amerika Serikat akan kecil,” kata presiden Ukraina dalam wawancara di acara Meet the Press bersama Kristen Welker di NBC yang disiarkan pada Minggu lalu.

    Prancis Dukung Ukraina Bernegosiasi dengan Rusia

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan ia meyakinkan Presiden Ukraina Zelensky bahwa hanya Ukraina yang berhak dan dapat mendorong diskusi dengan Rusia.

    “Hanya Ukraina yang dapat mendorong diskusi untuk perdamaian yang solid dan abadi dengan Rusia. Kami akan membantu mereka dalam upaya ini,” tulis Macron di X pada hari Jumat setelah panggilan telepon dengan Zelensky.

    “Jika Trump benar-benar dapat meyakinkan Presiden Putin untuk menghentikan agresi terhadap Ukraina, itu adalah berita bagus,” lanjutnya.

    Rusia Klaim Kuasai 2 Permukiman di Garis Depan

    Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukan Rusia telah menguasai dua permukiman garis depan di wilayah Donetsk timur. 

    “Pasukan Rusia telah merebut desa Zelene Pole yang terletak di antara Pokrovsk dan Velyuka Novosilka,” kata kementerian itu, Jumat.

    Menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia, desa Dachne, sebelah barat kota Kurakhove, juga berhasil direbut.

    Sementara itu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan kedua desa tersebut termasuk di antara 11 permukiman yang telah diserang Rusia di sektor Pokrovsk. Namun, tidak disebutkan bahwa desa-desa tersebut telah berada di bawah kendali Rusia.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Zelensky Bertemu Wapres AS di Munich, Sepakat Gerak Cepat Akhiri Perang

    Zelensky Bertemu Wapres AS di Munich, Sepakat Gerak Cepat Akhiri Perang

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance di Munich. Zelensky menyatakan dalam pertemuan itu disepakati bergerak untuk mewujudkan perdamaian yang nyata dan terjamin.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/2/2025), pertemuan itu berlangsung Jumat (14/2). Zelensky mengatakan bahwa negaranya siap untuk bergerak cepat menuju perdamaian yang nyata dan terjamin.

    “Saya telah melakukan pertemuan yang baik dengan Wakil Presiden AS (Vance). Kami siap untuk bergerak secepat mungkin menuju perdamaian yang nyata dan terjamin,” kata Zelensky di X setelah bertemu Vance di Konferensi Keamanan Munich.

    Zelensky Siap Bertemu Putin

    Zelensky menyatakan siap bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas kesepakatan damai. Hal tersebut disampaikan Zelensky setelah Rusia dan Ukraina sama-sama sepakat ingin mengakhiri perang.

    Dilansir AFP, Jumat (14/2), pernyataan itu disampaikan Zelensky setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghubunginya. Trump juga berkomunikasi dengan Putin.

    “Saya akan bertemu dengan Rusia, hanya dengan satu orang Rusia, dengan Putin, hanya setelah kami memiliki rencana bersama dengan Trump, Eropa,” kata Zelensky dalam bahasa Inggris di Konferensi Keamanan Munich.

    “Dan kami akan duduk bersama Putin dan menghentikan perang. Hanya dalam kasus ini saya siap untuk bertemu,” sambungnya.

    Zelensky turut berbicara mengenai panggilan telepon bersama Trump pada awal minggu ini. Seperti diketahui, Trump sempat menelepon Putin dan Zelensky. Dia menyebut kedua negara sama-sama ingin berdamai.

    Zelensky mengungkap Trump memberinya nomor telepon pribadinya selama panggilan berlangsung. Zelensky mengatakan Trump mengaku siap dihubungi kapan saja.

    “Ya, dia memberi saya nomor teleponnya,” kata Zelensky yang kemudian menirukan ucapan Trump ‘Anda dapat menelepon kapan saja’.

    Sebelumnya, Trump telah berbicara tentang ‘kemungkinan bagus’ untuk mengakhiri perang setelah dia dan Putin berbicara melalui telepon. Trump mengatakan tidak ‘praktis’ bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    “Tidak mungkin Ukraina dapat kembali ke perbatasan sebelum invasi,” kata Trump.

    Trump kini telah menyarankan agar perwakilan Rusia bertemu dengan warga AS pada hari Jumat di Munich, yang menjadi tuan rumah konferensi keamanan.

    “Rusia akan berada di sana bersama rakyat kita,” kata Trump.

    “Ngomong-ngomong, Ukraina juga diundang. Tidak yakin siapa saja yang akan hadir dari negara mana pun, tetapi orang-orang tingkat tinggi dari Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat,” kata Trump.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Usai Ditelepon Trump, Zelensky Ngaku Siap Bertemu Putin untuk Akhiri Perang

    Usai Ditelepon Trump, Zelensky Ngaku Siap Bertemu Putin untuk Akhiri Perang

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas kesepakatan damai. Hal tersebut disampaikan Zelensky setelah Rusia dan Ukraina sama-sama sepakat ingin mengakhiri perang.

    Dilansir AFP, Jumat (14/2/2025), pernyataan itu disampaikan Zelensky setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghubunginya. Trump juga berkomunikasi dengan Putin.

    “Saya akan bertemu dengan Rusia, hanya dengan satu orang Rusia, dengan Putin, hanya setelah kami memiliki rencana bersama dengan Trump, Eropa,” kata Zelensky dalam bahasa Inggris di Konferensi Keamanan Munich.

    “Dan kami akan duduk bersama Putin dan menghentikan perang. Hanya dalam kasus ini saya siap untuk bertemu,” sambungnya.

    Zelensky turut berbicara mengenai panggilan telepon bersama Trump pada awal minggu ini. Seperti diketahui, Trump sempat menelepon Putin dan Zelensky. Dia menyebut kedua negara sama-sama ingin berdamai.

    Zelensky mengungkap Trump memberinya nomor telepon pribadinya selama panggilan berlangsung. Zelensky mengatakan Trump mengaku siap dihubungi kapan saja.

    “Ya, dia memberi saya nomor teleponnya,” kata Zelensky yang kemudian menirukan ucapan Trump ‘Anda dapat menelepon kapan saja’.

    Sebelumnya, Trump telah berbicara tentang ‘kemungkinan bagus’ untuk mengakhiri perang setelah dia dan Putin berbicara melalui telepon. Trump mengatakan tidak ‘praktis’ bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    “Tidak mungkin Ukraina dapat kembali ke perbatasan sebelum invasi,” kata Trump.

    Trump kini telah menyarankan agar perwakilan Rusia bertemu dengan warga AS pada hari Jumat di Munich, yang menjadi tuan rumah konferensi keamanan.

    “Rusia akan berada di sana bersama rakyat kita,” kata Trump.

    “Ngomong-ngomong, Ukraina juga diundang. Tidak yakin siapa saja yang akan hadir dari negara mana pun, tetapi orang-orang tingkat tinggi dari Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat,” kata Trump.

    (taa/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Terungkap Strategi Trump Akhiri Perang Rusia Ukraina, Ada Peran NATO

    Terungkap Strategi Trump Akhiri Perang Rusia Ukraina, Ada Peran NATO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina mulai berjalan. Hal ini terlihat dari percakapan telepon berturut-turut Trump dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina pada Rabu (12/2/2025) lalu.

    Negosiasi untuk mengakhiri konflik – salah satu janji kampanye utama Trump – akan segera dimulai, kata presiden AS tersebut di sela-sela panggilan telepon.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, memberikan garis besar paling rinci tentang posisi pemerintahan Trump mengenai isu-isu utama dalam perang tersebut, mulai dari aspirasi NATO-Ukraina hingga tujuan teritorialnya.

    Berikut ini adalah uraian pendekatan baru AS terhadap konflik tersebut, seperti dilaporkan Al Jazeera, Jumat (14/2/2025).

    Panggilan Telepon Trump dengan Putin-Zelensky

    Trump mengatakan panggilan telepon selama 1,5 jam itu “sangat produktif”. Ia juga menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki tujuan yang sama dalam mengakhiri perang.

    “Seperti yang kita berdua sepakati, kita ingin menghentikan jutaan kematian yang terjadi dalam Perang dengan Rusia/Ukraina,” tulis Trump dalam sebuah unggahan di akun Truth Social miliknya.

    “Presiden Putin bahkan menggunakan motto Kampanye saya yang sangat kuat, ‘AKAL SEHAT.’ Kami berdua sangat percaya akan hal itu.”

    Trump kemudian mengatakan bahwa ia dan Putin berencana untuk bertemu langsung dalam waktu dekat, yang kemungkinan akan terjadi di Arab Saudi.

    Selain itu Trump juga menyebut panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjalan “sangat baik”. Ia menambahkan bahwa Zelensky ingin “berdamai”.

    Merangkum kembali panggilan telepon tersebut, Zelensky mengatakan bahwa ia dan Trump telah melakukan diskusi yang “sangat substantif” mengenai isu-isu ekonomi dan militer, termasuk penggunaan pesawat nirawak oleh Ukraina. Ia juga mengatakan bahwa Trump memberitahunya tentang panggilan telepon sebelumnya dengan Putin.

    “Kami sedang mendefinisikan langkah-langkah bersama kami dengan Amerika untuk menghentikan agresi Rusia dan menjamin perdamaian yang dapat diandalkan dan langgeng,” kata Zelensky. “Seperti yang dikatakan Presiden Trump, ‘mari kita selesaikan.’”

    Namun, Trump kemudian membantah beberapa tujuan perang utama Zelensky, dengan mengatakan kepada pers bahwa Ukraina tidak mungkin memenangkan kembali semua wilayah yang telah direbut Rusia darinya atau bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

    Visi Trump untuk Mengakhiri Perang

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memberikan gambaran yang lebih mendalam saat bertemu dengan sekutu militer Ukraina di Brussels. Ia membahas pandangan pemerintah tentang masa depan Ukraina dan jaminan pertahanan.

    Hegseth berpendapat bahwa posisi Trump didasarkan pada pandangan yang jelas tentang garis depan, di mana Rusia sebagian besar telah mendapatkan dukungan. AS, tegasnya, mengalihkan fokusnya ke tanah airnya dan kawasan Asia Pasifik, yang berarti mengurangi skala di Eropa.

    “Kami hanya akan mengakhiri perang yang menghancurkan ini – dan membangun perdamaian yang langgeng – dengan menggabungkan kekuatan sekutu dengan penilaian realistis medan perang,” kata Hegseth kepada sesama anggota Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, sebuah koalisi yang terdiri dari 57 negara yang secara militer mendukung Ukraina, pada Rabu.

    Lalu akankah Ukraina bergabung dengan NATO?

    Menurut AS, tidak. Hegseth menyatakan dengan lugas bahwa AS “tidak percaya bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina adalah hasil realistis dari penyelesaian yang dinegosiasikan”.

    Bahkan Zelensky tampaknya mengakui bahwa bergabung dengan blok pertahanan mungkin tidak mungkin, mengusulkan “Rencana B” untuk pertahanan Ukraina dalam sebuah wawancara dengan The Economist.

    Jika Ukraina tidak menjadi anggota NATO, Zelensky mengatakan kepada publikasi tersebut, Ukraina harus mengumpulkan pasukan yang jumlahnya sama dengan Rusia.

    “Untuk semua ini, kami butuh senjata dan uang. Dan kami akan meminta ini kepada AS,” kata Zelensky.

    Namun, Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson mengatakan pada hari Kamis bahwa NATO harus tetap terbuka terhadap Ukraina di masa mendatang jika memenuhi persyaratannya.

    (luc/luc)

  • Serangan Drone Rusia Rusak Pelindung Pembangkit Nuklir Chernobyl    
        Serangan Drone Rusia Rusak Pelindung Pembangkit Nuklir Chernobyl

    Serangan Drone Rusia Rusak Pelindung Pembangkit Nuklir Chernobyl Serangan Drone Rusia Rusak Pelindung Pembangkit Nuklir Chernobyl

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa serangan drone Rusia memicu kerusakan para struktur pelindung yang dibangun untuk menangkal radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl. Namun Zelensky menyebut “tingkat radiasi tidak meningkat” akibat kerusakan itu.

    Angkatan Udara Ukraina, seperti dilansir AFP, Jumat (14/2/2025), melaporkan bahwa Rusia meluncurkan lebih dari 100 drone ke berbagai wilayah Ukraina dalam semalam — termasuk drone-drone tempur — yang menargetkan wilayah utara negara itu, yang menjadi lokasi PLTN Chernobyl.

    “Tadi malam, sebuah drone tempur Rusia dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi menghantam penutup yang melindungi dunia dari radiasi pada unit daya ke-4 pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang hancur,” kata Zelensky dalam pernyataan via media sosial.

    Reaktor nomor 4 di Chernobyl meledak pada 26 April 1986 silam, yang memicu bencana nuklir terburuk di dunia dengan ratusan orang tewas dan kontaminasi radioaktif menyebar di Eropa.

    Gedung yang menampung reaktor nomor 4 di Chernobyl kini dibungkus semacam sarkofagus, atau struktur pelindung dari beton dan baja berukuran raksasa, untuk membatasi kontaminasi radioaktif. Sarkofagus yang asli, dibangun era Uni Soviet, memburuk selama beberapa tahun ini. Yang baru dibangun menutupi yang lama dan selesai dibangun tahun 2019 lalu.

    Tiga reaktor nuklir lainnya di Chernobyl dimatikan secara bertahap usai bencana nuklir itu, dengan reaktor terakhir dimatikan tahun 2000.

    Pernyataan Zelensky itu disampaikan menjelang pertemuan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance di Jerman untuk membahas perang Ukraina, terutama ketika pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump bertekad segera mengakhiri perang yang berlangsung hampir tiga tahun tersebut.

    Zelensky menyebut serangan drone Rusia itu menjadi bukti bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “jelas tidak mempersiapkan perundingan — dia bersiap untuk terus menipu dunia”.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Serang Bus di Kherson Ukraina, 1 Tewas dan 9 Luka-luka

    Rekaman CCTV yang diposting oleh Zelensky menunjukkan ledakan terjadi di bagian samping struktur pelindung Chernobyl. Rekaman video CCTV itu tercatat diambil pukul 02.00 waktu setempat.

    Video CCTV itu juga menunjukkan kobaran api kecil dan sebuah lubang di bagian atap struktur pelindung itu, serta menunjukkan momen ketika para petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api.

    Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan adanya “ledakan” di lokasi itu, dan menyebut “tingkat radiasi di dalam dan di luar tetap normal dan stabil”. IAEA yang mengerahkan tim ke Chernobyl sejak Rusia menginvasi Ukraina, telah berulang kali memperingatkan bahaya pertempuran di sekitar PLTN setelah serangan besar-besaran militer Moskow ke Kyiv pada Februari 2022.

    “Satu-satunya negara di dunia yang menyerang lokasi semacam itu, menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir, dan mengobarkan perang tanpa mempedulikan konsekuensinya adalah Rusia saat ini,” sebut Zelensky dalam pernyataan.

    Belum ada tanggapan dari Rusia terkait hal tersebut.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Serang Bus di Kherson Ukraina, 1 Tewas dan 9 Luka-luka

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Mesin Bermasalah, Pesawat Menlu AS Terpaksa Putar Balik    
        Mesin Bermasalah, Pesawat Menlu AS Terpaksa Putar Balik

    Mesin Bermasalah, Pesawat Menlu AS Terpaksa Putar Balik Mesin Bermasalah, Pesawat Menlu AS Terpaksa Putar Balik

    Washington DC

    Pesawat yang ditumpangi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio terpaksa terbang berbalik arah saat mengudara ke Jerman, karena mengalami masalah mesin. Rubio akhirnya melanjutkan penerbangan ke Eropa pada Jumat (14/2) waktu setempat dengan menggunakan pesawat pengganti.

    Insiden itu, seperti dilansir AFP, Jumat (14/2/2025), terjadi ketika Rubio dalam penerbangan ke Jerman untuk menghadiri Konferensi Keamanan Munich.

    Pesawat yang ditumpangi Rubio itu, menurut laporan reporter AFP yang menjadi bagian rombongan Menlu AS, tiba-tiba berbalik arah ke Pangkalan Udara Andrews di luar Washington DC.

    “Pesawat yang ditumpangi Menlu Rubio mengalami masalah mekanis,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, dalam penjelasannya.

    Tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Bruce soal masalah mekanis yang terjadi, maupun soal jenis pesawat itu. Namun diketahui bahwa masalah mekanis terjadi secara berkala pada pesawat yang ditumpangi Menlu AS, yang menggunakan armada pesawat yang menuai untuk para pejabat tingginya.

    Tak lama usai insiden itu, menurut Bruce, Rubio terbang ke Eropa menggunakan pesawat kedua yang berukuran lebih kecil. Penerbangan ini dilakukan tanpa membawa awak media di dalamnya.

    Rubio dijadwalkan akan bergabung dengan Wakil Presiden AS JD Vance, yang juga menghadiri Konferensi Keamanan Munich. Rubio akan mendampingi Vance dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (14/2) waktu setempat.

    Tonton juga Video: Menlu AS Diolok-olok Wartawan saat Konpers soal Gencatan Senjata di Gaza

    Pertemuan antara Vance dan Zelensky itu digelar setelah Presiden AS Donald Trump melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump mengatakan dirinya akan mengupayakan diplomasi untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

    Sementara itu, Rubio dijadwalkan akan melanjutkan kunjungan luar negerinya ke Israel, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk membahas gencatan senjata Gaza, antara Israel dan Hamas, yang rapuh.

    Dia juga akan melakukan diskusi membahas usulan kontroversial Trump yang memicu kemarahan di kawasan Timur Tengah, untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza, yang hancur akibat gempuran militer Israel selama 16 bulan terakhir.

    Tonton juga Video: Menlu AS Diolok-olok Wartawan saat Konpers soal Gencatan Senjata di Gaza

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Bertemu Wapres AS di Munich, Sepakat Gerak Cepat Akhiri Perang

    Zelensky Tegaskan Tak Ada Damai Jika Ukraina Tak Dilibatkan di Perundingan

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan Ukraina tidak akan menyetujui kesepakatan damai apa pun yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia tanpa keterlibatannya. Hal itu disampaikan Zelensky usai Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri perang.

    “Kami tidak dapat menerimanya, sebagai negara merdeka,” kata Zelensky,” dilansir BBC, Jumat (14/2/2025).

    Presiden AS telah berbicara tentang “kemungkinan bagus” untuk mengakhiri perang setelah ia dan Putin berbicara melalui telepon. Trump mengatakan, tidaklah “praktis” bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    “Tidak mungkin Ukraina dapat kembali ke perbatasan sebelum invasi,” kata Trump.

    Trump kini telah menyarankan agar perwakilan Rusia bertemu dengan warga Amerika pada hari Jumat di Munich, yang menjadi tuan rumah konferensi keamanan.

    “Rusia akan berada di sana bersama rakyat kita,” kata Trump.

    “Ngomong-ngomong, Ukraina juga diundang. Tidak yakin siapa saja yang akan hadir dari negara mana pun, tetapi orang-orang tingkat tinggi dari Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat,” kata Trump.

    “Saya ingin sekali mereka (Rusia) kembali. Saya rasa mengusir mereka adalah kesalahan. Lihat, ini bukan soal menyukai Rusia atau tidak menyukai Rusia,” tambahnya.

    Sementara otoritas Rusia, yang tidak ikut serta dalam forum tahunan tersebut, tidak segera mengomentari klaim Trump.

    Penasihat Zelensky, Dmytro Lytvyn, mengatakan kepada wartawan bahwa “pembicaraan dengan Rusia di Munich” “tidak diharapkan”.

    Zelensky akan bertemu dengan Wakil Presiden Trump, JD Vance, di kota Jerman tersebut pada hari Jumat.

    Zelensky, yang juga sempat melakukan panggilan telepon dengan Trump pada hari Rabu. Ia mengatakan negaranya tidak dapat menerima “perjanjian apa pun (yang dibuat) tanpa kami,”.

    “Orang Eropa juga perlu berada di meja perundingan,” katanya.

    Zelensky memberi tahu Trump bahwa prioritasnya adalah “jaminan keamanan”, sesuatu yang tidak ia lihat tanpa dukungan AS.

    Dalam kesempatan berbeda, Zelensky mengatakan bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina akan menjadi opsi “yang paling hemat biaya” bagi para mitranya, tanpa memberikan perincian.

    “Saya juga memperingatkan para pemimpin dunia agar tidak mempercayai klaim Putin tentang kesiapan untuk mengakhiri perang,” tambahnya.

    Sebelumnya, Istana kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan bahwa pertemuan tatap muka antara Trump dengan Putin perlu diselenggarakan “segera”. Hal ini disampaikan Kremlin pada Kamis (13/2) setelah kedua presiden tersebut melakukan panggilan telepon sehari sebelumnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/2/2025), Trump mengatakan bahwa dalam pembicaraan via telepon itu, dia dan Putin setuju untuk “segera” memulai negosiasi tentang konflik Ukraina. Percakapan via telepon ini menandai kontak presiden langsung pertama antara Washington dan Moskow dalam tiga tahun.

    “Jelas ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pertemuan semacam itu dengan segera, para kepala negara memiliki banyak hal untuk dibicarakan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    (yld/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Bertemu Wapres AS di Munich, Sepakat Gerak Cepat Akhiri Perang

    Zelensky Peringatkan Tak Ada Kesepakatan Damai Tanpa Keterlibatan Ukraina

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan Ukraina tidak akan menyetujui kesepakatan damai apa pun yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia tanpa keterlibatannya. Hal itu disampaikan Zelensky usai Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri perang.

    “Kami tidak dapat menerimanya, sebagai negara merdeka,” kata Zelensky,” dilansir BBC, Jumat (14/2/2025).

    Presiden AS telah berbicara tentang “kemungkinan bagus” untuk mengakhiri perang setelah ia dan Putin berbicara melalui telepon. Trump mengatakan, tidaklah “praktis” bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    “Tidak mungkin Ukraina dapat kembali ke perbatasan sebelum invasi,” kata Trump.

    Trump kini telah menyarankan agar perwakilan Rusia bertemu dengan warga Amerika pada hari Jumat di Munich, yang menjadi tuan rumah konferensi keamanan.

    “Rusia akan berada di sana bersama rakyat kita,” kata Trump.

    “Ngomong-ngomong, Ukraina juga diundang. Tidak yakin siapa saja yang akan hadir dari negara mana pun, tetapi orang-orang tingkat tinggi dari Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat,” kata Trump.

    “Saya ingin sekali mereka (Rusia) kembali. Saya rasa mengusir mereka adalah kesalahan. Lihat, ini bukan soal menyukai Rusia atau tidak menyukai Rusia,” tambahnya.

    Sementara otoritas Rusia, yang tidak ikut serta dalam forum tahunan tersebut, tidak segera mengomentari klaim Trump.

    Penasihat Zelensky, Dmytro Lytvyn, mengatakan kepada wartawan bahwa “pembicaraan dengan Rusia di Munich” “tidak diharapkan”.

    Zelensky akan bertemu dengan Wakil Presiden Trump, JD Vance, di kota Jerman tersebut pada hari Jumat.

    Zelensky, yang juga sempat melakukan panggilan telepon dengan Trump pada hari Rabu. Ia mengatakan negaranya tidak dapat menerima “perjanjian apa pun (yang dibuat) tanpa kami,”.

    “Orang Eropa juga perlu berada di meja perundingan,” katanya.

    Zelensky memberi tahu Trump bahwa prioritasnya adalah “jaminan keamanan”, sesuatu yang tidak ia lihat tanpa dukungan AS.

    Dalam kesempatan berbeda, Zelensky mengatakan bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina akan menjadi opsi “yang paling hemat biaya” bagi para mitranya, tanpa memberikan perincian.

    “Saya juga memperingatkan para pemimpin dunia agar tidak mempercayai klaim Putin tentang kesiapan untuk mengakhiri perang,” tambahnya.

    Sebelumnya, Istana kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan bahwa pertemuan tatap muka antara Trump dengan Putin perlu diselenggarakan “segera”. Hal ini disampaikan Kremlin pada Kamis (13/2) setelah kedua presiden tersebut melakukan panggilan telepon sehari sebelumnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/2/2025), Trump mengatakan bahwa dalam pembicaraan via telepon itu, dia dan Putin setuju untuk “segera” memulai negosiasi tentang konflik Ukraina. Percakapan via telepon ini menandai kontak presiden langsung pertama antara Washington dan Moskow dalam tiga tahun.

    “Jelas ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pertemuan semacam itu dengan segera, para kepala negara memiliki banyak hal untuk dibicarakan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    (yld/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Di Balik Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Penyelamat – Halaman all

    Di Balik Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Penyelamat – Halaman all

    Makna Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Guardian Angel

    TRIBUNNEWS.COM – Panggilan telepon antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Rabu (12/2/2025) dinilai punya makna mendalam terkait realias baru hubungan AS dengan para sekutu mereka di Eropa, khususnya terkait aliansi keamanan.

    Sebagai catatan, obrolan Trump-Putin berisi rencana mereka untuk mengakhiri perang di Ukraina dan sepakat untuk bertukar kunjungan.

    Reporter senior CNN, Stephen Collinson, menganalisis, panggilan telepon antar-presiden tersebut sebagi satu di antara dua kejutan geopolitik yang akan mengubah hubungan transatlantik, merujuk pada aliansi pertahanan negara-negara Eropa, NATO.

    Satu kejutan lainnya adalah, juga pada Rabu, kepergian Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth ke Brussels dan meminta sekutu Eropa untuk “mengambil alih kepemilikan keamanan konvensional di benua itu.”

    Collinson menggarisbawahi, dua kejutan ini menggambarkan kalau AS, di bawah kendali Trump, kini punya kebijakan luar negeri dan keamanan yang cenderung tidak lagi ramah bagi para sekutunya, khususnya mereka yang tidak menghasilkan keuntungan materialistis bagi negara Paman Sam.

    “Titik balik ini menyoroti jargon ‘America First’ Trump dan kecenderungannya untuk melihat setiap isu atau aliansi sebagai proposisi nilai dolar dan sen,” kata ulasan tersebut, dikutip Kamis.

    Artinya, meminjam istilah ‘matre’ untuk menunjukkan hal yang mengutamakan sisi matrialistis, AS kini akan lebih menimbang untung-rugi dalam jalinannya terhadap negara-negara sekutunya. 

    Selain berubah ‘matre’ demi AS, sikap Trump ini juga dinilai sebagai gambaran betapa sang presiden AS tak lagi mematuhi saran-saran yang berlandaskan pada pakem lama kebijakan luar negeri Barat.

    Kebijakan luar negeri yang lazimnya dijalankan AS lazimnya bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional, keamanan, dan kemakmuran ekonomi baik untuk AS maupun bagi negara-negara sekutunya. 

    Collinson menyebut pakem ini dengan istilah ‘mitologi’ yang sudah tidak dipakai lagi oleh Trump karena dianggap andil dalam kegagalan pada masa jabatan pertamanya di kursi presiden AS, empat tahun lalu.

    Dengan kata lain, Trump kini berfokus pada keuntungan materi dan strategis AS semata, dan untuk itu, kepentingan para sekutu tidak lagi menjadi hal utama. 

    Ilustrasi tank M1 Abram buatan AS yang disumbangkan ke Ukraina (Kementerian Pertahanan Ukraina)

    Bukan Lagi Guardian Angel

    Collinson juga menyoroti sikap AS terhadap aliansi pertahanan Eropa, NATO.
     
    “Meskipun Hegseth tetap berkomitmen membantu NATO, sesuatu yang mendasar telah berubah,” kata sang jurnalis.

    Ulasannya menyinggung soal peran besar Amerika memenangkan dua perang dunia yang dimulai di Eropa dan kemudian menjamin kebebasan benua itu dalam menghadapi ancaman Soviet.

    Namun, kata Collinson, makan siang tidak lagi gratis, dan AS meminta jatah lebih dalam porsi bagiannya.

    “Trump mengatakan di jalur kampanye bahwa ia mungkin tidak akan membela anggota aliansi yang belum cukup berinvestasi dalam pertahanan. Dengan demikian, ia menghidupkan kembali poin abadi yang dikemukakan dengan sangat fasih oleh Winston Churchill pada tahun 1940 tentang kapan “Dunia Baru, dengan segala kekuatan dan kekuasaannya” akan melangkah “untuk menyelamatkan dan membebaskan yang lama”,” kata ulasan Collinson menggambarkan paradigma baru AS terhadap hubungannya dengan negara-negara Eropa.

    Sebenarnya, tanda-tanda pemerintahan Trump ‘akan lebih matre’ dan lebih menuntut ke sekutu-sekutu AS di Eropa, sudah terlihat lebih mana.

    Namun, aksi dan pernyataan terang-terangan dari kubu Trump seperti membuat Eropa tersedak kenyataan kalau AS bukan lagi ‘Guardian Angel’ yang murah hati memberi perlindungan secara murah atau bahkan gratis.

    Terlebih, AS merasa dikerjai karena banyak negara-negara di Eropa banyak yang lebih mementingkan anggaran keperluan sosial ketimbang pertahanan.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan kepada Parlemen Eropa bulan lalu bahwa orang-orang Eropa harus menyediakan lebih banyak uang untuk militer mereka.

    “Jika Anda tidak melakukannya, ambil kursus bahasa Rusia atau pergilah ke Selandia Baru,” katanya.

    Wujud kegerahan AS atas sikap negara-negara Eropa soal anggaran pertahanan ditegaskan Hegseth.

    Ia memformalkan permintaan Trump agar anggota aliansi membelanjakan 5 persen dari PDB untuk pertahanan dan mengatakan AS akan memprioritaskan konfliknya yang semakin meningkat dengan Tiongkok dan keamanan perbatasannya daripada Eropa. 

    “Amerika Serikat tidak akan lagi menoleransi hubungan yang tidak seimbang yang mendorong ketergantungan,” kata kepala Pentagon yang baru tersebut.

    Collinson menyebut, pendekatan baru yang keras AS ini tidak seperti fantasi Trump untuk menggusur warga Palestina di Gaza untuk membangun “Riviera Timur Tengah.” 

    “Ini adalah respons rasional terhadap realitas politik yang berubah.  Generasi Terhebat yang berjuang dalam Perang Dunia II dan menghasilkan presiden yang memahami bahaya kekosongan kekuasaan di Eropa telah tiada. Setiap orang Amerika yang memiliki ingatan dewasa tentang Perang Dingin melawan Uni Soviet setidaknya berusia pertengahan 50-an,” kata dia dalam ulasannya untuk menjelaskan kalau perimbangan kekuatan dunia sudah berubah. 

    Realitasnya adalah, pesaing terkuat Amerika Serikat, China, ada di Asia, bukan Eropa. 

    “Jadi, wajar bagi Trump untuk bertanya mengapa benua itu masih belum mengambil alih pertahanan dirinya sendiri 80 tahun setelah kekalahan Nazi,” kata ulasan tersebut mencermati cara pandang Trump yang memandang NATO terlalu bergantung ke AS.

    “Presiden Amerika dan pemimpin Eropa (dalam beberapa dekade belakanan) berturut-turut telah gagal memikirkan kembali NATO untuk abad ke-21. Jika melihat ke belakang, aliansi transatlantik itu membuat dirinya sangat rentan terhadap presiden Amerika yang paling transaksional dan nasionalis (Trump) sejak abad ke-19,” sambung ulasan tersebut.

    Tulisan itu dimaksudkan untuk menohok NATO yang cenderung mengandalkan AS untuk maju bertempur, sedangkan mereka ‘asyik’ memikirkan negara masing-masing.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengusulkan dalam sebuah wawancara baru-baru ini di “The Megyn Kelly Show” di Sirius XM bahwa AS seharusnya tidak menjadi “ujung tombak” keamanan Eropa, tetapi justru sebagai “back stopper”, beking di belakang.

    Rubio menegur negara-negara besar Eropa. “Ketika Anda bertanya kepada mereka, mengapa Anda tidak bisa menghabiskan lebih banyak uang untuk keamanan nasional, argumen mereka adalah karena itu akan mengharuskan kita melakukan pemotongan pada program kesejahteraan, tunjangan pengangguran, agar bisa pensiun pada usia 59 tahun dan semua hal lainnya,” kata Rubio. 

    “Itu pilihan yang mereka buat. Tapi kita mensubsidi itu?”

    Perlakuan Trump terhadap sekutu seperti Kanada dan Meksiko, serta seruannya agar Denmark menyerahkan Greenland, menunjukkan rasa jijiknya terhadap kebijakan luar negeri multilateral AS di masa lalu. 

    Ia selalu memuji Putin dan Presiden China Xi Jinping atas kecerdasan dan kekuatan mereka. Jelas ia menganggap mereka satu-satunya lawan bicara yang layak bagi pemimpin tangguh dari negara adidaya lainnya, Amerika Serikat.

    “Agenda Trump bukan tentang keamanan Eropa: ia berpendapat bahwa AS tidak perlu membayar keamanan Eropa,” kata Nicholas Dungan, pendiri dan CEO CogitoPraxis, konsultan strategis di Den Haag.

    “Ini bukan era baru hubungan transatlantik, melainkan era baru hubungan negara-negara besar global yang menggantikan struktur kelembagaan tatanan internasional liberal yang disengaja.”

    PRESIDEN ZELENSKY – Foto yang diambil dari laman President.gov.ua tanggal 5 Februari 2025 menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Presiden Ukraina nyatakan kesiapannya untuk berunding dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (President.gov.ua)

    Kabar Buruk Bagi Ukraina

    Ujian pertama realitas baru AS-Eropa ini akan datang melalui Ukraina.

    Trump mengatakan kalau negosiasi untuk mengakhiri perang Ukraina akan dimulai “segera” setelah panggilan teleponnya dengan Putin.

    Perlu dicatat, Putin adalah sosok yang telah dikucilkan oleh Barat sejak invasi militer Rusia ke Ukraina, sebuah negara demokrasi berdaulat, tiga tahun lalu.

    Obrolan Trump-Putin ini tidak menyertakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sebuah tanda yang mengkhawatirkan bagi pemerintah di Kyiv. 

    Selama ini, Zelensky berada di pusat (prioritas) semua hal yang dilakukan pemerintahan Joe Biden dalam perang tersebut. 

    “Trump memang menelepon Zelensky pada hari Rabu, tetapi presiden Amerika tersebut sudah memicu kekhawatiran bahwa dia akan menyusun resolusi yang menguntungkan Rusia,” kata ulasan tersebut. 

    Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah Ukraina akan menjadi mitra yang setara dalam perundingan damai, Trump menjawab: “Itu pertanyaan yang menarik,” dan tampak berpikir dengan hati-hati, sebelum menjawab, “Saya katakan itu bukan perang yang baik untuk dilakukan,”.

    Ucapan Trump ini tampaknya menunjukkan kalau dia mempercayai pernyataan Putin kalau konflik tersebut adalah ‘kesalahan sebuah negara yang secara brutal diserbu oleh negara tetangga yang otoriter.’

    Pernyataan Hegseth juga terus terang menyudutkan posisi Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.

    “Ia memaparkan titik awal AS untuk negosiasi tersebut: Ukraina tidak dapat kembali ke perbatasannya sebelum tahun 2014 sebelum invasi Krimea, Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO, dan pasukan AS tidak akan berperan dalam pasukan keamanan apa pun untuk menjamin perdamaian pada akhirnya,” kata laporan tersebut. 

    Pasukan penjaga perdamaian apa pun harus terdiri dari pasukan Eropa dan non-Eropa dan tidak akan tercakup dalam klausul pertahanan bersama NATO — yang berarti AS tidak bisa campur tangan menyelamatkan aliansi ini jika terjadi bentrokan dengan pasukan Moskow.

    Sebagai catatan, mantan Presiden Joe Biden juga enggan membahas kemungkinan Ukraina mendapatkan keanggotaan NATO, karena khawatir akan terjadi bentrokan dengan Rusia yang memiliki senjata nuklir yang dapat berubah menjadi Perang Dunia III. 

    “Dan desakan Trump bahwa pasukan penjaga perdamaian Eropa tidak akan mengenakan seragam NATO akan dilihat sebagai langkah yang sama bijaksananya oleh banyak pengamat untuk menghindari menyeret AS ke dalam konflik dengan Rusia,” papar ulasan tersebut

    Namun, Rabu juga merupakan hari terbaik bagi Putin sejak invasi, karena hari itu menyapu bersih banyak ‘mimpi’ yang diperjuangkan Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. 

    Hegseth berpendapat bahwa ia hanya mengutarakan kenyataan yang ada di lapangan.

    “Dan ia ada benarnya. Tidak seorang pun di AS atau Eropa berpikir waktu dapat diputar kembali ke tahun 2014. Dan Ukraina tidak dapat merebut kembali wilayahnya di medan perang meskipun mendapat bantuan miliaran dolar dari Barat,” papar ulasan tersebut.

    “Namun, dengan menyingkirkan isu-isu tersebut dari meja perundingan, Trump, yang seharusnya menjadi pembuat kesepakatan tertinggi, telah merampas kesempatan Ukraina untuk mendapatkan konsesi dari teman lamanya, Putin,” kata ulasan tersebut. 

    “Seperti yang terjadi saat ini, Trump tampaknya tidak keberatan Rusia mempertahankan hasil rampasan invasi yang tidak beralasan itu,” lanjut tulisan tersebut.

    Sikap AS terhadap negosiasi yang cenderung menguntungkan Rusia ini dinilai bukan hal yang mengejutkan.

    “Sebab, seperti Rusia, Amerika sekarang memiliki presiden yang percaya bahwa negara-negara besar berhak melakukan ekspansionisme di wilayah pengaruh regional mereka. Namun, memberi Rusia penyelesaian yang menguntungkan akan menjadi preseden yang buruk,” kata ulasan tersebut.

    Kemesraan yang Mengerikan

    Panggilan telepon AS-Rusia dan pertemuan puncak mendatang dengan Putin di Arab Saudi, yang menurut Trump akan segera terjadi, bisa jadi kode kalu Trump tidak hanya mengeluarkan Zelensky dari kesepakatan – tetapi Eropa juga.

    Dalam sebuah pernyataan, Prancis, Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, Uni Eropa, Komisi Eropa, ditambah Inggris dan Ukraina, memperingatkan kalau “Ukraina dan Eropa harus menjadi bagian dari setiap negosiasi.”

    Dan mereka memperingatkan Trump, yang tampaknya menginginkan kesepakatan damai dengan cara apa pun, bahwa “perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina merupakan syarat yang diperlukan untuk keamanan transatlantik yang kuat.”

    Mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt merasa khawatir dengan panggilan telepon yang mesra antara Trump dan Putin. 

    “Yang mengganggu tentu saja adalah kita memiliki dua orang besar, dua ego besar… yang percaya bahwa mereka dapat mengatur semua masalah sendiri,” katanya kepada Richard Quest di CNN International.

    Bildt membangkitkan analogi sejarah yang paling memberatkan yang mungkin terjadi — peredaan Adolf Hitler oleh Inggris yang memungkinkan Nazi untuk mencaplok Sudetenland.

    “Bagi telinga orang Eropa, ini terdengar seperti Munich. Kedengarannya seperti dua pemimpin besar yang menginginkan perdamaian di zaman kita, (atas) negara yang jauh yang tidak mereka ketahui. Mereka sedang mempersiapkan untuk membuat kesepakatan di atas kepala negara tertentu. Banyak orang Eropa tahu bagaimana film itu berakhir.”

    Strategi Trump Masih belum Jelas

    Hancurnya banyak keinginan dan harapan Zelensky berarti bahwa persetujuan Kyiv terhadap kesepakatan Putin-Trump tidak dapat dianggap remeh. 

    Dan setelah kemenangannya yang stabil di medan perang, tidak ada kepastian bahwa pemimpin Rusia itu sangat menginginkan penyelesaian yang cepat seperti Trump, yang telah lama mendambakan Hadiah Nobel Perdamaian.

    Namun, kerangka penyelesaian yang memungkinkan telah menjadi topik pembicaraan pribadi di Washington dan ibu kota Eropa selama berbulan-bulan, bahkan selama pemerintahan Biden.

    Seperti yang dijelaskan Hegseth, harapan Ukraina untuk mendapatkan kembali semua tanahnya yang hilang tidaklah realistis.

    Yang mungkin muncul adalah solusi yang sejalan dengan pemisahan Jerman setelah Perang Dunia II, dengan wilayah yang diduduki Rusia dibekukan di bawah kendalinya sementara wilayah Ukraina lainnya — di sisi lain perbatasan yang keras — tetap menjadi negara demokrasi.

    Mungkin wilayah barat akan diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa, seperti Jerman Barat lama. Namun kali ini, pasukan AS tidak akan membuatnya aman untuk kebebasan.

    “Posisi AS terhadap Ukraina sebagaimana diutarakan hari ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun di Eropa: itu hanyalah apa yang telah dikatakan oleh orang dalam Eropa kepada saya secara rahasia, di saluran rahasia, di balik layar selama dua tahun: Ukraina Barat dan Ukraina Timur, seperti Jerman Barat dan Jerman Timur, tetapi dalam kasus ini – Uni Eropa Ya, NATO Tidak,” kata Dungan.

    “Solusi semacam itu akan memunculkan ironi sejarah yang kejam. Putin, yang menyaksikan dengan putus asa dari jabatannya sebagai perwira KGB di Dresden saat Uni Soviet bubar, mungkin akan segera menciptakan Jerman Timur baru di Eropa abad ke-21 dengan bantuan Amerika,” tulis kesimpulan Collinson dalam ulasannya.
     
     

  • Rusia Tolak Usulan Zelensky Tukar Wilayah Ukraina dengan Wilayah Kursk yang Dikuasai Kyiv – Halaman all

    Rusia Tolak Usulan Zelensky Tukar Wilayah Ukraina dengan Wilayah Kursk yang Dikuasai Kyiv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia menolak usulan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menukar wilayah Ukraina yang didudukinya dengan wilayah Kursk yang dikuasai pasukan Kyiv.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Rabu (12/2/2025) menyatakan kepada wartawan menerima usulan Zelensky adalah “mustahil”.

    “Rusia tidak pernah dan tidak akan pernah membahas topik pertukaran wilayahnya,” tegas Peskov, dikutip dari Al Jazeera.

    Ia menambahkan pasukan Ukraina yang menguasai wilayah di dalam Rusia akan “dihancurkan” atau diusir.

    Pada Agustus lalu, Ukraina melancarkan serangan kilat ke wilayah Kursk dan berhasil merebut sebagian wilayah tersebut.

    Pasukan Rusia hingga kini masih berjuang untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah tersebut.

    Di sisi lain, Rusia saat ini menguasai hampir 20 persen wilayah Ukraina atau lebih dari 112.000 kilometer persegi, Yahoo News UK melaporkan.

    Sementara Ukraina menguasai sekitar 450 kilometer persegi wilayah Kursk, menurut peta medan perang yang tersedia.

    Pengumuman dari Kremlin muncul setelah otoritas Ukraina mengungkapkan bahwa satu orang tewas dan sedikitnya empat lainnya terluka, termasuk seorang anak, akibat serangan yang merusak blok apartemen, gedung perkantoran, dan infrastruktur sipil di Kyiv.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah melaksanakan “serangan rudal kelompok” terhadap lokasi industri militer Ukraina yang memproduksi pesawat tak berawak dan semua target telah berhasil dihancurkan.

    Sebelumnya, Perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, merespons pernyataan Zelensky tentang kemungkinan pertukaran wilayah dengan Rusia untuk mengakhiri perang.

    “Di wilayah Kursk, neo-Nazi yang beroperasi di sana menunggu tanah tanpa pertukaran apa pun, luasnya sekitar satu meter kali dua meter dan kedalamannya satu setengah hingga dua meter,” katanya.

    “Zelensky membuat pernyataan seperti itu untuk menyembunyikan skala sebenarnya bencana bagi Angkatan Bersenjata Ukraina,” imbuhnya.

    Wakil Duma Negara Rusia dari Krimea, Leonid Ivlev, juga menanggapi pernyataan Zelensky dengan mengatakan bahwa tidak ada tawar-menawar yang akan terjadi.

    “Kepala rezim Kyiv harus menebus kekurangan pendidikannya dan membaca ulang novel karya penulis Soviet Ilya Ilf dan Yevgeny Petrov, ‘Dua Belas Kursi’,” ujarnya.

    Ia mengutip sebuah kalimat dalam novel tersebut, “Tawar-menawar tidak pantas di sini.”

    Vitaly Ganchev, Kepala pemerintahan Rusia di Kharkiv, Ukraina, menambahkan komentarnya.

    “Zelensky hanya akan menerima sebidang tanah dengan panjang dua meter dan kedalaman satu setengah meter, dan lokasi dalam pengertian ini kurang penting,” katanya.

    Ia juga menyatakan, “Semua keinginan yang disuarakan Zelensky tidak penting. Ini adalah mimpi…”

    Pada Agustus 2024, pasukan Ukraina berhasil menginvasi wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina.

    Sementara itu, Rusia telah mengumumkan aneksasi lima wilayah Ukraina, termasuk Krimea pada tahun 2014 dan Donetsk, Kherson, Luhansk, serta Zaporizhia pada September 2022, meskipun belum sepenuhnya mengendalikan wilayah-wilayah tersebut.

    Pernyataan Zelensky

    Setelah serangan tersebut, Zelensky menulis di media sosial bahwa Putin “tidak mempersiapkan perdamaian – ia terus membunuh warga Ukraina dan menghancurkan kota-kota.”

    “Hanya langkah-langkah dan tekanan yang kuat terhadap Rusia yang dapat menghentikan teror ini,” tegas Zelensky.

    “Saat ini, kami membutuhkan persatuan dan dukungan dari semua mitra kami dalam perjuangan untuk mengakhiri perang ini secara adil.”

    Zelensky mengungkapkan niatnya untuk mengusulkan pertukaran wilayah kepada Rusia sebagai langkah awal untuk memulai perundingan perdamaian guna mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    Presiden Ukraina berencana menukar sebagian wilayah Kursk di Rusia yang dikuasai pasukan Ukraina dengan wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia.

    “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lain,” kata Zelensky kepada The Guardian pada Selasa (11/2/2025).

    Namun, Zelensky menyatakan bahwa ia belum menentukan bagian mana dari wilayah Ukraina yang akan diminta sebagai imbalan.

    “Saya tidak tahu, kita lihat saja nanti. Tapi semua wilayah kami penting, tidak ada prioritas,” tambahnya.

    Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina siap untuk bernegosiasi dengan Rusia, tetapi dengan posisi yang kuat.

    Ia menegaskan bahwa Ukraina akan menawarkan kontrak restorasi dan insentif investasi kepada perusahaan Amerika Serikat sebagai bagian dari tawaran untuk mempengaruhi Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya menunjukkan minat terhadap mineral langka di Ukraina.

    Selain itu, Zelensky mengkritik usulan jaminan keamanan hanya dari negara-negara Eropa, tanpa partisipasi AS.

    Menurutnya, jaminan keamanan yang hanya datang dari Eropa tidaklah cukup.

    “Ada suara-suara yang mengatakan bahwa Eropa dapat menawarkan jaminan keamanan tanpa Amerika, dan saya selalu mengatakan tidak,” tegas Zelensky.

    “Jaminan keamanan tanpa Amerika Serikat bukanlah jaminan keamanan yang sesungguhnya,” lanjutnya.

    Zelensky dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance pada Jumat (14/2/2025) di sela-sela Konferensi Keamanan Munich.

    Utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Keith Kellogg, yang ditugaskan untuk menyusun proposal menghentikan pertempuran, juga akan mengunjungi Ukraina minggu depan.

    Trump, yang kembali menjabat dengan janji untuk mengakhiri perang di Ukraina, mungkin akan memanfaatkan miliaran dolar bantuan AS yang dikirimkan di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden untuk memaksa Kyiv membuat konsesi teritorial.

    Penolakan Medvedev terhadap Usulan Ukraina

    Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menanggapi usulan Ukraina untuk menukar wilayah dengan Rusia dengan mengatakan bahwa ide tersebut adalah “omong kosong”.

    Medvedev, yang pernah menjabat sebagai Presiden Rusia dari 2008 hingga 2012, menekankan bahwa Rusia telah menunjukkan kemampuannya untuk mencapai perdamaian melalui kekuatan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)