Tag: Volodymyr Zelensky

  • Perang Rusia-Ukraina Genap Tiga Tahun, Sekjen PBB: Cukup Sudah

    Perang Rusia-Ukraina Genap Tiga Tahun, Sekjen PBB: Cukup Sudah

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan pada Hari Senin, negara-negara harus bekerja untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, menyerukan perdamaian yang adil dan abadi, saat invasi Rusia ke Ukraina genap tiga tahun.

    “Kita harus mengerahkan segala upaya untuk mengakhiri konflik ini, dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi sesuai dengan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Majelis Umum,” katanya kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss, melansir Reuters 24 Februari.

    Itu disampaikan Sekjen Guterres jelang pertemuan Majelis Umum PBB mengenai Ukraina pada Hari Senin di New York, Amerika Serikat.

    AS mendesak Majelis Umum untuk mendukung resolusinya yang menurutnya difokuskan untuk mengakhiri perang, mengadunya dengan teks tandingan oleh Ukraina dan sekutu Eropa. Usulan tersebut mengulangi tuntutan PBB agar Rusia menarik pasukannya dan menghentikan permusuhan.

    Sementara dalam cuitannya di media sosial X Sekjen Guterres menuliskan, menegaskan kembali kebutuhan mendesak perdamaian yang adil, berkelanjutan dan menyeluruh, menjunjung tinggi kedaulatan, kemerdekaan serta integritas teritorial Ukraina dalam batas-batas yang diakui secara internasional, sesuai dengan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Majelis Umum.

    “Sejak hari pertama perang, PBB telah berdiri dalam solidaritas penuh dengan rakyat Ukraina, memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa kepada jutaan orang yang membutuhkan dan mendukung upaya pemulihan dan rekonstruksi jangka panjang,” cuit Sekjen Guterres.

    Sekjen Guterres menambahkan, perang di Ukraina merupakan ancaman serius tidak hanya bagi perdamaian dan keamanan Eropa, tetapi juga bagi fondasi dan prinsip-prinsip dasar PBB.

    “Sudah cukup. Setelah tiga tahun kematian dan kehancuran, saya sekali lagi menyerukan de-eskalasi yang mendesak dan segera mengakhiri permusuhan,” serunya.

    “Saya menyambut semua upaya untuk mencapai perdamaian yang adil dan inklusif. PBB siap mendukung upaya tersebut,” pungkasnya.

    Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus ke wilayah Ukraina dengan tujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi pada 24 Februari 2022.

    Pergerakan pasukan Rusia terhambat di dekat Kyiv, menjadikan perang berkepanjangan, dengan Agustus tahun lalu Ukraina mampu melakukan serangan lintas batas ke wilayah Rusia di Kursk, serangan lintas batas pertama di wilayah negara itu sejak Perang Dunia II.

    Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump bergerak menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan kemudian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan keduanya menginginkan perdamaian.

    Langkah itu disusul pertemuan delegasi tingkat tinggi Washington dan Moskow di Riyadh, Arab Saudi pekan lalu untuk membahas sejumlah masalah, dan direncanakan pertemuan kedua negara akan kembali dilakukan pekan ini.

  • Rusia Upayakan Perdamaian Jangka Panjang dengan Ukraina, Ogah Gencatan Senjata Tergesa-gesa – Halaman all

    Rusia Upayakan Perdamaian Jangka Panjang dengan Ukraina, Ogah Gencatan Senjata Tergesa-gesa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama tiga tahun, Senin (24/2/2025).

    Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengungkapkan Moskow ingin mencapai perdamaian berkelanjutan dengan Ukraina.

    Menurut Ryabkov, Rusia fokus pada penyelesaian akar penyebab perang, bukan hanya menghentikan pertempuran sementara, seperti yang disarankan oleh Amerika Serikat (AS).

    Pernyataan ini disampaikan oleh Ryabkov dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (24/2/2025), yang juga menandai tiga tahun sejak dimulainya perang di Ukraina.

    Ryabkov menegaskan perdamaian yang tahan lama lebih penting bagi Rusia daripada gencatan senjata yang tergesa-gesa, Al Mayadeen melaporkan.

    Katanya, hal itu justru bisa memicu pertempuran baru dan memperburuk situasi.

    “Amerika Serikat sepertinya ingin segera mencapai gencatan senjata, tetapi hal itu tanpa penyelesaian yang menyeluruh bisa berbahaya,” ujar Ryabkov, seperti yang dikutip dari RIA.

    Dia memperingatkan, tanpa solusi jangka panjang, gencatan senjata dapat merusak hubungan Rusia dengan Amerika.

    Sayangnya, hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai rencana perdamaian dari pihak Amerika Serikat.

    Pembicaraan terbaru antara Rusia dan AS di Riyadh bertujuan untuk memperbaiki hubungan kedua negara dan mempersiapkan negosiasi lebih lanjut mengenai Ukraina.

    Meskipun demikian, Ryabkov mengatakan diskusi tersebut belum memberikan penjelasan mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

    Ryabkov mengulangi alasan Rusia untuk melancarkan apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus” karena ekspansi NATO yang terus bergerak ke arah timur.

    Selain itu, Rusia juga menuduh Ukraina menekan hak-hak warga berbahasa Rusia di wilayah mereka.

    Meski Rusia terus mendorong perjanjian perdamaian yang lebih permanen, ketegangan tetap tinggi dan perang memasuki tahun keempat tanpa solusi yang jelas.

    Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dijadwalkan mengunjungi Turki pada Senin (24/2/2025) untuk mengadakan pembicaraan dengan mitranya, Hakan Fidan, mengenai perang dan masalah lainnya.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengonfirmasi Lavrov akan segera mengunjungi Turki untuk membahas berbagai topik penting.

    Turki tetap menegaskan perannya sebagai fasilitator perdamaian, seperti yang telah mereka lakukan pada tahun 2022 dengan menjadi tuan rumah negosiasi antara Rusia dan Ukraina.

    Belum lama ini, Turki juga menjadi tuan rumah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Turki akan menjadi tempat yang ideal untuk negosiasi perdamaian.

    Zelensky Siap Mundur Jika Ukraina Jadi Anggota NATO

    Pada konferensi pers yang diadakan pada Minggu (23/2/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kesiapan untuk mundur dari jabatannya.

    Dengan catatan, jika hal itu dapat membantu Ukraina mencapai perdamaian atau bisa membuat Kyiv menjadi anggota NATO.

    Zelensky menekankan ia tidak berambisi untuk berkuasa lama dan lebih memprioritaskan keamanan negara Ukraina.

    “Saya tidak berniat berkuasa selama beberapa dekade. Ini adalah prioritas utama saya sekarang,” kata Zelensky, dikutip dari Ukrainska Pravda.

    Zelensky menjelaskan keanggotaan NATO dianggap sebagai langkah yang paling efektif dan ekonomis untuk memastikan keamanan Ukraina.

    “Kami akan membahasnya dengan mitra kami, karena ini adalah masalah keamanan,” papar Zelensky.

    “Kami harus menyadari bahwa meja perundingan ini adalah milik kami, karena perang terjadi di Ukraina,” ungkap Zelensky.

    Ia menegaskan Eropa dan Amerika Serikat (AS) harus terlibat langsung dalam perundingan untuk memastikan perdamaian dan keamanan bagi Ukraina.

    Dukungan dari Pemerintah Biden vs Trump

    Terkait dengan hubungan Ukraina dan Amerika Serikat, Zelensky menyatakan perbedaan mencolok antara pemerintahan Trump dan pemerintahan Joe Biden, Al Jazeera melaporkan.

    Dikutip dari Time, Trump, yang sebelumnya menyerang Zelensky dengan menyebutnya sebagai “diktator,” dipandang oleh Zelensky sebagai kurang mendukung Ukraina dalam perdamaian.

    Ia berharap Trump dapat menjadi mitra yang lebih aktif dalam proses perdamaian, bukan hanya sekadar mediator.

    Dalam pembahasan lain, Zelensky juga menanggapi klaim bahwa Ukraina berutang 500 miliar dolar  kepada AS.

    Ia menegaskan bantuan AS diberikan dalam bentuk hibah, bukan pinjaman dan klaim tersebut tidak relevan serta tidak akan tercantum dalam perjanjian akhir.

    Kanada Umumkan Paket Bantuan Militer Baru untuk Ukraina

    Kanada mengumumkan akan mengirimkan 25 kendaraan tempur LAV III tambahan untuk mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Dua kendaraan lapis baja pertama akan segera dikirim, Suspilne melaporkan.

    Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dalam pertemuan puncak “Dukung Ukraina” yang berlangsung di Kyiv pada 24 Februari.

    Pertemuan ini dihadiri oleh para pemimpin dunia.

    Selain kendaraan tempur, Angkatan Udara Ukraina juga akan menerima simulator penerbangan.

    Trudeau menambahkan bahwa bantuan ini belum termasuk jutaan amunisi, pesawat nirawak, dan perlengkapan pertolongan pertama.

    Kanada juga telah mendistribusikan bantuan tahap pertama sebesar 5 miliar dolar Amerika untuk Ukraina, yang berasal dari aset Rusia yang dibekukan.

    Bantuan tersebut juga mencakup hibah untuk membantu Ukraina menjaga keamanan energinya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rekor! Rusia Kirim 267 Drone ke Ukraina dalam Semalam

    Rekor! Rusia Kirim 267 Drone ke Ukraina dalam Semalam

    Kyiv

    Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa sedikitnya 267 drone Rusia diluncurkan ke wilayahnya dalam semalam. Jumlah drone tersebut mencetak “rekor” sebagai yang terbanyak sejak Moskow melancarkan invasi terhadap Kyiv pada Februari 2022.

    Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat, dalam pernyataannya, seperti AFP, Senin (24/2/2025), mengatakan bahwa sedikitnya 267 drone itu terdeteksi di wilayah udara Ukraina antara Sabtu (22/2) hingga Minggu (23/2) waktu setempat.

    Ignat menyebut rentetan ratusan drone itu sebagai “rekor untuk serangan tunggal” sejak invasi dimulai hampir tiga tahun lalu.

    Disebutkan oleh Ignat dalam pernyataannya via Facebook bahwa 138 drone di antaranya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Ukraina, sedangkan 119 drone lainnya “hilang” tanpa menyebabkan kerusakan.

    Ignat tidak menjelaskan lebih lanjut soal apa yang terjadi pada 10 drone lainnya. Namun pernyataan terpisah dari Angkatan Bersenjata Ukraina via Telegram menyebut beberapa wilayah, termasuk Kyiv, telah “dihantam” serangan.

    Serangan rudal Rusia pada Sabtu (22/2) malam menghantam pusat kota Kryvyi Rig, yang ada di bagian tengah Ukraina. Laporan otoritas regional pada Minggu (23/2) menyebut serangan rudal Moskow itu menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai lima orang lainnya.

    Dalam upaya mencegat serangan Rusia setiap harinya, Ukraina selama konflik berkecamuk berusaha mengganggu logistik Moskow, terutama dengan secara langsung menyerang pangkalan militer dan lokasi industri di wilayah Rusia sendiri.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa 20 drone Ukraina yang diluncurkan ke negara itu “hancur” dalam semalam.

    Rusia melancarkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina, negara tetangganya, sejak 24 Februari 2022 lalu. Kremlin mengklaim tujuannya adalah untuk melindungi diri dari ancaman ekspansi aliansi militer Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan terbaru, menyatakan siap mengundurkan diri jika hal itu berarti perdamaian terwujud di Ukraina. Zelensky juga menawarkan agar pengunduran dirinya bisa ditukar dengan bergabungnya Ukraina dengan NATO.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Siap Mundur Asalkan Ukraina Gabung NATO

    Zelensky Siap Mundur Asalkan Ukraina Gabung NATO

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap untuk mengundurkan diri dari jabatannya jika hal itu berarti perdamaian terwujud di Ukraina. Zelensky juga menawarkan agar pengunduran dirinya ditukar dengan bergabungnya Ukraina dengan aliansi Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

    Pernyataan ini, seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (24/2/2025), disampaikan Zelensky dalam konferensi pers yang digelar di Kyiv pada Minggu (23/2) waktu setempat, menjelang peringatan tahun ketiga invasi Rusia terhadap Ukraina, yang dimulai Februari 2022 lalu.

    “Jika ada perdamaian bagi Ukraina, jika Anda benar-benar membutuhkan saya untuk meninggalkan jabatan saya, saya siap,” kata Zelensky, yang tampak kesal ketika ditanya dalam konferensi pers apakah dia siap meninggalkan jabatannya jika itu berarti menjamin perdamaian.

    “Saya bisa menukarnya dengan (keanggotaan) NATO, jika kondisi itu ada, segera,” ucapnya menambahkan.

    Selama ini, Zelensky menyerukan agar Ukraina diberikan keanggotaan NATO sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang. Namun aliansi yang dipimpin AS itu enggan membuat janji.

    Baru-baru ini, Zelensky menghadapi kritikan keras dari pemerintahan baru AS. Dia juga mengatakan ingin bertemu Presiden Donald Trump sebelum sang Presiden AS itu melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Zelensky bahkan terlibat perang kata-kata dengan Trump sejak para pejabat AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi pekan lalu untuk membahas perang Ukraina, namun tanpa mengajak Kyiv. Pertemuan itu mengguncang kebijakan Barat yang mengisolasi Moskow dan memicu kemarahan Ukraina juga negara-negara Eropa.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Zelensky Mengaku Tak Tersinggung Disebut ‘Diktator’ oleh Trump

    Dalam rentetan serangan verbal selama sepekan terakhir, Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilu” dan menyebut Presiden Ukraina itu tidak populer di dalam negeri, yang bertentangan dengan jajak pendapat independen. Dia juga secara keliru mengklaim Ukraina yang “memulai” perang dengan Rusia.

    Zelensky, dalam konferensi pers terbaru, mengakui dirinya tidak “tersinggung” oleh komentar Trump tersebut. Dia menyebut Trump diselimuti “disinformasi” Rusia.

    “Seseorang akan tersinggung dengan kata ‘diktator’ jika dia adalah seorang diktator,” ucap Zelensky dalam konferensi pers. Ini menjadi komentar pertamanya soal pernyataan Trump itu setelah sebelumnya dia enggan memberikan tanggapan langsung.

    Diketahui bahwa Trump mendorong pemilu di Ukraina saat menyebut Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilu” yang merujuk pada masa jabatan lima tahun resmi Presiden Ukraina yang seharusnya berakhir tahun 2024 lalu. Rusia sejak lama membahas hal ini untuk menuding Zelensky sebagai pemimpin yang tidak sah.

    Padahal undang-undang yang berlaku di Ukraina melarang penyelenggaraan pemilu selama keadaan darurat militer, yang ditetapkan Kyiv sejak invasi Moskow tahun 2022 lalu.

    “Saya tidak akan berkuasa selama beberapa dekade, tapi kami juga tidak akan membiarkan Putin berkuasa atas wilayah Ukraina,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Demi Ukraina Bisa Gabung NATO, Zelensky Siap Mundur dari Jabatan Presiden – Halaman all

    Demi Ukraina Bisa Gabung NATO, Zelensky Siap Mundur dari Jabatan Presiden – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan dirinya siap mengundurkan diri dari jabatannya.

    Pengumuman dari Volodymyr Zelensky ini dilakukan demi Ukraina bisa diterima dalam aliansi militer NATO.

    Akhir-akhir ini, hubungan Volodymyr Zelensky dengan Presiden AS, Donald Trump, tampak merenggang.

    Bahkan, pemerintah AS telah mengkritik habis-habisan Zelensky, menyebut Ukraina memulai konflik terlebih dahulu dengan Rusia.

    Trump pun meminta Zelensky untuk segera mengadakan pemilu yang ditangguhkan akibat dari perang dengan Rusia.

    Dengan berbagai tuduhan itu, Zelensky meminta untuk bertemu dengan Trump sebelum Presiden AS itu bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Zelensky juga menyerukan agar Ukraina diberikan keanggotaan NATO sebagai bagian dari kesepakatan apa pun untuk mengakhiri perang.

    “Jika ada perdamaian untuk Ukraina, jika Anda benar-benar membutuhkan saya untuk meninggalkan jabatan saya, saya siap,” kata Zelensky, dikutip dari AFP.

    “Saya dapat menukarnya dengan NATO,” tegasnya.

    Zelensky Trump terlibat dalam perang kata-kata sejak pejabat AS dan Rusia bertemu minggu lalu di Arab Saudi untuk perundingan tingkat tinggi pertama mereka dalam tiga tahun.

    Langkah tersebut mengguncang kebijakan Barat untuk mengisolasi Kremlin dan membuat marah para pemimpin Ukraina dan Eropa karena mereka tidak diundang.

    Dalam serangkaian serangan verbal selama seminggu terakhir, Trump telah mencap Zelensky sebagai seorang “diktator”.

    Zelenskyy mengatakan dia tidak “tersinggung” dengan komentar Trump dan siap menguji popularitasnya dalam pemilu setelah darurat militer berakhir di Ukraina.

    “Seseorang akan tersinggung dengan kata ‘diktator’, jika dia seorang diktator,” kata Zelenskyy dalam konferensi pers.

    “Saya sangat mengharapkan pengertian dari Trump terhadap satu sama lain,” lanjutnya.

    Pemimpin Ukraina itu juga meminta Trump untuk bertemu dengannya sebelum pertemuan puncak dengan Putin.

    Ia menambahkan bahwa telah ada “kemajuan” dalam kesepakatan untuk memberikan Amerika Serikat akses istimewa ke sumber daya penting Ukraina.

    Perdamaian di Depan Mata

    Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia sudah di depan mata.

    Witkoff mengatakan bahwa setiap kesepakatan potensial akan membutuhkan konsesi teritorial dan ekonomi dari kedua belah pihak.

    “Anda akan melihat konsesi dari kedua belah pihak. Dan inilah yang paling baik dilakukan Presiden.”

    “Ia menyatukan orang-orang. Ia membuat mereka memahami bahwa jalan menuju perdamaian adalah melalui konsesi dan mencapai konsensus,” kata Vitkoff, dikutip dari Kyiv Independent.

    Ia juga menyarankan, perjanjian Istanbul 2022 dapat berfungsi sebagai dasar bagi perjanjian perdamaian di masa depan antara Ukraina dan Rusia.

    Perjanjian Istanbul antara Ukraina dan Rusia pada 2022, merujuk pada serangkaian negosiasi yang diadakan di Istanbul, Turki pada akhir Maret 2022, tak lama setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

    Komunike yang dihasilkan menguraikan persyaratan potensial untuk perjanjian damai termasuk Ukraina mengadopsi status netral dan meninggalkan aspirasi NATO, pembatasan pasukan militer Ukraina, jaminan keamanan Barat untuk Ukraina, negosiasi status Krimea selama 10-15 tahun, dan mengizinkan Ukraina untuk mengajukan keanggotaan UE.

    Meskipun negosiasi ini dipandang sebagai terobosan potensial, dengan kedua belah pihak dilaporkan mempertimbangkan konsesi yang signifikan, negosiasi tersebut tidak menghasilkan kesepakatan akhir dan dihentikan pada Mei 2022.

    Witkoff mengaitkan perang yang sedang berlangsung dengan diskusi tentang kemungkinan keanggotaan Ukraina di NATO, yang menurutnya dianggap Rusia sebagai ancaman.

    Pernyataannya bertentangan dengan posisi pemerintahan AS sebelumnya, yang memandang invasi besar-besaran Rusia sebagai agresi yang tidak beralasan.

    Trump mengatakan fase baru negosiasi gencatan senjata antara delegasi Amerika dan Rusia yang bertujuan untuk menghentikan perang Ukraina akan berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada 25 Februari 2025 mendatang.

    Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari putaran pertama diskusi yang diadakan di kota yang sama pada awal minggu ini.

    Tidak ada pejabat Ukraina yang hadir dalam negosiasi dengan Saudi.

    Setelah pertemuan awal, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menguraikan tiga tujuan utama yang telah disepakati kedua belah pihak.

    Tujuan tersebut meliputi pemulihan staf kedutaan di Washington dan Moskow, pembentukan tim tingkat tinggi untuk memfasilitasi perundingan damai Ukraina, dan menjajaki cara-cara untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua negara. (*)

  • Trump: Ukraina Harus Beri Kompensasi atas Bantuan AS selama Perang Lawan Rusia – Halaman all

    Trump: Ukraina Harus Beri Kompensasi atas Bantuan AS selama Perang Lawan Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menekankan pentingnya Ukraina memberikan kompensasi atas bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah Joe Biden.

    Dalam pidatonya di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC), Trump menyatakan bahwa Ukraina harus mengembalikan uang yang dihabiskan oleh AS dalam konflik melawan Rusia, baik dalam bentuk logam tanah jarang maupun minyak.

    Permintaan Trump kepada Ukraina

    Dalam pidatonya, Trump mengungkapkan, “Saya ingin mereka memberi kami sesuatu untuk semua uang yang kami keluarkan. Jadi kami meminta tanah jarang dan minyak apa pun yang bisa kami dapatkan.”

    Ia menilai bahwa Amerika tidak seharusnya menanggung beban finansial sendirian dalam konflik ini, menyebutkan bahwa Eropa telah mengeluarkan lebih banyak uang daripada AS.

    “Perang ini memengaruhi Eropa, tetapi tidak benar-benar memengaruhi kita. Eropa seharusnya mengeluarkan lebih banyak uang daripada kita,” tambah Trump.

    Bantuan AS untuk Ukraina

    Sejak Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Kongres AS di bawah pemerintahan Biden telah menganggarkan sekitar 183 miliar dollar untuk Ukraina, termasuk lebih dari 66 miliar dollar dalam bantuan keamanan.

    Trump berpendapat bahwa Ukraina dan negara-negara pendukungnya di Eropa harus bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut.

    Ia juga menekankan bahwa Ukraina dan Zelensky, yang ia sebut sebagai “diktator tanpa pemilu,” seharusnya tidak mengeluh tentang tidak diundangnya mereka dalam perundingan AS-Rusia yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.

    Posisi Zelensky

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak untuk menandatangani kesepakatan yang akan memberikan 50 persen kepemilikan atas sumber daya mineral di Ukraina kepada perusahaan-perusahaan AS.

    Ia berargumen bahwa kesepakatan tersebut harus disertai dengan jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Zelensky sebelumnya menyatakan bahwa Ukraina akan memiliki peluang kecil untuk bertahan tanpa bantuan dari Amerika Serikat.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kemampuan Tempur Militer Ukraina Akan Tergerus jika AS Hentikan Starlink di Ukraina – Halaman all

    Kemampuan Tempur Militer Ukraina Akan Tergerus jika AS Hentikan Starlink di Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) disebut mengancam bakal menghentikan layanan internet Starlink di Ukraina jika tidak diberi akses terhadap mineral penting di negara tersebut.

    Narasumber yang dihubungi Reuters menyatakan bahwa pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan utusan khusus AS, Keith Kellog, pada 20 Februari 2025, membahas perkara Starlink.

    Menurut Narasumber itu, Ukraina bisa segera kehilangan layanan Starlink jika tidak mencapai kesepakatan dengan AS tentang mineral penting.”

    Starlink yang dikelola oleh Elon Musk menyediakan koneksi internet yang sangat penting bagi Ukraina dan militer mereka.

    Militer Ukraina menganggap Starlink sebagai “Bintang Utara” yang vital bagi operasi militer Ukraina.

    Di sisi lain, melalui media sosial X, Elon Musk membantah adanya ancaman itu.

    Namun, Musk tidak memberikan tanggapan lebih lanjut ketika dihubungi oleh Reuters.

    Kehilangan akses terhadap layanan ini akan menjadi pukulan berat bagi kemampuan tempur mereka.

    “Kehilangan Starlink akan mengubah permainan,” kata Melinda Haring, peneliti di Atlantic Council.

    Sementara itu, Andrei Koshkin, veteran militer dan pengamat hubungan internasional, mengatakan bahwa jika Starlink dihentikan, militer Ukraina akan kesulitan dalam mengoordinasikan serangan artileri, meluncurkan dan mengendalikan drone, serta berkomunikasi melalui telekomunikasi satelit.

    “Ini mungkin menjadi pukulan militer dan teknis terbesar bagi kemampuan tempur militer Ukraina,” kata Koshkin dikutip dari Sputnik.

    Koshkin menilai ultimatum ini sebagai upaya Trump untuk menunjukkan tekadnya dalam mencapai tujuannya di Ukraina.

    Trump sebelumnya telah meminta Ukraina untuk menyediakan logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan perang yang diberikan AS.

    Saat ini hubungan antara Zelensky dan Trump memburuk.

    Zelensky menolak proposal AS yang meminta 50 persen mineral penting Ukraina, termasuk grafit, uranium, titanium, dan lithium.

    Sementara itu, Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilu” dan mengklaim Ukraina adalah pihak yang memulai perang.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hari Ke-1096 Perang Rusia-Ukraina: Bela Zelensky, Inggris Siap Umumkan Sanksi Baru untuk Rusia – Halaman all

    Hari Ke-1096 Perang Rusia-Ukraina: Bela Zelensky, Inggris Siap Umumkan Sanksi Baru untuk Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini update hari ke-1096 perang Rusia-Ukraina pada Minggu, 23 Februari 2025.

    Rusia mengeklaim telah merebut Desa Novolyubivka di wilayah Luhansk, sementara tentara Ukraina menguasai beberapa daerah yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskow pada tahun 2022.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memuji Inggris atas dukungannya dalam perang melawan Rusia.

    Pujian ini disampaikan setelah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menegaskan komitmennya untuk mendukung Ukraina dalam panggilan telepon.

    Starmer menyatakan pentingnya Ukraina dalam negosiasi damai dengan Rusia, mengingat 62 persen warga Inggris setuju agar Ukraina diizinkan bergabung dengan NATO.

    Paket Sanksi Baru untuk Rusia

    Inggris dijadwalkan mengumumkan paket sanksi signifikan terhadap Rusia pada hari Senin.

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyatakan bahwa saatnya untuk menekan Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin.

    Serangan di Donetsk dan Kyiv

    Serangan Rusia di wilayah Donetsk menyebabkan seorang wanita berusia 70 tahun tewas dan tiga lainnya terluka.

    Di Kyiv, serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia mengakibatkan satu warga sipil tewas dan kerusakan pada gedung serta kendaraan.

    Pertemuan AS dan Rusia

    Pertemuan antara perwakilan Rusia dan AS direncanakan berlangsung dalam dua minggu ke depan.

    Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengungkapkan bahwa pertemuan ini akan membahas berbagai isu global, termasuk konflik di Ukraina.

    Desakan AS kepada PBB

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mendesak anggota PBB untuk menyetujui resolusi baru mengenai perang Ukraina.

    Resolusi ini tidak mencantumkan wilayah yang diduduki oleh Rusia dan diharapkan dapat disetujui sebelum peringatan tiga tahun invasi Rusia pada hari Senin.

    Ketidakpastian Kesepakatan dengan AS

    Sumber dari Ukraina mengungkapkan bahwa Zelensky belum siap untuk menandatangani kesepakatan yang memberikan akses istimewa kepada AS atas mineral penting Ukraina.

    Menurut laporan, Zelensky menolak proposal AS karena syarat yang ketat dan kurangnya jaminan keamanan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bocoran Intelijen: Putin Bakal Deklarasi Kemenangan Perang Besok!

    Bocoran Intelijen: Putin Bakal Deklarasi Kemenangan Perang Besok!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia dilaporkan akan mendeklarasikan kemenangan dalam perang melawan Ukraina dan NATO pada 24 Februari 2024, tepat pada peringatan tiga tahun invasi skala penuhnya. Informasi ini diklaim intelijen militer Ukraina (HUR).

    Menurut badan intelijen Ukraina, Rusia kini bertujuan untuk menebar keputusasaan di antara warga Ukraina, mengacaukan situasi di negara itu, dan mendiskreditkan Ukraina di antara sekutu-sekutunya.

    “Badan intelijen Rusia berencana menyebarkan narasi bahwa Ukraina telah dikhianati oleh Barat dan AS,” demikian klaim HUR, seperti dikutip Kyiv Independent pada Minggu (23/2/2025).

    Mereka juga mengatakan oropaganda Rusia juga akan terus mempertanyakan legitimasi Presiden Volodymyr Zelensky dan “para pejabat Ukraina korup yang mencuri bantuan AS.”

    Sekutu-sekutu Ukraina pada umumnya mengabaikan narasi propaganda tentang legitimasi Zelensky hingga Presiden AS Donald Trump menuduh Ukraina memulai perang dan tampaknya menggemakan pernyataan Kremlin, menjuluki presiden Ukraina sebagai diktator.

    Klaim ini mengabaikan fakta bahwa tidak mungkin mengadakan pemilu selama darurat militer, yang telah berlaku sejak invasi skala penuh Rusia dimulai pada tahun 2022. Akibatnya, masa jabatan Zelensky telah diperpanjang, yang menurut para pengacara konstitusi diizinkan menurut hukum Ukraina.

    HUR mengatakan bahwa Kremlin mungkin menggunakan perundingan AS-Rusia di Arab Saudi belum lama ini untuk memaksakan syarat-syarat perdamaiannya kepada dunia, dengan mencoba menggambarkan pemerintah-pemerintah di Eropa yang mendukung Kyiv sebagai “musuh-musuh perdamaian.”

    Tidak ada keputusan konkret yang diumumkan setelah pertemuan antara delegasi Amerika dan Rusia, tetapi pengecualian Ukraina memicu kekhawatiran di Kyiv dan Eropa.

    Setelah Rusia gagal mengambil alih Ukraina dalam beberapa hari pada tahun 2022 dan menderita beberapa kekalahan pada tahun 2022, Kremlin disebut Ukraina mulai menyebarkan klaim palsu bahwa Rusia berperang dengan NATO.

    Mitra Barat telah menyediakan senjata bagi Ukraina sejak awal perang habis-habisan tetapi tidak pernah mengirim pasukan ke Ukraina, karena khawatir akan eskalasi.

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan dalam pembaruan hariannya pada 21 Februari bahwa Moskow telah kehilangan 864.860 tentara di Ukraina sejak Februari 2022, termasuk 1.280 korban yang diderita pasukan Rusia selama sehari terakhir.

    (pgr/pgr)

  • Trump Minta Ukraina Kembalikan Uang Bantuan dari AS Terkait Perang

    Trump Minta Ukraina Kembalikan Uang Bantuan dari AS Terkait Perang

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump berupaya mendapatkan kembali uang miliaran dolar yang dikirim AS untuk mendukung perang Ukraina melawan Rusia. Trump ingin Ukraina memberikan kompensasi dalam bentuk minyak atau apapun.

    Komentar Trump tersebut muncul saat AS sedang bernegosiasi dengan Ukraina terkait sumber daya mineral yang diinginkan Trump sebagai kompensasi atas bantuan perang yang diberikan Presiden AS sebelumnya, Joe Biden kepada Ukraina.

    Hal itu adalah terobosan terbaru dalam bulan pertama sejak ia menjabat, di mana Trump telah mengubah kebijakan luar negeri AS dengan melakukan pendekatan diplomatik terhadap Rusia tanpa menghiraukan Ukraina dan Eropa.

    “Saya mencoba mendapatkan kembali uang itu, atau mengamankannya,” kata Trump kepada para delegasi di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di dekat Washington, dilansir AFP, Minggu (23/2/2025).

    “Saya ingin mereka memberi kami sesuatu untuk semua uang yang kami keluarkan. Kami meminta tanah jarang dan minyak, apa pun yang bisa kami dapatkan,” katanya.

    “Kami akan mendapatkan kembali uang kami karena itu tidak adil. Dan kita lihat saja nanti, tetapi saya pikir kami sudah cukup dekat dengan kesepakatan, dan sebaiknya kami segera melakukannya karena itu adalah situasi yang mengerikan,” sambungnya.

    Beberapa jam sebelumnya, seorang sumber mengatakan kepada AFP bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky “belum siap” untuk menandatangani kesepakatan seperti itu, meskipun ada tekanan AS yang meningkat.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu