Tag: Volodymyr Zelensky

  • Update Terbaru: Rusia Serang Rumah Sakit di Ukraina, Caplok 2 Desa

    Update Terbaru: Rusia Serang Rumah Sakit di Ukraina, Caplok 2 Desa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina menuduh Rusia menyerang sebuah rumah sakit militer di Kota Kharkiv, kemarin. Serangan itu merusak bangunan RS dan melukai personel militer yang sedang menjalani perawatan.

    “Bangunan rumah sakit dan bangunan tempat tinggal di dekatnya rusak oleh pesawat nirawak (drone) Shahed,” demikian pernyataan tentara Ukraina dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Minggu (30/3/2025). “Menurut laporan awal, ada korban di antara personel militer yang sedang menjalani perawatan di sana.”

    Di sisi lain, Rusia mengeklaim telah merebut dua desa di Ukraina bagian timur dan bagian selatan, kemarin. Kementerian Pertahanan melaporkan, kedua desa tersebut adalah Desa Shchebraki di selatan Zaporizhzhia dan Panteleimonivka di timur Donetsk.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia telah meluncurkan lebih dari 170 pesawat nirawak ke Ukraina tadi malam, menyerang target di wilayah Dnipropetrovsk, Kyiv, Sumy, Kharkiv, dan Khmelnytskyi. Ia mengatakan, empat orang tewas di Dnipro di mana serangan menghantam kompleks hotel dan 21 lainnya terluka termasuk seorang wanita hamil.

    “Rusia mengolok-olok upaya penjaga perdamaian di seluruh dunia. Rusia memperpanjang perang dan menebar teror karena masih belum merasakan tekanan nyata,” ujar Zelensky dilansir AFP, Minggu (30/3/2025).

    Menurut Gubernur Kharkiv Oleg Sinegubov, serangan Rusia di Kharkiv di timur laut Ukraina, Sabtu (29/3/2025), menewaskan satu orang dan melukai 14 orang lainnya.

    Seperti diketahui, selama beberapa pekan, Amerika Serikat (AS) telah berusaha untuk merundingkan gencatan senjata meliputi Laut Hitam dan serangan yang menargetkan infrastruktur di kedua negara. Meskipun kedua negara telah menyetujui gencatan senjata ini secara prinsip, implementasinya masih belum jelas dan Kyiv dan Moskow saling menuduh berusaha menggagalkannya.

    (miq/miq)

  • Hari ke-1.130 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Sebut AS Ubah Ketentuan Perjanjian Mineral – Halaman all

    Hari ke-1.130 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Sebut AS Ubah Ketentuan Perjanjian Mineral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1130 dengan perkembangan signifikan yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Pasukan Rusia meluncurkan 172 pesawat tak berawak ke wilayah Ukraina, dengan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 94 di antaranya.

    Serangan Drone Massal di Dnipro

    Dalam serangan massal yang terjadi di Dnipro, empat orang tewas dan 19 lainnya terluka.

    Serangan ini juga menyebabkan kebakaran besar di kompleks hotel dan restoran, serta merusak sebuah blok apartemen bertingkat tinggi.

    Serhiy Lysak, kepala administrasi militer wilayah Dnipropetrovsk, melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran telah mengendalikan api, meskipun jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

    “Musuh mengarahkan lebih dari 20 pesawat nirawak ke kota tersebut. Sebagian besar dari mereka jatuh,” ungkap Lysak melalui Telegram.

    Akses Intelijen dari Eropa

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan bahwa Ukraina akan menerima akses yang lebih luas ke data intelijen dari negara-negara mitra Eropa.

    Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan Coalition of the Willing pada 28 Maret 2025.

    Selain itu, beberapa negara Eropa berjanji untuk memberikan akses ke depot amunisi dan lisensi untuk produksi sistem pertahanan udara.

    Zelensky menegaskan bahwa pertemuan kelompok tersebut akan dilanjutkan dalam format Ramstein pada bulan April.

    Penolakan Perjanjian Mineral

    Zelensky juga menolak kesepakatan hak mineral yang diusulkan oleh Amerika Serikat, yang dianggapnya dapat mengancam integrasi Ukraina dengan Uni Eropa.

    Ia meminta pengacara Kyiv untuk meninjau draf perjanjian tersebut sebelum memberikan penilaian lebih lanjut.

    “Kami tidak akan mengakui miliaran dollar bantuan AS di masa lalu sebagai pinjaman,” tegas Zelensky.

    Serangan di Belgorod

    Sementara itu, para blogger militer Rusia melaporkan bahwa pasukan Ukraina melakukan serangan tidak terpublikasi di wilayah Belgorod, Rusia.

    Baik Kyiv maupun Moskow belum mengonfirmasi laporan ini.

    Seruan Gencatan Senjata

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menegaskan bahwa Ukraina memiliki pemerintahan yang sah yang harus dihormati.

    Ia juga menyerukan diakhirinya penderitaan akibat serangan terhadap warga sipil di Ukraina.

    “Gencatan senjata terbatas yang melindungi jalur pelayaran dan infrastruktur merupakan langkah maju yang sangat dibutuhkan,” kata Volker Turk, Kepala HAM PBB.

    Pemulangan Jenazah Tentara

    Ukraina melaporkan bahwa mereka telah menerima kembali 909 jenazah tentaranya yang tewas dalam pertempuran dengan Rusia, merupakan pemulangan terbesar dalam lebih dari tiga tahun terakhir.

    Dukungan Internasional

    Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan pencairan sebesar 400 juta dollar untuk Ukraina, meskipun ekonomi negara tersebut tetap menghadapi tantangan.

    Komisioner UE untuk pertanian juga menyatakan bahwa Uni Eropa berencana untuk mengurangi impor produk pertanian dari Ukraina.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.130: Lelah Andalkan AS, Zelensky Akan Dapat Info Intelijen dari Eropa – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.130: Lelah Andalkan AS, Zelensky Akan Dapat Info Intelijen dari Eropa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.130 pada Sabtu (29/3/2025).

    Selama 24 jam terakhir, pasukan Rusia meluncurkan 172 pesawat tak berawak ke Ukraina.

    Pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 94 pesawat tak berawak dan 69 lainnya hilang.

    Wilayah Dnipropetrovsk, Kharkiv dan Sumy terkena dampak serangan tersebut, menurut laporan Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Peringatan serangan udara berbunyi di Kyiv pada pukul 01.00 waktu setempat dan dicabut pada pukul 02.18 waktu setempat, seperti diberitakan Suspilne.

    Serangan Drone Massal di Dnipro, 4 Orang Tewas

    Serangan massal pesawat nirawak Rusia menewaskan empat orang, melukai 19 orang, dan memicu kebakaran besar di kompleks hotel dan restoran serta bangunan lain di kota Dnipro, Ukraina tenggara, pada Jumat (28/3/2035) malam.

    “Sebuah blok apartemen bertingkat tinggi dan hampir 10 rumah terbakar,” kata Serhiy Lysak di Telegram.

    Petugas pemadam kebakaran telah mengendalikan api di kompleks hotel tersebut. 

    “Jumlah korban kemungkinan akan bertambah, dengan tiga orang yang terluka dalam kondisi serius,” kata Lysak dalam posting sebelumnya. 

    “Sekarang juga diketahui bahwa musuh mengarahkan lebih dari 20 pesawat nirawak ke kota tersebut. Sebagian besar dari mereka jatuh,” lanjutnya.

    Sekutu Eropa akan Bagikan Informasi Intelijen ke Ukraina

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina akan menerima akses yang diperluas ke data intelijen dari satelit negara mitra Eropa.

    Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan “Coalition of the Willing” pada hari Jumat (28/3/2025).

    Selain itu, sejumlah negara Eropa telah berjanji memberi Ukraina akses ke depot amunisi mereka.

    Ukraina juga akan menerima lisensi untuk produksi sistem pertahanan udara dan sedang berupaya mendapatkan lisensi untuk produksi jenis artileri tertentu.

    Zelensky juga mengumumkan bahwa pertemuan kelompok tersebut berikutnya dalam format “Ramstein” akan berlangsung pada bulan April.

    Zelensky Tolak Perjanjian Mineral yang Ancam Hubungan Ukraina dan Sekutu Eropa

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan menerima kesepakatan hak mineral apa pun yang mengancam integrasinya dengan Uni Eropa.

    Namun ia mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan penilaian atas kesepakatan mineral yang diperluas dan diusulkan oleh Amerika Serikat.

    Zelensky Minta Pengacara Ukraina Tinjau Draf Perjanjian Mineral dari AS

    Presiden Ukraina Zelensky mengatakan pengacara Kyiv perlu meninjau draf perjanjian mineral sebelum dia dapat mengatakan lebih lanjut tentang tawaran AS.

    Ringkasan dari draf tersebut menunjukkan AS menuntut semua pendapatan sumber daya alam Ukraina selama bertahun-tahun.

    Zelensky juga mengatakan Kyiv tidak akan mengakui miliaran dolar bantuan AS di masa lalu sebagai pinjaman, meskipun ia tidak mengatakan apakah permintaan tersebut tercantum dalam versi draf terbaru yang diterima oleh pejabat tinggi Ukraina.

    “Teks tersebut sama sekali berbeda dari perjanjian kerangka kerja sebelumnya,” kata Zelensky, seperti diberitakan The Guardian.

    Ia merujuk pada draf perjanjian yang telah ditetapkan untuk ditandatanganinya dengan Presiden AS, Donald Trump, sebelum keduanya berdebat sengit di Ruang Oval, Gedung Putih pada 28 Februari 2025 hingga membuat hubungan kedua negara sempat tegang.

    Blogger Militer Rusia: Pasukan Ukraina Serang Belgorod, Rusia

    Para blogger militer Rusia mengatakan pasukan Ukraina melakukan serangan yang tidak dipublikasikan ke wilayah Belgorod Rusia.

    Kabar ini muncul tepat saat pasukan Ukraina kehilangan kendali atas wilayah Rusia di Kursk yang diduduki Ukraina sejak Agustus tahun lalu.

    Beberapa koresponden militer Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa pasukan Ukraina berada di dalam Belgorod dan bertempur dengan pasukan Rusia di sana.

    Baik Kyiv maupun Moskow tidak mengonfirmasi laporan tersebut.

    Putin Usul agar Ada Pemerintahan Transisi di Ukraina

    Presiden Rusia Vladimir Putin memperbarui seruannya agar pemerintahan transisi diberlakukan di Ukraina untuk memungkinkan pemilihan umum baru.

    Pemerintahan tersebut akan berada di bawah pengawasan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara lain.

    Menurut Putin, Zelensky bukan presiden yang sah karena masa jabatannya berakhir pada Mei 2024 dan tidak sah untuk terlibat dalam perundingan perdamaian.

    Namun, Zelensky menolak seruan Putin dan menyebutnya sebagai taktik terbarunya untuk menunda kesepakatan damai.

    PBB Jawab Putin: Ukraina Punya Pemerintahan yang Sah

    Sekretaris jenderal PBB, António Guterres, mengatakan Ukraina memiliki pemerintahan yang sah yang harus dihormati.

    Tidak jelas sejauh mana gagasan Putin untuk pemerintahan sementara yang dipimpin PBB dimaksudkan untuk ditanggapi dengan serius.

    Sebelumnya, Kremlin mengklarifikasi bahwa ia tidak mengemukakan gagasan ini dalam panggilan telepon baru-baru ini dengan Donald Trump.

    Kepala HAM PBB Desak Rusia Hentikan Kekerasan di Ukraina

    Kepala hak asasi PBB menyerukan diakhirinya penderitaan mengerikan yang disebabkan oleh serangan terhadap warga sipil di Ukraina. 

    “Beberapa minggu terakhir telah terjadi aktivitas intens seputar kemungkinan gencatan senjata di Ukraina, yang akan sangat disambut baik,” kata Volker Turk kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada hari Jumat.

    “Gencatan senjata terbatas yang melindungi jalur pelayaran dan infrastruktur merupakan langkah maju yang disambut baik. Yang paling dibutuhkan sekarang adalah mengakhiri penderitaan mengerikan yang dialami setiap hari di Ukraina,” ujarnya.

    Ia mengatakan Donald Trump telah mendorong gencatan senjata sejak kembali menjabat pada bulan Januari, namun seiring dengan pembicaraan ini, pertempuran di Ukraina telah meningkat, dan menewaskan serta melukai lebih banyak warga sipil.

    “Angka korban dalam tiga bulan pertama tahun ini 30 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Turk.

    Ukraina Terima 909 Jenazah Tentaranya yang Tewas di Medan Perang

    Ukraina mengatakan mereka telah menerima kembali jenazah 909 tentaranya yang tewas selama pertempuran dengan Rusia, dalam pemulangan terbesar dalam lebih dari tiga tahun perang.

    “Kami berterima kasih atas bantuan Komite Internasional Palang Merah. Jenazah tersebut telah dikembalikan dari wilayah Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia,” kata Markas Besar Koordinasi untuk Penanganan Tahanan Perang pada hari Jumat.

    UE akan Kurangi Impor Produk Pertanian Ukraina

    Komisioner UE untuk pertanian mengatakan bahwa blok tersebut berharap dapat mengurangi impor pertanian dari Ukraina.

    Hal itu disampaikan ketika merundingkan kembali kesepakatan perdagangan dengan Kyiv yang akan berakhir pada bulan Juni. 

    “Kuota impor tidak akan tetap sama seperti dalam liberalisasi sementara ini. Jadi, memang, akan ada lebih sedikit impor,” kata Christophe Hansen kepada Agence France-Presse pada hari Jumat.

    Pernyataannya mengacu pada kesepakatan yang dicapai setelah invasi Rusia tahun 2022 yang memberikan akses bebas bea ke blok tersebut untuk barang-barang pertanian Ukraina.

    IMF akan Cairkan 400 Juta Dolar untuk Ukraina

    Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dewannya telah menyelesaikan tinjauan yang akan memungkinkan pencairan $400 juta ke Ukraina untuk disalurkan untuk dukungan anggaran. 

    “Ekonomi Ukraina tetap tangguh meskipun menghadapi kondisi yang penuh tantangan,” kata IMF pada hari Jumat.

    IMF menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Ukraina – yang melambat pada kuartal kedua setengah tahun lalu – akan mengalami perlambatan lanjutan pada tahun 2025 akibat ketatnya pasar tenaga kerja dan serangan terhadap infrastruktur energi.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Putin Undang Korea Utara dan BRICS Gabung Perundingan Gencatan Senjata Ukraina – Halaman all

    Putin Undang Korea Utara dan BRICS Gabung Perundingan Gencatan Senjata Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan agar negara-negara sekutunya, termasuk Korea Utara dan anggota BRICS, turut serta dalam perundingan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Dalam pertemuan dengan prajurit di Murmansk, Rusia utara, Putin menyampaikan gagasan bahwa Ukraina dapat ditempatkan di bawah “pemerintahan sementara” sebagai bagian dari proses perdamaian.

    Menurut kantor berita negara Rusia, TASS, Putin mengusulkan pemilu baru di Ukraina serta penandatanganan perjanjian damai setelah negara itu berada di bawah administrasi internasional.

    “Pada prinsipnya, pemerintahan sementara dapat diperkenalkan di Ukraina di bawah naungan PBB, Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan mitra kami,” kata Putin.

    Ia menekankan bahwa langkah ini bertujuan untuk menyelenggarakan pemilu yang demokratis dan membentuk pemerintahan yang dipercaya rakyat sebelum memulai perundingan damai.

    Putin juga menekankan bahwa perundingan damai seharusnya tidak hanya melibatkan Rusia dan Amerika Serikat, tetapi juga negara-negara lain, termasuk China, India, Brasil, Afrika Selatan, serta Korea Utara.

    “Ini bukan hanya Amerika Serikat tetapi juga Republik Rakyat Tiongkok, India, Brasil, Afrika Selatan, semua negara BRICS, dan banyak lainnya, misalnya, termasuk Republik Rakyat Demokratik Korea,” kata Putin, dikutip dari Al Jazeera.

    Sementara itu, laporan dari militer Korea Selatan menyebutkan bahwa Pyongyang telah mengirim lebih dari 3.000 tentara baru untuk bergabung dengan pasukan Rusia di Ukraina, melampaui 11.000 tentara yang dikirim tahun sebelumnya.

    Putin juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Eropa meskipun menilai bahwa negara-negara Eropa sering kali bertindak tidak konsisten terhadap Rusia.

    “Kami sudah terbiasa dengan hal itu. Saya harap kami tidak akan membuat kesalahan berdasarkan kepercayaan yang berlebihan kepada apa yang disebut mitra kami,” katanya, menurut TASS.

    Di sisi lain, Putin memuji Presiden AS Donald Trump, yang menurutnya “dengan tulus mengharapkan berakhirnya konflik ini.”

    Pernyataan Putin muncul setelah negosiasi terpisah di Riyadh, Arab Saudi, yang melibatkan pejabat Rusia, Ukraina, dan AS untuk membahas kemungkinan gencatan senjata.

    Menurut laporan AS, Kyiv dan Moskow telah sepakat untuk menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Hitam.

    Namun, dalam beberapa hari berikutnya, kedua belah pihak saling menuduh tidak serius dalam pembicaraan damai.

    Ukraina menuduh Rusia melancarkan serangan drone terhadap kota Mykolaiv, yang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disebut sebagai “sinyal jelas bahwa Moskow tidak menginginkan perdamaian sejati.”

    Sebaliknya, Rusia menuduh Ukraina melakukan serangan drone terhadap fasilitas penyimpanan gas dan infrastruktur listrik di wilayah yang dikuasai Rusia, yang dianggap melanggar kesepakatan untuk tidak menyerang fasilitas energi masing-masing.

    Media Rusia melaporkan bahwa putaran kedua pembicaraan akan dilanjutkan di Riyadh pada pertengahan April.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.129: Zelensky Desak AS Bereaksi saat Rusia Langgar Perjanjian Energi – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.129: Zelensky Desak AS Bereaksi saat Rusia Langgar Perjanjian Energi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.129 pada Jumat (28/3/2025).

    Pada tengah malam, peringatan serangan udara dicabut di Kyiv.

    Pada pukul 01.50 waktu setempat, ledakan terdengar di Odessa, seperti diberitakan Suspilne.

    Berkat Ceko, Ukraina Akan Mendapat 1,5 Juta Peluru Artileri Tahun Ini

    Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala, mengatakan prakarsa amunisi yang dipimpin Ceko untuk Ukraina dapat mengirimkan 1,5 juta butir peluru artileri lagi pada tahun 2025 seperti tahun lalu.

    Prakarsa tersebut diluncurkan tahun lalu dan didanai oleh sejumlah sekutu.

    Di antara butir peluru yang disediakan pada 2024 adalah 500.000 unit peluru kaliber 155 mm pada bulan Februari tahun ini, yang cocok dengan senjata artileri NATO yang disediakan oleh sekutu Barat untuk Ukraina.

    Eropa Kembali Tegaskan Dukungan untuk Ukraina

    Para pemimpin Eropa menegaskan dukungan mereka untuk Ukraina pada pertemuan puncak di Paris pada hari Kamis (27/3/2025).

    Mereka sepakat, sekarang bukan saatnya untuk mencabut sanksi terhadap Rusia.

    Sebaliknya, para pemimpin Eropa membahas bagaimana sanksi dapat ditingkatkan “untuk mendukung inisiatif AS untuk membawa Rusia ke meja perundingan.

    “Itu berarti meningkatkan tekanan ekonomi pada Rusia, mempercepat sanksi baru yang lebih keras yang menekan pendapatan energi Rusia dan bekerja sama untuk membuat tekanan ini berarti,” kata Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

    Kepala Angkatan Darat Prancis, Inggris, dan Jerman Akan Kunjungi Ukraina

    Dalam pertemuan di Paris pada hari Kamis, Keir Starmer, mengonfirmasi kepala angkatan darat Prancis, Inggris, dan juga Jerman akan pergi ke Kyiv untuk membantu merencanakan dukungan bagi angkatan darat Ukraina.

    Mereka akan bertemu dengan kelompok kontak pertahanan Ukraina yang bertugas mengumpulkan lebih banyak bantuan militer dan menjaga Ukraina dalam pertempuran.

    Presiden Prancis: Eropa Pasti Akan Kirim Pasukan Perdamaian

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berbicara tentang rencana “Coalition of the willing” Prancis dan Inggris untuk mengirim pasukan ke Ukraina untuk membantu mempertahankan gencatan senjata pada akhirnya dalam pertemuan kelompok tersebut di Paris.

    “Tidak ada suara bulat hari ini, tetapi kita tidak memerlukan suara bulat untuk melakukan ini,” kata Macron. 

    Italia termasuk di antara sekutu Ukraina yang mengatakan mereka tidak akan mengirim pasukan.

    “Akan ada pasukan jaminan dengan beberapa negara Eropa yang akan dikerahkan (ke Ukraina),” kata Macron, seperti diberitakan The Guardian.

    Ukraina Tuduh Rusia Langgar Gencatan Senjata Energi

    Gubernur Kherson mengatakan Rusia melakukan penembakan besar-besaran di sebuah stasiun transportasi umum di kota Kherson, Ukraina selatan pada hari Kamis.

    Infrastruktur kereta api rusak dan pasokan listrik terganggu.

    Dampak pemadaman listrik atas serangan itu menyebabkan Ukraina menuduh Rusia melanggar komitmen untuk tidak menyerang target energi Ukraina dalam kesepakatan gencatan senjata 30 hari.

    Sementara itu, Ukraina menolak tuduhan Rusia, pesawat tak berawak Ukraina menyerang fasilitas energi di wilayah Kursk dan Bryansk Rusia, dan di semenanjung Krimea yang diduduki.

    Zelensky Minta AS Respons Pelanggaran Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis meminta AS untuk menanggapi apa yang disebutnya pelanggaran Moskow terhadap komitmennya untuk tidak menyerang target energi Ukraina.

    “Saya pikir harus ada reaksi dari AS,” kata presiden Ukraina itu kepada wartawan di Paris pada hari Kamis.

    Ia mengatakan bahwa fasilitas energi telah rusak dalam serangan pada hari Kamis dan tidak jelas siapa yang memantau janji untuk menghentikan serangan tersebut.

    Zelensky Optimis AS Akan Kehilangan Kepercayaan pada Rusia

    Zelensky menunjukkan nada optimisme strategis minggu ini, AS mungkin akan kehilangan kepercayaan kepada Rusia

    Meskipun ia mengeluh tentang pesan Kremlin yang diulang oleh Steve Witkoff, utusan Donald Trump, Zelensky beralasan bahwa seiring waktu tim Gedung Putih akan menghargai Kremlin tidak bertindak dengan itikad baik.

    “Akan menjadi jelas bahwa Rusia tidak menginginkan gencatan senjata tanpa syarat karena mereka semakin banyak mengajukan keberatan. Orang-orang tidak akan semakin mempercayai Rusia setiap hari,” katanya.

    Jet Tempur Jerman Cegat Pesawat Pengintai Rusia

    Jet tempur Eurofighter Jerman mencegat dan mengawal pesawat pengintai Ilyushin Il-20 Rusia yang mendekati Jerman timur laut di atas Laut Baltik pada hari Kamis. 

    “Penyebabnya adalah pesawat tak dikenal di atas Laut Baltik, yang terbang tanpa rencana penerbangan atau transponder yang diaktifkan,” kata angkatan udara Jerman.

    Pesawat itu diarahkan kembali ke daerah kantong Rusia Kaliningrad dari tempat pertama kali dilacak, seperti diberitakan kantor berita Jerman, Bild.

    Zelensky: AS Terus Mengubah Ketentuan Perjanjian Mineral

    Zelensky mengatakan kepada wartawan bahwa AS terus-menerus mengubah ketentuan kesepakatan mineral yang diusulkan, tetapi ia tidak ingin Washington berpikir Kyiv menentangnya.

    Menurut Financial Times, proposal baru akan memberikan AS hak pertama untuk membeli sumber daya yang diekstraksi berdasarkan perjanjian tersebut.

    Selain itu, AS akan mendapatkan kembali semua uang yang telah diberikannya kepada Ukraina sejak 2022, di samping tingkat bunga tahunan 4 persen, sebelum Ukraina mulai mendapatkan akses ke keuntungan.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan Ukraina harus mengembalikan bantuan yang diberikan oleh AS selama perang melawan Rusia dan memberikannya dalam bentuk perjanjian mineral.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Digadang Jadi Game-Changer, Rudal Storm Shadow Inggris Cuma Ampas Buat Ukraina Lawan Rusia – Halaman all

    Digadang Jadi Game-Changer, Rudal Storm Shadow Inggris Cuma Ampas Buat Ukraina Lawan Rusia – Halaman all

    Digadang Jadi Game-Changer, Rudal Storm Shadow Inggris Cuma Ampas Buat Ukraina Lawan Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah digembar-gemborkan sebagai game-changer ketika Ukraina menerima izin dari Inggris dan Amerika Serikat untuk menggunakan amunisi jarak jauh terhadap target jauh di dalam Rusia pada November 2024, rudal Storm Shadow tampaknya mulai jarang digunakan oleh militer Kiev dalam perangnya melawan Moskow.

    Ulasan di situs berita militer BM, melansir, mulai jarangnya penggunaan rudal Strom Shadow Inggris oleh Ukraina ini memantik dugaan kalau persenjataan jarak jauh ini kurang efektif menghadapi Rusia dan sistem pertahanan udaranya yang terbukti tangguh.  

    Padahal, saat pertama dilaporkan penggunaannya, rudal ini memicu ancaman pembalasan Rusia, yang juga berniat menghantam negara-negara NATO pemasok rudal jarak jauh bagi Ukraina.

    Lalu apa penyeba Ukraina mulai jarang menggunakan rudal Storm Shadow dalam perang melawan Rusia? Benarkah persenjataan canggih itu cuma ‘ampas’?

    “Merujuk ulasan dari intelijen open-source, pernyataan resmi, dan wawasan para ahli, kenyataannya menunjukkan kalau penyebab Ukraina mulai jarang gunakan Strom Shadow adalah gabungan dari kendala logistik, ketangguhan Rusia, dan pergeseran arus geopolitik. Faktor-faktor ini berperan menarik senjata yang pernah menonjol ini menjadi sangat jarang digunakan,” ulas BM, dikutip Kamis (27/3/2025).

    rudal Storm Shadow (X Fiona Edwards)

    Bukan Rudal Biasa

    The Storm Shadow, ciptaan bersama Inggris-Prancis, bukanlah rudal biasa. 

    Dengan jangkauan melebihi 155 mil dan profil rendah terbang, rudal itu dirancang untuk menembus jauh ke dalam wilayah musuh, menghindari deteksi radar, hingga memberikan hulu ledak 990-pound dengan akurasi yang tepat.

    Ketika Ukraina pertama kali melepaskannya terhadap target Rusia setelah persetujuan Barat akhir tahun lalu, dampaknya langsung dan tak terbantahkan.

    Serangan terhadap instalasi militer di wilayah Kursk dan Bryansk, dikonfirmasi oleh sumber-sumber Ukraina dan rekaman geolokasi yang beredar pada X pada November 2024, memamerkan kemampuan rudal untuk mencapai target bernilai tinggi jauh melampaui garis depan.

    Kremlin menanggapi dengan marah, memberi label langkah itu eskalasi dan mengisyaratkan pembalasan “asimetris”, termasuk ancaman nuklir terselubung.

    Untuk sesaat, tampaknya Storm Shadow akan mendefinisikan kembali konflik, memberi Ukraina keunggulan yang menentukan dalam perang yang semakin macet oleh gesekan.

    Namun pada Desember 2024, pesona rudal ini mulai memudar.

    Analis yang melacak perang melalui platform seperti X mencatat penurunan tajam dalam laporan yang kredibel tentang serangan Storm Shadow.

    “Di mana cuma sesekali ada klaim hampir setiap minggu dari ‘hit’ yang berhasil — sering disertai dengan rekaman drone kasar atau posting Telegram Rusia yang mengutuk kerusakan — insiden semacam itu menjadi sporadis,” tulis ulasan itu menggambarkan lemahnya efektivitas penggunaan rudal Strom Shadow oleh Ukraina.

    Faktor lain, assessment pada 15 Desember 2024, oleh Institute for the Study of War menyatakan, persediaan Ukraina atas ketersediaan rudal ini kemungkinan “hampir habis”, merujuk pada tidak adanya pengiriman baru dari Inggris atau Prancis.

    Inggris, yang telah memasok sebagian besar Storm Shadows Ukraina, dilaporkan menyediakan sekitar 100 hingga 200 unit sejak 2023, menurut perkiraan dari pejabat pertahanan yang dikutip oleh Reuters.

    “Prancis, co-produsen rudal ini, terkelupas dengan varian Scalp-EG sendiri, tetapi kontribusinya lebih kecil. Tanpa konfirmasi publik tentang pasokan yang signifikan pada akhir 2024 atau awal 2025, matematika menunjukkan Ukraina dapat membakar inventarisnya dengan kecepatan yang tidak berkelanjutan untuk serangan yang berlarut-larut,” papar BM.

    JARANG MELUNCUR – Tangkap layar situs pravda, Kamis (27/3/2025) menunjukkan rudal jelajah buatan Inggris, Strom Shadow meluncur di udara menuju sasaran. Ukraina dilaporkan mulai jarang menggunakan amunisi mahal ini dalam perang melawan Rusia. (tangkap layar pravda)

    Stok Habis, Barang Langka

    Kelangkaan ini tidak sulit untuk dipahami.

    Setiap Storm Shadow berharga lebih dari $ 2 juta, dan produksi bukanlah urusan berkecepatan tinggi.

    MBDA, produsen rudal, tidak memproduksi mereka seperti peluru artileri; ini adalah senjata presisi yang dibangun dalam batch terbatas.

    Persediaan Barat, yang sudah diregangkan oleh komitmen bertahun-tahun di tempat lain, tidak dapat mengikuti lajunya kebutuhan Ukraina, terutama setelah Kiev meningkatkan operasi serangan mendalam setelah lampu hijau oleh NATO dan Barat pada November tahun lalu.

    Sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris dari Januari 2025, sementara samar-samar, mengisyaratkan “memprioritaskan aset yang ada” untuk sekutu NATO.

    Ini menunjukkan kalau London kemungkinan ragu-ragu untuk menghabiskan cadangannya sendiri lebih lanjut demi Ukraina.

    Prancis, sementara itu, tetap bungkam, tanpa kata resmi tentang pengiriman tambahan sejak pertengahan 2024.

    Untuk Ukraina, ini mungkin berarti pilihan yang jelas: menghemat rudal yang tersisa untuk saat-saat kritis atau risiko kering sama sekali.

    Sistem pertahanan udara Rusia S-300 dan S-400 dilaporkan sudah berada di Korea Utara yang cuma berjarak beberapa mil dari pangkalan militer strategis Amerika Serikat di Korea Selatan. (BM/Tangkap Layar)

    Tangguhnya S-400 Rusia

    Rusia, tentu saja, tidak tinggal diam sementara Ukraina menggunakan senjata ini. 

    Pertahanan udara Kremlin, terutama sistem seperti S-400 dan Pantsir-S1, telah menjadi duri yang terus-menerus di sisi Kiev.

    Pada 12 Januari 2025, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menjatuhkan enam Storm Shadows selama upaya serangan terhadap Oblast Bryansk, sebuah laporan yang digaungkan oleh media pemerintah seperti TASS.

    “Sementara klaim semacam itu sering berbau skeptisisme oleh pihak barat — lantaran Rusia memiliki sejarah membesar-besarkan keberhasilannya — peneliti OSINT independen, termasuk tim di GeoConfirmed, memverifikasi kalau puing-puing yang ditemukan konsisten dengan komponen Storm Shadow di daerah tersebut. Ini bukan insiden yang terisolasi,” papar ulasan BM menunjukkan keberhasilan sistem pertahanan udara Rusia menangkal Strom Shadow.

    Sepanjang akhir 2024, sumber-sumber Rusia melaporkan mencegat rudal di Krimea, Kursk, dan di tempat lain. Mereka sering menampilkan puing-puing di saluran Telegram seperti Rybar.

    “Bahkan jika setengah dari banyaknya klaim ini terbukti bohong, hal itu masih cukup menunjukkan kalau senjata berharga Ukraina ini tak cukup tangguh menembus jaringan pertahanan berlapis yang diasah selama bertahun-tahun konflik,” ulas BM.

    Dari sisi pertarungan teknis, ada beberapa petunjuk yang menggambarkan ketidakefektifan Strom Shadow menghadapi sistem pertahanan udara Rusia.

    “Storm Shadow bergantung pada desain tersembunyi — cross-section radar rendah dan jalur penerbangan yang mengikuti medan — untuk menyelinap melewati pertahanan. Tetapi jaringan pertahanan udara Rusia, didukung oleh radar jarak jauh dan sistem komando terintegrasi, telah beradaptasi,” kata ulasan tersebut.

    Seorang analis militer dengan Royal United Services Institute, berbicara secara anonim kepada BBC pada Februari 2025, mencatat bahwa Moskow kemungkinan memprioritaskan menghadapi amunisi yang dipasok Barat setelah debut mereka, mengalokasikan kembali aset untuk melindungi wilayah-wilayah utama.

    “Kecepatan subsonik rudal, sementara hemat bahan bakar untuk jangkauan 155 mil, memberi pembela beberapa detik tambahan untuk bereaksi dibandingkan dengan sistem yang lebih cepat seperti rudal balistik. Tambahkan jamming elektronik — spesialisasi Rusia lainnya — dan efektivitas Storm Shadow bisa berkurang, mendorong Ukraina untuk memikirkan kembali penyebarannya,” ulas laporan itu mengenai hal teknis penyebab rudal Inggris ini kewalahan menghadapi pertahanan Rusia.

    Rudal Storm Shadow buatan Inggris (Wikipedia)

    NATO Juga Was-was

    Di luar medan perang, faktor politik juga berperan atas mulai jarangnya Ukraina menggunakan Storm Shadow.

    “Keriuhan awal seputar penggunaan Storm Shadow pada November 2024 datang dengan biaya: ketegangan yang meningkat dengan Moskow pada saat tekad Barat sudah di bawah pengawasan. Peringatan Putin tentang “konsekuensi” tidak kosong,” kata ulasan tersebut menggambarkan betapa NATO juga was-was dibalas Moskow kalau terus-terusan menyuplai Kiev.

    Terlebih, pada Desember, ada lonjakan serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia di kota-kota Ukraina, dengan PBB melaporkan lebih dari 2.000 korban sipil bulan itu saja.

    Waktunya bertepatan dengan transisi kekuasaan di Washington, seperti pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025, menjulang.

    Trump, yang berkampanye untuk mengakhiri perang “dalam 24 jam,” dilaporkan menekan para pemimpin Eropa untuk memutar kembali langkah-langkah eskalasi, menurut kebocoran 25 Januari dari Axios.

    Apakah ini mempengaruhi penggunaan Storm Shadow oleh Ukraina tidak jelas, tetapi korelasinya sangat mencolok.

    Pada awal 2025, retorika Kiev bergeser ke arah diplomasi. Presiden Volodymyr Zelensky mengisyaratkan “inisiatif baru” dalam wawancara 10 Maret dengan CNN – hampir tidak ada isyarat Ukraina akan menggandakan serangan jarak jauh.

    “Ada juga kemungkinan opacity yang disengaja. Ukraina dan sekutunya memiliki rekam jejak menjaga operasi sensitif tetap tersembunyi. Serangan Storm Shadow pertama pada 2023, yang menargetkan Krimea yang dikuasai Rusia, tidak diakui secara terbuka selama berminggu-minggu,” kata ulasan itu.

    Sebuah sumber yang dekat dengan Staf Umum Ukraina, yang dikutip oleh The Times of London pada 15 Maret 2025, mengindikasikan kalau beberapa rudal tetap cadangan untuk “target bernilai tinggi tertentu,” meskipun tak dirinci ada berapa banyak stok Strom Shadow saat ini

    Ini sejalan dengan strategi Kiev saat ini,  memaksimalkan dampak psikologis saat sumber daya yang langka.

    Ada indikasi, Ukraina tidak benar-benar meninggalkan penggunaan Rudal Strom Shadow namun menahan diri untuk tidak menggunakannya sampai saat yang tepat.

    “Apa artinya ini untuk perang? Periode tenang Storm Shadow bisa menandakan titik balik, atau mungkin saja jeda. Pertahanan Rusia telah terbukti tangguh, tetapi tidak dapat ditembus; serangan Februari 2025 pada depot amunisi di Rostov, yang secara tentatif terkait dengan Storm Shadow oleh kelompok OSINT Oryx, menunjukkan rudal itu masih bisa menggigit,” kata laporan tersebut.

    Namun tanpa pasokan baru, kemampuan Ukraina untuk mempertahankan operasi tersebut diragukan. Inggris dan Prancis menghadapi tekanan mereka sendiri – anggaran domestik, kewajiban NATO, dan risiko pembalasan Rusia terhadap kepentingan mereka.

    Laporan 20 Maret 2025 dari Jane’s Defence Weekly berspekulasi bahwa London mungkin mendorong dana multinasional untuk meningkatkan produksi, tetapi tidak ada langkah konkret yang muncul.

    “Untuk saat ini, Storm Shadow berlama-lama dalam limbo yang aneh. Setelah menjadi simbol komitmen Barat dan pembangkangan Ukraina, itu menjadi hantu dalam narasi, ketidakhadirannya sama seperti kehadirannya sebelumnya,” tulis BM.

    Perang terus berlanjut, dan sementara artileri dan drone mendominasi kesibukan sehari-hari, nasib rudal masih bisa menggeser arus – jika Kyiv dan pendukungnya memilih untuk memainkannya.

    “Sampai saat itu, keheningan Strom Shadow santer terdengar , pengingat bahwa bahkan senjata paling canggih pun terikat oleh realitas pasokan, strategi, dan kelangsungan hidup yang berantakan. Ketika musim semi terungkap pada tahun 2025, semua mata tetap tertuju pada langkah Ukraina berikutnya – dan apakah senjata bayangan ini justru akan tertelan oleh cahaya,” tulis penutup ulasan BM.

    (oln/BM/*)

     

  • Ukraina-Rusia Sepakat Setop Serang Fasilitas Energi

    Ukraina-Rusia Sepakat Setop Serang Fasilitas Energi

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan terpisah pada Selasa (25/3) dengan Ukraina dan Rusia untuk memastikan navigasi yang aman di Laut Hitam, dengan gencatan senjata di laut. Kesepakatan itu juga mencakup larangan untuk menyerang fasilitas energi di masing-masing negara.

    Kesepakatan ini, jika benar-benar diterapkan, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/3/2025), akan menjadi kemajuan paling jelas menuju gencatan senjata yang lebih luas, yang dipandang oleh Washington sebagai batu loncatan untuk perundingan damai demi mengakhiri perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

    Baik Ukraina maupun Rusia mengatakan mereka akan mengandalkan AS untuk menegakkan kesepakatan tersebut.

    “Jika Rusia melanggar ini, maka saya memiliki pertanyaan langsung untuk Presiden (Donald) Trump. Jika mereka melanggar, ini buktinya — kami meminta sanksi, kami meminta senjata, dan lain-lain,” tegas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, secara terpisah mengatakan bahwa: “Kami akan membutuhkan jaminan yang jelas. Dan mengingat pengalaman menyedihkan dari kesepakatan dengan Kyiv saja, jaminan tersebut hanya bisa terwujud dengan perintah dari Washington kepada Zelensky dan timnya untuk melakukan satu hal dan bukan yang lain.”

    Kesepakatan yang dicapai di Arab Saudi ini menjadi tindak lanjut dari perundingan yang diprakarsai oleh Presiden Donald Trump, yang telah berjanji untuk segera mengakhiri perang dan mengubah posisi AS dari yang sebelumnya mendukung Ukraina menjadi lebih bersimpati dengan Rusia.

    Berdasarkan kesepakatan dengan Moskow, Washington berjanji untuk membantu memulihkan akses Rusia ke pasar untuk ekspor pertanian dan pupuk. Kremlin mengatakan hal ini akan memerlukan pencabutan beberapa sanksi.

    Trump melakukan pembicaraan via telepon secara terpisah dengan Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu.

    Dalam percakapan telepon itu, Putin menolak usulan Trump soal gencatan senjata sepenuhnya yang berlangsung selama 30 hari, yang sebelumnya didukung oleh Ukraina.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan bahwa Kyiv akan menganggap setiap pergerakan kapal militer Rusia di luar wilayah timur Laut Hitam sebagai pelanggaran dan ancaman, yang dalam hal ini Ukraina akan memiliki hak penuh untuk membela diri.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.129: Zelensky Desak AS Bereaksi saat Rusia Langgar Perjanjian Energi – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.127, Zelensky Tak Percaya Rusia Akan Patuhi Gencatan Senjata 30 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.127 pada Rabu (26/3/2025).

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan Rusia menyerang dengan rudal balistik Iskander-M dari Krimea dan 139-ma bpla serang tipe Shahed dan drone imitatorami dari berbagai arah.

    Mereka mencatat serangan Rusia di sejumlah lokasi di antaranya Kharkiv, wilayah Sumy, wilayah Poltava, wilayah Kirovohrad, wilayah Kyiv, wilayah Cherkasy, dan wilayah Odessa.

    Militer Ukraina mengatakan serangan tersebut bisa ditangkis oleh angkatan udara mereka.

    Setidaknya 34 drone imitator Rusia hilang dari lokasi.

    Menlu Rusia: Gencatan Senjata Maritim Bangkitkan Pasar Pupuk Rusia

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kesepakatan keamanan maritim Laut Hitam bertujuan untuk membawa Moskow kembali ke pasar gandum dan pupuk yang dapat diprediksi akan menguntungkan dan memastikan keamanan pangan global.

    “Kami ingin pasar gandum dan pupuk dapat diprediksi, sehingga tidak ada yang mencoba ‘menjauhkan kami’ darinya,” kata Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia Channel One pada Selasa (25/3/2025) malam.

    “Bukan hanya karena kami ingin … mendapatkan keuntungan yang sah dalam persaingan yang adil, tetapi juga karena kami prihatin dengan situasi keamanan pangan di Afrika dan negara-negara lain di belahan bumi selatan,” lanjutnya, dikutip dari The Guardian.

    Rusia-Ukraina Sepakat Tak Saling Serang di Laut Hitam

    Rusia dan Ukraina sepakat untuk menghilangkan serangan di Laut Hitam selama 30 hari.

    Keputusan tersebut diumumkan setelah pembicaraan paralel dengan negosiator AS di Arab Saudi pada 23-24 Maret 2025, meskipun Kremlin mengatakan gencatan senjata maritim akan dimulai hanya jika menerima keringanan sanksi atas ekspor pertanian.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS sedang meninjau persyaratan Rusia setelah Kremlin bersikeras telah menegosiasikan konsesi dengan Gedung Putih.

    Jika dikabulkan oleh AS, itu akan menandai pencabutan sanksi besar pertama sejak invasi skala penuh tahun 2022.

    Zelensky: Seharusnya Rusia Tak Perlu Minta Syarat Keringanan Sanksi

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia seharusnya tidak perlu meminta AS untuk meringankan sanksi terhadapnya sebagai syarat yang diajukan Kremlin untuk menerima kesepakatan gencatan senjata di Laut Hitam.

    Menurutnya, permintaan Rusia itu dapat melemahkan posisi Ukraina.

    “Jika Rusia melanggarnya, kami akan meminta Trump untuk mengenakan sanksi tambahan pada Moskow dan menyediakan lebih banyak senjata untuk Ukraina,” katanya. 

    “Kami tidak percaya pada Rusia, tetapi kami akan bersikap konstruktif,” lanjutnya.

    Presiden Ukraina juga mengatakan tidak ada kesepakatan mengenai gencatan senjata tanpa syarat karena Rusia tidak menginginkannya.

    Ia mengatakan ia yakin seiring berlanjutnya negosiasi semakin hari orang-orang tidak akan percaya kepada Rusia, seperti diberitakan Suspilne.

    Zelensky Kritik Utusan AS, Sebut Ia Condong ke Rusia

    Zelensky mengkritik utusan Trump Steve Witkoff yang mengatakan bahwa referendum yang digelar Rusia di empat wilayah Ukraina yang didudukinya sebagian atau seluruhnya adalah sah.

    Witkoff sebelumnya mengatakan mayoritas rakyat di empat wilayah tersebut ingin berada di bawah kekuasaan Rusia.

    Presiden Ukraina mengatakan komentar Witkoff sangat sejalan dengan pesan Kremlin, tetapi ia berharap seiring berjalannya waktu negosiator AS dan pihak lain di Gedung Putih secara bertahap akan menyadari bahwa kepemimpinan Rusia tidak tulus.

    Rusia Klaim Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia adalah Miliknya

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan PLTN Zaporizhzhia adalah fasilitas Rusia dan tidak mungkin untuk mengalihkan kendali PLTN tersebut ke Ukraina atau negara lain mana pun.

    Pasukan Rusia merebut PLTN tersebut pada awal invasinya tahun 2022.

    Sebelumnya Donald Trump, dalam percakapan telepon bulan ini dengan Zelensky, mengisyaratkan bahwa AS dapat membantu mengelola dan mungkin memiliki PLTN Ukraina, termasuk Zaporizhzhia.

    Menlu Estonia: Rusia Lebih Unggul dalam Negosiasi Gencatan Senjata daripada Ukraina

    Menteri luar negeri Estonia Margus Tsahkna mengatakan Rusia telah memperoleh posisi yang lebih unggul dalam perundingan gencatan senjata.

    Ia menyarankan AS mempertimbangkan batas waktu jika tidak ada kemajuan.

    Sebelumnya Margus Tsahkna dan Menteri Luar Negeri Latvia dan Lithuania bertemu bersama pada hari Selasa di Washington dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

    “Putin sekarang memiliki posisi yang lebih unggul dalam beberapa hal,” kata Tsahkna kepada AFP dalam sebuah wawancara Senin malam menjelang pembicaraannya dengan Rubio pada hari Selasa.

    “Pertanyaannya sekarang, berapa lama Trump benar-benar akan memberi Putin untuk memainkan permainan?” katanya.

    Dinas Keamanan Ukraina Tangkap Prajurit yang Bantu Rusia

    Dinas keamanan Ukraina (SBU) mengatakan mereka telah menahan seorang prajurit di wilayah Sumy yang dituduh membantu Moskow menyerang pasukan Ukraina yang bertempur di wilayah Kursk Rusia dengan membocorkan lokasi mereka. 

    “Saat berada di garis depan, ‘mata-mata’ itu sedang mempersiapkan koordinat untuk serangan rudal dan bom penyerang ke lokasi pasukan Ukraina,” kata SBU di Telegram pada hari Selasa.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Rusia-Ukraina Sepakat Gencatan Senjata 30 Hari terhadap Fasilitas Energi dan Maritim – Halaman all

    Rusia-Ukraina Sepakat Gencatan Senjata 30 Hari terhadap Fasilitas Energi dan Maritim – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan gencatan senjata sementara selama 30 hari yang mencakup larangan penargetan serangan terhadap fasilitas energi dan maritim.

    Sebelumnya, Kremlin menerbitkan daftar fasilitas energi Rusia dan Ukraina yang tidak boleh menjadi target serangan selama 30 hari.

    Daftar Kremlin mencakup kilang minyak, jaringan pipa minyak dan gas, serta pembangkit listrik tenaga nuklir.

    “Larangan sementara berlaku selama 30 hari, dimulai 18 Maret, dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak,” kata Kremlin dalam pernyataannya, Selasa (25/3/2025).

    “Jika salah satu pihak melanggar gencatan senjata, pihak lain harus menganggap dirinya dibebaskan dari komitmennya terhadap gencatan senjata,” tambahnya.

    Menteri Pertahanan Ukraina Rustam Umerov mengatakan Kyiv telah menyetujui dua perjanjian gencatan senjata dengan Rusia yang diumumkan oleh Amerika Serikat pada hari Selasa.

    Selain itu, Kremlin dan Washington memuji upaya “negara ketiga” untuk memfasilitasi pelaksanaan perjanjian yang ditandatangani di Arab Saudi.

    “Rusia dan Amerika Serikat memuji upaya baik negara-negara ketiga yang bertujuan mendukung pelaksanaan perjanjian di bidang energi dan navigasi maritim,” kata Kremlin, sambil mencatat negara-negara Eropa tetap dikecualikan dari diskusi ini.

    Pernyataan Kremlin juga mencatat AS akan membantu memulihkan akses Rusia ke pasar dunia untuk ekspor pertanian dan pupuk.

    Namun, Kremlin menyatakan klausul-klausul ini akan berlaku hanya setelah beberapa sanksi dicabut, hal yang tidak diumumkan AS dalam pernyataannya pada hari Selasa, seperti diberitakan Pravda Ukraina.

    AS sebelumnya mengatakan telah membuat perjanjian terpisah dengan Ukraina dan Rusia untuk memastikan navigasi yang aman di Laut Hitam dan menegakkan larangan serangan terhadap fasilitas energi di kedua negara.

    Rusia dan Ukraina Minta Jaminan

    Rusia dan Ukraina meminta jaminan meski keduanya telah menyetujui gencatan senjata sementara selama 30 hari untuk menangguhkan serangan terhadap fasilitas energi dan maritim.

    “Jika Rusia melanggar ini, saya akan mengajukan pertanyaan langsung kepada Presiden AS Donald Trump,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv pada hari Selasa.

    “Jika mereka melanggar ini, dan kami memberikan bukti, kami akan menuntut sanksi, senjata, dan sebagainya,” lanjutnya, seperti diberitakan Kyiv Independent.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengindikasikan Rusia akan membutuhkan jaminan yang jelas.

    “Mengingat pengalaman menyakitkan dari perjanjian dengan Kyiv saja, jaminan tersebut hanya dapat berupa perintah dari Washington kepada Zelensky dan timnya untuk melakukan satu hal tertentu,” kata Sergei Lavrov.

    Kedua kesepakatan yang dicapai di Arab Saudi menyusul pembicaraan yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump. 

    Sebelumnya, perwakilan AS bertemu dengan perwakilan Ukraina yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Rustem Umerov pada hari Minggu (23/3/2025).

    Pada hari berikutnya, perwakilan AS bertemu dengan perwakilan Rusia yang dipimpin oleh Grigory Karasin, ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi Rusia (majelis tinggi parlemen) dan Sergey Beseda, penasihat direktur Badan Keamanan Rusia (FSB).

    AS kemudian mengoordinasikan pernyataan bersama yang dirilis pada Selasa (25/3/2025).

    Kesepakatan tersebut merupakan yang pertama yang bertujuan menghentikan serangan energi sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • 7 Update Perang Rusia, Pembicaraan AS-Serangan di Kota Ukraina

    7 Update Perang Rusia, Pembicaraan AS-Serangan di Kota Ukraina

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia mengatakan akan melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai konflik Ukraina. Moskow juga menambahkan bahwa pihaknya akan melibatkan negara-negara lain dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kremlin mengatakan Moskow dan Washington sedang menganalisis hasil pembicaraan selama 12 jam yang diadakan di Arab Saudi pada Senin.

    Berikut update terbaru terkait perang Rusia-Ukraina, sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (25/3/2025).

    Hasil Kopi Darat Bahas Ukraina antara AS-Rusia di Arab Saudi

    Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah menyelesaikan diskusi kedua antara negara itu terkait Ukraina di Riyadh, Arab Saudi pada Senin (24/3/2025). Keduanya terus mempersempit sejumlah hal terkait dengan gencatan senjata dalam peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    Seorang sumber mengatakan pihak AS dipimpin oleh Andrew Peek, seorang direktur senior di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan Michael Anton, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri. Rusia diwakili oleh Grigory Karasin, seorang mantan diplomat yang sekarang menjadi ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis tinggi Rusia.

    Pembicaraan keduanya di tahap ini difokuskan di antara isu-isu lain pada upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata maritim di wilayah Laut Hitam untuk menciptakan iklim ekspor biji-bijian yang aman. Sebuah sumber Gedung Putih mengatakan ‘pengumuman positif’ diharapkan terjadi ‘dalam waktu dekat’.

    Seorang sumber Rusia juga mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan telah berakhir pada Senin malam dan rancangan pernyataan bersama telah dikirim ke Moskow dan Washington untuk disetujui. Rencananya, para pihak bermaksud untuk merilisnya pada Selasa.

    “Ini terutama tentang keselamatan navigasi. Perjanjian sebelumnya yang didukung PBB tentang pengiriman Laut Hitam telah gagal memenuhi beberapa tuntutan Moskow,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Rudal Rusia Hantam Kota Sumy

    Foto: Prajurit Ukraina mengendarai kendaraan militer dari titik penyeberangan di perbatasan dengan Rusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di wilayah Sumy, Ukraina, 13 Agustus 2024. (REUTERS/Viacheslav Ratynskyi)

    Saat pembicaraan hari Senin diadakan di Riyadh, rudal Rusia menghantam kota Sumy di Timur Laut Ukraina. Beberapa blok perumahan bertingkat tinggi rusak bersama dengan sebuah sekolah dan rumah sakit.

    “Anak-anak sekolah itu berada di tempat penampungan saat itu, untuk menghindari korban yang lebih parah,” kata Gubernur wilayah Sumy, Volodymyr Artiukh.

    “Moskow berbicara tentang perdamaian sambil melakukan serangan brutal di daerah pemukiman padat penduduk di kota-kota besar Ukraina,” kata menteri luar negeri Ukraina Andrii Sybiha.

    “Daripada membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kita dan mengakhiri perangnya terhadap warga sipil.”

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024.

    Presiden Rusia Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Presiden Ceko Sebut Rusia Jadi Ancaman Besar

    Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan Rusia merupakan ancaman terbesar bagi keamanan Eropa, sebuah kenyataan yang sangat disadari oleh mereka yang berada di bagian timur benua tersebut.

    “Saya pikir cukup jelas bahwa tanpa perubahan signifikan dalam kepemimpinan Rusia dan pendekatan Rusia terhadap politik internasional, Rusia akan terus menjadi ancaman bagi demokrasi Eropa,” kata Pavel kepada European Pravda, seperti dikutip Al Jazeera.

    “Tentu saja, semakin dekat suatu negara dengan Rusia, semakin besar ancaman yang mereka lihat.”

    Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO, meskipun merupakan hambatan potensial bagi perdamaian saat ini, tidak boleh disingkirkan dalam jangka panjang.

    “Mari kita jadikan ini sebagai isu terbuka untuk masa depan,” katanya. “Sementara itu, kita semua akan bekerja sama dengan Ukraina dalam rekonstruksi, pada peningkatan interoperabilitas … Semua langkah ini akan membawa Ukraina lebih dekat dengan mitra Eropa, yang pada akhirnya dapat menjadi sekutu.”

    Rusia Berencana Gunakan Hak Veto PBB

    Foto: REUTERS/POOL
    Russian’s Foreign Minister Sergei Lavrov arrives at the G20 Foreign Ministers’ Meeting in Nusa Dua, Bali, Indonesia July 8, 2022. Stefani Reynolds/Pool via Reuters

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow berupaya melibatkan PBB dalam perundingan perdamaian lebih lanjut.

    Namun, Serhiy Leshchenko, penasihat kepala staf kepresidenan Ukraina, mengklaim hal ini terjadi karena Rusia memegang hak veto di organisasi tersebut, yang memungkinkannya untuk memaksakan agendanya dengan lebih mudah.

    “Jika mereka [Rusia] menggunakan hak veto untuk menghentikan keputusan yang tidak mereka sukai, maka ini akan membuat proses negosiasi menjadi jauh lebih sulit, atau bahkan mustahil. Kami telah mengalami hal ini berkali-kali,” kata Leshchenko.

    Rusia Mendukung Prakarsa Laut Hitam yang Baru

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah mengonfirmasi bahwa pengamanan pengiriman yang aman di Laut Hitam telah dibahas selama perundingan AS-Rusia hari Senin di Riyadh.

    Moskow mendukung pembaruan Prakarsa Laut Hitam, kesepakatan yang berlaku dari tahun 2022 hingga 2023 yang bertujuan untuk memastikan ekspor gandum yang aman melalui jalur perairan strategis tersebut, tetapi Lavrov mengatakan kesepakatan itu harus disertai dengan “jaminan yang jelas” yang menurut Rusia harus dituntut AS dari Ukraina.

    Moskow menarik diri dari inisiatif tersebut pada bulan Juli 2023 karena tuntutannya yang tidak terpenuhi untuk melonggarkan pembatasan ekspor pertanian dan ekspor pupuk.

    “Delegasi Rusia memberi tahu AS di Riyadh bahwa Moskow tidak akan menoleransi ambiguitas apa pun pada proposal di sekitar Laut Hitam,” kata Lavrov dalam komentar yang dimuat oleh kantor berita Rusia Tass.

    Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (REUTERS/Thomas Peter/File Foto)

    Sekitar 60 persen warga Ukraina mengatakan mereka memercayai Zelenskyy, menurut survei yang dilakukan oleh lembaga pemikir Razumkov Centre setelah pertikaian antara presiden Ukraina dan AS di Ruang Oval.

    Survei yang dilakukan sejak 28 Februari, hari dimulainya kerusuhan, hingga 6 Maret mengenai kepercayaan publik terhadap sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat di Ukraina, menunjukkan bahwa Menteri Pertahanan Rustem Umerov hanya dipercaya oleh 23 persen warga Ukraina dan 88 persen responden tidak mempercayai kepala kantor presiden, Oleksiy Arestovych.

    Ia berada di puncak daftar pejabat yang paling tidak dipercaya, termasuk Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko dengan 52 persen.

    Di antara lembaga negara dan publik, kepercayaan paling sering diungkapkan untuk angkatan bersenjata (93,5 persen kepercayaan), Layanan Darurat Negara (85,5 persen) dan unit sukarelawan (85,5 persen).

    Survei terhadap 2.018 responden berusia 18 tahun ke atas dilakukan secara tatap muka di semua wilayah yang dikuasai pemerintah di Ukraina, tempat tidak ada permusuhan.

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tiga pekerja media termasuk di antara mereka yang tewas akibat serangan artileri di wilayah Luhansk, Ukraina timur yang dikuasai Moskow.

    Mereka yang tewas pada hari Senin termasuk Alexander Fedorchak, seorang koresponden untuk surat kabar utama pro-Kremlin Rusia, Izvestia; juru kamera Andrei Panov; dan pengemudi mereka Alexander Sirkeli, menurut otoritas Rusia.

    Seorang koresponden untuk media Zvezda Rusia, Nikita Goldin, juga dilaporkan mengalami luka parah.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan serangan itu menargetkan “kendaraan sipil yang telah ditentukan sebelumnya dengan perwakilan pers”.

    Namun otoritas Ukraina belum mengomentari laporan tersebut.

    (hsy/hsy)