Tag: Volodymyr Zelensky

  • Selain Korut, Zelensky Ngaku Ukraina Tangkap Tentara China yang Berperang untuk Rusia – Halaman all

    Selain Korut, Zelensky Ngaku Ukraina Tangkap Tentara China yang Berperang untuk Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah Korea Utara, kini Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku telah menangkap dua tentara China yang berperang untuk Rusia.

    “Militer kami menangkap dua warga negara Tiongkok yang sedang bertempur di tentara Rusia,” kata Zelensky melalui akun Telegramnya, Zelenskiy / Official, Selasa (8/4/2025).

    Menurutnya, dua tentara China itu ditangkap di wilayah Donetsk ketika pasukan Ukraina bentrok dengan Rusia.

    Dalam penangkapan tersebut, kata Zelensky, tentara Ukraina juga mengamankan dokumen para tahanan, seperti kartu bank dan data pribadi.

    Zelensky mengaku ia memiliki informasi bahwa lebih dari dua warga negara China berada di unit Rusia.

    “Sekarang kita mengetahui semua faktanya. Intelijen, Dinas Keamanan Ukraina, dan unit-unit terkait Angkatan Bersenjata sedang bekerja,” ungkap Zelensky.

    Saat ini, Zelensky telah menginstruksikan kepada Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrri Sybiha, untuk meminta penjelasan dari pihak China soal penemuan dua tentaranya di unit Rusia.

    Zelensky juga menyebut dua tentara China itu telah ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina untuk mendalami bagaimana mereka bisa berada di unit pasukan Rusia.

    “Warga negara Tiongkok yang ditangkap kini ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina. Tindakan investigasi dan operasional yang relevan sedang berlangsung,” jelas Zelensky.

    Dirinya pun menuduh bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak punya niatan untuk berdamai dengan Ukraina.

    “Dia (Putin) mencari cara untuk bertarung lebih jauh,” katanya.

    “Ini jelas memerlukan reaksi. Reaksi Amerika Serikat, Eropa, dan semua orang di dunia yang menginginkan perdamaian,” tambahnya.

    Tentara Rusia Rebut Kembali Kursk

    Militer Rusia mengatakan bahwa pasukannya kembali menguasai salah satu desa terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina.

    Dikutip dari The Moscow Times, Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk pada bulan Agustus, menjadikannya serangan darat terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia II.

    Namun, dalam beberapa bulan terakhir, serangan balasan Rusia secara bertahap telah mengikis cengkeraman pasukan Ukraina di sebagian besar wilayah.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya merebut kembali kendali Desa Guyevo, yang terletak di dekat perbatasan Ukraina dan selatan pusat regional Sudzha, yang dibebaskan pasukan Rusia bulan lalu.

    Moskow memuji angkatan bersenjatanya dalam beberapa minggu terakhir saat mereka memukul mundur pasukan Ukraina.

    Meskipun demikian, pertempuran sengit masih berlangsung di desa-desa Rusia dekat perbatasan dengan Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan untuk pertama kalinya bahwa pasukannya beroperasi di wilayah tetangga Belgorod.

    Pada hari Selasa, Kremlin menolak mengomentari klaim tersebut.

    Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta tentara Ukraina di wilayah Kursk untuk meletakkan senjata dan menyerah sambil tetap bersumpah bahwa mereka akan diperlakukan sebagai teroris dan dikenakan tuntutan pidana jika ditangkap di dalam Rusia.

    (*)

  • Geger Warga China Berperang untuk Rusia di Ukraina

    Geger Warga China Berperang untuk Rusia di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya telah menangkap dua warga negara China yang bertempur bersama pasukan Rusia. Ia menambahkan bahwa Kyiv akan menuntut penjelasan dari Beijing dan reaksi dari sekutu terkait hal tersebut.

    “Militer kami menangkap dua warga negara China yang bertempur di tentara Rusia,” ujarnya dikutip AFP, Selasa (8/4/2025).

    “Ini terjadi di wilayah Ukraina, di wilayah Donetsk,” kata Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial.

    “Kami memiliki dokumen para tahanan ini, kartu bank, dan data pribadi,” tambahnya lagi menunjukkan sebuah unggahan di media sosial yang menyertakan video salah satu tahanan China yang diduga.

    China sebenarnya menampilkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam konflik tersebut. Beijing sudah mengatakan bahwa mereka tidak mengirimkan bantuan yang mematikan kepada kedua belah pihak, tidak seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.

    Namun, China merupakan sekutu dekat Rusia dalam hal politik dan ekonomi. Negara-negara anggota NATO telah mencap Beijing sebagai “pendukung yang menentukan” invasi Moskow, karena tidak pernah mengutuk serangan itu.

    Kyiv sendiri telah berulang kali mendesak Beijing untuk menekan Moskow agar mengakhiri invasinya yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa. Namun sejauh ini, tindakan itu masih gagal.

    “Kyiv memiliki bukti bahwa “lebih banyak warga negara China yang bertempur bersama pasukan Rusia,” tambah Zelensky.

    “Saya telah menginstruksikan menteri luar negeri Ukraina untuk segera menghubungi Beijing dan mencari tahu bagaimana China akan menanggapi hal ini,” ujarnya.

    Pemimpin Ukraina itu pun mengatakan penangkapan kedua pria itu dan keterlibatan Moskow dengan Tiongkok dalam invasi itu merupakan sinyal yang jelas bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan apa pun kecuali mengakhiri perang. Zelensky menuntut reaksi dari Amerika Serikat (AS), Eropa, dan semua orang di dunia yang menginginkan perdamaian di negerinya.

    Sebelumnya Ukraina telah mendesak mitra-mitra Baratnya untuk menanggapi pengerahan ribuan tentara Korea Utara (Korut) oleh Rusia ke wilayah barat Kursk. Area ini menjadi tempat Kyiv berjuang untuk mempertahankan wilayah setelah melancarkan serangan di sana pada bulan Agustus tahun lalu.

    (sef/sef)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.140: Trump Kecewa karena Rusia Serang Ukraina secara Gila-gilaan – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.140: Trump Kecewa karena Rusia Serang Ukraina secara Gila-gilaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.140 pada Selasa (8/4/2025).

    Pada pukul 01.00 waktu setempat, 15 pesawat tak berawak musuh berada di udara di atas Ukraina, sebagian besarnya berada di wilayah Dnipropetrovsk.

    Semua aman dan tidak ada ancaman serangan udara yang terdeteksi pada pukul 03.00 waktu setempat, seperti diberitakan Telegraf.

    Zelensky: Pasukan Ukraina Beroperasi di Belgorod, Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan untuk pertama kalinya bahwa pasukan Ukraina beroperasi di wilayah Belgorod Rusia, tempat Moskow melaporkan serangan pada bulan Maret. 

    “Jenderal Oleksandr Syrsky telah melaporkan tentang kehadiran kami di wilayah Kursk dan kehadiran kami di wilayah Belgorod,” kata Zelensky dalam pidato hariannya pada hari Senin (7/4/2025).

    “Kami terus melakukan operasi aktif di daerah perbatasan di wilayah musuh, dan ini sepenuhnya benar-perang harus kembali ke tempat asalnya,” lanjutnya.

    Ini adalah pertama kalinya sejak invasi skala penuh dimulai bahwa Zelensky secara eksplisit menyebutkan kehadiran Ukraina di Belgorod, wilayah perbatasan Rusia dengan populasi sekitar 1,5 juta orang.

    Sebelumnya, Zelensky dan pejabat Ukraina lainnya mengatakan serangan Ukraina ke Kursk dan wilayah Rusia lainnya adalah untuk mengalihkan pasukan Rusia yang menyerang wilayah Ukraina di Sumy dan Kharkiv.

    Warga Kryvyi Rih Memakamkan 20 Korban Serangan Rusia

    Warga Kryvyi Rih memakamkan 20 orang yang tewas dalam serangan rudal Rusia yang diluncurkan pada hari Jumat (4/4/2024) malam.

    Pemakaman itu diiringi tangisan dan kemarahan terhadap agresi Rusia yang menewaskan 20 orang termasuk, sembilan anak yang diduga sedang bermain ayunan dan kotak pasir di taman.

    Lebih dari 70 orang terluka dalam serangan di Kryvyi Rih Jumat malam lalu. 

    “Kami tidak meminta belas kasihan. Kami menuntut kemarahan dunia,” kata Oleksandr Vilkul, kepala pemerintahan kota, menulis di Telegram saat Kryvyi Rih berduka. 

    Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina mengatakan itu adalah serangan tunggal terverifikasi paling mematikan yang merugikan anak-anak sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022, serta merupakan salah satu serangan paling mematikan sejauh tahun ini.

    Trump: Rusia Lakukan Pemboman Gila-gilaan

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Rusia melakukan pemboman gila-gilaan saat ini.

    Trump menegaskan kembali penentangannya terhadap pemboman Rusia terhadap Ukraina saat pemerintahan AS berpartisipasi dalam perundingan untuk mengakhiri pertempuran. 

    “Saya tidak senang dengan apa yang terjadi dengan pengeboman itu, karena saat ini pengeboman gila-gilaan sedang terjadi di sana. Ini situasi yang sangat buruk,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Senin (7/4/2025).

    “Jadi, kami bertemu dengan Rusia, kami bertemu dengan Ukraina, dan kami sudah hampir mencapai kesepakatan, tetapi saya tidak senang dengan semua pemboman yang terjadi dalam seminggu terakhir ini,” katanya.

    “Itu hal yang mengerikan,” ujarnya, seperti diberitakan The Guardian.

    Kremlin Bantah Tuduhan Eropa yang Sebut Rusia Mengulur Waktu

    Sebelumnya, Kremlin membantah tuduhan negara-negara Eropa dan AS yang mengatakan Rusia hanya mengulur waktu untuk mengakhiri perang.

    Kremlin kembali menegaskan bahwa Rusia mendukung gencatan senjata di Ukraina tapi memiliki banyak pertanyaan tentang bagaimana kesepakatan tersebut akan berhasil. 

    Di sisi lain, Rusia terus melancarkan serangannya ke Ukraina di tengah upaya AS untuk menengahi perundingan antara Rusia dan Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Zelensky Kecam AS yang Minim Respons soal Putin Tolak Gencatan Senjata

    Zelensky Kecam AS yang Minim Respons soal Putin Tolak Gencatan Senjata

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyesalkan kurangnya respons AS terhadap Rusia yang menolak menyetujui “gencatan senjata penuh dan tanpa syarat”. Di sisi lain, Rusia terus melancarkan serangan terhadap Ukraina, di mana dua orang tewas dalam serangan terbaru.

    Diketahui, Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak “besar-besaran” terhadap Ukraina. Zelensky mengatakan tujuh orang terluka akibat serangan itu, seraya mengingatkan bahwa Rusia sedang meningkatkan serangannya.

    Adapun Ukraina telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat yang diusulkan oleh Amerika Serikat, akan tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin menolak menyetujuinya. Ukraina kini menunggu tanggapan AS terkait hal tersebut.

    “Kami menunggu tanggapan Amerika Serikat — sejauh ini belum ada tanggapan,” kata Zelensky, dilansir AFP, Senin (7/4/2025).

    Rusia mengklaim telah merebut sebuah desa di wilayah Sumy, Ukraina, dalam sebuah serangan lintas batas yang langka, tetapi Ukraina mencapnya sebagai “disinformasi”.

    Sebelumnya, Rusia “meluncurkan serangan besar-besaran di seluruh negeri terhadap Ukraina menggunakan rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat tak berawak”, kata Wakil Perdana Menteri pertama Ukraina Yulia Svyrydenko.

    Zelensky mengatakan “jumlah serangan udara Rusia meningkat”, yang menurutnya membuktikan bahwa “tekanan terhadap Rusia masih belum memadai”.

    Trump Marah ke Putin

    Dilansir BBC, Senin (31/3/2025), hal itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan NBC News. Dia mengaku marah karena Putin menyerang kredibilitas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% kepada negara-negara yang membeli minyak Rusia jika Putin tidak menyetujui gencatan senjata.

    “Jika Rusia dan saya tidak dapat membuat kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, yang mungkin tidak benar, saya akan mengenakan tarif sekunder pada semua minyak yang keluar dari Rusia,” katanya.

    Komentar tersebut menandai perubahan nada bicara Trump terhadap Putin dan Rusia. Selama enam minggu terakhir, Trump telah mencerca Zelensky di Ruang Oval dan menuntut banyak konsesi dari Presiden Ukraina.

    Trump juga telah menyanjung Putin dan sebagian besar mengalah pada tuntutan Presiden Rusia. Situasi itu telah membuat pemimpin Eropa khawatir.

    Lihat juga Video: Rusia-Ukraina Memanas, Zelensky Tuding Putin Ingin Memperpanjang Perang

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.139: Rusia Luncurkan Serangan di Kyiv, setelah Menghantam Kryvyi Rih – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.139: Rusia Luncurkan Serangan di Kyiv, setelah Menghantam Kryvyi Rih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.139 pada Senin (7/4/2025).

    Serangan rudal Rusia di Kyiv menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya pada Minggu (6/4/2025) malam.

    Pihak berwenang Ukraina melaporkan sejumlah kerusakan dan kebakaran di beberapa distrik dalam serangan terbesar di Ukraina selama berminggu-minggu.

    “Rudal balistik telah merusak gedung-gedung yang menampung kantor redaksi Perusahaan Penyiaran Asing Negara Ukraina,” menurut saluran televisi Freedom, yang melaporkan ruang redaksinya sendiri telah hancur.

    Seluruh negara berada dalam siaga udara sejak hari ini pukul 02.00 waktu setempat setelah angkatan udara Ukraina memperingatkan adanya serangan.

    Serangan tersebut adalah serangan berskala besar pertama yang menggunakan rudal dan pesawat tak berawak sejak AS mengumumkan Rusia dan Ukraina menyepakati perjanjian gencatan senjata terhadap infrastruktur energi dan maritim di Laut Hitam.

    Jumlah Korban Jiwa di Kryvyi Rih Meningkat Jadi 20 Orang

    Ukraina melaporkan meningkatnya jumlah korban jiwa dalam serangan Rusia di Kryvyi Rih.

    Rusia pertama kali melancarkan serangan rudal balistik ke Kryvyi Rih pada hari Jumat (4/4/2025).

    Setidaknya 18 orang dilaporkan tewas dalam serangan itu, termasuk sembilan anak-anak.

    Kemudian, Rusia menyerang Kryvyi Rih lagi menggunakan UAV – seorang wanita tewas dan tujuh orang dilaporkan terluka, seperti diberitakan Pravda. 

    Prancis Desak Gencatan Senjata, Kecam Rusia yang Serang Kryvyi Rih

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan tindakan keras jika Rusia terus menolak perdamaian setelah Rusia meluncurkan rudal balistik ke Kryvyi Rih pada hari Jumat (4/4/2025).

    “Meskipun ada upaya AS dan Eropa untuk mengamankan perdamaian di Ukraina, Rusia terus “membunuh anak-anak dan warga sipil,” kata Macron melalui akun X.

    “Pikiran saya bersama anak-anak dan semua korban sipil dari serangan berdarah yang dilakukan oleh Rusia, termasuk pada tanggal 4 April di Kryvyi Rih,” lanjutnya.

    “Gencatan senjata diperlukan sesegera mungkin. Dan tindakan keras jika Rusia terus mencoba untuk membeli waktu dan menolak perdamaian,” tambahnya.

    Macron mengatakan meskipun Ukraina menerima proposal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk gencatan senjata penuh dan negara-negara Eropa juga bekerja untuk mengamankan perdamaian, Rusia melanjutkan perang dengan intensitas baru, tanpa memperhatikan warga sipil.

    Rusia Luncurkan Serangan dari Laut Hitam, Zelensky: Moskow Menolak Damai

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan Rusia dilancarkan pada hari Minggu dari Laut Hitam, menunjukkan mengapa Moskow menolak untuk menyetujui gencatan senjata tanpa syarat.

    “Mereka ingin mempertahankan kemampuan mereka untuk menyerang kota-kota dan pelabuhan kami dari laut,” kata Zelensky, seperti diberitakan The Guardian.

    Ia mengatakan gencatan senjata di laut adalah kunci untuk keamanan secara keseluruhan dan membawa perdamaian lebih dekat.

    Namun, serangan tersebut mengisyaratkan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ingin mengakhiri perang.

    “Dia mencari cara untuk mempertahankan opsi untuk menyalakannya kembali kapan saja, dengan kekuatan yang lebih besar,” kata Zelensky.

    Zelensky: Rusia Meningkatkan Serangan Udara

    Zelensky mengatakan Rusia meningkatkan pemboman udaranya setelah pasukannya melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran ke Ukraina pada Minggu malam, yang menewaskan dua orang. 

    “Tekanan terhadap Rusia masih belum cukup,” tambah presiden Ukraina tersebut.

    Jerman akan Gelar Latihan Militer jika Rusia Serang Negara-negara NATO

    Latihan militer Bundeswehr skala besar dengan nama sandi “Red Storm Bravo” akan diadakan di Hamburg (Jerman) selama tiga hari, mulai tanggal 25 September 2025. 

    “Sasarannya adalah untuk mempersiapkan kemungkinan serangan Rusia terhadap negara anggota NATO,” menurut laporan saluran NTV.

    Skenario latihan juga mencakup pemindahan unit militer melalui kota, menyediakan perawatan medis darurat, dan mengevakuasi yang terluka.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Perang Ukraina Belum Usai, Kyiv Kena Teror Serangan Misil

    Perang Ukraina Belum Usai, Kyiv Kena Teror Serangan Misil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Walikota Kyiv, Vitali Klitschko mengatakan kota itu kembali diserang rudal pada hari Minggu (6/4/2025). Ledakan di ibu kota Ukraina itu terjadi dua hari setelah rudal Rusia menewaskan 18 orang di kampung halaman Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    Klitschko mengatakan paramedis telah dikirim ke dua distrik di Kyiv, sementara angkatan udara Ukraina mengatakan rudal telah memasuki wilayah Chernihiv utara.

    “Ledakan di ibu kota. Pertahanan udara sedang beroperasi,” kata Klitschko di Telegram, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Minggu (6/4/2025).

    “Serangan rudal di Kyiv terus berlanjut. Tetaplah di tempat perlindungan!”

    Klitschko yang merupakan mantan petinju itu, menambahkan bahwa sejauh ini tiga orang terluka, dan mengatakan ada laporan puing-puing jatuh di dua lokasi non-permukiman.

    Di seluruh Ukraina, peringatan serangan udara juga dikeluarkan untuk wilayah Kherson, Mykolaiv, dan Odesa.

    Serangan itu terjadi pada saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong gencatan senjata parsial antara Rusia dan Ukraina, lebih dari tiga tahun setelah invasi besar-besaran Moskow, sambil berusaha mencairkan hubungan dengan Kremlin.

    Pada hari Sabtu, Zelensky mengecam kedutaan AS atas apa yang disebutnya sebagai pernyataan “lemah” yang tidak menyalahkan Rusia atas serangan rudal mematikan di kota asalnya Kryvyi Rig. Sembilan anak termasuk di antara 18 korban tewas.

    Dalam salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa minggu terakhir, rudal Rusia menghantam daerah pemukiman dekat taman bermain anak-anak di kota Ukraina bagian tengah.

    Tujuh puluh dua orang terluka, 12 di antaranya anak-anak, kata gubernur daerah Dnipropetrovsk Sergiy Lysak setelah operasi darurat berakhir semalam.

    Dalam pernyataan emosional di media sosial, Zelenskyy menyebutkan nama masing-masing anak yang tewas dalam serangan itu, menuduh kedutaan AS menghindari menyebut Rusia sebagai agresor.

    “Sayangnya, reaksi kedutaan besar Amerika sangat mengejutkan: Negara yang begitu kuat, rakyat yang begitu kuat – dan reaksi yang begitu lemah,” tulis Zelensky.

    “Mereka bahkan takut mengatakan kata ‘Rusia’ saat berbicara tentang rudal yang menewaskan anak-anak.”

    Presiden Ukraina mengarahkan pandangannya pada Duta Besar AS Bridget Brink setelah ia mengunggah pesan di X pada Jumat malam yang berbunyi: “Mengerikan bahwa malam ini rudal balistik menghantam dekat taman bermain dan restoran.”

    Brink, yang ditunjuk oleh pendahulu Trump, Joe Biden, dan telah menjadi duta besar sejak Mei 2022, menambahkan bahwa “inilah sebabnya perang harus berakhir”.

    Zelensky menulis pada Sabtu: “Ya, perang harus berakhir. Namun untuk mengakhirinya, kita tidak boleh takut menyebut sekop sebagai sekop.”

    “Adalah salah dan berbahaya untuk tetap diam tentang fakta bahwa Rusia-lah yang membunuh anak-anak dengan rudal balistik,” Zelensky menegaskan kembali dalam pidatonya malam itu.

    “Hal itu hanya akan memicu para sampah di Moskow untuk meneruskan perang dan semakin mengabaikan diplomasi”.

    (haa/haa)

  • Hari ke-1.138 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Bertemu Kepala Staf Militer Inggris-Prancis – Halaman all

    Hari ke-1.138 Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Bertemu Kepala Staf Militer Inggris-Prancis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada tengah malam, sejumlah ledakan terdengar di Sumy, dan peringatan serangan udara diumumkan di Kyiv serta beberapa wilayah lainnya pada pukul 04:59 waktu setempat.

    Koresponden Suspilne melaporkan serangkaian ledakan dahsyat di Kyiv pada pukul 05:14.

    Serangan rudal Rusia di Kryvyi Rih telah mengakibatkan 18 orang tewas, termasuk sembilan anak-anak.

    Gubernur daerah Kryvyi Rih, Serhii Lysak, mengonfirmasi peningkatan jumlah korban jiwa tersebut pada Sabtu, 5 Februari 2025.

    Kekecewaan Zelensky terhadap Dubes AS

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan kekecewaannya terhadap tanggapan Duta Besar AS di Kyiv, Bridget Brink, terkait serangan tersebut.

    Dalam cuitan di platform X, Zelensky menyoroti bahwa meskipun AS adalah negara kuat, responsnya terhadap serangan rudal yang menewaskan anak-anak sangat lemah.

    “Mereka takut menyebut kata Rusia saat berbicara tentang rudal yang menewaskan anak-anak,” tulis Zelensky.

    Cuitan Duta Besar AS

    Duta Besar AS, Bridget Brink, mengungkapkan keprihatinannya melalui cuitan tanpa menyebut Rusia secara langsung.

    “Mengerikan bahwa malam ini sebuah rudal balistik menghantam dekat taman bermain dan restoran di Kryvyi Rih. Lebih dari 50 orang terluka dan 16 tewas, termasuk 6 anak-anak. Inilah sebabnya perang harus diakhiri,” tulisnya.

    Klaim Rusia dan Pertemuan Militer

    Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim telah melakukan serangan rudal presisi terhadap lokasi pertemuan militer Barat di Ukraina.

    Sementara itu, Zelensky bertemu dengan pemimpin angkatan bersenjata Inggris dan Prancis di Kyiv untuk membahas potensi pengerahan pasukan penjaga perdamaian multinasional ke Ukraina.

    Diskusi dengan Pemimpin Militer

    Zelensky memuji kemajuan dalam diskusi tersebut dengan kepala staf pertahanan Inggris, Tony Radakin, dan mitranya dari Prancis, Thierry Burkhard.

    “Kami telah membahas perincian pertama tentang bagaimana kontingen keamanan mitra dapat dikerahkan,” kata Zelensky.

    Pernyataan Presiden Prancis

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengungkapkan isi diskusi antara para pemimpin militer Prancis, Inggris, dan Ukraina.

    “Kami melanjutkan diskusi tentang dukungan jangka panjang bagi rakyat Ukraina,” ungkap Macron, menekankan pentingnya perlindungan bagi tentara Ukraina.

    Permintaan Maaf Pemerintahan AS

    Pemerintahan Trump meminta maaf setelah secara tidak sengaja memberi tahu beberapa pengungsi Ukraina bahwa mereka perlu meninggalkan AS.

    Sekitar 240.000 warga Ukraina telah ditempatkan di AS melalui program Uniting for Ukraine (U4U) yang diluncurkan selama masa jabatan Joe Biden.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.138, Zelensky: Dubes AS Takut Kecam Rusia soal Serangan di Kryvyi Rih – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.138, Zelensky: Dubes AS Takut Kecam Rusia soal Serangan di Kryvyi Rih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.138 pada Minggu (6/4/2025).

    Pada tengah malam, sejumlah ledakan terdengar di Sumy.

    Sementara itu, peringatan serangan udara diumumkan di Kyiv dan sejumlah wilayah pada pukul 04.59 waktu setempat.

    Pada pukul 05.14 waktu setempat, koresponden Suspilne melaporkan serangkaian ledakan dahsyat di Kyiv.

    Zelensky Kecewa dengan Dubes AS: Negara Kuat, tapi Respons Lemah ke Rusia

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah menyatakan kekecewaannya atas tanggapan kedutaan besar AS di Kyiv terhadap serangan rudal Rusia yang menewaskan 18 orang, termasuk sembilan anak-anak, di kota Kryvyi Rih. 

    “Reaksi kedutaan AS mengejutkan dan tidak menyenangkan. Betapa kuatnya negara ini, kuatnya rakyatnya, namun lemahnya respons,” tulis Zelensky di platfrom X, pada hari Sabtu (5/4/2025).

    “Mereka takut menyebut kata ‘Rusia’ saat berbicara tentang rudal yang menewaskan anak-anak,” lanjutnya.

    Cuitan Dubes AS yang Buat Zelensky Kecewa

    Sebelumnya, Duta Besar AS, Bridget Brink, menulis responsnya atas serangan rudal balistik di Kryvyi Rih tanpa menyebut serangan tersebut dari Rusia.

    “Mengerikan bahwa malam ini sebuah rudal balistik menghantam dekat taman bermain dan restoran di Kryvyi Rih. Lebih dari 50 orang terluka dan 16 tewas, termasuk 6 anak-anak. Inilah sebabnya perang harus diakhiri,” tulisnya di platform X.

    Di bawah Presiden Donald Trump, AS telah bergerak untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia, sebuah pergeseran dari pendekatan pendahulunya, Joe Biden. 

    Sementara itu, Zelensky telah melakukan upaya untuk memperlancar hubungan dengan Trump sejak pertengkaran di Ruang Oval.

    Zelensky juga memuji upaya AS untuk bekerja menuju penyelesaian perang tiga tahun dengan Rusia.

    Rusia Klaim Serangan Rudal Menghantam Pertemuan Militer Barat di Ukraina

    Setelah Ukraina melaporkan serangan di Kryvyi Rih, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim mereka telah melakukan serangan rudal presisi dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi di sebuah restoran tempat pertemuan telah berlangsung dengan komandan unit dan instruktur Barat pada Jumat (4/4/2025).

    Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan di Kryvyi Rih telah meningkat menjadi 18 orang, termasuk sembilan anak-anak, kata gubernur daerah Kryvyi Rih, Serhii Lysak, pada Sabtu (5/4/2025). 

    Zelensky Bertemu Pemimpin Militer Inggris dan Prancis

    Zelensky bertemu dengan para pemimpin angkatan bersenjata Inggris dan Prancis di Kyiv pada Sabtu, untuk membahas potensi pengerahan pasukan penjaga perdamaian multinasional ke Ukraina, sementara AS enggan memberikan jaminan keamanan.

    Zelensky memuji kemajuan nyata dalam diskusi tersebut bersama kepala staf pertahanan Inggris, Tony Radakin, dan mitranya dari Prancis, Thierry Burkhard.

    “Kami telah membahas perincian pertama tentang bagaimana kontingen keamanan mitra dapat dikerahkan,” kata Zelensky tanpa memberikan rincian, seperti diberitakan The Guardian.

    Presiden Prancis Ungkap Isi Diskusi dengan Ukraina

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengungkap isi diskusi antara para pemimpin militer Prancis, Inggris dan Ukraina pada hari Sabtu.

    Sebelumnya Macron dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mempelopori upaya Eropa untuk mengirim apa yang mereka sebut “pasukan jaminan” ke Ukraina setelah perang berakhir.

    “Kami melanjutkan diskusi tentang dukungan jangka panjang bagi rakyat Ukraina,” kata Macron pada hari Sabtu. 

    “Pertama, untuk tentara mereka, yang merupakan – dan akan tetap menjadi – garis pertahanan pertama mereka; dan kedua, tentang kemungkinan pasukan penenang, yang dikerahkan di belakang garis kontak untuk mencegah agresi Rusia yang baru,” lanjutnya.

    Sementara itu, Zelensky berterima kasih kepada Inggris dan Prancis atas kepemimpinan mereka.

    AS ‘Tak Sengaja’ Usir Pengungsi Ukraina

    Pemerintahan Trump telah meminta maaf setelah mengatakan mereka secara tidak sengaja memberi tahu beberapa pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia bahwa mereka perlu meninggalkan AS karena status hukum mereka sedang dicabut.

    Sekitar 240.000 warga Ukraina telah ditempatkan di AS sebagai bagian dari program Uniting for Ukraine – atau U4U – yang diluncurkan selama masa jabatan presidensi Joe Biden. 

    Namun, beberapa warga Ukraina yang telah ditempatkan menerima email minggu ini yang memberi tahu mereka, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS akan mengakhiri perlindungan hukum mereka, menurut CBS News.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Rusia Bombardir Kota Kelahiran Presiden Ukraina Zelensky, 14 Orang Tewas

    Rusia Bombardir Kota Kelahiran Presiden Ukraina Zelensky, 14 Orang Tewas

    Kryvyi Rih

    Rusia meluncurkan serangan rudal balistik ke Kryvyi Rih, kota kelahiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Imbas serangan rudal itu, sebanyak 14 orang, di antaranya enam anak-anak, dinyatakan tewas

    Dilansir AFP, Sabtu (5/4/2025), rudal tersebut menghantam daerah permukiman di dekat taman bermain anak-anak dan melukai lebih dari 50 orang. Video yang belum diverifikasi di media sosial memperlihatkan mayat-mayat tergeletak di jalan, sementara video lain memperlihatkan gumpalan asap mengepul ke langit malam.

    Presiden Ukraina Zelensky lantas buka suara atas serangan di kota kelahirannya tersebut. Dia mengatakan operasi penyelematan masih berlangsung di lokasi tersebut.

    “Itu awalnya serangan rudal balistik. Sampai saat ini, 14 orang telah tewas, termasuk enam anak-anak,” kata Zelensky.

    “Operasi penyelamatan masih berlangsung,” tambahnya.

    Zelensky pun menegaskan serangan di kota kelahirannya tersebut pertanda Rusia tidak menginginkan gencatan senjata. Dia menekankan, hanya tekanan dunia saja yang bisa menghentikan Rusia.

    “Dan hanya tekanan dunia terhadap Rusia, semua upaya untuk memperkuat Ukraina, pertahanan udara kita, pasukan kita, hanya ini yang akan menentukan kapan perang akan berakhir,” tegas Zelensky.

    Sebagai informasi, Pemimpin Ukraina itu lahir di Kryvyi Rig. Kota tersebut berpenduduk sekitar 600.000 orang sebelum perang.

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ambisi Zelensky Belum Padam, Ingin Ukraina Gabung NATO meski Ditentang AS-Rusia – Halaman all

    Ambisi Zelensky Belum Padam, Ingin Ukraina Gabung NATO meski Ditentang AS-Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, masih berambisi untuk mendorong Ukraina menjadi anggota aliansi pertahanan NATO.

    Ia yakin Ukraina masih dapat mewujudkan ambisi tersebut meski pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menentang keinginan Ukraina.

    Sebelumnya, Trump mengecam Zelensky pada awal minggu ini, dengan mengatakan, “Dia ingin menjadi anggota NATO. Ya, dia tidak akan pernah menjadi anggota NATO. Dia mengerti itu.”

    Namun, Zelensky menegaskan ia belum menyerah pada ambisinya yang sudah lama untuk bergabung dengan blok yang dipimpin AS itu.

    “Anda tahu siapa yang tidak mendukung keanggotaan Ukraina di NATO sejauh ini, tetapi bagaimanapun juga, tidak ada seorang pun yang akan menyingkirkan masalah ini dari meja perundingan di masa mendatang,” kata Zelensky selama pertemuan dengan para kepala komunitas teritorial Wilayah Chernihiv, Kamis (3/4/2025). 

    “Setidaknya, kita berbicara tentang fakta bahwa bahkan jika sekarang seseorang tidak ingin mendukung (Kyiv bergabung dengan NATO), kita akan melihat apa yang terjadi di masa depan,” imbuh Zelensky, seperti diberitakan Ukrinform.

    Menurut Zelensky, hingga Kyiv menjadi anggota NATO, Ukraina harus diberikan jaminan keamanan seperti NATO oleh negara-negara Barat yang mendukungnya.

    “Ukraina akan mampu mencapai perdamaian yang adil dengan Rusia, namun untuk melakukannya Ukraina harus kuat saat memasuki meja perundingan,” tegasnya.

    Utusan Kremlin: Trump Sependapat dengan Rusia, Ukraina Mustahil Gabung NATO

    Utusan Kremlin, Kirill Dmitriev, mengatakan posisi pemerintahan Trump mengenai keanggotaan Ukraina di NATO sejalan dengan pandangan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    “Saya pikir Ukraina bergabung dengan NATO, seperti yang dikatakan presiden kita, sama sekali tidak mungkin. Dan itu, menurut saya, telah diterima secara luas, termasuk oleh pemerintahan Trump,” kata Dmitriev kepada Fox News, Jumat (4/4/2025).

    “Beberapa jaminan keamanan dalam beberapa bentuk mungkin dapat diterima,” lanjutnya, setelah mengunjungi Gedung Putih pada hari Kamis.

    Ia menyatakan Putin menginginkan perdamaian permanen di Ukraina dan ia secara terbuka menyuarakan beberapa syarat untuk itu. 

    Utusan Rusia itu juga ditanya apakah Rusia akan terus melakukan agresi terhadap negara lain jika perjanjian damai mengenai Ukraina tercapai.

    “Banyak narasi palsu yang beredar, seperti kemungkinan Rusia masuk ke Eropa. Itu ide yang gila. Masalahnya, ada banyak orang gila, dan mereka membahasnya bersama-sama, sehingga menjadi seperti ‘kelompok gila’ […] Saya pikir Presiden Trump sangat realistis; dia tahu itu tidak akan terjadi,” jawabnya.

    Dalam wawancara yang sama, Dmitriev menuduh Ukraina melanggar gencatan senjata energi.

    Ia juga menyatakan Rusia tidak meminta Amerika Serikat untuk mencabut sanksi sebagai bagian dari negosiasi untuk mengakhiri perang.

    Sebelumnya, Dmitriev berada di Washington untuk berunding dengan pemerintah AS mengenai pembentukan dialog antara AS dan Rusia, dan AS telah mencabut sanksi terhadapnya atas kunjungannya.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina