Tag: Volodymyr Zelensky

  • Trump-Zelensky Lakukan Pertemuan Sebelum Misa Pemakaman Paus Fransiskus

    Trump-Zelensky Lakukan Pertemuan Sebelum Misa Pemakaman Paus Fransiskus

    Vatican City

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pertemuan di Roma, Italia, sebelum keduanya menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan pada Sabtu (26/4) waktu setempat.

    Pertemuan kedua kepala negara itu, seperti dilansir CNN, Sabtu (26/4/2025), diungkapkan oleh juru bicara kepresidenan Ukraina, Sergii Nykyforov.

    Zelensky sebelumnya menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan Trump saat kedua pemimpin sama-sama berada di Roma untuk menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus.

    Namun Trump, yang mendarat di Roma bersama istrinya, Melania, sama sekali tidak memberitahu wartawan soal rencana pertemuannya dengan Zelensky.

    Pertemuan terakhir Trump dan Zelensky terjadi di Ruang Oval Gedung Putih pada Februari lalu, yang diwarnai cekcok bersejarah yang menghebohkan dunia.

    Pada saat itu, Trump menegur Zelensky karena tidak pernah menunjukkan rasa terima kasih yang cukup atas dukungan AS dalam perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari Gedung Putih soal pertemuan kedua pemimpin. Tidak diketahui secara jelas apa saja yang menjadi topik pembicaraan keduanya saat bertemu di Roma.

    Trump dan Zelensky tiba secara terpisah di Alun-alun Santo Petrus sesaat sebelum misa pemakaman Paus Fransiskus digelar pada Sabtu (26/4) pagi waktu setempat.

    Vatikan telah mengumumkan bahwa total 130 delegasi asing, termasuk 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan dan 12 raja yang berkuasa dari berbagai negara menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Ingin Dukungan ‘Ala Israel’ dari AS untuk Ukraina, Berharap Dapat Jaminan Keamanan – Halaman all

    Zelensky Ingin Dukungan ‘Ala Israel’ dari AS untuk Ukraina, Berharap Dapat Jaminan Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap Amerika Serikat (AS) dapat menyediakan bantuan keamanan jangka panjang kepada Ukraina seperti apa yang AS berikan kepada Israel.

    Zelensky menegaskan setiap pengaturan perdamaian di masa depan dengan Rusia harus didukung oleh dukungan militer, keuangan, dan politik yang berkelanjutan dari AS.

    “Diskusi di London difokuskan pada jaminan keamanan dari Amerika Serikat. Kami berharap jaminan tersebut setidaknya sama kuatnya dengan jaminan yang diberikan kepada Israel,” kata Zelensky pada hari Jumat (25/4/2025).

    “Selain itu, kami mengantisipasi dukungan dari mitra Eropa kami dan secara aktif mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk jaminan ini,” imbuhnya, seperti diberitakan Russia Today.

    Seruan ini disampaikan setelah negara-negara pendukung Ukraina di Eropa dilaporkan menolak beberapa poin penting dari rencana perdamaian Rusia-Ukraina yang diusulkan oleh Trump.

    Sebelumnya, perwakilan AS menyampaikan rancangan tersebut selama pembicaraan dengan Ukraina dan negara-negara Eropa di Paris pada minggu lalu.

    Pada pertemuan lanjutan di London pada hari Rabu (23/4/2025), perwakilan Ukraina dan pendukungnya di NATO dikabarkan menolak rencana tersebut dengan mengajukan usulan lain.

    Sementara itu, AS sebelumnya mengancam akan mundur dari upayanya untuk menengahi perundingan Rusia dan Ukraina jika kedua pihak tidak menunjukkan keinginan untuk mengakhiri perang.

    Zelensky: Ukraina Tak Punya Cukup Senjata

    Dalam pernyataan terpisah dengan Interfax Ukraina, Zelensky menyatakan Ukraina tidak memiliki senjata yang cukup untuk merebut kembali Krimea yang diduduki Rusia sejak tahun 2014.

    “Benar apa yang dikatakan Presiden Trump. Saya setuju dengannya bahwa saat ini kita tidak memiliki cukup senjata. Senjata khususnya, bukan manusia. Karena manusia kita lebih penting, hal yang paling penting. Namun tidak benar jika dikatakan kita tidak memiliki tentara,” kata Zelensky.

    Ia juga mengomentari pernyataan Trump bahwa Krimea harus tetap menjadi milik RUsia.

    “Posisi kami tetap tidak berubah: hanya rakyat Ukraina yang berhak memutuskan wilayah mana yang menjadi wilayah Ukraina,” kata Zelensky.

    “Konstitusi Ukraina memutuskan, semua wilayah yang diduduki sementara – semuanya diduduki sementara, semuanya milik Ukraina, milik rakyat Ukraina. Ukraina tidak akan mengakui secara hukum wilayah mana pun yang diduduki sementara,” tegasnya.

    Presiden Ukraina kemudian menekankan dunia memiliki berbagai alat untuk menekan Rusia guna mengangkat isu teritorial, seperti sanksi, tekanan ekonomi dan diplomatik.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Zelensky Tiba di Roma Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Zelensky Tiba di Roma Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah tiba di Roma, Italia, untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus. Sebelumnya, Zelensky dikabarkan tidak hadir karena ada pertemuan militer yang cukup penting.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025), seorang juru bicara Zelensky, Sergiy Nikiforov melaporkan bahwa Zelensky telah tiba di Roma. Zelensky akan hadir dalam prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    “Volodymyr Zelensky, Ibu Negara Olena Zelenska … akan ambil bagian dalam upacara tersebut,” kata Sergiy Nykyforov.

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa ia mungkin tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang juga akan dihadiri oleh Presiden Aamerika Serikat (AS) Donald Trump. Alasannya karena ada pertemuan militer yang penting.

    “Jika saya tidak (di sana) tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelensky saat ia mengunjungi lokasi serangan mematikan Rusia di Kyiv dilansir AFP.

    “Menteri luar negeri dan ibu negara akan berada di sana. Bagi saya, penting bagi saya untuk berada di sini. Ada beberapa pertemuan militer di Ukraina hari ini,” tambahnya.

    Sejumlah pemimpin negara telah hadir di Roma untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus. Termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    “Saat ini ada 130 delegasi yang dikonfirmasi untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus,” sebut Vatikan dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025).

    Disebutkan Vatikan bahwa para delegasi asing itu mencakup “50 kepala negara dan 10 raja yang berkuasa”.

    Seremoni pemakaman Paus Fransiskus, yang meninggal dunia pada Senin (21/4), akan digelar di Alun-alun Santo Petrus di Vatikan pada Sabtu (26/4) pagi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat, atau pukul 15.00 WIB.

    (eva/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.158: Zelensky Batal ke Pemakaman Paus Fransiskus dan Temui Trump – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.158: Zelensky Batal ke Pemakaman Paus Fransiskus dan Temui Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.158 pada Sabtu (26/4/2025).

    Hari ini pukul 02.45 waktu setempat, serangkaian ledakan terdengar di Dnipro.

    Pada pukul 06.10 waktu setempat, koresponden Suspilne melaporkan adanya ledakan yang terdengar di Kharkiv.

    Dua warga sipil tewas dan satu orang terluka kritis setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap sebuah mobil di wilayah Belgorod, Rusia, pada hari Jumat, menurut laporan  gubernur setempat Vyacheslav Gladkov.

    Kremlin Tuduh Ukraina Jadi Dalang Pembunuhan Jenderal Rusia

    Kremlin menyalahkan Ukraina atas bom mobil yang menewaskan seorang jenderal senior Rusia di dekat Moskow pada hari Jumat (25/4/2025), beberapa jam sebelum pertemuan utusan AS Steve Witkoff dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ukraina belum mengomentari ledakan yang menewaskan Yaroslav Moskalik, perwira militer Rusia dan tokoh pro-perang terakhir yang tewas selama perang.

    “Ada alasan untuk percaya bahwa dinas khusus Ukraina terlibat dalam pembunuhan itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Jumat, seperti diberitakan The Guardian.

    Zelensky Kemungkinan Batal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia mungkin tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada hari Sabtu (26/4/2025).

    Zelensky mengatakan ia akan menghadiri pertemuan militer yang penting di Ukraina.

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan ia akan menghadiri pemakaman di Vatikan, di mana ia ingin bertemu Presiden AS Donald Trump. 

    “Jika saya tidak [ada di sana] tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelenskyy saat ia mengunjungi lokasi serangan Rusia di Kyiv pada hari Kamis (24/4/2025) yang menewaskan 12 orang dan melukai sedikitnya 90 orang.

    SBU Tuduh Rusia Curi dan Jual Gandum Ukraina

    Ukraina telah menahan sebuah kapal asing di perairan teritorialnya yang diduga terlibat dalam perdagangan ilegal gandum curian Ukraina, menurut laporan dinas keamanan Ukraina (SBU) pada hari Jumat. 

    “Penyelidikan menemukan bahwa kapal yang ditangkap itu adalah bagian dari armada ‘bayangan’ Rusia, yang digunakan Kremlin untuk menjual gandum Ukraina yang dijarah ke negara ketiga,” katanya di Telegram. 

    Kyiv menuduh Rusia memperdagangkan gandum Ukraina yang dicuri sejak perang 2022 dimulai – tuduhan yang dibantah Rusia – tetapi penyitaan kapal jarang terjadi.

    FSB Tangkap Warga Rumania yang Dicurigai Jadi Mata-mata Ukraina

    Badan keamanan Rusia (FSB) mengatakan mereka telah menangkap seorang warga negara Rumania atas dugaan memata-matai lokasi militer untuk Ukraina.

    FSB menduga tersangka telah mengumpulkan dan mengirimkan informasi tentang lokasi sistem pertahanan udara di kota Sochi.

    Sementara itu, Kementerian luar negeri Rumania mengatakan warga negara Rumania tersebut awalnya ditahan di wilayah Abkhazia empat bulan lalu dan kemudian dipindahkan ke Sochi.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Zelensky Tiba di Roma Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Zelensky Mungkin Tidak Akan Hadiri Pemakaman Paus Karena Pertemuan Militer

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ia mungkin tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang juga akan dihadiri oleh Presiden Aamerika Serikat (AS) Donald Trump. Alasannya karena ada pertemuan militer yang penting.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025), Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa ia akan menghadiri pemakaman di Vatikan, di mana ia ingin bertemu Trump–yang menekan Kyiv dan Moskow untuk mencapai kesepakatan mengenai perang tiga tahun di Ukraina.

    “Jika saya tidak (di sana) tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelensky saat ia mengunjungi lokasi serangan mematikan Rusia di Kyiv.

    “Menteri luar negeri dan ibu negara akan berada di sana. Bagi saya, penting bagi saya untuk berada di sini. Ada beberapa pertemuan militer di Ukraina hari ini,” tambahnya.

    Zelensky mengatakan bahwa ia akan mengadakan “sejumlah pertemuan”, termasuk mengenai serangan di Kyiv yang telah menewaskan 12 orang sehari sebelumnya.

    “Ada beberapa pertanyaan tertutup tentang serangan ini. Dan tentang langkah-langkah Ukraina yang sesuai. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Jadi jika saya punya waktu, saya pasti akan hadir (di pemakaman),” katanya.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rudal Rusia Ditembakkan ke Kyiv Buatan Korut, Komponennya Buatan AS

    Rudal Rusia Ditembakkan ke Kyiv Buatan Korut, Komponennya Buatan AS

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa rudal yang ditembakkan Rusia ke Kyiv dipasok oleh Korea Utara. Rudal itu disebut memiliki puluhan komponen dari perusahaan Amerika Serikat (AS).

    “Rudal yang menewaskan warga sipil di Kyiv mengandung sedikitnya 116 komponen yang bersumber dari negara lain–dan sebagian besar, sayangnya, diproduksi oleh perusahaan Amerika,” kata Zelensky di X dilansir AFP, Jumat (25/4/2025).

    Zelensky mendesak agar lebih banyak “tekanan” dan sanksi diberikan kepada Moskow dan Pyongyang.

    Setidaknya 9 orang tewas dan lebih dari 60 orang luka-luka dalam serangan rudal “besar-besaran” Rusia di Kyiv, ibu kota Ukraina pada Kamis (24/4) dini hari waktu setempat.

    Ini merupakan salah satu serangan paling mematikan di ibu kota Ukraina selama perang yang telah berlangsung tiga tahun.

    Otoritas Ukraina sebelumnya telah mengeluarkan peringatan akan serangan rudal, dan wartawan AFP mendengar ledakan-ledakan di Kyiv.

    “Rusia telah melancarkan serangan gabungan besar-besaran di Kyiv,” kata layanan darurat negara Ukraina di Telegram, dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/4).

    (rfs/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lawatan Perdana Trump di Periode Kedua Pemerintahannya: Hadiri Pemakaman Paus

    Lawatan Perdana Trump di Periode Kedua Pemerintahannya: Hadiri Pemakaman Paus

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuju Roma, Italia, untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus dalam lawatan luar negeri pertama di masa jabatan keduanya. Trump akan bertemu para pemimpin asing termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), Trump memiliki hubungan jauh dengan mendiang Paus Fransiskus yang tidak ragu mengkritiknya dengan tajam atas kebijakannya yang khas, yaitu deportasi massal para migran.

    Namun, Trump tidak akan melewatkan apa yang akan menjadi pertemuan diplomatik besar yang dihadiri oleh sekitar 50 kepala negara, termasuk 10 raja yang berkuasa.

    Di antara mereka adalah Zelensky, yang akan menjadi pertemuan langsung pertama kedua pemimpin tersebut sejak pertemuan Gedung Putih yang berakhir tragis pada 28 Februari.

    Trump dan Wakil Presiden JD Vance dalam pertemuan itu mencaci maki Zelensky, menyebutnya tidak berterima kasih atas bantuan militer AS senilai miliaran dolar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Ketegangan mereda setelah pertemuan itu, dengan Ukraina menyetujui proposal yang dipimpin AS untuk gencatan senjata tanpa syarat selama satu bulan, yang membebani Rusia yang belum menerimanya dan pada hari Kamis melancarkan serangan paling mematikan dalam hampir setahun di Kyiv.

    Trump, sambil menyerukan Rusia untuk menghentikan serangannya, telah kembali menyalahkan Zelensky, termasuk mendesaknya untuk menerima kendali Rusia atas Krimea, semenanjung yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014.

    Tidak ada pertemuan yang diumumkan di Roma untuk Trump, yang hanya akan tinggal setengah hari di Vatikan. Namun, Trump mungkin merasa tidak nyaman dengan beberapa pemimpin di sekitarnya–yang paling utama adalah pendahulunya, Joe Biden.

    Biden adalah seorang Katolik yang taat dan dekat dengan Fransiskus. Biden akan melakukan perjalanan sendiri ke Roma, kata kantornya, meskipun menurut protokol, mantan Presiden umumnya melakukan perjalanan dengan Air Force One untuk menghadiri pemakaman.

    Trump telah tanpa henti menyerang Biden dan menghancurkan warisannya dalam hampir 100 hari masa jabatannya, dengan Biden pada gilirannya baru-baru ini berbicara menentang kebijakan Trump.

    Perjalanan Trump ke Italia terjadi setelah dia mengguncang sekutu Eropa dengan mengenakan tarif besar, meskipun dia setidaknya untuk sementara telah mundur dari tindakan yang paling keras.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, salah satu pemimpin yang menjalin hubungan dengan Trump dan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang akan segera lengser, akan hadir di pemakaman tersebut, demikian pula para eksekutif puncak Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa.

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva seorang veteran sayap kiri yang mengalahkan saingannya Jair Bolsonaro, merupakan belahan jiwa ideologis Trump juga akan hadir. Lula telah mengkritik Trump tetapi telah menghindari konfrontasi besar sejak miliarder Republik itu kembali.

    Pemakaman tersebut juga akan menghadirkan para pemimpin yang lebih sejalan secara ideologis dengan Trump, termasuk Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Presiden Javier Milei dari Argentina, negara asal mendiang paus.

    Trump juga melakukan kunjungan singkat ke Prancis setelah pemilihannya tetapi sebelum pelantikannya untuk pembukaan kembali katedral Notre Dame. Macron mempertemukannya dengan Zelensky di sela-sela acara.

    Perjalanan luar negeri pertama Trump seharusnya ke negara-negara Teluk Arab yang kaya minyak, di mana ia berharap dapat melihat peluang bisnis dan mendesak hubungan yang lebih erat dengan Israel. Trump dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai 13 Mei.

    (rfs/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kremlin Sebut Pernyataan Presiden Trump Soal Krimea Sejalan dengan Posisi Rusia

    Kremlin Sebut Pernyataan Presiden Trump Soal Krimea Sejalan dengan Posisi Rusia

    JAKARTA – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Krimea bukanlah topik diskusi sepenuhnya sejalan dengan posisi Rusia.

    “Hal ini sepenuhnya sejalan dengan pemahaman kami dan dengan apa yang telah kami katakan selama ini,” kata Peskov dalam konferensi pers, dilansir dari TASS 25 April.

    Sebelumnya, Presiden Trump Presiden Volodymyr Zelensky kembali bentrok pada Hari Rabu terkait upaya untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina, dengan Pemimpin Amerika Serikat menegur Pemimpin Kyiv lantaran menolak mengakui mengakui pendudukan Rusia atas Krimea.

    Presiden Zelensky pada Hari Selasa menegaskan kembali, Ukraina tidak akan pernah menyerahkan Krimea kepada Rusia, yang merebut kendali semenanjung tersebut pada tahun 2014 dalam sebuah tindakan yang dikutuk secara internasional.

    “Tidak ada yang perlu dibicarakan di sini. Ini bertentangan dengan konstitusi kita,” katanya, dikutip dari Reuters.

    Presiden Trump, yang sempat berdebat sengit dengan Presiden Zelensky di Ruang Oval Gedung Putih Maret lalu, menyebut pernyataan itu menghasut dan membuat perdamaian semakin sulit dicapai.

    Dalam unggahan di media sosial Dia menuliskan, Krimea telah hilang bertahun-tahun yang lalu “dan bahkan bukan topik pembicaraan.”

    Presiden Trump, yang berjanji selama kampanye pemilihannya untuk mengakhiri perang dalam 24 jam pertama setelah kembali ke Gedung Putih, menegur Presiden Zelensky dan mengatakan di Truth Social, AS berusaha menghentikan pembunuhan di Ukraina dan mereka “sangat dekat dengan kesepakatan” untuk perdamaian.

    Sebelumnya, Wakil Presiden Trump, JD Vance, mengatakan sudah waktunya bagi Rusia dan Ukraina untuk menyetujui proposal perdamaian AS “atau Amerika Serikat akan meninggalkan proses ini,” menggemakan peringatan dari Presiden Trump minggu lalu.

    Berbicara kepada wartawan di India, Wapres Vance mengatakan proposal tersebut menyerukan pembekuan batas teritorial “pada tingkat tertentu yang mendekati keadaan saat ini” dan “penyelesaian diplomatik jangka panjang yang diharapkan akan mengarah pada perdamaian jangka panjang.”

    “Satu-satunya cara untuk benar-benar menghentikan pembunuhan adalah bagi kedua belah pihak untuk meletakkan senjata mereka, membekukan hal ini,” katanya.

    Seorang mantan pejabat Barat yang mengetahui usulan AS tersebut mengatakan, usulan tersebut juga menyerukan pengakuan atas pencaplokan Krimea oleh Rusia.

  • Saking Marahnya Trump Sampai Tegur Putin Pakai Nama Depan

    Saking Marahnya Trump Sampai Tegur Putin Pakai Nama Depan

    Jakarta

    Amarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluap ke Presiden Rusia Vladimir Putin. Bahkan Trump sampai menegur Putin dengan nama depan. Apa masalahnya?

    Dirangkum detikcom dilansir Reuters, Jumat (25/4/2025), Donald Trump marah karena Rusia melancarkan serangan terbaru yang menewaskan sedikitnya 12 orang di Kyiv, ibu kota Ukraina. Trump melontarkan teguran yang tergolong langka kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang berbunyi: “Vladimir, STOP!”

    Serangan rudal dan drone Moskow yang tak hanya merenggut korban jiwa, tapi juga melukai sekitar 90 orang lainnya di area Kyiv itu, disebut Trump sebagai serangan yang “tidak perlu” dan “sangat tidak tepat waktunya” ketika sang Presiden AS itu sedang mendorong perdamaian.

    Gempuran terbaru Rusia, yang tercatat sebagai serangan terbesar yang melanda ibu kota Ukraina sepanjang tahun ini, telah menghancurkan bangunan-bangunan dan memicu kebakaran di area tersebut. Para petugas penyelamat masih berusaha mengevakuasi jenazah korban dari reruntuhan sekitar 12 jam kemudian.

    Serangan itu terjadi pada momen kritis dalam perang Rusia di Ukraina, yang dimulai dengan invasi skala penuh Moskow awal tahun 2022 lalu. Baik Kyiv maupun Moskow berusaha menunjukkan kepada Trump bahwa mereka membuat kemajuan menuju tujuan untuk mencapai kesepakatan damai yang cepat.

    “Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KYIV. Tidak perlu, dan sangat tidak tepat waktunya. Vladimir, STOP! Sebanyak 5.000 tentara tewas dalam seminggu. Mari kita wujudkan Kesepakatan Damai!” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, menyebut nama depan Presiden Rusia.

    Gedung Putih Ancam Setop Upaya Damai

    Donald Trump dan Vladimir Putin. (dok Reuters)

    Gedung Putih mengancam akan menghentikan upaya perdamaian jika tidak ada kemajuan yang dicapai dalam waktu dekat. Trump juga mencela Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait komentarnya menegaskan Kyiv tidak akan mengakui pendudukan Rusia atas Crimea.

    Saat ditanya apakah menurutnya Putin akan mendengarkan seruannya untuk menghentikan serangan rudal ke Ukraina, Trump menjawab: “Iya.”

    Dia juga mengatakan bahwa dirinya memiliki “tenggat waktu sendiri” untuk mewujudkan penyelesaian damai antara Rusia dan Ukraina, namun tanpa menyebutkan secara spesifik soal tenggat waktu tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya melancarkan serangan besar-besaran semalam terhadap kompleks industri militer Ukraina, dengan menggunakan senjata presisi tinggi jarak jauh berbasis udara, darat dan laut, serta menggunakan drone.

    Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andrii Sybiha, mengatakan via media sosial X bahwa “serangan-serangan brutal” itu menunjukkan Rusia-lah, bukan Ukraina, yang menjadi hambatan bagi perdamaian.

    Menurut laporan Angkatan Udara Ukraina via Telegram, militer Rusia telah meluncurkan 145 drone dan 70 rudal, termasuk 11 rudal balistik, dalam serangan semalam. Unit-unit Angkatan Udara Ukraina disebut telah menembak jatuh 112 target di udara saat serangan berlangsung.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina Mungkin Harus Serahkan Wilayah Demi Perdamaian

    Ukraina Mungkin Harus Serahkan Wilayah Demi Perdamaian

    Kyiv

    Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan bahwa Ukraina mungkin harus menyerahkan wilayahnya untuk mengamankan perdamaian “sementara” dengan Rusia. Komentar Klitschko ini disampaikan saat Amerika Serikat (AS) terus berupaya mewujudkan perdamaian antara Kyiv dan Moskow.

    Pernyataan itu, seperti dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), disampaikan Klitschko dalam wawancara dengan media terkemuka Inggris, BBC, yang dipublikasikan pada Jumat (25/4) waktu setempat.

    “Salah satu skenarionya adalah… menyerahkan wilayah. Itu tidak adil. Namun demi perdamaian, perdamaian sementara, mungkin itu bisa menjadi solusi, untuk sementara,” kata Klitschko yang mantan juara tinju Ukraina ini dalam wawancara tersebut.

    Klitschko menyampaikan pernyataan ini setelah serangan rudal dan drone Rusia menghantam ibu kota Ukraina itu hingga menewaskan sedikitnya 12 orang. Sekitar 90 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran Moskow tersebut.

    Dalam wawancara dengan BBC, Klitschko mengatakan bahwa dirinya “bertanggung jawab atas ibu kota Ukraina”, dan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky mungkin harus menerima “solusi yang menyakitkan” untuk mewujudkan perdamaian.

    Namun, Klitschko juga mengakui bahwa rakyat Ukraina “tidak akan pernah menerima pendudukan” oleh Rusia.

    Pernyataan Klitschko ini dilontarkan ketika Presiden AS Donald Trump terus menekan Ukraina dan Rusia untuk menyetujui kesepakatan.

    Rusia melancarkan invasi skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022, dan saat ini pasukannya disebut telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina.

    Sebelumnya, Trump melontarkan teguran yang tergolong langka kepada Presiden Vladimir Putin, setelah serangan terbaru Rusia menewaskan sedikitnya 12 orang di area Kyiv. Trump menyebut serangan semacam itu “tidak perlu” dan “sangat tidak tepat waktunya” ketika sang Presiden AS itu sedang mendorong perdamaian.

    “Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KYIV. Tidak perlu, dan sangat tidak tepat waktunya. Vladimir, STOP! Sebanyak 5.000 tentara tewas dalam seminggu. Mari kita wujudkan Kesepakatan Damai!” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, menyebut nama depan Presiden Rusia.

    Gedung Putih mengancam akan menghentikan upaya perdamaian jika tidak ada kemajuan yang dicapai dalam waktu dekat. Trump juga mencela Zelensky yang menolak untuk mengakui pendudukan Rusia atas Crimea.

    Trump menggunakan nada yang lebih lembut dalam pernyataannya soal Putin dibandingkan dengan Zelensky, yang sebelumnya disebutnya sebagai “diktator”. Utusan khusus Trump dijadwalkan akan bertemu Putin pada Jumat (25/4) untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini