Tag: Vladimir Putin

  • Trump Akan Bicara dengan Putin Soal Hentikan Perang di Ukraina

    Trump Akan Bicara dengan Putin Soal Hentikan Perang di Ukraina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia berencana untuk berbicara Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa (18/3) tentang mengakhiri perang di Ukraina. Trump menambahkan bahwa pembicaraan sudah berlangsung tentang “pembagian aset-aset tertentu” antara pihak-pihak yang bertikai.

    Sebelumnya, para pejabat AS telah menyatakan optimisme pada hari Minggu (16/3) waktu setempat, bahwa kesepakatan gencatan senjata Ukraina-Rusia dapat dicapai dalam beberapa minggu, setelah Washington mengusulkan penghentian perang tersebut usai pembicaraan di Arab Saudi, yang diterima Kyiv.

    “Saya pikir kami akan berbicara tentang tanah… kami akan berbicara tentang pembangkit listrik,” kata Trump di atas pesawat kepresidenan Air Force One, dilansir kantor berita AFP, Senin (17/3/2025).

    “Saya pikir itu sudah banyak dibahas oleh kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia. Kita sudah membicarakannya, membagi aset-aset tertentu,” ujar Trump.

    Utusan Trump untuk konflik tersebut, Steve Witkoff, yang bertemu selama beberapa jam dengan Putin beberapa hari yang lalu, mengatakan kepada CNN, bahwa menurutnya “kedua presiden akan melakukan pembicaraan yang sangat baik dan positif minggu ini.”

    Trump, tambahnya, “sangat mengharapkan akan ada semacam kesepakatan dalam beberapa minggu mendatang, mungkin, dan saya yakin itulah yang terjadi”.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu lalu, menuduh Kremlin tidak ingin mengakhiri perang.

    Sebelumnya, Moskow mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio telah menelepon Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk membahas “aspek konkret dari penerapan kesepahaman” pada pertemuan puncak AS-Rusia di Arab Saudi bulan lalu.

    Pertemuan di Riyadh pada bulan Februari tersebut adalah pertemuan tingkat tinggi pertama antara Amerika Serikat dan Rusia, sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada bulan Februari 2022.

    “Sergei Lavrov dan Marco Rubio sepakat untuk tetap berhubungan,” kata kementerian luar negeri Rusia, tanpa menyebutkan gencatan senjata yang disarankan AS.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dukungan Kanada untuk Ukraina, PM Carney Desak Putin Berunding – Halaman all

    Dukungan Kanada untuk Ukraina, PM Carney Desak Putin Berunding – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menegaskan komitmen negaranya untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.

    Dalam pernyataan yang disampaikan melalui media sosial, Carney juga mengajak Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk segera duduk di meja perundingan.

    Dukungan untuk Gencatan Senjata

    Carney menekankan pentingnya segera dilakukannya gencatan senjata di Ukraina. “Rusia sekarang harus berhenti mengulur waktu dan menghentikan serangan,” ujar Carney yang dikutip dari Suspilne.

    Komitmen Kelompok Tujuh (G7)

    PM Carney juga menyatakan bahwa Kelompok Tujuh (G7) akan memperkuat pemantauan terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan internasional. “Kami akan memastikan bahwa Ukraina memiliki dukungan militer yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri sekarang dan di masa depan,” tegasnya.

    Pertemuan Ukraina dan AS

    Sebelumnya, pada 11 Maret 2025, Ukraina dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Arab Saudi yang berujung pada kesepakatan untuk melaksanakan gencatan senjata selama 30 hari.

    Pada 13 Maret 2025, Putin mengungkapkan bahwa Rusia setuju untuk melaksanakan gencatan senjata tersebut, meskipun dengan syarat tertentu.

    Ia optimis bahwa gencatan senjata ini akan membuka jalan bagi perdamaian jangka panjang.

    Harapan untuk Penyelesaian

    Di saat yang sama, mantan Presiden AS, Donald Trump, menyampaikan harapannya agar Rusia mematuhi penghentian permusuhan ini.

    Ia juga menyoroti bahwa masalah wilayah dan kendali atas PLTN Zaporizhia menjadi bagian dari pembahasan.

    Dengan ketegangan yang terus meningkat, berbagai pihak internasional mendesak Rusia untuk segera menghentikan agresinya dan menempuh jalur diplomasi demi perdamaian yang lebih stabil di kawasan tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Populer Internasional: Trump Minta Putin Selamatkan Tentara Ukraina – Mantan Tentara Israel Diludahi – Halaman all

    Populer Internasional: Trump Minta Putin Selamatkan Tentara Ukraina – Mantan Tentara Israel Diludahi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional dimulai dari permintaan Presiden AS Donald Trump yang meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyelamatkan tentara Ukraina.

    Di sebuah restoran di Irlandia, mantan tentara Israel diludahi dan disodorkan jari tengah oleh dua wanita.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Trump: Saya Minta Putin Selamatkan Nyawa Tentara Ukraina yang Terkepung di Kursk

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyelamatkan nyawa pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk, Rusia barat.

    Mereka terkepung setelah pasukan Rusia melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayahnya yang diduduki Ukraina sejak mereka memasuki Rusia pada Agustus tahun lalu.

    Menurut Institut Studi Perang (ISW), Rusia telah merebut kembali 655 km persegi wilayah Kursk, lebih dari separuh wilayah yang diduduki Ukraina.

    Trump, yang sebelumnya bertekad menengahi perdamaian Rusia-Ukraina, mengatakan ia meminta Putin untuk melindungi pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Mengapa Trump Minta Putin Tak Habisi Pasukan Ukraina di Kursk? Ini Analisis Eks Pejabat CIA

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin agar menyelamatkan ribuan tentara Ukraina yang terkepung di Kursk, Rusia.

    Adanya permintaan itu disampaikan Trump di akun media sosial Truth Social hari Kamis, (14/3/2025).

    Trump mengatakan saat ini ada ribuan tentara Ukraina yang dikepung pasukan Rusia dan berada dalam situasi amat buruk.

    “Saya meminta Presiden Putin agar nyawa mereka diselamatkan. Ini bisa menjadi pembantaian mengerikan yang belum pernah dilihat orang sejak Perang Dunia Kedua. Tuhan memberkati mereka semua,” kata Trump.

    Di sisi lain, Putin juga sudah mengaku mendapat permintaan dari Trump perihal penyelamatan nyawa tentara Ukraina.

    “Kami sudah meninjau pernyataan dari Presiden Trump hari ini. Kami menekankan bahwa tentara Ukraina telah melakukan banyak kejahatan terhadap warga sipil di zona serbuan,” kata Putin di televisi, dikutip dari The Moscow Times.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Di Resto Irlandia, Eks Tentara Israel Diludahi, Dapat Jari Tengah dari 2 Wanita, Polisi Tak Peduli

    Seorang warga Israel bernama Tamir Ohayon diganggu oleh dua wanita Irlandia saat dia mengunjungi sebuah restoran di Kota Dublin, Irlandia.

    Pengalaman itu disampaikan Ohayon lewat unggahan di akun Instagram @tamtamir hari Kamis, (14/3/2025).

    “Saat perjalanan bisnis ke Dublin, saya dan rekan saya diganggu oleh sekelompok wanita hanya karena kami warga Israel,” kata Ohayon.

    The Jerusalem Post melaporkan salah satu perempuan itu mendekati Ohayon dan menyebutkan informasi yang telah didapatkannya mengenai Ohayon, termasuk hotel tempat Ohayon menginap.

    Setelah peristiwa itu, Ohayon mengaku susah tidur dan terpaksa menginap di hotel lain.

    Ohayon sempat merekam peristiwa itu. Dalam video yang diunggahnya, terlihat ada dua perempuan yang mengacungkan jari tengah kepada Ohayon.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Tarik Ulur Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza, Tawaran Hamas Bebaskan Sandera Ditolak Israel

    Tawar menawar terus terjadi antara Israel dan Hamas demi kesepakatan gencatan senjata tercapai.

    Namun, tawar menawar tersebut tak pernah menemui titik terang agar perdamaian di Gaza terwujud.

    Terbaru, Israel telah menolak tawaran Hamas untuk membebaskan seorang warga negara ganda Amerika-Israel.

    Hamas mengatakan pihaknya telah mengajukan tawaran untuk membebaskan Edan Alexander, warga asli New Jersey, seorang prajurit berusia 21 tahun dalam tentara pendudukan Israel.

    Tawaran dari Hamas ini dilakukan setelah menerima proposal dari mediator untuk negosiasi tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata.

    Akan tetapi, kesepakatan ini berada dalam ketidakpastian karena Israel menolak untuk memulai negosiasi tahap kedua dan berupaya memberikan tekanan maksimum kepada Palestina untuk memaksa mereka menerima persyaratan barunya.

    Dikutip dari Middle East Monitor, Hamas mengatakan pemimpin Gaza Khalil Al-Hayya tiba di Kairo, Mesir pada Jumat (14/3/2025).

    Al-Hayya berada di Kairo untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan mediator Mesir.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Rusia-Ukraina Lancarkan Serangan di Tengah Usulan Gencatan Senjata, Dihujani Lebih dari 100 Drone – Halaman all

    Rusia-Ukraina Lancarkan Serangan di Tengah Usulan Gencatan Senjata, Dihujani Lebih dari 100 Drone – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia dan Ukraina saling melakukan serangan udara pada Sabtu (15/3/2025) malam waktu setempat.

    Kedua pihak melaporkan lebih dari 100 pesawat tak berawak atau drone musuh di wilayah masing-masing.

    Serangan itu terjadi kurang dari 24 jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu utusan Amerika Serikat (AS) Steve Witkoff.

    Keduanya bertemu untuk membahas rincian proposal AS untuk gencatan senjata 30 hari dalam perang Rusia dengan Ukraina.

    Berbicara dalam konferensi pers pada Kamis (13/3/2025), Putin mengatakan bahwa ia mendukung gencatan senjata secara prinsip, tetapi mengemukakan sejumlah rincian yang perlu diklarifikasi sebelum disetujui.

    Kyiv telah mendukung usulan gencatan senjata, meskipun pejabat Ukraina secara terbuka telah menyuarakan keraguan mengenai apakah Moskow akan berkomitmen pada kesepakatan tersebut.

    Sementara, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Zelensky menuduh Moskow membangun kekuatan di sepanjang perbatasan.

    “Peningkatan kekuatan Rusia menunjukkan bahwa Moskow berniat untuk terus mengabaikan diplomasi. Jelas bahwa Rusia memperpanjang perang,” katanya, dikutip dari The Moscow Times.

    Pemimpin Ukraina juga menekankan bahwa pasukan Kyiv mempertahankan kehadiran mereka di wilayah Kursk Rusia setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Jumat (14/3/2025) bahwa “ribuan” tentara Ukraina dikepung oleh militer Rusia.

    “Operasi pasukan kami di wilayah yang ditentukan di wilayah Kursk terus berlanjut,” kata Zelensky.

    “Pasukan kami terus menahan kelompok Rusia dan Korea Utara di wilayah Kursk. Tidak ada pengepungan terhadap pasukan kami,” jelasnya.

    Di tempat lain, angkatan udara Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia telah meluncurkan rentetan 178 pesawat nirawak dan dua rudal balistik ke negara itu dalam semalam.

    Rentetan serangan itu merupakan campuran pesawat nirawak serang jenis Shahed dan pesawat nirawak tiruan yang dirancang untuk membingungkan pertahanan udara.

    Sekitar 130 pesawat nirawak ditembak jatuh, sementara 38 lainnya hilang dalam perjalanan menuju sasarannya.

    Rusia menyerang fasilitas energi, menyebabkan kerusakan signifikan, kata perusahaan energi swasta Ukraina, DTEK.

    Rusia menyerang infrastruktur energi di wilayah Dnipropetrovsk dan Odesa, kata DTEK dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

    Beberapa penduduk tidak mendapatkan pasokan listrik.

    “Kerusakannya cukup parah. Pekerja energi sudah bekerja di lapangan.”

    “Kami melakukan segala yang mungkin untuk memulihkan listrik ke rumah-rumah sesegera mungkin,” kata perusahaan energi tersebut.

    Sementara itu, di wilayah Volgograd, Rusia, Gubernur Andrei Bocharov mengonfirmasi bahwa serpihan pesawat nirawak yang jatuh telah memicu kebakaran di distrik Krasnoarmeysky di kota yang dekat dengan kilang minyak Lukoil, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Bandara terdekat menghentikan sementara penerbangan, demikian dilaporkan media lokal.

    Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Kilang Volgograd telah menjadi sasaran pasukan Kyiv beberapa kali sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina lebih dari tiga tahun lalu, yang terbaru dalam serangan pesawat tak berawak pada 15 Februari 2025.

    KURSK DIREBUT – Tangkapan layar dari video akun YouTube Shanghai Eye memperlihatkan situasi di Kota Sudzha, Kursk, Rusia. Pasukan Ukraina di sana dikabarkan terkepung. (Tangkapan layar YouTube Shanghai Eye)

    Kata Kremlin soal Usulan Gencatan Senjata

    Asisten utama kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia telah memberi tahu Washington bahwa gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan perang di Ukraina, hanya akan memberikan pasukan Kyiv waktu istirahat yang sangat dibutuhkan di medan perang.

    Para pejabat Rusia mengatakan penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz telah memberikan rincian tentang gagasan gencatan senjata pada Rabu (12/3/2025), dan Rusia siap untuk membahasnya.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan di Gedung Putih pada Rabu bahwa ia berharap Kremlin akan menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari yang menurut Ukraina akan didukung.

    Yuri Ushakov, mantan duta besar untuk Washington yang berbicara atas nama Putin mengenai isu-isu kebijakan luar negeri utama, mengatakan kepada media Rusia bahwa ia telah berbicara dengan Waltz untuk menguraikan posisi Rusia mengenai gencatan senjata.

    “Saya nyatakan posisi kami bahwa ini tidak lain hanyalah masa jeda sementara bagi militer Ukraina, tidak lebih,” kata Ushakov, dilansir Al Arabiya.

    “Itu tidak memberi kita apa pun. Itu hanya memberi kesempatan kepada Ukraina untuk berkumpul kembali, mendapatkan kekuatan, dan melanjutkan hal yang sama,” imbuhnya.

    Ushakov mengatakan tujuan Moskow adalah “penyelesaian damai jangka panjang yang mempertimbangkan kepentingan sah negara kami dan berbagai kekhawatiran kami yang sudah diketahui.”

    “Menurut saya, tidak ada yang membutuhkan langkah-langkah yang (hanya) meniru tindakan damai dalam situasi ini,” katanya.

    Trump telah berupaya membangun kembali hubungan dengan Rusia untuk menghindari eskalasi perang Ukraina yang menurutnya dapat berkembang menjadi Perang Dunia Ketiga, meskipun ia juga telah mengemukakan ancaman sanksi lebih lanjut dan prospek pencabutan sanksi jika Moskow berupaya mengakhiri perang.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Putin Desak Pasukan Ukraina di Kursk untuk Menyerah – Halaman all

    Putin Desak Pasukan Ukraina di Kursk untuk Menyerah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak pasukan Ukraina di wilayah barat daya Kursk untuk menyerah pada Jumat, 14 Maret 2025.

    Desakan ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Putin untuk menyelamatkan nyawa ribuan tentara Ukraina.

    Pernyataan Putin

    Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menekankan bahwa militan Ukraina telah melakukan banyak kejahatan terhadap warga sipil di zona penyerbuan.

    “Kantor Kejaksaan Agung Rusia mengklasifikasikan tindakan ini sebagai terorisme,” ujar Putin.

    Putin juga menyatakan bahwa untuk melaksanakan seruan Presiden Trump secara efektif, pimpinan militer-politik Ukraina harus mengeluarkan perintah yang tepat kepada unit militer mereka untuk menyerah.

    Gencatan Senjata dan Situasi di Kursk

    Pernyataan Trump muncul setelah Kyiv menyetujui gencatan senjata selama 30 hari yang ditengahi oleh AS dalam negosiasi di Arab Saudi.

    Meskipun Kremlin belum secara resmi menerima kesepakatan tersebut, Putin menyuarakan dukungannya terhadap usulan ini sambil menyuarakan kekhawatiran atas pasukan Ukraina di wilayah Kursk yang diduduki sebagian Rusia.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui bahwa pasukan negaranya mendapatkan tekanan yang meningkat dari tentara Kremlin di Kursk.

    Sejak serangan lintas perbatasan yang diluncurkan Kyiv pada Agustus lalu, Rusia telah melakukan perlawanan yang signifikan.

    Rusia Rilis Video Tentaranya Usai Rebut Sudzha

    Pada Kamis, 13 Maret 2025, Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan rekaman video yang menunjukkan tentara mereka setelah merebut kembali kota Sudzha.

    Video tersebut memperlihatkan bangunan yang rusak parah dan mobil-mobil yang terbakar.

    Lebih dari 100 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang di Sudzha dan sekitarnya berhasil dievakuasi ke lokasi yang aman.

    Penjabat Gubernur wilayah Kursk, Alexander Khinshtein, melaporkan bahwa sekitar 120 warga sipil yang berada di bawah pendudukan telah dievakuasi sejak kemarin.

    Kementerian Situasi Darurat Rusia juga melaporkan bahwa lebih dari 90 warga yang dievakuasi telah ditempatkan di tempat penampungan sementara.

    “Para pengungsi menerima bantuan medis dan kesehatan mental serta bantuan untuk memulihkan dokumen yang hilang atau rusak,” ujar Khinshtein.

    Pekerjaan evakuasi terus berlanjut tanpa henti.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Putin Sesumbar Jamin Nyawa Pasukan Ukraina, tapi Harus Letakkan Senjata dan Menyerah di Kursk – Halaman all

    Putin Sesumbar Jamin Nyawa Pasukan Ukraina, tapi Harus Letakkan Senjata dan Menyerah di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak pasukan Ukraina di wilayah barat daya Kursk untuk menyerah, Jumat (14/3/2025).

    Desakan Vladimir Putin disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memintanya untuk menyelamatkan nyawa “ribuan tentara Ukraina.”

    “Kami telah meninjau pernyataan Presiden AS Trump hari ini, kami menekankan bahwa militan Ukraina telah melakukan banyak kejahatan terhadap warga sipil di zona penyerbuan,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir The Moscow Times.

    Putin menambahkan bahwa Kantor Kejaksaan Agung Rusia mengklasifikasikan “tindakan ini” sebagai terorisme.

    “Saya ingin menekankan bahwa jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, nyawa mereka akan terjamin, dan mereka akan diperlakukan dengan bermartabat sesuai dengan hukum internasional dan hukum Federasi Rusia,” klaim Putin.

    “Dalam konteks ini, agar seruan Presiden Trump dapat dilaksanakan secara efektif, pimpinan militer-politik Ukraina harus mengeluarkan perintah yang tepat kepada unit militer mereka untuk meletakkan senjata dan menyerah,” jelasnya.

    Pernyataan Trump muncul setelah Kyiv menyetujui gencatan senjata selama 30 hari yang ditengahi AS selama negosiasi di Arab Saudi.

    Kremlin belum secara resmi menerima kesepakatan untuk menghentikan pertempuran.

    Namun, Putin menyuarakan dukungannya terhadap usulan tersebut secara prinsip sambil menyuarakan kekhawatiran atas pasukan Ukraina di wilayah Kursk yang diduduki sebagian Rusia.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui pada hari Jumat bahwa pasukan negaranya mendapat tekanan yang meningkat dari tentara Kremlin di Kursk.

    Sejak Kyiv melancarkan serangan lintas perbatasan ke Kursk Agustus lalu — yang merupakan serangan terbesar oleh tentara asing ke Rusia sejak Perang Dunia II — Moskow telah melakukan perlawanan.

    Serangan balik Rusia di Kursk telah merebut sebagian besar wilayah yang awalnya direbut Ukraina, sehingga Kyiv tidak memiliki titik pengaruh penting atas Moskow dalam setiap perundingan damai potensial.

    Rusia Rilis Video Tentaranya usai Rebut Sudzha

    Pada Kamis (13/3/2025), Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan rekaman video tentaranya di Sudzha setelah mereka merebut kembali kota tersebut.

    Video tersebut memperlihatkan bangunan dan reruntuhan yang rusak parah.

    Kemudian, terlihat mobil-mobil yang terbakar dan puing-puing yang berserakan di seluruh kota.

    Sementara itu, lebih dari 100 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang di Sudzha dan sekitarnya, dievakuasi ke lokasi yang aman.

    “Sejak kemarin hingga pagi hari tanggal 13 Maret, 120 warga sipil yang berada di bawah pendudukan telah dibawa keluar dari Sudzha,” ungkap Penjabat Gubernur wilayah Kursk, Alexander Khinshtein di Telegram pada Kamis dini hari, seperti diberitakan The Moscow Times.

    Sekitar 90 persen dari mereka yang dievakuasi tercatat hilang setelah serangan Ukraina, menurut Yury Mezinov, seorang pembantu menteri situasi darurat Rusia.

    Pihak berwenang sebelumnya melaporkan bahwa sekitar 2.000 orang hilang.

    Kementerian Situasi Darurat Rusia merilis rekaman yang memperlihatkan tim penyelamat mengevakuasi warga — banyak di antaranya lansia — dengan bus.

    Kementerian tersebut mengatakan lebih dari 90 warga yang dievakuasi telah ditempatkan di tempat penampungan sementara.

    Gubernur Khinshtein mengatakan, para pengungsi menerima bantuan medis dan kesehatan mental, serta bantuan untuk memulihkan dokumen yang hilang atau rusak.

    “Pekerjaan terus berlanjut tanpa henti,” jelasnya.

    TENTARA RUSIA – Foto ini diambil pada Sabtu (15/3/2025) dari Kementerian Pertahanan Rusia memperlihatkan tentara Rusia berjalan di Kursk, Rusia barat, setelah mereka memukul mundur pasukan Ukraina yang menduduki wilayah tersebut sejak Agustus tahun 2024. (Telegram Kementerian Pertahanan Rusia/Ruslan Sergeev)

    Usulan Gencatan Senjata Tuai Kritik

    Amerika Serikat (AS) mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dengan Ukraina.

    Namun, usulan AS itu telah memicu kemarahan di kalangan blogger pro-perang Rusia dan koresponden militer.

    Mereka menyebutnya sebagai ‘jebakan’ dan upaya memberi Ukraina waktu untuk memperkuat pasukan militernya.

    Tokoh-tokoh pro-perang menyuarakan ekspektasi mereka bahwa Rusia akan menolak kesepakatan tersebut, karena Moskow terus maju di garis depan.

    “Poin pertama: 30 hari adalah periode yang sama sekali tidak penting, yang dibutuhkan oleh Ukraina, bukan Rusia, untuk mengganti kerugian dan mempersiapkan garis pertahanan baru. Poin kedua mengikuti poin pertama.”

    “Amerika akan melanjutkan bantuan militer ke Ukraina, yang akan digunakan secara aktif oleh Angkatan Bersenjata Ukraina selama gencatan senjata untuk memperkuat dan mempersiapkan serangan baru,” ungkap saluran Telegram pro-perang Archangel of Special Forces kepada audiensnya yang berjumlah lebih dari 1,1 juta pelanggan, masih dari The Moscow Times.

    “Dan pertanyaannya: apakah ini sesuatu yang kita perlukan dengan latar belakang runtuhnya front Ukraina? Kami rasa tidak,” imbuhnya.

    Kemudian, Boris Rozhin, seorang blogger pro-perang yang memiliki 866.000 pelanggan di Telegram, menyarankan bahwa selama gencatan senjata, Ukraina akan memalsukan proses negosiasi untuk memperkuat tentaranya dan menunggu pengiriman senjata AS.

    “Jebakan klasik. Kalau begitu kita akan bilang kita tertipu lagi,” kata Rozhin.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Panas! Rusia Tembak Jatuh 126 Drone Ukraina

    Panas! Rusia Tembak Jatuh 126 Drone Ukraina

    Moskow

    Rusia melaporkan sistem pertahanannya telah menembak jatuh sedikitnya 126 drone Ukraina yang diluncurkan semalam. Sebagian besar drone Kyiv itu dijatuhkan di wilayah Volgograd dan Voronezh yang ada di bagian selatan negara tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/3/2025), melaporkan bahwa sebanyak 64 drone Ukraina di antaranya ditembak jatuh di atas wilayah Volgograd dan Voronezh yang berdekatan, sedangkan sisanya menargetkan wilayah perbatasan.

    Serangan drone menghujani Rusia setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan meskipun dirinya mendukung gagasan gencatan senjata dengan Ukraina, yang diusulkan Amerika Serikat (AS), dia memiliki “pertanyaan serius” tentang implementasinya dan ingin membahasnya langsung dengan Presiden Donald Trump.

    Militer Ukraina meluncurkan rentetan serangan drone terhadap Rusia selama invasi melanda wilayahnya.

    Serangan drone terbesar yang pernah dilancarkan Kyiv terjadi pada Senin (10/3) hingga Selasa (11/3) dini hari, dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim total 337 drone telah ditembak jatuh di atas wilayah Rusia.

    Sebanyak 91 drone di antaranya dijatuhkan di wilayah Moskow dan 126 drone lainnya di atas wilayah Kursk, yang sempat diserbu pasukan militer Ukraina yang kini telah ditarik mundur.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, pada saat itu menyebut serangan drone itu merupakan serangan drone terbesar Ukraina terhadap Moskow, yang bersama dengan wilayah sekitarnya memiliki populasi sedikitnya 21 juta jiwa dan merupakan salah satu wilayah metropolitan terbesar di Eropa.

    Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas akibat serangan drone Ukraina di wilayah Moskow tersebut.

    Sekitar 18 orang lainnya, termasuk anak-anak, mengalami luka-luka, karena gedung permukiman juga terkena dampak serangan.

    Lihat juga Video Jatuhkan 9 Drone Ukraina, Rusia Tuding AS Mau Matikan TurkStream

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Prancis Desak Rusia Terima Usulan Gencatan Senjata 30 Hari

    Prancis Desak Rusia Terima Usulan Gencatan Senjata 30 Hari

    JAKARTA  – Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Rusia untuk menerima proposal gencatan senjata 30 hari yang didukung Amerika Serikat di Ukraina.

    “Rusia sekarang harus menerima proposal AS-Ukraina untuk gencatan senjata 30 hari. Agresi Rusia di Ukraina harus diakhiri,” tulis Macron di media sosial X, setelah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dilansir ANTARA dari Anadolu, Sabtu, 15 Maret.

    Macron menegaskan kembali perlunya menghentikan kekejaman dan pernyataan yang bertele-tele.

    “Besok, kami akan terus bekerja memperkuat dukungan untuk Ukraina dan perdamaian yang abadi serta berkelanjutan melalui konferensi video dengan Starmer, Zelenskyy, dan mitra lainnya,” sambungnya.

    Ukraina telah mendukung proposal gencatan senjata dengan Rusia, yang disepakati setelah pembicaraan dengan pejabat AS di Jeddah, Arab Saudi pada awal pekan ini.

    Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia mendukung gencatan senjata secara prinsip tetapi ingin akar penyebab konflik tersebut diselesaikan.

  • Trump Akan Bicara dengan Putin Soal Hentikan Perang di Ukraina

    Dibujuk Trump, Putin Akan Ampuni Tentara Ukraina Jika Serahkan Diri

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan memberikan pengampunan jika tentara Ukraina, yang terkepung di wilayah Kursk, bersedia “menyerahkan diri”. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membujuk Putin untuk mengampuni nyawa tentara-tentara Ukraina di wilayah Rusia.

    Militer Rusia telah melancarkan serangan balasan secara cepat di wilayah perbatasan barat Kursk selama sepekan terakhir, dalam upaya merebut kembali sebagian besar wilayah yang dikuasai pasukan Ukraina yang melancarkan serangan mendadak pada Agustus tahun lalu.

    Kekalahan di Kursk akan menjadi pukulan telak bagi rencana Kyiv untuk menggunakan cengkeramannya atas wilayah itu sebagai alat tawar-menawar, dalam perundingan damai untuk mengakhiri perang melawan Moskow yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir.

    “Kami bersimpati terhadap seruan Presiden Trump,” kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi Rusia, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/3/2025).

    “Jika mereka (tentara Ukraina-red) meletakkan senjata dan menyerah, maka mereka akan dijamin nyawanya dan diperlakukan dengan bermartabat,” tegasnya.

    Trump, pada Jumat (14/3), mendesak Putin untuk menyelamatkan nyawa tentara-tentara Ukraina. Dia menyebut “ribuan” tentara Ukraina “sepenuhnya dikepung oleh militer Rusia, dan berada dalam posisi yang sangat buruk dan rentan”.

    Trump juga mengatakan bahwa utusannya, Steve Witkoff, telah melakukan pembicaraan yang “sangat baik dan produktif” dengan Putin membahas usulan gencatan senjata selama 30 hari.

    “Saya telah dengan sungguh-sungguh meminta kepada Presiden Putin agar nyawa mereka diampuni. Ini akan menjadi pembantaian yang mengerikan, yang tidak pernah terlihat sejak Perang Dunia II,” ujarnya.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Kepemimpinan militer Ukraina membantah klaim Putin dan Trump soal pengepungan pasukan mereka di Kursk. “Tidak ada ancaman terhadap unit kami dikepung,” tegas Staf Jenderal Ukraina.

    AS, di bawah kepemimpinan Trump, berupaya menengahi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Ketegangan sempat terjadi bulan lalu antara Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih.

    Namun beberapa pekan kemudian, para pejabat AS dan Ukraina bertemu di Arab Saudi yang berujung dengan menyetujui usulan gencatan senjata. Trump kemudian mengutus Witkoff ke Moskow untuk membahas usulan itu dengan Putin dan para pejabat senior lainnya.

    Pekan lalu, Trump mengancam akan memberikan “sanksi perbankan skala besar” dan memberlakukan tarif terhadap Rusia jika mereka tidak mau bekerja sama dalam upaya mencapai gencatan senjata.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putin Desak Pasukan Ukraina di Kursk untuk Menyerah – Halaman all

    Hari ke-1.116 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Lakukan Serangan Besar di Sumy saat Ukraina Lemah di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari ke-1116 perang Rusia-Ukraina, terjadi beberapa insiden serangan yang signifikan.

    Ledakan terdengar di Odessa pada tengah malam hingga dini hari, sementara pertahanan udara beroperasi di dekat Cherkasy dan Chernihiv.

    Kepala MBA Chernihiv, Dmytro Bryzhynsky, melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada korban luka dan semua layanan penyelamatan telah dikerahkan.

    Sebelumnya, militer Ukraina melaporkan bahwa Rusia melancarkan serangan rudal di Kryvyi Rih, yang mengakibatkan sedikitnya 12 orang terluka.

    Di sisi lain, tentara Rusia juga melancarkan serangan besar-besaran menggunakan drone terhadap fasilitas infrastruktur penting di Kota Sumy, di mana setidaknya 11 ledakan terdengar sejak pukul 21:40 waktu setempat.

    Pernyataan Donald Trump

    Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan yang mengkhawatirkan mengenai situasi di Ukraina.

    Ia meminta Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk tidak membunuh pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk.

    “Kami tidak ingin mereka dibunuh. Sungguh memalukan melihat apa yang telah terjadi,” kata Trump.

    Trump juga menasehati Ukraina agar tidak memprovokasi Rusia, yang dianggapnya sebagai kekuatan yang lebih besar.

    “Mantan Presiden Joe Biden seharusnya tidak pernah mengizinkan perang ini. Bahkan dengan dukungan keuangan dan militer yang kami berikan, ini luar biasa,” ungkapnya dalam pidato di Departemen Kehakiman AS.

    Dukungan Internasional untuk Ukraina

    Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara G7 mendukung integritas teritorial Ukraina dan mendesak Rusia untuk menerima gencatan senjata.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan kepuasan atas pernyataan bersama yang dihasilkan dalam pertemuan di La Malbaie, Quebec, pada 14 Maret 2025.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, optimis bahwa peluang untuk mengakhiri perang semakin membaik setelah menerima proposal gencatan senjata sementara dari AS.

    “Kami memiliki pemahaman keamanan yang kuat dengan mitra Eropa kami,” kata Zelensky.

    Desakan untuk Tindakan Lebih Lanjut

    Zelensky juga mendesak AS dan sekutu lainnya untuk memberikan tekanan lebih lanjut kepada Rusia.

    Ia menekankan bahwa respons yang kuat dari Amerika Serikat dapat mencegah Rusia untuk bermain-main dalam negosiasi.

    Dalam perkembangan lain, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berbicara mengenai dukungan konkret untuk Ukraina dan pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).