Tag: Vladimir Putin

  • Ingin Gencatan Senjata Tanpa Syarat, Zelensky Harap AS Tekan Rusia, Yakin Perang Berakhir Tahun Ini – Halaman all

    Ingin Gencatan Senjata Tanpa Syarat, Zelensky Harap AS Tekan Rusia, Yakin Perang Berakhir Tahun Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan komentarnya mengenai upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mewujudkan perdamaian terkait perang dengan Rusia.

    Sebab, Zelensky berharap akan ada gencatan senjata tanpa syarat pada suatu saat nanti.

    Untuk mewujudkan keinginannya, Zelensky berharap AS akan terus menekan Rusia.

    “Kami berharap Amerika akan terus bekerja dan menekan Rusia untuk melaksanakan segala sesuatunya,” katanya, Rabu (19/3/2025), dilansir The Guardian.

    Ia menambahkan bahwa gencatan senjata tanpa syarat akan menjadi “salah satu langkah awal menuju perdamaian.”

    “Saya yakin tahun ini perang dapat berakhir dengan perdamaian yang bermartabat, tetapi jaminan keamanan sangat dibutuhkan, jika tidak, Putin akan kembali berperang. Itulah hakikatnya,” jelasnya.

    Menurutnya, garis merah Ukraina adalah pengakuan wilayah Ukraina yang diduduki sebagai wilayah Rusia.

    “Kami tidak akan menyetujui itu,” tegas Zelensky.

    Zelensky Ingin Tahu Rincian Pembicaraan Trump-Putin

    Pada Selasa (18/3/2025), Volodymyr Zelensky meminta rincian lebih lanjut dalam usulan Presiden Trump untuk gencatan senjata dengan Rusia yang akan menyelamatkan target energi dan infrastruktur.

    Zelensky juga memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menekan Ukraina dalam operasi darat.

    Zelensky menyampaikan pernyataannya dalam konferensi pers yang diselenggarakan tak lama setelah Trump menelepon Putin untuk membahas persyaratan gencatan senjata.

    Putin menahan diri untuk tidak berkomitmen pada gencatan senjata yang diajukan AS yang diterima Ukraina minggu lalu dan yang akan menghentikan serangan darat dan udara.

    “Kami mendukung semua langkah yang bertujuan untuk mengakhiri perang. Kami akan mendukungnya.”

    “Namun, untuk mendukungnya, kami perlu memahami apa sebenarnya yang kami dukung,” kata Zelensky dalam pernyataan dalam bahasa Ukraina dan dibagikan oleh Reuters. 

    “Ketika Presiden Trump punya waktu, dia orang yang sibuk. Ketika dia punya waktu, kita bisa menelepon saya kapan saja. Dia punya nomor telepon saya.”

    “Kami siap untuk membicarakan langkah selanjutnya, dengan senang hati,” jelasnya.

    Pemimpin Ukraina mengatakan pertukaran tahanan yang ditetapkan pada hari Rabu akan menunjukkan keinginan dan hasrat Rusia untuk mengakhiri perang.

    Namun, ia mengatakan Kyiv skeptis dalam mempercayai Rusia, dengan mengatakan tidak ada kepercayaan pada Putin untuk mempertahankan gencatan senjata.

    “Itulah sebabnya saya katakan kita perlu memahami bagaimana cara kerjanya secara teknis sehingga tidak hanya bergantung pada keinginan mereka. Itu saja,” kata Zelensky.

    Zelensky mengatakan Putin berniat melancarkan operasi ofensif di area-area penting di wilayah Ukraina, yang diklaim Moskow sebagai wilayah aneksasinya tetapi tidak memiliki kendali penuh.

    Ini termasuk wilayah Ukraina di Zaporizhia, lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir penting, dan area Sumy dan Kharkiv di timur laut negara itu, di perbatasan dengan Rusia.

    “Putin ingin melakukan beberapa operasi ofensif,” kata Zelensky.

    “Ia akan mencoba melakukannya. Untuk apa? Untuk memberikan tekanan maksimal pada Ukraina. Kapan itu akan terjadi? Percayalah, ia akan mencoba melakukannya dalam beberapa bulan ke depan,” lanjutnya.

    PIDATO ZELENSKY – Foto ini diambil dari laman Kepresidenan Ukraina pada Jumat (14/3/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dalam pidato hariannya di media sosial, Kamis (13/3/2025). (Kantor Kepresidenan Ukraina)

    Zelensky juga berbicara tentang tuntutan yang diajukan Putin dalam panggilan telepon dengan Trump, bahwa gencatan senjata apa pun akan mengharuskan Ukraina menghentikan perekrutan tentara baru dan menghentikan persenjataan kembali.

    Zelensky juga menolak seruan Putin agar AS mengakhiri bantuan militer untuk Ukraina. 

    Trump sempat menghentikan bantuan militer AS dan pembagian intelijen, tetapi mengembalikannya ketika Zelensky menyetujui gencatan senjata selama 30 hari. 

    “Ia melihat bahwa Amerika Serikat dapat mengambil langkah-langkah (untuk menghentikan bantuan militer dan pembagian informasi intelijen) dan itulah sebabnya ia mengangkat topik-topik yang menurutnya dapat menguntungkannya.”

    “Itu pernah terjadi sebelumnya, jadi mengapa tidak melakukannya lagi. Namun sekali lagi, itu berarti melemahkan tentara Ukraina,” kata Zelensky. 

    “Saya pikir bantuan militer akan terus berlanjut. Kami mendapat bantuan dari Amerika Serikat dan rekan-rekan Eropa.”

    “Kami terus berhubungan dengan mereka. Saya yakin tidak akan ada pengkhianatan dari pihak mitra dan aliran bantuan militer akan terus berlanjut,” paparnya.

    Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina, Selasa (18/3/2025).

    Namun, percakapan mereka yang sangat dinanti-nantikan gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas.

    Pemimpin AS dan Rusia berbincang selama lebih dari 90 menit, dan keduanya menyatakan harapan untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara.

    Meski demikian, Putin tidak menyetujui usulan Washington untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Ukraina yang mencakup seluruh perang.

    Dilansir The Moscow Times, Kremlin mengatakan Putin telah memerintahkan militernya untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.

    Sementara Gedung Putih menyatakan bahwa “para pemimpin sepakat bahwa gerakan menuju perdamaian akan dimulai dengan gencatan senjata energi dan infrastruktur.”

    Trump menegaskan di jejaring sosial Truth Social miliknya bahwa mereka memiliki “kesepakatan bahwa kami akan bekerja cepat untuk melakukan Gencatan Senjata Lengkap dan, pada akhirnya, mengakhiri perang yang sangat mengerikan ini.”

    Namun, Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “syarat utama” untuk perdamaian adalah “penghentian total” dukungan militer dan intelijen Barat terhadap militer Ukraina yang tengah berjuang — tuntutan yang akan sulit diterima oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Zelensky Ingin Bicara dengan Trump, Penasaran soal Percakapan Presiden AS dan Putin – Halaman all

    Zelensky Ingin Bicara dengan Trump, Penasaran soal Percakapan Presiden AS dan Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap dapat mengetahui rincian percakapan telepon terbaru antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ia ingin berbicara dengan Donald Trump untuk membahas percakapan Trump dengan Putin yang dilakukan pada Selasa (18/3/2025) sekitar pukul 10.00 pagi waktu Washington.

    “Saya berharap dapat berdiskusi dengan Presiden Trump, sehingga kita dapat memahami rinciannya,” kata Zelensky seperti dikutip dari surat kabar Ukraina Obshchestvennoye Novosti pada Rabu (19/3/2025). 

    Zelensky mengatakan ia akan menindaklanjuti usulan AS dan membentuk tim yang diperlukan setelah mengetahui rincian percakapan Trump dan Putin.

    “Setelah kami mengetahui rincian dari pihak Amerika, kami akan mempersiapkan dan mengumumkan tanggapan kami terhadap usulan gencatan senjata infrastruktur energi, dan sebuah tim akan siap untuk negosiasi teknis,” tambahnya.

    Presiden Ukraina menegaskan bahwa ia tidak menerima perundingan tanpa melibatkan Ukraina.

    “Ada dua pihak dalam perang ini: Rusia dan Ukraina. Menurut saya, mencoba berunding tanpa Ukraina tidak akan produktif,” ujarnya, seperti diberitakan Newsweek.

    Zelensky mengklaim pemerintah Ukraina selalu mendukung gagasan AS mengenai larangan menargetkan serangan terhadap lokasi infrastruktur listrik.

    Usulan tersebut muncul setelah Rusia dan Ukraina saling menargetkan fasilitas energi yang menyebabkan kerusakan hingga terhambatnya pasokan energi untuk warga mereka.

    Sebelumnya, Putin dan Trump berbicara melalui telepon dan membahas masalah gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina, ketentuan untuk mencegah eskalasi, dan sejumlah isu internasional. 

    Putin mendukung usulan Trump agar Rusia dan Ukraina menahan diri dari serangan terhadap fasilitas energi.

    “Kedua belah pihak juga sepakat untuk meluncurkan negosiasi teknis mengenai penerapan gencatan senjata maritim di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

    Sementara itu dikabarkan bahwa Kremlin mengatakan pencegahan eskalasi perang juga harus termasuk penghentian total bantuan militer asing dan penyediaan informasi intelijen ke Ukraina.

    Namun, Trump membantah laporan tersebut dengan mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa, “Kami tidak membicarakan bantuan sama sekali. Kami membicarakan banyak hal, tetapi bantuan tidak pernah dibahas.”

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Netanyahu Janji Negaranya Tak Akan Diam hingga Hamas Hancur

    Netanyahu Janji Negaranya Tak Akan Diam hingga Hamas Hancur

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Rangkuman edisi Rabu, 19 Maret 2025, kita awali dari perkembangan serangan Israel ke Gaza.

    Sudah 400 warga Gaza tewas

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menyerang Hamas hingga Israel mencapai tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan semua warganya yang disandera.

    PM Netanyahu memerintahkan Gaza untuk diserang kembali, Selasa (18/03) kemarin, sambil mengatakan bahwa itu “baru permulaan.”

    Sementara Amerika Serikat sudah menyampaikan dukungannya untuk langkah Israel selanjutnya.

    Serangan besar-besaran sudah menewaskan lebih dari 400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.

    Tapi pemimpin dari sejumlah negara, termasuk di kawasan Eropa dan Timur Tengah, sudah menyampaikan kekhawatiran mereka dengan serangan Israel yang dilakukan di bulan Ramadan.

    Astronot kembali ke Bumi

    Astronot Suni Williams dan Butch Wilmore sudah kembali di Bumi setelah menempuh perjalanan selama 17 jam dalam Kapsul SpaceX Dragon yang dapat menampung empat orang.

    Sebelumnya, keduanya terjebak selama sembilan bulan di luar angkasa, tepatnya di International Space Station, setelah kapsul Starliner milik Boeing gagal memperpanjang misi awal mereka yang tadinya sudah berlangsung selama seminggu.

    Kapsul SpaceX Dragon yang membawa Suni dan Butch, bersama dengan rekan mereka Aleksandr Gorbunov dan Nick Hague, mendarat sesuai rencana di lepas pantai Florida pagi ini, waktu Australia.

    Keempat astronot sudah dikeluarkan dari kapsul dengan selamat.

    ‘Power bank’ penyebab kebakaran pesawat Air Busan

    Kebakaran yang menghancurkan pesawat Air Busan pada bulan Januari memicu agar ada pemeriksaan lebih soal keamanan baterai lithium-ion.

    Hasil investigasi sementara yang dirilis oleh kementerian transportasi Korea Selatan menemukan bahwa ‘Power bank’ yang rusak kemungkinan menjadi penyebab kebakaran yang melanda pesawat tersebut di Bandara Internasional Gimhae Korea Selatan itu.

    Kebakaran bermula di kompartemen bagasi pesawat Air Busan A321 hingga membuat semua 176 penumpang di dalamnya mengungsi.

    Api membakar setengah dari badan utama pesawat dan melukai tujuh orang.

    Rusia sepakat tidak serang sumber energi Ukraina

    Presiden Vladimir Putin menolak usulan gencatan senjata penuh dan segera selama 30 hari di Ukraina, setelah menelepon Presiden Donald Trump.

    Tapi Presiden Putin memerintahkan militernya untuk dengan segera berhenti menyerang infrastruktur energi Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina akan mendukung usulan tersebut, dan ia pun berharap untuk segera berbicara dengan Presiden Trump.

    “Saya pikir akan tepat jika kita akan berbicara dengan Presiden Trump dan kita akan mengetahui secara rinci apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika Serikat atau apa yang ditawarkan Amerika Serikat kepada Rusia,” kata Presiden Zelenskyy, menurut penerjemah kantor berita Reuters.

    Lihat juga Video: Alasan Netanyahu Kembali Gempur Gaza, Tuding Hamas Ogah Bebaskan Sandera

  • Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

    Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi sikap Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak gencatan senjata sepenuhnya dengan Kyiv, namun setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi. Zelensky menganggap Putin tidak siap untuk mengakhiri perang.

    Berbicara setelah percakapan telepon dilakukan oleh Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (19/3/2025), Zelensky mengatakan Ukraina pada dasarnya mendukung gencatan senjata yang diusulkan AS terhadap infrastruktur energi, yang juga didukung Rusia.

    Namun Zelensky mengatakan dirinya memerlukan lebih banyak informasi “https://news.detik.com/internasional/d-7830600/detail” dari Washington terlebih dahulu untuk bisa memberikan tanggapan lebih lanjut.

    Terlepas dari itu, Zelensky juga memperingatkan bahwa Putin sepertinya ingin “melemahkan” Ukraina dan “tidak siap untuk mengakhiri perang ini”.

    “Setelah kami mendapatkan detail dari Presiden AS, dari pihak AS, kami akan memberikan jawaban kami,” ucap Zelensky saat berbicara kepada wartawan setempat mengenai gencatan senjata energi antara Ukraina dan Rusia yang diusulkan AS.

    Ditegaskan Zelensky bahwa “pihak kami akan mempertahankannya” selama Moskow juga mematuhinya. Dia juga mengatakan bahwa AS harus menjadi “penjamin kendali atas implementasi” gencatan senjata energi tersebut.

    “Saya pikir akan tepat jika kami melakukan percakapan dengan Presiden Trump dan mengetahui detailnya tentang apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika atau apa yang ditawarkan Amerika kepada Rusia,” ujarnya.

    Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    AS telah mendorong gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas untuk perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

    Namun dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), Putin menolak usulan gencatan senjata menyeluruh itu dan bersikeras menyebut kesepakatan semacam itu akan bergantung pada penghentian semua bantuan militer Barat untuk Ukraina.

    Kemudian Kremlin mengatakan Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari setelah berbicara via telepon dengan Trump. Namun Kremlin menambahkan bahwa agar gencatan senjata yang luas bisa berhasil, Ukraina tidak boleh diizinkan mempersenjatai kembali militernya.

    “Mereka (Rusia-red) tidak siap untuk mengakhiri perang ini, dan kita dapat melihatnya. Mereka bahkan tidak siap untuk mengambil langkah pertama, yaitu gencatan senjata,” kritik Zelensky dalam pernyataannya.

    Dia kemudian melontarkan tuduhan terhadap Putin dengan mengatakan bahwa “seluruh permainannya adalah untuk melemahkan” Ukraina.

    Pekan lalu, Ukraina menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata selama sebulan penuh yang diusulkan AS selama pembicaraan bilateral digelar di Arab Saudi.

    Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin setuju gencatan senjata dengan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.

    Putin menyetujui gencatan senjata 30 hari setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (18/3/2025).

    Kendati demikian, Putin menolak gencatan senjata penuh.

    Ia justru menetapkan syarat tambahan bagi Ukraina serta sekutu-sekutunya.

    Menurut laporan, Putin enggan menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang sebelumnya dirancang oleh tim Trump dan Ukraina dalam perundingan di Arab Saudi.

    Putin menegaskan gencatan senjata menyeluruh hanya dapat dicapai jika bantuan militer asing serta pembagian informasi intelijen dengan Ukraina dihentikan.

    Persyaratan ini sebelumnya telah ditolak oleh sekutu-sekutu Ukraina di Eropa.

    Pembicaraan lebih lanjut mengenai konflik ini akan kembali dilaksanakan di Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu (23/3/2025) mendatang, sebagaimana diumumkan oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Meskipun ada kesepakatan untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi, serangan udara Rusia masih terjadi di berbagai wilayah Ukraina.

    Di Sumy, sebuah rumah sakit menjadi target pesawat tak berawak Rusia, menyebabkan kerusakan pada bangunan dan kendaraan di sekitarnya.

    Laporan juga menyebutkan serangan terhadap infrastruktur listrik di Slovyansk, yang menyebabkan pemadaman sebagian di kota tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan ini dan menuduh Putin menolak proposal gencatan senjata penuh.

    “Sayangnya, ada serangan yang menargetkan infrastruktur sipil. Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata total,” tulis Zelensky di media sosial X.

    Trump Klaim Pembicaraan dengan Putin Berjalan Baik

    Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menggambarkan panggilan telepon dengan Putin sebagai “sangat bagus dan produktif.”

    Ia menyatakan bahwa beberapa elemen “Kontrak Perdamaian” telah dibahas dan bahwa mereka sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi dengan harapan mencapai gencatan senjata penuh dan mengakhiri perang.

    Pernyataan Gedung Putih setelah panggilan telepon tersebut tidak merinci apakah ada kesepakatan konkret yang dibuat dengan Ukraina.

    Hanya disebutkan bahwa proses perdamaian akan dimulai dengan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dan dilanjutkan dengan negosiasi mengenai gencatan senjata di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sebelumnya menyatakan bahwa “bola” kini ada di tangan Rusia setelah Ukraina menyetujui proposal Washington untuk gencatan senjata penuh.

    Pernyataan Kremlin setelah panggilan telepon Trump-Putin menegaskan bahwa Rusia memiliki “serangkaian masalah penting” terkait implementasi kesepakatan dengan Ukraina.

    Zelensky menyatakan bahwa Ukraina terbuka terhadap ide penghentian serangan terhadap fasilitas energi, tetapi menunggu rincian lebih lanjut dari Washington sebelum memberikan tanggapan akhir.

    Kyiv tampaknya melihat kesepakatan ini sebagai taktik Putin untuk menunda gencatan senjata penuh sambil menetapkan persyaratan tambahan.

    Reaksi Eropa

    Di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut gencatan senjata terbatas sebagai langkah awal yang penting, tetapi menekankan perlunya penghentian perang secara menyeluruh.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron turut mendukung seruan untuk gencatan senjata penuh.

    Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, juga berbicara dengan Zelensky setelah panggilan Trump-Putin dan “menegaskan kembali dukungan Inggris yang tak tergoyahkan” untuk Ukraina, menurut pernyataan juru bicara Downing Street.

    Putin Usulkan Pertandingan Hoki dengan AS

    Di luar isu perang, Kremlin menyebut bahwa dalam pembicaraan dengan Trump, Putin mengusulkan diadakannya pertandingan hoki es antara pemain profesional AS dan Rusia.

    Hal ini dianggap sebagai upaya diplomasi simbolik, mengingat Rusia telah dilarang mengikuti berbagai kompetisi internasional sejak invasi ke Ukraina pada 2022.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • 2 Faktor Ini Ternyata Jadi Penyebab Harga Emas Capai Rekor Tertinggi

    2 Faktor Ini Ternyata Jadi Penyebab Harga Emas Capai Rekor Tertinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia masih berada di rekor tertinggi pada Rabu (19/3/2025) pagi. Harga emas dunia kini mencapai US$ 3.033 per troy ons.

    Sebagai aset safe haven, harga emas dunia terus menunjukkan tren positif dengan kenaikan lebih dari 15% sejak awal tahun. Logam mulia ini telah mencetak rekor tertinggi sebanyak 14 kali sepanjang 2024.

    Dilansir dari Reuters, ketegangan geopolitik menjadi salah satu faktor utama yang mendorong harga emas. Serangan udara Israel ke target Hamas di Gaza, yang menewaskan lebih dari 400 orang dan mengancam gencatan senjata dua bulan terakhir, meningkatkan permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

    Menurut Nicky Shiels, kepala strategi logam di MKS PAMP SA, eskalasi konflik di Timur Tengah telah meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

    Di sisi lain, kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) juga memengaruhi pasar emas. Donald Trump mengusulkan tarif tetap 25% pada baja dan aluminium yang berlaku sejak Februari 2025, serta tarif timbal balik dan sektoral yang dijadwalkan mulai 2 April mendatang.

    Investor kini mengalihkan fokus pada pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin. Trump diperkirakan akan mendorong gencatan senjata di Ukraina. Selain itu, perhatian juga tertuju pada pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang dijadwalkan Rabu ini.

    Apabila harga emas dunia bertahan di atas level US$ 3.040, analis pasar di City Index, Razan Hilal, memperkirakan level resistensi berikutnya akan berada di US$ 3.080 dalam skenario ekstrem.

    Sejalan dengan harga emas dunia yang mencapai rekor tertinggi, harga emas batangan Antam juga melesat ke titik tertinggi mencapai Rp 1,759 juta per gram.

  • Putin Tolak Gencatan Sejata Sepenuhnya di Ukraina, tapi Setuju Hal Ini

    Putin Tolak Gencatan Sejata Sepenuhnya di Ukraina, tapi Setuju Hal Ini

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menolak gencatan senjata sepenuhnya di Ukraina. Namun, Putin menyetujui kesepakatan hanya untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi.

    Dilansir BBC, Rabu (19/3/2025), persetujuan Putin ini disampaikan saat dia berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui sambungan telepon. Putin disebut menolak menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang baru-baru ini disusun oleh tim Trump dengan Ukraina di Arab Saudi.

    Dia mengatakan gencatan senjata komprehensif hanya dapat berhasil jika bantuan militer asing dan pembagian intelijen dengan Ukraina berakhir. Untuk diketahui, sekutu Eropa Ukraina menolak persyaratan tersebut.

    Kata Zelensky

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina terbuka dengan gagasan gencatan senjata yang mencakup infrastruktur energi, tetapi dia menginginkan lebih jelas mengenai hal ini. Dia pun menuduh Putin menolak gencatan senjata menyusul serangkaian serangan drone Rusia.

    “Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan untuk gencatan senjata penuh,” kata Zelensky.

    Trump sebelumnya mengunggah bahwa percakapannya dengan Putin di telepon sangat bagus. Dia mengaku membahas banyak hal mengenai perdamaian.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putin Tolak Gencatan Sejata Sepenuhnya di Ukraina, tapi Setuju Hal Ini

    Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, tapi Setuju Hal Ini

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menolak gencatan senjata sepenuhnya di Ukraina. Namun, Putin menyetujui kesepakatan hanya untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi.

    Dilansir BBC, Rabu (19/3/2025), persetujuan Putin ini disampaikan saat dia berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui sambungan telepon. Putin disebut menolak menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang baru-baru ini disusun oleh tim Trump dengan Ukraina di Arab Saudi.

    Dia mengatakan gencatan senjata komprehensif hanya dapat berhasil jika bantuan militer asing dan pembagian intelijen dengan Ukraina berakhir. Untuk diketahui, sekutu Eropa Ukraina menolak persyaratan tersebut.

    Kata Zelensky

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina terbuka dengan gagasan gencatan senjata yang mencakup infrastruktur energi, tetapi dia menginginkan lebih jelas mengenai hal ini. Dia pun menuduh Putin menolak gencatan senjata menyusul serangkaian serangan drone Rusia.

    “Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan untuk gencatan senjata penuh,” kata Zelensky.

    Trump sebelumnya mengunggah bahwa percakapannya dengan Putin di telepon sangat bagus. Dia mengaku membahas banyak hal mengenai perdamaian.

    “Kami sepakat untuk gencatan senjata segera pada semua energi dan infrastruktur, dengan pemahaman bahwa kami akan bekerja cepat untuk memiliki gencatan senjata lengkap dan, pada akhirnya, mengakhiri perang yang sangat mengerikan ini antara Rusia dan Ukraina,” kata Trump di Truth Social.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harga Minyak Anjlok, Ini Gara-garanya – Page 3

    Harga Minyak Anjlok, Ini Gara-garanya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar 1% pada hari Selasa  (Rabu waktu Jakarta) saat Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas langkah-langkah untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina, yang dapat mengakibatkan kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap ekspor bahan bakar Rusia.

    Sebelumnya pada hari itu, harga minyak dunia mencapai titik tertinggi dalam dua minggu di tengah kekhawatiran bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah dapat mengurangi pasokan minyak, dan harapan bahwa rencana stimulus ekonomi di China dan Jerman dapat meningkatkan permintaan bahan bakar di dua ekonomi terbesar dunia.

    Harga minyak Brent AS turun 51 sen atau 0,72% menjadi USD 70,56 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate ASMinyak mentah (WTI) turun 68 sen, atau 1,01%, dan ditutup pada USD 66,90.

    Bahkan jika AS dan Rusia berhasil mencapai gencatan senjata di Ukraina, banyak analis mengatakan mereka memperkirakan akan memakan waktu lama sebelum ekspor energi Rusia meningkat secara signifikan.

    “Bahan bakar fosil Rusia mungkin pada tahap tertentu akan kembali melimpah tanpa belenggu sanksi, tetapi … (itu) tidak berarti kemurahan hati energi akan dicabut,” kata analis di pialang minyak PVM dalam sebuah catatan.

    Rusia memproduksi sekitar 9,2 juta barel per hari (bpd) minyak mentah pada tahun 2024, turun dari level tertinggi terbarunya sebesar 9,8 juta bpd pada tahun 2022 dan rekor 10,6 juta bpd pada tahun 2016, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) sejak tahun 1997.

    Di Timur Tengah, Presiden AS Trump berjanji untuk melanjutkan serangan AS terhadap Houthi Yaman kecuali mereka mengakhiri serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Trump mengatakan ia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukungnya di Yaman. Jika AS bertindak melawan Iran, atau Houthi bertindak melawan produsen Arab lainnya, pasokan minyak global bisa menurun.

    Iran, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024, menurut EIA AS.

  • 9 Update Gaza: Israel ‘Kumat’, China Turun Tangan-Rusia Ngamuk

    9 Update Gaza: Israel ‘Kumat’, China Turun Tangan-Rusia Ngamuk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Gaza, Palestina kembali memanas. Pertumpahan darah kembali terjadi setelah Israel melanggar gencatan senjata dan menyerang hampir seluruh titik di kantong itu, Selasa dini hari.

    Hingga berita diturunkan, serangan terbaru Israel tersebut menewaskan sedikitnya 326 orang. Serangan ini diketahui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Berikut perkembangan terbaru eskalasi itu sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, dikutip dari beberapa sumber:

    1. PBB Teriak

    PBB buka suara terkait serangan Israel ke Gaza. Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), Philippe Lazzarini, telah mengeluarkan pernyataan tentang pemboman besar-besaran Israel itu.

    “Pemandangan mengerikan warga sipil tewas di antara mereka anak-anak setelah gelombang pemboman besar-besaran dari Pasukan Israel semalam,” tulisnya di media sosial.

    “Memicu ‘neraka di bumi’ dengan memulai kembali perang hanya akan membawa lebih banyak keputusasaan & penderitaan,” tambah Lazzarini.

    “Kembali ke gencatan senjata adalah suatu keharusan.”

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku terkejut oleh serangan udara Israel yang kembali di Jalur Gaza. Ia meminta agar gencatan senjata dihormati kembali.

    “Sekretaris Henderal terkejut dengan serangan udara Israel di Gaza… ia sangat mengimbau agar gencatan senjata dihormati, agar bantuan kemanusiaan tanpa hambatan diberikan kembali, dan agar para sandera yang tersisa dibebaskan tanpa syarat,” kata juru bicara PBB Rolando Gomez dalam jumpa pers.

    2. China “Turun Tangan”

    China memberi pernyataan khusus terkait kembali memanasnya situasi Gaza. Kementerian Luar Negeri pemerintah Presiden Xi Jinping menyerukan langkah-langkah segera untuk mencegah “bencana kemanusiaa” baru, kembali terjadi di Gaza.

    “China sangat prihatin dengan situasi terkini antara Israel dan Palestina,” kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning, dikutip AFP.

    “Menyerukan ke kedua pihak untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi situasi, dan mencegah bencana kemanusiaan berskala lebih besar”.

    3. Negara-Negara Eropa Buka Suara

    Negara-negara Eropa mengecam gelombang serangan mematikan Israel di daerah Gaza. Pernyataan terbaru datang dari pemerintah Malta dan Belgia, dengan Swiss juga menyerukan segera kembali ke gencatan senjata.

    Dalam sebuah posting di X, Perdana Menteri (PM) Malta, Robert Abela menyebut serangan itu, yang telah menewaskan sedikitnya 300 orang, “biadab”. Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot juga mengkritik “serangan baru Israel dan banyaknya korban jiwa”.

    “Saya menyerukan para pihak untuk melaksanakan fase kedua perjanjian, yang harus membuka jalan bagi rekonstruksi dan perdamaian bagi semua,” tulisnya di X.

    Kementerian Luar Negeri Swiss bereaksi terhadap serangan Israel dengan menekankan “kewajiban untuk melindungi penduduk sipil”.

    “Swiss menyerukan segera kembali ke #gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” kata kementerian itu.

    4. Gaza Kekurangan Darah

    Kementerian Kesehatan dan semua rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengimbau warga Palestina untuk menyumbangkan darah. Hal ini dikarenakan tingginya jumlah korban luka dan kekurangan pasokan darah yang parah.

    Fasilitas kesehatan juga kekurangan pasokan medis dasar yang dibutuhkan untuk merawat korban luka, seperti kain kasa dan obat pereda nyeri. Selama 17 hari, otoritas Israel telah melarang masuknya truk bantuan apa pun di mana para dokter mengatakan bahwa ini merupakan tantangan yang sangat besar.

    Selain itu, terjadi kekurangan bahan bakar yang membuat semua fasilitas medis berisiko kolaps. Otoritas kesehatan mengimbau masyarakat internasional untuk menekan pihak Israel agar mengizinkan pasokan ini masuk ke Jalur Gaza.

    5. Empat Pejabat Gaza Tewas

    Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza menyebutkan nama empat pejabat tinggi pemerintah yang tewas dalam pemboman Israel semalam. Mereka termasuk Kepala Pekerjaan Umum Issam al-Dalis, Wakil Menteri Kehakiman Ahmed al-Hatta, Wakil Menteri dalam Negeri Mahmoud Abu Watfa, dan Direktur Jenderal Dinas Keamanan Dalam Negeri Bahjat Abu Sultan.

    “Semoga Tuhan mengasihani mereka, bersama dengan ratusan martir dari rakyat Palestina sebagai akibat dari kejahatan yang terus berlangsung sejak fajar hari ini,” kata pernyataan itu.

    6. Keluarga Sandera Israel Kecam Netanyahu

    Keluarga sandera Israel mengecam serangan terbaru pemerintah Netanyahu ke Gaza. Ibu dari tawanan Israel David dan Ariel Cunio, mengatakan dirinya ‘takut dengan apa yang mungkin terjadi’ setelah itu.

    “Saya memohon mereka untuk menghentikan pertempuran, tetapi mereka tidak mendengarkan,” katanya kepada surat kabar Israel Maariv.

    “Tampaknya pemerintah Netanyahu memiliki tujuan tertentu dan mereka tidak ingin mengembalikan yang diculik. Ini yang saya rasakan,” tambahnya.

    Dia juga menuduh Netanyahu “tidak punya hati”. Bahkan, menurutnya, Netanyahu bersedia mengorbankan nyawa lebih banyak tentara Israel di Gaza.

    Ariel Cunio dan kakak laki-lakinya David diculik oleh pejuang Palestina dari pemukiman Nir Oz di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Ariel dibawa bersama pacar lamanya Arbel Yehoud, yang dibebaskan pada Januari tahun ini.

    Sementara itu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, kelompok utama yang mewakili keluarga tawanan Israel di Gaza, mengatakan para anggotanya akan menuju Yerusalem untuk melakukan protes. Ia akan menyerukan kepada masyarakat Israel untuk bergabung dengan mereka.

    “Tidak ada yang lebih mendesak dari ini!” kata kelompok tersebut dalam sebuah posting di X.

    “Tekanan militer akan menyebabkan terbunuhnya para sandera yang masih hidup dan hilangnya para sandera yang telah tewas!”

    7. Respons Hamas

    Hamas mengatakan bahwa manuver Israel untuk mempersenjatai militernya dan menyerang Gaza adalah dalih yang lemah untuk membenarkan kembalinya mereka ke perang. Hamas juga mengatakan ini alat politik Netanyahu melanggengkan kekuasaan.

    “Israel berusaha menyesatkan opini publik dan menciptakan pembenaran palsu untuk menutupi keputusannya sebelumnya untuk melanjutkan genosida terhadap warga sipil yang tidak bersenjata”, kata Hamas, seraya menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu “acuh tak acuh” terhadap ketentuan gencatan senjata.

    “Hamas mematuhi perjanjian tersebut hingga saat-saat terakhir dan ingin melanjutkannya, tetapi Netanyahu, yang mencari jalan keluar dari krisis internalnya, lebih suka menyalakan kembali perang dengan mengorbankan darah rakyat kami,” tambahnya.

    Netanyahu diperkirakan akan bersaksi dalam persidangan korupsi terhadapnya. Namun kehadirannya ditunda karena ‘perkembangan keamanan’ di Gaza.

    8. Rusia Kutuk Israel

    Rusia mengutuk pemboman Israel yang kembali di Jalur Gaza. Serangan itu menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku antara Israel dan Hamas, Januari.

    “Moskow sangat menyesalkan dimulainya kembali operasi militer Israel di Jalur Gaza,” kata kementerian luar negeri Rusia, dikutip AFP.

    “Rusia mengutuk keras tindakan apa pun yang menyebabkan kematian warga sipil dan penghancuran infrastruktur sosial.”

    Kremlin mengatakan sebelumnya bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan menyebabkan eskalasi spiral. Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengaku memantau situasi dengan sangat cermat.

    “Kami menunggu situasi kembali damai,” kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.

    9. Turki Sebut Genosida Babak Baru

    Turki mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Gaza merupakan “babak baru dalam kebijakan genosida” terhadap warga Palestina. Ankara juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas guna memastikan gencatan senjata ditegakkan dan bantuan kemanusiaan disalurkan.

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan bahwa tindakan Israel yang menyebabkan “siklus kekerasan baru” di wilayah tersebut tidak dapat diterima. Badan itu menambahkan bahwa “pendekatan bermusuhan” pemerintah Israel mengancam masa depan Timur Tengah.

    (sef/sef)