Tag: Vladimir Putin

  • Xi Jinping Akan Bertemu Putin di Rusia 7 Mei

    Xi Jinping Akan Bertemu Putin di Rusia 7 Mei

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping bakal mengunjungi Rusia pada 7-10 Mei. Xi Jinping disebut akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam peringatan kemenangan Sekutu melawan Nazi Jerman.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (5/4/2025), berdasarkan keterangan resmi pemerintah Rusia, kunjungan tersebut bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington atas tarif perdagangan AS yang berayun-ayun dan perintah Putin untuk gencatan senjata tiga hari di Ukraina, bertepatan dengan Hari Kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II pada 9 Mei.

    Moskow dan Beijing mendeklarasikan “kemitraan tanpa batas” beberapa minggu sebelum Putin mengumumkan serangannya ke Ukraina pada Februari 2022 lalu. Kedua negara tersebut juga telah memperluas hubungan perdagangan dan militer mereka dalam aliansi yang telah membuat khawatir Barat.

    Kantor presiden Rusia mengatakan Xi akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Putin. Disebutkan, pembicaraan pertemuan itu membahas pengembangan kemitraan dan hubungan strategis dan mengenai “isu-isu dalam agenda internasional dan regional.

    “Pemerintah dan menteri… diharapkan menandatangani serangkaian dokumen bilateral,” tambahnya.

    Dalam wawancara dengan televisi pemerintah yang ditayangkan pada hari Minggu, Putin mengatakan kepentingan Rusia dan Tiongkok selaras.

    Putin telah memerintahkan penghentian sementara pertempuran di negara tetangga Ukraina mulai tanggal 8 hingga 10 Mei. Langkah ini dinilai oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai sandiwara.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hari ke-1.166 Perang Rusia-Ukraina, Zelensky: Gencatan Senjata 3 Hari Adalah Sandiwara Putin – Halaman all

    Hari ke-1.166 Perang Rusia-Ukraina, Zelensky: Gencatan Senjata 3 Hari Adalah Sandiwara Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Minggu, 4 Mei 2025, serangan pesawat nirawak Rusia kembali mengguncang Kyiv, merusak sejumlah bangunan tempat tinggal dan membakar kendaraan di beberapa lokasi.

    Menurut laporan militer Ukraina, puing-puing dari pesawat nirawak yang hancur memicu kebakaran di distrik Obolonskyi dan Sviatoshynskyi.

    Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menyatakan bahwa petugas medis dikerahkan ke lokasi serangan untuk memberikan bantuan.

    Peringatan serangan udara berlaku di Kyiv dan wilayah sekitarnya selama satu jam setelah tengah malam.

    Sebelumnya, pada hari Sabtu, 3 Mei 2025, penembakan Rusia di wilayah Donetsk menewaskan dua orang, sementara serangan di Kherson mengakibatkan satu korban jiwa lainnya.

    Di wilayah Cherkasy, serangan pesawat nirawak juga menyebabkan beberapa kebakaran.

    Ukraina Hancurkan Jet Tempur Rusia

    Ukraina berhasil menghancurkan jet tempur Su-30 Rusia menggunakan rudal yang ditembakkan dari pesawat tak berawak laut.

    Badan intelijen militer Ukraina, GUR, mengeklaim bahwa ini adalah peristiwa pertama di dunia di mana pesawat tak berawak maritim berhasil menjatuhkan pesawat tempur.

    Insiden tersebut terjadi pada Jumat, 2 Mei 2025, di atas perairan dekat Novorossiisk, sebuah kota pelabuhan utama Rusia di Laut Hitam.

    Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan komentar resmi mengenai klaim tersebut.

    Namun, seorang blogger Rusia yang dekat dengan kementerian mengonfirmasi bahwa jet tersebut telah ditembak jatuh dan pilotnya berhasil diselamatkan oleh pelaut sipil.

    Penolakan Gencatan Senjata oleh Zelensky

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menolak tawaran gencatan senjata tiga hari yang diajukan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Dalam pernyataannya, Zelensky menyebutkan bahwa gencatan senjata tersebut adalah sandiwara dan menegaskan bahwa Ukraina siap untuk gencatan senjata penuh. “Ini lebih merupakan pertunjukan sandiwara di pihaknya, karena dalam dua atau tiga hari tidak mungkin untuk mengembangkan rencana untuk langkah selanjutnya untuk mengakhiri perang,” ujar Zelensky.

    Putin sebelumnya mengumumkan gencatan senjata yang berlangsung dari 8 hingga 10 Mei 2025, dengan klaim bahwa ini adalah uji coba untuk kesiapan Ukraina dalam mencapai perdamaian jangka panjang.

    Namun, Zelensky mengingatkan bahwa Ukraina tidak akan menciptakan suasana yang menguntungkan bagi Putin di tengah konflik yang berkepanjangan.

    Tanggapan Hongaria terhadap Pernyataan Zelensky

    Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, mengecam pernyataan Zelensky yang menyebutkan bahwa Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, menghalangi aksesi Ukraina ke Uni Eropa.

    Szijjarto menegaskan bahwa Ukraina harus menghargai posisi Hongaria terkait haknya dalam proses tersebut. “Zelensky harus menerima kenyataan bahwa warga Hongaria memiliki hak penuh untuk menyatakan pendapat mereka mengenai aksesi cepat Ukraina ke UE,” ujarnya.

    Kepemimpinan Ukraina dan Komisi Eropa memiliki rencana untuk mempercepat negosiasi aksesi pada tahun 2025, namun veto Hongaria masih menjadi penghalang utama.

    Pada 29 April 2025, kedua negara sepakat untuk mengadakan konsultasi rutin di Budapest guna membuka blokir negosiasi aksesi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.166, Moskow: Gencatan Senjata 3 Hari adalah Tes untuk Ukraina – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.166, Moskow: Gencatan Senjata 3 Hari adalah Tes untuk Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.166 pada Minggu (4/5/2025).

    Serangan pesawat nirawak Rusia pada malam hari di Kyiv, merusak beberapa bangunan tempat tinggal dan membakar mobil-mobil di seluruh kota, menurut laporan militer Ukraina, Minggu. 

    Puing-puing yang jatuh dari pesawat nirawak yang hancur memicu kebakaran di bangunan-bangunan tempat tinggal di distrik Obolonskyi dan Sviatoshynskyi di Kyiv.

    Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan petugas medis dipanggil ke distrik Sviatoshynskyi setelah serangan tersebut.

    Kyiv, wilayah sekitarnya, dan separuh timur Ukraina berada di bawah peringatan serangan udara selama sekitar satu jam, dimulai segera setelah tengah malam pada Minggu waktu setempat.

    Sehari sebelumnya pada Sabtu (3/5/2025), penembakan Rusia menewaskan dua orang di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

    Sementara itu, serangan pesawat nirawak di kota Kherson, Ukraina selatan, menewaskan satu orang lainnya.

    Di wilayah tengah Cherkasy, serangan pesawat nirawak Rusia pada Sabtu malam memicu beberapa kebakaran, menurut laporan gubernur setempat, Ihor Taburets.

    Ukraina Hancurkan Jet Tempur SU-30 Rusia

    Ukraina telah menghancurkan jet tempur Su-30 Rusia menggunakan rudal yang ditembakkan dari pesawat tak berawak laut, menurut badan intelijen militer Ukraina (GUR).

    Militer Ukraina mengklaim itu sebagai peristiwa pertama di dunia ketika pesawat tak berawak maritim berhasil menjatuhkan pesawat tempur.

    Pernyataan GUR di media sosial pada Sabtu, mengatakan pesawat tempur Rusia ditembak jatuh oleh unit intelijen militer yang disebut Grup 13 pada Jumat (2/5/2025), di atas perairan dekat Novorossiisk, kota pelabuhan utama Rusia di Laut Hitam.

    Kementerian pertahanan Rusia tidak mengomentari klaim Ukraina.

    Namun, tak lama setelah berita tersebut, seorang blogger Rusia yang berwenang yang diyakini dekat dengan kementerian tersebut mengatakan jet itu telah ditembak jatuh.

    “Pilot keluar dan dijemput oleh pelaut sipil,” kata blogger itu, yang menggunakan nama Rybar, di Telegram.

    Sementara itu, Wali Kota Novorossiisk mengumumkan keadaan darurat pada Sabtu (3/5/2025), setelah otoritas setempat mengatakan serangan pesawat tak berawak Ukraina telah merusak terminal gandum dan beberapa bangunan tempat tinggal, melukai lima orang.

    Zelensky Tolak Gencatan Senjata 3 Hari

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah menolak gencatan senjata tiga hari yang diperintahkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Zelensky menganggapnya sebagai sandiwara, lalu menegaskan Ukraina siap untuk gencatan senjata penuh.

    “Ini lebih merupakan pertunjukan sandiwara di pihaknya, karena dalam dua atau tiga hari tidak mungkin untuk mengembangkan rencana untuk langkah selanjutnya untuk mengakhiri perang,” kata presiden Ukraina pada Jumat, dalam sambutan yang dirahasiakan hingga Sabtu, seperti diberitakan The Guardian.

    Moskow: Gencatan Senjata 3 Hari adalah Tes untuk Ukraina

    Putin sebelumnya menetapkan gencatan senjata 3 hari pada 8-10 Mei 2025.

    Moskow mengklaim gencatan senjata ditujukan untuk menguji kesiapan Ukraina untuk perdamaian jangka panjang.

    Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan tidak seorang pun dapat menjamin Ukraina akan bertahan hidup hingga 10 Mei jika Ukraina menyerang Moskow selama perayaan Hari Kemenangan pada 9 Mei. 

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan bermain-main untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk memungkinkan Putin keluar dari isolasi pada tanggal 9 Mei.

    Ia juga memperingatkan para pemimpin negara yang akan menghadiri acara tersebut bahwa Ukraina tidak dapat menjamin keselamatan mereka karena Rusia dan Ukraina sedang berperang.

    Kremlin telah menolak seruan oleh Ukraina dan Amerika Serikat untuk gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.

    Menlu Hongaria Kecam Pernyataan Zelensky

    Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, menepis pernyataan yang dibuat oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    Zelensky sebelumnya mengatakan Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, menghalangi aksesi Ukraina ke Uni Eropa.

    Peter Szijjarto mengecam Zelensky dengan mengatakan Ukraina seharusnya dapat menempatkan diri dan menghargai posisi Hongaria atas haknya di Uni Eropa.

    “Zelensky harus menerima kenyataan bahwa warga Hongaria memiliki hak penuh untuk menyatakan pendapat mereka mengenai aksesi cepat Ukraina ke UE,” katanya.

    “Faktanya tetap, Ukraina ingin bergabung dengan asosiasi yang menjadi anggota kami, dan bukan sebaliknya… Oleh karena itu, Kyiv harus memilih nada yang tepat,” imbuhnya, seperti diberitakan Pravda.

    Kepemimpinan Ukraina dan Komisi Eropa memiliki rencana ambisius untuk mempercepat negosiasi aksesi pada tahun 2025, tetapi veto Hongaria telah mencegah mereka untuk melanjutkannya.

    Pada 29 April 2025, Ukraina dan Hongaria sepakat untuk mengadakan konsultasi rutin di Budapest guna membuka blokir negosiasi aksesi.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Tekan Putin, AS Buat Sanksi Ekonomi Baru untuk Rusia – Halaman all

    Tekan Putin, AS Buat Sanksi Ekonomi Baru untuk Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan paket sanksi ekonomi baru yang akan dikenakan terhadap Rusia.

    Sanksi ini ditujukan untuk meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin agar setuju dengan gencatan senjata di Ukraina.

    Sanksi yang sedang disusun akan menyasar sektor perbankan dan energi Rusia, termasuk raksasa energi Gazprom.

    Menurut sejumlah pejabat AS dan sumber tepercaya, sanksi ini juga akan mencakup beberapa entitas besar lainnya yang beroperasi di sektor sumber daya alam dan perbankan.

    Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian apakah Presiden AS Donald Trump akan memberikan persetujuan akhir terhadap paket sanksi tersebut.

    “Keputusan sanksi ini menunggu persetujuan Trump,” ungkap salah satu pejabat AS.

    Upaya Diplomatik yang Gagal

    Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, James Hewitt, menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai negosiasi gencatan senjata di Ukraina.

    “Sejak awal, presiden telah jelas soal komitmennya untuk mencapai gencatan senjata yang menyeluruh,” ujarnya.

    Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan perubahan signifikan dalam pendekatan mereka terhadap konflik di Ukraina.

    Mereka akan mengurangi peran sebagai mediator dan menyerahkan tanggung jawab utama kepada Kyiv dan Moskow untuk menemukan solusi konkret.

    “Kami tidak akan terus menerus terbang ke seluruh dunia untuk memediasi pertemuan. Sekarang adalah saatnya kedua belah pihak mengajukan ide nyata soal bagaimana konflik ini akan berakhir,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce.

    Pengumuman sanksi baru ini muncul setelah berbulan-bulan upaya diplomatik AS yang tidak membuahkan hasil.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio sebelumnya mengingatkan bahwa Washington mungkin akan melanjutkan upaya gencatan senjata jika tidak ada kemajuan dalam waktu dekat.

    Awal tahun ini, pemerintahan Trump telah meningkatkan diplomasi dengan menawarkan proposal gencatan senjata selama 30 hari, termasuk penghentian serangan terhadap infrastruktur energi sipil.

    Namun, hingga saat ini, Rusia masih menunda atau menolak semua usulan perdamaian, sementara intensitas serangan mereka di Ukraina justru meningkat.

    Dengan langkah sanksi baru ini, AS berharap dapat memberikan sinyal tegas bahwa mereka serius dalam mendesak penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Eropa Sanksi Bank dan Lembaga Keuangan Rusia, Akses Perdagangan Dibatasi – Page 3

    Eropa Sanksi Bank dan Lembaga Keuangan Rusia, Akses Perdagangan Dibatasi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Uni Eropa memutuskan untuk menjatuhkan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia, yang akan mulai berlaku pekan depan dalam momentum tahun ketiga pecahnya konflik Rusia-Ukraina.

    Mengutip Associated Press, Sabtu (3/5/2025) seorang pejabat tinggi dan diplomat Uni Eropa mengonfirmasi bahwa blok tersebut menyetuji paket tindakan ke-16 termasuk larangan perjalanan, pembekuan aset, dan pembatasan perdagangan terhadap Rusia.

    Sanksi terbaru Eropa terhadap Rusia juga mencakup pembatasan terhadap 13 bank dan 3 lembaga keuangan asal negara tersebut.

    Di antara sanksi terbaru adalah pembatasan armada pengangkutan minyak dan gas, serta armada yang diduga membawa gandum curian asal Ukraina.

    Sekitar 70 kapal yang diyakini sebagai bagian dari armada bayangan akan ditambahkan ke lebih dari 50 kapal yang sudah terdaftar.

    Hampir 50 pejabat Rusia menjadi sasaran sanksi, bergabung dengan daftar yang sudah mencakup Presiden Vladimir Putin, beberapa rekannya, dan sejumlah anggota parlemen, sementara puluhan entitas lainnya.

    Selain itu, sanksi tersebut juga akan memberlakukan pembatasan penggunaan 11 pelabuhan dan bandara di Rusia yang dianggap Eropa digunakan untuk membantu Moskow menghindari pembatasan harga minyak dan tindakan lain yang telah diberlakukan oleh blok tersebut.

    Adapun sanksi berupa larangan perdagangan terhadap beberapa produk kimia dan aluminium Rusia.

    Namun, keputusan sanksi baru ke Rusia masih belum sepenuhnya diselesaikan hingga menteri luar negeri Uni Eropa mengeluarkan persetujuan pada hari Senin besok (5/5/2025), yang memungkinkannya untuk mulai berlaku.

  • Rusia Berjanji Bantu Taliban Melawan ISIS di Afghanistan – Halaman all

    Rusia Berjanji Bantu Taliban Melawan ISIS di Afghanistan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia menyatakan kesiapannya membantu Taliban dalam memerangi ISIS-K, cabang ISIS yang berbasis di Afghanistan.

    Hal ini disampaikan oleh utusan khusus Presiden Vladimir Putin kepada media pemerintah pada Jumat (2/5/2025).

    Zamir Kabulov, perwakilan khusus Presiden Putin, mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa Kremlin menghargai upaya otoritas Taliban dalam memerangi ISIS-K.

    “Kelompok ini, yang menganut ideologi jihad global ultra-radikal, adalah musuh bersama bagi Rusia dan Afghanistan,” ujarnya.

    “Kami akan memberikan setiap bantuan yang memungkinkan kepada otoritas negara ini melalui struktur khusus.”

    ISIS-K sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah konser di Moskow pada Maret 2024 yang menewaskan 145 orang.

    Dalam beberapa bulan setelahnya, Putin mulai menyebut Taliban sebagai “sekutu” Rusia dalam perang melawan terorisme.

    Rusia terus menjalin hubungan dengan Taliban sejak kelompok itu kembali berkuasa pada 2021, menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan.

    Pada 17 April lalu, Mahkamah Agung Rusia secara resmi menghapus Taliban dari daftar organisasi teroris, status yang telah disandang sejak 2003.

    Meskipun langkah tersebut belum mencapai pengakuan resmi terhadap pemerintahan Taliban, hal ini mencerminkan pergeseran kebijakan Kremlin ke arah aliansi regional baru, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina membuat hubungan dengan mitra tradisional memburuk, menurut Moscow Times.

    Sejumlah pejabat Rusia juga menyerukan kepada negara-negara Barat untuk mencabut sanksi terhadap Taliban.

    Pada 1980-an, Uni Soviet pernah terlibat dalam perang selama satu dekade di Afghanistan—konflik yang kemudian melahirkan kelompok pejuang mujahidin, banyak di antaranya menjadi bagian dari Taliban.

    Para sejarawan sering menyebut konflik ini sebagai salah satu faktor yang mempercepat runtuhnya Uni Soviet.

    Hak-Hak Perempuan Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban

    Sementara itu, sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021, hak-hak perempuan terus ditekan dan dibatasi.

    Hal ini diungkap dalam laporan terbaru UNAMA (Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan) yang dirilis pada 1 Mei 2025.

    UNAMA, yang memiliki mandat untuk memantau hak asasi manusia, melaporkan sejumlah pelanggaran, termasuk hukuman cambuk di depan umum, penyempitan ruang sipil, serta kekerasan terhadap mantan pejabat pemerintahan.

    Pejabat Taliban dilaporkan telah menutup salon-salon kecantikan yang dikelola perempuan dari rumah mereka, serta menutup stasiun radio khusus perempuan di beberapa provinsi.

    Di Kandahar, inspektur de facto meminta pemilik toko melaporkan perempuan yang datang tanpa pendamping laki-laki (mahram) dan menolak melayani mereka.

    Di salah satu rumah sakit, otoritas memerintahkan tenaga medis untuk tidak memberikan perawatan kepada pasien perempuan yang datang tanpa wali.

    Selain itu, Taliban juga meningkatkan penegakan pembatasan terhadap media, memberlakukan hukuman fisik, dan menindak kebebasan beragama serta pendidikan ulang.

    Selama periode pelaporan, lebih dari 180 orang — termasuk perempuan dewasa dan anak perempuan — dicambuk di depan umum karena pelanggaran seperti perzinahan dan praktik homoseksualitas.

    Hukuman ini dilakukan di hadapan pejabat Taliban.

    Meski laporan UNAMA menyajikan bukti pelanggaran terhadap norma internasional dan hak asasi manusia, pejabat Taliban menolak tudingan tersebut.

    “Menjaga martabat, kehormatan, dan hak-hak perempuan berdasarkan Syariah tetap menjadi prioritas utama Emirat Islam,” tulis juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam unggahan media sosialnya pada 8 Maret, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.

    “Semua hak dasar yang diberikan kepada perempuan Afghanistan telah dilindungi sesuai hukum Syariah Islam, serta dalam kerangka budaya dan adat masyarakat Afghanistan,” tambahnya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Kontroversi Rusia Beri Insentif Uang ke Pelajar yang Hamil

    Kontroversi Rusia Beri Insentif Uang ke Pelajar yang Hamil

    Jakarta

    Skema baru yang memberikan insentif berupa uang kepada perempuan yang hamil, baik di tingkat mahasiswi hingga siswi sekolah, telah memicu kontroversi di Rusia.

    Para kritikus mengatakan bahwa skema ini berisiko mendorong kehamilan di kalangan remaja di tengah angka kelahiran yang sedang menurun drastis di negara itu.

    Sejak Januari, menurut perhitungan BBC Rusia, ada 27 wilayah yang telah meluncurkan program mahasiswi hamil dapat mengeklaim insentif ini satu kali.

    Di sebagian besar wilayah, perempuan berusia di bawah 25 tahun memenuhi syarat. Jumlahnya bervariasi antar wilayah, tetapi di banyak daerah sebesar 100.000 rubel (sekitar Rp20 juta).

    Kebijakan dari Kementerian Tenaga Kerja Rusia pada Februari ini mencakup ketentuan pembayaran kepada siswi hamil sebagai bagian dari “program regional untuk meningkatkan angka kelahiran”.

    ‘Tragedi bukan heroisme’

    Terdapat tiga daerah yang paling kontroversial dalam menjalankan skema ini, yaitu di wilayah Oryol, Bryansk, dan Kemerovo.

    Mereka telah memperluas skema insentif hamil ini hingga mencakup siswi sekolah, yang berarti berlaku untuk remaja berusia 18 tahun atau lebih muda.

    Ksenia Goryacheva, seorang anggota Duma (parlemen) Rusia yang loyal kepada pemerintahan Presiden Vladimir Putin, mengkritik kebijakan ini.

    Getty ImagesTahun lalu merupakan tahun kelahiran anak paling sedikit di Rusia dalam 25 tahun terakhir.

    “Ketika seorang anak melahirkan anak, itu bukanlah heroisme, melainkan tragedi,” katanya.

    “Jangan gunakan kepolosan anak-anak sebagai cara untuk memperbaiki statistik demografi.”

    Namun, anggota Duma yang terkenal kerap mengadvokasi hak-hak keluarga, Nina Ostanina memandang insentif itu harusnya dilihat sebagai upaya “propaganda [melawan] terjadinya kelahiran dini”, yang menurutnya bertentangan dengan “nilai-nilai tradisional”.

    Mungkin Anda tertarik:

    Ia menekankan bahwa kebijakan pemerintah itu tidak berusaha untuk mendorong perempuan di bawah usia 18 tahun melahirkan.

    Gubernur Oryol, Andrey Klychkov mengatakan langkah tersebut harus dianggap sebagai “dukungan yang terukur” bagi orang-orang yang “menghadapi situasi kehidupan yang sulit, disetujui di tingkat federal dan bukan berita yang meragukan untuk tajuk utama yang dramatis”.

    ‘Bencana bagi bangsa’

    Tahun lalu, Rusia mencatatkan jumlah kelahiran anak paling sedikit dalam 25 tahun terakhir, yaitu hanya 1,2 juta jiwa.

    Pada Juli, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menggambarkan angka kelahiran itu “sangat rendah’ dan “bencana bagi masa depan bangsa”.

    Badan statistik Rusia, Rosstat memperkirakan bahwa pada 2046, populasi negara itu dapat turun menjadi 139 juta, dari 146 juta pada awal 2023.

    Demografi telah menjadi tema dalam pidato-pidato Presiden Rusia Vladimir Putin selama bertahun-tahun.

    Dalam pidatonya pada Desember silam, ia mengatakan bahwa “meningkatkan situasi demografi, mendukung angka kelahiran dan keluarga besar” adalah “tujuan nasional prioritas kita.”

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi rumah sakit bersalin pada 2013. Dia sering berbicara tentang tingkat kelahiran di negaranya. (Getty Images)

    Seruan bagi perempuan untuk memulai keluarga lebih awal juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

    Dalam sebuah konferensi nasional pada Februari, profesor Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Igor Kogan, menyatakan bahwa pengalaman seksual pertama gadis Rusia yang menurutnya biasanya terjadi pada usia 16 tahun harus “berakhir dengan kehamilan dan persalinan yang sukses”.

    Ia kemudian mengklarifikasi bahwa yang ia maksud adalah usia “normal”, untuk hal ini adalah antara 19 dan 22 tahun.

    Modal persalinan

    Sejauh ini, hanya sejumlah kecil perempuan yang telah menerima skema insentif tersebut.

    BBC telah mengumpulkan catatan dari 66 siswi hamil sejak Januari yang telah menerima pembayaran antara 20.000 rubel (sekitar Rp20 juta) dan 150.000 rubel (sekitar Rp30 juta) di berbagai wilayah Rusia.

    Menteri Tenaga Kerja Anton Kotyakov mengatakan pada April bahwa pembayaran tersebut tidak dimaksudkan untuk mendorong kelahiran dini, tetapi untuk mendukung ibu-ibu muda dalam situasi sulit.

    “Dukungan negara harus ditujukan kepada semua ibu yang membutuhkannya. Pada usia berapa pun, kita tidak boleh membiarkan seseorang sendirian dengan situasi kehidupan yang mereka hadapi.”

    Pembayaran baru tersebut menambah program yang sudah ada, termasuk “modal bersalin”pembayaran yang diperkenalkan pada 2007, yang awalnya diberikan untuk anak kedua, tetapi kemudian diperluas mencakup anak pertama.

    Setiap keluarga menerima sekitar 690.000 rubel (sekitar Rp140 juta) untuk bayi pertama mereka dan 222.000 rubel (setara Rp45 juta) untuk anak kedua mereka.

    Pembayaran baru kepada mahasiswi dan siswi sekolah merupakan tambahan dari ini.

    Tren yang meluas

    Penurunan angka kelahiran, dan perempuan yang memulai keluarga di usia lanjut, merupakan sebuah tren yang telah meluas, terutama di negara-negara yang lebih maju dan kaya.

    Namun di Rusia, jumlah kelahiran menurun drastis selama kekacauan ekonomi dan politik pasca-Soviet pada 1990-an, dari dua juta pada 1990 menjadi 1,2 juta pada 1999.

    Jumlahnya meningkat lagi setelah tahun 2000, tetapi menurun sejak 2016sebagian karena generasi yang lahir pada 1990-an lebih sedikit, juga karena jumlah anak yang lahir per seorang perempuan telah menurun.

    Tingkat kesuburan Rusia berada di sekitar 1,4 anak per perempuandi atas Italia yang sebesar 1,2, tetapi di bawah Prancis yang sebesar 1,8, menurut angka OECD 2022.

    Agar negara-negara dapat mempertahankan populasi merekatidak memperhitungkan imigrasitingkatnya harus berada di sekitar 2,1.

    Namun, baru-baru ini di Rusia, beberapa pengamat menunjuk ke perang Ukraina sebagai faktor lainnya, dengan memperhatikan ketidakpastian ekonomi, serta banyaknya pria Rusia yang dikerahkan untuk berperang atau yang telah meninggalkan negara itu untuk menghindari wajib militer.

    ‘Lonjakan lalu penurunan’

    Para ahli mengatakan upaya pemerintah untuk mengubah tren demografi jarang berhasil dalam jangka panjang.

    “Upaya untuk menstimulasi angka kelahiran anak pertama tidak pernah berhasil di mana pun, baik di Rusia maupun di luar negeri dalam beberapa dekade terakhir,” kata demografer independen Rusia, Alexey Raksha.

    Namun, ia mengatakan bahwa pengenalan modal bersalin untuk anak kedua pada awalnya meningkatkan angka kesuburan di Rusia.

    John Ermisch, seorang profesor emeritus demografi keluarga di Universitas Oxford, mengatakan dampak insentif finansial biasanya bersifat sementara: “Anda mendapatkan lonjakan singkat, lalu penurunan.”

    Para ahli mengatakan keamanan finansial adalah faktor penting dalam keputusan untuk memiliki bayi. (Getty Images)

    Ia bahkan lebih skeptis tentang gagasan untuk mencoba meningkatkan angka kelahiran di kalangan perempuan di bawah usia 20 tahun.

    “Di Inggris dan AS, tujuannya adalah untuk mengurangi kehamilan remaja, karena hal itu sering kali menyebabkan masalah sosial dan membahayakan kesehatan ibu, bukan untuk keluarga yang lebih besar, seperti yang diharapkan oleh beberapa pemerintah,” katanya.

    Kedua ahli mengatakan keamanan finansial yang lebih luas memainkan peran penting.

    “Tanpa rasa stabilitas,” kata Prof Ermisch, perempuan “tidak akan melahirkan dengan jumlah [insentif] uang berapa pun”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Ejek Ukraina setelah Tandatangani Kesepakatan Mineral: Kehilangan Kekayaan demi Bantuan – Halaman all

    Rusia Ejek Ukraina setelah Tandatangani Kesepakatan Mineral: Kehilangan Kekayaan demi Bantuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina dan Amerika Serikat (AS) resmi menandatangani kesepakatan mineral pada Rabu (30/4/2025).

    Penandatanganan ini terjadi berbulan-bulan setelah Ukraina dan AS sempat bersitegang.

    Kesepakatan tersebut merupakan inti dari upaya Kyiv untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden AS Donald Trump dan Gedung Putih.

    Para pejabat Ukraina berharap bahwa kesepakatan tersebut akan memastikan dukungan AS yang berkelanjutan untuk pertahanan Ukraina terhadap Rusia.

    Menanggapi hal tersebut, pejabat keamanan senior Rusia Dmitry Medvedev memberikan ejekan terhadap Ukraina.

    Medvedev mengatakan Ukraina seperti “ngemis” bantuan hingga menjual kekayaan negara kepada AS.

    “Sekarang, negara yang akan segera menghilang itu harus menggunakan kekayaan nasionalnya untuk membayar perlengkapan militer,” kata Medvedev, dikutip dari TASS.

    Kesepakatan mineral dicapai pada saat AS mengatakan semakin frustrasi dengan kegagalan Moskow dan Kyiv untuk datang ke meja perundingan damai.

    Moskow mengatakan pihaknya siap untuk melakukan perundingan langsung dengan Ukraina dan terbuka terhadap penyelesaian damai jangka panjang.

    Tetapi masalah yang dipertaruhkan sangat kompleks sehingga prosesnya tidak dapat terburu-buru.

    Kyiv menyatakan pihaknya menganjurkan gencatan senjata tanpa syarat segera selama sedikitnya 30 hari.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan ia setuju pada prinsipnya, tetapi masih banyak masalah yang perlu diklarifikasi sebelum hal itu dapat terjadi.

    Putin telah mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari pada 8-10 Mei 2025, ketika Rusia akan mengadakan perayaan untuk menandai peringatan 80 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

    Kremlin mengatakan bahwa Rusia sendiri memiliki kekayaan mineral yang sangat besar dan telah menawarkan prospek kesepakatan kerja sama potensial dengan AS di wilayah Arktik dan tempat lainnya.

    Sergei Markov, mantan penasihat Kremlin, mengatakan bahwa menurutnya kesepakatan antara Washington dan Kyiv akan mempersulit Rusia untuk mencapai tujuannya di Ukraina melalui perundingan damai.

    Hal itu dikarenakan Trump telah menyiapkan mekanisme untuk “membenarkan” pengeluaran baru untuk perang.

    “AS mulai melihat dirinya sebagai semacam pemilik bersama Ukraina. Oleh karena itu, AS akan mengambil posisi yang dianggapnya pro-Ukraina,” ramal Markov, dikutip dari Reuters.

    Wakil Perdana Menteri Pertama Ukraina, Yulia Svyrydenko mengatakan kesepakatan itu memungkinkan Ukraina untuk “menentukan apa dan di mana akan mengekstraksi” dan bahwa lapisan tanah di bawahnya tetap dimiliki oleh Ukraina.

    Ukraina kaya akan sumber daya alam termasuk logam tanah jarang yang digunakan dalam elektronik konsumen, kendaraan listrik, dan aplikasi militer, antara lain.

    Penambangan tanah jarang global saat ini didominasi oleh China, yang terkunci dalam perang dagang dengan AS setelah kenaikan tarif yang tajam oleh Trump.

    Ukraina juga tercatat memiliki cadangan besar besi, uranium, dan gas alam.

    Svyrydenko mengatakan Ukraina tidak memiliki kewajiban utang kepada Amerika Serikat berdasarkan perjanjian tersebut, poin penting dalam negosiasi panjang antara kedua negara.

    Kesepakatan itu juga, katanya, mematuhi konstitusi Ukraina dan kampanye Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa, elemen kunci dalam posisi negosiasi Ukraina.

    Kesepakatan mineral dan upaya perdamaian AS telah dinegosiasikan secara terpisah tetapi mencerminkan pendekatan Washington terhadap Ukraina dan Rusia.

    Trump telah mengubah kebijakan AS dengan melunakkan sikap Washington terhadap Rusia dan terkadang secara keliru menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas perang tersebut.

    Proposal perdamaian AS menyerukan pengakuan klaim Rusia atas Krimea, yang direbutnya dari Ukraina pada tahun 2014, dan kemungkinan empat wilayah Ukraina lainnya.

    Zelensky mengatakan Kyiv tidak akan pernah melakukannya karena akan melanggar konstitusi Ukraina.

    “Yang penting, Perjanjian ini mengirimkan sinyal kepada mitra global bahwa kerja sama jangka panjang dengan Ukraina – selama beberapa dekade – tidak hanya mungkin tetapi juga dapat diandalkan,” kata Svyrydenko, dikutip dari Reuters.

    Draf perjanjian AS-Ukraina yang dilihat Reuters pada hari Rabu sebelumnya menunjukkan Ukraina berhasil menghapus persyaratan apa pun untuk membayar kembali bantuan militer AS di masa lalu, sesuatu yang ditentang keras oleh Kyiv.

    Draf tersebut tidak memberikan jaminan keamanan konkret AS bagi Ukraina, salah satu tujuan awalnya.

    Secara terpisah, Ukraina telah berdiskusi dengan sekutu Eropa mengenai pembentukan pasukan internasional untuk membantu memastikan keamanan Ukraina jika perjanjian damai dicapai dengan Rusia.

    (*)

  • AS Sebut Ukraina Siap Serahkan 5 Wilayah kepada Rusia, Salah Satunya Krimea – Halaman all

    AS Sebut Ukraina Siap Serahkan 5 Wilayah kepada Rusia, Salah Satunya Krimea – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keith Kellogg, utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengklaim Ukraina bersedia menyerahkan lima wilayah, termasuk Krimea, kepada Rusia.

    Meski demikian, Kellogg mengatakan Ukraina hanya akan mengakui kontrol Rusia atas kelima wilayah itu, tetapi tidak secara resmi mengakui kedaulatan Rusia atas kelimanya.

    Dalam wawancara dengan Fox News hari Rabu kemarin, Kellog ditanya apakah AS bakal menerima permintaan Rusia. Sebelumnya, Rusia meminta Ukraina agar mencabut klaimnya atas wilayah yang berada di bawah pendudukan Rusia.

    “Ya, sebagian. Lihatlah, Ukraina sudah berkata bahwa mereka bersedia menyerahkan wilayah itu, tidak secara de jure, selamanya, tetapi secara de facto karena Rusia pada kenyataannya telah mendudukinya. Mereka sudah menyetujuinya,” ucap Kellog dikutip dari Russia Today.

    Kata Kellog, Ukraina menginginkan gencatan senjata yang berarti bahwa “seseorang duduk di wilayah yang sekarang dipegangnya”.

    Lalu, dia mengaku telah menemui beberapa pejabat Ukraina di London sekitar seminggu yang lalu. Kellogg menyebut mereka menyejujui 22 syarat yang disodorkan AS, salah satunya adalah gencatan senjata penuh selama 30 hari.

    BRIGADE KHARTIA – Foto tak bertanggal yang dirilis Brigade Khartia Ukraina menunjukkan personel brigade dalam sebuah pertempuran. Jubir Khatia mengatakan Rusia memanfaatkan jeda Paskah untuk mempersiapkan serangan baru. (khartiia.org)

    Dia mengaku sudah mendesak Rusia agar menyetujui juga syarat dari AS. Namun, Rusia menegaskan bahwa agar gencatan secara penuh bisa diterapkan, Ukraina harus menghentikan mobilisasinya dan berhenti menerima bantuan militer dari luar negeri.

    Di samping itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga meminta Ukraina menarik diri dari wilayah Rusia yang masih diklaimnya.

    Media Barat: Putin rela cabut klaim atas wilayah Ukraina

    Beberapa hari lalu Putin diklaim sudah menyodorkan usul agar perang di Ukraina diakhiri.

    Klaim itu disampaikan oleh Financial Times yang mengutip beberapa narasumber yang disebut mengetahui perundingan untuk mengakhiri perang.

    Di St. Petersburg awal bulan ini, Putin dilaporkan telah berbincang dengan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Putin disebut berkata Rusia bisa mencabut klaimnya atas sebagian dari empat wilayah Ukraina yang masih dikontrol Kyiv.

    Di sisi lain, AS juga sudah menyodorkan proposal untuk mengakhiri perang.

    Dikutip dari Moscow Times, proposal itu termasuk mengakui pencaplokan Krimea oleh Rusia tahun 2014 dan mengakui penguasaan atas beberapa area yang diduduki di Ukraina bagian timur dan selatan.

    Narasumber Financial Times mengatakan Putin barangkali bersedia menarik kembali permintaannya mengenai penguasaan penuh atas empat wilayah yang diperebutkan apabila AS bersedia memberikan konsesi yang jauh lebih besar.

    Konsesi itu termasuk pengakuan resmi mengenai penguasaan Rusia atas Krimea dan jaminan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

    Di sisi lain, Dmitry Peskov selaku juru bicara Kremlin membantah klaim yang disampaikan Financial Times.

    “Ada banyak kepalsuan yang kini dirilis, termasuk oleh media terpercaya, jadi kalian sebaiknya hanya mendengar dari sumber orisinil,” ujar Peskov kepada RIA Novosti, kantor berita Rusia.

    RIA Novosti mengatakan pertemuan antara Putin dan Witkoff terjadi tanggal 11 April lalu di St. Petersburg. Durasi pertemuan itu mencapai sekitar 4,5 jam.

    Menurut Yuri Ushakov, ajudan Putin, pertemuan itu terutama membahas persoalan Ukraina. Meski demikian, persoalan politik dan ekonomi turut diperbincangkan.

    Ushakov berujar AS sudah membahas sinyal-sinyal dari Rusia mengenai penyelesaian konflik di Ukraina.

  • 6 Update Perang Rusia-Ukraina, Ratusan Tentara Korut Tewas Lawan Kyiv

    6 Update Perang Rusia-Ukraina, Ratusan Tentara Korut Tewas Lawan Kyiv

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-1.161 pada Rabu (30/4/2025). Berikut ini adalah peristiwa penting yang terjadi antara kedua negara tetangga yang masih berperang, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber.

    Serangan Drone Rusia Tewaskan 1 Orang di Ukraina

    Kawanan pesawat nirawak atau drone Rusia menyerang kota Kharkiv dan Dnipro di Ukraina pada Selasa (29/4/2025) malam. Sejumlah pejabat menyebut serangan ini menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai sekitar 50 orang.

    Laporan Reuters menyebut Kharkiv, yang terletak di timur laut Ukraina dekat perbatasan dengan Rusia, telah menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia secara berkala sejak Moskow memulai invasi skala penuhnya lebih dari tiga tahun lalu.

    Serangan terhadap Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, melukai 47 orang, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita hamil, kata gubernur daerah Oleh Syniehubov.

    Di Dnipro, di Ukraina selatan, seorang pria berusia 53 tahun tewas, kata gubernur daerah Serhiy Lysak.

    Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia telah mengerahkan lebih dari 100 pesawat nirawak serang di seluruh Ukraina dalam semalam.

    “Itulah sebabnya tekanan terhadap Rusia diperlukan – sanksi tambahan yang kuat yang benar-benar akan berhasil. Tekanan harus dilakukan, bukan sekadar kata-kata atau upaya persuasi, yang memaksa Rusia untuk menghentikan tembakan dan mengakhiri perang,” tulis Zelensky di media sosial.

    Ukraina: Serangan Rusia Lebih Intens di Tengah Gencatan Senjata

    Pasukan Rusia telah secara signifikan meningkatkan intensitas aktivitas tempur mereka di Ukraina timur. Hal ini disampaikan komandan militer tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi pada Rabu.

    “Meskipun ada pernyataan keras tentang kesiapan untuk gencatan senjata untuk liburan Mei, penjajah (pasukan Rusia) telah secara signifikan meningkatkan intensitas aksi tempur, memfokuskan upaya utama mereka pada arah Pokrovsk,” kata Syrskyi di Telegram.

    Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan gencatan senjata tiga hari dari 8-10 Mei untuk menandai peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet dan sekutunya dalam Perang Dunia Kedua. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menginginkan gencatan senjata segera yang berlangsung setidaknya 30 hari.

    Pasukan Rusia, yang memulai invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, telah berbulan-bulan mencoba mengepung kota timur Pokrovsk, pusat logistik, tetapi perlawanan Ukraina telah memperlambat kemajuan mereka di daerah tersebut.

    Ratusan Tentara Korut Tewas Saat Berperang Lawan Ukraina

    Sekitar 600 tentara Korea Utara tewas saat bertempur untuk Rusia melawan Ukraina dari total 15.000 tentara yang dikerahkan. Hal ini disampaikan oleh anggota parlemen Korea Selatan pada hari Rabu, mengutip badan intelijen negara itu.

    “Setelah enam bulan berpartisipasi dalam perang, militer Korea Utara menjadi kurang cakap, dan kemampuan tempurnya telah meningkat secara signifikan karena terbiasa menggunakan senjata baru seperti pesawat tanpa awak,” kata Lee Seong-kweun, anggota komite intelijen parlemen, kepada wartawan, setelah diberi pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.

    Korea Utara sejauh ini telah menderita sekitar 4.700 korban, termasuk luka-luka dan kematian, meskipun pasukannya telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan kemampuan tempur selama sekitar enam bulan dengan menggunakan senjata modern seperti pesawat tanpa awak, kata anggota parlemen tersebut.

    Sebagai imbalan atas pengiriman pasukan dan pasokan senjata ke Rusia, Pyongyang tampaknya telah menerima bantuan teknis untuk satelit mata-mata, serta pesawat tanpa awak dan rudal anti-udara, kata mereka.

    Pyongyang awal minggu ini mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengirim pasukan untuk bertempur bagi Rusia dalam perang di Ukraina atas perintah dari pemimpin Kim Jong Un. Mereka telah membantu merebut kembali kendali atas wilayah Rusia yang diduduki oleh Ukraina.

    Warga Ukraina ke Trump: Jangan Manfaatkan Kami

    Warga Ukraina, yang hidup dalam tekanan berat, menyampaikan pesan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak memanfaatkan mereka dan sumber daya yang mereka miliki. “Jangan manfaatkan kami, sumber daya ini milik kami,” kata mereka.

    Hal ini disampaikan mereka saat Kyiv dan Washington menggodok kesepakatan yang akan memberikan bagian dari kekayaan mineral Ukraina.

    Di kota Kryvyi Rih, yang di pinggirannya terdapat tambang bijih besi terbuka yang telah membuat kawah besar di lanskapnya, pensiunan berusia 71 tahun Oleksandr tidak percaya pada Trump.

    “Anda tidak bisa mempercayai pria berambut merah itu, dia bukan tipe orang seperti itu,” katanya. “Dari apa yang saya lihat, mereka hanya ingin mengambil, bukan memberi.”

    Presiden Volodymyr Zelenskiy, yang berasal dari Kryvyi Rih, mengatakan pada Senin bahwa negosiasi untuk menciptakan dana pendapatan mineral yang akan diambil AS telah mengalami kemajuan sejak nota kesepahaman ditandatangani pada tanggal 18 April.

    “Dokumen tersebut telah menjadi jauh lebih kuat – lebih adil – dan dapat bermanfaat bagi kedua bangsa kita, bagi Ukraina dan bagi Amerika,” katanya.

    Trump telah menekan Kyiv dengan mengancam akan menghentikan aliran pasokan militer untuk membantunya melawan invasi Rusia kecuali AS mendapatkan ganti rugi atas miliaran dolar yang dihabiskan untuk bantuan tersebut.

    Namun kesepakatan ini sensitif bagi Ukraina. Kyiv memiliki sejarah panjang dalam pertambangan batu bara dan bijih besi serta berharap dapat mengeksploitasi lapisan tanah jarang yang semakin dicari. Pendapatan mineral merupakan pilar penting anggaran negara.

    Kremlin: Putin Terbuka Soal Perdamaian Ukraina, Tapi…

    Presiden Vladimir Putin terbuka terhadap perdamaian di Ukraina dan kerja keras tengah dilakukan dengan Amerika Serikat, tetapi konflik tersebut sangat rumit sehingga kemajuan pesat yang diinginkan Washington sulit dicapai. Hal ini disampaikan Kremlin pada Rabu.

    “Presiden tetap terbuka terhadap metode politik dan diplomatik untuk menyelesaikan konflik ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

    Peskov mengatakan bahwa tujuan Rusia harus dicapai dan bahwa preferensi Moskow adalah mencapai tujuan tersebut secara damai.

    Ia mencatat bahwa Putin telah menyatakan kesediaan untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Ukraina, tetapi belum ada jawaban dari Kyiv.

    “Sayangnya, kami belum mendengar pernyataan apa pun dalam konteks ini dari Kyiv. Jadi kami tidak tahu apakah Kyiv siap atau tidak,” kata Peskov kepada wartawan.

    Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan bahwa ia ingin dikenang sebagai pembawa damai, telah berulang kali mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri “pertumpahan darah” perang selama lebih dari tiga tahun di Ukraina – yang kini dianggap oleh pemerintahannya sebagai konflik proksi antara Amerika Serikat dan Rusia.

    “Kami memahami bahwa Washington ingin mencapai keberhasilan cepat dalam proses ini,” kata Peskov. Namun, TASS mengutip pernyataan Peskov bahwa akar penyebab Ukraina terlalu rumit untuk diselesaikan dalam satu hari.

    Trump mengatakan pada Selasa bahwa ia berpikir bahwa Putin ingin menghentikan perang di Ukraina, seraya menambahkan bahwa jika bukan karena Trump, maka Rusia akan mencoba mengambil alih seluruh Ukraina.

    Keputusan Putin untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada tahun 2022 memicu konfrontasi terburuk antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962 – yang dianggap sebagai saat kedua negara adidaya Perang Dingin itu paling dekat dengan perang nuklir yang disengaja.

    Perang Baru Rusia-NATO Bakal Diklaim di Lokasi Ini

    Aliansi militer Barat, NATO, dilaporkan sedang berencana untuk merebut Kaliningrad, wilayah kantong Rusia yang terletak di antara dua anggotanya, Polandia dan Lithuania. Hal ini disampaikan Ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin, Nikolai Patrushev, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Kremlin, Tass, Selasa (29/4/2025).

    Dalam pernyataannya, Patrushev menuduh pasukan NATO secara aktif berlatih untuk merebut wilayah tersebut dengan kedok latihan militer rutin di Laut Baltik. Juni lalu, sekitar 9.000 tentara dari 20 negara NATO ikut serta dalam latihan di wilayah tersebut, yang melibatkan deteksi kapal selam, pembersihan ranjau laut, pendaratan, dan respons medis terhadap skenario jatuhnya korban massal.

    Tak hanya itu, Patrushev juga memberikan indikasi terkait kesiapan aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) itu dalam menyerbu fasilitas nuklir yang dimiliki Rusia di wilayah tersebut.

    “Untuk tahun kedua berturut-turut, NATO menggelar latihan militer terbesar dalam beberapa dekade di dekat perbatasan kami, di mana mereka mempraktikkan skenario aksi ofensif di wilayah yang luas-dari Vilnius hingga Odesa, pengambilalihan wilayah Kaliningrad, pemblokiran pengiriman di Laut Baltik dan Laut Hitam, dan serangan pencegahan terhadap pangkalan permanen pasukan pencegah nuklir Rusia,” tuturnya.

    Kaliningrad adalah kota pelabuhan Rusia yang strategis dan penting di pesisir selatan Laut Baltik. Wilayah ini terpisah dari wilayah Rusia lainnya dan berbatasan dengan negara anggota NATO, Lithuania dan Polandia.

    Pernyataan Patrushev muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat, yang sebagian besar disebabkan oleh perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Badan intelijen Barat semakin memperingatkan tentang meningkatnya risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO dalam waktu dekat.

    (tfa/tfa)