Tag: Vladimir Putin

  • Panas! Ukraina Tembak Jatuh Jet Tempur Su-35 Rusia

    Panas! Ukraina Tembak Jatuh Jet Tempur Su-35 Rusia

    Jakarta

    Angkatan Udara Ukraina menembak jatuh sebuah jet tempur Su-35 Rusia pada Sabtu (7/6) pagi waktu setempat, kata militer Ukraina.

    “Pagi ini, pada 7 Juni 2025, sebagai hasil dari operasi Angkatan Udara yang berhasil di arah Kursk, sebuah jet tempur Su-35 Rusia ditembak jatuh,” kata militer Ukraina di Telegram, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (7/6/2025).

    Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai insiden itu. Militer Rusia belum mengomentari masalah tersebut.

    Sebelumnya, badan keamanan Ukraina, SBU, melakukan serangan drone besar-besaran terhadap lebih dari 40 pesawat militer Rusia minggu lalu. Serangan itu merusak atau menghancurkan puluhan pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-22, yang digunakan Rusia untuk menembakkan rudal jarak jauh ke Ukraina.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan, bahwa ia akan membalas dendam atas serangan drone Ukraina yang mengejutkan terhadap armada pesawat pengebom Moskow tersebut.

    Serangan mengejutkan Ukraina itu mendominasi percakapan telepon antara Trump dan Putin pada Rabu (4/6) waktu setempat.

    “Presiden Putin mengatakan, dan dengan sangat tegas, bahwa ia harus membalas serangan baru-baru ini di lapangan udara,” kata Trump dalam sebuah unggahan di jejaring sosial Truth Social miliknya, setelah panggilan telepon dengan Putin yang berlangsung selama satu jam 15 menit.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Jembatan Krimea Diledakkan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ukraina Membara, Potret Roket Rusia Terangi Langit Hantam Kyiv

    Ukraina Membara, Potret Roket Rusia Terangi Langit Hantam Kyiv

    Serangan itu menyusul peringatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yang disampaikan melalui pemimpin AS Donald Trump, bahwa Kremlin akan membalas setelah pesawat nirawak Ukraina menghancurkan beberapa pesawat pembom strategis dalam serangan jauh di dalam Rusia. (Tangkapan Layar Video/REUTERS)

  • Paus Leo XIV Telepon Putin-Bahas Dialog Perdamaian, Direspons Begini

    Paus Leo XIV Telepon Putin-Bahas Dialog Perdamaian, Direspons Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Leo XIV mendesak Rusia untuk mengambil langkah untuk mengakhiri perang di Ukraina. Hal ini ia sampaikan saat berbicara dengan Presiden Vladimir Putin untuk pertama kalinya melalui panggilan telepon, seperti dilaporkan Vatikan.

    “Paus mengajukan permohonan kepada Rusia untuk membuat gerakan yang mendukung perdamaian, dengan menekankan pentingnya dialog untuk mencapai kontak positif antara kedua belah pihak dan mencari solusi bagi konflik tersebut,” kata Vatikan, dikutip dari USA Today, Jumat (6/6/2025).

    Vatikan mengonfirmasi, Paus Leo XIV telah berbicara melalui telepon dengan Putin pada tanggal 4 Juni sekitar sore waktu setempat.

    “Ada pembicaraan tentang situasi kemanusiaan, kebutuhan untuk memfasilitasi bantuan jika diperlukan, upaya berkelanjutan untuk pertukaran tahanan, dan nilai pekerjaan yang dilakukan dalam hal ini oleh Kardinal (Matteo) Zuppi,” tambah Vatikan. Zuppi, uskup agung Bologna, telah menjadi utusan perdamaian Vatikan untuk Ukraina.

    Putin sendiri berterima kasih kepada Leo karena menawarkan bantuan untuk menyelesaikan konflik dan mengatakan kepadanya, Ukraina berniat untuk “menaikkan” perang, kata Kremlin.

    Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan, Paus menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah perundingan Rusia-Ukraina di Vatikan.

    Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan pejabat lainnya mengatakan Vatikan bukanlah tempat yang cocok untuk perundingan damai antara dua negara yang sebagian besar beragama Kristen Ortodoks.

    (dce)

  • Serangan Balasan Rusia ke Ukraina Tewaskan 4 Orang dan 20 Orang Luka

    Serangan Balasan Rusia ke Ukraina Tewaskan 4 Orang dan 20 Orang Luka

    Jakarta

    Rusia meluncurkan serangan rudal dan pesawat drone yang intens di ibu kota Ukraina semalam. Akibat serangan itu setidaknya empat orang tewas dan 20 orang terluka.

    Dilansir Reuters, Jumat (6/6/2025), serangan itu menyusul peringatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yang disampaikan melalui pemimpin AS Donald Trump, bahwa Rusia akan membalas setelah pesawat nirawak Ukraina menghancurkan beberapa pesawat pembom strategis dalam serangan jauh di dalam Rusia.

    Wali kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan setidaknya 20 orang terluka, 16 di antaranya dirawat di rumah sakit. Selain itu, empat orang dilaporkan tewas.

    Sementara itu militer Ukraina melaporkan sistem transportasi metro kota itu terganggu oleh serangan Rusia yang menghantam dan merusak kereta api antar stasiun.

    Di distrik Solomenskiy, sebuah pesawat drone Rusia menghantam sisi gedung apartemen, meninggalkan lubang menganga dan bekas luka bakar. Hal itu dilaporkan fotografer Reuters di tempat kejadian.

    Sementara itu balok-balok beton yang jatuh dari gedung menghancurkan sejumlah mobil yang terparkir di bawahnya. Dua penyidik polisi sedang memeriksa apa yang tampak seperti mesin pesawat nirawak itu.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Ngamuk Acak-Acak Rusia, Trump Langsung Telepon Putin

    Zelensky Ngamuk Acak-Acak Rusia, Trump Langsung Telepon Putin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (5/5/2025). Panggilan ini diadakan setelah Ukraina, yang disokong Washington, melancarkan ratusan serangan pesawat tanpa awak atau drone ke sejumlah pangkalan militer Moskow di pedalaman Rusia.

    Trump membuat pengumuman telefonnya dalam sebuah posting di Truth Social. Ia menulis bahwa panggilan telepon dengan Putin berlangsung lebih dari satu jam, dan menggambarkannya sebagai “percakapan yang baik.”

    “Kami membahas serangan terhadap pesawat Rusia yang berlabuh, oleh Ukraina, dan juga berbagai serangan lain yang telah terjadi oleh kedua belah pihak,” tulisnya, namun ia mencatat, bahwa itu “bukan pembicaraan yang akan mengarah pada Perdamaian langsung.”

    Mengenai serangan Kyiv ini, Trump menambahkan bahwa Putin akan mengambil langkah tegas. Ini sebagai sinyal reaksi Moskow untuk membalas aksi Ukraina.

    “Presiden Rusia telah mengatakan, dan dengan sangat tegas, bahwa ia harus menanggapi serangan baru-baru ini terhadap lapangan udara tersebut,” ujar Trump.

    Moskow telah mengonfirmasi panggilan telepon Trump-Putin. Yury Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri utama presiden Rusia, mengatakan dalam jumpa pers pada hari Rabu bahwa kedua pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak mengenai Ukraina, termasuk di tingkat tertinggi dan melalui saluran lain.

    “Putin memberi tahu Trump bahwa Kiev telah mencoba menyabotase perundingan langsung Rusia-Ukraina dengan meluncurkan serangan terarah ke lokasi sipil Rusia di bawah perintah langsung dari pimpinan Ukraina,” ucapnya.

    Sebelumnya, pesawat nirawak Ukraina menyerang beberapa pangkalan udara Rusia pada hari Minggu dalam sebuah serangan terkoordinasi. Sasarannya berkisar dari Murmansk di Kutub Utara hingga Irkutsk di Siberia.

    Kyiv mengklaim serangan tersebut merusak atau menghancurkan sekitar 40 pesawat militer Rusia. Pesawat yang rusak termasuk bomber jarak jauh Tu-95 dan Tu-22. Laporan menunjukkan serangan itu dilakukan dengan menggunakan pesawat nirawak bermuatan bahan peledak yang diluncurkan dari truk komersial yang secara diam-diam dibawa ke wilayah Rusia.

    Sejumlah ahli menggambarkan serangan itu sebagai sesuatu yang mirip dengan serangan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941. Serangan itu akhirnya menyeret Jepang ke dalam pertempuran Perang Dunia II.

    (tps)

  • Putin Akan Balas Serangan Mengejutkan Ukraina ke Pesawat Pengebom Rusia

    Putin Akan Balas Serangan Mengejutkan Ukraina ke Pesawat Pengebom Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengingatkan bahwa ia akan membalas dendam atas serangan drone Ukraina yang mengejutkan terhadap armada pesawat pengebom Moskow. Trump pun menyebut bahwa Putin tidak siap untuk “perdamaian segera.”

    Serangan mengejutkan Ukraina terhadap lapangan udara Rusia pada hari Minggu lalu, menghancurkan beberapa pesawat pengebom berkemampuan nuklir senilai miliaran dolar AS. Hal ini mendominasi percakapan telepon antara Trump dan Putin pada Rabu (4/6) waktu setempat.

    “Presiden Putin mengatakan, dan dengan sangat tegas, bahwa ia harus membalas serangan baru-baru ini di lapangan terbang,” kata Trump dalam sebuah unggahan di jejaring sosial Truth Social miliknya, setelah panggilan telepon dengan Putin yang katanya berlangsung selama satu jam 15 menit.

    “Itu adalah pembicaraan yang bagus, tetapi bukan pembicaraan yang akan mengarah pada perdamaian segera,” imbuh Trump, dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/6/2025).

    Kremlin menyebut panggilan telepon tersebut, yang juga berfokus pada negosiasi mengenai program nuklir Iran, sebagai “positif” dan “produktif”. Kremlin menambahkan bahwa Trump telah memberi tahu Putin, bahwa Washington tidak diberi tahu sebelumnya tentang serangan drone Ukraina tersebut.

    Trump tidak menyebutkan apakah ia telah mengingatkan Putin agar tidak membalas dendam terhadap Ukraina yang merupakan sekutu AS.

    Presiden AS itu telah berulang kali membuat pemerintah Ukraina dan para pendukungnya khawatir dengan sikapnya yang condong ke Putin. Namun, Trump juga menunjukkan rasa frustrasi yang semakin besar terhadap Putin — minggu lalu menyebutnya “gila” — karena Rusia terus melakukan serangan dan menggagalkan janji kampanye Trump untuk mengakhiri perang segera.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Momen Terburuk Putin Tiba, Dipermalukan Ukraina-Terpojok di Meja Damai

    Momen Terburuk Putin Tiba, Dipermalukan Ukraina-Terpojok di Meja Damai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam sepekan terakhir, Ukraina meluncurkan sejumlah serangan strategis yang memukul telak kemampuan militer Rusia dan ‘mempermalukan’ Presiden Vladimir Putin menjelang pembicaraan damai di Istanbul.

    Dari jembatan yang runtuh hingga drone yang menghancurkan armada bomber nuklir, serangan Ukraina menjadi rangkaian pukulan paling signifikan terhadap Rusia sepanjang 2025.

    “Tuhan mencintai angka tiga,” ujar Kepala Intelijen Ukraina Vasyl Malyuk dengan nada penuh percaya diri, merujuk pada serangan ketiga Ukraina terhadap Jembatan Krimea atau Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.

    Namun ungkapan itu juga menggambarkan deretan kemunduran besar yang dialami Presiden Putin dalam beberapa hari terakhir.

    Dilansir Newsweek, Kamis (5/6/2025), Malyuk menyatakan bahwa ledakan terbaru di Jembatan Krimea pada Selasa lalu telah direncanakan selama berbulan-bulan. Serangan itu, katanya, dilakukan oleh agen-agen Dinas Keamanan Ukraina (SBU) yang menanam bahan peledak di pilar penyangga jembatan.

    Sebanyak 1.100 kilogram bahan peledak setara TNT diledakkan pada dini hari, membuat struktur jembatan berada dalam kondisi “kritis.”

    “Kami menghantam Jembatan Krimea pada 2022 dan 2023. Hari ini, kami melanjutkan tradisi ini-kali ini dari bawah air,” kata Malyuk, menyiratkan bahwa serangan kali ini dilakukan dengan drone laut.

    Gambar resmi yang dirilis SBU tidak menunjukkan kerusakan besar pada permukaan jalan. Namun, video yang beredar dari saluran militer pro-Rusia menunjukkan serangan drone laut tambahan pada sore hari yang sama.

    Serangan terhadap Jembatan Krimea hanya berselang sehari dari operasi besar-besaran yang diluncurkan SBU ke empat pangkalan udara strategis Rusia: Olenya (Murmansk), Diaghilev (Ryazan), Ivanovo (Ivanovo), dan Belaya (Irkutsk)-semuanya berjarak lebih dari 2.500 km dari perbatasan Ukraina.

    Dinamai “Operasi Sarang Laba-Laba,” serangan ini melibatkan peluncuran 117 drone dari truk tersembunyi dan menghantam 41 pesawat militer Rusia, termasuk jet pengebom strategis Tu-160, Tu-95, dan Tu-22M3. Kyiv mengklaim telah melumpuhkan sepertiga dari armada pembom strategis Rusia dan menyebabkan kerugian senilai US$7 miliar.

    “Ini adalah kemenangan intelijen besar dan bukan hanya aksi sekali jalan,” kata Zev Faintuch, kepala riset dan intelijen di firma keamanan Global Guardian kepada Newsweek.

    Ia menambahkan bahwa Ukraina kemungkinan masih memiliki kontainer tersembunyi berisi ratusan atau ribuan drone yang siap digunakan dalam serangan lanjutan.

    Robert Murrett, pensiunan Laksamana Muda Angkatan Laut AS dan kini Wakil Direktur Syracuse University Institute for Security Policy and Law, menyebut serangan tersebut “sangat efektif secara militer” dan mencerminkan “perang abad ke-21 yang dampaknya melampaui batas negara.”

    Para pejabat Kremlin dilaporkan “marah dan panik” atas kerentanan armada udara strategis mereka, dan sumber di dalam Rusia menyebut dampaknya “kemungkinan mengguncang pengambil keputusan di sekitar Putin.”

    Pada akhir pekan, dua jembatan di wilayah barat Rusia yang berbatasan dengan Ukraina runtuh, menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai puluhan lainnya. Pemerintah Rusia menyebut kejadian itu sedang diselidiki sebagai serangan teroris.

    Di distrik Vygonichi, wilayah Bryansk-sekitar 100 km dari perbatasan Ukraina-sebuah jembatan jalan raya ambruk dan menghancurkan kereta yang melintas di bawahnya. Sedikitnya 66 orang terluka, dan gubernur wilayah Bryansk, Alexander Bogomaz, menyatakan bahwa jembatan itu “diledakkan.”

    Insiden kedua terjadi di wilayah Kursk, di mana sebuah jembatan runtuh saat dilintasi kereta barang, melukai salah satu masinisnya. Di malam yang sama, sebuah kereta militer Rusia diledakkan dekat kota Melitopol, wilayah Zaporizhzhia yang diduduki Rusia, menurut intelijen Ukraina.

    Oleg Ignatov, analis senior dari International Crisis Group, menyatakan bahwa Ukraina kemungkinan berada di balik serangan sabotase terhadap jembatan-jembatan itu, meskipun Kyiv belum mengeluarkan pernyataan resmi.

    Putin Terpojok di Meja Damai

    Serangkaian serangan ini terjadi menjelang perundingan damai di Istanbul antara Ukraina dan Rusia. Ignatov mengatakan kepada Newsweek bahwa serangan drone Ukraina terhadap lapangan udara militer dan Jembatan Krimea bukan hanya untuk keuntungan militer, tetapi juga sebagai upaya strategis mengubah narasi global.

    “Ini adalah upaya untuk menggoyahkan klaim bahwa Ukraina sedang kalah perang secara perlahan,” kata Ignatov.

    Yuriy Boyechko, CEO organisasi kemanusiaan Hope for Ukraine, menambahkan bahwa serangan-serangan ini telah “menghancurkan citra Putin,” yang dikenal sebagai mantan agen FSB. “Baginya ini bersifat pribadi. Dia sedang dipermalukan oleh mantan pelawak [Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky],” katanya.

    Boyechko memperingatkan bahwa Putin mungkin akan membalas dengan meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Ukraina, “karena itu saja yang bisa dia lakukan saat ini.”

     

    (luc/luc)

  • Serangan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Ukraina, Termasuk Bayi 1 Tahun

    Serangan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Ukraina, Termasuk Bayi 1 Tahun

    Jakarta

    Rusia terus menyerang Ukraina. Serangan drone Rusia menewaskan lima orang dan melukai enam orang lainnya di kota Pryluky, Ukraina utara.

    “Lima orang dilaporkan tewas, termasuk dua wanita dan seorang anak berusia satu tahun, yang ditemukan di bawah reruntuhan,” tulis Vyacheslav Chaus, seorang pejabat daerah Chernigiv, dalam postingan di Telegram, seraya menambahkan enam orang terluka dan dirawat di rumah sakit.

    “Ledakan tersebut merusak rumah-rumah di daerah permukiman,” katanya, dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/6/2025).

    Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari 2022, puluhan ribu orang telah tewas, sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan hancur, dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

    Ukraina telah membalas di wilayah Rusia, dengan melakukan serangan pesawat nirawak yang dramatis terhadap pangkalan udara militer Rusia selama akhir pekan lalu. Serangan Ukraina itu menghancurkan pesawat-pesawat pengebom Rusia berkemampuan nuklir senilai miliaran dolar AS.

    Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia akan membalas dendam atas serangan Ukraina tersebut. Putin tampaknya mengesampingkan gencatan senjata atau perundingan langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Sebelumnya, gempuran di wilayah Kherson yang sebagian diduduki Rusia di Ukraina selatan pada Rabu (4/6) malam waktu setempat, menyebabkan gardu induk kehilangan daya, menyebabkan ribuan orang kehilangan listrik.

    Lihat juga Video: Malam Mencekam di Ukraina, Serangan Drone Tewaskan 13 Orang

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menanti Trump Duduk Semeja dengan Putin dan Zelensky

    Menanti Trump Duduk Semeja dengan Putin dan Zelensky

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan siap duduk bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Turki. Pertemuan itu demi mewujudkan gencatan senjata.

    Pertemuan trilateral ini sempat diusulkan Zelensky pada Mei 2025 kemarin. Usulan tersebut menjadi bagian dari upaya memaksa Moskow menghentikan invasi militernya yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    “Jika Putin tidak merasa nyaman dengan pertemuan bilateral, atau jika semua orang menginginkannya menjadi pertemuan trilateral, saya tidak keberatan. Saya siap untuk format apa pun,” kata Zelensky saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

    Zelensky siap untuk pertemuan trilateral itu dan mendesak Washington untuk menjatuhkan paket sanksi keras terhadap sektor perbankan dan energi Moskow.

    “Kami sedang menunggu sanksi dari Amerika Serikat (untuk Rusia)” ucapnya.

    “Trump menegaskan bahwa jika Rusia tidak berhenti, sanksi-sanksi akan dijatuhkan. Kami telah membahas dua aspek utama dengannya — energi dan sistem perbankan. Akankah AS mampu menjatuhkan sanksi terhadap kedua sektor ini? Saya sangat menyukainya,” ujar Zelensky dalam pernyataannya.

    Erdogan Ingin Pertemukan Putin-Zelensky-Trump di Turki

    Presiden Turki Erdogan. (Foto: DW (News)

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan lagi kesediaannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara pemimpin Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina. Pertemuan itu sebagai upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    “Keinginan terbesar saya untuk kedua belah pihak adalah mempertemukan Vladimir Putin (Rusia) dan Volodymyr Zelensky (Ukraina) di Istanbul atau Ankara, dan bahkan membawa (Presiden AS) (Donald) Trump ke pihak mereka, jika mereka menerima,” kata Erdogan dilansir AFP, Senin (2/6/2025).

    Erdogan menyebut Turki akan mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi pertemuan Putin, Zelensky hingga Trump. Menurutnya, pembicaraan hari Senin itu merupakan pencapaian besar.

    Pada pertemuan hari Senin, yang berlangsung lebih dari satu jam, Ukraina dan Rusia sepakat untuk menukar tawanan perang yang terluka parah serta mereka yang berusia di bawah 25 tahun, di samping sisa-sisa 6.000 tentara yang tewas dalam pertempuran.

    “Angka-angka yang diberikan oleh Rusia dan Ukraina… (sangat) sangat penting dalam hal menunjukkan betapa pentingnya pertemuan Istanbul ini. Dan kami bangga akan hal ini,” imbuh Erdogan.

    Trump Bersedia Duduk Semeja

    Foto: REUTERS/Anatolii Stepanov

    Trump terbuka diskusi dengan Putin dan Zelensky dalam pertemuan di Turki. Kesediaan Trump ini disampaikan setelah delegasi Moskow dan Kyiv, yang menggelar pertemuan di Istanbul pada Senin (2/6), gagal mencapai kemajuan menuju gencatan senjata.

    “Presiden mengatakan dirinya terbuka untuk hal itu jika memang hal itu harus terjadi, tetapi dia menginginkan kedua pemimpin ini dan kedua belah pihak untuk duduk bersama dalam satu meja,” ucap juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, saat berbicara kepada wartawan.

    Dalam pertemuan terbaru di Istanbul, delegasi Rusia dan Ukraina hanya menyepakati pertukaran tahanan skala besar lainnya. Istanbul juga menjadi tuan rumah pertemuan kedua negara saat pertemuan tatap muka pertama digelar pada pertengahan Mei lalu.

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri akan ‘mengambil langkah-langkah’ untuk memfasilitasi pertemuan semacam itu. Putin sejauh ini menolak pertemuan langsung semacam itu. Namun Zelensky mengatakan dirinya bersedia, sembari menggarisbawahi bahwa masalah utama hanya dapat diselesaikan di level pemimpin.

    Namun, meskipun Trump bersedia untuk bertemu dengan Putin dan Zelensky, menurut Leavitt, tidak ada perwakilan AS yang ikut serta dalam pembicaraan yang dilakukan pada Senin (2/6) di Istanbul.

    Zelensky menanti langkah Amerika Serikat. Dia mendesak Trump untuk memperketat sanksi terhadap Rusia guna “mendorong” negara itu menyetujui gencatan senjata menyeluruh.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gunung Etna di Italia Meletus, Wisatawan Berlarian Amankan Diri

    Gunung Etna di Italia Meletus, Wisatawan Berlarian Amankan Diri

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 terakhir.

    Edisi Selasa, 3 Juni 2025 ini akan dibuka dengan berita dari Sisilia di Italia.

    Gunung Etna meletus

    Sebuah video yang dibagikan di X menunjukkan wisatawan berlari menuruni gunung berapi Etna di Sisilia timur, Italia, ketika mulai menyemburkan uap dan abu vulkanik.

    Institut Geofisika dan Vulkanologi Nasional (INGV) di Italia mengatakan aktivitas vulkanik gunung Etna mulai terdeteksi pada dini hari dan terus berlanjut.

    Letusan tersebut tidak mempengaruhi aktivitas di bandara Catania di dekatnya.

    Tapi Stefano Branca, seorang pejabat INGV, menyebut sejumlah area di sekeliling puncak Etna ditutup bagi turis sebagai tindakan pencegahan.

    Hukuman untuk tersangka ‘teroris’ Colorado

    Menurut dokumen pengadilan, Mohamed Sabry Soliman, yang berusia 45 tahun, menargetkan “kelompok Zionis” yang berkumpul di pusat perbelanjaan di kota Boulder, Minggu kemarin.

    Para saksi dan FBI awalnya mengatakan Mohamed meneriakkan “Free Palestine” dan menggunakan penyembur api darurat serta alat yang bisa membakar lainnya saat melakukan serangan.

    Senin kemarin, jaksa wilayah Boulder County, Michael Dougherty, mengatakan empat korban tambahan sudah diidentifikasi, sehingga total korban mencapai 12 orang.

    Ia juga mengatakan Mohamed menghadapi total 34 tuduhan, termasuk percobaan pembunuhan dan penggunaan alat pembakar, dan bila terbukti bersalah ia akan dipenjara di penjara Colorado selama 624 tahun.

    Rusia dan Ukraina menyetujui pertukaran tahanan

    Senin kemarin, pihak dari Rusia dan Ukraina mengadakan pertemuan hampir satu jam di kota Istanbul, Turki, sebagai upaya negosiasi kedua sejak Maret 2022.

    Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebutnya sebagai pertemuan yang baik dan berharap ia dapat mempertemukan Vladimir Putin dari Rusia dan Volodymyr Zelenskyy dari Ukraina dalam pertemuan di Turki bersama dengan Presiden AS Donald Trump.

    Tetapi tidak ada terobosan pada gencatan senjata yang sudah diusulkan ke Rusia dan didesak Ukraina, negara sekutunya di Eropa, serta Amerika Serikat.

    Masing-masing pihak hanya sepakat untuk mengembalikan jenazah 6.000 tentara yang tewas ke negara masing-masing, serta melakukan pertukaran tawanan perang.

    Karol Nawrocki memenangkan pemilihan presiden Polandia

    Menurut hasil penghitungan suara akhir yang dirilis pada hari Senin (02/06), kandidat konservatif Karol Nawrocki memenangkan 50,89 persen suara melawan Wali Kota Warsawa Rafa Trzaskowski, yang beraliran liberal dan memperoleh 49,11 persen suara.

    Hasil ini diperkirakan akan membawa Polandia ke arah yang lebih populis dan nasionalis di bawah pemimpin barunya, yang juga mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump.

    Karol akan menggantikan Andrzej Duda, seorang konservatif yang masa jabatan keduanya berakhir pada tanggal 6 Agustus.

    Berdasarkan konstitusi Polandia, presiden menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali.

    Lihat juga Video ‘Penampakan Gunung Etna di Italia Muntahkan Lava Merah’: