Tag: Vladimir Putin

  • Putin dan Erdogan Bahas Perang Iran-Israel via Telepon, Ingin Perang Diakhiri

    Putin dan Erdogan Bahas Perang Iran-Israel via Telepon, Ingin Perang Diakhiri

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan komunikasi melalui telepon. Mereka menyerukan agar pertempuran antara Iran dan Israel segera diakhiri.

    “Kedua pemimpin menyerukan agar permusuhan segera diakhiri dan masalah-masalah yang diperdebatkan, termasuk yang terkait dengan program nuklir Iran, diselesaikan secara eksklusif melalui cara-cara politik dan diplomatik,” kata Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia dilansir kantor berita AFP, Senin (16/6/2025).

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/6), Putin berbicara via telepon secara terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu setelah kedua negara terlibat aksi saling serang pada Jumat (13/6) waktu setempat.

    Diketahui Rusia dan Iran telah mempererat hubungan militer mereka di tengah serangan Moskow terhadap Ukraina, yang mengancam upayanya untuk mempertahankan hubungan hangat dengan semua pemain utama di kawasan Timur Tengah.

    Dalam percakapan telepon dengan Netanyahu, sebut Kremlin, Putin menyatakan “kesiapannya untuk memberikan layanan mediasi guna mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut”.

    Israel diketahui telah melancarkan serangan ke pusat Teheran mulai Jumat (13/6/2025). Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan serangan balasan kepada Israel setelah sejumlah fasilitas nuklir dan militernya diserang.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    Pada Senin (16/6), Iran telah menginformasikan kepada mediator Qatar dan Oman pihaknya menutup melakukan negosiasi gencatan senjata saat diserang Israel. Iran menyampaikan tidak akan berunding kala diserang.

    (wnv/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Desak Eropa Tekan Israel untuk Hentikan Serangan

    Iran Desak Eropa Tekan Israel untuk Hentikan Serangan

    Jakarta

    Pemerintah Iran mendesak negara-negara besar Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menekan Israel agar menghentikan serangan mematikannya terhadap negara tersebut. Ini disampaikan Iran pada Senin (16/6), saat pertempuran yang berkecamuk antara kedua musuh bebuyutan itu memasuki hari keempat.

    “Jerman, Prancis, dan Inggris seharusnya mengutuk kejahatan rezim Zionis, terutama terhadap fasilitas nuklir Natanz,” kata juru bicara Kementerian luar negeri Iran Esmaeil Baqaei, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/6/2025).

    Dia menambahkan bahwa negara-negara Eropa seharusnya fokus pada “penghentian agresi” dan meminta pertanggungjawaban Israel.

    Israel dan Iran saat ini masih terus saling melancarkan serangan rudal dan drone, yang berpotensi memicu lebih banyak kerusakan dalam konflik, yang tampaknya semakin memanas beberapa hari terakhir.

    Setelah puluhan tahun bermusuhan dan terlibat perang bayangan melalui proksi dan serangkaian operasi rahasia, konflik terbaru ini menandai pertama kalinya Israel dan Iran yang bermusuhan saling menyerang dengan intensitas sebesar ini, yang memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

    Konflik terbaru ini dimulai pada Jumat (13/6) lalu, ketika Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran terhadap Iran yang menewaskan para komandan militer dan ilmuwan nuklir negara tersebut. Tel Aviv menargetkan pangkalan militer, fasilitas nuklir, dan area permukiman di berbagai wilayah Iran.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji serangan Israel sembari membantah tuduhan Iran bahwa AS ikut terlibat dalam serangan tersebut. Namun, AS dilaporkan turut membantu Israel dalam menembak jatuh rudal-rudal Iran yang terbang ke wilayah Israel.

    Dalam wawancara terbaru dengan ABC News, Trump mengatakan bahwa masih ada kemungkinan Amerika Serikat akan terlibat dalam konflik Iran-Israel. Trump juga mengatakan bahwa ia akan “terbuka” bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadi mediator.

    “Ada kemungkinan kita bisa terlibat dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara musuh bebuyutan di Timur Tengah,” kata Trump dalam sebuah wawancara menurut ABC News, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (16/6/2025).

    Mengenai Putin sebagai mediator potensial dalam konflik tersebut, Trump mengatakan “ia siap. Ia menelepon saya tentang hal itu. Kami telah berbicara panjang lebar tentang hal itu,” kata Trump kepada seorang reporter ABC News.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Ada Kemungkinan AS Akan Terlibat Konflik Iran-Israel

    Trump Bilang Ada Kemungkinan AS Akan Terlibat Konflik Iran-Israel

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa masih ada kemungkinan Amerika Serikat akan terlibat dalam konflik Iran-Israel. Trump juga mengatakan bahwa ia akan “terbuka” bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadi mediator.

    “Ada kemungkinan kita bisa terlibat dalam pertempuran yang sedang berlangsung antara musuh bebuyutan di Timur Tengah,” kata Trump dalam sebuah wawancara menurut ABC News, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (16/6/2025).

    Mengenai Putin sebagai mediator potensial dalam konflik tersebut, Trump mengatakan “ia siap. Ia menelepon saya tentang hal itu. Kami telah berbicara panjang lebar tentang hal itu,” kata Trump kepada seorang reporter ABC News.

    Sebelumnya pada hari Minggu (15/6), Trump mendesak Iran dan Israel untuk “membuat kesepakatan” dan mengakhiri saling serang mereka yang mematikan.

    Namun, Trump juga menilai kedua negara mungkin perlu “bertempur habis-habisan” terlebih dahulu.

    “Saya pikir sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan,” cetus Trump saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (16/6/2025).

    “Tapi terkadang mereka harus bertempur habis-habisan, tetapi kita akan melihat apa yang terjadi,” ujarnya, saat berbicara di Gedung Putin sebelum terbang ke Kanada untuk menghadiri KTT G7.

    Pernyataan Trump itu disampaikan ketika Israel dan Iran saling melancarkan serangan rudal dan drone, yang berpotensi memicu lebih banyak kerusakan dalam konflik yang tampaknya semakin memanas beberapa hari terakhir.

    Lihat Video ‘Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur’:

    Setelah puluhan tahun bermusuhan dan terlibat perang bayangan melalui proksi dan serangkaian operasi rahasia, konflik terbaru ini menandai pertama kalinya Israel dan Iran yang bermusuhan saling menyerang dengan intensitas sebesar ini, yang memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

    Konflik terbaru ini dimulai pada Jumat (13/6) lalu, ketika Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran terhadap Iran yang menewaskan para komandan militer dan ilmuwan nuklir negara tersebut. Tel Aviv menargetkan pangkalan militer, fasilitas nuklir, dan area permukiman di berbagai wilayah Iran.

    Iran membalas dengan melancarkan rentetan serangan drone dan rudal terhadap target-target di wilayah Israel. Sejak saat itu, aksi saling serang antara kedua negara pun tak terhindarkan hingga saat ini.

    Trump memuji serangan Israel sembari membantah tuduhan Iran bahwa AS ikut terlibat dalam serangan tersebut. Namun, AS dilaporkan turut membantu Israel dalam menembak jatuh rudal-rudal Iran yang terbang ke wilayah Israel.

    Lihat Video ‘Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur’:

  • Prabowo Diundang Presiden Rusia Vladimir Putin, Seskab Teddy: Bukti Indonesia Negara Besar

    Prabowo Diundang Presiden Rusia Vladimir Putin, Seskab Teddy: Bukti Indonesia Negara Besar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto, memulai rangkaian kunjungan kenegaraan ke dua negara, yakni Singapura dan Rusia, sebagai bagian dari diplomasi aktif Indonesia dalam menjawab dinamika global dan memperkuat posisi strategis di kancah internasional.

    Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menjelaskan bahwa Presiden Prabowo akan mengawali perjalanan luar negerinya dengan kunjungan ke Singapura.

    “Sebelum bertolak ke Rusia, Presiden Prabowo akan terlebih dahulu mengunjungi Singapura untuk bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Yang Mulia Lawrence Wong dan menghadiri Singapore-Indonesia Leaders’ Retreat pada 16 Juni 2025,” ujar Seskab Teddy dalam keterangannya pada Minggu, 15 Juni 2025.

    Setelah menyelesaikan agenda di Singapura, Presiden Prabowo akan melanjutkan perjalanan menuju Rusia, untuk memenuhi undangan langsung dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Presiden Prabowo dijadwalkan akan diterima secara resmi dalam upacara penyambutan kenegaraan dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Putin.

    “Di Rusia, Presiden Prabowo, yang diundang langsung oleh Presiden Putin, akan diterima secara resmi sambutan kenegaraan, dan akan melakukan pertemuan bilateral pada 19 Juni 2025,” ungkap Seskab Teddy.

    Tidak hanya itu, pada 20 Juni 2025, Presiden Prabowo juga dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama dalam ajang St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, sebuah forum ekonomi global bergengsi yang mempertemukan para pemimpin negara, pelaku bisnis, dan pakar ekonomi dunia.

  • Prabowo Terbang ke Rusia Temui Vladimir Putin, Ini yang Dibahas – Page 3

    Prabowo Terbang ke Rusia Temui Vladimir Putin, Ini yang Dibahas – Page 3

    Secara jadwal, Prabowo akan diterima secara resmi dalam upacara penyambutan kenegaraan, dan melakukan pertemuan bilateral dengan Putin.

    “Di Rusia, Presiden Prabowo, yang diundang langsung oleh Presiden Putin, akan diterima secara resmi sambutan kenegaraan, dan akan melakukan pertemuan bilateral pada 19 Juni 2025,” terang Teddy.

    Sebelum bertolak ke Rusia, Prabowo saat ini tengah berada di Singapura. Teddy menilai, kunjungan ke Negeri Singa tersebut jadi momentum strategis untuk memperkuat kemitraan Indonesia-Singapura di berbagai sektor.

     

  • Prabowo Absen di KTT G7 dan Temui Putin, Istana: Kita Tak Condong ke Blok Manapun – Page 3

    Prabowo Absen di KTT G7 dan Temui Putin, Istana: Kita Tak Condong ke Blok Manapun – Page 3

    Di Rusia, Prabowo juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 19 Juni 2025. Hasan pun menegaskan Indonesia tetap menganut politik bebas aktif dan tak berpihak ke blok manapun dalam diplomasi luar negeri.

    “Jadi tidak condong ke blok manapun. Kita tidak melihat dunia hitam putih. Jadi spekulasi-spekulasi semacam tadi, kayak cenderung ke blok ini, itu tidak ada,” jelasnya.

    Dia menyampaikan Indonesia akan bergabung ke berbagai forum dunia sesuai kepentingan nasional dan keuntungan strategis. Mulai dari, BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan), OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan), dan APEC (Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik).

    “Jadi enggak condong ke manapun, kita akan bergabung dengan klub yang, kalau klub-klub internasional itu, klub-klub multilateral itu memberikan keuntungan strategis kepada bangsa kita, kita akan join. Kalau tidak memberikan keuntungan strategis kepada kita, ya kita mungkin tidak akan join,” kata Hasan.

    “Kita akan bergabung ke blok ekonomi, ingat blok ekonomi. Kita nggak akan masuk ke dalam blok militer, blok pertahanan. Kita masuk dalam blok ekonomi selama itu menguntungkan buat bangsa kita,” sambung Hasan Nasbi.

  • Apa Skenario Terburuk Jika Iran-Israel Kian Memanas?

    Apa Skenario Terburuk Jika Iran-Israel Kian Memanas?

    Jakarta

    Saat ini, pertikaian antara Israel dan Iran tampaknya masih terbatas pada kedua negara tersebut. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai forum internasional lainnya, seruan untuk menahan diri terus dilontarkan.

    Namun, bagaimana jika seruan tersebut diabaikan? Bagaimana jika pertempuran justru memburuk dan meluas?

    Berikut adalah beberapa skenario terburuk yang mungkin terjadi.

    Amerika terseret dalam pertikaian Israel-Iran

    Meskipun Amerika Serikat (AS) terus menyangkal, Iran jelas meyakini bahwa pasukan AS mendukung dan setidaknya secara diam-diam merestui serangan Israel.

    Iran dapat menyerang target AS di seluruh Timur Tengah seperti kamp pasukan khusus di Irak, pangkalan militer di Teluk, dan misi diplomatik di kawasan itu.

    Pasukan proksi Iran, yaitu Hamas dan Hizbullah, mungkin telah banyak berkurang kekuatannya, namun milisi pendukungnya di Irak tetap bersenjata dan utuh.

    AS telah mengantisipasi kemungkinan ini dan telah menarik sejumlah personelnya.

    Lalu, apa yang akan terjadi jika seorang warga negara AS terbunuh, misalnya di Tel Aviv atau di tempat lain?

    Presiden AS, Donald Trump, mungkin akan terpaksa bertindak. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah lama dituduh ingin menyeret AS untuk membantunya mengalahkan Iran.

    Para analis militer menyatakan bahwa hanya AS yang punya pesawat pengebom dan bom penghancur bunker yang mampu menembus fasilitas nuklir terdalam milik Iran, terutama di Fordow.

    Baca juga:

    Trump telah berjanji kepada konstituen pendukungnya, MAGA, bahwa ia tidak akan memulai “perang abadi” di Timur Tengah.

    Namun, di sisi lain, banyak Republikan mendukung pemerintah Israel. Mereka berpandangan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengganti rezim di Teheran.

    Namun, jika AS benar-benar ikut aktif terlibat dalam pertikaian, eskalasinya akan membesar dengan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan.

    Negara-negara Teluk turut terseret

    Jika Iran gagal menghancurkan target militer Israel yang terlindungi dengan baik, mereka masih bisa mengarahkan misilnya ke target yang lebih “lunak” di kawasan Teluk.

    Terutama, negara-negara yang selama bertahun-tahun diyakini Iran telah membantu dan bersekongkol dengan musuh-musuhnya.

    Ada banyak target energi dan infrastruktur yang rentan di kawasan itu.

    Ingat, Iran pernah dituduh menyerang ladang minyak Arab Saudi pada 2019.

    Kemudian proksi mereka, Houthi, juga menyerang target di Uni Emirat Arab pada 2022.

    ReutersSeorang demonstran terlihat memegang plakat saat aksi protes menentang serangan Israel terhadap Iran di New York.

    Sejak serangan-serangan tersebut, memang telah terjadi semacam rekonsiliasi antara Iran dan beberapa negara di kawasan.

    Namun, negara-negara Teluk ini adalah tuan rumah bagi pangkalan udara AS. Bahkan, beberapa di antaranya secara diam-diam ikut membantu pertahanan Israel dari serangan rudal Iran tahun lalu.

    Jadi, jika kawasan Teluk diserang, negara-negara ini kemungkinan besar akan mendesak pesawat tempur AS untuk datang membela mereka, selain membela Israel.

    Israel gagal menghancurkan kemampuan nuklir Iran

    Bagaimana jika serangan Israel gagal? Bagaimana jika fasilitas nuklir Iran terlalu dalam dan terlindungi dengan sangat baik? Bagaimana jika 400 kg uranium yang diperkaya hingga taraf 60%bahan bakar nuklir yang hanya selangkah lagi mencapai kadar untuk memproduksi sekitar 10 bom tidak hancur?

    Fasilitas nuklir Iran diyakini tersembunyi jauh di dalam terowongan rahasia. Israel mungkin telah membunuh beberapa ilmuwan nuklir, tetapi tidak ada bom yang bisa menghancurkan pengetahuan dan keahlian Iran.

    Bagaimana jika serangan Israel justru meyakinkan pemimpin Iran bahwa satu-satunya cara untuk menghalau serangan lebih lanjut adalah mencapai kemampuan senjata nuklir secepat mungkin?

    Baca juga:

    Bagaimana jika para pemimpin militer yang baru di meja perundingan itu lebih keras kepala dan kurang hati-hati dibandingkan para pendahulu mereka yang telah tewas?

    Paling tidak, hal ini bisa memaksa Israel untuk melakukan serangan lebih lanjut, yang berpotensi mengikat wilayah tersebut dalam siklus serangan balik yang berkelanjutan.

    Orang Israel memiliki frasa yang brutal untuk strategi ini; mereka menyebutnya “memotong rumput”.

    Terjadi goncangan ekonomi global

    Harga minyak bumi saat ini sudah melonjak tajam.

    Bagaimana jika Iran mencoba menutup Selat Hormuz, yang semakin membatasi pergerakan pengiriman minyak?

    Bagaimana jika pasukan Houthi di Yaman menggandakan upaya mereka untuk menyerang pelayaran di Laut Merah?

    Mereka adalah satu-satunya sekutu proksi Iran yang tersisa.

    Banyak negara di seluruh dunia sudah menderita krisis biaya hidup. Kenaikan harga minyak akan menambah inflasi pada sistem ekonomi global yang sudah kewalahan di bawah beban perang tarif Trump.

    Dan jangan lupa, satu-satunya orang yang diuntungkan dari kenaikan harga minyak adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang tiba-tiba akan melihat uang miliaran dolar membanjiri kas Kremlin untuk membiayai perangnya melawan Ukraina.

    Kejatuhan rezim Iran memicu kekosongan kekuasaan

    Bagaimana jika Israel berhasil mencapai tujuan jangka panjangnya untuk memaksa keruntuhan rezim revolusioner Islam di Iran?

    Netanyahu mengeklaim tujuan utamanya adalah menghancurkan kemampuan nuklir Iran.

    Namun, ia memperjelas dalam pernyataannya kemarin bahwa tujuan yang lebih luas melibatkan perubahan rezim.

    Ia mengatakan kepada “rakyat Iran yang bangga” bahwa serangannya “membuka jalan bagi Anda untuk mencapai kebebasan” dari apa yang ia sebut “rezim jahat dan opresif” mereka.

    Menjatuhkan pemerintahan Iran mungkin menarik bagi beberapa pihak di kawasan, terutama sebagian warga Israel. Namun, kekosongan apa yang mungkin ditimbulkannya?

    Konsekuensi tak terduga apa yang akan terjadi? Seperti apa konflik sipil di Iran? Banyak yang bisa mengingat apa yang terjadi pada Irak dan Libya ketika pemerintahan pusat yang kuat digulingkan.

    Jadi, banyak hal akan bergantung pada bagaimana konflik ini berkembang dalam beberapa hari ke depan.

    Seberapa keras dan bagaimana Iran akan membalas? Dan kendali seperti apa jika ada yang bisa AS berikan pada Israel? Jawaban atas dua pertanyaan itulah yang akan menentukan banyak hal.

    Lihat juga Video dari Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sederet Agenda Prabowo di Singapura dan Rusia, Hadiri Forum Ekonomi – Temui Putin

    Sederet Agenda Prabowo di Singapura dan Rusia, Hadiri Forum Ekonomi – Temui Putin

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia untuk memenuhi undangan resmi dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

    Informasi ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya melalui akun Instagram resmi @sekretariat.kabinet dikutip pada Senin (16/6/2025)

    “Ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara besar, semakin dipandang di mata dunia, terutama di tengah berkembangnya berbagai tantangan global yang sedang meningkat,” ujar Teddy.

    Sebelum terbang ke Rusia, Teddy mengatakan bahwa, Presiden Prabowo akan terlebih dahulu singgah di Singapura. Di sana, dia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, sekaligus menghadiri Singapore-Indonesia “Leaders’ Retreat” yang akan digelar pada 16 Juni 2025.

    Dalam kunjungan ke Rusia, Prabowo akan mendapat sambutan resmi kenegaraan dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Putin pada 19 Juni 2025. 

    Pertemuan ini menjadi bagian dari agenda diplomasi tingkat tinggi yang bertujuan untuk mempererat hubungan strategis antara kedua negara.

    Selanjutnya, pada 20 Juni 2025, Presiden Prabowo dijadwalkan menjadi pembicara utama dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. 

    Forum ekonomi internasional ini merupakan salah satu pertemuan penting yang mempertemukan para pemimpin dunia, pelaku bisnis global, serta tokoh-tokoh ekonomi dari berbagai negara.

    Menurut Teddy, kunjungan kenegaraan ini memiliki arti strategis dalam upaya memperkuat kerja sama dan kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Rusia. 

    Dia juga menekankan bahwa agenda tersebut menunjukkan semakin kuatnya posisi Indonesia di mata dunia, terlebih di tengah dinamika global yang terus berkembang.

    “Kunjungan kenegaraan ini merupakan kunjungan yang sangat strategis untuk memperkuat kerja sama dan kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Rusia,” kata Teddy.

  • Melihat Reaksi AS dan China di Tengah Panasnya Perang Israel Vs Iran

    Melihat Reaksi AS dan China di Tengah Panasnya Perang Israel Vs Iran

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus memanas. Sejumlah negara, khususnya China dan Amerika Serikat turut berkomentar terkait perang kedua negara tersebut.

    Berdasarkan catatan detikcom, Senin (16/6/2025), eskalasi konflik antara Israel dan Iran telah memasuki hari ketiga. Konflik kedua negara tersebut diawali dengan gelombang serangan besar-besaran Tel Aviv terhadap lebih dari 200 target nuklir dan militer di berbagai wilayah Iran pada Jumat (13/6) pagi.

    Teheran pun membalas serangan Israel. Iran membalas dengan rentetan serangan drone dan rudal pada Jumat (13/6) malam dan Sabtu (14/6) pagi yang menargetkan wilayah Israel.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel turut merespons. Militer Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    Saling balas serang antara kedua negara ini pun telah memakan korban dari kedua negara. Berbagai pihak akhirnya buka suara terkait konflik tersebut. Berikut reaksi China dan Amerika Serikat:

    China Sebut Israel Langgar Kedaulatan Iran

    Foto: Permukiman di Israel kena rudal Iran (REUTERS/Ammar Awad)

    Pemerintah China mulanya merespons keras serangan rudal militer Israel ke kota Teheran. China mengutuk tindakan itu sebagai pelanggaran kedaulatan Iran.

    “Tiongkok mengutuk pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran dan menentang meningkatnya konflik dan meluasnya bentrokan,” kata Utusan China untuk PBB, Fu Cong, dilansir CNN, Sabtu (14/6).

    Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/6). Fu Cong mengatakan pemerintahan China menekankan eskalasi di kawasan Timur Tengah tidak akan menguntungkan pihak manapun.

    “Kami mendesak Israel untuk segera menghentikan semua tindakan militer yang berisiko untuk menghindari eskalasi ketegangan lebih lanjut,” tambahnya.

    China Telepon Menlu Israel dan Menlu Iran

    Foto: Menlu China Wang Yi (AFP/WANG ZHAO)

    Tak cuma mengutuk, China melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi menghubungi pihak Israel dan Iran. Wang Yi menelepon Menlu kedua negara.

    Dilansir Aljazeera, Minggu (15/6), dalam panggilan teleponnya dengan Menlu Israel, Gideon Saar, Wang mengatakan China jelas menentang pelanggaran hukum internasional oleh Israel dengan menyerang Iran dengan kekerasan. Wang Yi menyebut serangan itu terjadi ketika masyarakat internasional masih mencari solusi politik untuk masalah nuklir Iran.

    Ia menyerukan agar diplomasi didahulukan. Sebab, menurutnya jalan diplomatik untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran belum habis dan menambahkan bahwa “kekuatan tidak dapat membawa perdamaian abadi”.

    Wang Yi juga menelpon Menlu Iran Abbas Araghchi. Wang mengatakan bahwa China mengutuk “pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran” dan menentang “serangan brutal” yang menargetkan pejabat Iran.

    Ia juga mengatakan bahwa China mendukung Iran dalam menjaga kedaulatannya dan mengecam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Dia mengatakan bahwa serangan itu “menciptakan preseden berbahaya yang dapat menimbulkan konsekuensi bencana”.

    Amerika Serikat Minta Perang Dihentikan

    Foto: Donald Trump (REUTERS/Leah Millis)

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat telepon dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pembicaraan itu, kata Trump, dirinya dan Putin sepakat perang Israel dan Iran harus diakhiri.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (15/6), mulanya Trump mengatakan Putin meneleponnya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Setelah itu, Putin membahas mengenai perang Israel dengan Iran.

    Donald Trump mengatakan dirinya dan Putin telah sepakat perang antara Iran dan Israel harus diakhiri. Trump, katanya, juga telah menjelaskan kepada Putin bahwa perang Israel dan Iran memang harus diakhiri.

    “Dia merasa, seperti saya, perang antara Israel dan Iran ini harus diakhiri, dan saya sudah menjelaskan bahwa perangnya juga harus diakhiri,” kata Trump di Truth Social, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.

    Amerika Serikat Tegaskan Tak Terlibat

    Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI

    Selain itu, Donald Trump juga meminta agar AS tak dilibatkan dalam serangan Israel terhadap Iran. Trump memperingatkan hal ini kepada Iran.

    Dilansir CNN, Minggu (15/6), Trump mengatakan AS “tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran, malam ini” dalam sebuah posting di platform media sosialnya Truth Social Minggu (15/6) pagi. Dia mengeluarkan peringatan kepada Teheran agar tidak melibatkan negaranya dalam konflik tersebut.

    “Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Trump.

    “Namun, kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini,” tambah Trump.

    Lihat juga Video dari Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur

    Halaman 2 dari 5

    (maa/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo Diundang Putin ke Rusia, Seskab Teddy: Indonesia Semakin Dipandang Dunia

    Prabowo Diundang Putin ke Rusia, Seskab Teddy: Indonesia Semakin Dipandang Dunia

    Prabowo Diundang Putin ke Rusia, Seskab Teddy: Indonesia Semakin Dipandang Dunia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyebut Indonesia semakin dipandang di mata dunia di tengah tantangan global saat ini.
    Dia mengungkapkan diundangnya Presiden RI
    Prabowo Subianto
    ke Rusia oleh
    Vladimir Putin
    adalah buktinya.
    “Presiden Prabowo mendapat undangan khusus dari Presiden Putin, di tengah situasi global yang penuh tantangan saat ini, menunjukkan bahwa Indonesia semakin dipandang di mata dunia,” ujar Teddy dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet, Minggu (15/6/2025) malam.
    Teddy menjelaskan, Prabowo beserta delegasi terbatas telah berangkat untuk melakukan
    kunjungan kenegaraan
    ke Rusia.
    Namun, sebelum bertolak ke Rusia, Prabowo akan terlebih dahulu mengunjungi Singapura untuk bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong.
    “Dan menghadiri Singapore-Indonesia Leaders’ Retreat pada 16 Juni 2025,” ucapnya.
    Setelah itu, kata Teddy, barulah Prabowo bertolak ke Rusia.
    Di Rusia, Prabowo yang diundang langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin akan diterima sambutan kenegaraan resmi pada 19 Juni 2025.
    Keduanya pun akan melakukan pertemuan bilateral.
    Lalu, keesokan harinya, Prabowo akan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum 2025 sebagai pembicara utama dalam forum ini.

    Kunjungan kenegaraan
    ini merupakan kunjungan yang sangat strategis untuk memperkuat kerja sama dan kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Rusia,” jelas Teddy.
    “Dan tentunya, ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara besar, semakin dipandang di mata dunia, terutama di tengah berkembangnya berbagai tantangan global yang sedang meningkat,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.