Tag: Vladimir Putin

  • 2 Kepala Negara dan Panglima Perang

    2 Kepala Negara dan Panglima Perang

    Jakarta

    Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengunggah foto pertemuan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dasco menyebut pertemuan itu merupakan momen bersuanya dua panglima perang.

    Foto itu diunggah Dasco di akun Instagram pribadinya seperti dilihat, Jumat (20/6/2025). Dalam foto itu terlihat Prabowo dan Putin sama-sama mengenakan setelan jas sedang berada di sebuah ruangan.

    Prabowo hanya tampak dari belakang, sementara Putin berada persis di depan Prabowo. Momen pertemuan keduanya terlihat hangat dan penuh rasa hormat satu sama lain.

    “Dua kepala negara, dua panglima perang sedang membicarakan untuk kebaikan rakyatnya dan dunia,” tulis Dasco.

    Selama dua hari terakhir Prabowo diketahui melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia. Prabowo juga bertemu dengan Putin dan meneken sejumlah kerja sama yang melibatkan Rusia dan Indonesia.

    Dalam forum St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, hari ini, Prabowo juga menjelaskan alasan memilih bertemu Putin di Rusai ketimbang hadir dalam forum KTT G7 di Kanada. Forum itu diketahui juga digelar pekan ini.

    Adapun KTT G7 digelar pada 16 dan 16 Juni 2025. Ada beberapa negara yang ikut serta dalam KTT G7, antara lain Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.

    Prabowo menjelaskan, kebijakan Indonesia di kancah internasional. Prabowo menegaskan Indonesia senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara lain.

    “Terima kasih, Bapak Putin, atas undangan Anda, Anda mengundang saya dan saya bisa memberi pidato di sini, di ruangan, di kota yang sangat tua dan yang punya banyak pahlawan, yang ada ide patriotisme yang sangat kuat,” imbuhnya.

    (ygs/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo di Hadapan Putin: Indonesia Tidak Memihak, Satu Musuh Terlalu Banyak

    Prabowo di Hadapan Putin: Indonesia Tidak Memihak, Satu Musuh Terlalu Banyak

    Prabowo di Hadapan Putin: Indonesia Tidak Memihak, Satu Musuh Terlalu Banyak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden
    Prabowo Subianto
    menyatakan
    kebijakan luar negeri
    Indonesia adalah tidak memihak pada negara mana pun.
    Posisi ini merupakan kebijakan luar negerinya sejak lama.
    Hal ini dikatakan Prabowo saat berbicara di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6/2025).
    Presiden Rusia Vladimir Putin pun mendengarkan pidato Prabowo dalam forum tersebut.
    “Indonesia, secara tradisi, selalu tidak berpihak. Kami menghormati semua negara.
    Kebijakan luar negeri
    kami sangat sederhana. Satu frasa, 1.000 teman, terlalu sedikit. Satu musuh terlalu banyak,” kata Prabowo dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/6/2025).
    Adapun pernyataan Prabowo sekaligus menjawab pertanyaan banyak orang mengenai alasannya lebih memilih ke Rusia alih-alih menghadiri undangan KTT G7 di Kanada.
    Prabowo bilang, kehadirannya di
    SPIEF 2025
    bukan karena tidak menghormati G7.
    “Bukan karena saya tidak menghormati G7, tetapi karena saya telah memberikan komitmen saya untuk menghadiri forum ini sebelum mereka mengundang saya, jadi itu satu-satunya alasan,” jelas Prabowo.
    Lebih lanjut, Prabowo menyatakan Indonesia ingin berteman dengan semua orang.
    Hanya dengan kolaborasi persahabatan, dunia dapat mencapai kesejahteraan. Menurutnya, dunia unipolar dan sentralitas telah berlalu.
    Kini, dunia berkembang menjadi multipolar.
    “Sudah berkali-kali saya katakan di banyak forum bahwa Indonesia telah memilih jalan tidak berpihak. Kami menganggap bahwa dunia ini harus berkembang menjadi dunia multipolar, dan sedang berkembang menuju dunia multipolar,” tandas Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • SBY Sebut Perdamaian Palestina & Israel Hanya Ilusi, Ini Alasannya

    SBY Sebut Perdamaian Palestina & Israel Hanya Ilusi, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai bahwa perdamaian antara Palestina dan Israel hanya sebuah ilusi.

    SBY mengatakan bahwa kedua negara itu bakal kesulitan untuk berdamai dan mencari solusi atas masalah yang sudah mengakar. Di sisi lain, sambungnya, para pejuang dari fraksi Hamas dan Fatah pun tidak pernah akur dan selalu berbeda sikap terhadap negara Israel.

    SBY mengatakan bahwa faksi Hamas ingin Israel angkat kaki dari jalur Gaza yang kini sudah porak-poranda, berbeda dengan faksi Fatah.

    “Selama Hamas dan Fatah tidak akur dan tidak bisa bersatu, tidak mungkin bisa damai ya. Fatah ingin ada dua negara, tapi Hamas tidak mau. Hamas hanya ingin ada satu negara yaitu Palestina dan Israel pergi dari Gaza,” tutur SBY di kanal Youtube Gita Wirjawan yang diakses Jumat (20/6/2025).

    SBY menjelaskan bahwa faksi Hamas kini lebih populer di negara Palestina dibanding fraksi Fatah. Pasalnya, kata SBY, Hamas kini didukung oleh Iran, lebih populer dan dominan di Palestina jika dibandingkan dengan Fatah.

    “Maka akan jadi ilusi solusi ada dua negara berdamai,” katanya.

    Ditambah lagi, kata SBY, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga bersikeras untuk tetap mencaplok negara Palestina. Maka dari itu, SBY berpandangan bahwa perdamaian kedua negara antara Israel dan Palestina akan buntu.

    “Jadi ini akan buntu, karena di pihak Israel juga ada garis keras yang tidak mungkin setuju dengan two state solution yaitu Benjamin Netanyahu,” ujarnya.

    Sebelumnya, SBY menegaskan bahwa masa depan dunia dari sisi perdamaian dan keamanan akan ditentukan oleh lima orang terkuat saat ini yakni Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden China Xi Jinping.

    “Saat ini, situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika Perang Iran-Israel menjadi out of control, dunia benar-benar di ambang malapetaka,” tulisnya dalam unggahan X @SBYudhoyono pada Kamis (19/6/2025).

    Untuk itu, ayah dari Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini berharap kelima pemimpin tersebut diberikan kearifan jiwa dan kejernihan pikiran oleh Tuhan dalam mengambil keputusan serta tindakan.

    “Jangan ada salah keputusan dan miscalculation. Kalau gegabah dan salah, akan menimbulkan kematian dan kehancuran yang dahsyat di banyak bangsa dan negara,” terangnya.

  • Singgung Konflik Timur Tengah di SPIEF 2025, Prabowo: Harap Segera Capai Resolusi Damai

    Singgung Konflik Timur Tengah di SPIEF 2025, Prabowo: Harap Segera Capai Resolusi Damai

    Singgung Konflik Timur Tengah di SPIEF 2025, Prabowo: Harap Segera Capai Resolusi Damai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo
    Subianto berharap agar resolusi damai segera tercapai menyusul konflik yang semakin memanas di Timur Tengah, dengan adanya
    perang Iran-Israel
    .
    Hal itu disampaikan Prabowo di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbicara dalam St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6/2025).
    “Kami sangat menyesalkan munculnya dan meningkatnya konflik di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah. Kami berharap semua pihak dapat mencapai resolusi damai sesegera mungkin,” kata Prabowo, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat.
    Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga mengajak semua negara untuk bersama mewujudkan perdamaian dunia.
    “Bagi kami, dunia dan planet ini semakin kecil. Kami akan bekerja sama dengan Anda untuk menciptakan kolaborasi perdamaian dan hidup berdampingan secara damai dengan semua negara,” ujarnya.
    Selain itu, Prabowo juga sempat menegaskan bahwa Indonesia memiliki prinsip untuk memiliki teman sebanyak mungkin.
    Sebab, dia meyakini bahwa kolaborasi merupakan jalan untuk mencapai kesejahteraan.

    “1.000 teman itu terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Kami ingin berteman dengan semuanya,” ujar Prabowo.
    Untuk diketahui,
    SPIEF 2025
    mengusung tema “Shared Values as the Foundation of Growth in a Multipolar World” yang menekankan pentingnya nilai-nilai bersama dalam pembangunan ekonomi global di tengah pergeseran kekuatan dunia.
    Sesi pleno SPIEF juga akan dihadiri oleh sejumlah tokoh internasional, termasuk Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile, Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang, serta Penasihat Keamanan Nasional Bahrain Nasser bin Hamad Al Khalifa.
    Sementara itu, konflik di Timur Tengah semakin memanas, dipicu dengan perang antara Iran dan Israel.
    Konflik ini dipicu oleh serangan Israel pada Jumat, 13 Juni 2025. Serangan Israel tersebut menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
    Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu, 14 Juni 2025, yang merusak fasilitas ekonomi Israel
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Bertemu Putin, Legislator Nilai Bukti RI Jadi Kekuatan Non-Blok

    Prabowo Bertemu Putin, Legislator Nilai Bukti RI Jadi Kekuatan Non-Blok

    Jakarta

    Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menyikapi pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangkaian Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025. Amelia menilai kehadiran Prabowo di Rusia sebagai bentuk posisi tawar Indonesia dalam percaturan global.

    “Apresiasi mendalam atas langkah diplomasi aktif yang dilakukan Presiden Prabowo. Pertemuan bilateral ini tidak hanya mempererat hubungan Indonesia-Rusia, tetapi juga memperluas peluang kerja sama konkret di bidang pertahanan, energi, dan ketahanan pangan dalam kerangka multipolar yang inklusif,” kata Amelia kepada wartawan, Jumat (20/6/2025).

    Amelia menyebut posisi Indonesia sudah tepat tak berpihak kepada blok manapun. Amelia berharap RI bisa terus menghubungkan atau mendamaikan pihak-pihak yang berseberangan.

    “Di tengah rivalitas global antara blok ekonomi tradisional seperti G7 dan kekuatan baru seperti BRICS, Indonesia tetap konsisten memposisikan diri sebagai kekuatan non-blok yang menjembatani kepentingan global secara adil dan seimbang,” ujar Amelia.

    “Indonesia bukan sekadar bagian dari arsitektur geopolitik baru, tetapi juga memainkan peran sebagai bridge-builder dan rule-shaper dalam menciptakan tatanan dunia yang damai, adil, dan berkelanjutan,” katanya.

    Legislator NasDem ini berharap pertemuan Prabowo dengan Putin mampu menghasilkan keputusan konkret. Komisi I DPR dikatakan akan terus mengawal politik RI yang bebas aktif.

    “Komisi I DPR RI akan terus mengawal kebijakan luar negeri Indonesia agar tetap teguh pada politik bebas aktif, berorientasi pada perdamaian dunia, dan kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

    Adapun Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kota St. Petersburg dan menandatangani deklarasi “kemitraan strategis”. Prabowo mengatakan pertemuannya dengan Putin berlangsung dengan intens dan produktif dalam bidang ekonomi, kerja sama teknis, dan lainnya.

    (dwr/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Respons SBY saat RI Ditawari Bangun Hubungan Diplomatik dengan Israel

    Respons SBY saat RI Ditawari Bangun Hubungan Diplomatik dengan Israel

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku pernah ditawari agar Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel demi kebaikan negara Palestina.

    SBY mengatakan bahwa tawaran tersebut ditawarkan seseorang melalui sambungan telepon langsung kepada dirinya. Namun SBY menegaskan dirinya langsung menolak tawaran menjalin diplomasi dengan Israel mengingat perbuatannya terhadap negara Palestina.

    “Selama Palestina belum menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, tidak mungkin bagi Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel,” tutur SBY di kanal Youtube Gita Wirjawan yang diakses Jumat (20/6/2025).

    SBY mengatakan bahwa tawaran tersebut terjadi sewaktu dirinya masih jadi Presiden ke-6. Menurut SBY, jika dirinya menerima tawaran tersebut, maka bakal terjadi kontra produktif di Indonesia.

    “Nanti bisa tambah rumit di dalam negeri dan bisa terjadi benturan pendapat yang luar biasa,” katanya.

    Selain itu, menurut SBY negara lain yang mayoritas muslim di luar Indonesia pasti juga akan salah paham jika SBY terima tawaran tersebut.

    “Mungkin negara Islam bisa salah paham. Jadi kita tetap berpikir positif, jadi jangan sampai ada perang baru di Timur Tengah,” ujarnya.

    Masa Depan Dunia di Tangan 5 Pemimpin Negara

    Secara terpisah, SBY turut menyuarakan pendapatnya terkait kondisi global saat ini. Menurutnya, masa depan dunia dari sisi perdamaian dan keamanan akan ditentukan oleh lima orang terkuat saat ini.

    Mengutip unggahan X @SBYudhoyono pada Kamis (19/6/2025), SBY menyebut kelima orang ini adalah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Selanjutnya, imbuhnya, tiga orang yang lebih kuat lagi adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden China Xi Jinping.

    “Saat ini, situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika Perang Iran-Israel menjadi out of control, dunia benar-benar di ambang malapetaka,” tulisnya dalam unggahan tersebut.

    Sebab itu, ayah dari Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini berharap kelima pemimpin tersebut diberikan kearifan jiwa dan kejernihan pikiran oleh Tuhan dalam mengambil keputusan serta tindakan.

    “Jangan ada salah keputusan dan miscalculation. Kalau gegabah dan salah, akan menimbulkan kematian dan kehancuran yang dahsyat di banyak bangsa dan negara,” terangnya.

    SBY menyoroti bahwa sejarah mencatat, banyak peperangan yang terjadi karena ego dan ambisi para pemegang kekuasaan (power holders). 

    Meskipun dia juga menyebut bahwa dari abad ke abad pasti selalu ada pemimpin yang sangat gemar berperang atau warlike leaders. Padahal, menurutnya sejatinya manusia sedunia lebih mencintai kedamaian dan perdamaian.

    “Perang besar, apalagi Perang Dunia ke-3, masih bisa dicegah. Harus bisa dicegah. Waktu dan jalan masih ada,” tutupnya.

  • Video: RI-Rusia Kerja Sama Nuklir – Alasan Trump Tunda Blokir Tiktok

    Video: RI-Rusia Kerja Sama Nuklir – Alasan Trump Tunda Blokir Tiktok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subiantomelakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, SaintPetersburg Rusia. Dalam pertemuan itu, ada beberapa kerja sama yang disepakati antara kedua negara.

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi memperpanjang batas penegakan hukum untuk menentukan nasib Tiktok di negeri Paman Sam, pada Kamis 19 Juni waktu setempat.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).

  • Danantara dan RDIF Bentuk Dana Investasi Bersama Senilai Rp37,8 triliun, Untuk Apa?

    Danantara dan RDIF Bentuk Dana Investasi Bersama Senilai Rp37,8 triliun, Untuk Apa?

    PIKIRAN RAKYAT – Danantara, yang merupakan perusahaan holding investasi asal Indonesia, baru saja telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Russian Direct Investment Fund (RDIF) untuk mendirikan dana investasi bersama senilai 2 miliar Euro, atau sekitar Rp37,8 triliun.

    CEO Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa kesepakatan yang bertempat di lobi Hotel Taleon, St. Petersburg, Rusia, pada Jumat, 20 Juni 2025 ini ialah sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan ekonomi strategis antara RI dan Rusia.

    “Salah satu kesepakatan yang kami tandatangani kemarin adalah antara Danantara dengan RDIF, di mana kami sepakat untuk membentuk joint fund sekitar 2 miliar Euro,” ujar Rosan, dilansir PikiranRakyat.com dari Antara, Jumat, 20 Juni 2025.

    Rosan menjelaskan bahwa dana patungan ini akan diprioritaskan untuk berinvestasi pada sektor-sektor kunci seperti energi terbarukan, infrastruktur digital, kecerdasan buatan (AI), dan mineral kritis.

    Tambahnya, beberapa potensi investasi tersebut, yakni di bidang bauksit, alumina, aluminium, dan hilirisasi. Lanjut Rosan, bahkan dari Rusia langsung mengirimkan tim untuk bertemu dengan pihak Danantara pada Minggu depan.

    Selain sektor-sektor yang sudah disebutkan, ada juga potensi kerja sama yang mencakup pengembangan industri galangan kapal yang memanfaatkan energi listrik dan tenaga surya. Rosan menyebutkan bahwa teknologi perkapalan ramah lingkungan milik mitra Rusia ini sudah banyak digunakan di berbagai perairan, baik sungai maupun laut.

    Rosan juga mengindikasikan bahwa operasional awal dana investasi ini akan segera dimulai. “Kami juga akan segera menyelesaikan finalisasi, dan saya yakin paling lama dalam sebulan sudah rampung,” katanya dengan optimis.

    Dalam pengembangan Dana Investasi yang dikelola Danantara, Rosan mengimbuhkan, pihaknya juga menjalin kemitraan serupa dengan investor lain, yakni dari Tiongkok, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

    “Kami baru saja membentuk dana bersama 1 miliar dolar AS dengan Tiongkok, dan saya akan segera ke Arab Saudi untuk bertemu dengan PIAF (Public Investment Fund),” ungkap Rosan.

    Menanggapi penggunaan mata uang Euro dalam kerja sama dengan Rusia, Rosan menuturkan bahwa hal itu merupakan kesepakatan bersama kedua belah pihak, disesuaikan dengan preferensi investor dari Rusia.

    Kerja Sama Nuklir dengan Rusia untuk Pembangunan SMR 500 Megawatt

    Pemerintah Indonesia sedang serius mengkaji rencana kolaborasi dengan Rusia dalam pengembangan energi nuklir, khususnya melalui pembangunan Small Modular Reactor (SMR) dengan kapasitas 500 megawatt.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menyampaikan dari St. Petersburg, Rusia, Jumat, 20 Juni 2025, bahwa kerja sama ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

    “Untuk nuklir, kita memang memulai dengan studi kelayakan. Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) kita, memang ada rencana pembangunan nuklir hingga 500 megawatt,” jelas Airlangga.

    Menko Airlangga menegaskan bahwa studi ini merupakan langkah fundamental untuk menyiapkan landasan teknologi dan kerangka regulasi. Hal ini penting guna mendukung pengembangan energi nuklir yang aman dan berkelanjutan di masa depan. Disebutkan pula bahwa reaktor modular skala kecil dianggap lebih efisien dan fleksibel dibandingkan dengan pembangkit nuklir konvensional.

    Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam bidang energi nuklir untuk tujuan damai. Kolaborasi ini direncanakan mencakup berbagai sektor, termasuk kesehatan, pertanian, dan pengembangan sumber daya manusia.

    Pernyataan Putin disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Moskow, Kamis, 19 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga membahas penguatan kemitraan strategis di sektor energi, termasuk energi terbarukan dan teknologi nuklir.

    Dengan pengalaman dan teknologi canggih di bidang nuklir sipil, Rusia dianggap sebagai mitra potensial yang dapat mendukung upaya Indonesia dalam mencapai bauran energi bersih serta pengurangan emisi karbon secara bertahap.***

  • Prabowo Jadi Tamu Utama di Rusia, Anggota DPR: Posisi Tawar Indonesia Meningkat

    Prabowo Jadi Tamu Utama di Rusia, Anggota DPR: Posisi Tawar Indonesia Meningkat

    Prabowo Jadi Tamu Utama di Rusia, Anggota DPR: Posisi Tawar Indonesia Meningkat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Anggota Komisi I DPR Fraksi Nasdem Amelia Anggraini menilai, pertemuan antara Presiden RI
    Prabowo Subianto
    dan Presiden Rusia
    Vladimir Putin
    dalam rangkaian Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF) 2025 adalah momen strategis.
    Amelia mengatakan, posisi Prabowo sebagai tamu utama dalam forum tersebut menandakan bahwa posisi tawar Indonesia dalam percaturan global kini meningkat.
    “Kehadiran Presiden Prabowo sebagai tamu utama dalam forum internasional tersebut mencerminkan meningkatnya posisi tawar Indonesia dalam percaturan global, terutama pasca keanggotaan penuh Indonesia di BRICS. Apresiasi mendalam atas langkah diplomasi aktif yang dilakukan Presiden Prabowo,” ujar Amelia, Jumat (20/6/2025).
    Amelia memaparkan, pertemuan Pabowo dan Putin tidak hanya mempererat hubungan Indonesia-Rusia, tetapi juga memperluas peluang kerja sama konkret di bidang pertahanan, energi, dan ketahanan pangan dalam kerangka multipolar yang inklusif.
    Terlebih, di tengah rivalitas global antara blok ekonomi tradisional seperti G7 dan kekuatan baru seperti BRICS, Indonesia tetap konsisten memposisikan diri sebagai kekuatan non-blok.
    Politikus Partai Nasdem ini menilai, Indonesia terus menjembatani kepentingan global secara adil dan seimbang.
    “Indonesia bukan sekadar bagian dari arsitektur geopolitik baru, tetapi juga memainkan peran sebagai
    bridge-builder
    dan
    rule-shaper
    dalam menciptakan tatanan dunia yang damai, adil, dan berkelanjutan,” kata dia.
    Amelia pun berharap kunjungan dan pembicaraan strategis Prabowo bersama Putin dapat ditindaklanjuti dalam kerja sama konkret yang berpihak pada kepentingan nasional dan prinsip kemandirian bangsa.
    “Komisi I DPR RI akan terus mengawal kebijakan luar negeri Indonesia agar tetap teguh pada politik bebas aktif, berorientasi pada perdamaian dunia, dan kesejahteraan rakyat,” ujar dia.
    Diketahui, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan menjadi pembicara utama dalam The 28th St Petersburg International Economic Forum (
    SPIEF 2025
    ) yang digelar pada Jumat (20/6/2025) di Kota St Petersburg, Rusia.
    Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi kehadiran Prabowo dalam sesi pleno utama forum tersebut.
    “Kami berterima kasih kepada Bapak Presiden atas penerimaan undangan kami dan atas pidatonya yang akan disampaikan pada sesi pleno forum besok,” ujar Putin dalam siaran YouTube Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin.
    SPIEF 2025 tahun ini mengusung tema ”
    Shared Values as the Foundation of Growth in a Multipolar World
    ” yang menekankan pentingnya nilai-nilai bersama dalam pembangunan ekonomi global di tengah pergeseran kekuatan dunia.
    Sesi pleno SPIEF juga akan dihadiri oleh sejumlah tokoh internasional, termasuk Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile, Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang, serta Penasihat Keamanan Nasional Bahrain Nasser bin Hamad Al Khalifa.
    Penasihat Kepresidenan Rusia Yury Ushakov menjelaskan bahwa forum akan dibuka dengan pidato Presiden Vladimir Putin yang menyinggung situasi politik dan ekonomi global, serta hubungan Rusia dengan mitra strategis internasional.
    Setelah Putin, Presiden Prabowo dan pembicara lainnya akan menyampaikan pandangan mereka dalam agenda tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gebrakan Baru Bahlil, Jajaki Rusia Garap Proyek Migas

    Gebrakan Baru Bahlil, Jajaki Rusia Garap Proyek Migas

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan langkah strategis dengan menjajaki kerja sama proyek minyak dan gas bumi (migas) bersama Rusia.

    Inisiatif ini berlangsung saat Bahlil mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke Saint Petersburg, Rusia.

    Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, Bahlil menyampaikan harapan agar Rusia dapat terlibat langsung dalam eksplorasi migas di Indonesia.

    “Kami mengundang mitra-mitra strategis Rusia untuk terlibat dalam eksplorasi lapangan (migas) baru dan temuan cadangan gas di lepas pantai,” kata Bahlil dalam keterangannya yang dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.

    Sektor energi menjadi salah satu fokus utama dalam pembahasan kerja sama kedua negara, terutama dalam pengembangan gas alam cair (LNG) dan pasokan minyak.

    Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung target ambisius pemerintahan Prabowo dalam mencapai swasembada energi.

    Rusia Tawarkan Modernisasi Infrastruktur Migas RI

    Sebagai bentuk komitmen, Rusia menawarkan modernisasi infrastruktur migas Indonesia. Upaya ini akan difokuskan pada penerapan teknologi canggih untuk mengoptimalkan produksi dari ladang minyak tua yang selama ini kurang produktif.

    “Kami bersedia memodernisasi infrastruktur supaya mendongkrak produksi minyak dari ladang tua,” ujar Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers,

    Rencana kolaborasi ini membuka peluang untuk meningkatkan lifting minyak dan gas nasional, sekaligus menarik investasi teknologi tinggi ke sektor energi Indonesia.

    Selain proyek migas, Indonesia dan Rusia juga telah menjalin kerja sama di berbagai bidang energi lainnya, mulai dari batu bara, ketenagalistrikan, energi baru dan terbarukan (EBT), hingga efisiensi energi.

    Salah satu proyek besar yang tengah dipersiapkan adalah pembangunan kilang minyak dan kompleks petrokimia di Jawa Timur, sebagai simbol kolaborasi jangka panjang kedua negara.

    Dengan model kolaborasi ini, Pemerintah Indonesia berharap dapat menciptakan fondasi kuat untuk pengembangan proyek migas di masa depan, sekaligus mengakselerasi pertumbuhan industri energi nasional. ****