Tag: Vladimir Putin

  • Trump-Putin Akan Bertemu, Pemimpin Eropa Desak Tekanan Lebih Besar ke Rusia

    Trump-Putin Akan Bertemu, Pemimpin Eropa Desak Tekanan Lebih Besar ke Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, AS pada Jumat pekan depan. Para pemimpin Eropa mendesak ‘tekanan’ yang lebih besar ke Rusia untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia.

    “Hanya pendekatan yang menggabungkan diplomasi aktif, dukungan untuk Ukraina, dan tekanan pada Federasi Rusia untuk mengakhiri perang ilegal yang dapat berhasil,” demikian kata pemimpin Eropa dalam pernyataan bersama, Minggu (10/8/2025).

    Pernyataan pemimpin Eropa itu ditandatangani oleh Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Inggris, Finlandia, dan Ketua Komisi Uni Eropa Ursula Von Der Leyen.

    Para pemimpin negara Eropa sejatinya menyambut baik upaya Trump dan mengaku siap membantu secara diplomatis, dengan mempertahankan dukungan untuk Ukraina, serta dengan menegakkan dan memberlakukan langkah-langkah pembatasan terhadap Rusia.

    “Jalur kontak saat ini harus menjadi titik awal negosiasi”, demikian pernyataan bersama pemimpin Eropa tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Para pemimpin Eropa itu juga mengatakan, sebuah resolusi “harus melindungi kepentingan keamanan vital Ukraina dan Eropa”. Mereka juga menegaskan perlunya jaminan keamanan yang kuat dan kredibel yang memungkinkan Ukraina untuk secara efektif mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial.

    Para penasihat keamanan nasional dari sekutu Kyiv termasuk Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, dan Inggris sebelumnya berkumpul di Inggris pada hari Sabtu untuk menyelaraskan pandangan mereka menjelang KTT Putin-Trump.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, setelah panggilan telepon dengan Zelensky, Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz, mengatakan “masa depan Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa Ukraina” dan bahwa Eropa juga harus dilibatkan dalam negosiasi.

    Sebelumnya, pada Jumat (8/8) waktu setempat, Trump mengumumkan akan menggelar pertemuan dengan Putin pada hari Jumat (15/9) mendatang di Alaska. Trump mengatakan bahwa “akan ada pertukaran wilayah demi kebaikan Ukraina dan Rusia”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    KTT Alaska pada 15 Agustus nanti akan menjadi yang pertama antara presiden AS dan Rusia yang sedang menjabat sejak mantan presiden AS Joe Biden bertemu Putin di Jenewa, Swiss pada Juni 2021.

    Trump dan Putin terakhir kali bertemu pada tahun 2019 di sebuah pertemuan puncak G20 di Jepang selama masa jabatan pertama Trump. Kedua pemimpin telah berbicara melalui telepon beberapa kali sejak Januari lalu.

    Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengingatkan bahwa “keputusan tanpa Ukraina” tidak akan membawa perdamaian. Dia juga menolak menyerahkan wilayah kepada Rusia.

    “Rakyat Ukraina tidak akan menyerahkan tanah mereka kepada penjajah,” tulisnya di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025). Hal ini disampaikannya seiring Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap untuk mengadakan pertemuan minggu depan di Alaska, AS guna membahas perdamaian di Ukraina.

    (yld/gbr)

  • Trump Bertemu Putin di Alaska pada 15 Agustus Pekan Depan

    Trump Bertemu Putin di Alaska pada 15 Agustus Pekan Depan

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk merundingkan akhir perang di Ukraina pada Jumat, 15 Agustus di Alaska.

    Trump membuat pengumuman tersebut di media sosial setelah mengatakan kedua belah pihak, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat menyelesaikan konflik tiga setengah tahun tersebut, yang dapat mengharuskan Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayahnya.

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat, 8 Agustus, Trump mengisyaratkan kesepakatan akan melibatkan pertukaran wilayah.

    “Akan ada pertukaran wilayah untuk kebaikan keduanya,” kata presiden dari Partai Republik tersebut dilansir Reuters.

    Dalam pidato malamnya kepada rakyat, Zelenskyy mengatakan gencatan senjata dapat dicapai selama tekanan yang memadai diberikan kepada Rusia.

    Presiden Ukraina mengatakan telah melakukan lebih dari belasan percakapan dengan para pemimpin berbagai negara dan timnya terus berkomunikasi dengan Amerika Serikat.

    Sementara Putin mengklaim empat wilayah Ukraina – Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson – serta semenanjung Laut Hitam Krimea, yang dianeksasinya pada tahun 2014. Pasukannya tidak sepenuhnya menguasai seluruh wilayah di keempat wilayah tersebut.

    Sebelumnya, Bloomberg News melaporkan para pejabat AS dan Rusia sedang mengupayakan kesepakatan yang akan mengunci pendudukan Moskow atas wilayah yang direbut selama invasi militernya.

    Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan berita Bloomberg tersebut hanyalah spekulasi. Seorang juru bicara Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar.

    Ukraina sebelumnya telah mengisyaratkan kesediaan untuk bersikap fleksibel dalam upaya mengakhiri perang yang telah menghancurkan kota-kotanya dan menewaskan banyak tentara dan warganya.

    Namun, menerima hilangnya sekitar seperlima wilayah Ukraina akan menyakitkan dan menantang secara politis bagi Zelenskiy dan pemerintahannya.

    Tyson Barker, mantan wakil khusus Departemen Luar Negeri AS untuk pemulihan ekonomi Ukraina, mengatakan proposal perdamaian sebagaimana diuraikan dalam laporan Bloomberg akan segera ditolak oleh Ukraina.

    “Yang terbaik yang bisa dilakukan Ukraina adalah tetap teguh pada keberatan dan persyaratan mereka untuk penyelesaian yang dinegosiasikan, sambil menunjukkan rasa terima kasih mereka atas dukungan Amerika,” kata Barker, seorang peneliti senior di Atlantic Council.

    Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, menurut Bloomberg, Rusia akan menghentikan serangannya di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di sepanjang garis pertempuran saat ini.

  • 6 Fakta Petemuan Trump dan Putin, Nasib Ukraina Bakal Ditentukan

    6 Fakta Petemuan Trump dan Putin, Nasib Ukraina Bakal Ditentukan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggelar pertemuan puncak di Alaska pada 15 Agustus. KTT ini diharapkan menjadi langkah besar menuju penghentian perang Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

    Trump sebelumnya telah menghabiskan bulan-bulan pertamanya menjabat untuk mencoba menengahi perdamaian, setelah sesumbar bahwa ia dapat mengakhiri perang dalam 24 jam. Namun beberapa putaran perundingan damai, panggilan telepon, dan kunjungan diplomatik gagal menghasilkan terobosan.

    Berikut fakta-fakta terkait rencana pertemuan kedua kepala negara tersebut:

    Lokasi Pertemuan

    Trump mengumumkan KTT akan digelar di Alaska pada 15 Agustus melalui Truth Social, yang kemudian dikonfirmasi Kremlin.

    “Mereka ingin bertemu dengan saya, saya akan melakukan apa pun untuk menghentikan pembunuhan itu,” kata Trump.

    Ia juga menyebut akan ada “pertukaran wilayah untuk kebaikan” Ukraina dan Rusia, namun tanpa merinci lebih lanjut. Kremlin menilai lokasi ini “cukup logis” untuk pertemuan kedua pemimpin.

    Mengapa Alaska?

    Alaska adalah wilayah yang dibeli AS dari Rusia pada 1867 dan terletak dekat dengan Rusia, hanya dipisahkan oleh Selat Bering. Ajudan Kremlin Yuri Ushakov mengatakan wilayah ini memiliki potensi kerja sama ekonomi besar.

    “Namun, tentu saja, para presiden akan fokus membahas opsi penyelesaian damai jangka panjang atas krisis Ukraina,” ujarnya. Ushakov menambahkan, Putin berharap pertemuan berikutnya dapat digelar di Rusia.

    Hambatan Lokasi

    Rencana KTT ini dibatasi oleh surat perintah penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Putin, yang membuatnya sulit bepergian ke negara anggota ICC. Sebelumnya, muncul kandidat lokasi lain seperti Uni Emirat Arab, Turki, China, atau India, namun akhirnya Alaska dipilih.

    Keterlibatan Zelensky

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendorong agar KTT ini menjadi pertemuan tiga pihak. Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, mengusulkan format tersebut saat bertemu Putin pekan ini, namun Moskow menolak.

    Dalam perundingan di Istanbul pada Juni lalu, Rusia menegaskan pertemuan Putin-Zelensky hanya bisa dilakukan pada tahap akhir negosiasi setelah ada kesepakatan prinsip perdamaian.

    Sejarah Pertemuan Putin-Trump

    Trump dan Putin terakhir kali bertemu pada KTT G20 di Jepang pada 2019. Pertemuan sebelumnya di Helsinki pada 2018 menuai kritik karena Trump dinilai membela Putin terkait temuan intelijen AS mengenai campur tangan Rusia dalam Pemilu AS.

    Terakhir kali Putin bertemu presiden AS di wilayah AS adalah saat berunding dengan Barack Obama pada Sidang Umum PBB 2015.

    Posisi Negosiasi Saat Ini

    Rusia menuntut Ukraina menarik pasukan dari empat wilayah yang dianeksasi, bersikap netral, tidak bergabung dengan NATO, dan menolak bantuan militer Barat. Sementara Ukraina menegaskan tidak akan mengakui klaim Rusia atas wilayahnya, namun siap mengembalikan wilayah tersebut melalui diplomasi. Kyiv uga meminta jaminan keamanan dari Barat, termasuk pengerahan pasukan penjaga perdamaian.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump-Putin Akan Ketemuan Bahas Ukraina, Zelensky Ingatkan Ini!

    Trump-Putin Akan Ketemuan Bahas Ukraina, Zelensky Ingatkan Ini!

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan bahwa “keputusan tanpa Ukraina” tidak akan membawa perdamaian. Dia juga menolak menyerahkan wilayah kepada Rusia.

    “Rakyat Ukraina tidak akan menyerahkan tanah mereka kepada penjajah,” tulisnya di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025). Hal ini disampaikannya seiring Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap untuk mengadakan pertemuan minggu depan di Alaska, AS guna membahas perdamaian di Ukraina.

    “Keputusan apa pun yang berlawanan dengan kami, keputusan apa pun tanpa Ukraina, juga merupakan keputusan yang menentang perdamaian. Keputusan itu tidak akan mencapai apa pun,” tegas Zelensky, seraya menambahkan bahwa perang “tidak dapat diakhiri tanpa kami, tanpa Ukraina”.

    Zelensky mengatakan Ukraina “siap untuk keputusan nyata yang dapat membawa perdamaian”, tetapi mengatakan itu harus menjadi “perdamaian yang bermartabat”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Puluhan ribu orang telah tewas sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, dengan jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

    Tiga putaran negosiasi antara Rusia dan Ukraina tahun ini gagal membuahkan hasil, dan masih belum jelas apakah pertemuan Trump dan Putin pekan depan akan membawa perdamaian lebih dekat.

    Putin sebelumnya telah menolak berbagai seruan dari Amerika Serikat, Eropa, dan Ukraina untuk gencatan senjata.

    Ia juga mengesampingkan kemungkinan mengadakan pembicaraan dengan Zelensky pada tahap ini, sebuah pertemuan yang menurut presiden Ukraina tersebut diperlukan untuk mencapai kemajuan dalam kesepakatan.

    Pada Jumat (8/8) waktu setempat, Trump mengumumkan akan menggelar pertemuan dengan Putin pada hari Jumat (15/9) mendatang di Alaska. Trump mengatakan bahwa “akan ada pertukaran wilayah demi kebaikan Ukraina dan Rusia”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    KTT Alaska pada 15 Agustus nanti akan menjadi yang pertama antara presiden AS dan Rusia yang sedang menjabat sejak mantan presiden AS Joe Biden bertemu Putin di Jenewa, Swiss pada Juni 2021.

    Trump dan Putin terakhir kali bertemu pada tahun 2019 di sebuah pertemuan puncak G20 di Jepang selama masa jabatan pertama Trump. Kedua pemimpin telah berbicara melalui telepon beberapa kali sejak Januari lalu.

    Lihat juga Video ‘Drone Ukraina Hantam Stasiun Kereta Api Rusia’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Fix! Trump-Putin Akan Ketemuan di Alaska Bahas Ukraina

    Fix! Trump-Putin Akan Ketemuan di Alaska Bahas Ukraina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, AS. Trump mengisyaratkan bahwa kesepakatan antara Moskow dan Kyiv untuk mengakhiri perang di Ukraina dapat melibatkan pertukaran wilayah.

    Kremlin kemudian mengonfirmasi pertemuan puncak tersebut, menyebut lokasi tersebut “cukup logis.”

    “Para presiden sendiri pasti akan fokus membahas opsi-opsi untuk mencapai penyelesaian damai jangka panjang atas krisis Ukraina,” kata pejabat Kremlin, Yuri Ushakov, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram pada Jumat (8/8) waktu setempat, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025).

    Puluhan ribu orang telah tewas sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, dengan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

    “Pertemuan yang sangat dinantikan antara saya, sebagai Presiden Amerika Serikat, dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia, akan berlangsung Jumat depan, 15 Agustus 2025, di Negara Bagian Alaska,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

    Sebelumnya, ia mengatakan di Gedung Putih bahwa “akan ada pertukaran wilayah demi kebaikan” Ukraina dan Rusia, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    “Pertemuan yang sangat dinantikan antara saya, sebagai Presiden Amerika Serikat, dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia, akan berlangsung Jumat depan, 15 Agustus 2025, di Negara Bagian Alaska,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

    Sebelumnya, ia mengatakan di Gedung Putih bahwa “akan ada pertukaran wilayah demi kebaikan” Ukraina dan Rusia, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Putin mengadakan konsultasi pada hari Jumat (8/8) waktu setempat dengan para pemimpin China dan India menjelang pertemuan puncak dengan Trump.

    Sebelumnya, tiga putaran negosiasi antara Rusia dan Ukraina gagal membuahkan hasil, dan masih belum jelas apakah pertemuan puncak akan membawa perdamaian lebih dekat.

    Putin telah menolak berbagai seruan dari Amerika Serikat, Eropa, dan Ukraina untuk gencatan senjata.

    Ia juga mengesampingkan kemungkinan mengadakan perundingan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada tahap ini, sebuah pertemuan yang menurut Zelensky diperlukan untuk mencapai kemajuan dalam kesepakatan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Trump-Putin Segera Bertemu, Zelenskyy Telepon Prancis-Jerman

    Trump-Putin Segera Bertemu, Zelenskyy Telepon Prancis-Jerman

    JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump akan bertemu dalam beberapa hari mendatang.

    Pengumuman ini muncul sehari setelah utusan Trump, Steve Witkoff, mengadakan pembicaraan selama tiga jam dengan Putin di Moskow.

    Trump sebelumnya mengancam sanksi baru terhadap Rusia dan negara-negara yang membeli ekspornya mulai hari Jumat kecuali Putin setuju untuk mengakhiri konflik 3-1/2 tahun, yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

    Pada Rabu, Trump mengenakan tarif yang lebih tinggi terhadap India karena membeli minyak Rusia dan mengatakan bea tambahan serupa mungkin akan diberlakukan terhadap Tiongkok, pembeli utama minyak mentah Rusia lainnya.

    Belum jelas apakah ia akan mengumumkan langkah lebih lanjut setelah batas waktu yang ditetapkan pada Jumat berakhir.

    Penasihat Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan Rusia dan AS telah sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak Putin-Trump “dalam beberapa hari mendatang”.

    Putin dalam pertemuan dengan presiden Uni Emirat Arab, mengatakan UEA akan menjadi tempat yang “sepenuhnya cocok” untuk pertemuan tersebut, tetapi tidak mengonfirmasi negara Teluk tersebut akan menjadi tuan rumah.

    Tidak ada pertemuan puncak antara pemimpin AS dan Rusia sejak Putin dan Joe Biden bertemu di Jenewa pada Juni 2021.

    Rusia berperang di Ukraina pada Februari 2022, dengan alasan ancaman terhadap keamanannya sendiri dan menjerumuskan hubungan ke dalam krisis yang mendalam.

    Kyiv dan sekutu Baratnya menggambarkan invasi tersebut sebagai perampasan tanah ala kekaisaran.

    Trump telah bergerak untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia dan mencoba mengakhiri perang, meskipun dalam komentar publiknya ia tampak antara mengagumi dan mengkritik tajam Putin.

    Indeks pasar saham utama Rusia, MOEX, naik hingga 5% setelah berita tersebut, level tertingginya dalam dua bulan. Rubel mencapai level tertinggi dalam dua minggu terhadap dolar AS dan yuan China.

    “Saham Rusia sedang melonjak. Investor berharap pertemuan (Trump-Putin) akan menjadi langkah menuju normalisasi situasi geopolitik,” kata analis Alfa Bank dalam catatan.

    Seorang pejabat Gedung Putih juga mengatakan Trump dapat bertemu Putin paling cepat minggu depan.

    The New York Times melaporkan Trump memberi tahu para pemimpin Eropa melalui panggilan telepon dia bermaksud bertemu dengan Putin dan kemudian menindaklanjutinya dengan pertemuan trilateral yang melibatkan pemimpin Rusia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    Para pemimpin Ukraina dan Eropa telah lama mengkhawatirkan Trump dapat bersekutu dengan Putin untuk memaksakan kesepakatan terhadap Zelenskyy yang akan sangat merugikan Kyiv.

    Zelenskyy berbicara pada Kamis, 7 Agustus, dengan para pemimpin Prancis dan Jerman serta dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan mengatakan bahwa Eropa harus terlibat dalam proses perdamaian.

    “Perang sedang terjadi di Eropa, dan Ukraina merupakan bagian integral dari Eropa – kami sudah bernegosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa. Oleh karena itu, Eropa harus menjadi peserta dalam proses yang relevan,” ujarnya pada X dilansir Reuters, Kamis, 7 Agustus.

    Zelenskyy mengatakan perang harus diakhiri dengan “perdamaian yang bermartabat”, dan penyelesaian apa pun yang dicapai akan membentuk lanskap keamanan Eropa selama beberapa dekade mendatang.

    Menurutnya, Rusia masih belum menyatakan siap untuk gencatan senjata.

    “Dalam waktu dekat harus ditunjukkan konsekuensi apa yang akan terjadi jika Rusia terus memperpanjang perang dan mengganggu upaya konstruktif,” kata Zelenskyy.

    Mykola Bielieskov dari Institut Nasional untuk Studi Strategis di Kyiv mengatakan tawaran Putin untuk bertemu dengan Trump sama saja dengan memberinya hadiah tanpa imbalan apa pun. Hal ini, katanya, memberi Rusia “kesan keluar dari isolasi dan berbicara secara setara”.

    Ia mengatakan Kremlin akan terus mengulur waktu, menggunakan fakta pertemuan tersebut sebagai bukti keterbukaan terhadap negosiasi tanpa konsesi apa pun.

    Zelenskyy mengatakan berbagai kemungkinan format pertemuan bilateral dan trilateral telah dibahas dengan Trump dan sekutu Ukraina di Eropa.

    “Ukraina tidak takut dengan pertemuan dan mengharapkan pendekatan berani yang sama dari pihak Rusia,” kata Presiden Ukraina.

  • Trump Akan Bertemu Putin Bahas Perang Ukraina, Zelensky Diajak?

    Trump Akan Bertemu Putin Bahas Perang Ukraina, Zelensky Diajak?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas tentang Ukraina. Akankah Trump mengajak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky?

    Dilansir AFP, Jumat (8/8/2025), Trump mengatakan tetap akan bertemu Putin meskipun Putin belum mau duduk bersama dengan Zelensky. Diketahui, pertemuan Putin-Zelensky adalah syarat munculnya diskusi tersebut, Trump sempat memberi tenggat waktu kepada Moskow bertemu dengan Zelensky untuk mencapai gencatan senjata atau memberikan sanksi kepada Rusia.

    “Itu terserah (Putin), kita lihat saja apa yang akan dia katakan,” kata Trump ketika ditanya wartawan mengenai ‘apakah batas waktu untuk Rusia masih berlaku atau tidak’.

    Ketika Trump ditanya apakah Putin diharuskan bertemu Zelensky sebelum pertemuan puncak, Trump hanya menjawab “Tidak”.

    Sementara itu, Kremlin mengatakan bahwa Putin akan menghadiri pertemuan dengan Trump “beberapa hari mendatang”. Tetapi, pemimpin Rusia itu pada dasarnya tidak ingin keikutsertaan Zelensky.

    Zelensky sendiri telah menyatakan bahwa ia harus terlibat dalam perundingan apapun.

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa dirinya mungkin akan bertemu dengan Putin “segera”. Hal ini dikatakan sang Presiden AS menyusul apa yang disebutnya sebagai pembicaraan yang sangat produktif di Moskow antara utusan khususnya dan sang pemimpin Rusia.

    Kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Rusia untuk berdialog dengan Putin itu dilakukan saat AS bersiap menjatuhkan sanksi-sanksi sekunder, termasuk kemungkinan terhadap China, untuk menekan Moskow agar segera mengakhiri perangnya di Ukraina.

    Potensi pertemuan puncak tersebut telah dibahas dalam percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang, menurut sumber senior di Kyiv, juga menyertakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte dan para pemimpin Inggris, Jerman serta Finlandia.

    (zap/eva)

  • Putin-Trump Bertemu Beberapa Hari Lagi, Tempat Telah Ditentukan

    Putin-Trump Bertemu Beberapa Hari Lagi, Tempat Telah Ditentukan

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengatakan bahwa pertemuan puncak antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan digelar “dalam beberapa hari mendatang”. Kremlin menyebut kedua negara telah “secara prinsip” menyepakati tempat pertemuan kedua pemimpin.

    Pertemuan ini akan menjadi yang pertama antara Presiden Rusia dan AS setelah pertemuan terakhir mantan Presiden Joe Biden dengan Putin di Jenewa, Swiss, pada Juni 2021, sebelum invasi Rusia ke Ukraina dilakukan. Pertemuan ini juga terjadi di tengah upaya Trump untuk menengahi penghentian perang di Ukraina.

    Tiga putaran perundingan langsung antara Moskow dan Kyiv gagal menghasilkan kemajuan menuju gencatan senjata, dengan kedua negara berselisih dalam tuntutan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini.

    Trump mengatakan pada Rabu (6/8) bahwa dirinya kemungkinan akan bertemu tatap muka dengan Putin “segera”. Kremlin, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), kemudian membenarkan rencana pertemuan penting itu dalam waktu dekat.

    “Atas saran pihak Amerika, kesepakatan telah dicapai secara prinsip untuk mengadakan pertemuan puncak bilateral dalam beberapa hari mendatang,” kata ajudan Kremlin, Yuri Ushakov, seperti dikutip kantor berita pemerintah Rusia.

    “Kami sekarang mulai menyusun detailnya bersama dengan rekan-rekan Amerika kami,” ucapnya.

    Kremlin juga mengatakan bahwa tempat pertemuan kedua pemimpin telah disepakati “pada prinsipnya”. Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal di mana pertemuan puncak antara Putin dan Trump itu akan digelar.

    “Pekan depan telah ditetapkan sebagai tanggal target,” imbuh Ushakov dalam pernyataannya.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    Pernyataan Kremlin soal pertemuan Putin-Trump ini disampaikan sehari setelah utusan khusus AS, Steve Witkoff, bertemu dan berdialog dengan Putin di Moskow. Witkoff, sebut Ushakov, mengusulkan pertemuan trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, namun Rusia tidak menanggapi usulan itu.

    “Pihak Rusia sama sekali tidak berkomentar mengenai opsi ini,” ujarnya.

    Zelensky kembali menyerukan pertemuan tatap muka dengan Putin, yang disebutnya sebagai satu-satunya cara untuk mencapai kemajuan menuju perdamaian.

    “Kami di Ukraina telah berulang kali mengatakan bahwa mencari solusi nyata dapat benar-benar efektif di level para pemimpin. Penting untuk menentukan waktu yang tepat untuk format seperti itu dan cakupan isu yang akan dibahas,” kata Zelensky dalam pernyataan via media sosial.

    “Yang terpenting bagi Rusia, yang memulai perang ini, adalah mengambil langkah nyata untuk mengakhiri agresinya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Zelensky Kembali Serukan Pertemuan Tatap Muka dengan Putin

    Zelensky Kembali Serukan Pertemuan Tatap Muka dengan Putin

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menyerukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang yang berkecamuk lebih dari tiga tahun terakhir. Seruan ini disampaikan setelah utusan khusus Amerika Serikat (AS) melakukan pembicaraan dengan Putin di Moskow.

    Presiden Donald Trump sebelumnya memuji pembicaraan yang dilakukan utusannya, Steve Witkoff, dan Putin sebagai pembicaraan yang “sangat produktif”. Meskipun para pejabat Washington tetap berjanji untuk menjatuhkan sanksi sekunder terhadap mitra-mitra dagang Moskow, termasuk China.

    Zelensky, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), mengatakan bahwa dirinya telah berbicara via telepon dengan Trump, dengan para pemimpin Eropa juga berpartisipasi dalam percakapan telepon itu. Trump, menurut Zelensky, mengatakan bahwa dirinya dapat bertemu dengan Putin “segera”.

    “Kami di Ukraina telah berulang kali mengatakan bahwa mencari solusi nyata dapat benar-benar efektif di level para pemimpin,” tulis Zelensky dalam pernyataan via media sosial.

    “Penting untuk menentukan waktu yang tepat untuk format seperti itu dan cakupan isu yang akan dibahas,” cetusnya.

    Zelensky sudah beberapa kali menyatakan kesiapan untuk melakukan pertemuan langsung dengan Putin, namun Kremlin menyebutnya sebagai “omong kosong”.

    Dalam pernyataan terbarunya, Zelensky menilai Rusia kini tampaknya lebih terbuka untuk gencatan senjata. Namun dia juga memperingatkan agar Ukraina dan AS untuk tidak tertipu oleh Moskow.

    “Tekanan (terhadap Rusia) tampaknya berhasil. Tetapi yang terpenting adalah mereka tidak menipu kita dalam hal detail — baik kita maupun AS,” ucapnya.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    “Ukraina pasti akan mempertahankan kemerdekaannya. Kita semua membutuhkan perdamaian yang langgeng dan dapat diandalkan. Rusia harus mengakhiri perang yang dimulainya sendiri,” tegas Zelensky dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters.

    Dikatakan juga oleh Zelensky bahwa dirinya berencana melakukan sejumlah pembicaraan sepanjang Kamis (7/8), termasuk dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz, serta para pejabat Prancis dan Italia.

    “Juga akan ada komunikasi di tingkat penasihat keamanan nasional,” ucapnya.

    “Yang terpenting bagi Rusia, yang memulai perang ini, adalah mengambil langkah nyata untuk mengakhiri agresinya,” tegas Zelensky.

    Tonton juga video “Ukraina Ngamuk! 117 Drone Serang Rusia, 40 Jet Tempur Rusak” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Presiden Peru Kunjungi Indonesia 11 Agustus 2025, Teken Perjanjian Dagang – Page 3

    Presiden Peru Kunjungi Indonesia 11 Agustus 2025, Teken Perjanjian Dagang – Page 3

    Adapun Indonesia dan Eurasia telah menyepakati skema perdagangan bebas, melalui skema Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA). Usai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuntaskannya bersama Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia, Andrey Slepnev.

    Hal itu dilakukan di sela-sela kegiatan the 28 th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025). Kesepakatan tersebut telah diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, seusai pertemuan bilateral yang dilaksanakan di Istana Konstantinovsky, St Petersburg, Rusia, pada 19 Juni 2025.

    “Saya juga menyambut sangat gembira telah disepakati antara Indonesia dan Rusia dalam peranan kita dalam Eurasian Economic Union (EAEU),” kata Prabowo beberapa waktu lalu. 

    Hal tersebut menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota EAEU, yakni Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia. Sejak diluncurkan pada Desember 2022, telah dilakukan sebanyak lima kali putaran perundingan dan berbagai pertemuan intersesi. Tim Perunding Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.